Be Your Inspiration

Thursday, 15 March 2018

Air Terjun Bombo Ncera di Bima yang Menyegarkan

Seorang pengunjung tengah menikmati suasana di destinasi wisata Bombo Ncera di Bima.

Kabupaten Bima memiliki banyak destinasi wisata. Tidak hanya pantai, ada beberapa destinasi wisata lainnya yang dapat dinikmati. Salah satunya Air Terjun Bombo Ncera yang memiliki kesegaran alami.

Suasananya yang menyegarkan dengan pemandangan yang indah membuat banyak wisatawan lokal tertarik untuk berkunjung. Banyaknya bebatuan di sekitar air terjun membuat panoramanya menjadi semakin indah.

Bombo Ncera ini terletak di Desa Ncera Kecamatan Belo Kabupaten Bima.  Lokasinya sekitar 45 kilometer dari Kota Bima. Ini menjadi salah satu pilihan wisatawan selain berkunjung ke kawasan pantai di Bima. Lokasinya yang sejuk dengan air yang segar membuat wisatawan ingin berlama-lama untuk tinggal. 

“Bagus dan suasananya menyegarkan. Bisa mandi juga. Sekarang sih banyak wisatawan lokal yang datang," kata warga Kabupaten Bima Nadya, Senin (12/3).

Bombo Ncera mempunyai beberapa air terjun yang ketinggiannya mencapai sekitar 5 meter. Tempat ini memiliki keunikan tersendiri, selain air terjun yang banyak, juga memiliki kolam renang alami yang berdinding batu alam dan tebing mulai dari tingkat dewasa sampai anak-anak.

“Ait terjunnya itu banyak tingkatan, dan masing-masingnya punya kolam kecil.  Di sana biasanya orang mandi dan berendam,” ujarnya. 

Ada tiga jenis kolam bebatuan yang ada di air terjun ini. Diantaranya Bombo To’i, Bombo Woha dan Bombo Na’e. Bombo Na’e merupakan kolam paling besar yang lebarnya sekitar 4 meter dan panjangnya sekitar 10 meter. “Bisa pilih sendiri mau di kolam yang mana,” ujarnya.

Wisatawan dapat dengan mudah menjangkau air terjun ini. Sehingga dapat dijadikan sebagai destinasi untuk menghabiskan akhir pekan bersama kerabat dan keluarga.

Wisatawan juga disarankan membawa bekal dari rumah. Sebab suasana yang sejuk dengan pemandangan yang indah membuatnya menjadi tempat yang tepat untuk menikmati aneka kudapan yang sudah dibawa. "Saya berharap destinasi wisata ini bisa terus berkembang. Sehingga bisa dikunjungi banyak orang," harapnya. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Tuesday, 13 March 2018

Jadi Tujuan Utama, Dispar Dompu akan Benahi Satonda

Pintu masuk Pulau Satonda Dompu (Dokumentasi Nasrullah - Dompu)

Satonda merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Dompu. Belakangan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke destinasi ini. Hanya saja belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang tarif sewa perahu, parkir dan banyak lainnya.

Hal inilah yang menjadi catatan Pemda Dompu. Sehingga Dinas Pariwisata (Dispar) Dompu akan segera melakukan pembenahan dan mulai mengatur destinasi wisata Satonda. Pemda berharap masyarakat bisa bekerjasama dalam memajukan Satonda sebagai salah satu destinasi wisata unggulan.

"Satonda itu bagus dan sangat potensial untuk datangkan wisatawan. Hanya saja belum dikelola dengan maksimal. Itulah mengapa kita (Dispar) saat ini sedang menyusun rencana untuk benahi Satonda," kata Sekretaris Dispar Kabupaten Dompu Syamsul Huriah, S.Sos, Kamis (8/3/2018).
Ia mengatakan bahwa ini sangat penting mengingat perkembangan pariwisata saat ini sudah semakin baik. Sudah semakin banyak wisatawan yang ingin menikmati keindahan destinasi wisata di Dompu. Salah satunya keindahan Satonda.

"Itu kan belum ada batas tarif yang bisa dibebankan kepada wisatawan yang menggunakan jasa perahu untuk berkeliling di Satonda. Kalau harganya terlalu tinggi kan kasihan wisatawan. Makanya ini perlu kita atur," ujarnya.

Mandi di Satonda Dompu... (dokumentasi Nasrullah - Suara NTB Dompu)
Tidak sedikit dari wisatawan yang berkunjung ke Tambora juga berkunjung ke Satonda. Sehingga kawasan ini dapat terintegrasi dengan paket wisata Tambora. Perlu peningkatan fasilitas dan kualitas SDM. Sebab dua hal itulah yang membuat wisatawan merasa nyaman dan senang.

"Kita terus berupaya untuk tingkatkan kualitas SDM kita di bidang pariwisata. Kita ingin semuanya dapat melayani wisatawan dengan maksimal. Sehingga wisatawan merasa senang dan mau berkunjung kembali," ujarnya.

Ia mengajak masyarakat dan para pelaku pariwisata untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya. Sementara Pemda juga akan terus berupaya untuk melengkapi fasilitas di berbagai destinasi wisata, termasuk di Satonda.

"Pariwisata ini milik bersama, bukan hanya Pemda. Jadi kita semua yang harus jaga. Sehingga ini bisa mendatangkan manfaat lebih bagi masyarakat," ujarnya.

Ke depan, pihaknya akan mengatur berbagai hal untuk membuat destinasi wisata Satonda semakin rapi dan teratur. Pihaknya juga akan mengatur tarif-tarif penggunaan semua jasa yang beroperasi di Satonda. (Linggauni/Suara NTB) 

Share:

Bersama Membangun Negeri Melalui Kampung KB di Inspiratif Expo

Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti, Kepala BKKBN NTB Lalu Makripuddin, Staf Ahli Gubernur Nurhandini Eka Dewi, Kepala Diskominfotik NTB Tri Budiprayitno pose bersama

KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan NTB Dr. Drs. Lalu Makripuddin terus berusaha optimal agar masalah Keluarga Berencana (KB) menjadi prioritas banyak pihak di NTB, mulai dari instansi pemerintah provinsi, kabupaten, kecamatan hingga pemerintah desa. Adanya dukungan dari Pemprov NTB berupa Peraturan Gubernur (Pergub) Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), khususnya Kampung KB membuat jajaran BKKBN Perwakilan NTB mudah dalam melaksanakan tugas di lapangan. Termasuk dari pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa.



‘’Kita di NTB merupakan satu-satunya provinsi yang memiliki landasan kuat dalam melaksanakan Kampung KB, karena sudah ada peraturan gubernur. Kampung KB harus disukseskan oleh kita semua di provinsi dan kabupaten/kota, kecamatan dan desa,’’ ujarnya saat memberikan sambutan pada kegiatan Bersama Membangun Negeri Melalui Kampung KB dalam acara Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di Jalan Udayana Mataram, Minggu (11/3/2018).

Hadir juga di acara ini, Sekda NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, MSc., PhD., Staf Ahli Gubernur Bidang Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Nurhandini Eka Dewi, Kepala Diskominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, MSi., dan sejumlah pejabat BKKBN Perwakilan NTB lainnya.

Sebagai bentuk realisasi dari pergub itu, ujarnya, sekarang ini di NTB sudah ada 126 Kampung KB yang tersebar di kabupaten/kota. Pihaknya akan terus menambah Kampung KB di NTB, sehingga semakin banyak keluarga yang mengikuti program KB ini.
Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti memberikan sambutan



Menurutnya, ada beberapa kriteria pihaknya dalam menjadikan sebuah Kampung KB. Pertama, tingkat pendidikan rendah, kemiskinan tinggi dan banyak keluarga belum mengikuti program KB. Inilah yang menjadi prioritas pihaknya bersama pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di NTB.
Makripuddin mengakui, Kampung KB memberikan banyak inspirasi dari warga kampung untuk berubah atau menjadi lebih baik. Dia mencontohkan, bagaimana satu Kampung KB di Kabupaten Sumbawa, yakni Kampung KB yang ada di Kecamatan Lisung dan Kecamatan Lape, mampu menggugah kesadaran warga sekitar untuk lebih meningkatkan kesamaan dalam bermasyarakat.

Masyarakat yang ada di Kampung KB ini memiliki kesadaran memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat secara bergotong royong. Selain itu, ada intervensi dari kepala dinas untuk memberikan bantuan.  Bahkan secara berkala setiap tahun menggelar workshop. Dalam workshop ini ketua pokja bertemu dan membahas permasalahan yang dihadapi dan bersama-sama merumuskan apa yang akan dilakukan, baik oleh masyarakat atau instansi terkait.
Duta GenRe NTB 2017 Baiq Mega Hikmah memberikan motivasi pada pengunjung Inspiratif Expo 2018

Hasil pertemuan itu kemudian dituangkan dalam instruksi bupati. Isinya adalah, semua instansi harus mendukung apa yang diusulkan oleh Kampung KB, sehingga cepat terealisasi. Karena  Kampung KB tidak memerlukan  menunggu terlalu lama, mungkin 6 bulan atau 8 bulan sambil melihat perubahan yang terjadi di kampung itu. Perubahan itu terjadi pada lingkungannya maupun hal lain yang menyangkut masalah yang dihadapi Kampung KB.

‘’Alhamduillah karena instruksi bupati, maka intervensi dilakukan instansi terkait sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Ini artinya bisa terlaksana, berkat dukungan kita semua,’’ ujarnya.
Bahkan, ada salah satu wakil bupati di luar NTB yang mendukung penuh program KB. Di mana, SKPD tidak diperbolehkan ikut rapat, kalau tidak ada program untuk Kampung KB. Di NTB masih belum sampai seperti itu. Meski demikian, ada banyak camat di NTB yang tidak mau menandatangani APBDes jika tidak menganggarkan untuk Kampung KB. ‘’Dan Alhamdulillah hampir semua desa yang ada Kampung KB menganggarkan dana APBDes Kampung KB. Hal ini tidak lepas dari keberadaan Pergub Tentang MKJP yang di dalamnya ada Tentang Kampung KB luar biasa pengaruhnya di lapangan,’’ terangnya.

Pihaknya juga menyambut positif rencana Instruksi Presiden tentang Kampung KB sudah ada di meja Sekretariat Negara dan direncanakan sebulan lagi keluar. Walaupun di beberapa lokasi, banyak ketua pokja Kampung KB menegaskan tidak perlu menunggu Instruksi Presiden atau undang-undang dalam bekerja.  Untuk itu, pihaknya mengharapkan dengan adanya Kampung KB merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di NTB.
Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti dan Kepala BKKBN NTB Lalu Makripuddin pose bersama dalang cilik Rahadian Reno Wardana



Sementara Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti, mengingatkan generasi muda untuk merencanakan masa depannya. Menurutnya yang lebih penting adalah bagaimana menyelesaikan pendidikan lebih dahulu baru memikirkan masalah pernikahan. Usia ideal menikah itu, kata sekda adalah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk perempuan.

Sekda juga mengapresiasi yang dilakukan BKKBN Perwakilan Provinsi NTB yang melakukan kegiatan di Inspiratif Expo yang digelar Diskominfotik NTB. Dari sosialisasi yang dilakukan BKKBN ini, generasi muda bisa mengetahui tentang Kampung KB, Generasi Berencana (GenRe) dan kegiatan lainnya.

Sekda juga mengingatkan dampak dari menikah usia dini yang banyak berakibat buruk bagi generasi muda itu. Selain hilang masa depan juga belum terjamin mereka bisa melahirkan generasi yang sehat.
Acara ini juga diisi dengan sejumlah kegiatan, seperti penampilan dalang cilik Rahadian Reno Wardana, murid Kelas V SD di Gerung yang membawakan masalah dampak menikah usia dini dan banyaknya perceraian yang terjadi. Penampilan cucu dari dalang kondang H. L. Nasib AR ini mendapat sambutan meriah dari penonton.

Selain itu hadir juga Duta GenRe NTB Baiq Mega Hikmah, mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Mataram yang memberikan motivasi pada generasi muda untuk terus berprestasi dan menghindari nikah dini.  Termasuk penampilan Wahyu, pesulap dari SMAN 8 Mataram dan acara menarik lainnya. (Marham/Ekbis NTB)

Share:

Monday, 12 March 2018

Pemain Film Benyamin Biang Kerok Sapa Penggemar di CGV Cinemas Lombok

Reza Rahadian dan Delia melakukan selfie bersama penonton yang ada di salah satu auditorium CGV Cinemas Mataram, Minggu (11/3/2018)

CGV Cinemas Mataram sudah beberapa kali mendatangkan para pemain film-film yang sedang tayang. Kali ini CGV mendatangkan artis peran Reza Rahardian yang berperan sebagai Pengki dan Delia Husein sebagai Aida dalam film Benyamin Biang Kerok. Banyak penggemar yang datang dan ingin bertemu kedua artis ini.

Sebelum menyapa penggemarnya di Lombok, Reza dan Delia menyempatkan diri nonton bareng. Salah satu auditorium di CGV Cinemas Mataram dipenuhi penonton yang ingin menyaksikan Film Benyamin Biang Kerok bersama Reza dan Delia.

"Kita sudah beberapa kali mendatangkan artis khususnya artis dari film yang sedang tayang. Kita ingin berikan kesempatan kepada penggemar atau penonton yang ada di Lombok untuk bertemu dengan artis idolanya," kata Head of Marketing Site CGV Cinemas Mataram, Teguh Widyo, di Mataram, Minggu (11/3/2018).

Ia melihat antusias penonton di Lombok untuk bertemu para pemeran film Benyamin Biang Kerok cukup bagus. Terbukti dengan banyaknya penggemar yang hadir pada acara temu sapa bersama dua pemeran Benyamin Biang Kerok yang datang pada Minggu (11/3/2018) sore. "Mereka kurang lebih satu jam di sini untuk menyapa penggemarnya," ujarnya.

Sebenarnya film Benyamin Biang Kerok ini merupakan versi yang baru dari judul yang sama. Berbeda dengan versi lama, Pengki di Benyamin Biang Kerok terbaru adalah anak orang kaya yang hidup bergelimang uang.

Film yang tayang sejak 1 Maret 2018 ini bisa dibilang meminjam judul dan nama pemeran utama dari film versi 1972. Sementara Benyamin Biang Kerok garapan Hanung Bramantyo dihidupkan lagi dengan cerita baru.

Karakter Pengki yang diperankan Benyamin Sueb diteruskan Reza dalam film versi anyar. Dengan gaya yang kocak dan tawanya yang khas, Reza terbilang sukses memerankan tokoh Pengki. Berbeda dengan film lama, Pengki yang diperankan oleh Reza Rahadian adalah anak orang kaya yang hidup bergelimang uang di rumah berteknologi canggih.

Dalam film versi baru, Pengki menikmati kekayaan hasil kerja keras ibunya (Meriam Bellina), pebisnis terkemuka di Indonesia. Sebaliknya, ayah Pengki (Rano Karno) hidup sederhana di rumah bergaya Betawi sambil mengurus kambing.

Pengki punya sahabat setia, Somad (Adjis Doa Ibu) dan Achie (Aci Resti). Kalau sedang tidak melatih tim sepak bola anak-anak di kampung Betawi, mereka sibuk menjalankan misi rahasia dengan bantuan teknologi rakitan Somad. Misi mereka saat ini adalah menyelamatkan Aida (Delia Husein), penyanyi pujaan hati Pengki yang dipenjara oleh mafia kejam, Said To Nirojim (Komar).

Pengki bersama Somad dan Achie berencana menyabotase kasino ilegal di Jakarta setelah mengetahui markas dan pemukiman warga Betawi pinggiran akan digusur. Kasino yang mereka sabot adalah milik Said yang saat itu sedang berjudi bersama Hengki. Keduanya adalah mafia terbesar yang menguasai bisnis judi.

Sebagai anak Betawi kaya, Pengki dianggap lelaki tak berguna. Maminya selalu menganggap Pengki hanya sebatas anak manja yang menghambur-hamburkan uang ibunya. Cintanya kepada Aida mengubah sikap Pengki. Pengki jadi punya cita-cita yaitu memiliki sekolah yang bisa menampung anak-anak miskin. Sayangnya, Said memergoki hubungan Pengki-Aida sekaligus berhasil membongkar kedoknya saat dia menyatroni kasino miliknya.

Kisah yang menarik inilah yang membuat banyak penggemar film Benyamin sangat ingin betemu dengan artis idolanya ini. Dengan didatangkannya Reza dan Delia, manajemen CGV Cinemas Mataram berharap bisa mengobati kerinduan para penggemar di Lombok terhadap artis peran ini.

"Dalam waktu dekat akan kita datangkan lagi artis salah satu film. Untuk kepastiannya akan kita umumkan segera, siapa saja artis yang akan datang," ujarnya. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Keris, Koleksi Sejarah yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu

L. Erwin menunjukkan koleksi keris yang dimiliki. 

KERIS adalah identitas Indonesia. Benda ini adalah warisan kuno.meski begitu, ia justru masih banyak peminat. Tidak saja dari dalam negeri, di luar negeripun permintaan masih menjanjikan.

Tak banyak orang yang menjaga warisan leluhur ini eksis. Produksinya pun terbatas. Di tahun 2018 ini, ada beberapa kolektor keris yang masih bertahan, khususnya di Kota Mataram.  Pada masa lalu, keris berfungsi sebagai senjata dalam peperangan,sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian.
Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesoris (ageman) dalam berbusana , memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetika.

Dalam sebuah literatur, asal usul keris belum sepenuhnya terjelaskan karena tidak ada sumber tertulis yang deskriptif mengenainya dari masa sebelum abad ke-15, meskipun penyebutan istilah "keris" telah tercantum pada prasasti dari abad ke-9 Masehi. Pengetahuan mengenai fungsi keris dapat dilacak dari beberapa prasasti  dan laporan-laporan penjelajah asing ke nusantara.



Media ini menjumpai salah satu kolektor keris di Kota Mataram, Lalu Erwin. Ia tinggal di salah satu komplek perumahan di Kota Mataram. Saat bertemu dengannya, guru SMK 4 Negeri Mataram ini terlihat sedang menghunus keris yang menjadi koleksinya.

Tangannya nampak sangat meyakinkan, ketika perlahan-lahan keris-keris itu dibersihkan. Empat bilah keris sedang dibersihkan. L. Erwin menggunakan jeruk nipis. Katanya, air jerus nipis dapat merontokkan karat. Benar saja, tak beberapa lama setelah potongan jeruk nipis digosok, bilah keris yang dibersihkannya nampak mengkilat. Besi keris-keris itu tidak terlihat seperti besi kini.

L. Erwin kemudian menunjukkan, mana keris yang usianya tua, dan mana yang usianya relative muda. Salah satu kerus yang dipegang konon usianya sudah cukup tua. Tapi tak disebut angka tahun umurnya. Besi keris nampak berbintik-bintik terang, ada juga garis-garis. Ia menyebut besinya dari batu meteor.



Memasuki rumahnya mungkin agak sedikit berbeda. Maklum, dari teras rumahnya dijejali bilahan-bilahan berbagai jenis kayu. Katanya akan dibuat sebagai gagangnya. Di dalam rumahnya, kita bisa menjumpai beberapa perkakas berusia lama. Di antaranya gentong kuno, lukisan tua, dan beberapa perkakas orang tempo dulu. Ia mendapatkan barang-barang itu dari mereka yang datang menawarkannya.

Etalase kaca berukuran besar miliknya penuh dengan gagang dan sarung keris berbagai ukuran dan ukiran. Beberapa jenis keris tersimpan disana, belati juga ada. Usia besi-besi tajam berpahat itu tentu berbeda-beda.

Lalu Erwin juga baru saja usai mengepak pesanan. Keris-keris yang dibelinya akan dikirim ke beberapa pemesan di dalam negeri. Untuk pesanan luar negeri, ia masih menunggu telpon. Sesekali ia juga bercerita tentang pengalaman supranaturalnya menyimpan keris-keris itu.

Apakah keris masih diminati? L . Erwin mengiayakannya. Peradaban modern tak membuat keris hanya menjadi kisah sejarah. Benda ini masih banyak dicari. Soal penggunaannya, pria kelahiran Rarang, Lombok Timur ini tak tak terlalu jauh menjabarkannya.

“Dari dalam negeri pemesanannya rutin. Ada juga permintaan dari Malaysia setiap bulan. Keris-keris ini juga dikirim ke Belanda. Karena disana ada museum keris,” demikian L. Erwin.


Hampir setiap hari di luar jam aktif mengajarnya, ia nampak sibuk. Berbagai kegiatan ia lakukan. Dari membersihkan keris, membuat gagang, hingga memoles gagang. Rumahnya nyaris tak pernah sepi tamu. Mereka yang mengunjunginya, rata-rata berurusan soal keris.

Berbicara harga jualnya, sejuah ini belum ada yang dihargai fantastis. Relatif normal, dari ratusan ribu, hingga jutaan rupiah. Tergantung tingkat usia keris. Soal ukuran, biasanya tak dipersoalkan.
Bagi kolektor yang beruntung, keris bahkan terjual hingga puluhan miliar diluar negeri. Orang luar negeri menganggap keris sebagai barang yang sangat antik. Karena itu, jangan pandang keris sebelah mata.(Bulkaini) 
Share:

Friday, 9 March 2018

Festival Pesona Bau Nyale di Lombok Tengah, The Greatest Culture in The World



 
Mandalika Carnival Fashion serangkaian bau Nyale 2018
Seluruh rangkaian kegiatan Festival Pesona Bau Nyale tahun 2018 akhirnya, tuntas dengan sukses. Sebagai event pembuka dari event Wonderful Indonesia di tahun 2018 ini, event Bau Nyale yang dipusatkan di kawasan Pantai Seger Kute, telah berhasil menggoreskan satu catatan manis. Untuk selanjutnya siap menjadi event kelas dunia.
 
Mandalika Carnival Fashion serangkaian bau Nyale 2018
Pemerintah pusat pun telah menegaskan komitmen untuk terus mendukung event budaya masyarakat Lombok Tengah (Loteng) agar terus mendunia. Yang diharapkan ke depan bisa benar-benar menjadi event yang dikenal dunia. ‘’Sekarang event Bau Nyale sudah semakin dikenal dunia internasional. Dan, pemerintah pusat akan terus mendukung event ini,’’ ujar Staf Ahli Multi Kultur Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Dr. Isty Retno Astuty.
 
Nyale yang berhasil ditangkap di Pantai Seger Lombok Tengah
Total ada 12 kegiatan yang digelar selama perayaan Bau Nyale tahun ini. Dimulai dengan temu wisata, voli pantai tingkat nasional, Mandalika Fashion Carnaval, Pemilihan Putri Mandalika, hingga malam puncak perayaan Bau Nyale. Pemerintah pusat berharap, ke depan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada event Bau Nyale lagi lebih baik lagi. Sehingga event Bau Nyale mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan berkunjung ke daerah ini.
 
Lokasi Pantai Seger Lombok Tengah
Dukungan seluruh elemen tentunya sangat diharapkan untuk bisa mewujudkan target tersebut. Dan, selama semua pihak didaerah ini punya komitmen yang sama, target tersebut bukanlah hal yang sulit untuk bisa diraih. “Semua kita harus mendukung penuh event Bau Nyale. Sebagai kekayaan budaya masyarakat di daerah ini,” tandas Sekda NTB, H. Rosiady H.Sayuti, M.Sc.PhD. (Munakir/Lombok Tengah)


Share:

Tuesday, 6 March 2018

Kreatif, Perajin Lombok Olah Rempah-rempah Jadi Kerajinan Bernilai Jual Tinggi

 
Agus Suhaili dengan kerajinan rempah-rempah yang bernilai jual tinggi. Kerajinan ini banyak dipesan wisatawan nusantara dan mancanegara
Siapa yang menyangka ternyata rempah-rempah bisa diubah menjadi kerajinan yang bernilai seni tinggi. Di tangan Agus Suhaili, rempah-rempah diubah diolah menjadi hiasan dekorasi rumah dan pengharum ruangan yang unik dan tidak biasa.



“Saya tertarik membuat ini setelah melihat-melihat di internet kerajinan apa yang belum ada disini, selain juga mendapatkan ide dari saat berkunjung ke Yogyakarta,” terangnya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Di rumahnya yang berlokasi di jalan Dr. Sutomo Karang Baru, Mataram, sejak 3 bulan terakhir, Agus mulai membuat kerajinan seperti gantungan pengharum ruangan dan hiasan dekorasi. “Pengharum ruangan ini terbuat dari rempah-rempah yang bermanfaat untuk menetralisir bau ruangan atau mobil,” jelasnya.

Ia mengaku, sebelum terjun ke usaha ini, dirinya memang berkecimpung di dunia seni, tetapi di seni lukis. Ia pun menunjukkan berbagai ukuran pengharum ruangan yang dibuatnya, mulai dari yang berukuran kecil sampai cukup besar. “Kalau yang kecil, bisa digunakan di mobil. Cukup digantung saja,” tambah pria 48 tahun ini.

Isi pengharum ruangan, kata Agus, terbuat dari rempah-rempah seperti kopi, akar wangi, dan cengkeh yang aromanya bisa bertahan selama 6 bulan. “Kopi yang digunakan merupakan kopi yang disangrai terlebih dahulu agar aromanya keluar,” imbuhnya.

Kerajinan dari rempah-rempah produksi perajin Lombok


Aroma kopi bisa bermanfaat dalam memberikan suasana rileks serta mampu menetralisir aroma ruangan atau kendaraan yang apek. “Sebenarnya aromanya bisa bertahan selamanya, tetapi bisa diisi ulang jika merasa kurang,” tambahnya.

Sedangkan hiasan dekorasi dibuat Agus dari sisa batang pohon sentigi yang biasa ditemui di daerah pegunungan. “Kita menggunakan batang pohon yang sudah mati, biasanya dipakai oleh pecinta bonsai sebagai media bonsai. Itu yang kita gunakan untuk hiasan karena kayu ini juga cukup sulit ditemukan,” jelasnya sambil menunjukkan contoh-contoh kerajinan buatannya.

Nantinya kayu sentigi akan ditempel dengan berbagai macam rempah seperti kapulaga, pala, cengkeh, dan lainnya. “Juga kita tambahkan dengan akar angin yang banyak ditemui di gunung. Akar angin ini masih hidup, jadi kalau dibiarkan lama bisa tumbuh banyak dia,” terangnya.



Dalam 1 hari, Agus sendiri bisa membuat 10-20 gantungan pengharum ruangan karena sudah terbiasa mengerjakannya. “Kalau hiasan dekorasi sentigi ini, membutuhkan waktu sampai 3 minggu untuk membuatnya,” jelasnya. Ia menambahkan pengharum ruangan ini lebih bagus dibandingkan dengan pengharum ruangan modern yang banyak beredar di pasaran. “Bentuknya yang unik dan menarik, itu daya tariknya. Selain itu juga mampu bertahan lama,” tambahnya.

Harga gantungan pengharum ruangan ini dibanderol murah oleh Agus, mulai dari Rp 35 ribu dan mulai dari Rp 1,5 juta untuk hiasan dekorasi dari kayu sentigi. “Saya banyak memasarkannya lewat online sekaligus juga menjadi binaan dari Lombok Food,” terangnya. Produknya, imbuhnya, sudah mulai banyak diminati terutama oleh wisatawan mancanegara yang tertarik dengan desain produknya.  “Turis lokal juga banyak yang tertarik, tetapi lebih banyak pasarannya untuk para turis asing,”tambahnya.

Ke depannya, Agus berencana akan membidik pasaran hotel-hotel agar produknya digunakan sebaga pengharum ruangan. “Ingin juga punya galeri sendiri agar memudahkan pembeli bisa berkunjung ke sana,” imbuhnya.(Uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)
Share:

Event Tahunan Mandalika Fashion Carnival di Lombok Tengah Berlangsung Meriah

Peserta Mandalika Fashion Carnival 2018 di Praya Lombok Tengah
Gelaran Mandalika Fashion Carnival yang merupakan rangkaian kegiatan Festival Pesona Bau Nyale, Senin (5/3/2018) berlangsung meriah. Kendati hujan lebat mengguyur Kota Praya dan sekitarnya tidak membuat fashion carnival dibatalkan. Justru animo warga Kota Praya menonton acara ini cukup besar. Mereka rela kehujanan, asalkan bisa melihat acara yang digelar sekali setahun ini.

Acara Mandalika Fashion Carnival ini melihatkan puluhan peserta. Termasuk Kapolres Loteng, AKBP Kholilur Rochman, S.H.SIK.M.H., bersama sejumlah perwira di lingkup Polres Loteng turut ambil bagian. Tidak hanya itu, puluhan pelajar SMA di Kota Praya tidak mau kalah dengan peserta yang lain. Mereka bersama peserta yang lain mengikuti parade budaya dan karnaval hingga selesai.

“Kegiatan ini merupakan persembahan bagi masyarakat di daerah ini. sekaligus untuk menyemarakkan Festival Pesona Bau Nyale,” ungkap Plt. Bupati Loteng, L. Pathul Bahri, S.IP.
Peserta Mandalika Fashion Carnival 2018 dari Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur
 Tampil dengan balutan busana berbagai bentuk dan warna, Mandalika Fashion Carnival membawa tema Putri Mandalika. Dalam lakon yang dibawa mengisahkan kisah pengorbanan sang putri yang rela mengorbakan diri dengan cara menceburkan diri ke laut untuk kemudian berubah menjadi nyale (cacing laut), lantaran bingung menentukan pilihan, pasangan hidupnya.

 Disebutkan, Putri Mandalika merupakan anak dari Raja Tonjeng Beru. Sejak lahir sang putri memiliki paras serta perilaku yang nyaris sempurna, sehingga menarik minat dari sejumlah pangeran untuk mempersunting sang putri. Karena tidak ingin terjadi peperangan, lantaran para pangeran siap mengerahkan pasukanya untuk saling mengalahkan, maka sang Putri Mandalika akhirnya memilih untuk mengorbankan diri, sehingga peperangan yang dikhawatirkan terjadi, tidak sampai pecah.

 Usai Mandalika Fashion Carnival, dilanjutkan dengan parade  budaya yang diikuti perwakilan seluruh SKPD lingkup Pemkab Loteng. Sejumlah peserta luar Loteng juga turut ambil bagian. Salah satunya dari Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur yang menampilkan tarian tradisional khas daerah setempat.

 Para perwakilan kecamatan juga tidak mau kalah menampilkan atraksi budaya khas wilayahnya masing-masing, seperti atraksi presean sampai gendang beleq. “Mandalika Fashion Carnival ini sendiri melibatkan koreografi asal Kabupaten Jember Jawa Timur,” tambah Kapolres Loteng, AKBP Kholilur Rochman, S.H.SIK.M.H.

Pemkab Loteng merencanakan Mandalika Fashion Carnival sebagai agenda tahunan dan digelar setiap perayan Bau Nyale. Ke depan, pesertanya diharapkan bisa semakin banyak lagi. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive