Be Your Inspiration

Showing posts with label PARIWISATA. Show all posts
Showing posts with label PARIWISATA. Show all posts

Thursday 6 May 2021

Keren, Menparekraf Sandiaga Uno dan Gubernur Zulkieflimansyah Jajal Sirkuit Mandalika

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, bersama Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, Dirut ITDC Abdulbar M. Mansoer, Bupati Loteng H.L. Pathul Bahri, menjajal jalur lintasan balap Sirkuit Mandalika, menggunakan sepeda listrik, saat meninjau pembangunan sirkuit Mandalika, Kamis (6/5/2021) (dokumentasi : Suara NTB)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, bersama Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah, menjajal sirkuit Mandalika menggunakan sepeda listrik dalam kunjungan ke lokasi pembangunan sirkuit Mandalika, Kamis (6/5/2021). Menparekraf menjajal jalur track yang dipersiapkan untuk gelaran MotoGP sepanjang 4,3 km tersebut, bersama Gubernur NTB Dr.H. Zulkieflimansyah, Direktur Utama ITDC Abdul M. Mansoer, Bupati Loteng, H.L. Pathul Bahri, S.IP., beserta jajaran direktur ITDC lainnya.

 Uji coba tersebut dilakukan sekaligus memastikan bahwa proses pengerjaan lapisan pertama aspal lintasan balap Sirkuit Mandalika memang benar sudah tuntas dikerjakanya sesuai laporan yang masuk. ‘’Proses pengerjaan lapisan pertama aspal track sirkuit Mandalika sudah tuntas dikerjakan,’’ tegas Sandiaga Uno, kepada wartawan seperti dikutip dari Suara NTB.

 Untuk selanjutnya pengerjaan kini difokuskan pada pengerjaan lapisan kedua track sirkuit jalan raya pertama untuk gelaran MotoGP ini. Dengan seluruh pengerjaan pengaspalan jalur balapan ditargetkan rampung akhir Juni mendatang.

 Melihat progres pembangunan Sirkuit Mandalika yang cukup pesat tersebut, Sandiaga, pun mengaku optimis Sirkuit Mandalika siap menggelar balapan World Superbike (WSBK) pada bulan November mendatang dan MotoGP tahun depan. ‘’Mudah-mudahan semua berjalan sesuai rencana dan Mandalika siap untuk menyambut event WSBK dan MotoGP,’’ tegasnya.

 Secara khusus pihaknya memberikan apresiasi kepada semua pihaknya yang telah mendukung proses pembangunan Sirkuit Mandalika. Terutama pemerintah provinsi dan jajaran di bawahnya yang telah membantu menyelesaikan proses pembayaran tanah enklave untuk pembangunan fasilitas penunjang Sirkuit Mandalika.

 Pihaknya juga berharap ITDC bisa terus menjalani komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait, supaya pembangunan sirkuit jalan raya pertama dengan beberapa fitur terbaik di dunia ini bisa berjalan lancar sesuai rencana. ‘’Yang paling penting sekarang semua kita berusaha mengendalikan penyebaran Covid-19. Sehingga tidak sampai membahayakan acara-acara yang relatif menghadirkan kerumuman pada bulan November ini,’’ tambah Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, di tempat yang sama.

 Direktur ITDC Abdulbar M. Mansoer, menambahkan untuk pengerjaan aspal track lapis kedua Sirkuit Mandalika akan mulai dikerjakan dengan target selesai akhir Mei mendatang. Sementara untuk lapisan ketiga atau lapisan atas dikerjakan pada bulan Juni. Sehingga diharapkan pada akhir bulan Juni sirkuit Mandalika sudah bisa hand over ke ITDC.

 ‘’Untuk lapisan atas Sirkuit Mandalika itu nantinya akan dikerjakan selama tiga hari berturut-turut tanpa berhenti,’’ tandasnya.

 Abdulbar mengatakan, Sirkuit Mandalika memang memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan sirkuit MotoGP lainnya. Selain memiliki pemandangan alam yang sangat indah, Sirkuit Mandalika juga didukung dengan beberapa fitur yang tidak dimiliki oleh Sirkuit MotoGP lainya. Salah satunya, Sirkuit Mandalika memiliki gravel terpanjang dan merupakan sirkuit dengan lintasan tercepat di dunia. ‘’Sirkuit Mandalika memang didesain untuk menjadi sirkuit yang paling exciting,’’ pungkasnya. (Munakir/Suara NTB)

Share:

Kunjungi Gili Trawangan, Menparekraf Sandiaga Uno Berenang 100 Meter

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat berenang 100 meter menuju Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara Nusa Tenggara Barat, Kamis (6 Mei 2021) (Facebook, Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Zulkieflimansyah. 

Untuk memastikan eksistensi pariwisata kembali bergeliat di 3 Gili Kabupaten Lombok Utara,  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno dan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., memilih cara tidak biasa mengunjungi gugusan pulau tersebut, yaitu berenang sejauh 100 meter dari perahu yang ditumpanginya ketika akan bersandar di Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara (KLU).

"Kami berenang untuk menikmati keindahan spot air laut yang jernih dan bersih di 3 Gili, dan merasakan suasana yang nyaman untuk mendapatkan masukan dari pelaku pariwisata di sini," kata Menparekraf dan Gubernur Zul, dalam kunjungan kerjanya ke NTB dalam rangka dialog dengan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, Kamis (6/5/2021).

Itu artinya, saat semua pintu dibuka pada tanggal 17 Mei mendatang, wisatawan dapat berkunjung dan berlibur ke Gili dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam mencegah Covid-19.

"Kami berkomitmen untuk bangkitkan dan pulihkan pariwisata di Gili, dengan beberapa program dan langsung dirasakan oleh masyarakat,"jelasnya.

Beberapa strateginya adalah memperbanyak event yang diminati wisatawan dalam negeri. Selama ini yang dilakukan fokus terhadap wisatawan mancanegara. Padahal masih banyak wisatawan nusantara yang belum tersentuh.

Rombongan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dan Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Zulkieflimansyah saat mengunjungi Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara, Kamis 6 Mei 2021. (Facebook Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Zulkieflimansyah)

Upaya lain, akan dibangun travel pattern, karena Gili merupakan Zona hijau, yang dapat di interkoneksikan dengan zona hijau lain seperti di Sanur Bali. Membangun kerjasama untuk menjual paket agar bisa menjadi alternatif sementara saat pandemi.

Selain itu, upaya lainnya adalah membangun pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di NTB, sehingga harus ada dukungan dari semua pihak termasuk pelaku pariwisata ekonomi kreatif dan pemerintah.

"Termasuk berbagai fasilitas dan sarana prasarana dan penguatan ekonomi kreatif menjadi perhatian khusus kami, karena ini destinasi dunia,"tutupnya

Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Zulkieflimansyah, mengapresiasi semangat pemerintah pusat memberikan perhatian untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata di NTB. 

Diakui Doktor Zul -- sapaan akrabnya  kunjungan Menparekraf sudah kedua kalinya. Kepedulian ini harus benar-benar dijaga, sehingga ke depan banyak program yang dapat membantu pelaku pariwisata memulihkan kembali geliatnya.

"Saya juga memberikan apresiasi kepada Bupati dan Wakil Bupati KLU telah bersinergi bersama masyarakat setempat untuk dapat menjaga wilayahnya tetap dalam zona hijau. Ini menjadi modal untuk pariwisata," kata Doktor Zul.

Beberapa pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif menyambut baik kunjungan ini. Sehingga usulan konkrit dan masukan dapat segera dieksekusi oleh Pemda dan pusat.

Sebelumnya, dalam dialog Ketua Asosiasi Tiga Gili, Lalu Kusnawan mengaku sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin di area deetinasi wisata. Termasuk SOP untuk memasuki Gili telah dibuat bersama. "Bahkan kita sudah vaksin masal sebanyak 3.500 pelaku pariwisata," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan pelaku pariwata terus berbenah dalam rangka upaya menggeliatkan pariwisata di KLU.

Mewakili rekan-rekannya ia meminta pemerintah juga membangun fasilitas umum seperti puskesmas yang layak dan berstandar untuk wisatan dan masyarakat di 3 Gili.

Ditambahkan Lalu Suratman pelaku pariwisata 3 Gili, berbagai upaya dan langkah telah dilakukan untuk memulihkan pariwisara. Sehingga ia meminta kolaborasi dan sinergi bersama semua stakeholder baik pusat dan daerah merecovery pariwisata agar membangkitkan ekonomi masyarakat juga.

Menurutnya KLU terutama di 3 Gili harus memiliki kultur sebagai branding destinasi wisata. Misalnya sport tourism, untuk menggelar event motorcross. " Apalagi wilayah di KLU cukup layak untuk event itu,"pintanya.

Karena menurutnya, membranding destinasi itu perlu waktu. Minimal 4 tahun, sehingga nantinya akan terkenal. Turut hadir dalam kunjungan kerja Menparekraf, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Wakil Bupati KLU, Kapolres KLU dan rombongan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (Marham)

Share:

Wednesday 5 May 2021

Dinas Pariwisata NTB Gagas Wisata Ramah Pandemi Covid-19

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat H. Yusron Hadi

Pandemi Covid-19 belum menunjukkan grafik menurun. Pariwisata dan ekonomi warga dirasakan paling terdampak dari virus mematikan ini. Namun pariwisata Lombok-Sumbawa ingin tetap eksis di masa pandemi. Ide menciptakan wisata ramah pandemi Covid-19 menjadi gagasan baru Dinas Pariwisata NTB. Menuju wisata Lombok-Sumbawa ramah pandemi covid-19.

"Kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) 6-7 Mei nanti kita harapkan memberi berkah tersendiri. Kami harapkan Menparekraf membangkitkan pariwisata nasional berdampak pertumbuhan ekonomi berawal dari NTB," harap Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. Yusron Hadi, S.T., M.U.M., Rabu (5/5/2021)

Pihaknya, lanjut mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB ini, ingin kedatangan Menparekraf ke Lombok nanti sekaligus me-launching sejumlah destinasi ramah pandemi covid-19. Kami beri nama bubble destination dan bubble island. Kami memberi jaminan di destinasi yang kami tetapkan sebagai destinasi ramah pandemi ini akan memberi rasa aman dan nyaman selama berwisata. 

"Semua yang menyangkut masalah kesehatan di masa pandemi ini, kami sudah siapkan protokol dan standar berwisata aman dan ramah Covid-19," imbuhnya merahasiakan destinasi yang dimaksud.

Untuk membenahi dan pemulihan pariwisata Lombok-Sumbawa pascapandemi, Yusron berharap percepatan dana hibah yang diperluas Kemenparekraf. Dinas Pariwisata, pelaku dan industri pariwisata di NTB, berharap dukungan Menparekraf menetapkan tiga gili, Sembalun dan kawasan Gunung Rinjani sebagai bubble destination.

Dari sisi pembenahan, Yusron merinci beberapa sektor untuk mendukung pemulihan pariwisata pasca pandemi. Salah satu sektor yang menjadi sorotan adalah sektor transportasi. Lombok-Sumbawa membutuhkan tambahan slot penerbangan langsung dari dalam maupun luar negeri (penerbangan internasional dan domestik).

Sektor pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung menjadi perhatian selanjutnya. Menciptakan destinasi buatan untuk memperkaya objek wisata di NTB menjadi sangat penting. "Pentingnya dukungan investor datang dan berinvestasi di NTB menciptakan destinasi buatan. Ini akan menjadi perhatian wisatawan karena ada tawaran paket wisata yang baru. Nah...kami harap Menparekraf bisa memfasilitasi kami mendatangkan investor atau memotivasi UMKM lokal mau berinvestasi di destinasi buatan ini," jelas Yusron panjang lebar.

Meski demikian, pihaknya menyiapkan banyak terobosan-terobosan baru yang akan dilakukan sebagai leader pariwisata NTB setelah menggantikan Kepala Dinas Pariwisata sebelumnya. Terutama dalam bidang promosi dan pemasaran. "Untuk tahap awal ini, kami menyiapkan sejumlah destinasi yang ramah pandemi covid-19. Jadi ayo ke Lombok-Sumbawa. Jangan takut. Kami menjamin selama Anda disiplin dengan protokol kesehatan semua akan aman dan nyaman selama berwisata di Lombok-Sumbawa," ajak Yusron Hadi berpromosi. (Marham)

Share:

Tuesday 27 October 2020

Antisipasi Libur Panjang, Pengelola Tempat Wisata di NTB Harus Terapkan Standar Covid-19

Dr. Farid Said

Libur panjang di pekan ini mesti menjadi perhatian semua pihak, terutama pelaku pariwisata dan pemerintah. Jangan sampai akibat kelalaian kita bersama, libur panjang akan menjadi klaster baru dalam penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di NTB. Apa yang harus dilakukan pemerintah dan pelaku pariwisata dalam mengantisipasi liburan panjang pekan ini?

Pemerintah telah menetapkan hari Rabu tanggal 28 Oktober dan Jumat tanggal 30 Oktober sebagai cuti bersama. Sementara hari Kamis tanggal 29 Oktober 2020 adalah libur nasional serangkaian memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Sejak pekan lalu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengingatkan agar libur panjang di pekan terakhir Oktober tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Indonesia, termasuk di NTB.

Untuk itu, antisipasi harus dilakukan semua pihak agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas. Objek wisata yang menjadi tujuan wisata warga di saat libur panjang ini wajib menerapkan standar protokol kesehatan. Pengelola objek wisata wajib menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, termasuk melarang pengunjung yang tidak memakai masker. Tidak hanya itu, pengelola objek wisata juga meminta pengunjung agar menjaga jarak. Jika ada pengunjung yang tidak mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan, pengelola objek wisata bisa meminta mereka keluar dari objek wisata.

Begitu juga pada pengelola objek wisata yang tidak mematuhi atau menerapkan standar protokol kesehatan, pemerintah atau tim gugus tugas bisa menutup atau membubarkan aktivitas kegiatan wisata. Ketegasan ini penting dilakukan, sehingga penyebaran Covid-19 bisa diminimalisir.

Untuk itu, pemerintah pusat pada hari Kamis (22/10/2020) dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Moh. Mahfud MD, menggelar rapat koordinasi mengantisipasi libur panjang cuti bersama. Di NTB, rapat koordinasi ini diikuti Sekda NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., bersama unsur Forkompinda NTB.

Menurut Mahfud MD, setiap ada libur panjang selalu ada potensi  kerumunan atau tumpukan orang.  Misalnya di transportasi umum, atau di tempat-tempat seperti terminal, stasiun, bandara, tempat rekreasi dan sebagainya. Tentu semua potensi ini harus diantisipasi supaya jangan sampai menjadi pusat-pusat penularan baru. Ini akan  berakibat pada menurunnya tingkat kesembuhan pasien yang sudah bagus.

‘’Kemudian persentase penularan, tingkat kematian juga sudah bagus, karena sedikit. Di tingkat kematian itu tiga koma sekian persen. Masih lumayan meskipun tidak sama dengan rata-rata dunia, bisa menurun lagi. Nah itu semua harus diantisipasi,’’ katanya.

Penegasan serupa juga disampaikan Pengamat Pariwisata NTB Dr. Farid Said. Kepada Suara NTB, Senin (26/10), Pembantu Dekan I Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok ini, mengantisipasi liburan panjang ada 2 hal yang harus diperhatikan. Pertama, kelompok pembawa atau pengunjung dan kelompok yang dikunjungi. Dalam hal ini, ujarnya, dua-duanya harus memahami penerapan protokol Covid-19.

Jika kelompok pengunjung mengetahui dirinya sebagai pengidap Covid-19 disarankan tetap di rumah. Namun, kalau tetap harus rekreasi disarankan harus ke tempat terbuka, seperti pantai. ‘’Kalau di pantai kan tidak terlalu berkerumun banyak. Di Lombok, banyak pantai-pantai terbuka yang bisa dikunjungi. Karena refreshing juga perlu,’’ terang mantan Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini.

Selain itu, sarannya, bagi yang merasa kurang sehat untuk tidak masuk ke tempat wisata tertutup, seperti Desa Wisata Sade, Museum Negeri dan tempat tertutup lainnya. ‘’Kalau pun ada masih menerima wisatawan, harus ada kuota berapa orang per hari. Ini harus dipahami pengunjung. Jadi pengunjung harus pintar-pintar memilih tempat rekreasi dengan menghindari kerumunan,’’ tambahnya.

Bagi pengelola, ujarnya, harus membuat peraturan atau membatasi jumlah wisatawan. Cara  membatasinya seperti apa? Pertama, membuat zona parkir dengan kapasitas tertentu. Kedua, pengelola menyiapkan fasilitas untuk protokol Covid-19, seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer dan lainnya. Bagi pengelola yang tidak mematuhi standar Covid-19, ujarnya, pemerintah harus membubarkan kegiatan liburan. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas.

Sementara Manajer Eksekutif Divisi Taman Narmada Kamarudin, menegaskan kesiapan pihaknya menerapkan protokol kesehatan bagi wisatawan yang datang berkunjung. Pada wisatawan yang akan masuk harus menggunakan masker, mencuci tangan dan tetap menjaga jarak. Hal ini, katanya, penting dilakukan agar Taman Narmada tidak menjadi salah satu sumber penularan Covid-19. (ham)

Share:

Wednesday 1 July 2020

Saat Pandemi Corona, Desa Wisata Danger Masbagik Lombok Timur Diserbu Wisatawan Lokal


 
Sejumlah wisatawan berkunjung ke objek di desa wisata. Para pengelola desa wisata menyambuut baik dibukanya kembali destinasi-destinasi wisata oleh Pemda Lotim di tengah pandemi Covid-19, Minggu (28/6/2020).
Saat ini desa wisata menjadi salah satu penopang perekonomian dan sumber Pendapatan Asli Desa (PADes). Apalagi di Kabupaten Lombok Timur (Lotim)  terdapat puluhan desa wisata. Sehingga tak heran ketika diizinkannya masyarakat berwisata di tengah pandemi Covid-19, menjadi angin segar bagi para desa yang memiliki tempat wisata dan siap menyambut kedatangan wisatawan.

Seperti yang  terlihat di Desa Danger, Kecamatan Masbagik yang merupakan salah satu desa yang memiliki tempat wisata buatan di Kabupaten Lotim. Jumlah kunjungan wisatawan lokal ke Danger Village Waterpark (DC Waterpark) sejak tanggal 20 Juni mulai membludak setelah vakum hampir empat bulan akibat Covid-19.

"Alhamudulillah, kita dari desa sangat menyambut baik dan betul-betul mengapresiasi kebijakan Pemda Lotim yang sudah memberikan izin untuk dibuka lagi tempat wisata atau rekreasi bagi masyarakat,"terang Kades Danger, Kaspul Hadi, Minggu (28/6/2020).

Diakuinya bahwa, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan bagi pengunjung dan petugas. Misalnya bagi pengunjung diharuskan memakai masker dan sebelum memasuki areal DV Waterpark diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh oleh petugas serta menyediakan tempat cuci tangan. "Intinya kita terapkan apa yang disarankan dalam protokol kesehatan Covid-19. Bila ada yang tidak mengindahkan, tidak diizinkan masuk,"ungkapnya.

Termasuk untuk waktu kunjungan dilakukan pembatasan yaitu setiap harinya hingga pukul 16:30 Wita serta menguras air kolam yang terdapat di dalamnya untuk menjamin kesehatan dari pengunjung.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lotim, Dr. M. Mugni mengatakan, pembukaan seluruh destinasi wisata di Kabupaten Lotim atas koordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB. Pembukaan destinasi inipun sudah ada standar khusus, seperti penerapan wajib masker bagi objek-objek wisata yang memiliki tiket masuk. Bahkan di tempat-tempat wisata, diharuskan untuk tetap cuci tangan dengan menggunakan produk lokal. Upaya ini dilakukan supaya pengrajin-pengrajin gerabah mendapat azas manfaatnya. (Yoni Ariadi/Suara NTB Lombok Timur)
Share:

Pembukaan Objek Wisata di Tengah Pandemi Harus Terapkan Protokol Standar Covid-19

Wagub NTB Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalilah bersama Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy dan jajaran Forkopimda saat berada di Sembalun Lombok Timur meninjau kesiapan pembukaan objek wisata ke Gunung Rinjani, Sabtu (27/6/2020)

Corona virus disease (Covid-19) telah menyebabkan pariwisata di NTB mati suri. Selama hampir 3 bulan, (pertengahan Maret, April, Mei hingga awal Juni 2020)  objek wisata di NTB, termasuk desa wisata ditutup untuk wisatawan. Hal ini berpengaruh besar terhadap pengembangan pariwisata di NTB. Akibatnya, pelaku wisatawan hanya menunggu kapan wabah Covid-19 ini berakhir.

NTB memiliki banyak objek wisata menarik dan menjadi favorit wisatawan dunia. Namun, objek-objek wisata ini masih belum dibuka, karena aktivitas masyaraat dunia masih belum normal. Di sejumlah negara, termasuk Indonesia, jumlah pasien positif Corona terus meningkat setiap harinya. Akibatnya, mobilitas masyarakat masih belum kembali normal.

Meski penambahan pasien positif Corona terus bertambah, pemerintah pusat, termasuk Pemprov NTB mulai mencoba menerapkan new normal (kenormalan baru) di berbagai bidang dan sektor. Termasuk sektor pariwisata. Objek-objek wisata yang sebelumnya ditutup mulai dibenahi atau dipersiapkan untuk menerima wisatawan. Pembenahan lebih difokuskan pada penerapan protokol standar Covid-19, seperti penggunaan masker, penyediaan air bersih atau hand sanitizer, menjaga jarak antara satu sama lain. jika ini sudah siap, maka daerah-daerah sudah bisa membuka kembali objek wisatanya.

Bahkan, Pemprov NTB di bawah komando, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc., dan Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., menginginkan agar objek-objek wisata di NTB mulai bangkit kembali. Untuk itu, persiapan atau pembenahan di objek wisata harus dilakukan. Bahkan, untuk memastikan kesiapan objek wisata menerima kembali wisatawan, Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tanggal 13 Juni 2020 mengunjungi Gili Trawangan. Hal ini untuk melihat kesiapan pelaku wisata dan objek wisata di tiga Gili apakah siap menghadapi kenormalan baru di bidang pariwisata.  

Bahkan, Sabtu (27/6/2020), Wagub kembali melakukan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi SOP Rinjani Menuju New Normal di Kantor Resort Sembalun Balai TNGR, Desa Sembalun Lombok Timur, Sabtu (27/6/2020). Pada kesempatan ini, wagub menyebut  tantangan yang dihadapi adalah bagaimana masyarakat sekitar secara disiplin mematuhi protokol Covid-19 dengan tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak bila beraktivitas di luar rumah sampai vaksin virus Covid-19 ini ditemukan.

Wagub Hj. Sitti Rohmi Djalilah melakukan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi SOP Rinjani Menuju New Normal di Kantor Resort Sembalun Balai TNGR, Desa Sembalun Lombok Timur, Sabtu (27/6/2020).
Wagub berharap agar di balik pandemi ini semua pihak dapat mengambil hikmahnya. Karena pandemi ini sejatinya juga memberikan waktu pada kita untuk berbenah, memperbaiki kekurangan selama ini sehingga ke depan dapat lebih baik lagi.

"Ini kesempatan kita untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depan dan tidak hanya menjadi tempat wisata, akan tapi ini akan menjadi pusat edukasi, pusat pemberdayaan masyarakat, sehingga keberadaan Rinjani ini bisa terasa manfaatnya bagi NTB dan Indonesia," lanjutnya.

Wagub menilai adanya saran bahwa pendakian Rinjani agar dilakukan melalui satu pintu terlebih dahulu serta pentingnya dibangun fasilitas jalur khusus untuk kuda atau sepeda untuk memudahkan para porter membawa barang hingga pos empat, hal itu perlu didiskusikan dengan serius untuk kebaikan bersama.

 “Apabila ingin maju maka semua pihak harus duduk bersama, sehingga seluruh pihak mendapatkan manfaatnya dan semua dapat memberikan kontribusi terbaiknya bagi kemajuan Rinjani ke depan,” terangnya.

Wagub juga mengingatkan terkait pengelolaan sampah. Penekanannya pada pintu pintu masuk jalur pendakian Rinjani sangat diperlukan.  "Ini harus betul-betul kelihatan progresnya dan kuncinya di pintu masuk. Ini harus betul-betul kita perhatikan. Rinjani ini tumpuan hidup kita dan sumber air kita. Jadi antara pariwisata dan kelestarian ini satu dan harus betul betul kita jaga," ujarnya.

Adanya pandemi ini menumbulkan satu tuntutan yakni penerapan protokol Covid-19. Ada banyak hal positif yang dapat didorong untuk kebaikan pariwisata itu sendiri. Pemprov NTB ,  kata  Wagub telah mengusung konsep bersih, sehat dan aman. Di mana, seluruh destinasi wisata yang ada di NTB harus menerapkannya termasuk Rinjani.  "Semoga tanggal 7 Juli besok, pada saat dibuka, sudah bisa siap dari hulu ke hilir, dari orang naik hingga pulang itu betul-betul diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan dengan dibukanya Sembalun ini memberikan semangat bagi kita,"  pesannya.

Sementara saat telekonferensi  bersama pengurus ASITA NTB, Rabu (24/6/2020) lalu, Wakil Gubernur menegaskan, sebelum dibuka kembali, objek wisata harus dibenahi lagi. Pembenahan tersebut dilakukan agar objek wisata tidak menjadi sumber penularan Covid-19 ini. "Untuk objek wisata, kita harus benar-benar memilih, jangan sampai kita gegabah membuka objek wisata, jangan sampai ada klaster objek wisata," jelas Ummi Rohmi – sapaan akrabnya.

Salah satu contoh adalah tiga gili yang telah dipersiapkan sebelum dibuka kembali seperti memperketat pintu masuk, melibatkan semua unsur. Dari petugas keamanan hingga petugas kesehatan, untuk memastikan keamanan dan kesehatan wisatawan. Ia berharap masyarakat dapat dengan cepat memahami pentingnya protokol kesehatan agar seluruh aktivitas dapat kembali berjalan dengan lancar. (Marham)
Share:

Wednesday 10 June 2020

Hadapi Corona, Gubernur NTB Ingatkan OPD Harus Punya Rencana Jitu

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah saat melakukan pembinaan ASN di Dinas Pariwisata NTB, Rabu (10/6/2020)
Gubernur NTB Dr. .H..Zulkieflimansyah, M. Sc., mengajak  jajarannya untuk bisa menyusun perencanaan yang jitu dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam mengantisipasi dan menghadapi dampak buruk pandemi Covid-19. Kreativitas yang dimaksud Gubernur adalah terobosan yang bisa dilakukan untuk dapat segera memulihkan situasi. Termasuk upaya menggerakan sosial ekonomi masyarakat ditengah pandemi Covid 19 dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan.

"Hampir semua sektor tergerus dampak Covid 19. Termasuk sektor pariwisata yang menjadi andalan utama NTB selama ini", ujar Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul itu saat melakukan pembinaan ASN di Kantor Dinas Pariwisata NTB, dilanjutkan ke Dinas Perhubungan NTB, Selasa (10/6/2020)

Menurut Gubernur, sejak wabah Corona Virus melanda NTB, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak. Hampir semua industri yang bergerak dan berhubungan dengan pariwisata lumpuh. Padahal sektor pariwisata ini menjadi penyumbang pendapatan yang cukup besar daerah dan masyarakat kita, tutur Dr. Zul didampingi Asisten II Setda NTB, Asisten III Setda NTB, Kepala BKD, Karo Organisasi Setda Provinsi NTB

Menghadapi kondisi seperti saat ini apalagi dalam mempersiapkan diri memasuki New Normal, kata Doktor Zul, perlu strategi dan perencanaan yang baik. Juga ide-ide baru atau kreativitas dalam berwisata. Misalnya di era pandemi Covid 19 ini, mulai banyak dilirik bisnis wisata virtual. Di mana para wisatawan tetap dapat menikmati pesona wisata kita. Sambil kita terus melakukan edukasi dan sosialisasi penerapan protokol keselamatan secara masif, hingga kita mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 secara tuntas.

“Bidang-bidang, baik itu pemasaran maupun promosi harus punya cara, apa yang perlu kita hidangkan untuk publik. Apakah wisatawan Singapura atau Malaysia setelah New Normal mau ke NTB, ini harus mulai dipikirkan termasuk SOP-nya, ” kata mantan anggota DPR ini.

Hal serupa disampaikan Doktor Zul di hadapan ASN  Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Ia mengapresiasi kinerja Dishub yang dipimpin L. Bayu Windya tersebut. Karena dinilai cepat tanggap serta mampu mengendalikan dan melakukan evaluasi terhadap arus pergerakan orang pada seluruh pintu keluar masuk NTB sehingga penanganan Covid 19 dapat dilakukan lebih cepat.

Sejak awal pandemi, kata Gubernur transportasi darat, laut dan udara cepat dibatasi. Langkah ini cukup efektif membatasi pergerakan masyarakat antar daerah dalam dan luar provinsi. Pelabuhan ditutup untuk masyarakat umum. Begitupun jalur darat antar kabupaten di dua pulau besar Sumbawa-Lombok. Menerapkan protokol ketat, termasuk jalur udara.

Gubernur juga menyebut bahwa biaya rapid test untuk masyarakat yang ingin bepergian, termasuk antar pulau Lombok dan Sumbawa memang mahal. Tetapi hal tersebut diakuinya semata-mata demi keselamatan dan perlindungan kepada masyarakat. Sekaligus upaya pemerintah daerah untuk memutus mata rantai Covid-19. 

"Rapid test ini cara kita meminimalisir penyebaran virus, mengurangi pergerakan agar orang tidak bebas bepergian," terang Gubernur. Namun setelah dilakukan evaluasi secara cermat, kini rapid test untuk kepentingan transportasi di dalam daerah, khususnya antar Pulau Lombok dan Sumbawa, tidak diberlakukan lagi. Tetapi dengan tetap mengutamakan protokol Covid 19 melalui sreening dan pengawasan secara ketat. (diskominfotikntb)
Share:

Friday 27 March 2020

Hotel Paceklik Kunjungan, Karyawan Mulai Dirumahkan Sementara


Ketua PHRI NTB Ni Ketut Wolini
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB mendapat tekanan yang tidak kecil atas dampak mewabahnya virus Corona ke lebih dari 185 negara di dunia. Tingkat hunian hotel terjun bebas. Aktivitas di hotel dan restoran tidak lagi kita menjumpai seperti biasa. sangat sepi, lengang. Jumlah orang yang masuk hotel bisa dihitung sejumlah jari yang ada. Pegawai hotel juga tak lagi nampak sebanyak yang biasanya.

Penyebaran virus Covid-19 turut menggemparkan Indonesia, setelah kepala negara, Presiden Joko Widodo awal Maret lalu resmi mengumumkan terdeteksi penularannya di Indonesia. Saat ini penularan virus hingga ke sejumlah provinsi di Indonesia. NTB sampai posisi pekan ketiga 2020 masih aman. Namun dampak yang dirasakan sangat dahsyat. Sektor pariwisata terpukul hebat.

Ketua PHRI Provinsi NTB, Ni Ketut Wolini nampak kehabisan materi menggambarkan situasi saat ini. Hotel, home stay, resort, di destinasi wisata maupun di dalam kota merasakan hal yang sama. Okupansi (jumlah tamu yang menginap) hotel dihitung 10-20 persen, menuju nol persen. ‘’Bulan depan bisa nol persen. kalaupun ada tamu di hotel saat ini, sisa-sisa dari pesanan sebelumnya,’’ kata Wolini ditemui di Mataram belum lama ini.

Apalagi di hotel–hotel yang ada di destinasi wisata, Senggigi Kabupaten Lombok Barat diakuinya bahkan ada di antaranya zero kunjungan. PHRI menurutnya turut mengikuti arahan pemerintah. Tidak lagi menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak.

Karyawan – karyawan hotel dan restoran sebagian sudah dirumahkan. Sejauh ini, belum ada rencana sampai dilakukan pemutusan hubungan kerja. Merumahkan sebagian karyawan dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. ‘’Paling ndak, jam bekerja diatur. Mau bagaimana lagi. Tidak ada tamu yang dilayani,” kata Wolini.

Terbatasnya kegiatan di hotel tidak saja berdampak kepada pembatasan jumlah karyawan. Usaha ikutan lainnya juga terdampak. Sebut saja untuk kebutuhan makan minum tamu hotel turut turun drastis. Misalnya untuk kebutuhan sayur mayur yang selama ini dipasok oleh petani, otomatis dihentikan sementara, atau dikurangi sampai hanya sekebutuhan. “Semua jasa ikutan lainnya terdampak. Tapi kita harus legowo. Karena bukan kita saja yang mengalaminya, seantero dunia yang merasakannya,” tegas Wolini

Di tengah paceklik tamu yang berkunjung ke hotel, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi NTB ini mengatakan, tetap bertahan. Hotel tetap beroperasi semampunya. Tanpa mengurangi kewaspadaan terhadap potensi penularan virus Corona.

Pengamanan dilakukan oleh masing-masing hotel. SOP-nya jelas diatur. SOP yang berlaku di tataran pegawai hotel, maupun tamu demikian juga pelayanannya. “Masing-masing hotel punya safety sendiri-sendiri,” demikian Wolini.

Keluhan serupa juga disampaikan Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) NTB, Ernanda Agung Dewantoro. Diakuinya, penurunan okupansi hotel terbilang cukup drastis.  Lebih parah lagi, beberapa hotel bahkan disebut menunjukkan persentase okupansi sampai dengan 0 persen. Khususnya untuk resort seperti di kawasan tiga gili (Trawangan, Air, Meno), mengikuti penutupan sementara akses masuk dari Bali. ‘’Senggigi sepertinya akan menuju ke angka tersebut,’’ ujar Ernanda.

Di sisi lain, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan tamu yang masih tersisa, pihak hotel telah menetapkan standard operational procedure (SOP) untuk pencegahan penularan Covid-19.

Selain itu, Ernanda menyebut beberapa efisiensi juga harus dilakukan untuk menanggulangi dampak saat ini. Di mana efisiensi besar-besaran diproyeksikan tidak dapat dihindari jika krisis akibat penyebaran Covid-19 terus berlangsung. ‘’Sampai sekarang kita masih fokus bagaimana hotel bisa melewati masa sulit ini,’’ ujarnya.
Ketua Kehormatan PHRI NTB, I Gusti Lanang Patra
Senada dengan itu Ketua Kehormatan PHRI NTB, I Gusti Lanang Patra, menerangkan pihaknya mencatat okupansi hotel saat ini berkisar pada 10-15 persen. Persentase tersebut hampir sama untuk hotel di kota maupun resort.  Menurutnya, masalah utama saat ini adalah belum adanya kejelasan kapan penyebaran Covid-19 akan berakhir. ‘’Yang bisa tahu kondisi ini hanya ahli virus. Kita tinggal menunggu saja, semoga cepat berakhir wabah ini,’’ ujarnya, Jumat (20/3/2020).

Di sisi lain, kondisi saat ini disebutnya cukup memberatkan. Untuk itu beberapa hotel melakukan beberapa penyesuaian dengan berbagai bentuk efisiensi. ‘’Kita pasti (perlu) efisiensi sekarang, untuk mengimbangi keadaan. Pemasukan tidak ada,’’ ujarnya.  (Bulkaini/Bayu/Ekbis NTB)
Share:

Corona dan Duka Industri Pariwisata di NTB

Inilah kondisi di Gili Trawangan pascamerebaknya Corona ke seluruh Indonesia. Kondisinya tidak seperti sebelum Corona mewabah seperti sekarang ini.

Virus Corona (Covid-19) mewabah ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Bahkan di Indonesia, jumlah korban terjangkit dan meninggal akibat virus ini terus bertambah. Wabah ini telah mempengeruhi seluruh sektor khususnya ekonomi. Sektor pariwisata termasuk di NTB paling terdampak. Pelaku industri pariwisata ketar ketir. Corona telah membawa duka yang mendalam bagi sektor pariwisata.

Penyakit akibat virus Corona telah menimbulkan kekhawatiran dan bahkan mencemaskan. Beberapa negara, sudah menutup negaranya dari masuknya warga asing. Juga mencegah warganya bepergian. Hal ini berdampak pada mobilitas warga untuk bepergian atau berwisata.

Kondisi ini juga berdampak pada pariwisata di NTB. Sektor ini semakin tertekan saat Pemprov NTB memberlakukan larangan masuk bagi kapal cepat langsung dari  Bali tujuan tiga gili awal pekan kemarin. Termasuk memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk utama, seperti di Lombok International Airport (LIA), Pelabuhan Lembar, Pelabuhan Sape dan beberapa pelabuhan yang selama ini menghubungkan dengan daerah lain di Indonesia.

Kondisi ini bagi pelaku usaha di NTB, khususnya sangat berdampak. Seperti disampaikan General Manager (GM) KeRensia Villa Gili Air, Linda Widiya. Dampak virus Corona mengakibatkan bisnis pariwisata di kawasan tiga gili cukup berat pascapenetapan status siaga. Okupansi di KeRensia Villa Gili Air, per tanggal 16 Maret 2020 langsung 0 persen. Bahkan, sampai dengan 17 Maret 2020 pihaknya menerima pembatalan dari tamu yang sudah membuat reservasi sebelumnya.

Kerugian juga dialami karena banyak tamu membatalkan pesanan untuk periode Hari Raya Nyepi. Di mana periode tersebut, okupansi hotel biasanya naik dengan paket menginap untuk 4 hari. Menurut Linda, Gili Air adalah salah satu destinasi favorit bagi wisatawan saat libur Nyepi, khususnya untuk wisatawan dari Bali.

‘’Walaupun sudah kami info kalau gili masih buka, akan tetapi mereka tetap membatalkan reservasinya. Mereka lebih percaya pada pemberitaan media luar yang notabene media dari negara mereka sendiri,’’ ujar Linda. 

Penyebaran Covid-19 disebut memang berdampak besar. Dicontohkannya seperti kerugian senilai Rp114 juta yang dialaminya khusus untuk periode Maret lalu. Di sisi lain, efisiensi juga dilakukan pihaknya. Salah satunya dengan merumahkan karyawan yang akan dipanggil bekerja kembali jika kondisi telah membaik.

Menyikapi kondisi ini, pengusaha di Gili Trawangan saat bertemu Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc., Rabu (19/3/2020) mengharapkan ada solusi terbaik bagi pengusaha di Gili Trawangan akibat Corona ini. Samsudin, salah satu pengusaha di Gili Trawangan  mengatakan isu Corona sangat sensitif terhadap kehidupan manusia dan bisnis pariwisata. Kebijakan menutup akses masuk bagi kapal cepat Bali - Gili sebagai antisipasi penyebaran pandemi Corona dianggap tidak berpihak. Sebab hanya gili saja yang ditutup, sedangkan jalur masuk melalui Bandara Internasional Lombok dan Pelabuhan Lembar masih terbuka.

Pihaknya juga mengharapkan adanya kebijakan keuangan menyangkut beban perusahaan. Misalkan, biaya beban BPJS bulanan yang tetap dibayar perusahaan meski di sisi lain perusahaan telah merumahkan sementara para karyawan. ‘’BPJS tetap bayar karena invoice dari mereka. Angkanya juga lumayan besar,’’ imbuhnya.

Keluhan senada juga disampaikan Ketua Gili Hotel Association (GHA), Lalu Kusnawan. Menurutnya, banyak beban yang harus ditanggung para pengusaha pada kondisi sekarang ini. Ia menyebut, perhotelan di gili harus mengeluarkan biaya bulanan (biaya tetap dan biaya overhead) di kisaran Rp250 juta sampai Rp400 juta. Padahal pada saat yang sama, perhotelan tidak memiliki omzet.

GM Hotel Wilson's Retreat Gili Trawangan ini menyebut, mulai bulan ini perhotelan harus memutar otak membiayai operasional. Apabila manajemen tak memiliki saving, maka ia pastikan hotel harus membayar melalui beban utang.

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah saat bertemu dengan pengusaha wisata di Gili Trawangan, Rabu (19/3/2020).
Hingga Minggu (22/3/2020) Lalu Kusnawan, mengungkapkan kondisi gili masih sepi dibandingkan situasi normal. Pasca-penutupan akses Bali - Gili (fast boat direct), wisatawan memilih keluar lantaran mispersepsi seolah gili akan ditutup total. Hanya ada beberapa wisatawan yang masih bertahan, dan mereka umumnya memilih tinggal (long stay) di gili karena tempat ini dinilai aman dari virus Corona. ‘’Sudah mulai masuk, di bawah 50 yang datang per hari. Perkiraan total wisatawan di tiga gili sekitar 200 orang,’’ sebutnya.

Dengan jumlah wisatawan ini, sudah barang tentu rasionya sangat minim dibandingkan ketersediaan hotel dan jumlah kamar. Di Gili Trawangan saja, jumlah tempat usaha (hotel dan restoran) di angka lebih dari 600 unit.

Di Hotel Wilson yang dikelolanya, Kus menyebut terdapat 3 kamar yang masih dihuni. Ketiganya didiami oleh wisatawan asing yang memilih long stay guess. Mereka sudah 1 pekan berada di Wilson dan belum berniat meninggalkan Lombok.

GM Hotel Wilson Retreat ini berharap, adanya persepsi yang sama dari seluruh elemen terkait gili. Bahwa gili boleh dimasuki oleh wisatawan asing dan domestik selama mereka lolos screening di pintu masuk dan keluar di dua tempat, yakni Pelabuhan Lembar dan Bandara Internasional Lombok.
GHA secara organisasi maupun GM hotel secara parsial, tetap mengkampanyekan gili. Gili sudah dipromosikan melalui sosial media, maupun dukungan awak media massa yang ada di NTB. ‘’Sejauh ini ada (wisman) yang tanya dan kami sudah jelaskan. Travel dan mereka kita yakinkan kalau bandara dan Pelabuhan Lembar tetap dibuka,’’ pungkasnya.

Terpisah, Kepala Disbudpar KLU, Vidi Ekakusuma melalui Kasi Pemasaran dan Analisa Pasar Wisata, Alwi Agusto, S.Si. M.Pd., mengatakan sejauh ini belum dapat memastikan jumlah persis wisatawan yang masih mendiami gili. Namun dari upaya pemantauan yang sudah dilakukan, tanggal 17 dan 18 Maret 2020 lalu sudah ada wisatawan yang masuk gili.

Pada tanggal 17 Maret 2020, tercatat 72 wisatawan meninggalkan gili dan 25 orang masuk ke gili. Sedangkan tanggal 18, yang keluar 27 orang dan masuk 21 orang.  ‘’Sebelum itu, tanggal 16 itu sebanyak 2.330 wisatawan meninggalkan gili namun datang sebanyak 828 orang. Sehingga praktis pada  tanggal 16 itu, masih ada sekitar 837 wisatawan di gili. Jumlah ini berangsur-angsur menurun seiring dengan masih belum pahamnya wisatawan dengan kondisi bahwa gili boleh dimasuki,’’ tandasnya.

Menanggapi itu, Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah, meyakinkan para pengusaha untuk tetap menatap masa depan pariwisata secara optimis. Ia berjanji akan memantau perkembangan setiap hari dengan disertai kebijakan yang terkini sesuai kondisi. ‘’Saya jujur saja, tidak ada yang ditutupi. Gili bagian dari komunitas yang lebih besar. Kadang ada krisis, ada masalah baru ada perubahan yang baik,’’ ujarnya.

Gubernur tidak secara spesifik menjawab usulan para pengusaha terkait sejumlah relaksasi. Namun ia juga tidak tinggal diam. Persoalan-persoalan tersebut akan dikomunikasikan dengan pemerintah pusat maupun lembaga terkait yang berwenang.

Pemda terus mengantisipasi dan mewaspadai penyebaran virus Corona ke NTB. Ia menjelaskan dampak virus Corona ini bukan hanya dirasakan di tiga gili, tetapi juga seluruh dunia. Bahkan, kata gubernur, hampir semua negara Eropa mengalami hal yang sama.

Ia kembali menjelaskan dibatasinya wisatawan yang datang menggunakan kapal cepat dari Bali langsung menuju tiga gili, karena ketidakmampuan mengontrol secara efektif semuanya. Kebijakan ini, kata Dr. Zul tentu akan berdampak dari sisi ekonomi.

Tetapi yang penting, Pemda memproteksi masyarakat NTB secara keseluruhan. Karena virus Corona ini menyebar sangat cepat. Apabila wisatawan yang berkunjung ke NTB khususnya ke tiga gili datang lewat bandara, maka akan mudah diidentifikasi. 

‘’Oleh karena itu, ketimbang kita menyesali kemudian. Minimal akses ini (Bali - Tiga Gili) ditutup sementara. Tapi bukan berarti gilinya tertutup atau lockdown. Aksesnya kita pusatkan melalui bandara dan Pelabuhan Bangsal,’’ terangnya. (Bayu/Johari/Nasir/Ekbis NTB)
Share:

Wednesday 12 February 2020

NTB Cocok untuk Lokasi Syuting Film Hollywood

Film Perempuan Sasak Terakhir, karya Muhammad Nursandi. 

Pemprov NTB melalui Dinas Perindustrian (Disperin) NTB sedang merintis untuk menggairahkan industri perfilman lokal. Para pegiat industri kreatif ini disiapkan wadah dan akan didukung pemerintah daerah. Pemerintah daerah memandang simpul-simpul untuk mengembangkan potensi ini cukup banyak, yakni teater, vlogger dan lainnya.

NTB memiliki studio alam yang sangat luar biasa. Alam pegunungan, hutan, pantai yang indah serta peninggalan bersejarah sangat cocok dijadikan studio alam. Jika ingin memproduksi sebuah film dengan latar belakang yang berbeda-beda, maka production house (PH) bisa memindahkan lokasi syuting dengan cepat sesuai dengan tuntutan skenario. Bahkan, latar belakang syuting film yang biasa dipergunakan sineas Hollywood saja ada di NTB, yakni di Sekotong Lombok Barat. Itu artinya, kalau ada produser film yang ingin memproduksi film-film bergenre apapun, bisa dilakukan di Lombok atau di Pulau Sumbawa tanpa harus membangun studio .

Hal inilah menurut pemain dan sutradara film asal NTB Muhammad Nursandi yang mesti disyukuri. Jika berkaca pada upaya yang dilakukan di Hollywood di Amerika Serikat, ujarnya, praktisi film yang ada di Negara Paman Sam itu membangun studio untuk syuting berbagai jenis genre film. Artinya di studio itu mereka membangun properti untuk keperluan syuting 1 film sesuai genre filmnya. Sementara kalau di Pulau Lombok, tambahnya, sangat pas untuk dijadikan studio alam dalam proses produksi film.

‘’Alasannya, kemana-mana dekat ,mau ke pantai dekat, mau ke gunung dekat, mau ke hutan dekat mau background-nya seperti Texas ada, datang aja ke Sekotong atau di Lombok Timur bagian selatan,’’ tuturnya pada Ekbis NTB, Minggu (2/2/2020).

Untuk itu, jika ingin mengembangkan industri perfilman di NTB, dibutuhkan keseriusan dari pemerintah daerah, sehingga bisa menjadi bagian untuk mengembangkan kreativitas dari masyarakat yang ada di daerah ini. Apalagi, ujarnya, potensi pemain yang ada di NTB tidak perlu diragukan lagi, karena  banyak punya orang yang memiliki talenta untuk menjadi bintang film.

‘’Tapi selama ini kan wadahnya yang ngak jelas ada. Banyak sekali kita punya, tinggal buka casting saya yakin banyak orang yang akan datang untuk minta di tes casting, tapi siap ngak kita? Ada ngak film yang akan kita buat? Ada ngak produser film kita,’’ ujarnya.

Meski demikian, tambahnya, dalam pengembangan tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi. Selain masalah dana, kendala yang dihadapi adalah sumber daya manusia (SDM), terutama orang yang betul-betul paham dan punya ilmu di dunia film. Jangan sampai dalam mengembangkan film euforia sesaat dan tidak lama bergelut di dunia film.

‘’Selebihnya itukan anak-anak euforia yang sesaat. Ketika mereka rugi ya meraka tobat untuk berekspresi.  Yang saya inginkan atau harapkan itu adalah orang yang punya ilmu di bidang pembuat film dan tahu arti kesetiaan dalam berproses. Kalau dalam bahasa Sasak bukan yang lentang lentur,anget anget tain manuq. Tetapi yang betul betul mendedikasikan dirinya pada dunia film itu yang kita mau cari dan itu yang kita butuhkan,’’ terangnya.
Pengambilan gambar film, karya sutradara asal NTB Ming Muslimin.
Sebagai pemain dan sutradara film, hingga saat ini dirinya belum menemukan pemain film bintang dari NTB. Namun,  kalau hanya film independen saya, dirinya yakin banyak, tapi masih belum teruji, terutama dalam proses pembuatan filmnya. ‘’Tapi kalau bicara potensi ada banyak yang memiliki potensi. Tapi sekarang bagaimana industrinya di NTB saja ngak ada. Ini kan hanya baru sebatas wacana belum ada tindakan dan belum dirumuskan seperti apa konsepnya,’’ ujarnya.

Pada bagian lain, Hanafi, salah satu Vlogger yang sejak 2018 mulai tertarik berkecimpung di dunia vlog menyebut, potensi SDM lokal sebetulnya sama saja. jika pemerintah ingin menggarapnya, tinggal diwadahi para vlogger yang ada untuk berkreasi. “Vlogger lokal sudah mulai muncul. Tapi masih jalan sendiri-sendiri. Kalau diakomodir, pastinya akan terkumpul,” katanya.

Hanafi sejak 2018 memulai debutnya dengan membuat vlog khusus event budaya peresean. Di kalangan komunitas peresean, Hanafi bukan orang asing. Setiap event peresean, ia selalu siarkan langsung melalui channelnya di YouTube.

‘’Channel saya pernah di-hack (hacker) oleh hacker (diduga dari) Jepang. Baru beberapa bulan ini buat channel lagi di YouTube, kontennya tetap sama, ngangkat peresean,’’ jelas Hanafi.

Menurutnya, menjadi vlogger butuh kreativitas dan kepekaan mengangkat konten. Di NTB, tambahnya, sangat banyak konten yang berkaitan dengan pariwisata yang bisa diangkat oleh para vlogger.  Apalagi upaya untuk berkreasi ini membutuhkan modalnya yang tidak besar. Yang penting cara berkomunikasinya di kamera baik, apalagi saat ini sudah didukung oleh ponsel-ponsel canggih untuk menjadi vlogger. ‘’Tinggal kalau pemerintah serius menggarap vlogger ini, buatkanlah kompetisi-kompetisi agar makin berkembang di daerah,’’ sarannya.

Meski demikian, ujarnya, kompetisi dimaksudkan harus profesional. Pihaknya tidak ingin, kompetisi tersebut sebagai ajang formalitas untuk kepentingan kelompok dan golongan tertentu saja. Dengan intervensi pemerintah daerah, kata Hanafi, ada ruang bagi vlogger lebih dikenal.

“Saat ini pendapatan masih dari Google saja. Kalau pemerintah turut mengorbitkan dari pembinaan yang dilakukan, mungkin akan lebih banyak pihak swasta yang tertarik untuk endorse dan menambah pendapatan selain dari Google,” demikian sarjana lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram ini

Vlogging (istilah para vlogger membuat vlognya) secara umum dideskripsikan sebagai sebuah kegiatan biasanya dilakukan dengan berbicara di depan kamera menceritakan tentang sesuatu yang ia suka, berbicara berbagai tips, berbagi apapun yang ada di dalam pikiran, montase, bahkan ada pula yang membuat klip seperti film.

Sekarang ini, vlogger biasanya membuat vlog secara regular, harian, mingguan atau bahkan bulanan. Ada pula istilah take-a-long vlogging yang berarti vlogger yang menceritakan kesehariannya dalam durasi yang panjang, seperti pergi ke mall, kemudian mengendarai sepeda motor, lalu, pulang ke rumah dan tidur yang dimuat dalam sebuah video.   (Marham/Bulkaini/Ekbis NTB)

Share:

Tuesday 10 December 2019

Jelang MotoGP, Industri Kreatif di Loteng Mulai Siapkan Suvenir

Salah satu sketsa kreasi perajin di Loteng menyambut gelaran MotoGP 2021.  

Perajin perak di Desa Ungga Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) mulai tertarik untuk membuat aneka suvenir untuk menyambut event MotoGP di Sirkuit Mandalika tahun 2021 mendatang. Salah satu desain yang ingin dibuat antara lain berupa miniatur pembalap yang sedang berlaga, ikon MotoGP dan lainnya.

Farid Rizki, salah seorang perajin perak di Desa Ungga kepada Ekbis NTB mengatakan, para perajin sudah mendapatkan pelatihan dari Pemda Loteng terkait dengan pentingnya menyambut event MotoGP dengan produk suvenir yang bagus. Namun demikian, pihaknya masih khawatir soal hak paten desain yang dimiliki oleh Dorna Sports. Karena itulah para perajin masih menunggu kejelasan soal hak paten itu dari pemerintah pusat dan Dorna.

"Kita sudah punya desain suvenir untuk MotoGP ini. Namun orang Kementerian bilang kita tanyakan dulu ke Dorna apakah kita diizinkan membuat miniatur MotoGP atau tidak, karena jangan sampai kita bermasalah di sana," terangnya.


Farid mengatakan, setidaknya ada tiga desain yang akan dibuat menjadi suvenir oleh para perajin perak di Ungga misalnya untuk bros, mainan kunci dan kalung. Desain tersebut masih dalam bentuk gambar di atas kertas, namun sudah siap dituangkan dalam karya jika sudah ada kejelasan soal izin dan lain sebagainya.

Soal kesiapan para perajin di Desa Ungga, Farid mengatakan, para perajin selalu siap untuk membuat produk produk yang akan direspon oleh pasar.  Terlebih kemampuan dasar untuk membuat aneka kerajinan tangan dari perak, kuningan atau tembaga sudah bagus. Yang pasti desain, ukuran dan soal izin dari yang punya hak paten harus sudah tidak ada masalah lagi. 

Selanjutnya, para perajin akan memikirkan soal materi utama untuk membuat suvenir tersebut sebagai dasar menentukan harga produk. Misalnya perak murni dengan perak yang dicampur dengan kuningan atau tembaga.

" Bisa saja nanti kita buat dari kuningan dan tembaga, namun kita sepuh dengan perak. Yang pasti kita ingin menyambut event MotoGP ini dengan produk suvenir yang bisa dibeli oleh wisatawan," terangnya.

DISPERINDAG LOTENG BERIKAN PELATIHAN PADA PERAJIN

Sementara Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) sudah melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk industri kreatif di Loteng guna menghadapi perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan MotoGP 2021. Namun pelatihan yang dilakukan masih terbatas yaitu dengan menyasar pengerajin perak di Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat.
Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Loteng Hj. Baiq Enny Mardiana, SH, MM.,

Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Loteng Hj. Baiq Enny Mardiana, SH, MM., mengatakan, pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk suvenir atau cinderamata ini dipandang sangat penting karena produk dari kerajinan perak bisa menjadi salah satu produk andalan untuk wisatawan yang datang ke daerah ini.

Apalagi dengan hadirnya MotoGP tahun 2021, para perajin suvenir di sana bisa membuat suvenir dengan aneka bentuk para pembalap atau dengan meniru kendaraan yang berlaga di MotoGP. Industri kreatif seperti ini sangat dibutuhkan untuk menjawab respons pasar yang semakin luas.

“Kita tetap lakukan peningkatan mutu serta kualitasnya. Terlebih kita sudah dapat predikat juara untuk desain mutu dan desain perak, kita juara nasional tahun 2017 lalu. Kita sekarang galakkan untuk meningkatkan kualitas-kualitas IKM kita ini untuk menopang dari keberadaan KEK Mandalika,” kata Baiq Enny.

Ia mengatakan, event bergensi seperti MotoGP adalah sebuah momentum yang sangat baik bagi seluruh pelaku IKM di Loteng khususnya agar bisa mengambil peran untuk meningkatkan hasil penjualan produk mereka. Para pelaku IKM bisa menjual produk mereka tak hanya secara offline, namun juga secara online, karena potensi penjualan secara digital dipandang terus mengalami tren peningkatan.

Secara umum, Disperindag Loteng akan memilih sekitar 60 IKM agar bisa masuk di e-commerce tingkat nasional. Tidak hanya e-commerce yang memiliki pasar dalam negeri, namun  e-commerce yang memiliki jaringan dunia seperti Alibaba juga akan dibidik agar IKM yang bisa masuk ke sana. “ Untuk pasar internasional ada tujuh IKM yang akan kita siapkan di tahun 2020 agar bisa masuk ke Alibaba,” terangnya. (Zainudin/Ekbis NTB)

Share:

Siapkah Perajin di NTB Manfaatkan Momentum MotoGP

Kondisi Pasar Seni Sesela Gunungsari Lombok Barat yang sepi dari pembeli. Akibat sepinya wisatawan membuat perajin belum bisa berkreasi membuat suvenir untuk MotoGP.
Pelaksanaan MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika tahun 2021 mendatang sudah menggema. Apalagi Sabtu (23/11/2019),  telah dilaksanakan pra-launching MotoGP Mandalika di Jakarta. Bahkan, penjualan tiket juga telah dibuka secara online. Lalu, seperti apa kesiapan masyarakat, khususnya peranjin dalam menyambut momentum ini?

Minggu (8/12/2019) siang, suasana di Pasar Seni Sesela Kecamatan Gunungsari Lombok Barat (Lobar) tampak sepi. Sejumlah pemilik artshop memilih duduk di berugak yang ada di bagian depan. Mereka menunggu mobil bus atau minibus datang membawa tamu-tamu mancanegara atau nusantara untuk berbelanja.

Sementara di bagian dalam, sebagian pemilik artshop memilih tidak membuka usahanya. Di bagian aula berjejer beragam seni kerajinan di etalase kaca. Ada pula beberapa kerajinan berupa patung kuda dan kerajinan lain yang diletakkan di bagian atas etalase.

Jika beberapa tahun sebelumnya, selalu ada perajin di tempat ini yang membuat berbagai macam kerajinan, seperti cukli, patung hingga hiasan dinding. Namun, semenjak beberapa bulan terakhir, para perajin lebih memilih tidak membuat kerajinan.  ‘’Sudah berbagai macam upaya kami lakukan agar bisa bertahan. Tapi, beginilah tamu sepi,’’ ujar Dul, pemilik Kenzu Artshop Sesela.

Dul tahu pada Minggu ini ada kapal pesiar singgah di Pelabuhan Gili Mas, Lembar. Namun, karena tidak memiliki kesepakatan dengan pemandu wisata dan travel yang membawa tamu, ia bersama pemilik artshop di Sesela hanya bisa menjadi penonton. Meski demikian, besar harapannya, tamu-tamu kapal pesiar mau datang singgah di artshop yang ada di Sesela.

Untuk itu, ujarnya, kondisi perajin artshop di Sesela – khususnya dan Lombok Barat umumnya yang sepi pengunjung, menjadikan dirinya belum terlalu berpikir untuk membuat suvenir bagi para penonton MotoGP di KEK Mandalika. Bagi para perajin, sekarang ini adalah bagaimana caranya bisa bertahan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Menurutnya, jika kunjungan wisatawan ke Pasar Seni Sesela meningkat, maka perajin bisa berkreativitas. Termasuk, dalam mengantisipasi event MotoGP di Lombok Tengah. Mereka akan menyiapkan suvenir untuk oleh-oleh khas Lombok terkait MotoGP.

MotoGP Lombok
Diakuinya, dalam memasarkan kerajinan di Pasar Seni Sesela dilakukan dengan berbagai cara. Seperti menyebar brosur, promosi ke beberapa daerah hingga mempromosikan lewat media sosial. Namun, kunjungan wisatawan ke Pasar Seni Sesela masih saja sepi.

‘’Termasuk kita adakan pementasan peresean dengan mengundang travel agent. Tapi karena sudah keseringan, wisatawan tetap sepi dan yang nonton adalah sebagian besar warga kita sendiri, sehingga berhenti kita gelar,’’ akunya.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan pemerintah segera bertindak agar nasib perajin di sejumlah sentra kerajinan tidak semakin rugi. Paling tidak, ada kebijakan pemerintah mengatasi persoalan yang dihadapi perajin, khususnya adanya persamaan harga terhadap hasil kerajinan yang dijual. Diakuinya, masalah harga dan komisi bagi pemandu wisata perlu segera dituntaskan, sehingga perajin dan sentra-sentra produksi kerajinan tetap eksis berkarya. Jangan sampai, karena minim memberikan komisi pada pemandu wisata, tidak mau mengajak tamu untuk singgah di Pasar Seni Sesela.

Pendapat senada disampaikan Ketua Pasar Seni Sesela Fathul Anwar. Diakuinya, belum ada persiapan apapun para perajin, terutama di Sesela yang menjadi pusat industri kerajinan. Meskipun mereka sudah tahu tentang MotoGP yang akan digelar di Lombok, Indonesia.

Perajin memiliki peluang membuat suvenir atau cinderamata MotoGP. Menurut Atta – sapaan akrabnya, untuk menghasilkan kerajinan – kerajinan kecil seperti itu tak rumit. “Cepat membuat suvenir yang begitu. Cuma banyak yang harus dipersiapkan,” katanya belum lama ini.

Ada beberapa bintang lintasan yang namanya saat ini sangat familiar. Misalnya Valentino Rossi, lalu Mark Marquez. Tahun 2021 mendatang, bukan tidak mungkin ada bintang-bintang lintasan baru yang akan muncul. ‘’Kita juga masih menunggu itu sebagai ikon untuk membuat suvenir,” jelas Atta.

Perajin juga punya keinginan besar untuk memanfaatkan momen besar yang akan dilaksanakan di KEK Mandalika. Pengalaman sebelumnya, event nasional Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke – 27 tahun 2016 lalu, perajin juga dilibatkan. Beberapa jenis kerajinan untuk suvenir yang dibuat misalnya rehan (dudukan Al Qur’an), kerajinan cukli, termasuk kaos Lombok. Atau produk-produk yang gampang dibawa.

Meski begitu, ada juga kekhawatiran perajin lokal akan kehilangan kesempatan. Kekhawatiran mereka, pengusaha-pengusaha luar yang memproduksi dan memasok suvenir dengan brand Lombok. Karena itu, mereka menunggu gerak pemerintah daerah. Mulai dari Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan OPD terkait lainnya. ‘’Bagaimana membina, menyadarkan para perajin apa langkah-langkah yang sedikit gemilang revolusioner ke teman-teman ini. agar jangan sampai tertinggal terlalu jauh,’’ ujarnya.

Perajin menunggu arahan dari pemerintah daerah. Bagaimanapun tidak bisa di pungkiri pengaruh pengusaha-pengusaha besar yang mendominasi secara modal, dan teknologi. Kekhawatiran ini diharapkan pemerintah juga hadir melakukan pendampingan untuk bersaing merebut peluang yang telah ada di depan mata.

Persiapan perajin masih normatif. Para perajin juga banyak yang belum recovery secara total. Mental dan finansial. Karena itu butuh sentuhan dua kali lebih kuat dari yang biasanya agar terarah ke jalan keluar menghadapi pasar yang demikian besar. ‘’MotoGP ini ibarat menghadapi perang besar. Tidak bisa dengan senjata-senjata sederhana menghadapinya,’’ demikian Atta mengibaratkan peluang pasar 2021.

Kondisi serupa juga di Pasar Seni Sayang-Sayang Kota Mataram. Event MotoGP di KEK Mandalika Lombok Tengah seolah-olah menjadi  milik bagi perajin yang ada di Lombok Tengah. Para perajin yang ada di tempat ini untuk sementara masih memajang kerajinan khas lokal, seperti kerajinan dari batok kelapa, cukli, gelang, kalung dan lainnya. Belum ada artshop yang memajang kerajinan untuk menyambut pagelaran MotoGP di KEK Mandalika.

Salah seorang pengelola artshop mengaku, belum tertarik memajang oleh-oleh khas MotoGP, karena beranggapan MotoGP tidak digelar di Kota Mataram atau Lombok Barat. ‘’Itu kan lokasinya di Lombok Tengah, paling-paling perajin yang ada di sana yang buat,’’ jawab salah satu penunggu artshop yang tidak mau dikorankan namanya dengan enteng.

Sekarang ini yang ditunggu perajin, katanya, adalah tamu yang datang berkunjung dan membelanjakan uang untuk membeli oleh-oleh di Pasar Seni Sayang-Sayang. Apalagi, katanya, akhir bulan Desember ini merupakan waktu libur Natal dan Tahun Baru, sehingga kunjungan wisatawan yang datang berbelanja sangat diharapkan. (Marham)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive