Desa wisata ini menjadi tujuan berkunjung dari anak-anak
sekolah yang menggelar perpisahan setelah selesai mengikuti ujian sekolah.
Mereka ingin tahu seperti apa desa, rumah adat dan juga peninggalan dari nenek
moyang di masa yang lampau.
Salah satu sekolah yang menggelar perpisahan bagi anak
didiknya dengan menguji desa wisata Ende adalah SDN 10 Mataram. Rombongan guru,
murid dan beberapa orang tua murid melihat secara langsung bagaimana kondisi
desa wisata Ende yang selama ini ada di buku pelajaran sekolah.
Di bawah koordinasi gurunya, anak-anak berinteraksi dengan
ketua ataupun masyarakat yang ada di desa wisata Ende. Mereka melihat
peninggalan rumah-rumah adat yang masih kental dengan nuansa tradisionalnya.
Bangunan rumah masih menggunakan kayu, berdinding pagar
beratap ilalang dan berlantaikan tanah. Bahkan pada waktu tertentu, lantai
tanah dibersihkan dengan menggunakan kotoran sapi yang ada di kawasan wisata
Ende.
Para pengunjung juga disajikan dengan pementasan peresean
oleh pemuda ataupun masyarakat yang ada di desa wisata tersebut. Selesai
pementasan, para pengunjung akan memberikan uang saweran yang tidak ditentukan
jumlahnya. Bahkan khusus di kalangan pelajar berapapun jumlah uang saweran
tidak dipermasalahkan, yang penting para pelajar memahami tentang peninggalan
nenek moyang suku Sasak.
“Kalau wisatawan mancanegara, biasanya kalau memberikan
saweran di atas Rp 50 ribu. Tapi kalau anak-anak sekolah, biasanya uang saweran
sebesar Rp 10 ribu. Atau berapa ikhlasnya,” ujar tokoh adat Desa Wisata Sasak
Ende Papuq Lenik didampingi salah satu pemandu wisata yang ada di tempat itu.
Selain itu, para pengunjung juga dipersilakan untuk mencoba
menjadi pepadu peresean. Sebagaimana pepadu profesional, mereka harus bertarung
adu kemampuan dengan lawannya, meski hanya diperbolehkan memukul perisai saja.
Mereka tetap mempertahankan adat maupun tradisi yang sudah
menjadi peninggalan leluhur. Rumah-rumah maupun fasilitas yang ada di tempat
tersebut tidak ada perubahan seperti sebelumnya. Hal ini, ujarnya, yang menarik
kunjungan wisatawan ke desa wisata Ende.
Salah satu orang tua murid,
Baiq Ika mengaku cukup menikmati kunjungan ke desa wisata ini. Adanya
kunjungan ke desa wisata ini, ujarnya, menjadi bahan pengetahuan bagi anak-anak
mengenai sejarah masa lalu. Termasuk para orang tua murid yang belum pernah
datang ke desa wisata Ende ataupun lainnya. (ham)
0 komentar:
Post a Comment