Be Your Inspiration

Friday 30 December 2016

Begasingan, Permainan Tradisional Lombok yang Masih Dipertahankan di Kota Mataram

Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana main gasing

Begasingan atau bermain gasing merupakan salah satu permainan tradisional di Lombok yang masih dipertahankan hingga saat ini. Ditengah berkembangnya permaianan dengan teknologi modern, masyarakat Lombok masih sering memainkan permaianan ini. Tidak terkecuali pada festival-festival seni yang diadakan di beberapa daerah di Lombok, salah satunya Kota Mataram.
“Permaianan ini merupakan salah satu permaianan yang sudah ada sejak dulu dan harus kita lestarikan bersama. Karena ini merupakan salah satu warisan budaya kita yang harus kita cintai bersama,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram H.Abdul Latif Nadjib, di Mataram, Jumat (25/11/2016).
Gasing merupakan salah satu alat permainan yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Permainan tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat berfungsi sebagai salah satu sarana penanaman nilai-nilai budaya.  Dahulu sebelum perkembangan teknologi pesat seperti sekarang ini, fungsi tersebut sangat efektif. Karena dapat dijadikan sebagai ajang untuk mempererat silaturahmi.
Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana melilit tali gasing untuk dimainkan.

Namun sejalan dengan perkembangan teknologi keberadaan permainan tradisional  ini mulai tergeser oleh hadirnya berbagai jenis permainan modern seperti games, playstation dan sebagainya. Sebab sebagian besar anak-anak sekarang menagnggap permainan digital itu lebih menarik.  Padahal permainan modern membentuk anak bersifat individual,  kurang kreatif, dan juga memerlukan biaya yang mahal. Oleh sebab itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram ingin menghidupkan kembali permainan tradisional tersebut dengan melakukan festival permainan rakyat.
“Permainan tradisional ini harus kita lestarikan. Meskipun banyak permainan yang berbasis teknologi modern, namun kita tidak boleh lupa bahwa kita memiliki permainan yang memiliki nilai sejarah dan tidak kalah menarik untuk disaksikan,” kata Latif.
Permainan rakyat ini juga memerlukan kosentrasi dan kemampuan khusus. Meski semua orang dapat memainkan permainan gangsing ini, namun harus diimbangi dengan kemampuan teknis tertentu. Sehingga pemain harus belajar terlebih dahulu sebelum bermain melawan pemain lainnya.
“Seni tradisional ini mencerminkan nuansa kemasyarakatan. Nilai yang berkembang didalamnya selalu mengedepankan saling menghormati dan rasa kebersamaan cukup kuat serta utuh dalam melaksanakan tujuan dan menjunjung tinggi nilai luhur yang menjadi kebanggaan kita,” ujarnya. (Linggawuni - Suara NTB)
Share:

Menteri Besar Perak Malaysia Zambry Abdul Kadir I’tikaf di Masjid Islamic Center NTB

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi tukar cinderamata dengan Menteri Besar Perak Malaysia Zambry Abdul Kadir

Menteri Besar Perak Malaysia, Dr. Zambry Abdul Kadir menemui Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi di ruang kerjanya, Kamis (29/12/2016).  Menteri Besar Perak Malaysia bersama 40 jemaah Safari Dakwah Tabligh untuk beri’tikaf di Masjid Islamic Center (IC) NTB.
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengatakan suatu kesyukuran bagi NTB atas kehadiran Menteri Besar Perak Malaysia bersama rombongan ke Pulau Seribu Masjid, Lombok. Ia mengharapkan hal ini dapat memperkokoh silaturahmi antara NTB dan Negara Bagian Perak Malaysia.
Gubernur yang didampingi Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda, Drs. H.L.Gita Ariadi, M.Si dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB, H. Yusron Hadi, S.T., M.UM ini juga berharap melalui safari dakwah ini mampu mengajak dan membina anak-anak muda yang saat ini lebih mengedepankan teknologi seperti media-media sosial yang tersedia di internet sebagai metode belajar agama mereka.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat berbincang dengan rombongan Menteri Besar Perak Malaysia Zambry Abdul Kadir di Kantor Gubernur NTB Indonesia.
“Saya lihat di Indonesia khususnya di NTB ini banyak pengajian yang dilaksanakan di masjid, tapi sayangnya hanya sedikit anak muda kita yang berminat untuk duduk di sana. Mudahan, dengan safari dakwah ini bisa menyadarkan anak muda kita untuk belajar agama dari sumber-sumber yang jelas dan tidak mencari ilmu agama pada media-media yang belum jelas sumbernya,” harap Gubernur.

Selain untuk beri’tikaf, rombongan Menteri Besar Perak Malaysia itu  juga berniat memakmurkan masjid-masjid yang  kebanyakan masih kosong dan belum aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan shalat berjama’ah dan dakwah.  Kegiatan safari dakwah tabligh ini kedepannya minimal bisa mengajak masyarakat untuk bisa shalat berjama’ah lima  waktu di masjid. Diharapkan juga nantinya akan banyak kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di dalam masjid. (Nasir)
Share:

Wapres H. M. Jusuf Kalla Minta Penanganan Pascabanjir Kota Bima Dipercepat

Wapres H. M. Jusuf Kalla saat melihat kondisi Kota Bima pascabanjir bandang, Rabu (28/12/2016)

Wakli Presiden (Wapres) RI, Drs. H. M. Jusuf Kalla meninjau penanganan korban banjir yang melanda Kota Bima beberapa waktu lalu. Dalam rapat koordinasi terbatas yang dilakukan di Kantor Walikota Bima, Wapres meminta penanganan dan pemulihan pascabanjir dipercepat.
Penanganan dan pemulihan korban banjir  maupun infrastruktur yang rusak akibat banjir harus dipercepat. Hal ini menurut Wapres harus dilakukan secara bersama sama dan melibatkan semua unsur.
‘’Lebih cepat penanganannya, lebih baik. Kalau lambat, maka semakin banyak korban, termasuk infrastruktur. Harus ada percepatan. Kalau lama, maka lumpur itu semakin keras dan susah dibersihkan,” kata Wapres, saat memimpin rapat koordinasi terbatas di Kantor Walikota Bima, seperti keterangan resmi yang diterima Suara NTB dari Biro Humas dan Protokol Setda NTB, Rabu (28/12/2016).
Wapres H. M. Jusuf Kalla tinjau rumah sakit lapangan milik TNI AL untuk menangani korban banjir Bima.

Wapres tiba di Bandara Sultan Salahuddin Bima sekitar pukul 10.15 Wita, disambut Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Walikota Bima, H.M.Qurais H. Abidin, Danrem 162/WB, Kol. Inf. Farid Ma'ruf, Kasdam, Brigjen TNI. Stephanus Trimulyono beserta unsur FKPD Kota Bima.  Terlihat dalam rombongan Wapres, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, mantan Ketua MK Hamdan Zoelva, Wakil Ketua DPD RI, Prof. Farouk Muhammad dan pejabat kementerian dan lembaga.
Persoalan ketersediaan air bersih bagi korban banjir  juga menjadi salah atensi Wapres. Menurutnya, banjir selalu melumpuhkan ketersediaan air bersih. ‘’Kita bisa kasih makan orang, tapi kalau tidak ada air minum bagaimana,’’ tanyanya.
Selain itu, ia meminta untuk segara disediakan  fasilitas pembersih lumpur dan sampah, seperti pompa air, excavator dan truk pengangkut sampah. Wapres mengapresiasi langkah dan kerja keras pemerintah daerah, termasuk anggota TNI/Polri yang bergerak cepat menangani korban banjir.
Wapres H. M. Jusuf Kalla berdialog dengan korban banjir Bima.

Usai pertemuan, Wapres dan rombongan meninjau Rumah Sakit (RS) Lapangan yang dipusatkan di Gedung Convention Hall Paruga Nae Kota Bima. RS  Lapangan tersebut menyediakan tenda untuk perawatan pasien orang dewasa dan anak-anak. Wapres meninjau beberapa posko perawatan dan juga posko apotek.
Wapres sempat menanyakan keluhan sejumlah pasien korban banjir. Rata-rata pasien mengeluhkan sakit mual-mual, pusing dan diare. Setelah itu, Wapres  menuju Masjid Salahuddin Bima untuk melakukan salat zuhur berjamaah, sekaligus meninjau pengungsi. Usai salat, Wapres dan Gubernur berdialog langsung dengan masyarakat. Masyarakat menceritakan keadaan rumah serta harta benda yang hancur akibat banjir. ‘’Ini semua ada hikmahnya, seperti kita diminta sabar. Bahkan bencana ini menumbuhkan rasa gotong royong kita, rakyat Indonesia,’’ kata Wapres.
Setelah itu, Wapres turun  meninjau salah satu lokasi  terparah akibat banjir. Wilayah pemukiman Kampung Bara, Kelurahan Dara, Kota Bima yang menjadi perhatian Wapres dan rombongan. Saat itu, Walikota Bima, H. Qurais H. Abidin menunjukkan gang-gang yang penuh sampah dan lumpur. ‘’Inilah yang akan kami kerjakan. Kami harus segera membersihkan sampah dan lumpur ini,’’ jelas walikota.
Wapres meminta semua pihak bergotong royong membenahi wilayah dan masyarakat yang menjadi  korban banjir. Sementara itu, Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi berterima kasih atas kunjungan Wapres tersebut. Ia berharap adanya dukungan pemerintah pusat dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pascabanjir Bima. (Suara NTB)



Share:

Sunday 25 December 2016

Jalan Harmoni Kenalkan Lagu Tong Setan

Grup Band Jalan Harmoni saat pentas dan memperkenalkan lagu baru Tong Setan

Grup band Jalan Harmoni memperkenalkan lagu barunya ketika tampil di panggung Tapak Waktu. Lagu baru berjudul “Tong Setan itu rencananya akan dimasukkan dalam album ke-2.
Salah satu vokalis album tersebut Qisie, mengaku sedang dihadapkan dengan kesibukan menggarap album lain. Ia masih menggarap tiga album yang rencananya dirilis tahun depan. Album yang sedang digarap itu masing – masing berjudul Speaker Active, Biru & Jingga dan Pantjoro Sumarsa.
“Yang sedang saya kerjakan ini ada tiga album. Saya perkirakan bisa dirilis maret tahun depan. Maunya tahun ini, tetapi karena belum sepenuhnya kelar jadinya tahun depan,” kata Qisie, Senin (5/12/2016).
Album berjudul Pantjoro Sumarsa yang sedang digarap itu terangkat dari nama bassis Jalan Harmoni yang akrab sapa Ipang. Saat tampil di panggung pentas musik lintas generasi di Arena Teater Taman Budaya, format grup band tersebut mengalami perubahan. Jalan Harmoni memiliki tambahan dua personel yang menduduki posisi ritem gitar dan vokalis. Kedua personel tambahan itu adalah Ryan Ruslianyah sebagai vokalis dan Farhan Al Ayubi sebagai pemegang ritem gitar. “Album ke-2 Jalan Harmoni belum dibuat, lagunya baru satu,” bebernya.

Ketika tampil di Taman Budaya, Sabtu (3/12/2016), grup band yang terkenal dengan lagu – lagu beraliran retro ini, membawakan banyak lagu dari album perdananya. lagu berjudul “Ampenan” menjadi lagu yang paling dikenal penggemarnya. Selain mengandung banyak keindahan, lagu tersebut juga menjadi penuntun mengingat kenangan tentang Kota Tua Ampenan, kota yang pernah menemukan kejayaan puluhan tahun silam.

Pentas seni yang dilakukan Jalan Harmoni, akhir pekan kemarin itu ditujukan untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) NTB ke-58. Selain JH, begitu akronim nama band tersebut, ada juga penampilan menarik dari enam bocah berbakat dalam bidang kesenian. Mereka adalah Jingga Bunga Hati, Lentera Biru, Ikra Thian Mora, Bintang Pablo Armadan, Annisa Intan Raihana dan Muhammad Satria Mujahid. Mereka tergabung dalam grup musik Enam Kancing Baju. (Met Darmi)
Share:

Rizal Badila, Penyanyi Asal Lombok Tengah yang Tenar di Malaysia

Rizal Badila -musisi kelahiran Lombok Tengah yang tenar di Malaysia. (dokumentasi coretanmusik.com)

Rizal Badila salah satu musisi kelahiran Lombok Tengah (Loteng), kelihatannya lebih tenar di Malaysia ketimbang di negara asalnya. Dalam waktu singkat, musisi yang satu ini mendapatkan kontrak  di negara tersebut.
Mantan General Manager (GM) hotel di Pulau Lombok ini mendapatkan kontrak menerbitkan album. Selain itu, ia juga meraih kesempatan untuk duet bersama penyanyi idola di Malaysia, Azharian Azhar. Musisi kelahiran 1989 ini berkesempatan menerbitkan album berjudul 1000 cinta di negara setempat.
Setelah albumnya diterbitkan, lagu – lagu yang termuat di dalam album tersebut juga dijadikan sebagai soundtrack film layar lebar. Lagu – lagu karangan pria lulusan SMA Negeri 1 Kopang ini terpilih menjadi sountrack film berjudul QU LOVE U.
“Saya bersyukur karena kesempatan untuk berkarir buat saya ada di Malaysia. kesempatan ini tentu tidak mau saya sia – siakan,” kata Rizal, Jumat (2/12/2016).
Musisi yang satu ini tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan beralih profesi. Rizal yang semula bekerja sebagai pelaku pariwisata bidang perhotelan, kini mengambil bagian dalam dunia entertaint. Dirinya mengaku sangat antusias untuk melibatkan diri memajukan industri musik. Lebih – lebih di daerah asalnya, yakni Pulau Lombok.
“Saya saat ini hanya bisa menjalani apa yang harus saya lakukan karena saya tau segala sesuatu sudah diatur oleh Tuhan.  Harapan saya kedepan hanya satu yakni bagaimana memajukan industri musik daerah NTB. Supaya musik – musik yang diproduksi rekan – rekan musisi di daerah tersebut menjadi lebih terkenal dan Berjaya,” katanya.
Selain mengukir prestasi di negara asing, musisi ini juga sebelumnya pernah meluncurkan album perdana di Pulau Lombok. Album berjudul harapan yang diluncurkan itu meraih perhatian dari berbagai pihak. Tak terkecuali pelaku – pelaku industri musik.  (Met Darmi)
Share:

Thursday 22 December 2016

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Resmikan Panin Dubai Syariah Bank Cabang Lombok

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi di peresmian Panin Dubai Syariah Bank di Mataram NTB

Grand opening dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. TGH. M. Zainul Majdi, pada Rabu,(21/12/2016) di Lantai 3 Gedung bank Panin Dubai Sariah Jl. Sandubaya No. 18 Mataram. Hadir pada kesempatan itu Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTB, Yusri, Deputi Kepala Perwakilan Bank BI  Dirut Bank Panin Deni hendrawati, Ketua MUI NTB serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Grand opening ditandai dengan pengguntingan pita oleh Gubernur NTB didampingi Dirut PT. Bank Panin Dubai Syariah dan di aksikan oleh undangan yang hadir

Pada  kesempatan tersebut, Deputi kepala Perwakilan bank BI Wahyu menyampaikan LDR industri perbankan di Indonesia saat ini mencapai 89 %, sementara itu di NTB jumlah dana yang disalurkan mencapai 158,10 % melampaui jumlah dana yang dihimpun.

Wahyu juga menambahkan bahwa jika dibandingkan dengan tahun 2015 jumlah aset pihak ketiga di perbankan mengalami peningkatan dari 10 % pada tahun 2015 menjadi 22 % sampai November 2016. Di saat pasar perbankan nasional  hanya tumbuh sebesar 8% sampai November 2016 di NTB mengalami peningkatan hampir dua kali lipatnya yaitu sebesar 4,97 %. Aset bank syariah di NTB juga mengalami kenaikan dari  5 % pada tahun 2015 telah mencapai  9 % sampai  November 2016. Pembiayaan bank syariah didominasi oleh tabungan sebesar 68 %.

Sementara itu Kepala OJK Yusri melaporkan jumlah Kantor Perbankan Syariah yang ada di NTB saat ini sebanyak 55 buah dan menjadi 56 buah setelah Bank Panin Dubai Syariah.

Menurutnya, perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan positif ditengah –tengah melemahnya pertumbuhan Ekonomi Indonesia  walaupun peningkatan jumlah aset maupun dana dari pihak ketiga serta kualitas pembiayaan mengalami penurunan sedikit. Yang menjadi perhatian dirinya berkaitan dengan pembiayaan bank syariah yaitu  masih mendominasinya pembiayaan sektor konsumsi di banding sektor produktif, sehingga menurutnya, pembiayaan saat ini kurang memberikan magnetut terhadap pengurangan angka kemiskinan di NTB.  
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi didampingi Kepala OJK NTB Yusri dan perwakilan Panin Dubai Bank memotong pita sebagai tanda peresmian Panin Dubai Bank Syariah di Mataram NTB

Ia berharap ke depannya perbankan di NTB terutama perbankan syariah lebih banyak menyalurkan pembiayaan pada sektor produksi. Pertumbuhan ekonomi NTB yang mencapai 9 % melampaui pertumbuhan ekonomi nasional menururtnya seharusnya bisa menjadi peluang pasar oleh dunia perbankan, pertumbuhan pariwisata menyebabkan pertumbuhan ekonomi kreatif di NTB tumbuh dengan baik juga menjadi pasar potensial bagi bank syariah untuk menyalurkan sejumlah pembiayaan.

Selain itu, penduduk NTB yang mayoritas muslim serta komitmen NTB menjadi kiblat ekonomi syariah Nasional cukup menjadi modal berkembangnya perbankan sayariah di NTB. Sementara itu, Gubernur NTB dalam sambutannya menyampaikan ekonomi syariah merupakan suatu sistem bukan berbicara orang-perorang atau kelompok tertentu, ekonomi syariah untuk semua kelompok bahkan lintas agama.

Gubernur NTB yang kerap dipanggil Tuan Guru Bajang sebagai panggilan  akrabnya menceritakan pengalaman seorang ekonom syariah Syafi’i Antonio yang diminta berbicara di Universitas Vatikan bahwa sistem ekonomi yang tidak memperbolehkan riba tidak hanya terdapat pada Al Qur’an tetapi tertulis dalam Bibel. Artinya menurut TGB bahwa tradisi non ribawi juga terdapat dalam tradisi Katolik. Ada harapan bahwa hubungan-hubungan yang terbangun di tengah masyarakat dalam kerangka keuangan itu harus berlandaskan azas keadilan, tidak saling mengeksploitasi.
Ini  berarti bahwa sebenarnya sistem berbasis non riba bukan monopoli umat islam tetapi ada di semua agama samawi lainnya. Sehingga basis teologisnya jelas, juga ada di agama lain. Argumen lain menurut  Gubernur NTB bahwa  lembaga keuangan syariah dapat bertumbuh baik di negara-negara non muslim. Artinya menurut Gubernur secara empirik ada keberterimaan negara negara non muslim terhadap ekonomi syariah. 

“Jadi tidak perlu dibahasakan sistem ekonomi syariah hanya utuk umat islam tetapi untuk semua umat, disitulah tantangannya bahwa islam adalah rahmatan lil alamin,” tegasnya

Disampaikan juga menurut Gubernur NTB eksploitasi  pada masyarakat menyebabkan tingkat Gini Ratio naik. Saat ini Gini ratio di indonesia mencapai 4,1 % yang berarti terjadi  ketimpangan sosial semakin besar di tengah masyarakat. Hal tersebut yang memicu revolusi Mesir saat Husni Mubaraq berkuasa dimana terjadi ketimpangan social yang lebar antara kaum miskin dan kelompok kaya, dimana Gini ratio di mesir saat itu 4,7 %.


Salah satu sumbangsih perbankan dalam mengurangio Gini Ratio di indonesia menurut Gubernur NTb salah satunya dengan memperbaiki sistem perbankan yang berkeadilan melalui sistem ekonomi syariah. (Humas NTB)
Share:

Gunung Sangiang Akan Jadi Branding Internasional

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H. L. Moh. Faozal

Gunung Sangiang merupakan salah satu gunung yang ada di Pulau Sumbawa, tepatnya di Kabupaten Bima. Gunung Sangiang akan dibuatkan brand internasional, sehingga dapat diketahui oleh wisatawan. Hal ini juga berkaitan dengan potensi pariwisata yang dimiliki oleh gunung ini. Terlebih gunung ini juga memiliki sejarah yang dapat dijadikan untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi untuk berkunjung.
“Kita melihat bahwa di Kabupaten Bima itu belum ada branding untuk wisatanya. Jadi kita ingin buatkan branding Gunung Sangiang Volcano Festival, seperti halnya Tambora. Pelaksanaanya setelah Festival Tambora,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H.L.Moh.Faozal, S.Sos.,M.Si di Mataram, Selasa (6/12/2016).
Faozal mengatakan bahwa Festival Gunung Sangiang sudah masuk dalam kalender event 2017. Sehingga akan dilakukan sejumlah persiapan untuk menjadikan Gunung Sangiang sebagai salah satu destinasi wisata baru pada wisata minat khusus.
“Kita akan lihat juga ujung Sangiang itu seperti apa. Kita lihat itu potensinya ada, modelnya nanti kita rumuskan bersama. Kita lihat apa yang bisa kita jual dari sana. Yang jelas kita siap untuk membranding Gunung Sangiang di Bima ini,” ujarnya.
Salah satu yang dianggap dapat menjadi daya tarik dari gunung ini yaitu sejarahnya. Diketahui bahwa legenda tentang dua buah kapal yang memuat garam bertabrakan di perairan Pulau Sangiang. Garam yang dimuat tumpah di lautan sehingga menyebabkan air laut menjadi asin. Kapal tersebut adalah kapal milik Dua saudagar bernama Safiri Gadi dan Safiri Sango.
Safiri Gadi datang dari arah timur sedangkan Safiri Sango dari arah Barat. Tak berapa lama setelah kejadian itu, timbulah perang antara keduanya. Seluruh anak buah kapal yang merupakan babi dan rusa mati akibat perang tersebut. Melihat seluruh ABK-nya mati, Safiri Gadi dan Safiri Sango menghentikan peperangan. Usai perang, keduanya baru menyadari bahwa mereka bersaudara setelah setengah butir kelapa milik mereka disatukan kembali. Setelah kejadian itu, hewan-hewan ABK mereka hidup kembali dan dua kapal mereka berubah menjadi gunung yang ada di Pulau Sangiang.
“Sejarah dan legendanya itu cukup menarik, sehingga bisa menjadi nilai jual untuk memperkuat brandingnya,” kata Faozal. (Linggauni)
Share:

Novotel Lombok Resort Ramah Wisatawan Muslim

Kawasan Hotel Novotel Lombok

NOVOTEL merupakan salah satu resort yang ada di Kawasan Ekonomi Eksklusif (KEK) Mandalika. Hotel ini merupakan salah satu hotel yang banyak dikunjungi wisatawan. Hotel ini menyediakan fasilitas yang komplit bagi wisatawan yang menginap. Sehingga wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk mencari tempat di luar hotel untuk sekadar menikmati spa dan lainnya.
Semua persyaratannya komplit. Di tingkat nasional Novotel Lobok Resort & Villas pernah meraih predikat excellent dari supervisor nasional di 2015. Dan tahun ini, hotel berbintang empat itu berhasil memenangkan Best Halal Friendly yang digelar Kementerian Pariwisata RI. Desain hotelnya unik. Ada struktur dan gaya Sasak yang dimasukkan di bagian atapnya. Ilalang yang biasa digunakan sebagai atap rumah bagi penduduk masyarakat Sasak di pulau Lombok, dipilih jadi etalase bagian luarnya.
“Novotel Lombok Resort & Villas juga telah menyediakan setup kamar hotel yang bisa dinikmati dan digunakan wisatawan Muslim, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Kami juga menyediakan fasilitas lainnya seperti spa, pemandangan pantai yang indah, fitnes area dan lain-lain,” Kata General Manger Novotel Lombok Resort and Villas, Charles Choi, Rabu (30/11/2016).
Ia mnegatakan bahwa Novotel Lombok Resort & Villas sudah menyediakan segala kebutuhan wisatawan. Semua fasilitas yang disediakan sudah termasuk dalam world class (berkelas dunia). Dari mulai antar-jemput bandara, penitipan anak, kursi berjemur pantai, payung pantai, sarapan, pusat kebugaran, WiFi di area umum, took, layanan pijat, dan fasilitas rapat.
“Kami juga menyediakan kolam renang outdoor, penyewaan sepeda, fasilitas bisnis, kafe, concierge/layanan tamu, laundry, restoran, layanan kamar, brankas hingga pantai privat. Semuanya tersedia disini,” ujarnya.
Bukan hanya itu saja, di hotel ini juga telah disediakan berbagai makanan halal. Sehingga wisatawan tidak perlu merasa khawatir ketika mencicipi kuliner dari hotel ini.
Hotel ini juga berada di sekitar destinasi wisata unggulan NTB. Misalnya Pantai Seger yang jaraknya hanya 0,40 km dari Novotel. Pantai tersebut memiliki arus yang tenang dan air yang jernih. Tidak jauh dari sana juga terdapat Pantai Kuta, Tanjung Aan, Batu Payung dan lainnya.
“Kami memberikan fasilitas dan pelayanan yang maksimal bagi setiap tamu yang datang. Kami berharap setiap tamu merasa aman dan nyaman saat berkunjung ke sini,” harapnya. (Linggauni Suara NTB)
Share:

GM Golden Palace Ernanda Agung Jadi Ketua AHM

Roof Garden, Golden Palace Hotel Lombok

General Manager (GM) Golden Palace Hotel Mataram, Ernanda Agung D. Resmi menjabat sebagai Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM). GM yang sempat ditunjuk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua AHM ini, berjanji akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya di bidang pariwisata.

Peningkatan kualitas SDM akan diwujudkan melalui program kerja yang akan disusunnya. Sebagai daerah pariwisata unggulan, NTB harus tetap meningkatkan standar pelayanan terhadap wisatawan. Rendahnya kualitas SDM menjadi kelemahan sekaligus kendala pengembangan industri bidang jasa ini.

“Tentunya, hal utama yang harus dilakukan AHM ialah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kita akan meningkatkan SDM untuk menjamin mutu pelayanan melalui pelatihan – pelatihan,” tuturnya, usai dilantik sebagai Ketua AHM, Jumat (9/12/2016).

Selain menggerakkan AHM agar terlibat meningkatkan kualitas SDM, Ernanda juga akan mengarahkan organisasi tersebut supaya menjadi lembaga yang peduli sosial. AHM sedang menggalang dana bantuan untuk dialokasikan kepada pengelola SMP N Satu Atap Suela yang terletak di lingkungan SDN 6 Perigi. Sekolah tersebut akan dibantu atas inisiatif Mantan Ketua AHM, Reza Bovier. GM Hotel Santika ini merasa prihatin setelah melihat kondisi sekolah tersebut.
“Kita akan berupaya mengumpulkan dana CSR – CSR, untuk kita serahkan ke sekolah seperti yang disampaikan pak Reza,” tegas Ernanda.

Sebelumnya, Reza Bovier sempat menjelajah di pelosok Suela, Kabupaten Lombok Timur, dengan tujuan melihat secara langsung kondisi sekolah dimaksud. Saat mendatangi lokasi, pihaknya juga melihat potret kemiskinan yang begitu buram. Lebih – lebih, ketika mendengan cerita tentang salah satu murid di SMP tersebut mengungsi bersama keluarganya di tengah hutan.

“Anak itu, menurut cerita dari kepala sekolahnya merupakan anak yang cerdas. Dia sangat antusias bersekolah, meski perjalanan dari tempat tinggal menuju sekolahnya memiliki jarak tempuh yang relatif jauh,” tuturnya.

Reza yang turut andil dalam upaya penggalangan amal ini, berencana untuk merelokasi keluarga miskin yang mengungsi ditengah hutan itu. Pihaknya akan membantu dengan menyewakan rumah keluarga tersebut di lokasi perkampungan. Hal itu akan dilakukan supaya kepala keluarga yang bermukim di tempat terisolir itu bisa mencari nafkah di pedesaan.


“Bantuan dari kita yang swasta ini, sifatnya tidak bisa berkelanjutan. Kita hanya sanggup untuk mencarikan mereka kontrakan yang bisa mereka tempati sementara. Setelah itu, ya tentu kepala keluarga, ayah dari anak tersebut harus mencari nafkah untuk menyambung kehidupan mereka,” tandasnya. (Sahmat Darmi)
Share:

Monday 5 December 2016

Legenda Mata Air Sari Gangga (26)

Sementara Putri Faradilla masih memainkan pedangnya. Setelah beberapa lama kemudian, dia istirahat dan pergi ke tempat pemandian yang sudah disediakan.

Waktu pun berlalu. Hari sudah beranjak malam. Putri Ambarwati sudah sampai di istana. Setelah mandi dan istirahat beberapa saat, dia memanggil dayang-dayang. Putri Ambarwati meminta dayang-dayang memanggil Putri Faradilla ke tempat pertemuan keluarga secepatnya.

Tak berapa lama kemudian Putri Faradilla sudah berada di ruang pertemuan.

"Maaf, hamba telat ibu," ujarnya sambil duduk di lantai. Kemudian sungkem pada ibunya.

"Tak apa-apa," jawabnya pendek. "Sekarang, kamu duduk dan kita bicara tentang pamanmu, Pangeran Sentanu," tambahnya.

"Emang kenapa dengan paman?" tanyanya.

"Kamu harus hati-hati dengan pamanmu! Saya curiga pamanmu, ingin membuat kerajaan kita tidak damai," jawabnya.

"Benar bunda. Tadi pas di Kopang hamba dijadikan umpan untuk membunuh Pangeran Kumara," ujarnya sambil menceritakan apa yang dialaminya di Kopang.

"Sudahlah bunda sudah tahu. Bahkan, bunda melihat langsung di sana,"

"Jadi bunda ikut juga ke Kopang?" tanyanya penasaran.

"Bunda cuma melihat dari kejauhan saja. Bahkan, bunda melihat langsung di kawasan Lendang Kekeh, situasi keamanan di sana terganggu,".

"Terganggu bagaimana?" tanyanya tambah penasaran.

"Ada kawanan menyerang dusun itu. Masyarakat jadi takut, sehingga mereka bersembunyi di tempat aman,"

"Jangan-jangan ini ulah paman?" celetuk Putri Faradilla.

"Bunda tidak tahu. Tapi yang jelas kita semua harus waspada. Kita harus hati-hati berbicara pada orang-orang di sekitar kita. Siapa tahu, mereka itu kaki tangan pamanmu,"

"Baik bunda. Makanya tadi, saya marahi Kacek yang membocorkan rencana pertemuan hamba dengan Pangeran Kumara di Kopang," (Bersambung)
Share:

Penenun di Batujai Pertahankan Warna Alami di Hasil Produksi


 
bahan alami untuk tenun di Dusun Montong Batujai Lombok Tengah
SELAMA ini kita mengetahui tenunan Lombok identik dengan warna terang seperti merah atau warna emas. Penggunaan bahan ini menggunakan benang dengan pewarna buatan pabrik. Padahal orang-orang dulu, jika menenun mereka menggunakan benang yang warnanya dibuat dengan bahan-bahan di sekitarnya. Bahan-bahan yang gampang ditemui tersebut memiliki warna yang lebih kalem, sehingga mereka bisa hemat biaya.

Untuk melestarikan budaya ini, kelompok Tenun Tenar di Dusun Montong, Desa Batujai, Praya Barat, Lombok Tengah mengembangkan tenunan pewarna alami. Kelompok yang dibina oleh Perkumpulan Pancakarsa di bawah Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPUK) ini sejak 2013 mengembangkan benang dengan pewarna alami.

“Sejak awal Januari 2016, kita dibimbing oleh Maybank,” terang Jelita Sukrama, pendamping kelompok Tenun Tenar saat ditemui Ekbis NTB, Rabu (30/11/2016).

Jelita mengatakan, pembuatan pewarna alami menggunakan bahan-bahan yang banyak tumbuh di sekitar seperti pohon mangga, asem, jambu, tarum dan lain-lain. “Tarum sendiri menghasilkan warna indigo, sedangkan yang lainnya menghasilkan warna coklat, hijau, dan lainnya tergantung prosesnya,” terangnya. Proses pewarnaan benang sendiri menghabiskan waktu 3 – 7 hari tergantung lamanya penjemuran yang berhubungan dengan panas matahari.
 
Seorang penenun di Dusun Montong, Desa Batujai Praya Barat sedang menenun menggunakan pewarna alami yang terbuat dari bahan-bahan di sekitarnya
“Paling lama itu untuk warna indigo, karena warna tersebut difermentasi,” kata Jelita. Ia juga pernah eksperimen dengan menggunakan daun pandan, tetapi tidak berhasil karena warnanya yang luntur.  Selain itu, walau bahannya sama, tetapi hasil warnanya beda di setiap daerah. Pewarnaan  dilakukan sebulan sekali yang bisa menghasilkan 1 – 2 bal yang dapat untuk membuat 6 kain tergantung tebal tipisnya suri dan pakan kain untuk ukuran 120 cm  x 2 m.

Proses pengerjaan tenunan dengan benang pewarna alami memakan waktu yang lebih lama tergantung ketelatenan penenun sendiri. “Kalau rutin dikerjakan paling lama 2 minggu, tetapi kalau ditinggal kerja di tempat lain paling lama 1 bulan,” jelas Jelita. Menenun dengan benang pewarna alami memerlukan kesabaran yang tinggi, karena jika salah sedikit, maka benang akan terputus.

Kain tenun dengan pewarna alami sendiri harganya lebih mahal dibandingkan dengan kain tenunan dengan benang tekstil. “Kalau pakai benang rayon harganya dari Rp 700 – 800 ribu, misraise Rp 1,5 juta, dan benang sutra harganya Rp 2 juta,” kata Jelita.

Tenunan dengan pewarna alami ini bisa menambah pemasukan ibu-ibu yang menjadi kelompok tenun. Setiap tenunan, mereka dibayar Rp 350 ribu – Rp 600 ribu/kain yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ke depannya, Jelita berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk pembuatan galeri agar bisa memamerkan hasil produksi penenun di dusun tersebut. (Uul Efriyanti Prayoba - Ekbis NTB)
Share:

Menikmati Objek Wisata Terasering Tetebatu Lombok Timur

Areal persawahan di Tetebatu Lombok Timur. Areal ini sangat cocok untuk wisata alam, karena memiliki terasering menarik seperti di Bali

Destinasi atau kawasan wisata Tetebatu Kecamatan Sikur merupakan salah satu potensi wisata andalan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Sejumlah hotel dan homestay di kawasan ini terus tumbuh dan berkembang dengan baik. Ada beragam pilihan yang ditawarkan pelaku wisata kawasan Tetebatu ini kepada para wisatawan, di antaranya trekking ke Gunung Sangkareang, black monkey, traditional coffee process dan kesejukan serta pemandangan alam yang indah.

TERIRING dengan pertumbuhannya, tidak ditampik masih banyak yang perlu dibenahi. Hal ini terungkap dalam diskusi Pengembangan Kawasan Wisata Tetebatu di kantor Desa Kembang Kuning, Sabtu (3/12/2016).

Kepala Bidang Objek Daya Tarik dan Sarana Wisata (ODTSW) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lotim, Ahyak Mudin, mengaku, tidak ingin Tetebatu rusak, karena tidak tertata dengan baik. Dalam proses pembenahannya, perlu master plan.     

Adanya Organisasi Perangkat Daerah (OPD), 2017 mendatang dari Disbudpar menjadi Dinas Pariwisata. Struktur OPD di Dinas Pariwisata Lotim saat ini diyakinkan memberikan atensi yang besar pada kemajuan pariwisata. Di mana, semua lini disentuh, termasuk sumber daya manusia (SDM) yang bergerak pada bidang pariwisata.

Lotim juga merupakan satu-satunya daerah yang sudah menyusun Rencana Induk Pengembangan  Pariwisata Daerah (Riparda) sejak tahun 2015 lalu. Kebijakan Pemkab Lotim diterangkan sangat serius dalam pengembangan pariwisata ke depan. Termasuk Tetebatu dan sekitarnya merupakan salah satu yang masuk dalam rencana pengembangan.

Kementerian Pariwisata, GIZ dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB saat ini telah mencoba mencari pola pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Pola tersebut sudah dilaksanakan lama oleh pelaku wisata kawasan Tetebatu. Menurutnya, pembangunan pariwisata harus mengarah sesuai dengan hajatan dari komunitas pelaku wisata.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lotim, Widiyanto memandang, Tetebatu menjadi salah satu destinasi yang kaya potensi. BPPD berkomitmen terus mendorong kemajuan pariwisata daerah melalui aspek promosi.

Tetebatu lanjutnya memiliki alam pegunungan, hamparan sawah yang tercetak indah. Para pelaku wisata Tetebatu diakui sudah cukup pengalaman dan memahami pengembangannya ke depan.

Terpenting  kata Widiyanto, dalam memajukan wisata dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Diketahui di kawasan Tetebatu dan sekitarnya ada Desa Kembang Kuning, Jeruk manis, Joben, Loyok dan desa-desa di sekitar Tetebatu. Kehadiran investasi wisata di dalam kawasan itu harus memberikan dampak kesejahteraan.

Sementara itu, para pelaku wisata di Tetebatu ini terbilang sudah sangat profesional dalam menggerakkan potensi. Seperti dikemukakan Fadli, salah satu pelaku wisata yang menyebut Kawasan Tetebatu ke depan bisa menjadi tempat wisata masa depan. Upaya yang sudah dilakukan para pelaku ini, menghadirkan Youtuber se Asia Fasific untuk membuat video dan turut mempromosikan Tetebatu. Rencana juga akan hadir Google Traker.  ‘’Sejumlah event pun siap di gelar, antara lain East Lombok Summer Fest 2017 yang akan menghadirkan Menteri Pariwisata,’’ klaimnya.  (Rusliadi - Suara NTB)
Share:

Berugak Atap Ijuk Gunung Sari Tahan Hingga Ratusan Tahun

Udin dengan berugak atap ijuk hasil karyanya di Desa Kekait Gunung Sari Lombok Barat

DESA Kekait Gunung Sari Lombok Barat memiliki banyak potensi sumber daya alam (SDA). Pemanfaatan SDA ini tergantung dari kreativitas masyarakat sekitar. Jika masyarakat kreatif, maka mereka akan mampu bersaing dalam berusaha. Sebaliknya, jika tidak kreatif, masyarakat sekitar akan jadi penonton atau malahan akan tersingkir dari kampung halaman.

Besarnya potensi SDA yang dimiliki desanya dan desa tetangganya melatarbelakangi Udin, salah satu pengusaha ijuk atau atap ijuk di Desa Kekait dalam berusaha. Semula Udin hanya fokus  mengirim ijuk dalam jumlah yang cukup besar ke Bali. Namun, melihat potensi usahanya berjalan stagnan dan tidak terlalu berkembang, Udin pun mencoba mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan ijuk. Apalagi ijuk di sekitar Kekait dan daerah lain di Gunung Sari mudah didapat. Sebagai salah satu penampung ijuk di Kekait, dirinya tinggal memesan pada masyarakat yang mencari ijuk ke tengah hutan.

Atas dasar itu, Udin kemudian membuat atap berugak dari ijuk dan dipajang di rumahnya. Melihat tampilan berugak yang cukup modis membuat banyak orang tertarik dan memesan, baik untuk perumahan, tempat ibadah, khususnya pura, rumah makan, cottage dan hotel.  Bahkan, pada tahun 2015 lalu, Udin mengaku tidak pernah sepi pemesan. Setiap hari selalu ada saja orderan atau pesanan yang masuk ke tempatnya.

‘’Tapi pada tahun ini, pemesan tidak terlalu banyak. Saya tidak tahu penyebabnya. Mudah-mudahan pada tahun depan, pemesannya lebih banyak lagi,’’ tuturnya di Desa Kekait Gunung Sari, Minggu (4/12/2016).
 Ijuk yang siap dikirim ke Bali untuk atap pura dan berugak atap ijuk Gunung Sari Lombok Barat
Udin mengaku, saat ini hanya dirinya yang menggeluti atap ijuk di Gunung Sari. Apalagi, ada beberapa asesoris yang tidak mampu dibuat pengusaha lain. Di mana, asesoris ini diklaim mampu membuat tampilan berugak atau tempat ibadah menjadi lebih cantik dan enak dipandang. Namun, masyarakat atau pengusaha yang memesan atap ijuk masih terbatas, yakni untuk rumah ibadah dan pengusaha hotel.
‘’Terkadang pihak hotel mikir-mikir juga menggunakan atap ijuk. Apalagi, dibandingkan dengan atap ilalang lebih murah. Sementara atap ijuk sangat mahal,’’ ujarnya, seraya menambahkan, baru-baru ini sudah mengerjakan pembuatan atap berugak hotel di Sekotong dan Senggigi.


Untuk satu berugak ukuran sekepat (tiang empat), pembeli harus membayar yakni sebesar Rp 4 juta. Sementara berugak ukuran sekenam (tiang enam) biaya atapnya mencapai Rp 6 juta. Lain halnya, jika menggunakan atap ilalang, pembeli hanya membayar Rp 1,5 juta. Malahan di tempat lain, pembeli dengan uang Rp 4 juta bisa mendapatkan 1 berugak. Mahalnya, penggunaan ijuk sebagai atap, karena sebagai pengusaha membeli berdasarkan kilogramnya. Di tempatnya di Kekait, dirinya harus membeli Rp 3.000 per kilogram dari masyarakat. Sementara kalau dijual atau dibawa ke Bali harganya jauh lebih mahal, karena pertimbangan biaya distribusi.
Seorang pekerja sedang menganyam ijuk untuk dijadikan atap berugak atau atap pura
Bagi masyarakat yang menggunakan ijuk sebagai atap berugaknya, tambah Udin, bisa bertahan lama. Udin mencontohkan, atap Pura Mayura yang menggunakan atap ijuk mampu bertahan ratusan tahun dan diganti beberapa waktu lalu menggunakan genteng. Beda halnya, jika masyarakat menggunakan ilalang sebagai atap berugak atau rumah hanya bertahan selama lima tahun. ‘’Kalau gunakan atap ijuk, bisa tahan lama. Malahan, kayu penyangga atau bagian yang lain duluan lapuk atau diganti,’’ klaimnya.

Meski demikian, ujarnya, untuk membuat atap ijuk harus melalui proses. Di mana, sebelum anyaman atau engkelan atap ijuk ditaruh di atap harus dibersihkan dan dicari ijuk yang bagus. Setelah itu dianyam menggunakan tali ijuk yang sudah diolah, kemudian dipotong sesuai batas yang telah ditentukan dan disisir, sehingga menjadi lebih rapi. ‘’Jadi kenapa atap dari ijuk mahal, karena kuat dan tahan lama. Termasuk prosesnya juga beda,’’ terangnya.

Di satu sisi, Udin juga mengharapkan pemerintah memperhatikan usaha yang digeluti pengusaha kecil di Desa Kekait. Dirinya tidak ingin, janji pemerintah yang akan memberikan bantuan modal atau peralatan di tahun 2000 lalu terulang kembali. Baginya, dukungan pemerintah terhadap usaha masyarakat sangat diharapkan dan tidak hanya janji-janji semata. (Marham)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive