Be Your Inspiration

Monday 27 November 2017

Presiden Jokowi Buka Munas Alim Ulama dan Konferensi Nasional NU di Mataram

Presiden Jokowi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi membuka Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Islamic Center Kota Mataram NTB, Kamis (23/11/2017

Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU merupakan forum permusyawaratan tertinggi kedua setelah Muktamar. Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo berharap seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan lancar sehingga menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi seluruh umat. Dari 18 pokok permasalahan yang akan dibahas pada Munas kali ini, rekomendasi terkait radikalisme agama dan penguatan ekonomi warga merupakan yang paling dinanti Presiden.

"Saya tunggu rekomendasi Munas dan Konbes untuk kami tindaklanjuti, terutama persoalan yang menyangkut pemerintah, seperti rekomendasi terkait pembahasan redistribusi aset dalam pandangan Islam," ujar Presiden di hadapan ribuan para ulama se-Indonesia yang hadir saat membuka Munas Alim Ulama Konferensi Besar Nahdlatul Ulama tahun 2017 di kompleks Masjid Hubbul Wathon Islamic Center Nusa Tenggara Barat, Kamis (23/11/2017).

Tepat pukul 13.50 wita Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi tiba di tempat acara disambut ribuan santri NU dengan lantunan Shalawat Badar. Hadir pula para menteri anggota kabinet kerja, sejumlah pejabat tinggi negara, para duta besar negara sahabat, tokoh dan sesepuh nasional.

Ditegaskan oleh Presiden Jokowi bahwa pandangan para ulama sangatlah penting agar apa yang menjadi kebijakan pemerintah terkait retribusi aset bisa sesuai aturan agama dan hukum yang ada. "Karena persoalan aset bukanlah menyangkut nominal kecil sehingga harus dipastikan adil dan sesuai aturan hukum,” terangnya.

Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB berharap, seluruh rangkaian acara Munas dan Konbes dapat berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang bermanfaat.

Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU), KH Said Aqil Sirajd mengatakan, Munas Alim Ulama & Konbes NU 2017 mengambil tema 'Memperkokoh Nilai Kebangsaan Melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga'. Tema ini dipilih mengingat perkembangan kekinian yang dihadapi bangsa Indonesia. "Mengapa tema ini penting? sebab akhir-akhir ini semangat nasionalisme kita agak pudar dan agak luntur, dengan adanya keterbukaan era reformasi dan teknologi yang sangat canggih, kemajuan yang luar biasa, banyak bangsa yang terpengaruh oleh provokasi radikalisme", jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, penyelenggaraan Munas Alim Ulama dan Konbes NU dilaksanakan dalam rangka menghasilkan keputusan-keputusan strategis dan fundamental bagi kemaslahatan umat, untuk keutuhan bangsa dan negara. Pada Munas kali ini, ungkapnya, akan dibahas 18 persoalan strategis bangsa dalam Bahtsul Masail oleh para kiai NU. Di antaranya pembahasan masalah undang-undang yang mengatur tentang penyandang disabilitas, agar mendapat perlakuan dan hak yang sama dari negara. (Humas Setda NTB)
Share:

Thursday 23 November 2017

Presiden Jokowi Ziarah ke Makam Maulana Syeikh di Pancor Lombok Timur


Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majd dan Ummi Hj. Sitti Rauhun Zainuddin Abdul Madjid tiba di Pancor, Kamis (23/11/2017)

Presiden RI Joko Widodo melakukan ziarah ke makam Pahlawan Nasional asal Nusa Tenggara Barat, Maulana Syeikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, di Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Kamis (23/11/2017). Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 10.15 WITA, disambut pengurus Yayasan Hamzanwadi, yaitu Ummi Hj. Siti Raihun, didampingi putra putri beliau diantaranya Muhammad Syamsul Lutfi, Dr. Hj. Sitti Rohmi Jalilah dan sejumlah  pengurus besar Nahdlatul Wathan Pancor lainnya. Presiden juga  disambut shalawat dan hadrah oleh ratusan santri ponpes setempat yang kemudian menuju ruang transit yang telah dipersiapkan panitia untuk sejenak mengadakan pertemuan.

Didampingi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan istri, Hj. Erica Zainul Majdi serta keluarga besar Maulana Syeikh, Jokowi kemudian begerak menuju kompleks makam dan langsung memanjatkan do'a untuk almarhum Maulana Syaikh. Ziarah tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap salah seorang putra terbaik NTB yang telah berjuang merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan bangsa ini.
Presiden Jokowi bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi berada di kompleks Makam Maulana Syeikh, Kamis (23/11/2017)

Usai berdoa kurang lebih 10 menit di makam tersebut, presiden kemudian menuju Mushala Al Abrar yang letaknya bersebelahan dengan makan tersebut. Di mushala yang menjadi pusat perjuangan Maulana Syaikh tersebut, Presiden menggelar pembacaan Al-Qur'an bersama ribuan santri dan santriwati yang memenuhi musalla.

Saat itu, Presiden menyampaikan bahwa sudah beberapa kali dirinya merencanakan untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar NW di Pancor. "Alhamdulillah,  baru kali bisa terlaksana," ungkap Jokowi disambut  tepuk tangan ribuan santri. Jokowi juga mengucapkan terima kasih, karena Ahli Waris Maulana Syaikh, Umi Hj. Sitti Raihun  telah hadir di istana negara pada penganugerahan gelar pahlawan Nasional Maulana Syeikh, 9 November 2017 lalu.

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan para santri bahwa Indonesia ini merupakan negara besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Jokowi meminta sejumlah santri dan santriwati untuk menghafal Pancasila dan nama nama pulau di Indonesia. Galak tawa para santri, termasuk presiden tidak bisa ditahan saat salah seorang santri salah mengucapkan Pancasila. "Ini bukan karena nggak bisa, tapi grogi berdiri di samping saya," ungkap Jokowi yang menambah riuhnya suara tawa para santri. Para santri yang dapat menghafal Pancasila dan  nama nama pulau, Jokowi memberinya hadiah sepeda.
Presiden Jokowi saat hendak ziarah di kompleks Maulana Syeikh di Pancor Lombok Timur, Kamis (23/11/2017)

Sebelumya, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas keluangan waktu Presiden Jokowi  mengunjungi dan bersitaurrahim dengan keluarga  besar ponpes NW.  Ponpes tersebut lanjut Gubernur  yang  lebih  dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) itu merupakan pusat perjuangan dan pengabdian  Maulana Syaikh  untuk bangsa dan negara. "Pak Presiden, di musholla ini, berpuluh puluh tahun, Maulana Syaikh mengajar dan berjuang. Mengisi hari harinya di sini dengan perjuangan," cerita TGB

Karena itu, atas nama keluarga besar NW dan masyarakat  NTB, TGB menyampaikan  terima kasih kepada presiden karena telah menetapkan Maulana Syaikh sebagai Pahlawan Nasional.  Seraya berdoa semoga Presiden  Jokowi diberikan kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan tugas. "Kehadiran Bapak Presiden ini merupakan penguat bagi kami" pungkasnya.

Presiden kemudian meninggalkan lokasi sekitar pukul 11.00 WITA, menuju Kota Mataram untuk membuka Munas dan Kongres Besar Ulama NU. (Humas Setda NTB)

Share:

Kunjungi Ponpes NW Anjani, Presiden Disambut Hj. Ummi Raihanun dan Tokoh Agama

Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi berkunjung ke Ponpes NW Anjani, Kamis (23/11/2017)

Agenda pertama Presiden Republik Indonesia, Ir.H.Joko Widodo dalam rangkaian  kunjungan kerjanya selama 2 (dua) hari di NTB adalah mengunjungi Pondok pesantren Nahdlatul Wathan (NW) Anjani di Desa Anjani, Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur, Kamis (23/11-2017).

Presiden didampingi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi tiba di Anjani tepat pukul 09.00 WITA, mengenakan busana kain sarung dipadukan kemeja putih dan jas warna hitam, disambut Bupati Lotim, H.Ali Bin Dachlan dan Pengurus Pondok pesantren Syaikh  Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani, Ummi Hj. Sitti Raihanun bersama Pengurus Besar NW Anjani lainnya, di antaranya H.Lalu Gde Wirasakti Amir Murni, Tuan Guru H.Lalu Gde Muhammad Zainuddin Atsani, Lalu  Gde Syamsul Mujahidin, Dr.H.Lalu Muhyi H.Abidin beserta istri masing-masing dan para Masyaikh Mahad PBNW Anjani.

Sekitar 15 menit  Presiden Joko Widodo mengadakan silaturahmi dengan Pengurus Besar (PBNW) Anjani di ruang transit Kantor Sekretariat PBNW Anjani. Usai silaturahmi kemudian didampingi Gubernur TGB dan Ummi Hj. Sitti Raihanun beserta sejumlah Pengurus PBBW Anjani lainnya, Presiden berjalan kaki menuju Aula Ponpes yang berjarak sekitar 50 meter di sebelah barat kantor sekretariat tersebut. Di tempat itu, presiden disambut salawat Nahdlatain oleh ribuan santri/santriwati yang sejak pagi sudah antusias menanti kedatangan presiden RI yang merakyat tersebut.
Presiden Jokowi selfie dengan latar belakang ribuan santri di Ponpes NW Anjani, Kamis (23/11/2017)

Dalam pidatonya Presiden Jokowi mengungkapkan sudah cukup lama ingin berkunjung di Ponpes Syaikh  Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani ini. Terlebih sebelumnya, kata  Presiden Jokowi bahwa Pimpinan Ponpes NW Anjani, Ummi Hj. Sitti Raihanun sudah tiga kali berkunjung dan  bersilaturrami menghadap presiden di Istana Negara di Jakarta. Terakhir kali Ummi Hj. Sitti Raihanun berkunjung ke Istana Negara, ungkap Presiden adalah pada tanggal 9 November 2017, saat pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan Nasional kepada Maulana Syaikh, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur hari ini diberi kesempatan untuk bisa bersilaturrahmi dengan pengurus besar NW Anjani," ujarnya. Berarti kunjungan pertama ini merupakan balasan atas kunjungan pimpinan NW Anjani sebelumnya,"  ujar presiden.
Presiden Jokowi bersama H.Lalu Gde Muhammad Zainuddin Atsani saat di Ponpes NW Anjani, Kamis (23/11/2017)

Pada kesempatan itu, presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa Ummi Hj. Sitti Raihanun telah mengundangnya untuk berkunjung kembali ke Anjani pada bulan Maret 2018 mendatang.
Dihadapan  ribuan santri dan pengurus besar NW Anjani, presiden  mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur kepada Tuhan yang telah mengkaruniai negara besar Indonesia.

Sebuah negara yang kaya raya, dengan penduduk 258 juta jiwa, 714 ribu pulau, 15 ribu bahasa, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Yakni 87 persen dari jumlah penduduk indonesia. Oleh karena itu Presiden mengajak seluruh santri dan masyarakat untuk menjaga persatuan dan merawat kebhinekaan di Negara Demokrasi Pancasila ini. "Contohnya dalam politik, baik dalam pemilihan bupati/walikota, gubernur dan presiden, "monggo pilih bupati/walikota yang terbaik, silahkan pilih gubernur yang terbaik dan silahkan pilih presiden yang terbaik menurut aspirasi masing-masing," ujarnya. Tetapi setelah itu mari kita bersatu kembali membangun bangsa dan daerah tercinta ini.

Selanjutnya Presiden Jokowi memberikan pertanyaan kepada para santri dan memberikan hadiah sepeda bagi santri yang mampu menjawab dengan tepat. Presiden juga membagikan buku tulis kepada ribuan santri/Santriwati yang hadir.

Dari Anjani, presiden dan rombongan melanjutkan kunjungan silaturahmi ke PBNW Pancor, sekaligus juga akan melakukan kunjungan ziarah ke makam Pahlawan Nasional Maulana Syaikh. (Humas Setda NTB)

Share:

Tuesday 21 November 2017

Sanggar Mantika Lestarikan Tarian Khas Bima di Ajang Inspiratif Expo

Remaja yang tergabung dalam Sanggar Mantika menampilkan tarian khas Bima di Inspiratif Expo Diskominfotik NTB, Minggu (19/11/2017. 

Melestarikan budaya dan tradisi menjadi satu prioritas utama mahasiswa asal Bima yang tergabung dalam Sanggar Mantika di Kota Mataram. Mereka  tidak ingin budaya dan tradisi peninggalan nenek moyang punah, hanya karena generasi muda tidak mau melestarikan budaya yang dimiliki.

Untuk itu, memanfaatkan ajang Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di ajang Car Free Day (CFD), Minggu (19/11/2017) pagi di Jalan Udayana Mataram, mahasiswa yang tergabung dalam Sanggar Mantika pun menunjukkan kebolehannya. Mahasiswa yang berada di bawah naungan Paguyuban Forum Mahasiswa Sila (Formasi) Kecamatan Bolo Kabupaten Bima ini menampilkan ‘’Tari Tenun dan Tari Wura Bongi Monca”.

Animo pengunjung yang hadir untuk menonton tarian ini cukup tinggi. Mereka menyaksikan tarian sampai berakhir.

Menurut Pendiri Sanggar Mantika Nurlaelah Fitria, Kelompok Sanggar Mantika sengaja dibentuk untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Bima yang hampir punah. Untuk itu, mereka sering tampil pada  berbagai forum-forum budaya, baik yang digelar Komunitas Bima atau komunitas lainnya. Bagi mereka, tarian ini ingin banyak dikenal oleh orang luar, khususnya wisatawan. “Tarian Bima dikenal sama orang luar (luar daerah Bima) merupakan suatu kebanggaan bagi kami,”  ujarnya bangga.
Sanggar Mantika usai tampil di Inspiratif Expo, Minggu (19/11/2017)

Meski demikian, mahasiswa Universitas Islam Negeri Mataram ini mengaku susah untuk membina atau menghidupkan kembali budaya Bima di kalangan mahasiswa. Pasalnya banyak mahasiswa yang tidak punya kepekaan terhadap budayanya sendiri. Di samping itu, mahasiswa juga banyak yang sibuk di berbagai aktivitas lain. Namun itu bukanlah kendala yang menghalangi semangat Nurlaelah untuk terus memperkenalkan budaya Bima.   “Saya merayu mereka dengan berbagai cara, saya datangi mereka ke kosnya supaya mereka mau latihan,” ujarnya.

Dirinya berharap tarian khas Bima didukung oleh berbagai kalangan, baik itu pemerintah daerah maupun maupun masyarakat luas.  (Marham)
Share:

Nikmati Pangan yang Aman Lewat Germas Sapa

Kepala Dinas Kominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, Kepala Dikes NTB Nurhandini Eka Dewi, Kepala BBPOM Mataram Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Hj. Budi Septiani melepas balon sebagai tanda pencanangan Gerakan Masyarakat "Sadar Pangan Aman" (Germas Sapa). 

Pangan yang aman adalah faktor penting untuk membentuk sumberdaya manusia berkualitas. Mewujudkan pangan aman adalah tanggungjawab bersama baik pemerintah, pelaku usaha maupun masyarakat.

Itu ditegaskan Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih. “BPOM  menginisiasi menggerakkan semua potensi yang ada pada kegiatan Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa) untuk meningkatkan kesadaran tentang pangan aman,” ujarnya di pekan ke 23, Minggu, (19/11/2017) pada acara Inspiratif Expo Diskominfotik NTB.

Acara Gerakan Masyarakat "Sadar Pangan Aman" (Germas Sapa) mengangkat tema Dengan Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman Kita Wujudkan Indonesia Yang Sehat. Sadar Pangan Aman (Germas Sapa)merupakan wujud dari aman dari cemaran mikroba, aman dari cematan kimia maupun aman dari cemaran fisik.

“Germas Sapa adalah gerakan yang mendukung kegiatan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang telah berjalan selama ini, Germas Sapa melibatkan semua sektor terkait dengan permasalahan pangan dan memiliki dampak yang sangat buruk apabila tidak di tangani secara komprehensif,” Kata Kepala BBPOM Mataram NTB.

“Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pangan yang aman melalui budaya keaman pangan meningkatkan sinegiritas pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat di dalam gerakan masyarakat sadar pangan aman meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dr.Nurhandini  Eka Dewi, Sp.A. mencanangkan secara resmi Acara Gerakan Masyarakat "Sadar Pangan Aman" (Germas Sapa) mengangkat tema Dengan Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman Kita Wujudkan Indonesia Yang Sehat.

"Masalah keamanan pangan perlu diperkenalkan dengan pendekatan dan pemberdayaan yang inovatif. Germas sapa adalah salah satu usaha Balai Besar POM untuk mewujudkan hal itu,"  ujar dr. Nurhandini  Eka Dewi, Sp.A.

Disaksikan Peserta Germas Sapa dari OPD terkait di kota Mataram, Anggota Pramuka, Siswa-siswi SMA dan perwakilan desa pangan aman dan pasar aman.

Kepala Dinas Kominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, Kepala Dikes NTB Nurhandini Eka Dewi, Kepala BBPOM Mataram Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Hj. Budi Septiani secara simbolik melepas balon bentuk pencanangan Germas Sapa di NTB. [Marham]





Share:

Monday 20 November 2017

Menpar dan Menteri Kominfo Berbagi di Ajang FGD Diskominfotik NTB

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan materi pada Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Hotel Aston Inn Mataram, Jumat (17/11/2017).
Melakukan promosi pariwisata sekarang ini tidak bisa hanya dilakukan secara konvensional atau biasa-biasa saja. Dalam melakukan promosi pariwisata harus ada terobosan-terobosan, sehingga mampu menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini.

Inilah yang menjadi kebijakan dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam mempromosikan potensi pariwisata yang dimiliki dengan merambah dunia digital. Menurutnya, pada era ini, promosi berbagai bidang sangat penting dengan mengandalkan digital. Digital sebagai salah satu sarana utama promosi pariwisata Indonesia.

Wonderful Indonesia go digital,”  ungkapnya dalam Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Mataram, Jumat (17/11/2017). Hadir juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Menpar mengaku, Indonesia berada pada deretan destinasi wisata yang digemari publik internasional. Di mana, publik dunia mengapresiasi Indonesia sebagai destinasi wisata dengan  pertumbuhan yang cepat.  Tidak hanya itu, ujarnya, Indonesia masuk dalam Top 20 fastest destination growing travel.

Kontribusi pariwisata bagi negara, ungkapnya, juga sangat besar. Pariwisata Indonesia pada tahun 2017, tambahnya, menjadi penghasil devisa nomor 1 bagi Indonesia. Termasuk di NTB, merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menyumbangkan devisa besar untuk Indonesia dengan pariwisata yang dimilikinya, sehingga perlu didukung melalui promosi pariwisata yang bagus dan terarah.

Dukungan terhadap perkembangan dan pembangunan pariwisata Indonesia  juga mendapat dukungan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.  Pada kesempatan ini, Rudiantara mengapresiasi kinerja Kementerian Pariwisata (Kemenpar), khususnya Generasi Pesona Indonesia (GenPI) yang merupakan komunitas yang dibentuk Kemenpar sebagai instrumen promosi pariwisata digital.

Di mana, GenPI aktif dalam melakukan promosi pariwisata melalui media sosial. Digital sebagai salah satu sarana pemasaran yang utama. Peran digital  sangat penting dalam keberhasilan promosi wisata Indonesia di dunia.


Keinginan Indonesia sebagai The Dancing Giant, ujarnya, dibuktikan melalui perkembangan pariwisata yang besar dan cepat. Untuk itu, ujarnya, dalam upaya semakin menonjolkan prestasi dalam bidang pariwisata, Indonesia melalui Kemenpar mencanangkankan digitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam bidang pariwisata khususnya travel agent agar dapat berkompetisi dalam dunia digital. (Marham)
Share:

Upaya Warga Menjeli Permai Lingsar Jadi Sentra Tenun di Lombok Barat Bagian Utara

Nurhayati, salah satu penenun di Desa Peteluan Indah Lingsar membuat kain pesanan. Bersama suami Sapoan, mereka ingin menjadikan Desa Peteluan Indah sebagai sentra tenun di Lobar bagian utara.
Selama ini, desa yang dikenal sebagai sentra tenun di Lombok adalah Desa Sukarara di Lombok Tengah dan Pringgasela di Lombok Timur. Di Lombok Barat (Lobar), usaha tenun bisa dijumpai di Gerung. Namun, di Lobar bagian utara, usaha kerajinan tangan dari alam, seperti ketak, bahan kelapa yang lebih banyak eksis.

Inilah yang melatarbelakangi Sapoan, warga Dusun Menjeli Permai, Desa Peteluan Indah, Lingsar, untuk memulai usahanya menjadikan desanya sebagai sentra tenun Lombok di Lobar“Saya memulai usaha ini sejak tahun 2013 silam setelah saya menikah dengan istri saya yang berasal dari Sukarara,” terang pria pemilik UD Galih Sasak ini saat ditemui di rumah sekaligus bengkel kerjanya.

Keterampilan istrinya, Nurhayati, menenun kain menjadi modal awalnya memulai bisnis tenun. “Dulu alatnya hanya 1, itu pun kita buat sendiri karena modal yang masih terbatas,” terang pria penyandang tunanetra ini. Tetapi meskipun begitu, dirinya tidak menyerah untuk mulai memperkenalkan tenun, terutama kepada masyarakat sekitar rumahnya.

“Awalnya mereka cuman nanya-nanya saja, baru lama-lama tertarik untuk belajar kepada saya,” kata Sapoan.

Tenun yang dibuatnya merupakan tenun yang biasa dibuat istrinya dulu saat masih menjadi penenun di Sukarara. “Motif-motifnya merupakan motif tradisional seperti Subahnala, Rangrang, dan lainnya,” ujarnya.
Nurhayati, salah satu penenun di Desa Peteluan Indah Lingsar 

Dalam menyusun motif kain, ia mengaku langsung pergi ke Sukarara untuk meminta penyusunan benang serta motif kain tenunannya. “Kalau di sini, kami belum bisa makanya ke sana langsung,” terangnya.

Sedangkan benang yang dipakainya, kata Sapoan, dibelinya di pasar terdekat. “Sama seperti yang lain, 1 buah kain tenun bisa menghabiskan waktu sampai 1 bulan untuk dikerjakan. Paling cepat 15 hari jika dikerjakan secara rutin,” tukasnya.

Ia menerangkan agar proses penenunan cepat selesai, dirinya membagi tugas dengan istrinya. “Dia yang menenun, saya yang merangkai benangnya,” tambahnya.

Untuk 1 buah kain tenun, Sapoan mematok harga mulai Rp 400 – 650 ribu tergantung motif dan tingkat kesulitan kain. “Sudah banyak yang memesan ke kami, mulai dari masyarakat sekitar sini sampai di sekitar Mataram,” ujarnya.

Niat awalnya yang ingin memperkenalkan tenun kepada masyarakat sekitar pun terbukti berhasil, dilihat dari banyaknya masyarakat yang ingin belajar menenun padanya. “Tingginya respons masyarakat itu, pihak desa pun memberikan bantuan 5 alat tenun yang kami gunakan untuk memberikan pelatihan tenun ke masyarakat,” terangnya.

Sapoan membagi 2 kelompok untuk pelatihan tenun tersebut, yaitu kelompok non difabel dan kelompok difabel. “Metode pengajaran untuk kelompok difabel dan non difabel ini berbeda sehingga harus dipisah,” katanya.

Kelompok non difabel seperti dari kalangan ibu-ibu dan remaja pengangguran ini, tambahnya, sudah mulai menunjukkan hasil karena kualitas tenunan mereka sudah cukup bagus. “Kelompok difabel juga begitu, tetapi karena keterbatasan alat jadinya mereka dilatih secara bergantian,” tukasnya.

Sapoan menceritakan bahwa beberapa waktu lalu dirinya pernah dikunjungi oleh instansi terkait untuk melihat usahanya. “Mereka datang untuk melihat langsung bagaimana kerja saya dan menjanjikan bantuan, semoga benar,” harapnya.


Ia mengaku sangat ingin desanya dikenal sebagai sentra tenun di Lombok Baratagar bukan hanya di daerah lain saja yang dikenal. “Bahkan pak bupati Lobar kaget saat tahu di Peteluan Indah ada tenun karena selama ini di Lobar belum ada, kecuali yang di Gerung itu,” jelasnya. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Wednesday 15 November 2017

Meriahnya Hari Kesehatan Nasional 2017 di Inspiratif Expo Diskominfotik NTB

Acara Inspiratif Expo yang ramai dan dinanti banyak pengunjung di Car Free Day di Jalan Udayana Kota Mataram

Dengan mengusung tema “Sehat Keluargaku Sehat Indonesiaku” peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ingin menyampaikan pesan bahwa sehat Indonesia bermula dari sehatnya keluarga.
Dikomandoi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, SpA., peringatan HKN ke 53 digelar di keramaian Jalan Udayana Saat Car Free Day bekerjasama dengan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB dalam Inspiratif Expo, Minggu (12/11/2017).

Dengan seragam biru dongker bertuliskan HKN-53, seribuan peserta memadati jalanan. Sejumlah pejabat berbaur dengan masyarakat yang diawali senam pagi. “Kami melibatkan sekitar 1500 orang dalam peringatan HKN ini,” jelas dr. Eka – sapaan akrabnya.
Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi Ketua Yayasan Jantung Provinsi NTB  H. M. Nur melepas balon pada peringatan HKN di Panggung Inspiratif Expo Diskominfotik NTB, Minggu (12/11/2017). 

Wakil Gubernur (Wagub)Provinsi NTB, H. Muh  Amin, yang hadir sejak pagi mengajak seluruh masyarakat untuk membiasakan diri menanamkan gerakan hidup sehat. “Melakukan gerakan fisik selama 30 menit, makan buah dan sayur dan sering mengontrol kesehatan secara rutin,” ujar Wagub.

Selain menjalin silaturrahim, peringatan HKN di NTB ini sekaligus mengawali peringatan hari lahir NTB yang ke 59 yang puncaknya pada 17 Desember 2017 mendatang. “Kita berkumpul di sini bukan saja meningkatkan silaturahmi, ini merupakan momentum memperingati hari lahir NTB yang ke 59 pada 17 Desember 2017 mendatang,” kata Wagub.
Penampilan DJ Didik dari Bongkies  DJ School SMKN 2 Mataram di sesi akhir Panggung Inspiratif Expo. 

Semua OPD jajaran Pemrov NTB turut meramaikan HKN. Dinas Perdagangan mengisi sejumlah stan dengan menggelar pasar murah. Dinas Perikanan dan Kelautan menampilkan ikan segar dalam aquarium. Dinas Pertanian dan Perkebunan menyediakan berbagai jenis sayur dan buah. Pemeriksaan mata dan kesehatan gratis dari RSUD Provinsi NTB. Pengenalan produk bermacam obat dari BBPOM Mataram.

Seperti juga gelaran Inspiratif Expo sebelumnya, di pekan ke 12 ini dimeriahkan sejumlah atraksi. Perpaduan peralatan perkusi dengan gamelan dari SMAN 3 Mataram mengisi segarnya udara pagi. 
Wagub NTB H. Muh. Amin bertanya pada salah satu pengunjung Inspiratif Expo Diskominfotik NTB. 

Dua musisi cilik Jingga dan Biru memainkan biola dan gitar yang memukau penononton.
Keunikan kali ini, diisi oleh atraksi Waras Band. Pemainnya adalah mantan pasien Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Mataram serta atraksi band dari Mahasiswa Kedokteran Universitas Al Azhar Mataram.

Warga masyarakat yang hadir memperoleh bermacam hadiah, seperti sepeda gayung, lemari es dan sejumlah alat elektronik lainnya. Peringatan HKN ini ditandai dengan pelepasan balon udara oleh Wakil Gubernur, H. Muh. Amin, Sekda Provinsi NTB Rosiady Sayuti dan H. M. Nur Ketua Yayasan Jantung Provinsi NTB. (Marham)
Share:

Kamasan, Pusat Pembuatan Keris di Kota Mataram

Willy Ahyar sedang membuat keris di bengkel kerjanya di Kamasan Karang Baru Mataram. 

KERIS merupakan salah satu tradisi dari nenek moyang yang keberadaannya dilengkapi dengan berbagai kepercayaan akan daya magis bagi sang pemiliknya. Apalagi sejak keris diakui UNESCO sebagi warisan budaya non-bendawi sejak tahun 2005 semakin menambah minat para pecinta dalam mengoleksi keris.

Maka, tidak heran banyak pemilik keris rela mengeluarkan kocek yang dalam untuk mempercantik tampilan kerisnya. Di daerah Kamasan, Karang Baru, Mataram, terdapat salah satu sentra penyamplengan keris yang sudah banyak belasan tahun menekuni dunia itu.

Adalah Willy Ahyar, pengelola Keris Art, menuturkan jika dirinya memilih penyamplengan keris untuk melanjutkan tradisi nenek moyang yang sudah ada di Kamasan yang sejak dahulu dikenal sebagai daerah pande. “Di sini dikenal sebagai daerah pande khususnya perak dan emas, sebelum kalah oleh daerah Sekarbela,” terangnya saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.

Willy, panggilan akrabnya, menuturkan baru pada tahun 2001 dirinya serius menekuni bisnis penyamplengan keris dikarenakan kecintaannya akan keris. Sampleng keris sendiri merupakan penambahan logam, baik emas, perak, tembaga, dan lainnya, pada gagang dan sarung keris.
Keris Kamasan Kota Mataram NTB

Willy menjelaskan biasanya dirinya mengarahkan sang pemilik keris saat memesan untuk memilih motif yang cocok bagi kerisnya. “Pemesan membawa keris sendiri ke sini, sedangkan bahan baku kita yang menyediakannya,” terangnya.

Keris Art juga melayani berbagai motif keris yang dikenal seperti motif Lombok, Bali,Sumbawa, Melayu dan Bugis. Motif inilah biasanya dipesan oleh konsumen. “Kalau motif Lombok memiliki ciri khas yaitu biji mentimun di bagian penyejer sarung keris, sedangkan warangka (gagang keris) motifnya hampir sama dengan motif Bali,” terang Willy.

Sedangkan motif Melayu dan Bugis lebih banyak mengarah kepada motif tumbuh-tumbuhan menjalar.

Pengurus Paguyuban Keris Selaparang Mandalika Mataram ini menambahkan jika dalam pembuatan samplengan keris membutuhkan waktu kurang lebih 1-3 minggu tergantung tingkat kesulitan motif yang dipesan dengan dibantu 6 orang pegawainya. Biasanya setelah dilakukan penyamplengan, logam akan diberikan suatu obat khusus yang membuat tampilannya terlihat antik dan berkelas.

“Kalau masalah harga, kisarannya mulai dari Rp 1 jutaan tergantung bahan yang digunakan,” kata Willy. Biasanya konsumennya, selain menyampleng keris, juga meminta untuk dibuatkan gagang kerisnya karena sudah rusak atau memperbaiki tampilan. “Kalau untuk gagang keris biasanya saya menyarankan untuk memakai kayu Berora yang memiliki motif sendiri, tapi saya arahkan kemana buatnya,” jelasnya.
Keris Kamasan Karang Baru Kota Mataram NTB

Sedangkan untuk perawatan samplengan, tidak membutuhkan perlakuan khusus, tidak seperti keris yang harus rajin dibersihkan dengan cairan anti karat agar motif keris tidak hilang.

Ia menuturkan jika beberapa tahun belakangan memang minat masyarakat akan keris mulai banyak, terbukti dari banyaknya pelanggan yang meminta sampleng keris padanya. “Konsumen saya mulai dari pejabat sampai masyarakat biasa, mulai dari Lombok, Sumbawa, bahkan ada yang dari Madura. Mereka tahu karena saya sering ikut pameran,” kata Willy.

Di paguyuban yang diikutinya, ia menerima dengan terbuka bagi masyarakat yang ingin belajar dan mengenal tentang keris. “Yang penting datang saja ke sini, kita akan jelaskan panjang lebar tentang keris,” terangnya. (Uul Efriyanti Prayoba)


Share:

Sunday 12 November 2017

Anhar Gonggong : Gelar Pahlawan Tidak Harus yang Angkat Senjata

Anhar Gonggong
WAKIL Ketua Tim Pengkaji dan Peneliti Gelar Nasional (TP2GN), Prof. Dr. Anhar Gonggong menyebut, seorang yang dikatakan pahlawan nasional tidak hanya orang yang berjuang dengan mengangkat senjata. Seorang pahlawan nasional bisa juga lahir dari orang yang berjuang membangun sumber daya manusia, sehingga mampu melahirkan SDM yang berguna bagi bangsa dan negara.

Menurutnya, adanya persepsi orang yang layak disebut pahlawan adalah orang yang mengangkat senjata adalah salah. ‘’Sesungguhnya apa yang dilakukan Kiai itu dengan mendidik orang lewat pesantren lebih dari senjata. Tembakannya bukan peluru, tapi alatnya mengasahi sumber daya manusia pesantren berjuang melawan penjajahan,’’ ujarnya sebelum acara penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional  kepada Maulana Syeikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid dan 3 pahlawan nasional lainnya oleh Presiden RI, Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11/2017)

Hal inilah menurut Anhar Gonggong yang menjadikan TP2GN tidak ragu dalam menetapkan sosok Maulana Syeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid sebagai Pahlawan Nasional. Sosok Maulana Syeikh, ujarnya, memiliki kehebatan yang tidak dimiliki oleh semua orang. Di era perjuangan merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia waktu itu, Maulana Syeikh melalui Nahdlatul Wathan (NW) berjuang mengobarkan semangat cinta tanah air (wathan) pada masyarakat NTB.

Maulana Syeikh saat itu mampu menggelorakan cinta tanah air dan membangun pesantren dan SDM saat itu. Tidak hanya itu, masyarakat diajak tidak hanya cinta pada agama, tapi berakal budi dan cinta pada tanah air.

Sepanjang hidup Maulana Syeikh, ujarnya, terus berjuang memberikan bekal pendidikan kepada anak anak muda pada zamannya, adalah kehebatan luar biasa. Termasuk, memiliki keperdulian yang tinggi kepada masyarakat untuk bisa keluar dari kebodohan dan keterbelakangan. ‘’Inilah nilai-nilai kepahlawanan yang terpenting dan sesungguhnya,’’ ujarnya.

Untuk itu, Anhar Gonggong mengajak pada generasi muda NTB memperkuat dan menyiapkan diri dengan pendidikan. Selain itu, berusaha menguasai teknologi serta menyiapkan diri untuk mampu bersaing sekaligus mampu menyiapkan untuk pandai bekerja sama.

Menurutnya, kesalahan terbesar selama ini, orang cenderung hanya menggembar-gemborkan untuk bekerja dan bersaing, tetapi bersaing belum tentu bisa bekerja sama. "Jika hanya bersaing dan tidak mampu bekerja sama, bagaimana mungkin bisa mencapai hasil yang maksimal," tegasnya.
Untuk itu, dia meminta agar persepsi yang keliru ini harus dihentikan. Generasi muda tidak hanya pandai bersaing, namun juga pandai bekerja sama. (Marham)
Share:

Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional pada Maulana Syeikh

Presiden Ir. Joko Widodo memberikan ucapan selamat pada ahli waris Maulana Syeikh Ummi Hj. Rauhun dan Ummi Hj. Raihanun Zainuddin Abdul Madjid usai penganugerahan gelar Pahlawan Nasional pada Maulana Syeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11/2017)

Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada Maulana Syeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid, tokoh nasional asal NTB di Istana Negara, Kamis (9/11/2017). Pemberian gelar Pahlawan Nasional pada kakek Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi ini dilakukan bersamaan dengan 3 pahlawan nasional lainnya. Pada penganugerahan pahlawan nasional ini juga dihadiri Wakil Presiden H. M. Jusuf Kalla dan jajaran kabinet.

Hadir juga pihak keluarga lainnya, yakni putri putri Ahli Waris yang merupakan para  Cucu dari Maulana Syeikh, diantaranya Dr. Hj. Sitti Rohmi, Ir. H. Samsul Luthfi bersama istri serta Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi didampingi istri Hj.Erica Zainul Majdi.  Sementara Ummi Hj. Sitti Raihanun hadir bersama  putra beliau H. Lalu Gde Wire Sakti Amir Murni dan sejumlah keluarga/kerabat lainnya. Sedangkan dari unsur pemerintah daerah, hadir Gubernur NTB didampingi Sekda NTB, Ir.H.Rosiady Sayuti, M.Sc.P.hD, Kadis Sosial, H.Ahsanul Khalik, Karo Humas dan Protokol, H.Irnadi Kusuma beserta jajarannya dan sejumlah tokoh NTB lainnya.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/TAHUN 2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh. Yakni Almarhum TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari NTB, Almarhumah Laksamana Malahayati dari Aceh, Almarhum Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kepri, dan Lafran Pane dari DI Yogyakarta.

Anugerah gelar Pahlawan Nasional ini menjadi kebanggaan bagi keluarga besar pendiri Nahdlatul Wathan (NW) ini. Mereka mengharapkan gelar pahlawan nasional bagi Maulana Syeikh ini menjadi panutan bagi generasi muda di NTB. Seperti disampaikan Ummi Hj. Sitti Rauhun Abdul Madjid, jika gelar Pahlawan Nasional ini diharapkan bisa menjadi motivasi generasi muda untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda bisa mempedomani perjuangan Maulana Syeikh dalam membangun dan merintis pembangunan pendidikan saat-saat terbatas waktu itu. Terutama dikaitkan dengan kondisi sekarang ini.
Presiden Republik Indonesia H. Joko Widodo menyerahkan anugerah gelar pahlawan nasional tersebut kepada ahli waris Maulana Syeikh, Ummi Hj. Sitti Rauhun di Istana Negara, Kamis (9/11/2017)

Apalagi sosok Maulana Syeikh bagi Ummi Rauhun adalah idola. Sebagai bapak, ujarnya Maulana Syeikh selalu memberikan contoh yang baik bagi keluarga. "Pokoknya Bapak itu adalah orang yang sangat baik, adil, peduli pada anak, keluarga dan semuanya," tuturnya usai menerima anugerah Gelar Pahlawan Nasional bagi Maulana Syeikh di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11/2017).

Untuk itu, ketika menerima gelar Pahlawan Nasional bagi almarhum ayahnya, dirinya teringat bagaimana perjuangan almarhum membangun pendidikan sejak awal. Apalagi cucu-cucunya sekarang ini banyak sukses di berbagai bidang. Tentunya, jika melihat apa prestasi yang diraih cucunya sekarang ini, jika Maulana Syeikh masih hidup,ujarnya, akan bangga dan gembira. Meski demikian yang paling penting bagi dirinya adalah bagaimana memotivasi anak-anaknya sekarang ini untuk bekerja lebih baik lagi dan mempedomani apa yang sudah ditinggalkan sang kakek.

Hal senada disampaikan Ummi Hj. Raihanun Zainuddin Abdul Madjid. Ditemui sebelum menghadiri penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi Maulana Syeikh, dirinya terharu dan bangga atas penghormatan yang diberikan pada almarhum Bapaknya. Bahkan, ketika mendengar Maulana Syeikh diberikan gelar Pahlawan Nasional, dirinya tidak bisa berkata apa-apa dan menangis.

Ummi Hj. Raihanun Zainuddin Abdul Madjid yang lebih dahulu datang ke Istana Negara bersama pendampingnya  Syamsul Rizal berharap gelar Pahlawan Nasional bagi Maulana Syeikh bisa dipedomani oleh generasi muda. Terutama bagaimana perjuangan Maulana Syeikh melakukan syiar Islam dan membangun manusia NTB lewat pendidikan.

Begitu juga Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang juga cucu Maulana Syeikh melihat dianugerahkannya gelar Pahlawan Nasional pada Maulana Syeikh merupakan suatu kebanggaan bagi seluruh masyarakat NTB. Di mana, putra terbaik NTB Maulana Syeikh ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh presiden. Dengan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional ini, ujarnya, merupakan suatu kesyukuran bagi masyarakat NTB. ‘’Kemudian pada saat yang sama, beliau juga menjadi renungan bagi kita semua, sejauh mana kita bisa meneruskan nilai-nilai perjuangan,’’ tambahnya.

Gubernur mencontohkan bagaimana Maulana Syeikh berjuang dalam keadaan penuh keterbatasan tidak pernah meminta-minta pada siapapun. Semua perjuangannya berlandaskan pada potensi yang ada di tengah masyarakat dan perlu diteladani.


Selain itu, ujarnya, makna simbolik dari penganugerahan Pahlawan Nasional bagi NTB adalah semakin percaya diri, jika dari NTB ada pahlawan yang pernah memperjuangkan berdirinya republik dan mempertahankan republik. (Marham)
Share:

Tuesday 7 November 2017

Suara Sirine BPBD NTB Warnai Inspiratif Expo Dinas Kominfotik NTB

Atraksi dan simulasi penanganan bencana korban gempa oleh Tim Segitiga Biru persembahan BPBD NTB.  

Di pekan ke 11, Inspiratif Expo Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB semakin menggeliat. Tidak hanya berisi sosialisasi dari SKPD dan penampilan-penampilan siswa saja,  stan-stannya pun kini semakin beragam. 

Dari kuliner, lapak buku komunitas perpustakaan jalanan, sampai gerai kerajinan tangan dan sesekali membuka stan pelayanan kesehatan gratis. Seperti Minggu (5/11/2017), SMKN 5 Mataram ikut hadir meramaikan stan Inspiratif Expo.

Sekolah yang terkenal dengan produksi batik Sasambonya ini menampilkan mini galeri yang berisi kerajinan-kerajinan siswanya. Aneka kerajinan keramik, tanah liat, logam,  hingga batik sebagai produk unggulannya.  Dijual dengan harga kisaran puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
Tarian Panji Semirang dipersembahkan Krisna, siswa SMKN 2 Mataram

"Saya sering nonton Inspiratif Expo,  tapi baru kali ini bisa ikut buka stan di sini," ujar Dewa Made Karna,  siswa SMKN 5 mataram yang bertugas menjaga stan.  "Senang bisa berpartisipasi" lanjutnya.
Hadir juga stand kuliner oleh Bunga dan Vera. Stan ini menawarkan kuliner sejuta umat "cilok ayam" dan minuman gelasan segar dengan harga murah meriah juga dari SMKN 5 Mataram.

"Inspiratif Expo ini merangkul banyak kalangan,  termasuk kami para entrepreneur muda, " ujar Bunga yang selalu hadir setiap minggu menikmati acara Inspiratif Expo.

Wiharjan, yang datang bersama keluarganya membuka stan bunga, kecap organik, dan jamu ini juga sangat mengapresiasi kesempatan yang diberikan untuk membuka stan. Laki-laki yang pernah magang dua kali di Jepang ini berharap Inspiratif Expo bisa bantu kami mengenalkan jualannya.
Pada bagian lain, suara sirine meraung memecah perhatian. Terlihat sejumlah orang melakukan pertolongan di Jalan Udayana yang ramai. “Ada apa ini...?” Kata beberapa orang sambil berlarian mendekati korban.
Seni Bertutur atau Hikayat tampil ramaikan panggung Inspiratif Expo oleh Irfan dan kawan-kawan dari SMKN 2 Mataram. 

Ada yang kaki kanannya diikat dengan dua papan kecil ukuran sedengkul menunjukkan kaki patah, ada yang kepalanya mengeluarkan cairan merah seperti darah mengucur di pelipisnya. Ada pula yang tangannya diikat perban dan bercak merah di pembalut.

Korban-korban yang masih berusia remaja itu kemudian dibawa dengan ambulans diiringi sirine. Itulah simulasi tanggap bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Provinsi NTB.

Para pelaku simulasi itu berasal dari pelajar MAN 2 Mataram dan SMAN 3 Mataram yang dididik khusus oleh BPBD NTB. ”Kami memilih remaja karena mereka masih kuat dan sangat bersemangat” ungkap Ir. Muhammadin, Sekretaris BPBD Provinsi NTB didampingi Rido Ahyana dari tim BPBD NTB.

Pada momentum Inspiratif Expo ini Komisi Informasi Provinsi NTB juga menyampaikan agenda besarnya. Sebagai Inovasi Tingkat Nasional akan menghadirkan 5.000 desa di Lombok NTB mulai 28-30 November 2017 di Festival Desa Benderang Informasi Publik (DBiP).

Hal ini disampaikan Komisioner Komisi Informasi NTB H. M.  Zaini dan Hendriadi di Panggung Inspiratif Expo sembari memberikan doorprize bagi pengunjung meramaikan Inspiratif Expo.

Memeriahkan acara, Krisna, siswa SMKN 2 Mataram tampil untuk ke sekian kalinya membawakan Tari Panji Semirang, solo singer oleh Juli. Sementara Irfan dan kawan-kawan membawakan budaya betutur/berhikayat yang didampingi setia oleh Janet Nurjanah, Guru Pembina Kesenian. "Sukses terus untuk Kominfotik, kami senang bisa terus tampil di Inspiratif Expo," ucapnya girang.

Tampil juga Zidan dari Unram tandem Beatbox bersama siswa SMA 3 Mataram melengkapi acara ini. (Marham)
Share:

Monday 6 November 2017

Wagub NTB H. Muh. Amin Minta SKPD Hentikan Pelayanan Birokrasi Berbelit-belit


Wagub NTB H. Muh. Amin dan Kepala Biro Organisasi Setda NTB Yusron Hadi menunjukkan aplikasi layanan yang memudahkan masyarakat.

Masyarakat kita hingga saat ini masih seringkali menyampaikan keluhan dan pengaduan tentang pelayanan birokrasi yang berbelit-belit. Bahkan tidak saja sulit dan  membutuhkan waktu lama serta boros biaya, tetapi juga masih adanya praktek-praktek pungutan liar (pungli) serta korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).  Pengaduan tersebut disampaikan masyarakat melalui berbagai saluran, baik secara langsung kepada atasan unit kerja pemberi layanan maupun media massa, SMS center, medsos serta lembaga negara seperti Ombudsman, kepolisian dan kejaksaan. Padahal salah satu misi pembangunan yang diusung pemerintah Provinsi NTB adalah terwujudnya aparatur birokrasi yang bersih dan melayani.

Guna meningkatkan kinerja dan citra birokrasi tersebut, Wakil Gubenur NTB, H. Muh. Amin, SH.,M.Si meminta seluruh jajarannya untuk terus melakukan pembenahan pada sektor pelayanan publik. Diantaranya dengan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga lebih cepat, akurat, transparan serta efektif dan  efisien, guna memangkas alur pelayanan yang berbelit-belit. Dan yang tidak kalah pentingnya, ucap Wagub adalah stop pungli  dan segala bentuk penyalahgunaan wewenang atau KKN lainnya.

Wagub kelahiran Sumbawa itu menyampaikan harapannya saat membuka Rapat Desk dan Peresmian Sekretariat Desk Terpadu Kendali Penyelenggaraan Pelayanan Publik di ruang anggrek Kantor Gubernur NTB, Senin (6/11/2017).

Ditegaskannya, dengan berpedoman pada petunjuk teknis yang ada, diharapkan perbaikan sistem dan modernisasi pelayanan ini, akan mampu menjawab harapan publik  akan  pelayanan yang semakin sedehana, mudah dan murah, tetapi tetap sesuai dengan koridor dan kebutuhan masyarakat.
"Saya berharap  kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh OPD untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penyempurnaan berbagai instrumen tata kelola penyelenggaraan pelayanan publik, sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat," harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Organisasi, H. Yusron Hadi, ST., M. UM melaporkan bahwa Biro Organisasi membuat pembentukan desk terpadu kendali penyelenggaraan pelayanan publik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. "Banyaknya hal-hal yang berkenaan dengan informasi pelayanan publik yang belum diketahui oleh masyarakat, menginisiasi biro organisasi dalam menginformasikan pelayanan publik yang akan memberikan informasi mengenai seluruh pelayanan publik Pemerintah Provinsi NTB, aduan pelayanan publik serta menilai tingkat kepuasan masyarakat mengenai pelayanan publik yang kesemuanya dilaksanakan  melalui aplikasi handphone, yang rencananya akan diluncurkan pada saat HUT NTB tanggal 17 Desember 2017 ini" paparnya. (Humas dan Protokol Setda NTB)

Share:

Usia 48 Tahun, RSUD Provinsi NTB Menuju Pelayanan Global

Kepala Bappeda NTB H. Ridwan Syah mencoba fasilitas baru di RSUD Provinsi NTB di usianya ke 48 Tahun, Senin (6/11/2017)

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, Senin (6/11/2017) genap berusia 48 tahun. Dalam menapaki usia yang hampir menginjak usia emas ini, Rumah sakit terbesar yang dimiliki  masyarakat dan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut terus berbenah dan bergegas menuju pelayanan unggul dan berstandar global. Pada puncak  peringatan ulang kali ini ditandai peresmian Gedung Graha Mandalika, di kompleks RSUD Provinsi NTB di Dasan Cermen Kota Mataram, Senin (6/11-2017).

Graha Mandalika dihajatkan sebagai Pusat Pelayanan Unggul Terpadu yang dipersembahkan Manajemen Rumah Sakit kepada masyarakat, karena dilengkapi fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat lengkap. Di antaranya Poliklinik Mandiri, Laboratorium, Rekam Medis, Lobi Informasi, Ruang Diklat, Unit Riset Biomedik, Skill Laboratorium dan Perpustakaan. Dan khusus bagi keluarga para pasien dan kalangan umum, terutama diprioritaskan untuk keluarga pasien yang berasal dari luar Kota Mataram, juga disediakan fasilitas Kamar Penginapan (Guest House)  sebanyak 24 kamar, terdiri dari kamar deluxe 4 kamar, superior 4 kamar dan katagori standar 16 kamar.

Namun bagi keluarga pasien yang ingin memanfaatkan fasilitas guest house tersebut dikenakan biaya dengan tarif  berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp. 450 ribu perhari sesuai dengan kelas kamarnya.
Sebelumnya diawal tahun 2017 ini  RSUD Provinsi NTB juga telah berhasil mendapatkan predikat Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan penilaian level tertinggi dalam mutu pemberian pelayanan dan menjamin keselamatan pasien.

Sekda NTB Ir. H. Rosiady Sayuti, M.Sc.,P.hD pada upacara peringatan HUT ke-48 tahun RSUD Provinsi NTB yang digelar di halaman Rumah Sakit menegaskan, dengan prestasi dan adanya penambahan fasilitas RSUD Provinsi saat ini, akan menjadi motivasi dalam menambah semangat pelayanan kesehatan yang paripurna juga kepada masyarakat di NTB. Sekda berharap kepada seluruh civitas RSUD Provinsi NTB terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat, tentunya dengan senyuman dan keramahan, sehingga masyarakat akan merasa nyaman dan puas dengan service yang diberikan oleh Dokter dan Perawat di RSUD ini,” katanya.
Ketua Dharma Wanita Provinsi NTB Hj. Ikhsanti Komala Rimbun Rosiady didampingi Sekda NTB dan Direktur RSUD Provinsi NTB melakukan pengguntingan pita diresmikannya Gedung Mandalika dengan fasilitas pelayanan kesehatan dan Guest House.

Untuk itu, di hadapan para peserta upacara yang terdiri dari Pejabat lingkup Provinsi NTB, Forkompinda Provinsi NTB, Dokter, Perawat dan seluruh civitas RSUD Provinsi NTB Sekda menghimbau kepada seluruh elemen yang ada di RSUD Provinsi NTB, untuk bersinergi dan selalu berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik dalam bidang kesehatan kepada masyarakat. “Untuk dapat terus berinovasi dalam bidang pelayanan kesehatan ini, seluruh elemen di RSUD Provinsi NTB ini harus terus belajar dan belajar, perbanyak membaca buku referensi dengan demikian maka ide untuk terus berinovasi itu akan selalu ada setiap saat”, pungkasnya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Direktur RSUD Provinsi NTB dr. H. L.Hamzi Fikri, MM mengatakan, dengan semangat ulang tahun ke-48 RSUD Provinsi NTB dengan tema “RSUD Provinsi NTB Bangga Berkarya” ini akan menjadi semangat baru bagi seluruh civitas RSUD Provinsi, mulai dari Dokter, perawat dalam memberikan pelayanan dengan penuh keramahan, senyuman dan keikhlasan, dengan demikian maka sebagai instansi pelayanan yang bersentuhan langsung dengan masyakat akan senantiasa memberikan kepuasan bagi masyarakat.

“Semoga dengan prestasi akreditasi Paripurna Rumah Sakit bintang 5 yang kita peroleh saat ini dan penambahan fasilitas kesehatan yang terus kita benahi sesuai dengan kemajuan teknologi medis yang terus berkembang pesat akan menjadikan RSUD Provinsi NTB sebagai rujukan yang unggul di bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian di Indonesia Timur”, pungkasnya.

Usai pelaksanaan upacara HUT ke-48 RSUD Provinsi NTB, Ketua Dharma Wanita Provinsi NTB Hj. Ikhsanti Komala Rimbun Rosiady didampingi Sekda NTB dan Direktur RSUD Provinsi NTB melakukan pengguntingan pita diresmikannya Gedung Mandalika dengan fasilitas pelayanan kesehatan dan Guest House. (Humas dan Protokol Setda NTB)

Share:

Thursday 2 November 2017

Selamat, Lobar Juara Umum MTQ Tingkat Provinsi NTB Ke XXVII di Kabupaten Bima

Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri menyerahkan hadiah pada salah satu juara MTQ XXVII tingkat Provinsi NTB di Kabupaten Bima, Rabu (1/11/2017) malam.

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-27 Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat secara resmi ditutup Wakil Gubernur NTB, H.Muh. Amin, SH., M.Si, di Halaman Kantor Bupati  Bima, Desa Penapali Kecamatan Woha, Rabu (1/11/2017) malam.

Kegiatan selama kurang lebih seminggu Minggu tersebut berlangsung sukses dan mendapat banyak apresiasi. Pada MTQ-27 ini, Kabupaten Lombok Barat berhasil keluar sebagai Juara Umum dengan mengoleksi 70 medali dari seluruh cabang lomba yang ada. Disusul Kabupaten Lombok Tengah sebagai juara dua dengan meraih 64 medali dan Kota Bima berada di urutan tiga dengan menggondol 63 medali.

Penetapan juara tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Hakam tentang juara lomba yang dibacakan Ketua Dewan Hakam, Drs. H. Ramli Ahmad, M. Ap. dan Sekretaris DR. H.M. Zaidi Abdad.

Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH.,M.Si. memberikan apresiasi atas kesuksesan penyelenggaraan MTQ di Kabupaten Bima. Kesuksesan ini menurut wagub merupakan kebanggaan tersendiri bagi pemerintah, panitia penyelenggara dan seluruh masyarakat Kabupaten Bima yang telah berupaya sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri menyerahkan hadiah pada salah satu juara MTQ NTB ke XXVIII di Kabupaten Bima
Lebih lanjut, Wagub menjelaskan bahwa salah satu indikator kesuksesan MTQ 27 ini adalah terpilihnya qori’ qori’ah, hafizd hafizdah, mufasir dan mufasiroh terbaik yang akan menjadi duta pada MTQ tingkat Nasional tahun 2018 mendatang di Provinsi Sumatra Utara.

Karena itu, Wagub kelahiran Sumbawa itu menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan menyukseskan kegiatan tersebut. Seraya berpesan kepada seluruh pemenang lomba untuk senantiasa belajar dan meningkatkan kemampuan. "Jadilah duta daerah yang mampu berprestasi pada even yang lebih yang lebih tinggi demi harumnya nama baik daerah tercinta Nusa Tenggara Barat,” pesannya.

Suatu kebanggan bagi kita semua kata wagub apabila nantinya duta-duta kita ini mampu mencapai perestasi gemilang di ajang MTQ Tingkat Nasional mendatang.

Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri menyampaikan rasa bangga dan haru setelah Pemerintah Provinsi memberikan kepercayaan daerahnya untuk menjadi tuan rumah MTQ ke-27 tingkat Provinsi NTB tahun 2017 tersebut. “Kami seluruh jajaran pemerintah serta masyarakat mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan sebagai tuan rumah pelaksanaan MTQ tingkat Provinsi NTB ke-27 kepada kami,” ungkapnya.

MTQ kali ini lanjutnya merupakan yang pertama kali dihelat di Kecamatan Woha setelah daerah ini dimekarkan dengan Kota Bima. Ini dianggap sejarah baru bagi masyarakat setempat Kabupaten Bima
Dae Dinda, sapaan akrab Bupati Bima tersebut melaporkan bahwa lebih dari 500 orang peserta dari seluruh kabupaten/kota se-NTB yang mengikuti kegiatan tersebut. Selama MTQ ini kata Dae Dinda, ribuan masyarakat dari berbagai pelosok desa turut hadir dan menyaksikan lomba tersebut. “Dukungan masyarakat kami sangat luar biasa,” Imbuhnya.

Di penghujung acara, Wagub didaulat memberikan hadiah kepada para pemenang lomba. Tidak lupa Wagub secara khusus memberikan bonus uang saku sejumlah 10 juta kepada peserta favorit hafizdah termuda, 7 tahun dengan jumlah hafalan 20 juz, atas nama Halwa Dhiyaun Najihan dari Kabupaten Dompu.

Hadir pula dalam penutupan tersebut, anggota DPRI DAPIL NTB, Wakil Bupati bima, Wakil Bupati Sumbawa, Sekda Kabupaten Bima, Kepala SKPD Lingkup Provinsi NTB, FKPD NTB,  FKPD Kabupaten Bima, para alim ulama dan sejumlah pejabat teras lingkup Pemerintah kabupaten Bima. (Humas Setda NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive