Be Your Inspiration

Showing posts with label KESEHATAN. Show all posts
Showing posts with label KESEHATAN. Show all posts

Friday 28 August 2020

Menko PMK Kampanyekan Gerakan Pakai Masker Lewat Khutbah Jumat di NTB

Menko PMK Muhadjir Effendy jadi Khatib Shalat Jumat di Masjid Agung Lombok Tengah, Jumat (28/8/2020)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menjadi khatib pada salat Jumat di Masjid Agung Praya, Jumat 28 Agustus 2020. Dalam khotbahnya tersebut, Muhadjir meminta masyarakat menaati protokol kesehatan. "Jika kita menerapkan protokol kesehatan dengan tulus, ikhlas, apa lagi dengan niatan untuk menyelamatkan nyawa kita dan orang lain, insya Allah itu akan bernilai pahala," ungkapnya.

Pentingnya menjalankan protokol kesehatan ini disampaikan oleh menteri PMK dengan menceritakan sebuah kisah salah satu nabi yaitu cerita nabi Ibrahim yang akan mengorbankan nyawa anaknya yakni Ismail demi mengikuti perintah Allah. Dalam risalah tersebut, sesaat nabi Ismail, lanjutnya diganti dengan seekor domba dan akhirnya bukan Ismail yang disembelih, melainkan domba tersebut.

Ia menyampaikan kepada masyarakat bahwa dalam kisah ini, betapa berharganya nyawa manusia, sehingga kita sebagai umat yang taat kepada Allah senantiasa diperintahkan untuk menjaga sesama. "Satu hal yang kita petik, bahwa nyawa manusia tidak boleh dikorbankan dengan alasan apapun," tegasnya.

Protokol kesehatan ini, lanjutannya, adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah penularan COVID-19 yang sedang melanda dunia khususnya di Indonesia ini, dengan menerapkan protokol kesehatan, artinya masyarakat turut serta dalam pencegahan penularan COVID-19 ini. Oleh sebab itu, Muhadjir mengajak masyarakat untuk kesekian kalinya menaati protokol kesehatan demi kemaslahatan bersama. "Marilah kita perangi Covid ini dengan menerapkan protokol kesehatan, dimanapun kita berada," ajaknya.

Di akhir khotbahnya ia meminta masyarakat untuk senantiasa berusaha menjaga kesehatan berdoa agar Pandemi COVID-19 ini segera berakhir agar kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia kembali pulih seperti biasanya. "Mari kita terus berdoa agar tetap dalam lindungan Allah agar kita tetapbisa melakukan ibadah di masjid kita tercinta ini," tutupnya. (Humas NTB)
Share:

Wednesday 1 July 2020

Saat Pandemi Corona, Desa Wisata Danger Masbagik Lombok Timur Diserbu Wisatawan Lokal


 
Sejumlah wisatawan berkunjung ke objek di desa wisata. Para pengelola desa wisata menyambuut baik dibukanya kembali destinasi-destinasi wisata oleh Pemda Lotim di tengah pandemi Covid-19, Minggu (28/6/2020).
Saat ini desa wisata menjadi salah satu penopang perekonomian dan sumber Pendapatan Asli Desa (PADes). Apalagi di Kabupaten Lombok Timur (Lotim)  terdapat puluhan desa wisata. Sehingga tak heran ketika diizinkannya masyarakat berwisata di tengah pandemi Covid-19, menjadi angin segar bagi para desa yang memiliki tempat wisata dan siap menyambut kedatangan wisatawan.

Seperti yang  terlihat di Desa Danger, Kecamatan Masbagik yang merupakan salah satu desa yang memiliki tempat wisata buatan di Kabupaten Lotim. Jumlah kunjungan wisatawan lokal ke Danger Village Waterpark (DC Waterpark) sejak tanggal 20 Juni mulai membludak setelah vakum hampir empat bulan akibat Covid-19.

"Alhamudulillah, kita dari desa sangat menyambut baik dan betul-betul mengapresiasi kebijakan Pemda Lotim yang sudah memberikan izin untuk dibuka lagi tempat wisata atau rekreasi bagi masyarakat,"terang Kades Danger, Kaspul Hadi, Minggu (28/6/2020).

Diakuinya bahwa, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan bagi pengunjung dan petugas. Misalnya bagi pengunjung diharuskan memakai masker dan sebelum memasuki areal DV Waterpark diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh oleh petugas serta menyediakan tempat cuci tangan. "Intinya kita terapkan apa yang disarankan dalam protokol kesehatan Covid-19. Bila ada yang tidak mengindahkan, tidak diizinkan masuk,"ungkapnya.

Termasuk untuk waktu kunjungan dilakukan pembatasan yaitu setiap harinya hingga pukul 16:30 Wita serta menguras air kolam yang terdapat di dalamnya untuk menjamin kesehatan dari pengunjung.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lotim, Dr. M. Mugni mengatakan, pembukaan seluruh destinasi wisata di Kabupaten Lotim atas koordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB. Pembukaan destinasi inipun sudah ada standar khusus, seperti penerapan wajib masker bagi objek-objek wisata yang memiliki tiket masuk. Bahkan di tempat-tempat wisata, diharuskan untuk tetap cuci tangan dengan menggunakan produk lokal. Upaya ini dilakukan supaya pengrajin-pengrajin gerabah mendapat azas manfaatnya. (Yoni Ariadi/Suara NTB Lombok Timur)
Share:

Pembukaan Objek Wisata di Tengah Pandemi Harus Terapkan Protokol Standar Covid-19

Wagub NTB Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalilah bersama Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy dan jajaran Forkopimda saat berada di Sembalun Lombok Timur meninjau kesiapan pembukaan objek wisata ke Gunung Rinjani, Sabtu (27/6/2020)

Corona virus disease (Covid-19) telah menyebabkan pariwisata di NTB mati suri. Selama hampir 3 bulan, (pertengahan Maret, April, Mei hingga awal Juni 2020)  objek wisata di NTB, termasuk desa wisata ditutup untuk wisatawan. Hal ini berpengaruh besar terhadap pengembangan pariwisata di NTB. Akibatnya, pelaku wisatawan hanya menunggu kapan wabah Covid-19 ini berakhir.

NTB memiliki banyak objek wisata menarik dan menjadi favorit wisatawan dunia. Namun, objek-objek wisata ini masih belum dibuka, karena aktivitas masyaraat dunia masih belum normal. Di sejumlah negara, termasuk Indonesia, jumlah pasien positif Corona terus meningkat setiap harinya. Akibatnya, mobilitas masyarakat masih belum kembali normal.

Meski penambahan pasien positif Corona terus bertambah, pemerintah pusat, termasuk Pemprov NTB mulai mencoba menerapkan new normal (kenormalan baru) di berbagai bidang dan sektor. Termasuk sektor pariwisata. Objek-objek wisata yang sebelumnya ditutup mulai dibenahi atau dipersiapkan untuk menerima wisatawan. Pembenahan lebih difokuskan pada penerapan protokol standar Covid-19, seperti penggunaan masker, penyediaan air bersih atau hand sanitizer, menjaga jarak antara satu sama lain. jika ini sudah siap, maka daerah-daerah sudah bisa membuka kembali objek wisatanya.

Bahkan, Pemprov NTB di bawah komando, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc., dan Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., menginginkan agar objek-objek wisata di NTB mulai bangkit kembali. Untuk itu, persiapan atau pembenahan di objek wisata harus dilakukan. Bahkan, untuk memastikan kesiapan objek wisata menerima kembali wisatawan, Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tanggal 13 Juni 2020 mengunjungi Gili Trawangan. Hal ini untuk melihat kesiapan pelaku wisata dan objek wisata di tiga Gili apakah siap menghadapi kenormalan baru di bidang pariwisata.  

Bahkan, Sabtu (27/6/2020), Wagub kembali melakukan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi SOP Rinjani Menuju New Normal di Kantor Resort Sembalun Balai TNGR, Desa Sembalun Lombok Timur, Sabtu (27/6/2020). Pada kesempatan ini, wagub menyebut  tantangan yang dihadapi adalah bagaimana masyarakat sekitar secara disiplin mematuhi protokol Covid-19 dengan tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak bila beraktivitas di luar rumah sampai vaksin virus Covid-19 ini ditemukan.

Wagub Hj. Sitti Rohmi Djalilah melakukan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi SOP Rinjani Menuju New Normal di Kantor Resort Sembalun Balai TNGR, Desa Sembalun Lombok Timur, Sabtu (27/6/2020).
Wagub berharap agar di balik pandemi ini semua pihak dapat mengambil hikmahnya. Karena pandemi ini sejatinya juga memberikan waktu pada kita untuk berbenah, memperbaiki kekurangan selama ini sehingga ke depan dapat lebih baik lagi.

"Ini kesempatan kita untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depan dan tidak hanya menjadi tempat wisata, akan tapi ini akan menjadi pusat edukasi, pusat pemberdayaan masyarakat, sehingga keberadaan Rinjani ini bisa terasa manfaatnya bagi NTB dan Indonesia," lanjutnya.

Wagub menilai adanya saran bahwa pendakian Rinjani agar dilakukan melalui satu pintu terlebih dahulu serta pentingnya dibangun fasilitas jalur khusus untuk kuda atau sepeda untuk memudahkan para porter membawa barang hingga pos empat, hal itu perlu didiskusikan dengan serius untuk kebaikan bersama.

 “Apabila ingin maju maka semua pihak harus duduk bersama, sehingga seluruh pihak mendapatkan manfaatnya dan semua dapat memberikan kontribusi terbaiknya bagi kemajuan Rinjani ke depan,” terangnya.

Wagub juga mengingatkan terkait pengelolaan sampah. Penekanannya pada pintu pintu masuk jalur pendakian Rinjani sangat diperlukan.  "Ini harus betul-betul kelihatan progresnya dan kuncinya di pintu masuk. Ini harus betul-betul kita perhatikan. Rinjani ini tumpuan hidup kita dan sumber air kita. Jadi antara pariwisata dan kelestarian ini satu dan harus betul betul kita jaga," ujarnya.

Adanya pandemi ini menumbulkan satu tuntutan yakni penerapan protokol Covid-19. Ada banyak hal positif yang dapat didorong untuk kebaikan pariwisata itu sendiri. Pemprov NTB ,  kata  Wagub telah mengusung konsep bersih, sehat dan aman. Di mana, seluruh destinasi wisata yang ada di NTB harus menerapkannya termasuk Rinjani.  "Semoga tanggal 7 Juli besok, pada saat dibuka, sudah bisa siap dari hulu ke hilir, dari orang naik hingga pulang itu betul-betul diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan dengan dibukanya Sembalun ini memberikan semangat bagi kita,"  pesannya.

Sementara saat telekonferensi  bersama pengurus ASITA NTB, Rabu (24/6/2020) lalu, Wakil Gubernur menegaskan, sebelum dibuka kembali, objek wisata harus dibenahi lagi. Pembenahan tersebut dilakukan agar objek wisata tidak menjadi sumber penularan Covid-19 ini. "Untuk objek wisata, kita harus benar-benar memilih, jangan sampai kita gegabah membuka objek wisata, jangan sampai ada klaster objek wisata," jelas Ummi Rohmi – sapaan akrabnya.

Salah satu contoh adalah tiga gili yang telah dipersiapkan sebelum dibuka kembali seperti memperketat pintu masuk, melibatkan semua unsur. Dari petugas keamanan hingga petugas kesehatan, untuk memastikan keamanan dan kesehatan wisatawan. Ia berharap masyarakat dapat dengan cepat memahami pentingnya protokol kesehatan agar seluruh aktivitas dapat kembali berjalan dengan lancar. (Marham)
Share:

Wednesday 10 June 2020

Kota Mataram - NTB, Masuk Lima Besar Insiden Covid-19 Tertinggi Nasional.

Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah memberikan keterangan mengenai penanganan Covid-19 di Pendopo Wagub NTB, Rabu (10/6/2020)
Berdasarkan data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat rakor virtual bersama Presiden Ir. H. Joko Widodo dan para gubernur se-Indonesia, Rabu (10/06/2020), Kota Mataram- NTB masuk 5 besar nasional sebagai daerah dengan risiko tinggi dalam  insiden atau kasus penyebaran Covid 19. Jumlah kasus Covid-19 per 100.000 penduduk berdasarkan kabupaten kota menempatkan top 5 kabupaten kota dengan insiden kasus tertinggi nasional sebagai berikut:

1. Jakarta Pusat (149.2 per 100.000 jumlah penduduk)
2. Kota Jayapura (108 per 100.000 jumlah penduduk)
3. Kota Surabaya (107.6 per 100.000 jumlah penduduk)
4. Kota Banjarmasin (94.5 per 100.000 jumlah penduduk)
5. Kota Mataram (20,10 per 100.000 jumlah penduduk).

Sedangkan pada tingkat Provinsi NTB, Mataram berada pada peringkat pertama sebagai kota yang paling banyak terkonfirmasi positif Covid-19. Rilis data dari tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 tingkap provinsi sampai pada 9 Juni 2020 menyebutkan bahwa jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 333 orang, sembuh 176 orang. Sedangkan yang masih positif sebanyak 142 orang. Sementara yang meninggal 18 orang. 

Presiden RI, Ir. Joko widodo  menyampaikan atensi khusus terhadap kabupaten/kota yang memiliki peningkatan kasus Covid-19. Apalagi daerah-daerah dengan kasus kematian yang terus bertambah. Perhatian dan peringatan harus diperkuat guna meningkatkan kewaspadaan serta mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan.

"Setiap hari harus diberi peringatan kepada daerah-daerah dengan kasus covid-19 atau kematian meningkat. Sehingga semua daerah memiliki kewaspadaan yang sama dalam upaya penanganan di lapangan," tegas Presiden Jokowi saat memimpin rakor percepatan penanganan Covid-19 melalui video conference bersama gubernur se-Indonesia.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah meminta kepada masyarakat NTB agar tetap mengikuti protokol kesehatan guna mencegah dan menurunkan kasus Covid-19, terutama bagi warga Kota Mataram. Karena itu, pemerintah provinsi akan melakukan koordinasi yang intensif kepada Pemerintah Kota Mataram untuk mensosialisasikan protokol kesehatan yang masif kepada masyarakat.

"Kita akan langsung turun ke lapangan terutama di tempat-tempat keramaian, semua protokol kesehatan akan kita perkuat kembali seperti jaga jarak, pakai masker dan lain-lain," ungkapnya usai mengikuti rapat bersama presiden di ruang kerjanya.

Ummi Rohmi panggilan akrab Wagub NTB tersebut, meminta bantuan kepada pihak TNI, Polri, Pol PP untuk meningkatkan jumlah personel di setiap pos-pos penjagaan sekaligus mengedukasi masyarakat betapa pentingnya protokol kesehatan. Juga mengimbau masyarakat tetap pakai masker, jaga jarak serta protokol Covid-19 lainnya.  Sinergitas antara semua pihak juga menjadi faktor penting untuk mempercepat penanganan  penyebaran Covid-19 di NTB terutama di Kota Mataram.

"Untuk itu, setelah Kota Mataram masuk dalam 10 besar dengan kasus tertinggi di nasional.  Diharapkan kewaspadaan kita terhada Covid-19 ini semakin tinggi. Sehingga sosialiasi untuk mengedukasi masyarakat harus terus digencarkan," tegas Ummi Rohmi. (Diskominfotikntb)
Share:

Hadapi Corona, Gubernur NTB Ingatkan OPD Harus Punya Rencana Jitu

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah saat melakukan pembinaan ASN di Dinas Pariwisata NTB, Rabu (10/6/2020)
Gubernur NTB Dr. .H..Zulkieflimansyah, M. Sc., mengajak  jajarannya untuk bisa menyusun perencanaan yang jitu dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam mengantisipasi dan menghadapi dampak buruk pandemi Covid-19. Kreativitas yang dimaksud Gubernur adalah terobosan yang bisa dilakukan untuk dapat segera memulihkan situasi. Termasuk upaya menggerakan sosial ekonomi masyarakat ditengah pandemi Covid 19 dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan.

"Hampir semua sektor tergerus dampak Covid 19. Termasuk sektor pariwisata yang menjadi andalan utama NTB selama ini", ujar Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul itu saat melakukan pembinaan ASN di Kantor Dinas Pariwisata NTB, dilanjutkan ke Dinas Perhubungan NTB, Selasa (10/6/2020)

Menurut Gubernur, sejak wabah Corona Virus melanda NTB, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak. Hampir semua industri yang bergerak dan berhubungan dengan pariwisata lumpuh. Padahal sektor pariwisata ini menjadi penyumbang pendapatan yang cukup besar daerah dan masyarakat kita, tutur Dr. Zul didampingi Asisten II Setda NTB, Asisten III Setda NTB, Kepala BKD, Karo Organisasi Setda Provinsi NTB

Menghadapi kondisi seperti saat ini apalagi dalam mempersiapkan diri memasuki New Normal, kata Doktor Zul, perlu strategi dan perencanaan yang baik. Juga ide-ide baru atau kreativitas dalam berwisata. Misalnya di era pandemi Covid 19 ini, mulai banyak dilirik bisnis wisata virtual. Di mana para wisatawan tetap dapat menikmati pesona wisata kita. Sambil kita terus melakukan edukasi dan sosialisasi penerapan protokol keselamatan secara masif, hingga kita mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 secara tuntas.

“Bidang-bidang, baik itu pemasaran maupun promosi harus punya cara, apa yang perlu kita hidangkan untuk publik. Apakah wisatawan Singapura atau Malaysia setelah New Normal mau ke NTB, ini harus mulai dipikirkan termasuk SOP-nya, ” kata mantan anggota DPR ini.

Hal serupa disampaikan Doktor Zul di hadapan ASN  Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Ia mengapresiasi kinerja Dishub yang dipimpin L. Bayu Windya tersebut. Karena dinilai cepat tanggap serta mampu mengendalikan dan melakukan evaluasi terhadap arus pergerakan orang pada seluruh pintu keluar masuk NTB sehingga penanganan Covid 19 dapat dilakukan lebih cepat.

Sejak awal pandemi, kata Gubernur transportasi darat, laut dan udara cepat dibatasi. Langkah ini cukup efektif membatasi pergerakan masyarakat antar daerah dalam dan luar provinsi. Pelabuhan ditutup untuk masyarakat umum. Begitupun jalur darat antar kabupaten di dua pulau besar Sumbawa-Lombok. Menerapkan protokol ketat, termasuk jalur udara.

Gubernur juga menyebut bahwa biaya rapid test untuk masyarakat yang ingin bepergian, termasuk antar pulau Lombok dan Sumbawa memang mahal. Tetapi hal tersebut diakuinya semata-mata demi keselamatan dan perlindungan kepada masyarakat. Sekaligus upaya pemerintah daerah untuk memutus mata rantai Covid-19. 

"Rapid test ini cara kita meminimalisir penyebaran virus, mengurangi pergerakan agar orang tidak bebas bepergian," terang Gubernur. Namun setelah dilakukan evaluasi secara cermat, kini rapid test untuk kepentingan transportasi di dalam daerah, khususnya antar Pulau Lombok dan Sumbawa, tidak diberlakukan lagi. Tetapi dengan tetap mengutamakan protokol Covid 19 melalui sreening dan pengawasan secara ketat. (diskominfotikntb)
Share:

Tuesday 2 June 2020

Hj. Niken Saptarini Widyawati Serahkan Masker Khusus Anak di Puskesmas Cakranegara


Ketua TP PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menyerahkan masker khusus anak di Puskesmas Cakranegara, Selasa (2/6/2020). 
Jumlah pasien anak yang dinyatakan positif Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup tinggi. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, transmisi lokal menyebabkan sekitar 87 anak sudah positif Covid-19 di daerah ini.

Kasus anak positif Covid-19 di NTB cukup besar secara nasional. Bahkan tertinggi kedua di Indonesia, setelah Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Ikhtiar dalam rangka mengedukasi warga terus dilakukan Pemerintah Provinsi NTB demi mengantisipasi dan mengurangi angka penderita Covid-19 di NTB, khususnya kasus yang diderita anak - anak.
Kegiatan pembagian masker pada anak di Pasar Kebon Roek dan Puskesmas Cakranegara dikawal Satpol PP NTB.

Setelah membagi-bagikan masker di pasar Kebon Roek Selasa (2/6/2020) pagi,  Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah bersama DP3AP2KB Provinsi NTB selanjutnya menyerahkan bantuan masker khusus untuk anak-anak di Puskesmas Cakranegara, Kota Mataram.

Hj. Niken dalam sambutan singkatnya mengingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok rentan terkena Covid-19, namun kerap terlupakan dalam mengantisipasinya. Karena itulah ia mengajak orang tua dan semua pihak untuk melindungi anak-anak dari Covid-19 dengan memberinya masker saat aktivitas di luar rumah.

"Anak-anak adalah amanah. Dan anak-anak kita di NTB saat ini butuh perhatian lebih. Karena mereka termasuk yang rentan, namun kita lupa" ujar Bunda Niken sapaan akrabnya.

Ia menuturkan, isaat mengunjungi pasar Kebon Roek, Selasa (2/6) pagi,  semua orang dewasa sudah menggunakan masker, namun tidak dengan anak - anak. "Mudah-mudahan kita bisa sadar dan mulai melindungi anak-anak kita dengan masker" lanjutnya.
Ketua TP PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah memakaikan masker pada beberapa anak
Pada kesempatan tersebut Hj. Niken juga berharap dengan adanya gerakan masker untuk anak dapat menyadarkan kalangan dewasa untuk segera memberikan perlindungan masker kepada anak-anak.

"Jumlah anak - anak di NTB ada sekitar 1,8 juta, dan dengan adanya gerakan ini, kita harus bisa sadar dan memberikan perlindungan yang sudah merupakan hak mereka." jelas Hj. Niken.

Ia mengatakan, jika sekolah sudah mulai berjalan nantinya, sebaiknya semua anak-anak sudah harus menggunakan masker di lingkungan sekolah untuk memproteksi mereka dari potensi tertular Covid-19.

Di akhir sambutannya, Hj. Niken berharap agar Puskesmas dapat meningkatkan perannya dalam memberikan edukasi pentingnya menggunakan masker bagi anak dan masyarakat.

" Peran Puskesmas sangat penting sebagai sarana masyarakat mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan. Alhamdulillah Puskesmas sudah memberikan hal itu kepada masyarakat, dan hari ini kami memulai gerakan masker untuk anak" tuturnya.

"Kami titipkan masker untuk anak dan untuk relawan yang nantinya akan membagikan kepada anak-anak di luar, agar anak-anak di pelosok juga bisa mendapatkan masker gratis ini untuk anak. Terima kasih kepada semua pihak. Insya Allah NTB bisa menjaga amanah anak ini dengan baik,"tutupnya

Kegiatan diakhiri dengan pemasangan masker secara simbolis. (Humas NTB)
Share:

Monday 13 April 2020

Pemprov NTB akan Pesan 100 Ribu Masker untuk Masyarakat

Pembuatan masker di salah satu IKM di NTB.

PEMPROV NTB terus mendorong pelaku UMKM atau IKM yang ada di daerah ini untuk membuat masker dan Alat Pelindung Diri (APD) yang nantinya dibagi ke masyarakat dan tenaga medis. Pemprov NTB telah bekerjasama dengan sekitar 100 IKM untuk membuat APD dan masker dengan standar yang telah ditentukan.

“Kami sudah arahkan pelaku-pelaku UKM itu semuanya hampir ratusan dan terus bermunculan. Kita dorong koordinasi dengan Dinas Koperasi untuk kesanggupannya. Dia mampu skala rumah tangga, silakan setor aja ke Dinas Koperasi, ada yang konveksi skala besar monggo jalan,” kata Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Hj. Nuryanti, ME., pekan kemarin.

Dinas Perindustrian dan Dinas Koperasi dan UKM memang membagi tugas dalam menggerakkan UMKM/IKM untuk membuat masker ini. Dinas Perindustrian melakukan pendampingan untuk peningkatan kualitas produk, “Kami arahkan untuk bagaimana proses produksinya agar higienis, bagimana model masker yang standar dan bagaimana proses sterilisasi pasca-produksi,” terangnya.

Ia mengatakan, pihaknya tetap melakukan komunikasi dengan pelaku UMKM/IKM melalui media sosial dan website Dinas Perindustrian dalam hal proses pembuatan masker. Namun jika terkait dengan volume produksi yang bisa dituntaskan, pelaku UMKM bisa langsung  komunikasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM.

Saat ini, Pemprov NTB sedang membagi-bagikan masker kepada masyarakat sebanyak 100 ribu per bulan selama tiga bulan. Semua masker itu dibeli oleh Pemprov melalui tangan-tangan terampil UMKM di NTB. Pengadaan masker memang menjadi salah satu program yang dijalankan oleh pemda, di samping untuk mencegah penyebaran virus Corona juga untuk menghidupkan UMKM yang sedang mengalami keterpurukan karena pandemi. 

Ia mengatakan, standar produk yang dibeli oleh pemerintah memang cukup ketat. Namun pelaku UMKM/IKM terus mengasah kreasi dan belajar untuk meningkatkan produk agar aman digunakan oleh masyarakat di masa pandemi ini. ”Standar kain itu dua atau tiga lapis,” katanya.

Berdasarkan kewilayahan, pelaku IKM di Lombok lebih banyak yang mengambil momentum ini untuk membuat masker. Meski demikian, pelaku IKM di Pulau Sumbawa juga sudah memulainya, terutama di Bima dan Dompu. Di Pulau Sumbawa, ada persoalan bahan baku yang terbatas, sehingga diharapkan ada koordinasi antara pelaku IKM di sana untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. 

“Kita juga harapkan aparat kepolisian dan Dinas Perdagangan agar bahan baku masker seperti kain dan karet di pasaran tidak naik. Kita ini sedang dalam kondisi darurat, tolonglah hukum ekonominya disingkirkan dulu dalam mencari keuntungan. Kita harus bantu. Orang yang buat masker ini juga untuk disumbang,” katanya. 

Menurutya, dengan pelibatan IKM dalam produksi masker dan aneka APD ini akan memberdayakan ekonomi mereka. Hal ini secara tidak langsung menjadi bagian dari program Jaringan Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang dicetuskan oleh Pemprov NTB.  “JPS Gemilang itu prioritas utamanya adalah pemberdayaan ekonomi, karena IKM itu bagian dari yang tertangani juga. Artinya  lebih dari 105 ribu KK yang disasar jadinya” terangnya. (Azma/Faris/Ekbis NTB)
Share:

Dinas Koperasi dan UMKM NTB Berdayakan Ratusan UMKM Konveksi di Tengah Pandemi

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, H. Wirajaya Kusuma
Pemprov NTB ingin memberdayakan sebanyak mungkin pelaku industri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk memproduksi masker. Pemprov NTB membutuhkan hampir 1 juta masker untuk dibagi-bagi secara bertahap, sampai bulan Juli 2020 ini. Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan ini,  Pemprov NTB melibatkan sebanyak mungkin mereka yang terampil di bidang konveksi (menjahit).

“Kita sudah mengumpulkan 43 penjahit sampai kemarin. Target kita sebanyak 100 penjahit untuk memproduksi masker,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, H. Wirajaya Kusuma, Minggu (12/4/2020).

Pemprov NTB membuka kesempatan kepada siapapun yang memiliki kemampuan menjahit untuk terlibat. Pada tahap awal, Pemprov NTB akan membagikan sebanyak 315.000 lembar masker. Saat ini proses produksi terus dilakukan. Masker yang dibuat sesuai dengan syarat dan ketentuan, minimal lapis dua.  “Di tengahnya dibuat seperti kantong untuk memasukkan tisu,” ujarnya.

Sementara ini, pengadaan bahan dilakukan sendiri oleh UMKM. Setelah jadi, masker-masker tersebut diserahkan ke Dinas Koperasi dan UMKM untuk dibayar. Sesuai harga yang disepakati. Seperti diektahui, semua sektor ekonomi terdampak wabah Covid-19 ini.

Kepala daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur berinisiatif memberikan peluang kepada penjahit untuk tetap eksis. Melalui program pengadaan masker.  “Dampak Covid ini ke semua sektor. Kita coba mereka berikan ruang para penjahit untuk bisa tetap berusaha dengan membuat masker ini, di tengah kelesuan ekonomi mereka bisa tetap berusaha dan berproduksi supaya mereka bisa menghasilkan,” ujarnya.

Untuk pengadaan masker ini, potensi kendala yang dihadapi adalah ketersediaan bahan baku. Kain, maupun karet. Mengingat, pengadaan masker juga dilakukan secara nasional. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB pekan kemarin mengumpulkan puluhan produsen masker. Salah satu isu yang disampaikan adalah kenaikan harga karet masker. Sebelumnya, harganya Rp20.000/rol, saat ini menjadi Rp80.000/rol.

Karena itu, Dinas Koperasi dan UMKM NTB mengharapkan peran Dinas Perdagangan dan Satgas Pangan untuk mengawasi kemungkinan permainan harga para penyedia bahan baku ini. “Jangan sampai ada aksi mengambil keuntungan yang berlebihan, di saat masyarakat susah,” ujarnya. (Bulkaini/Ekbis NTB)
Share:

Usaha Masker, Yang Untung Selama Pandemi Corona


Seorang penjahit di Rumah Produksi Sasambo Bumi Gora Lombok Barat sedang membuat masker berbahan baku kain.
Ada usaha yang tetap bisa bertahan dan bahkan omsetnya meningkat oleh mewabahnya virus Corona atau Covid-19. Tak membutuhkan modal besar, tidak sedikit orang yang bisa memanfaatkan peluang dan mendapatkan keuntungan. Adalah kerajinan rumahan yang memproduksi masker, mampu memanfaatkan kesempatan di tengah kondisi terbatasnya masker yang biasa dijual di apotek-apotek.

Pandemi virus Corona mewabah ke seluruh dunia. Dampak negatifnya telah meluas. Hampir seluruh sektor terpukul. Imbasnya, tidak sedikit warga kehilangan pekerjaan. Sudah banyak pekerja swasta terpaksa dirumahkan dan bahkan di PHK. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat.

Bagi yang bisa membaca peluang, kondisi sekarang ini justru bisa membuat usaha berjalan dan eksis. Karyawan yang sebelumnya tidak mendapatkan penghasilan, justru tetap bisa menghidupi keluarganya.

Seperti IKM Sasambo Bumi Gora di Perumahan Bale Lumbung, Labuapi, Lombok Barat. Selama ini, mereka memproduksi berbagai macam motif batik khas NTB, seperti batik Sasambo. Saat Corona mulai mewabah, berdampak pada pesanan hingga pembelian produk oleh wisatawan.

Di tengah kondisi sulit, perajin batik khas NTB ini tidak kehilangan inspirasi. Mereka menyikapi kondisi tingginya kebutuhan masker sebagai salah satu Alat Pelindung Diri (APD), sebagai sebuah peluang. Bak gayung bersambut. Pemprov NTB pun meminta disediakan 3.000 masker. Permintaan masker tidak saja datang dari Pemprov NTB. Permintaan masker untuk dijual kembali juga meningkat signifikan. Setidaknya 15 karyawan yang sebelumnya dirumahkan, kembali dipekerjakan untuk membuat pesanan masker dalam jumlah besar.

Menurut pengelola Rumah Produksi Sasambo Bumi Gora L. Darmawan, saat dampak Corona terasa di NTB ada 15 karyawan yang dirumahkan sementara, karena tidak lagi memproduksi batik Sasambo. ‘’Namun, kalau ada rezeki, kita bagi pangan ke karyawan-karyawan ini,”  tuturnya pada Ekbis NTB, Sabtu (11/4/2020).

Saat Ekbis NTB berkunjung ke rumah produksi yang sementara ini dijadikan sentra produksi masker. Ada beberapa pekerja tengah bekerja. Mereka membuat beberapa jenis masker, seperti masker biasa, masker medis, masker aroma terapi hingga masker lapis. Ada juga masker bertulis Lombok yang dikembangkan bersama salah satu rekannya sesama produsen masker. ‘’Standar maskernya sesuai standar yang direkomendasi pemerintah daerah. Se tingkat di bawah masker medis,’’ ujarnya.

Saat ini, katanya, ada puluhan penjahit dilibatkan untuk pembuatan masker. Di mana, bahan dan standar pembuatan masker, tetap menggunakan acuan yang sama. Bahkan, rumah produksi ini menggunakan mesin konveksi berskala besar. Termasuk menggunakan mesin potong kain, sehingga proses pembuatan masker relatif cepat.

Diakuinya, produksi masker pesanan pemerintah daerah sedang dipercepat. Karena saat ini masyarakat sangat butuh masker untuk meminimalisir penularan virus Corona. Sementara, masker yang tersedia di apotek dan ritel-ritel modern sudah tak lagi ditemukan.

Ada salah satu masker yang unik dibuat sentra produksi ini adalah masker aroma terapi. Di bagian moncong masker, dibuatkan semacam kantong kecil seukuran sachet teh. Kantong inilah yang dijadikan tempat bagi isi ulang aroma terapinya.

Ketika pengguna masker ini  menghirup udara. Otomatis, udara yang dihirup akan beraroma. Sesuai aroma selera pengguna. Beberapa aroma yang ditawarkan adalah aroma kopi, serai, daun jeruk, adas, dan puluhan aroma pilihan lainnya.

‘’Masker aroma terapi ini peminatnya banyak. Lebih nyaman bagi pengguna. Aroma bisa diganti-ganti tanpa mengganti masker. 1 refill isi ulang aroma terapi kita hargai Rp1.000.  Refill-nya juga kita yang produksi,’’ kata L. Darmawan.  

Dengan masker aroma ini, menurut L. Darmawan, pengguna yang tadinya asing dengan masker, merasa akan lebih nyaman dan lebih betah menggunakan masker. Sehingga tujuan pencegahan penularan virus yang diharapkan tercapai.

Selain itu, L. Darmawan juga tetap mengharapkan agar bahan baku pembuatan masker tak mengalami kenaikan. Ia berharap pemerintah bisa mengawasi tata kelolanya. Sehingga bahan baku masker tetap tersedia di pasaran dengan harga normal.

Kemudian di Kota Mataram, sejumlah penyandang disabilitas di bawah bimbingan Lombok Disability Center Endris Foundation, juga berkreasi membuat masker dari kain. Bahkan, masker yang dibuat penyandang disabilitas ini sudah disalurkan secara gratis pada warga yang membutuhkan. 

Ketua Endris Foundation Endri Susanto menjelaskan, pembuatan masker ini bertujuan untuk mengantisipasi peyebaran virus Corona atau Covid- 19 melalui udara. ‘’Secara ekonomi kita ingin program atau project ini ditiru oleh semua penjahit di seluruh Indonesia untuk membuat masker yang dapat dikerjakan di dalam ruangan atau rumah tanpa harus berinteraksi dengan dunia luar,’’ ujarnya.

Nantinya, masker yang dibuat ini dapat digunakan untuk diri sendiri, keluarga bahkan dapat menjadi penunjang peningkatan ekonomi tanpa harus berpikir takut beraktivitas di luar. Apalagi, hasil pembuatan masker dapat dijual, karena saat ini banyak masyarakat yang membutuhkan masker. Sementara di satu sisi masker menjadi barang langka pascawabah virus Corona.

Dalam membuat masker ujarnya, pihaknya melibatkan penjahit-penjahit disabilitas untuk. Selain dapat meningkatkan ekonomi mereka, juga menjadi salah satu solusi untuk membantu masyarakat dalam mempermudah mendapatkan masker.
 
Warga binaan Rutan Praya sedang menjahit masker untuk keperluan warga binaan dan pegawai Rutan Praya, Sabtu (11/4/2020)
Di Lombok Tengah (Loteng), sejumlah warga binaan Rumah Tahanan Negara (Rutan) kelas IIB Praya juga tidak mau ketinggalan untuk ikut berpartisipasi mendukung pemerintah mengatasi kelangkaan masker di tengah-tengah pandemi Covid-19. Mereka membuat masker dari bahan kain dengan skala terbatas, yakni untuk memenuhi kebutuhan masker bagi warga binaan lainnya. Sehingga penyebaran virus Corona di dalam Rutan Praya bisa dicegah.

Bermodalkan dua mesin jahit, enam warga binana Rutan Praya blok wanita silih berganti menjahit masker kain sejak sepekan terakhir. “Sebagian masker hasil tangan warga binaan ini ada yang digunakan oleh warga binaan lainnya. Ada juga yang digunakan oleh para pegawai Rutan Praya,” sebut Kepala Rutan Praya, Jumasih, kepada Ekbis NTB, Sabtu (11/4/2020).

Jumasih mengatakan, dalam sehari warga binaan Rutan Praya blok wanita bisa menghasilkan antara 50 sampai 60 buah masker. Itu pun karena kendala keterbatasan bahan (kain). Jika bahannya banyak, ungkapnya, warga binaan bisa lebih banyak membuat masker. “Tapi karena sementara ini untuk digunakan di sekitar lingkungan Rutan Praya jadi belum bisa buat secara massal. Masih dalam skala terbatas,” terangnya.

Sejumlah pekerja di Desa Selagik Kecamatan Terara Lombok Timur sedang membuat pesanan masker kain. 
Di Lombok Timur (Lotim), penjahit dan IKM konveksi di Desa Selagik Kecamatan Terara Lotim mampu menyediakan 1.000 buah masker per hari. Menurut Kepala Desa Selagik, Kecamatan Terara, Hamdan Firdaus, A.Md, saat ini sudah 20 ribu masker percobaan yang sudah dituntaskan dalam kurun waktu 1 minggu. Itupun berhasil dilakukan menyusul pesanan masker dari Pemda Lotim sebanyak 500 ribu ditambah kepala desa di Lotim masing-masing 1.000 buah.

Untuk merealisasikan pesanan masker ini, Hamdan Firdaus mengatakan jika pemerintah desa memberdayakan seluruh masyarakat setempat terutama yang memiliki mesin jahit maupun yang memiliki keterampilan menjahit. Maka dari itu, dipastikannya bahwa kualitas masker yang diproduksi dari Desa Selagik, cukup aman digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Diakuinya, pemesanan masker ini merupakan angin segar bagi masyarakatnya. Selain melakukan edukasi dan penanganan terhadap Covid-19. Masyarakat yang dianjurkan harus diam di dalam rumah memiliki aktivitas yang dapat menguntungkan bagi masyarakat. Maka dari itu, pihak terus mendorong supaya masyarakat tetap menjaga ketersediaan bahan dan kepercayaan dari konsumen. (Bulkaini/Munakir/Yoni Ariadi/Ekbis NTB)
Share:

Friday 27 March 2020

Antisipasi Penyebaran Corona, Pasar Tradisional di Kota Mataram Disemprot Disinfektan

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah memberikan arahan sebelum penyemprotan pasar tradisional di KOta Mataram, Jumat (27/3/2020)
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satunya dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan di fasilitas publik dan tempat-tempat keramaian. Jumat (27/03/2020) hari ini, pemerintah provinsi bersama Pemerintah Kota Mataram, TNI, Polri dan relawan bersinergi melakukan penyemprotan disinfektan di tiga lokasi yakni Pasar Cakranegara, Pasar Pagesangan dan Pasar Karang Jasi.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah yang juga hadir pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah akan lebih maksimal jika masyarakat ikut berpartisipasi dengan tetap mengikuti aturan yang ada.

"Yang paling utama adalah waspada, hati-hati, karena virus Corona itu telah berada di sekitar kita. Oleh karena itu, penyemprotan disinfektan ini sangat diperlukan," terang Gubernur.

Yang menjadi penekanan Gubernur adalah bagaimana masyarakat tidak cemas dan takut berlebihan terhadap pandemi ini. Namun, ia tetap meminta masyarakat untuk waspada dan menjalani hidup dengan penuh kebersihan.

"Jangan sampai masyarakat menjadi sakit justru karena katakutan dan kekhawatiran yang berlebihan," tuturnya.

Bang Zul, sapaan akrabnya menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas dan relawan yang ikut dalam kegiatan penyemprotan ini. Ia berharap masyarakat menyadari betapa pentingnya menjaga kebersihan.

"Kepada masyarakat agar tetap waspada, hati-hati, di sisi yang lain, kita juga harus menyadarkan masyarakat agar tidak cemas, tidak takut, dan tetap menjaga kebugaran tubuh," imbau Bang Zul.
Penyemprotan pasar tradisional di Kota Mataram, Jumat (27/3/2020)
Sementara itu Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang mengatakan bahwa kegiatan penyemprotan dan sosialisasi ini dilakukan agar masyarakat terhindar dari virus Corona. Ia meminta masyarakat untuk menaati imbauan pemerintah agar terhindar dari pandemi ini.

"Mari masyarakat, kita berjuang untuk melawan COVID-19 ini, tetap jaga jarak (phsycal distancing). Ini penting karena kita ingin kehidupan kita berlanjut," kata Lalu Martawang.

Ia berharap Kota Mataram dapat menjadi pionir dalam pencegahan wabah virus Corona ini.

Kegiatan penyemprotan ini dilaksanakan oleh 12 orang petugas inti yang dibagi menjadi tiga tim. Penyemprotan menyisir seluruh kios yang berada di pasar-pasar tersebut.

Salah seorang warga Mayura, Cakranegara, Komang Suartana mengatakan bahwa kegiatan ini sangat diperlukan oleh masyarakat untuk mencegah penyebaran virus Corona di wilayah pasar Cakranegara. Dengan begitu, perekonomian yang ada di tempat ini dapat berjalan lancar.

"Kami mengucapkan terimakasih kepada pemerintah karena telah diperhatikan seperti ini, kami berharap wabah ini segera berakhir agar perekonomian kembali normal," tutur Komang. (Humas NTB)
Share:

Langka, Penyandang Disabilitas di Lombok Buat Masker

Kalangan disabilitas di Kota Mataram membuat masker dari kain. Masker dari kain bisa menjadi solusi bagi masyarakat di tengah langkanya masker di pasaran

Di tengah kelangkaan masker di pasaran akibat mewabahnya virus corona tidak membuat penyandang disabilitas di Kota Mataram berhenti berkreasi. Di bawah bimbingan Lombok Disability Center Endris Foundation, penyandang disabilitas ini membuat masker dari kain. Bahkan, masker yang dibuat penyandang disabilitas ini sudah disalurkan secara gratis pada warga yang membutuhkan. 

Ketua Endris Foundation, Endri Susanto dalam siaran pers yang diterima, Minggu (22/3/2020), menjelaskan, pembuatan masker ini bertujuan untuk mengantisipasi peyebaran virus corona atau Covid- 19 melalui udara. ‘’Secara ekonomi kita ingin program atau project ini ditiru oleh semua penjahit di seluruh Indonesia untuk membuat masker yang dapat dikerjakan didalam ruangan atau di rumah tanpa harus berinteraksi dengan dunia luar,’’ ujarnya.

Nantinya, masker yang dibuat sendiri, dapat digunakan untuk diri sendiri, keluarga bahkan dapat menjadi penunjang peningkatan ekonomi tanpa harus berpikir takut beraktivitas di luar. Apalagi, hasil pembuatan masker dapat dijual, karena saat ini banyak masyarakat yang membutuhkan masker, sementara di satu sisi masker menjadi barang langka pascawabah virus corona yang mendunia.

Dalam membuat masker ini, ujarnya, pihaknya melibatkan penjahit-penjahit disabilitas. Selain dapat meningkatkan ekonomi mereka, juga menjadi salah satu solusi untuk membantu masyarakat dalam mempermudah mendapatkan masker. ‘’Program ini sudah kami mulai sejak awal bulan Maret 2020 lalu dengan melibatkan lima orang pejahit difabel, per satu penjahit dapat menghasilkan 50 pcs masker per harinya,’’ terangnya.

Diakuinya, hingga saat ini jumlah produksi yang sudah dihasilkan sebanyak 1.500 pcs masker dengan berbagai model dan jenis. Bahkan, sudah disalurkan secara gratis untuk pasien dan keluarga pasien dampingan Yayasan Endris. Untuk itu, pihaknya menargetkan satu miliar masker dapat diproduksi untuk membantu masyarakat. Pihaknya juga berharap pemerintah juga mengadopsi program ini dengan melibatkan semua penjahit di seluruh Indonesia, sehingga donasi atau bantuan masker dapat lebih banyak untuk masyarakat.

Dicontohkannya, saat ini ada sekitar 2 juta penjahit di Indonesia dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa lebih. Jika semua terlibat maka program ini akan menjadi salah satu solusi bagi masyarakat Indonesia dalam mengatasi ancaman wabah virus corona.

‘’Semangat kami adalah bergotong royong untuk mebuat masker untuk seluruh masyarakat Indonesia, dengan harapan program ini didengar dan diikuti oleh Presiden Republik Indonesia agar melibatkan dan menginstruksikan seluruh penjahit di Indosesia untuk terlibat langsung dalam membantu pemerintah dan masyarakat,’’ tambahnya. (Marham)
Share:

Hotel Paceklik Kunjungan, Karyawan Mulai Dirumahkan Sementara


Ketua PHRI NTB Ni Ketut Wolini
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB mendapat tekanan yang tidak kecil atas dampak mewabahnya virus Corona ke lebih dari 185 negara di dunia. Tingkat hunian hotel terjun bebas. Aktivitas di hotel dan restoran tidak lagi kita menjumpai seperti biasa. sangat sepi, lengang. Jumlah orang yang masuk hotel bisa dihitung sejumlah jari yang ada. Pegawai hotel juga tak lagi nampak sebanyak yang biasanya.

Penyebaran virus Covid-19 turut menggemparkan Indonesia, setelah kepala negara, Presiden Joko Widodo awal Maret lalu resmi mengumumkan terdeteksi penularannya di Indonesia. Saat ini penularan virus hingga ke sejumlah provinsi di Indonesia. NTB sampai posisi pekan ketiga 2020 masih aman. Namun dampak yang dirasakan sangat dahsyat. Sektor pariwisata terpukul hebat.

Ketua PHRI Provinsi NTB, Ni Ketut Wolini nampak kehabisan materi menggambarkan situasi saat ini. Hotel, home stay, resort, di destinasi wisata maupun di dalam kota merasakan hal yang sama. Okupansi (jumlah tamu yang menginap) hotel dihitung 10-20 persen, menuju nol persen. ‘’Bulan depan bisa nol persen. kalaupun ada tamu di hotel saat ini, sisa-sisa dari pesanan sebelumnya,’’ kata Wolini ditemui di Mataram belum lama ini.

Apalagi di hotel–hotel yang ada di destinasi wisata, Senggigi Kabupaten Lombok Barat diakuinya bahkan ada di antaranya zero kunjungan. PHRI menurutnya turut mengikuti arahan pemerintah. Tidak lagi menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak.

Karyawan – karyawan hotel dan restoran sebagian sudah dirumahkan. Sejauh ini, belum ada rencana sampai dilakukan pemutusan hubungan kerja. Merumahkan sebagian karyawan dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. ‘’Paling ndak, jam bekerja diatur. Mau bagaimana lagi. Tidak ada tamu yang dilayani,” kata Wolini.

Terbatasnya kegiatan di hotel tidak saja berdampak kepada pembatasan jumlah karyawan. Usaha ikutan lainnya juga terdampak. Sebut saja untuk kebutuhan makan minum tamu hotel turut turun drastis. Misalnya untuk kebutuhan sayur mayur yang selama ini dipasok oleh petani, otomatis dihentikan sementara, atau dikurangi sampai hanya sekebutuhan. “Semua jasa ikutan lainnya terdampak. Tapi kita harus legowo. Karena bukan kita saja yang mengalaminya, seantero dunia yang merasakannya,” tegas Wolini

Di tengah paceklik tamu yang berkunjung ke hotel, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi NTB ini mengatakan, tetap bertahan. Hotel tetap beroperasi semampunya. Tanpa mengurangi kewaspadaan terhadap potensi penularan virus Corona.

Pengamanan dilakukan oleh masing-masing hotel. SOP-nya jelas diatur. SOP yang berlaku di tataran pegawai hotel, maupun tamu demikian juga pelayanannya. “Masing-masing hotel punya safety sendiri-sendiri,” demikian Wolini.

Keluhan serupa juga disampaikan Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) NTB, Ernanda Agung Dewantoro. Diakuinya, penurunan okupansi hotel terbilang cukup drastis.  Lebih parah lagi, beberapa hotel bahkan disebut menunjukkan persentase okupansi sampai dengan 0 persen. Khususnya untuk resort seperti di kawasan tiga gili (Trawangan, Air, Meno), mengikuti penutupan sementara akses masuk dari Bali. ‘’Senggigi sepertinya akan menuju ke angka tersebut,’’ ujar Ernanda.

Di sisi lain, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan tamu yang masih tersisa, pihak hotel telah menetapkan standard operational procedure (SOP) untuk pencegahan penularan Covid-19.

Selain itu, Ernanda menyebut beberapa efisiensi juga harus dilakukan untuk menanggulangi dampak saat ini. Di mana efisiensi besar-besaran diproyeksikan tidak dapat dihindari jika krisis akibat penyebaran Covid-19 terus berlangsung. ‘’Sampai sekarang kita masih fokus bagaimana hotel bisa melewati masa sulit ini,’’ ujarnya.
Ketua Kehormatan PHRI NTB, I Gusti Lanang Patra
Senada dengan itu Ketua Kehormatan PHRI NTB, I Gusti Lanang Patra, menerangkan pihaknya mencatat okupansi hotel saat ini berkisar pada 10-15 persen. Persentase tersebut hampir sama untuk hotel di kota maupun resort.  Menurutnya, masalah utama saat ini adalah belum adanya kejelasan kapan penyebaran Covid-19 akan berakhir. ‘’Yang bisa tahu kondisi ini hanya ahli virus. Kita tinggal menunggu saja, semoga cepat berakhir wabah ini,’’ ujarnya, Jumat (20/3/2020).

Di sisi lain, kondisi saat ini disebutnya cukup memberatkan. Untuk itu beberapa hotel melakukan beberapa penyesuaian dengan berbagai bentuk efisiensi. ‘’Kita pasti (perlu) efisiensi sekarang, untuk mengimbangi keadaan. Pemasukan tidak ada,’’ ujarnya.  (Bulkaini/Bayu/Ekbis NTB)
Share:

Corona dan Duka Industri Pariwisata di NTB

Inilah kondisi di Gili Trawangan pascamerebaknya Corona ke seluruh Indonesia. Kondisinya tidak seperti sebelum Corona mewabah seperti sekarang ini.

Virus Corona (Covid-19) mewabah ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Bahkan di Indonesia, jumlah korban terjangkit dan meninggal akibat virus ini terus bertambah. Wabah ini telah mempengeruhi seluruh sektor khususnya ekonomi. Sektor pariwisata termasuk di NTB paling terdampak. Pelaku industri pariwisata ketar ketir. Corona telah membawa duka yang mendalam bagi sektor pariwisata.

Penyakit akibat virus Corona telah menimbulkan kekhawatiran dan bahkan mencemaskan. Beberapa negara, sudah menutup negaranya dari masuknya warga asing. Juga mencegah warganya bepergian. Hal ini berdampak pada mobilitas warga untuk bepergian atau berwisata.

Kondisi ini juga berdampak pada pariwisata di NTB. Sektor ini semakin tertekan saat Pemprov NTB memberlakukan larangan masuk bagi kapal cepat langsung dari  Bali tujuan tiga gili awal pekan kemarin. Termasuk memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk utama, seperti di Lombok International Airport (LIA), Pelabuhan Lembar, Pelabuhan Sape dan beberapa pelabuhan yang selama ini menghubungkan dengan daerah lain di Indonesia.

Kondisi ini bagi pelaku usaha di NTB, khususnya sangat berdampak. Seperti disampaikan General Manager (GM) KeRensia Villa Gili Air, Linda Widiya. Dampak virus Corona mengakibatkan bisnis pariwisata di kawasan tiga gili cukup berat pascapenetapan status siaga. Okupansi di KeRensia Villa Gili Air, per tanggal 16 Maret 2020 langsung 0 persen. Bahkan, sampai dengan 17 Maret 2020 pihaknya menerima pembatalan dari tamu yang sudah membuat reservasi sebelumnya.

Kerugian juga dialami karena banyak tamu membatalkan pesanan untuk periode Hari Raya Nyepi. Di mana periode tersebut, okupansi hotel biasanya naik dengan paket menginap untuk 4 hari. Menurut Linda, Gili Air adalah salah satu destinasi favorit bagi wisatawan saat libur Nyepi, khususnya untuk wisatawan dari Bali.

‘’Walaupun sudah kami info kalau gili masih buka, akan tetapi mereka tetap membatalkan reservasinya. Mereka lebih percaya pada pemberitaan media luar yang notabene media dari negara mereka sendiri,’’ ujar Linda. 

Penyebaran Covid-19 disebut memang berdampak besar. Dicontohkannya seperti kerugian senilai Rp114 juta yang dialaminya khusus untuk periode Maret lalu. Di sisi lain, efisiensi juga dilakukan pihaknya. Salah satunya dengan merumahkan karyawan yang akan dipanggil bekerja kembali jika kondisi telah membaik.

Menyikapi kondisi ini, pengusaha di Gili Trawangan saat bertemu Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc., Rabu (19/3/2020) mengharapkan ada solusi terbaik bagi pengusaha di Gili Trawangan akibat Corona ini. Samsudin, salah satu pengusaha di Gili Trawangan  mengatakan isu Corona sangat sensitif terhadap kehidupan manusia dan bisnis pariwisata. Kebijakan menutup akses masuk bagi kapal cepat Bali - Gili sebagai antisipasi penyebaran pandemi Corona dianggap tidak berpihak. Sebab hanya gili saja yang ditutup, sedangkan jalur masuk melalui Bandara Internasional Lombok dan Pelabuhan Lembar masih terbuka.

Pihaknya juga mengharapkan adanya kebijakan keuangan menyangkut beban perusahaan. Misalkan, biaya beban BPJS bulanan yang tetap dibayar perusahaan meski di sisi lain perusahaan telah merumahkan sementara para karyawan. ‘’BPJS tetap bayar karena invoice dari mereka. Angkanya juga lumayan besar,’’ imbuhnya.

Keluhan senada juga disampaikan Ketua Gili Hotel Association (GHA), Lalu Kusnawan. Menurutnya, banyak beban yang harus ditanggung para pengusaha pada kondisi sekarang ini. Ia menyebut, perhotelan di gili harus mengeluarkan biaya bulanan (biaya tetap dan biaya overhead) di kisaran Rp250 juta sampai Rp400 juta. Padahal pada saat yang sama, perhotelan tidak memiliki omzet.

GM Hotel Wilson's Retreat Gili Trawangan ini menyebut, mulai bulan ini perhotelan harus memutar otak membiayai operasional. Apabila manajemen tak memiliki saving, maka ia pastikan hotel harus membayar melalui beban utang.

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah saat bertemu dengan pengusaha wisata di Gili Trawangan, Rabu (19/3/2020).
Hingga Minggu (22/3/2020) Lalu Kusnawan, mengungkapkan kondisi gili masih sepi dibandingkan situasi normal. Pasca-penutupan akses Bali - Gili (fast boat direct), wisatawan memilih keluar lantaran mispersepsi seolah gili akan ditutup total. Hanya ada beberapa wisatawan yang masih bertahan, dan mereka umumnya memilih tinggal (long stay) di gili karena tempat ini dinilai aman dari virus Corona. ‘’Sudah mulai masuk, di bawah 50 yang datang per hari. Perkiraan total wisatawan di tiga gili sekitar 200 orang,’’ sebutnya.

Dengan jumlah wisatawan ini, sudah barang tentu rasionya sangat minim dibandingkan ketersediaan hotel dan jumlah kamar. Di Gili Trawangan saja, jumlah tempat usaha (hotel dan restoran) di angka lebih dari 600 unit.

Di Hotel Wilson yang dikelolanya, Kus menyebut terdapat 3 kamar yang masih dihuni. Ketiganya didiami oleh wisatawan asing yang memilih long stay guess. Mereka sudah 1 pekan berada di Wilson dan belum berniat meninggalkan Lombok.

GM Hotel Wilson Retreat ini berharap, adanya persepsi yang sama dari seluruh elemen terkait gili. Bahwa gili boleh dimasuki oleh wisatawan asing dan domestik selama mereka lolos screening di pintu masuk dan keluar di dua tempat, yakni Pelabuhan Lembar dan Bandara Internasional Lombok.
GHA secara organisasi maupun GM hotel secara parsial, tetap mengkampanyekan gili. Gili sudah dipromosikan melalui sosial media, maupun dukungan awak media massa yang ada di NTB. ‘’Sejauh ini ada (wisman) yang tanya dan kami sudah jelaskan. Travel dan mereka kita yakinkan kalau bandara dan Pelabuhan Lembar tetap dibuka,’’ pungkasnya.

Terpisah, Kepala Disbudpar KLU, Vidi Ekakusuma melalui Kasi Pemasaran dan Analisa Pasar Wisata, Alwi Agusto, S.Si. M.Pd., mengatakan sejauh ini belum dapat memastikan jumlah persis wisatawan yang masih mendiami gili. Namun dari upaya pemantauan yang sudah dilakukan, tanggal 17 dan 18 Maret 2020 lalu sudah ada wisatawan yang masuk gili.

Pada tanggal 17 Maret 2020, tercatat 72 wisatawan meninggalkan gili dan 25 orang masuk ke gili. Sedangkan tanggal 18, yang keluar 27 orang dan masuk 21 orang.  ‘’Sebelum itu, tanggal 16 itu sebanyak 2.330 wisatawan meninggalkan gili namun datang sebanyak 828 orang. Sehingga praktis pada  tanggal 16 itu, masih ada sekitar 837 wisatawan di gili. Jumlah ini berangsur-angsur menurun seiring dengan masih belum pahamnya wisatawan dengan kondisi bahwa gili boleh dimasuki,’’ tandasnya.

Menanggapi itu, Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah, meyakinkan para pengusaha untuk tetap menatap masa depan pariwisata secara optimis. Ia berjanji akan memantau perkembangan setiap hari dengan disertai kebijakan yang terkini sesuai kondisi. ‘’Saya jujur saja, tidak ada yang ditutupi. Gili bagian dari komunitas yang lebih besar. Kadang ada krisis, ada masalah baru ada perubahan yang baik,’’ ujarnya.

Gubernur tidak secara spesifik menjawab usulan para pengusaha terkait sejumlah relaksasi. Namun ia juga tidak tinggal diam. Persoalan-persoalan tersebut akan dikomunikasikan dengan pemerintah pusat maupun lembaga terkait yang berwenang.

Pemda terus mengantisipasi dan mewaspadai penyebaran virus Corona ke NTB. Ia menjelaskan dampak virus Corona ini bukan hanya dirasakan di tiga gili, tetapi juga seluruh dunia. Bahkan, kata gubernur, hampir semua negara Eropa mengalami hal yang sama.

Ia kembali menjelaskan dibatasinya wisatawan yang datang menggunakan kapal cepat dari Bali langsung menuju tiga gili, karena ketidakmampuan mengontrol secara efektif semuanya. Kebijakan ini, kata Dr. Zul tentu akan berdampak dari sisi ekonomi.

Tetapi yang penting, Pemda memproteksi masyarakat NTB secara keseluruhan. Karena virus Corona ini menyebar sangat cepat. Apabila wisatawan yang berkunjung ke NTB khususnya ke tiga gili datang lewat bandara, maka akan mudah diidentifikasi. 

‘’Oleh karena itu, ketimbang kita menyesali kemudian. Minimal akses ini (Bali - Tiga Gili) ditutup sementara. Tapi bukan berarti gilinya tertutup atau lockdown. Aksesnya kita pusatkan melalui bandara dan Pelabuhan Bangsal,’’ terangnya. (Bayu/Johari/Nasir/Ekbis NTB)
Share:

Monday 28 October 2019

Gowes Mandalika Jadi Event Tetap Tahunan

Wakil Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman memasuki garis finish Gowes Mandalika di kawasan The Mandalika, Minggu (27/10/2019).
Pemkab Lombok Tengah (Loteng) menetapkan gelaran Gowes Mandalika bakal jadi event tetap tahunan. Menyusul sukses yang dicapai pada gelaran perdana, Minggu (27/10/2019). Di mana total ada 600 lebih peserta yang ambil bagian. Kebanyakan justru berasal dari luar Loteng, termasuk Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman, bersama 20 TNI jenderal lainnya yang khusus datang untuk mengikuti event bersepeda berjarak 74 km tersebut.

Selain itu, turut ambil bagian Kapolda NTB, Irjen Pol. Nana Sudjana, Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Benny Susianto serta Danrem 162/WB Kol. CZI Ahmad Rizal Ramdhani. “Kita targetkan event Gowes Mandalika ini bisa menjadi event tetap tahunan yang digelaran oleh Pemkab Loteng bekerjasama dengan TNI,” sebut Wabup Loteng, H.L. Pathul Bahri, S.IP., kepada wartawan, usai pengalungan medali.

Ia pun mengaku tidak menyangka animo masyarakat untuk mengikuti event tersebut cukup tinggi, terutama lagi dari luar Loteng, antusiasme sangat tinggi. “Kalau peserta dari Loteng tidak terlalu banyak. Yang banyak peserta justru dari luar Loteng,” klaimnya.

Hal itulah yang menjadi pemacu semangat pemerintah daerah untuk menggelar event tersebut di masa-masa yang akan datang. Selain bisa sebagai ajang silaturahmi, event tersebut juga bisa menjadi wahana promosi potensi pariwisata Loteng. Mengingat, eventnya dipusatkan di kawasan The Mandalika yang merupakan kawasan wisata unggulan nasional.

“Melalui event ini potensi pariwisata kita bisa semakin dikenal. Khususnya lagi kawasasn The Mandalika, bisa semakin mendunia,” tandas Pathul.

Sementara itu, salah satu peserta Gowes Mandalika, Ketut Sumarta, mengaku jalur yang disiapkan cukup berat tapi menantang. Hal ini membuat peserta dituntut harus bekerja ekstra keras untuk bisa menaklukkan jalur yang ada. Belum lagi cuaca yang cukup terik, membuat para peserta sangat kelelahan.

“Terutama untuk etape pertama, jalurnya sangat berat. Karena peserta dituntut untuk menaklukkan sejumlah tanjakan yang cukup tinggi. Tapi itu sebanding dengan panorama alam yang disajikan di sepanjang jalur yang ada,’’ ujarnya.

Terpisah, Panitia Gowes Mandalika L. Firman Wijaya, S.T., mengatakan, Gowes Mandalika dibagi dalam empat etape. Etape pertama dari kawasan The Mandalika hingga PPN Awang. Kemudian etape kedua dimulai dari PPN Awang ke Desa Mujur. Lanjut  Mujur-Praya dan terakhir Praya-kawasan The Mandalika.  “Panjang rutenya sekitar 74 km. Sama dengan usia Loteng. Karena event ini memang digelar rangkaian HUT Loteng” tegasnya. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Thursday 18 April 2019

Banyak Makan Anggur, Desa Senanggalih Sambelia Lombok Timur Bebas Stunting

Wisatawan dari Australia memetik anggur di Desa Senanggalih Kecamatan Sambelia Lombok Timur

Desa Senanggalih Kecamatan Sambelia diklaim sudah bebas dari stunting atau ketinggian anak di bawah normal. Sekitar 300 anak di Desa Senanggalih ini tidak ada kasus stunting, termasuk kasus gizi buruk. Kepala Desa Senanggalih, H. M. Suparlan mengatakan, Senanggalih bebas stunting karena mengkonsumsi anggur.

Kepala desa ini menuturkan, jumlah penduduk Senanggalih sebanyak 2.350 jiwa atau sebanyak 675 KK.  Klaim tidak ada stunting, karena sebagian besar konsumsi anggur yang diyakini bisa mencegah stunting.

Desa Senanggalih, diketahui beberapa waktu lalu sudah dikukuhkan oleh Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah sebagai salah satu desa wisata dengan unggulan produksi anggur. Saat disambangi Suara NTB, sejumlah wisatawan sudah berdatangan ke Desa Senanggalih ini melihat dan memetik langsung anggur yang ditanam di halaman rumah warga.

Disebutkan, saat ini hampir separuh KK di Senanggalih sudah menanam anggur di halaman rumahnya. Aktivitas warga yang menjadikan halaman rumah sebagai tempat budidaya anggur hijau ini sudah berlangsung cukup lama, sehingga konsumsi anggur ini pun berimplikasi pada Senanggalih  bebas stunting.

Untuk itu, hasil dari pengecekan Puskesmas Sambelia, di Desa Senanggalih ini bebas dari stunting. Tidak ada anak di Desa Senanggalih yang mengalami kekurangan gizi hingga terlihat kerdil dan cebol karena mengidap stunting.

Tidak saja anggur, kata Kades, Senanggalih ini juga banyak tanaman buah-buahan di halaman dan kebun-kebun milik warga. Buah-buahan ini memiliki kandungan gizi yang banyak. Tanam buah-buahan itupun dibudidayakan tanpa bahan kimia. “Semua menggunakan bahan organik pemupukannya,” ucapnya.

Melihat anggur sebagai salah satu potensi besar yang bisa dikembangkan, Kades menggiring desanya menjadi salah satu desa wisata. Harapannya ke depan bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Anggaran dari pemerintah desa sendiri sejauh ini diakui belum bisa maksimal. Kemampuan anggaran sementara Rp 50 juta untuk pengembangan wisata. Anggaran lainnya sebutnya masih banyak diperuntukkan untuk fisik dan non fisik.  

Untuk wisata, secara perlahan coba dibangun bersama masyarakat. Selain wisata anggur, Senanggalih ternyata memiliki beberapa potensi wisata lain. Ada hutan desa yang merupakan tempat monyet-monyet bergelantungan. Kawasan ini pun kata Kades akan dijadikan salah satu tempat menarik untuk memancing minat wisatawan datang. (Rusliadi/Lombok Timur)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive