Be Your Inspiration

Showing posts with label EKONOMI. Show all posts
Showing posts with label EKONOMI. Show all posts

Monday 21 March 2022

Pergi Nonton MotoGP Berebutan, Pulang Tidak Dapat Angkutan

 

Penonton MotoGP berebutan naik bus di eks Bandara Selaparang yang akan membawa mereka ke Sirkuit Mandalika di hari ketiga, Minggu (20/3/2022)

Minggu (20/3/2022) merupakan puncak pelaksanaan MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit. Begitu juga dengan kepadatan penonton pada hari ketiga ini jauh lebih padat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pintu-pintu masuk ke Sirkuit Mandalika juga ramai didatangi penonton yang ingin menyaksikan langsung aksi para jagoannya secara langsung. Termasuk di eks Bandara Selaparang Kota Mataram.

Sejak pagi, eks bandara yang berlokasi di Kelurahan Rembiga Kota Mataram ini ramai didatangi penonton. Pihak panitia awalnya menyediakan  66 unit bus untuk melayani penonton yang menuju Parkir Timur (PT) dan Parkir Barat (PB), namun semakin siang jumlah penonton yang sudah memiliki gelang atau tiket semakin membeludak. Sementara armada bus yang ada tidak mampu mengangkut penonton yang terus berdatangan ke eks bandara.

Setiap bus yang datang diserbu penonton yang sudah menunggu sejak pagi. Mereka khawatir tidak bisa melihat aksi para jagoannya berlaga di sirkuit kebanggaan Indonesia ini. Sejumlah penonton lokal memilih mengalah untuk naik bus dan mendahulukan penonton dari luar daerah. Seperti yang dilakukan Ariyanto dan sejumlah teman-temannya, salah satu penonton asal Mataram ini lebih memilih mengalah dan naik kendaraan angkutan paling akhir.

‘’Kita nanti saja. Kita dahulukan teman-teman dari luar daerah ini. Mereka bela-belain datang ke NTB untuk menonton MotoGP dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit pula,’’ ujar guru di salah satu SMA di Kota Mataram ini.


Sementara mereka sebagai orang lokal tidak masalah berangkat paling akhir, karena sudah sering ke Pantai Kuta di Lombok Tengah bagian selatan dan objek wisata lain di NTB.

Hal serupa juga dilakukan Zulfakar. ASN lingkup Pemprov NTB ini juga lebih memilih berangkat paling akhir dan mendahulukan penonton dari luar daerah. Apalagi dirinya sudah menonton pada hari kedua, Sabtu (19/3) dan merasakan atmosfer pertandingan. ‘’Saya sebenarnya sudah menonton Sabtu kemarin. Tapi karena teman-teman yang mengajak, saya ikut teman-teman. Soalnya, atmosfer menonton di rumah dan secara langsung itu beda,’’ ujarnya.

Antrean tidak dilakukan warga biasa. Sejumlah pejabat lingkup Pemprov NTB, seperti Asisten III Setda NTB dr. Nurhandini Eka Dewi, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Zaenal Abidin, Staf Ahli Gubernur, Sadimin dan Abdul Aziz juga ikut antre bersama ratusan penonton.  Mereka antre di bus yang menuju Parkir Barat.

Cuaca panas tidak menyurutkan mereka untuk antre bersama penonton dari seluruh Indonesia. Desak-desakan untuk berebutan naik bus yang akan mengantar mereka ke Sirkuit Mandalika dilakukan.

Menurut Asisten III Setda NTB Nurhandini Eka Dewi, mereka ingin merasakan antre bersama penonton untuk menonton MotoGP secara langsung. Selain itu, naik bus yang sudah disiapkan panitia jauh lebih baik dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi atau dinas.

Menurutnya, kondisi kemacetan jalan akan menyebabkan perjalanan mereka terganggu, sehingga khawatir tidak bisa menikmati aksi para pembalap di sirkuit. ‘’Ada stiker khusus ke sana, tapi kami khawatir macet. Jadi lebih baik naik bus yang sudah disiapkan dan merasakan ikut antrean,’’ ujarnya.

Meski demikian, banyak penonton yang terpisah dengan rombongan. Seperti yang dialami Staf Ahli Gubernur Sadimin yang harus terpisah dengan rombongan Asisten III Setda NTB. Banyaknya penonton yang berebutan membuat mereka memilih mengalah dan mendahulukan penonton yang lain.

Hingga jam 12 siang, belum semua penonton di eks bandara terangkut. Kondisi ini mendapat perhatian khusus dari Kementerian Perhubungan dan pimpinan Damri Mataram Tukul Erwanto yang turun memantau di lapangan. Bus-bus yang sebelumnya mengangkut penonton di Pelabuhan Gili Mas, Bangsal, Pelabuhan Kayangan dikerahkan untuk mengangkut penonton yang masih banyak belum terangkut.

Setiap bus yang datang,langsung diserbu oleh penonton. Mereka rela berdesak-desakan naik ke atas bus agar cepat sampai ke sirkuit. Namun, kapasitas bus mini yang terbatas, terutama jenis Hiace atau Elf belum mampu mengurai antrean penonton. Salah satu staf Kementerian Perhubungan yang melakukan pemantauan di lapangan, menjelaskan, membeludaknya jumlah penonton di hari ketiga, terutama di eks bandara menjadi bahan evaluasi pihaknya ke depan. Namun, pihaknya sekarang ini sedang memikirkan mengangkut semua penonton, termasuk mengangkut kembali ke tempat semula.

Setelah perhelatan selesai, ternyata mereka mengalami hal yang sama. Keluar dari sirkuit dalam waktu bersamaan ternyata tidak mampu diangkut oleh semua bus. Bagi yang cepat naik bus, mereka cepat sampai tujuan. Namun, bagi yang terlambat, mereka harus rela menunggu sampai jam 12 malam.

Tak ayal kondisi ini menjadi bahan pembicaraan di media sosial dan grup WhatsApp. Sebagian besar mengeluhkan tidak siapnya panitia menyediakan angkutan dalam mengatasi melonjaknya penumpang MotoGP. Apalagi mereka sampai membayar cukup mahal untuk datang ke Lombok. (Marham)

Share:

Wednesday 5 January 2022

Mau Beli Tiket MOTOGP Mandalika 2022, Di Sini Tempatnya ...

Bisa Beli Tiket MotoGP 2022 Mandalika di sini.. 

PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK Mandalika)/The Mandalika bersama dengan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku bagian dari ITDC Group, mulai membuka penjualan tiket balap motor MotoGP Indonesia Grand Prix (MotoGP) 2022 secara online dan offline mulai 6 Januari 2022.

Penjualan tiket MotoGP kategori Premium Grandstand dan VIP Hospitality Suites (Premiere Class & Deluxe Class) mulai dibuka pada Jumat, 6 Januari 2022. Sementara penjualan tiket kategori General Admission dan Standard Grandstand baru dibuka pada Selasa, 11 Januari 2022.

Harga tiket Grandstand & General Admission Weekend Pass MotoGP 2022

Calon penonton dapat melakukan pembelian tiket secara online melalui 10 platform pembelian tiket yang merupakan partner dari ITDC Group, antara lain channel digital Xplorin yang didukung oleh Bank NTB Syariah, InJourney, Tiketapasaja.com, Tiket.com, My Pertamina Apps, DyandraTiket.com mulai tanggal 6 Januari 2022. Sementara pembelian secara offline dapat dilakukan di gerai Alfamart, Indomaret, dan Angkasa Pura Hotel yang mulai dibuka pada tanggal 11 Januari 2022.

Tiket MotoGP ini memiliki variasi harga sesuai dengan tempat menonton yang terbagi menjadi lima kategori yaitu, General Admission dengan jumlah kuota sebesar 10.000 tiket, Standard Grandstand sebanyak 28.578 tiket, Premium Grandstand 22.056 tiket, Deluxe Class 2.000 tiket, dan Premiere Class 900 tiket. Total kuota tiket penonton yang disediakan sebesar 63.534 tiket per hari.

Tahun ini, ITDC-MGPA menyediakan tiket harian pada kategori General Admission, Standard Grandstand, dan Premium Grandstand. Untuk harga tiket hari pertama pada 18 Maret, tiket yang tersedia dimulai pada harga Rp 115.000 – Rp 431.250. Sementara untuk tanggal 19 Maret harga tiket dimulai pada harga Rp 287.500 – Rp 1.150.000 dan pada tanggal 20 Maret tiket dimulai pada harga Rp 575.000 – Rp 1.725.000. Selain tiket harian, penyelenggara event juga telah menyiapkan paket weekend pass yakni Sabtu dan Minggu untuk tiga kategori yang sama dimulai dari harga Rp 805.000 – Rp 2.587.000.

Khusus untuk kategori VIP Hospitality Suites, tersedia tiket 3 days pass yang dijual pada rentang Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 (berlaku untuk menonton selama tiga hari).

Harga Tiket MotoGP 2022 Daily Pass

Sementara bagi pecinta balap yang telah mendaftar pada pre-booking tiket, mereka akan mendapatkan prioritas kuota dan akan dihubungi melalui data yang telah diinput dalam jangka waktu tertentu.

Vice President of Commercial MGPA, Aji Aditra Perdana menyampaikan, “Kami yakin masyarakat sudah antusias menyambut Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP kembali setelah penantian panjang selama 25 tahun. Untuk itu, mengawali tahun 2022 kami mengumumkan harga tiket sekaligus membuka penjualan tiket MotoGP 2022. Sehingga masyarakat yang ingin menyaksikan event MotoGP secara langsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit pada 18-20 Maret mendatang sudah bisa mulai mempersiapkan diri lebih awal.''

Harga Tiket MotoGP Mandalika 2022 VIP Hospitality Suites 3 Days Pass

Sebagai informasi, General Admission merupakan tiket non-seating area, dimana penonton bisa masuk ke area Sirkuit untuk menyaksikan balap dari layar besar dan menyaksikan konten di dalam area komersial namun tidak masuk pada area Grandstand. Sementara Standard Grandstand terbagi menjadi enam titik lokasi duduk yaitu zona C di tikungan 1, zona D di tikungan 3, zona E di tikungan 6, zona F di tikungan 8, zona G di tikungan 12, zona H di tikungan 13, zona I di tikungan 14.

Sementara, Premium Grandstand berada di empat titik yaitu di zona A pada area start dan finish balap, serta beberapa titik lainnya, zona B di tikungan 1, zona J di tikungan 15, dan zona K di tikungan 16. Sementara VIP Hospitality Suites terbagi menjadi dua kelas, yakni Premiere Class yang berlokasi di lantai 2 Pit Bulding sehingga memudahkan penonton untuk berinteraksi dengan pembalap, dan Deluxe Class berlokasi di VIP Village berdekatan dengan Paddock Sirkuit. (*)

Share:

Friday 3 September 2021

Ini Cara Terhindar dari Tawaran Pinjaman Online Ilegal

 

Pakar Teknologi Informasi NTB Jian Budiarto, M.Eng

Pemerintah Pusat saat ini memberi perhatian yang besar terhadap maraknya aktivitas pinjaman online (pinjol) di seluruh Indonesia, termasuk di NTB. Aplikasi yang menawarkan pinjol ini bertebaran, baik yang legal maupun yang ilegal. Aktivitas pinjol ilegal inilah yang belakangan sering membuat riuh. Banyak masyarakat yang terjebak bunga pinjaman online ini dan bahkan yang paling parah adalah perusakan nama baik jika terjadi kegagalan pembayaran. Lantas dari sisi teknologi bagaimana financial technologi (fintech) ini bekerja?

Pakar Teknologi Informasi NTB Jian Budiarto, M.Eng., mengatakan, fintech pertama kali muncul digunakan sebagai micro payment. Teknologi digunakan untuk kebutuhan pembayaran masyarakat secara cepat tanpa harus menggunakan transaksi perbankan. Sampai saat ini  fintech berkembang pesat sampai dalam bentuk pinjol.

Menurutnya, ada beberapa hal yang harus menjadi garansi sebuah fintech diciptakan. Pertama, adalah transaksi yang aman. Sebab jika terjadi kesalahan sistem, maka akan berdampak fatal terhadap perusahaan. Garansi yang kedua adalah data yang akurat.  “Kegiatan finansial tanpa melibatkan pertemuan fisik memerlukan data yang akurat. Hal ini menjamin bagi pengguna dan perusahaan keuangan tidak mengalami kerugian,” terangnya.

Saat ini dengan hanya bermodal KTP, beberapa fintech menjamin dana yang diminta oleh masyarakat akan langsung cair. Lalu bagaimana fintech menjamin perusahaan tidak mengalami kerugian?

Kata Jian Budiarto, biasanya masyarakat yang ingin mengakses dana pinjaman akan diminta menginstall aplikasi pada perangkat smartphone dan mengisi beberapa form. Aplikasi tersebut mewajibkan pengguna untuk mengizinkan adanya sinkronisasi kontak telepon.

“Mereka akan menganalisis institusi Anda, institusi sahabat Anda, mengumpulkan kontak keluarga, dan memperkirakan tingkat keuangan Anda. Berdasarkan informasi tersebut fintech Akan memutuskan apakah Anda akan mendapatkan pinjaman atau tidak. Terlebih saat ini fintech dilengkapi dengan kecerdasan buatan yang dapat membantu memberikan keputusan,” terangnya.

Jika peminjam mengalami kegagalan pembayaran, perusahaan keuangan yang tak berizin ini akan merespon setiap kegagalan pembayaran dengan peringatan, intimidasi bahkan pengancaman. Mereka akan melakukan pengancaman bukan hanya kepada peminjam, namun juga kepada institusi, sahabat, dan keluarga dengan maksud untuk merusak reputasi peminjam tersebut. “Di sinilah sinronisasi kontak diperlukan oleh perusahaan keuangan tersebut yaitu untuk memberikan ancaman jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” katanya.

Bagi masyarakat yang mendapatkan informasi pinjol atau jenis fintech lainnya ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan. Pertama kata Jian, hindari tawaran menggiurkan dengan usaha yang sangat minimal. Kedua, lakukan pengecekan ke situs utama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) apakah fintech tersebut memiliki izin atau tidak. Ketiga waspada terhadap aplikasi Financial Technologi yang mengumpulkan kontak telepon anda. “Anda dapat mengetahui ini dengan mengecek “Apps Permissions” pada smartphone Anda,” tutupnya.(Ekbis NTB)

Share:

Kiat Penenun Pringgasela Bertahan di Tengah Pandemi

Warga Pringgasela sedang menenun kain menggunakan alat tradisional yang masih banyak bisa ditemui di tengah warga.

Tenun Pringgasela terus berupaya bertahan di tengah situasi pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun ke dua ini. Akibat pandemi, usaha tenun Pringgasela  turut terkena dampaknya.

Sareh Erwin, salah seorang pemilik Art Shop Tenun Pringgasela kepada media ini akhir pekan kemarin menuturkan sampai sekarang produksi dan pemasaran tetap berlanjut. Meski tidak seperti pada situasi sebelum pandemi, saat ini sekadarnya saja produksi dan penjualan. "Ada juga beberapa klien yang order tapi sekadar lokalan  saja," sebutnya.

Menurutnya, masyarakat Pringgasela masih bisa bertahan hidup dengan hasil produksi dan penjualan. Soal bahan baku katanya tidak pernah kesulitan. "Hanya pemasaran saja yang seperti perahu terombang-ambing di lautan," ucap Sareh memberikan analogi. Akibat pandemi, dari sisi pendapatan hilang 99 persen.  "Everything is gone," keluhnya lagi.

Pasar daring melalui media-media sosial juga sudah dicoba. Namun pembelian melalui pasar internet ini masih belum maksimal. Belum ada pengiriman lagi sampai ke luar negeri. "Masih lokalan saja," imbuhnya.

Semua pelaku bisnis tenun Pringgasela ini sudah memasukkan produk kerajinan ke beberapa e-commerse. Pelaku usaha tenun Pringgasela ini sejauh ini tidak ada sampai mengalami kebangkrutan. Para penggiat wisata juga terus berusaha mendampingi masyarakat penenun untuk tetap bersemangat.

Sareh berharap, janji pemerintah akan menjadikan tenun Pringgasela sebagai baju kerja Aparatur Sipil Negar (ASN). Namun sampai sekarang, belum ada tindak lanjut.  Jika yang menjadi soal adalah harga, Sareh Erwin memberian keyakinan bahwa tenun Pringgasela sebenarnya tidaklah mahal. Harga di kisaran Rp 500 ribu ke atas itu masih tergolong murah karena kualitas enun Pringgasela yang sangat bagus.

Sareh Erwin menuturkan, ia sendiri pernah membeli tenun Sumba seharga Rp 5-12 juta per pcs. Menurutnya, konsumen berani membeli dengan harga tinggi karena di sana ada mutu dan kualitas. Dari segi motif dan pilihan bahan pewarnaan dan sistem pengerjaan itulah yang dibeli. Begitupun tenun Pringgasela yang menjual mutu dan kualitas. Meski demikian, harga jual tenun Pringgasela ini tidak pernah di atas Rp 1 juta. "Jadi sangat murah lagi, padahal kita tidak kalah saing loh dari sisi kualitas," tutupnya.  (Ekbis NTB)

Share:

Hati-hati Tawaran Pinjaman Mudah, Pinjol Ilegal Bisa Menjerat Anda

Tips waspadai pinjaman online ilegal. 
  
Meminjam uang pada pihak ketiga adalah suatu hal yang lumrah. Dalam meminjam uang mesti teliti dan cermat, agar tidak terjebak dalam bunga tinggi, intimidasi hingga teror dari pihak pemberi pinjaman dengan menebar data nasabah. 

Belakangan ini, banyak nasabah yang meminjam pada pinjaman online (pinjol) ilegal mengalami pengalaman buruk. Mereka diteror dengan perkataan yang tidak sepantasnya hingga data nasabah disebar. Seperti apa pengalaman buruk para nasabah pinjol ini saat telat membayar utang? 

 Banyak pengalaman buruk masyarakat yang menjadi nasabah aplikasi pinjol ini. Selain suku bunganya tidak ada perhitungan yang jelas, tenornya yang sangat pendek, juga aneka intimidasi dan pencemaran nama baik akan dilakukan oleh perusahaan pinjaman jika nasabahnya gagal bayar. 

Irw, salah seorang warga Lobar yang pernah berurusan dengan pinjol ini menuturkan, ia terjebak dalam skema pinjol sekitar dua bulan yang lalu. Dari sekitar 10 juta pinjaman yang diakses di beberapa aplikasi pinjol ilegal, kewajiban yang harus dia bayar saat ini sekitar Rp20 juta, karena terus berbunga. Lantaran gagal bayar, data diri beserta foto Irw disebar ke semua nomor kontak yang ada di HP miliknya. Karena saat mengakses pinjaman di pinjol ilegal mensyaratkan semua kontak di HP peminjam bisa diambil, maka mereka dengan leluasa melakukan teror dan menyebar data diri peminjam ke semua nomor kontak tersebut. 

“Bahkan risikonya kalau kita berurusan dengan pinjol ilegal itu, tiga hari sebelum jatuh tempo itu mereka sudah meneror. Bahkan mereka melakukan penyebaran data. Yang saya tahu itu ada lebih dari 500 nomor kontak di HP saya itu saya itu diambil semua dan di-share secara serentak,” tuturnya. 

Perusahaan pinjol ilegal itu, ujarnya, akan mengedit foto dan KTP peminjam dan ditambahkan dengan narasi-narasi yang sangat kasar, kemudian disebar ke semua nomor kontak yang ada di HP peminjam tersebut. Tidak hanya nomor kontak yang berhasil diambil oleh pinjol ilegal, namun semua data di HP juga bisa diambil, termasuk semua aplikasi yang pernah diunduh, sehingga tindakan mereka dinilai masuk dalam kategori pencurian data. Salah satu yang menjadi ciri khas pinjol ilegal adalah kemudahan dalam pencairan dana pinjaman namun dengan tenor waktu yang sangat pendek yaitu satu minggu. 

Kata Irw, pada hari kelima setelah mendapat dana pinjaman, perusahaan tersebut sudah mulai menagih dengan cara meneror bahkan melakukan penyebaran data. Saat berurusan dengan pinjol ilegal, tambahnya, suku bunga pinjaman sering tidak jelas. Sebab saat masyarakat mengakses pinjaman ke satu aplikasi tertentu, aplikasi ini kerap bertindak sebagai broker yang menghubungkan antara peminjam dengan pemberi dana. “Dalam satu aplikasi itu, ada lebih dari 20 link untuk melakukan peminjaman. 

Biasanya masyarakat akan terjebak di sana. Begitu masyarakat mengklik tanpa verifikasi konten, akan banyak link itu yang akan transfer dana ke peminjam,” katanya. Soal bunga pinjaman memang kerap tidak masuk akal. Irw mencontohkan, jika masyarakat mengakses pinjaman sekitar Rp 2 juta ke aplikasi pinjol itu, maka yang akan masuk ke rekening biasanya jauh berkurang dari itu misalnya Rp 1,2 juta dengan tenor tujuh hari. 

Sebelum hari ke tujuh, mereka sudah mengirim SMS peringatan bahkan teror agar pinjaman segera dikembalikan. Jika si nasabah tak mampu mengembalikan pinjamannya dengan cepat, maka aplikasi itu akan mengarahkan nasabah tersebut untuk mengakses pinjaman lagi ke link tertentu agar dana sebelumnya bisa terbayar. Begitulah seterusnya, seperti gali lubang tutup lubang, sehingga si nasabah benar-benar terjebak dalam skema pinjol ilegal tersebut. 

 “Saya sudah mengadu melalui email Kominfo mengenai pinjol ilegal ini. Minggunya saya mengadukan dan hari Senin itu ada berita saya dapat bahwa ada lima pihak yaitu OJK, BI, Polri, Kominfo dan Kemenkop UKM yang berkomitmen untuk memberantas aktivitas pinjol ilegal ini,” jelasnya. 

Dirinya memberi apresiasi terhadap upaya pemerintah pusat untuk memberastas perusahaan pinjol ilegal ini. Namun demikian ia masih melihat adanya aplikasi perusahaan pinjol ilegal ini yang masih lolos dari pemantauan Kominfo, sehingga ia berharap ketegasan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Pinjol ilegal semakin meresahkan lantaran diduga memperjualbelikan data pribadi seseorang. Data yang mereka ambil dari nasabahnya diduga dijual lagi ke perusahaan pinjol lainnya. 

Indikasinya yaitu para nasabah yang mengakses di satu perusahaan pinjol akan menerima penawaran dari perusahaan-perusahaan pinjol lainnya melalui nomor kontak. Selanjutnya pria yang bekerja di sektor swasta ini memberi saran kepada masyarakat yang belum pernah mencoba mengakses aplikasi pinjol ini agar menghindarinya. 

“Yang legal-pun sebenarnya kita diwanti-wanti agar jangan pernah melakukan. Bahkan yang legal saja mereka masih melakukan penagihan dengan bahasa yang kurang enak,” sarannya. 

Pengalaman pahit serupa juga dialami YN. Salah satu pengajar Taman Kanak-kanak di Kabupaten Lombok Barat ini meratap, menyesal, dan harus menanggung malu. Bagaimana tidak, dirinya dipermalukan secara sosial oleh layanan pinjaman online tempatnya meminjam dana. Awalnya YN tergitu menjadi nasabah, karena kemudahan yang ditawarkan. 

Cukup dengan memfoto diri dengan KTP, kemudian mengirim identitas KTP. Tak lama, dana sudah diterima di rekening. Siapa sangka, janji menolong pemberi pinjaman rupanya petaka sosial baginya. Seluruh kontak di nomor HP YN sudah menjadi senjata, semua diteror. Teman, kolega, keluarga, dan handai taulan. Sebuah pemberitahuan masuk ke WhatsApp, ke SMS. Mengaku dari Aplikasi Beruang, dan menyebut, seluruh nomor kontak di HP YN sudah dijadikan kontak darurat. 

Dalam pemberitahuannya, aplikasi ini menyampaikan atas nama YN, alamat, dan tempat bekerja sedang berutang. Dan diminta kepada pemilik kontak untuk mengingatkan YN agar segera menyelesaikan utang-utangnya di aplikasi YN. Dalam pemberitahuan aplikasi ini, dicantumkan juga foto wajah YN close up dengan menunjukkan KTP di bawah dagu. 

Aplikasi ini bahkan menyebut YN dengan istilah-istilah yang sangat kasar dan tidak manusiawi. Aplikasi ini juga menyatakan kepada seluruh nomor kontak yang ada di ponsel YN, jika tidak mengingatkan YN untuk melunasi utang-utangnya, maka akan terus diteror. Hal ini tentu sangat mengganggu bagi semua pemilik kontak yang tidak tahu menahu perihal pinjaman ini. 

YN kepada media ini bahkan memberikan klarifikasi. Ini bunyi klarifikasinya. “Saya mohon maaf atas ketidaknyaman semua ini, apabila ada yang WA ke kontak teman-teman dari pihak pinjol. Diakuinya, dirinya benar telah melakukan pinjaman di aplikasi pinjol. Dan ada yang WA, SMS, telepon menyebut nama saya,saya minta tolong dari hati saya paling dalam tolong jangan direspon. ‘’Saya begini karena saya sudah tidak mampu bayar pinjaman,’’ tuturnya. 

Awalnya Rp5 juta sudah membengkak ke Rp56 juta dalam tempo jarak ndak berbulan-bulan. Dirinya pinjam mulai bulan Juli 2021 dan  tidak mengira uang sangat banyak dan tidak menggunakan uang itu sepersen pun. Dirinya sudah berusaha membayarkanya hampir Rp30juta dan pinjamannya tidak semakin lunas, tapi semakin berkembang. ‘’Mereka menyebarkan data-data saya ke semua kontak yang ada di HP saya,’’ tambahnya. 

Untuk itu, secara pribadi dirinya mohon maaf sebesar-besarnya pada teman-teman yang ada di kontaknya, karena tidak nyaman menerima WA atau SMS dari pemberi pinjaman. Dirinya sangat menyesal dengan semua ini. ‘’Saya malu,sangat malu sama semuanya. Semua kontak, SMS, WA, telepon saya sudah disadap. Jadi mereka sudah tahu nomor ibu-ibu guru, teman dan lainnya,’’bunyi pemberitahuan terbuka yang disampaikan YN kepada semua kolega dan kontak ponselnya. 

Pinjol ilegal ini, ujarnya, membuatnya sangat terpukul. Psikisnya menurutnya terganggu, karena beban sosial yang harus ditanggung. Upaya yang sudah dilakukan YN adalah dengan melapor kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Harapannya, otoritas bisa membantu menyelesaikan persoalan yang sudah menjeratnya ini. (Ekbis NTB)
Share:

Wednesday 1 July 2020

Pembukaan Objek Wisata di Tengah Pandemi Harus Terapkan Protokol Standar Covid-19

Wagub NTB Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalilah bersama Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy dan jajaran Forkopimda saat berada di Sembalun Lombok Timur meninjau kesiapan pembukaan objek wisata ke Gunung Rinjani, Sabtu (27/6/2020)

Corona virus disease (Covid-19) telah menyebabkan pariwisata di NTB mati suri. Selama hampir 3 bulan, (pertengahan Maret, April, Mei hingga awal Juni 2020)  objek wisata di NTB, termasuk desa wisata ditutup untuk wisatawan. Hal ini berpengaruh besar terhadap pengembangan pariwisata di NTB. Akibatnya, pelaku wisatawan hanya menunggu kapan wabah Covid-19 ini berakhir.

NTB memiliki banyak objek wisata menarik dan menjadi favorit wisatawan dunia. Namun, objek-objek wisata ini masih belum dibuka, karena aktivitas masyaraat dunia masih belum normal. Di sejumlah negara, termasuk Indonesia, jumlah pasien positif Corona terus meningkat setiap harinya. Akibatnya, mobilitas masyarakat masih belum kembali normal.

Meski penambahan pasien positif Corona terus bertambah, pemerintah pusat, termasuk Pemprov NTB mulai mencoba menerapkan new normal (kenormalan baru) di berbagai bidang dan sektor. Termasuk sektor pariwisata. Objek-objek wisata yang sebelumnya ditutup mulai dibenahi atau dipersiapkan untuk menerima wisatawan. Pembenahan lebih difokuskan pada penerapan protokol standar Covid-19, seperti penggunaan masker, penyediaan air bersih atau hand sanitizer, menjaga jarak antara satu sama lain. jika ini sudah siap, maka daerah-daerah sudah bisa membuka kembali objek wisatanya.

Bahkan, Pemprov NTB di bawah komando, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc., dan Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., menginginkan agar objek-objek wisata di NTB mulai bangkit kembali. Untuk itu, persiapan atau pembenahan di objek wisata harus dilakukan. Bahkan, untuk memastikan kesiapan objek wisata menerima kembali wisatawan, Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tanggal 13 Juni 2020 mengunjungi Gili Trawangan. Hal ini untuk melihat kesiapan pelaku wisata dan objek wisata di tiga Gili apakah siap menghadapi kenormalan baru di bidang pariwisata.  

Bahkan, Sabtu (27/6/2020), Wagub kembali melakukan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi SOP Rinjani Menuju New Normal di Kantor Resort Sembalun Balai TNGR, Desa Sembalun Lombok Timur, Sabtu (27/6/2020). Pada kesempatan ini, wagub menyebut  tantangan yang dihadapi adalah bagaimana masyarakat sekitar secara disiplin mematuhi protokol Covid-19 dengan tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak bila beraktivitas di luar rumah sampai vaksin virus Covid-19 ini ditemukan.

Wagub Hj. Sitti Rohmi Djalilah melakukan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi SOP Rinjani Menuju New Normal di Kantor Resort Sembalun Balai TNGR, Desa Sembalun Lombok Timur, Sabtu (27/6/2020).
Wagub berharap agar di balik pandemi ini semua pihak dapat mengambil hikmahnya. Karena pandemi ini sejatinya juga memberikan waktu pada kita untuk berbenah, memperbaiki kekurangan selama ini sehingga ke depan dapat lebih baik lagi.

"Ini kesempatan kita untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depan dan tidak hanya menjadi tempat wisata, akan tapi ini akan menjadi pusat edukasi, pusat pemberdayaan masyarakat, sehingga keberadaan Rinjani ini bisa terasa manfaatnya bagi NTB dan Indonesia," lanjutnya.

Wagub menilai adanya saran bahwa pendakian Rinjani agar dilakukan melalui satu pintu terlebih dahulu serta pentingnya dibangun fasilitas jalur khusus untuk kuda atau sepeda untuk memudahkan para porter membawa barang hingga pos empat, hal itu perlu didiskusikan dengan serius untuk kebaikan bersama.

 “Apabila ingin maju maka semua pihak harus duduk bersama, sehingga seluruh pihak mendapatkan manfaatnya dan semua dapat memberikan kontribusi terbaiknya bagi kemajuan Rinjani ke depan,” terangnya.

Wagub juga mengingatkan terkait pengelolaan sampah. Penekanannya pada pintu pintu masuk jalur pendakian Rinjani sangat diperlukan.  "Ini harus betul-betul kelihatan progresnya dan kuncinya di pintu masuk. Ini harus betul-betul kita perhatikan. Rinjani ini tumpuan hidup kita dan sumber air kita. Jadi antara pariwisata dan kelestarian ini satu dan harus betul betul kita jaga," ujarnya.

Adanya pandemi ini menumbulkan satu tuntutan yakni penerapan protokol Covid-19. Ada banyak hal positif yang dapat didorong untuk kebaikan pariwisata itu sendiri. Pemprov NTB ,  kata  Wagub telah mengusung konsep bersih, sehat dan aman. Di mana, seluruh destinasi wisata yang ada di NTB harus menerapkannya termasuk Rinjani.  "Semoga tanggal 7 Juli besok, pada saat dibuka, sudah bisa siap dari hulu ke hilir, dari orang naik hingga pulang itu betul-betul diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan dengan dibukanya Sembalun ini memberikan semangat bagi kita,"  pesannya.

Sementara saat telekonferensi  bersama pengurus ASITA NTB, Rabu (24/6/2020) lalu, Wakil Gubernur menegaskan, sebelum dibuka kembali, objek wisata harus dibenahi lagi. Pembenahan tersebut dilakukan agar objek wisata tidak menjadi sumber penularan Covid-19 ini. "Untuk objek wisata, kita harus benar-benar memilih, jangan sampai kita gegabah membuka objek wisata, jangan sampai ada klaster objek wisata," jelas Ummi Rohmi – sapaan akrabnya.

Salah satu contoh adalah tiga gili yang telah dipersiapkan sebelum dibuka kembali seperti memperketat pintu masuk, melibatkan semua unsur. Dari petugas keamanan hingga petugas kesehatan, untuk memastikan keamanan dan kesehatan wisatawan. Ia berharap masyarakat dapat dengan cepat memahami pentingnya protokol kesehatan agar seluruh aktivitas dapat kembali berjalan dengan lancar. (Marham)
Share:

Monday 13 April 2020

Pemprov NTB akan Pesan 100 Ribu Masker untuk Masyarakat

Pembuatan masker di salah satu IKM di NTB.

PEMPROV NTB terus mendorong pelaku UMKM atau IKM yang ada di daerah ini untuk membuat masker dan Alat Pelindung Diri (APD) yang nantinya dibagi ke masyarakat dan tenaga medis. Pemprov NTB telah bekerjasama dengan sekitar 100 IKM untuk membuat APD dan masker dengan standar yang telah ditentukan.

“Kami sudah arahkan pelaku-pelaku UKM itu semuanya hampir ratusan dan terus bermunculan. Kita dorong koordinasi dengan Dinas Koperasi untuk kesanggupannya. Dia mampu skala rumah tangga, silakan setor aja ke Dinas Koperasi, ada yang konveksi skala besar monggo jalan,” kata Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Hj. Nuryanti, ME., pekan kemarin.

Dinas Perindustrian dan Dinas Koperasi dan UKM memang membagi tugas dalam menggerakkan UMKM/IKM untuk membuat masker ini. Dinas Perindustrian melakukan pendampingan untuk peningkatan kualitas produk, “Kami arahkan untuk bagaimana proses produksinya agar higienis, bagimana model masker yang standar dan bagaimana proses sterilisasi pasca-produksi,” terangnya.

Ia mengatakan, pihaknya tetap melakukan komunikasi dengan pelaku UMKM/IKM melalui media sosial dan website Dinas Perindustrian dalam hal proses pembuatan masker. Namun jika terkait dengan volume produksi yang bisa dituntaskan, pelaku UMKM bisa langsung  komunikasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM.

Saat ini, Pemprov NTB sedang membagi-bagikan masker kepada masyarakat sebanyak 100 ribu per bulan selama tiga bulan. Semua masker itu dibeli oleh Pemprov melalui tangan-tangan terampil UMKM di NTB. Pengadaan masker memang menjadi salah satu program yang dijalankan oleh pemda, di samping untuk mencegah penyebaran virus Corona juga untuk menghidupkan UMKM yang sedang mengalami keterpurukan karena pandemi. 

Ia mengatakan, standar produk yang dibeli oleh pemerintah memang cukup ketat. Namun pelaku UMKM/IKM terus mengasah kreasi dan belajar untuk meningkatkan produk agar aman digunakan oleh masyarakat di masa pandemi ini. ”Standar kain itu dua atau tiga lapis,” katanya.

Berdasarkan kewilayahan, pelaku IKM di Lombok lebih banyak yang mengambil momentum ini untuk membuat masker. Meski demikian, pelaku IKM di Pulau Sumbawa juga sudah memulainya, terutama di Bima dan Dompu. Di Pulau Sumbawa, ada persoalan bahan baku yang terbatas, sehingga diharapkan ada koordinasi antara pelaku IKM di sana untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. 

“Kita juga harapkan aparat kepolisian dan Dinas Perdagangan agar bahan baku masker seperti kain dan karet di pasaran tidak naik. Kita ini sedang dalam kondisi darurat, tolonglah hukum ekonominya disingkirkan dulu dalam mencari keuntungan. Kita harus bantu. Orang yang buat masker ini juga untuk disumbang,” katanya. 

Menurutya, dengan pelibatan IKM dalam produksi masker dan aneka APD ini akan memberdayakan ekonomi mereka. Hal ini secara tidak langsung menjadi bagian dari program Jaringan Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang dicetuskan oleh Pemprov NTB.  “JPS Gemilang itu prioritas utamanya adalah pemberdayaan ekonomi, karena IKM itu bagian dari yang tertangani juga. Artinya  lebih dari 105 ribu KK yang disasar jadinya” terangnya. (Azma/Faris/Ekbis NTB)
Share:

Dinas Koperasi dan UMKM NTB Berdayakan Ratusan UMKM Konveksi di Tengah Pandemi

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, H. Wirajaya Kusuma
Pemprov NTB ingin memberdayakan sebanyak mungkin pelaku industri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk memproduksi masker. Pemprov NTB membutuhkan hampir 1 juta masker untuk dibagi-bagi secara bertahap, sampai bulan Juli 2020 ini. Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan ini,  Pemprov NTB melibatkan sebanyak mungkin mereka yang terampil di bidang konveksi (menjahit).

“Kita sudah mengumpulkan 43 penjahit sampai kemarin. Target kita sebanyak 100 penjahit untuk memproduksi masker,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, H. Wirajaya Kusuma, Minggu (12/4/2020).

Pemprov NTB membuka kesempatan kepada siapapun yang memiliki kemampuan menjahit untuk terlibat. Pada tahap awal, Pemprov NTB akan membagikan sebanyak 315.000 lembar masker. Saat ini proses produksi terus dilakukan. Masker yang dibuat sesuai dengan syarat dan ketentuan, minimal lapis dua.  “Di tengahnya dibuat seperti kantong untuk memasukkan tisu,” ujarnya.

Sementara ini, pengadaan bahan dilakukan sendiri oleh UMKM. Setelah jadi, masker-masker tersebut diserahkan ke Dinas Koperasi dan UMKM untuk dibayar. Sesuai harga yang disepakati. Seperti diektahui, semua sektor ekonomi terdampak wabah Covid-19 ini.

Kepala daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur berinisiatif memberikan peluang kepada penjahit untuk tetap eksis. Melalui program pengadaan masker.  “Dampak Covid ini ke semua sektor. Kita coba mereka berikan ruang para penjahit untuk bisa tetap berusaha dengan membuat masker ini, di tengah kelesuan ekonomi mereka bisa tetap berusaha dan berproduksi supaya mereka bisa menghasilkan,” ujarnya.

Untuk pengadaan masker ini, potensi kendala yang dihadapi adalah ketersediaan bahan baku. Kain, maupun karet. Mengingat, pengadaan masker juga dilakukan secara nasional. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB pekan kemarin mengumpulkan puluhan produsen masker. Salah satu isu yang disampaikan adalah kenaikan harga karet masker. Sebelumnya, harganya Rp20.000/rol, saat ini menjadi Rp80.000/rol.

Karena itu, Dinas Koperasi dan UMKM NTB mengharapkan peran Dinas Perdagangan dan Satgas Pangan untuk mengawasi kemungkinan permainan harga para penyedia bahan baku ini. “Jangan sampai ada aksi mengambil keuntungan yang berlebihan, di saat masyarakat susah,” ujarnya. (Bulkaini/Ekbis NTB)
Share:

Usaha Masker, Yang Untung Selama Pandemi Corona


Seorang penjahit di Rumah Produksi Sasambo Bumi Gora Lombok Barat sedang membuat masker berbahan baku kain.
Ada usaha yang tetap bisa bertahan dan bahkan omsetnya meningkat oleh mewabahnya virus Corona atau Covid-19. Tak membutuhkan modal besar, tidak sedikit orang yang bisa memanfaatkan peluang dan mendapatkan keuntungan. Adalah kerajinan rumahan yang memproduksi masker, mampu memanfaatkan kesempatan di tengah kondisi terbatasnya masker yang biasa dijual di apotek-apotek.

Pandemi virus Corona mewabah ke seluruh dunia. Dampak negatifnya telah meluas. Hampir seluruh sektor terpukul. Imbasnya, tidak sedikit warga kehilangan pekerjaan. Sudah banyak pekerja swasta terpaksa dirumahkan dan bahkan di PHK. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat.

Bagi yang bisa membaca peluang, kondisi sekarang ini justru bisa membuat usaha berjalan dan eksis. Karyawan yang sebelumnya tidak mendapatkan penghasilan, justru tetap bisa menghidupi keluarganya.

Seperti IKM Sasambo Bumi Gora di Perumahan Bale Lumbung, Labuapi, Lombok Barat. Selama ini, mereka memproduksi berbagai macam motif batik khas NTB, seperti batik Sasambo. Saat Corona mulai mewabah, berdampak pada pesanan hingga pembelian produk oleh wisatawan.

Di tengah kondisi sulit, perajin batik khas NTB ini tidak kehilangan inspirasi. Mereka menyikapi kondisi tingginya kebutuhan masker sebagai salah satu Alat Pelindung Diri (APD), sebagai sebuah peluang. Bak gayung bersambut. Pemprov NTB pun meminta disediakan 3.000 masker. Permintaan masker tidak saja datang dari Pemprov NTB. Permintaan masker untuk dijual kembali juga meningkat signifikan. Setidaknya 15 karyawan yang sebelumnya dirumahkan, kembali dipekerjakan untuk membuat pesanan masker dalam jumlah besar.

Menurut pengelola Rumah Produksi Sasambo Bumi Gora L. Darmawan, saat dampak Corona terasa di NTB ada 15 karyawan yang dirumahkan sementara, karena tidak lagi memproduksi batik Sasambo. ‘’Namun, kalau ada rezeki, kita bagi pangan ke karyawan-karyawan ini,”  tuturnya pada Ekbis NTB, Sabtu (11/4/2020).

Saat Ekbis NTB berkunjung ke rumah produksi yang sementara ini dijadikan sentra produksi masker. Ada beberapa pekerja tengah bekerja. Mereka membuat beberapa jenis masker, seperti masker biasa, masker medis, masker aroma terapi hingga masker lapis. Ada juga masker bertulis Lombok yang dikembangkan bersama salah satu rekannya sesama produsen masker. ‘’Standar maskernya sesuai standar yang direkomendasi pemerintah daerah. Se tingkat di bawah masker medis,’’ ujarnya.

Saat ini, katanya, ada puluhan penjahit dilibatkan untuk pembuatan masker. Di mana, bahan dan standar pembuatan masker, tetap menggunakan acuan yang sama. Bahkan, rumah produksi ini menggunakan mesin konveksi berskala besar. Termasuk menggunakan mesin potong kain, sehingga proses pembuatan masker relatif cepat.

Diakuinya, produksi masker pesanan pemerintah daerah sedang dipercepat. Karena saat ini masyarakat sangat butuh masker untuk meminimalisir penularan virus Corona. Sementara, masker yang tersedia di apotek dan ritel-ritel modern sudah tak lagi ditemukan.

Ada salah satu masker yang unik dibuat sentra produksi ini adalah masker aroma terapi. Di bagian moncong masker, dibuatkan semacam kantong kecil seukuran sachet teh. Kantong inilah yang dijadikan tempat bagi isi ulang aroma terapinya.

Ketika pengguna masker ini  menghirup udara. Otomatis, udara yang dihirup akan beraroma. Sesuai aroma selera pengguna. Beberapa aroma yang ditawarkan adalah aroma kopi, serai, daun jeruk, adas, dan puluhan aroma pilihan lainnya.

‘’Masker aroma terapi ini peminatnya banyak. Lebih nyaman bagi pengguna. Aroma bisa diganti-ganti tanpa mengganti masker. 1 refill isi ulang aroma terapi kita hargai Rp1.000.  Refill-nya juga kita yang produksi,’’ kata L. Darmawan.  

Dengan masker aroma ini, menurut L. Darmawan, pengguna yang tadinya asing dengan masker, merasa akan lebih nyaman dan lebih betah menggunakan masker. Sehingga tujuan pencegahan penularan virus yang diharapkan tercapai.

Selain itu, L. Darmawan juga tetap mengharapkan agar bahan baku pembuatan masker tak mengalami kenaikan. Ia berharap pemerintah bisa mengawasi tata kelolanya. Sehingga bahan baku masker tetap tersedia di pasaran dengan harga normal.

Kemudian di Kota Mataram, sejumlah penyandang disabilitas di bawah bimbingan Lombok Disability Center Endris Foundation, juga berkreasi membuat masker dari kain. Bahkan, masker yang dibuat penyandang disabilitas ini sudah disalurkan secara gratis pada warga yang membutuhkan. 

Ketua Endris Foundation Endri Susanto menjelaskan, pembuatan masker ini bertujuan untuk mengantisipasi peyebaran virus Corona atau Covid- 19 melalui udara. ‘’Secara ekonomi kita ingin program atau project ini ditiru oleh semua penjahit di seluruh Indonesia untuk membuat masker yang dapat dikerjakan di dalam ruangan atau rumah tanpa harus berinteraksi dengan dunia luar,’’ ujarnya.

Nantinya, masker yang dibuat ini dapat digunakan untuk diri sendiri, keluarga bahkan dapat menjadi penunjang peningkatan ekonomi tanpa harus berpikir takut beraktivitas di luar. Apalagi, hasil pembuatan masker dapat dijual, karena saat ini banyak masyarakat yang membutuhkan masker. Sementara di satu sisi masker menjadi barang langka pascawabah virus Corona.

Dalam membuat masker ujarnya, pihaknya melibatkan penjahit-penjahit disabilitas untuk. Selain dapat meningkatkan ekonomi mereka, juga menjadi salah satu solusi untuk membantu masyarakat dalam mempermudah mendapatkan masker.
 
Warga binaan Rutan Praya sedang menjahit masker untuk keperluan warga binaan dan pegawai Rutan Praya, Sabtu (11/4/2020)
Di Lombok Tengah (Loteng), sejumlah warga binaan Rumah Tahanan Negara (Rutan) kelas IIB Praya juga tidak mau ketinggalan untuk ikut berpartisipasi mendukung pemerintah mengatasi kelangkaan masker di tengah-tengah pandemi Covid-19. Mereka membuat masker dari bahan kain dengan skala terbatas, yakni untuk memenuhi kebutuhan masker bagi warga binaan lainnya. Sehingga penyebaran virus Corona di dalam Rutan Praya bisa dicegah.

Bermodalkan dua mesin jahit, enam warga binana Rutan Praya blok wanita silih berganti menjahit masker kain sejak sepekan terakhir. “Sebagian masker hasil tangan warga binaan ini ada yang digunakan oleh warga binaan lainnya. Ada juga yang digunakan oleh para pegawai Rutan Praya,” sebut Kepala Rutan Praya, Jumasih, kepada Ekbis NTB, Sabtu (11/4/2020).

Jumasih mengatakan, dalam sehari warga binaan Rutan Praya blok wanita bisa menghasilkan antara 50 sampai 60 buah masker. Itu pun karena kendala keterbatasan bahan (kain). Jika bahannya banyak, ungkapnya, warga binaan bisa lebih banyak membuat masker. “Tapi karena sementara ini untuk digunakan di sekitar lingkungan Rutan Praya jadi belum bisa buat secara massal. Masih dalam skala terbatas,” terangnya.

Sejumlah pekerja di Desa Selagik Kecamatan Terara Lombok Timur sedang membuat pesanan masker kain. 
Di Lombok Timur (Lotim), penjahit dan IKM konveksi di Desa Selagik Kecamatan Terara Lotim mampu menyediakan 1.000 buah masker per hari. Menurut Kepala Desa Selagik, Kecamatan Terara, Hamdan Firdaus, A.Md, saat ini sudah 20 ribu masker percobaan yang sudah dituntaskan dalam kurun waktu 1 minggu. Itupun berhasil dilakukan menyusul pesanan masker dari Pemda Lotim sebanyak 500 ribu ditambah kepala desa di Lotim masing-masing 1.000 buah.

Untuk merealisasikan pesanan masker ini, Hamdan Firdaus mengatakan jika pemerintah desa memberdayakan seluruh masyarakat setempat terutama yang memiliki mesin jahit maupun yang memiliki keterampilan menjahit. Maka dari itu, dipastikannya bahwa kualitas masker yang diproduksi dari Desa Selagik, cukup aman digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Diakuinya, pemesanan masker ini merupakan angin segar bagi masyarakatnya. Selain melakukan edukasi dan penanganan terhadap Covid-19. Masyarakat yang dianjurkan harus diam di dalam rumah memiliki aktivitas yang dapat menguntungkan bagi masyarakat. Maka dari itu, pihak terus mendorong supaya masyarakat tetap menjaga ketersediaan bahan dan kepercayaan dari konsumen. (Bulkaini/Munakir/Yoni Ariadi/Ekbis NTB)
Share:

Friday 27 March 2020

Antisipasi Penyebaran Corona, Pasar Tradisional di Kota Mataram Disemprot Disinfektan

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah memberikan arahan sebelum penyemprotan pasar tradisional di KOta Mataram, Jumat (27/3/2020)
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satunya dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan di fasilitas publik dan tempat-tempat keramaian. Jumat (27/03/2020) hari ini, pemerintah provinsi bersama Pemerintah Kota Mataram, TNI, Polri dan relawan bersinergi melakukan penyemprotan disinfektan di tiga lokasi yakni Pasar Cakranegara, Pasar Pagesangan dan Pasar Karang Jasi.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah yang juga hadir pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah akan lebih maksimal jika masyarakat ikut berpartisipasi dengan tetap mengikuti aturan yang ada.

"Yang paling utama adalah waspada, hati-hati, karena virus Corona itu telah berada di sekitar kita. Oleh karena itu, penyemprotan disinfektan ini sangat diperlukan," terang Gubernur.

Yang menjadi penekanan Gubernur adalah bagaimana masyarakat tidak cemas dan takut berlebihan terhadap pandemi ini. Namun, ia tetap meminta masyarakat untuk waspada dan menjalani hidup dengan penuh kebersihan.

"Jangan sampai masyarakat menjadi sakit justru karena katakutan dan kekhawatiran yang berlebihan," tuturnya.

Bang Zul, sapaan akrabnya menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas dan relawan yang ikut dalam kegiatan penyemprotan ini. Ia berharap masyarakat menyadari betapa pentingnya menjaga kebersihan.

"Kepada masyarakat agar tetap waspada, hati-hati, di sisi yang lain, kita juga harus menyadarkan masyarakat agar tidak cemas, tidak takut, dan tetap menjaga kebugaran tubuh," imbau Bang Zul.
Penyemprotan pasar tradisional di Kota Mataram, Jumat (27/3/2020)
Sementara itu Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang mengatakan bahwa kegiatan penyemprotan dan sosialisasi ini dilakukan agar masyarakat terhindar dari virus Corona. Ia meminta masyarakat untuk menaati imbauan pemerintah agar terhindar dari pandemi ini.

"Mari masyarakat, kita berjuang untuk melawan COVID-19 ini, tetap jaga jarak (phsycal distancing). Ini penting karena kita ingin kehidupan kita berlanjut," kata Lalu Martawang.

Ia berharap Kota Mataram dapat menjadi pionir dalam pencegahan wabah virus Corona ini.

Kegiatan penyemprotan ini dilaksanakan oleh 12 orang petugas inti yang dibagi menjadi tiga tim. Penyemprotan menyisir seluruh kios yang berada di pasar-pasar tersebut.

Salah seorang warga Mayura, Cakranegara, Komang Suartana mengatakan bahwa kegiatan ini sangat diperlukan oleh masyarakat untuk mencegah penyebaran virus Corona di wilayah pasar Cakranegara. Dengan begitu, perekonomian yang ada di tempat ini dapat berjalan lancar.

"Kami mengucapkan terimakasih kepada pemerintah karena telah diperhatikan seperti ini, kami berharap wabah ini segera berakhir agar perekonomian kembali normal," tutur Komang. (Humas NTB)
Share:

Langka, Penyandang Disabilitas di Lombok Buat Masker

Kalangan disabilitas di Kota Mataram membuat masker dari kain. Masker dari kain bisa menjadi solusi bagi masyarakat di tengah langkanya masker di pasaran

Di tengah kelangkaan masker di pasaran akibat mewabahnya virus corona tidak membuat penyandang disabilitas di Kota Mataram berhenti berkreasi. Di bawah bimbingan Lombok Disability Center Endris Foundation, penyandang disabilitas ini membuat masker dari kain. Bahkan, masker yang dibuat penyandang disabilitas ini sudah disalurkan secara gratis pada warga yang membutuhkan. 

Ketua Endris Foundation, Endri Susanto dalam siaran pers yang diterima, Minggu (22/3/2020), menjelaskan, pembuatan masker ini bertujuan untuk mengantisipasi peyebaran virus corona atau Covid- 19 melalui udara. ‘’Secara ekonomi kita ingin program atau project ini ditiru oleh semua penjahit di seluruh Indonesia untuk membuat masker yang dapat dikerjakan didalam ruangan atau di rumah tanpa harus berinteraksi dengan dunia luar,’’ ujarnya.

Nantinya, masker yang dibuat sendiri, dapat digunakan untuk diri sendiri, keluarga bahkan dapat menjadi penunjang peningkatan ekonomi tanpa harus berpikir takut beraktivitas di luar. Apalagi, hasil pembuatan masker dapat dijual, karena saat ini banyak masyarakat yang membutuhkan masker, sementara di satu sisi masker menjadi barang langka pascawabah virus corona yang mendunia.

Dalam membuat masker ini, ujarnya, pihaknya melibatkan penjahit-penjahit disabilitas. Selain dapat meningkatkan ekonomi mereka, juga menjadi salah satu solusi untuk membantu masyarakat dalam mempermudah mendapatkan masker. ‘’Program ini sudah kami mulai sejak awal bulan Maret 2020 lalu dengan melibatkan lima orang pejahit difabel, per satu penjahit dapat menghasilkan 50 pcs masker per harinya,’’ terangnya.

Diakuinya, hingga saat ini jumlah produksi yang sudah dihasilkan sebanyak 1.500 pcs masker dengan berbagai model dan jenis. Bahkan, sudah disalurkan secara gratis untuk pasien dan keluarga pasien dampingan Yayasan Endris. Untuk itu, pihaknya menargetkan satu miliar masker dapat diproduksi untuk membantu masyarakat. Pihaknya juga berharap pemerintah juga mengadopsi program ini dengan melibatkan semua penjahit di seluruh Indonesia, sehingga donasi atau bantuan masker dapat lebih banyak untuk masyarakat.

Dicontohkannya, saat ini ada sekitar 2 juta penjahit di Indonesia dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa lebih. Jika semua terlibat maka program ini akan menjadi salah satu solusi bagi masyarakat Indonesia dalam mengatasi ancaman wabah virus corona.

‘’Semangat kami adalah bergotong royong untuk mebuat masker untuk seluruh masyarakat Indonesia, dengan harapan program ini didengar dan diikuti oleh Presiden Republik Indonesia agar melibatkan dan menginstruksikan seluruh penjahit di Indosesia untuk terlibat langsung dalam membantu pemerintah dan masyarakat,’’ tambahnya. (Marham)
Share:

Hotel Paceklik Kunjungan, Karyawan Mulai Dirumahkan Sementara


Ketua PHRI NTB Ni Ketut Wolini
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB mendapat tekanan yang tidak kecil atas dampak mewabahnya virus Corona ke lebih dari 185 negara di dunia. Tingkat hunian hotel terjun bebas. Aktivitas di hotel dan restoran tidak lagi kita menjumpai seperti biasa. sangat sepi, lengang. Jumlah orang yang masuk hotel bisa dihitung sejumlah jari yang ada. Pegawai hotel juga tak lagi nampak sebanyak yang biasanya.

Penyebaran virus Covid-19 turut menggemparkan Indonesia, setelah kepala negara, Presiden Joko Widodo awal Maret lalu resmi mengumumkan terdeteksi penularannya di Indonesia. Saat ini penularan virus hingga ke sejumlah provinsi di Indonesia. NTB sampai posisi pekan ketiga 2020 masih aman. Namun dampak yang dirasakan sangat dahsyat. Sektor pariwisata terpukul hebat.

Ketua PHRI Provinsi NTB, Ni Ketut Wolini nampak kehabisan materi menggambarkan situasi saat ini. Hotel, home stay, resort, di destinasi wisata maupun di dalam kota merasakan hal yang sama. Okupansi (jumlah tamu yang menginap) hotel dihitung 10-20 persen, menuju nol persen. ‘’Bulan depan bisa nol persen. kalaupun ada tamu di hotel saat ini, sisa-sisa dari pesanan sebelumnya,’’ kata Wolini ditemui di Mataram belum lama ini.

Apalagi di hotel–hotel yang ada di destinasi wisata, Senggigi Kabupaten Lombok Barat diakuinya bahkan ada di antaranya zero kunjungan. PHRI menurutnya turut mengikuti arahan pemerintah. Tidak lagi menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak.

Karyawan – karyawan hotel dan restoran sebagian sudah dirumahkan. Sejauh ini, belum ada rencana sampai dilakukan pemutusan hubungan kerja. Merumahkan sebagian karyawan dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. ‘’Paling ndak, jam bekerja diatur. Mau bagaimana lagi. Tidak ada tamu yang dilayani,” kata Wolini.

Terbatasnya kegiatan di hotel tidak saja berdampak kepada pembatasan jumlah karyawan. Usaha ikutan lainnya juga terdampak. Sebut saja untuk kebutuhan makan minum tamu hotel turut turun drastis. Misalnya untuk kebutuhan sayur mayur yang selama ini dipasok oleh petani, otomatis dihentikan sementara, atau dikurangi sampai hanya sekebutuhan. “Semua jasa ikutan lainnya terdampak. Tapi kita harus legowo. Karena bukan kita saja yang mengalaminya, seantero dunia yang merasakannya,” tegas Wolini

Di tengah paceklik tamu yang berkunjung ke hotel, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi NTB ini mengatakan, tetap bertahan. Hotel tetap beroperasi semampunya. Tanpa mengurangi kewaspadaan terhadap potensi penularan virus Corona.

Pengamanan dilakukan oleh masing-masing hotel. SOP-nya jelas diatur. SOP yang berlaku di tataran pegawai hotel, maupun tamu demikian juga pelayanannya. “Masing-masing hotel punya safety sendiri-sendiri,” demikian Wolini.

Keluhan serupa juga disampaikan Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) NTB, Ernanda Agung Dewantoro. Diakuinya, penurunan okupansi hotel terbilang cukup drastis.  Lebih parah lagi, beberapa hotel bahkan disebut menunjukkan persentase okupansi sampai dengan 0 persen. Khususnya untuk resort seperti di kawasan tiga gili (Trawangan, Air, Meno), mengikuti penutupan sementara akses masuk dari Bali. ‘’Senggigi sepertinya akan menuju ke angka tersebut,’’ ujar Ernanda.

Di sisi lain, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan tamu yang masih tersisa, pihak hotel telah menetapkan standard operational procedure (SOP) untuk pencegahan penularan Covid-19.

Selain itu, Ernanda menyebut beberapa efisiensi juga harus dilakukan untuk menanggulangi dampak saat ini. Di mana efisiensi besar-besaran diproyeksikan tidak dapat dihindari jika krisis akibat penyebaran Covid-19 terus berlangsung. ‘’Sampai sekarang kita masih fokus bagaimana hotel bisa melewati masa sulit ini,’’ ujarnya.
Ketua Kehormatan PHRI NTB, I Gusti Lanang Patra
Senada dengan itu Ketua Kehormatan PHRI NTB, I Gusti Lanang Patra, menerangkan pihaknya mencatat okupansi hotel saat ini berkisar pada 10-15 persen. Persentase tersebut hampir sama untuk hotel di kota maupun resort.  Menurutnya, masalah utama saat ini adalah belum adanya kejelasan kapan penyebaran Covid-19 akan berakhir. ‘’Yang bisa tahu kondisi ini hanya ahli virus. Kita tinggal menunggu saja, semoga cepat berakhir wabah ini,’’ ujarnya, Jumat (20/3/2020).

Di sisi lain, kondisi saat ini disebutnya cukup memberatkan. Untuk itu beberapa hotel melakukan beberapa penyesuaian dengan berbagai bentuk efisiensi. ‘’Kita pasti (perlu) efisiensi sekarang, untuk mengimbangi keadaan. Pemasukan tidak ada,’’ ujarnya.  (Bulkaini/Bayu/Ekbis NTB)
Share:

Corona dan Duka Industri Pariwisata di NTB

Inilah kondisi di Gili Trawangan pascamerebaknya Corona ke seluruh Indonesia. Kondisinya tidak seperti sebelum Corona mewabah seperti sekarang ini.

Virus Corona (Covid-19) mewabah ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Bahkan di Indonesia, jumlah korban terjangkit dan meninggal akibat virus ini terus bertambah. Wabah ini telah mempengeruhi seluruh sektor khususnya ekonomi. Sektor pariwisata termasuk di NTB paling terdampak. Pelaku industri pariwisata ketar ketir. Corona telah membawa duka yang mendalam bagi sektor pariwisata.

Penyakit akibat virus Corona telah menimbulkan kekhawatiran dan bahkan mencemaskan. Beberapa negara, sudah menutup negaranya dari masuknya warga asing. Juga mencegah warganya bepergian. Hal ini berdampak pada mobilitas warga untuk bepergian atau berwisata.

Kondisi ini juga berdampak pada pariwisata di NTB. Sektor ini semakin tertekan saat Pemprov NTB memberlakukan larangan masuk bagi kapal cepat langsung dari  Bali tujuan tiga gili awal pekan kemarin. Termasuk memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk utama, seperti di Lombok International Airport (LIA), Pelabuhan Lembar, Pelabuhan Sape dan beberapa pelabuhan yang selama ini menghubungkan dengan daerah lain di Indonesia.

Kondisi ini bagi pelaku usaha di NTB, khususnya sangat berdampak. Seperti disampaikan General Manager (GM) KeRensia Villa Gili Air, Linda Widiya. Dampak virus Corona mengakibatkan bisnis pariwisata di kawasan tiga gili cukup berat pascapenetapan status siaga. Okupansi di KeRensia Villa Gili Air, per tanggal 16 Maret 2020 langsung 0 persen. Bahkan, sampai dengan 17 Maret 2020 pihaknya menerima pembatalan dari tamu yang sudah membuat reservasi sebelumnya.

Kerugian juga dialami karena banyak tamu membatalkan pesanan untuk periode Hari Raya Nyepi. Di mana periode tersebut, okupansi hotel biasanya naik dengan paket menginap untuk 4 hari. Menurut Linda, Gili Air adalah salah satu destinasi favorit bagi wisatawan saat libur Nyepi, khususnya untuk wisatawan dari Bali.

‘’Walaupun sudah kami info kalau gili masih buka, akan tetapi mereka tetap membatalkan reservasinya. Mereka lebih percaya pada pemberitaan media luar yang notabene media dari negara mereka sendiri,’’ ujar Linda. 

Penyebaran Covid-19 disebut memang berdampak besar. Dicontohkannya seperti kerugian senilai Rp114 juta yang dialaminya khusus untuk periode Maret lalu. Di sisi lain, efisiensi juga dilakukan pihaknya. Salah satunya dengan merumahkan karyawan yang akan dipanggil bekerja kembali jika kondisi telah membaik.

Menyikapi kondisi ini, pengusaha di Gili Trawangan saat bertemu Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc., Rabu (19/3/2020) mengharapkan ada solusi terbaik bagi pengusaha di Gili Trawangan akibat Corona ini. Samsudin, salah satu pengusaha di Gili Trawangan  mengatakan isu Corona sangat sensitif terhadap kehidupan manusia dan bisnis pariwisata. Kebijakan menutup akses masuk bagi kapal cepat Bali - Gili sebagai antisipasi penyebaran pandemi Corona dianggap tidak berpihak. Sebab hanya gili saja yang ditutup, sedangkan jalur masuk melalui Bandara Internasional Lombok dan Pelabuhan Lembar masih terbuka.

Pihaknya juga mengharapkan adanya kebijakan keuangan menyangkut beban perusahaan. Misalkan, biaya beban BPJS bulanan yang tetap dibayar perusahaan meski di sisi lain perusahaan telah merumahkan sementara para karyawan. ‘’BPJS tetap bayar karena invoice dari mereka. Angkanya juga lumayan besar,’’ imbuhnya.

Keluhan senada juga disampaikan Ketua Gili Hotel Association (GHA), Lalu Kusnawan. Menurutnya, banyak beban yang harus ditanggung para pengusaha pada kondisi sekarang ini. Ia menyebut, perhotelan di gili harus mengeluarkan biaya bulanan (biaya tetap dan biaya overhead) di kisaran Rp250 juta sampai Rp400 juta. Padahal pada saat yang sama, perhotelan tidak memiliki omzet.

GM Hotel Wilson's Retreat Gili Trawangan ini menyebut, mulai bulan ini perhotelan harus memutar otak membiayai operasional. Apabila manajemen tak memiliki saving, maka ia pastikan hotel harus membayar melalui beban utang.

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah saat bertemu dengan pengusaha wisata di Gili Trawangan, Rabu (19/3/2020).
Hingga Minggu (22/3/2020) Lalu Kusnawan, mengungkapkan kondisi gili masih sepi dibandingkan situasi normal. Pasca-penutupan akses Bali - Gili (fast boat direct), wisatawan memilih keluar lantaran mispersepsi seolah gili akan ditutup total. Hanya ada beberapa wisatawan yang masih bertahan, dan mereka umumnya memilih tinggal (long stay) di gili karena tempat ini dinilai aman dari virus Corona. ‘’Sudah mulai masuk, di bawah 50 yang datang per hari. Perkiraan total wisatawan di tiga gili sekitar 200 orang,’’ sebutnya.

Dengan jumlah wisatawan ini, sudah barang tentu rasionya sangat minim dibandingkan ketersediaan hotel dan jumlah kamar. Di Gili Trawangan saja, jumlah tempat usaha (hotel dan restoran) di angka lebih dari 600 unit.

Di Hotel Wilson yang dikelolanya, Kus menyebut terdapat 3 kamar yang masih dihuni. Ketiganya didiami oleh wisatawan asing yang memilih long stay guess. Mereka sudah 1 pekan berada di Wilson dan belum berniat meninggalkan Lombok.

GM Hotel Wilson Retreat ini berharap, adanya persepsi yang sama dari seluruh elemen terkait gili. Bahwa gili boleh dimasuki oleh wisatawan asing dan domestik selama mereka lolos screening di pintu masuk dan keluar di dua tempat, yakni Pelabuhan Lembar dan Bandara Internasional Lombok.
GHA secara organisasi maupun GM hotel secara parsial, tetap mengkampanyekan gili. Gili sudah dipromosikan melalui sosial media, maupun dukungan awak media massa yang ada di NTB. ‘’Sejauh ini ada (wisman) yang tanya dan kami sudah jelaskan. Travel dan mereka kita yakinkan kalau bandara dan Pelabuhan Lembar tetap dibuka,’’ pungkasnya.

Terpisah, Kepala Disbudpar KLU, Vidi Ekakusuma melalui Kasi Pemasaran dan Analisa Pasar Wisata, Alwi Agusto, S.Si. M.Pd., mengatakan sejauh ini belum dapat memastikan jumlah persis wisatawan yang masih mendiami gili. Namun dari upaya pemantauan yang sudah dilakukan, tanggal 17 dan 18 Maret 2020 lalu sudah ada wisatawan yang masuk gili.

Pada tanggal 17 Maret 2020, tercatat 72 wisatawan meninggalkan gili dan 25 orang masuk ke gili. Sedangkan tanggal 18, yang keluar 27 orang dan masuk 21 orang.  ‘’Sebelum itu, tanggal 16 itu sebanyak 2.330 wisatawan meninggalkan gili namun datang sebanyak 828 orang. Sehingga praktis pada  tanggal 16 itu, masih ada sekitar 837 wisatawan di gili. Jumlah ini berangsur-angsur menurun seiring dengan masih belum pahamnya wisatawan dengan kondisi bahwa gili boleh dimasuki,’’ tandasnya.

Menanggapi itu, Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah, meyakinkan para pengusaha untuk tetap menatap masa depan pariwisata secara optimis. Ia berjanji akan memantau perkembangan setiap hari dengan disertai kebijakan yang terkini sesuai kondisi. ‘’Saya jujur saja, tidak ada yang ditutupi. Gili bagian dari komunitas yang lebih besar. Kadang ada krisis, ada masalah baru ada perubahan yang baik,’’ ujarnya.

Gubernur tidak secara spesifik menjawab usulan para pengusaha terkait sejumlah relaksasi. Namun ia juga tidak tinggal diam. Persoalan-persoalan tersebut akan dikomunikasikan dengan pemerintah pusat maupun lembaga terkait yang berwenang.

Pemda terus mengantisipasi dan mewaspadai penyebaran virus Corona ke NTB. Ia menjelaskan dampak virus Corona ini bukan hanya dirasakan di tiga gili, tetapi juga seluruh dunia. Bahkan, kata gubernur, hampir semua negara Eropa mengalami hal yang sama.

Ia kembali menjelaskan dibatasinya wisatawan yang datang menggunakan kapal cepat dari Bali langsung menuju tiga gili, karena ketidakmampuan mengontrol secara efektif semuanya. Kebijakan ini, kata Dr. Zul tentu akan berdampak dari sisi ekonomi.

Tetapi yang penting, Pemda memproteksi masyarakat NTB secara keseluruhan. Karena virus Corona ini menyebar sangat cepat. Apabila wisatawan yang berkunjung ke NTB khususnya ke tiga gili datang lewat bandara, maka akan mudah diidentifikasi. 

‘’Oleh karena itu, ketimbang kita menyesali kemudian. Minimal akses ini (Bali - Tiga Gili) ditutup sementara. Tapi bukan berarti gilinya tertutup atau lockdown. Aksesnya kita pusatkan melalui bandara dan Pelabuhan Bangsal,’’ terangnya. (Bayu/Johari/Nasir/Ekbis NTB)
Share:

Wednesday 12 February 2020

PLTU Jeranjang Lombok - NTB, PLN Kembangkan Penggunaan Pelet Sampah

Lokasi PLTU Jeranjang Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat

PLN terus mendorong penggunaan olahan sampah menjadi pengganti bahan bakar pembangkit. Setelah sukses di Bali, kini PLN bersama anak usahanya, Indonesia Power mengembangkan penggunaan pelet sampah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang berkapasitas 3 x 25 Megawatt (MW) yang berlokasi di Desa Taman Ayu, Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (NTB).

PLH Manager PLTU Jeranjang, Nandang Safrudin, menjelaskan olahan sampah dalam bentuk pelet setara dengan batubara kalori rendah yang digunakan untuk bahan bakar pembangkit.

"Kami sudah lakukan riset dan ujicoba, khususnya untuk mengukur optimasi substitusi peletnya. Hasilnya antara 3 - 5, namun memang paling optimal ada di 3 persen," ucap Nandang dalam siaran pers yang diterima, Rabu, 12 Februari 2020.

Jika menggunakan batubara secara penuh, dalam satu jam kondisi maksimal, PLTU Jeranjang membutuhkan 200 ton batubara sebagai bahan bakar. Dengan substitusi sebesar 3 persen, maka dibutuhkan 600 kilogram pelet setiap jam sebagai pengganti batubara.


Untuk mendorong ketersediaan pelet guna kebutuhan PLTU Jeranjang, PLN saat ini telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB melakukan pendampingan kepada pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok untuk mengubah sampah menjadi pelet.
"Tantangan kami memang menjaga ketersediaan pelet. Oleh karena itu kami bekerja sama dengan Pemerintah daerah untuk melakukan pendampingan. Karena pelet untuk PLTU ini punya spesifikasi khusus," imbuhnya.
Contoh pelet sampah yang dimanfaatkan oleh PLTU Jeranjang sebagai bahan bakar.
 Melalui JOSS, sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok dikumpulkan dalam bak, lalu dimasukkan cairan bio activator untuk dilakukan proses peuyeumisasi, kemudian sampah dijemur hingga kering.

Setelah itu, sampah dimasukkan ke mesin pencacah dan tahap akhir melalui proses peletisasi. Mesin-mesin yang digunakan merupakan bagian dari program CSR PLN.

Usai berbentuk pelet, kemudian dijemur hingga kering. Selanjutnya, pelet bisa digunakan untuk campuran bahan bakar pembangkit listrik.

Sasaran pemanfaatan olahan sampah ini tidak hanya bertujuan untuk menurunkan biaya produksi listrik, tetapi juga sebagai alternatif solusi penanganan sampah daerah dan upaya memberdayakan masyarakat.  "Dengan olahan ini sampah bisa bernilai, masyarakat juga bisa punya penghasilan tambahan. Jadi ekonomi masyarakat sekitar juga meningkat," tambah Nandang.

Selain itu, pemanfaatan sampah menjadi energi ini juga menjadi alternatif solusi penanganan sampah di daerah.

Dody, pengelola TPA Kebon Kongok menyampaikan bahwa kehadiran pengolahan sampah sementara membantu mengurangi permasalahan sampah yang ada di Lombok. "Sampah ini masih jadi salah satu masalah untuk Lombok, padahal tempat kami ini menjadi destinasi wisata. Dengan program dari PLN ini tentunya dapat menjadi solusi dan mewujudkan Program Zero Waste yang diusung Pemerintah Provinsi NTB," pungkas Dody. (Marham/Kantor Sekretariat Presiden)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive