|
Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti, Kepala BKKBN NTB Lalu Makripuddin, Staf Ahli Gubernur Nurhandini Eka Dewi, Kepala Diskominfotik NTB Tri Budiprayitno pose bersama |
KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Perwakilan NTB Dr. Drs. Lalu Makripuddin terus berusaha optimal agar
masalah Keluarga Berencana (KB) menjadi prioritas banyak pihak di NTB, mulai
dari instansi pemerintah provinsi, kabupaten, kecamatan hingga pemerintah desa.
Adanya dukungan dari Pemprov NTB berupa Peraturan Gubernur (Pergub) Tentang
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), khususnya Kampung KB membuat jajaran
BKKBN Perwakilan NTB mudah dalam melaksanakan tugas di lapangan. Termasuk dari
pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa.
‘’Kita di NTB merupakan satu-satunya provinsi yang memiliki
landasan kuat dalam melaksanakan Kampung KB, karena sudah ada peraturan gubernur.
Kampung KB harus disukseskan oleh kita semua di provinsi dan kabupaten/kota,
kecamatan dan desa,’’ ujarnya saat memberikan sambutan pada kegiatan Bersama
Membangun Negeri Melalui Kampung KB dalam acara Inspiratif Expo yang digelar
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di Jalan Udayana
Mataram, Minggu (11/3/2018).
Hadir juga di acara ini, Sekda NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti,
MSc., PhD., Staf Ahli Gubernur Bidang Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Nurhandini Eka Dewi, Kepala Diskominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, MSi., dan
sejumlah pejabat BKKBN Perwakilan NTB lainnya.
Sebagai bentuk realisasi dari pergub itu, ujarnya, sekarang
ini di NTB sudah ada 126 Kampung KB yang tersebar di kabupaten/kota. Pihaknya
akan terus menambah Kampung KB di NTB, sehingga semakin banyak keluarga yang
mengikuti program KB ini.
|
Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti memberikan sambutan |
Menurutnya, ada beberapa kriteria pihaknya dalam menjadikan
sebuah Kampung KB. Pertama, tingkat pendidikan rendah, kemiskinan tinggi dan
banyak keluarga belum mengikuti program KB. Inilah yang menjadi prioritas
pihaknya bersama pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di NTB.
Makripuddin mengakui, Kampung KB memberikan banyak inspirasi
dari warga kampung untuk berubah atau menjadi lebih baik. Dia mencontohkan,
bagaimana satu Kampung KB di Kabupaten Sumbawa, yakni Kampung KB yang ada di Kecamatan
Lisung dan Kecamatan Lape, mampu menggugah kesadaran warga sekitar untuk lebih
meningkatkan kesamaan dalam bermasyarakat.
Masyarakat yang ada di Kampung KB ini memiliki kesadaran
memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat secara bergotong royong. Selain
itu, ada intervensi dari kepala dinas untuk memberikan bantuan. Bahkan secara berkala setiap tahun menggelar
workshop. Dalam workshop ini ketua pokja bertemu dan membahas permasalahan yang
dihadapi dan bersama-sama merumuskan apa yang akan dilakukan, baik oleh
masyarakat atau instansi terkait.
|
Duta GenRe NTB 2017 Baiq Mega Hikmah memberikan motivasi pada pengunjung Inspiratif Expo 2018 |
Hasil pertemuan itu kemudian dituangkan dalam instruksi
bupati. Isinya adalah, semua instansi harus mendukung apa yang diusulkan oleh
Kampung KB, sehingga cepat terealisasi. Karena
Kampung KB tidak memerlukan
menunggu terlalu lama, mungkin 6 bulan atau 8 bulan sambil melihat
perubahan yang terjadi di kampung itu. Perubahan itu terjadi pada lingkungannya
maupun hal lain yang menyangkut masalah yang dihadapi Kampung KB.
‘’Alhamduillah karena instruksi bupati, maka intervensi
dilakukan instansi terkait sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Ini
artinya bisa terlaksana, berkat dukungan kita semua,’’ ujarnya.
Bahkan, ada salah satu wakil bupati di luar NTB yang
mendukung penuh program KB. Di mana, SKPD tidak diperbolehkan ikut rapat, kalau
tidak ada program untuk Kampung KB. Di NTB masih belum sampai seperti itu.
Meski demikian, ada banyak camat di NTB yang tidak mau menandatangani APBDes
jika tidak menganggarkan untuk Kampung KB. ‘’Dan Alhamdulillah hampir semua
desa yang ada Kampung KB menganggarkan dana APBDes Kampung KB. Hal ini tidak
lepas dari keberadaan Pergub Tentang MKJP yang di dalamnya ada Tentang Kampung
KB luar biasa pengaruhnya di lapangan,’’ terangnya.
Pihaknya juga menyambut positif rencana Instruksi Presiden
tentang Kampung KB sudah ada di meja Sekretariat Negara dan direncanakan
sebulan lagi keluar. Walaupun di beberapa lokasi, banyak ketua pokja Kampung KB
menegaskan tidak perlu menunggu Instruksi Presiden atau undang-undang dalam
bekerja. Untuk itu, pihaknya
mengharapkan dengan adanya Kampung KB merupakan salah satu upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di NTB.
|
Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti dan Kepala BKKBN NTB Lalu Makripuddin pose bersama dalang cilik Rahadian Reno Wardana |
Sementara Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti, mengingatkan generasi
muda untuk merencanakan masa depannya. Menurutnya yang lebih penting adalah
bagaimana menyelesaikan pendidikan lebih dahulu baru memikirkan masalah
pernikahan. Usia ideal menikah itu, kata sekda adalah 21 tahun untuk perempuan
dan 25 tahun untuk perempuan.
Sekda juga mengapresiasi yang dilakukan BKKBN Perwakilan
Provinsi NTB yang melakukan kegiatan di Inspiratif Expo yang digelar
Diskominfotik NTB. Dari sosialisasi yang dilakukan BKKBN ini, generasi muda
bisa mengetahui tentang Kampung KB, Generasi Berencana (GenRe) dan kegiatan
lainnya.
Sekda juga mengingatkan dampak dari menikah usia dini yang
banyak berakibat buruk bagi generasi muda itu. Selain hilang masa depan juga
belum terjamin mereka bisa melahirkan generasi yang sehat.
Acara ini juga diisi dengan sejumlah kegiatan, seperti
penampilan dalang cilik Rahadian Reno Wardana, murid Kelas V SD di Gerung yang
membawakan masalah dampak menikah usia dini dan banyaknya perceraian yang
terjadi. Penampilan cucu dari dalang kondang H. L. Nasib AR ini mendapat
sambutan meriah dari penonton.
Selain itu hadir juga Duta GenRe NTB Baiq Mega Hikmah,
mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Mataram yang memberikan motivasi pada
generasi muda untuk terus berprestasi dan menghindari nikah dini. Termasuk penampilan Wahyu, pesulap dari SMAN
8 Mataram dan acara menarik lainnya. (Marham/Ekbis NTB)