Ratusan warga dari delapan dusun di Desa Labulia, Lombok
Tengah terpaksa berburu air bersih hingga ke Desa Kuripan, Lombok Barat (Lobar).
Ironisnya, warga mengaku telah melakukan pekerjaan ini sejak empat tahun
terakhir. Warga terpaksa meminta air hingga ke Lobar, lantaran tidak pernah
disentuh bantuan air bersih di wilayahnya.
Ditemui Sabtu (18/10/2014) malam ketika mengambil air di Desa
Kuripan Induk, Hambali warga Bagek Panjeng, Desa Labulia, Loteng menuturkan,
warga terpaksa mengambil air di Desa Kuripan karena tidak ada pilihan lain.
‘’Empat tahun terakhir warga Labulia mulai mengambil air ke Desa Kuripan, ketika musim kering seperti saat ini,’’ aku Hambali. Warga Labulia mengambil air dari PDAM milik warga Kuripan secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya.
‘’Empat tahun terakhir warga Labulia mulai mengambil air ke Desa Kuripan, ketika musim kering seperti saat ini,’’ aku Hambali. Warga Labulia mengambil air dari PDAM milik warga Kuripan secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya.
Warga Desa Labulia Lombok Tengah sedang mengisi air di salah satu tendon air di Desa Kuripan Lombok Barat |
Hambali menuturkan, sejak 2011 lalu warga setempat mulai
mengambil air di Desa Kuripan ketika masuk musim kering. Awalnya, warga yang
mengambil air sedikit namun lama kelamaan semakin banyak. Untungnya, kata
Hambali warga Kuripan berbaik hati memberikan air secara gratis tanpa memungut
biaya sepeserpun.
Kondisi Desa Labulia saat ini dilanda kekeringan amat parah.
Desa ini memang kerap menjadi langganan bencana kekeringan. Saat ini, debet air
sungai dan sumur menurun drastis bahkan tidak ada. Kondisi ini diperparah, air
PDAM di desa itu belum mengalir meskipun hampir setahun lalu dikerjakan.
Warga yang mengambil air dari Desa Labulia berasal dari
delapan dusun, antara lain Dusun Sulin, Wareng Kandel, Tandek, Dasan Sebeleq,
Olor Agung, Dasan Tuan, Bagek Panjeng. “Warga yang mengambil air itu bisa 60
sampai 70 orang semalam itu,”sebutnya.
Warga mengambil air PDAM di dua rumah warga diketahui,
bernama Nurdin dan Dahmar. Kedua warga ini diketahui sama-sama pegawai PDAM.
Warga biasanya mengambil air setelah magrib hingga pukul 00.00 bahkan ada yang
berani sampai pukul 02.00 dini hari.
Anak-anak di Desa Labulia harus ikut mencari air bersih ke desa tetangga, karena persediaan air bersih sangat minim. |
Warga mengambil air menggunakan jeriken berbagai ukuran. Sekali
angkut bisa empat sampai lima jeriken diangkut kendaraan roda dua dan roda
empat.
Mashur, salah satu tokoh masyarakat Desa Labulia yang ikut
mengambil air menuturkan warga sudah mengusulkan ke pemerintah agar disuplay
air bersih namun usulannya mentok di desa.
Terkait warga yang mengambil air di Lobar sendiri tak
diketahui pihak desa dan Pemkab Loteng. Warga terpaksa berinisiatif sendiri karena tidak ada lagi pilihan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan mandi.
Warga sendiri membuat sumur secara
swadaya, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.
Sementara itu, Nurdin warga Dusun Tongkek Kuripan mengaku
ikhlas memberikan air ke warga meskipun diambil dari PDAM di rumahnya. Menurutnya, hal ini murni kemanusiaan. “Tidak
sepeserpun kami tarik biaya,’’ ujarnya. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment