Be Your Inspiration

Friday 7 April 2017

Belanja Kerajinan Bambu di Loyok sambil Menikmati Objek Wisata Tete Batu

Kerajinan bambu khas Loyok Lombok Timur

KERAJINAN bambu di Lombok memiliki banyak sentra yang dikenal sebagai daerah pembuat kerajinan dari tanaman satu ini. Salah satunya adalah Desa Loyok, Kecamatan Sikur, Lombok Timur. Desa ini sejak lama dikenal sebagai sentra kerajinan bambu. Dahulunya, di desa ini kita akan mudah menemukan galeri atau art shop yang banyak memajang kerajinan bambu produksi desa ini.

“Sejak bom Bali dulu, banyak art shop yang tutup. Sekarang tinggal 6 art shop yang masih ada,” terang Baiq Nurul Aini, pemilik D Art Shop saat ditemui Ekbis NTB, Sabtu (1/4/2017).

Gantungan lampu dari bambu produksi perajin Loyok Lombok Timur

Uyun, panggilan akrabnya, menerangkan sebelum bom Bali terjadi, artshop di Loyok mengalami masa kejayaan, karena banyaknya kunjungan turis dan pesanan dari Bali. “Sekarang pesanan sedikit. Yang beli palingan orang lokal, kalau yang turis tetap ada, tetapi tidak sebanyak yang dulu,” terangnya. Ia juga mengatakan kadang sampai 1 minggu atau lebih, tidak ada kunjungan turis ke Loyok.

Uyun menceritakan kunjungan turis ke Loyok biasanya setelah mereka datang ke Tete Batu. “Kita banyak bekerja sama dengan pemilik penginapan di Tete Batu yang banyak mengajak tamunya datang berkunjung ke sini,”  akunya.

Piring dan tempat gelas dari bambu produksi dari Loyok Lombok Timur

Sebagai sentra kerajinan bambu, masih ada wisatawan yang berkunjung ke Loyok. Termasuk, memesan kerajinan tangan yang terbuat dari bambu. “Tetapi kalau di galeri sendiri saya hanya mengambil kerajinan dengan kualitas yang bagus. Bukan seperti yang dijual di pasar,” jelasnya.

Kerajinan bambu di art shop miliknya, kata Uyun, terbuat dari bambu tali yang memiliki kualitas bagus. Ada berbagai macam kerajinan bambu yang dipajang, seperti besek, gandek, tas bambu, gantungan lampu, dan lainnya. “Kalau dari Bali banyak yang pesan besek putih dan tas. Sedangkan kalau sekarang yang banyak diminati itu gandek, karena banyak digunakan untuk nikahan dan nyongkolan,” jelasnya.

Kap lampu dari bambu produksi Loyok Lombok Timur

Khusus untuk tas bambu, merupakan kreasi masyarakat Loyok yang memadukan anyaman bambu dengan kain menjadi tas yang trendi. Begitu juga dengan kap lampu banyak dipakai untuk hotel atau vila.

Harga yang ditawarkan untuk kerajinan bambu ini bermacam-macam tergantung barangnya. Untuk gandek, dibanderol seharga Rp 40 – 60 ribu, besek putih dihargai Rp 20 – 35 ribu sedangkan untuk besek warna diharga Rp 75 ribu. Tas bambu dihargai Rp 65 ribu, sedangkan harga tas pasar dihargai Rp 125 ribu.

Uyun berharap, sentra bambu Loyok bisa dipromosikan lebih banyak lagi seperti desa wisata lainnya. “Biar ramai seperti dahulu. Soalnya di sini paling ramainya mulai dari Juli – Agustus. Kalau awal tahun seperti ini sepi dia,”  akunya. (uul/Ekbis NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive