|
Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah |
Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc., dan Wakil Gubernur (Wagub) Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., sejak dilantik memiliki semangat kuat untuk membangun daerah dari berbagai aspek. Keberadaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), salah satunya menjadi perhatian. Pasangan ini menginginkan agar bagaimana BUMD mampu menjadi solusi di tengah persoalan yang sedang dihadapi masyarakat. Seperti apa upaya dua doktor (Dr. Zulkieflimansyah dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menjadikan BUMD ‘’berlari kencang’’ dan memberi kontribusi besar terhadap perekonomian daerah?
BUMD di masa mendatang diharapkan bisa mandiri. BUMD tidak lagi harus selalu bergantung pada APBD. Karena keberadaannya diharapkan mampu memberikan kontribusi berupa pendapatan asli daerah (PAD). BUMD juga diharapkan mampu kreatif dan memanfaatkan anggaran yang sudah diberikan untuk mengembangkan usahanya. Jangan sampai BUMD tiap tahun hanya mengandalkan dana APBD dengan anggaran yang tidak sedikit, tapi kontribusinya minim.
Di lingkup Pemprov NTB ada dua BUMD yang mendapat perhatian. Pertama PT. Gerbang NTB Emas (GNE) dan PT. Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida). Dua BUMD yang menjadi ‘’saudara kandung’’ PT. Bank NTB (kini Bank NTB Syariah), diketahui memberi kontribusi kepada daerah di bawah standar keuntungan yang ditargetkan pemegang saham. Padahal, alokasi anggaran yang diberikan pada dua BUMD ini sangat besar.
Doktor Zul – sapaan akrab--Gubernur NTB dalam Rapat Koordinasi BUMD, Rabu (24/10/2018) lalu menegaskan bahwa kontribusi BUMD dalam APBD sangat dibutuhkan. Namun, mencari uang di zaman sekarang tidak gampang. Ia mengharapkan, BUMD milik Pemprov NTB yang ada sekarang harus lebih baik. Karena itu menjadi tuntutan keadaan yang tidak bisa dihindari. Meski menganggap kontribusi BUMD yang ada sekarang ini sudah cukup, bukan berarti jajaran komisaris dan direksi setiap BUMD berhenti berkreasi. Justru seperti disampaikan gubernur, BUMD harus mampu menemukan bisnis baru dan memberikan keuntungan maksimal buat daerah.
BUMD yang memberikan keuntungan bagi daerah tentu harus meningkatkan kinerja dan mencari strategi baru agar usahanya meningkat. Sementara, BUMD yang setiap tahun selalu disuntik anggaran harus dirombak atau jajaran direksinya harus disegarkan. Perombakan direksi dan komisaris di BUMD ini juga mendapat lampu hijau dari gubernur. Bahkan, orang nomor satu di NTB ini mengibaratkan, orang yang sakit, maka perlu diberikan obat dan diperiksa oleh dokter.
Meski demikian, gubernur mengatakan dirinya bukan tipe orang yang mudah mengganti orang. Dikatakan, orang yang punya loyalitas pengabdian tidak boleh dilupakan. ‘’Tapi ke depan (BUMD) harus ‘’berlari lebih kencang’’, itu pasti. Harus lebih banyak anak-anak muda profesional mengisi BUMD-BUMD kita,’’ katanya.
Penyegaran direksi BUMD katanya, akan menghormati orang-orang yang sudah berjasa dalam pengembangan BUMD sebelumnya. Namun akan dibuat kesinambungan kepengurusan BUMD yang bagus ke depannya.
Ke depan, kata Dr. Zul keberadaan BUMD harus hadir dalam menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat. Misalnya, banyak harga komoditas pertanian yang anjlok di musim panen. Maka BUMD harus hadir mengatasi kegagalan pasar yang ada. BUMD masuk ke unit usaha yang tidak ada orang tertarik di sana.
‘’Jadi BUMD itu tak boleh maknanya ditarik ke profit saja. Oleh karena itu saya setuju harus diisi oleh orang-orang muda yang profesional. Mungkin hanya menyediakan ruang bagi mereka berekspresi,’’ kata gubernur.
Gubernur menjelaskan keberhasilan pemerintah dalam membangun suatu daerah, salah satunya ditentukan dari kemajuan dunia usaha. Bagaimana pemerintah dapat memaksimalkan peran BUMD dan mendinamiskan peran tersebut dengan tujuan pembangunan daerah.
|
Paving Block, produksi PT. GNE NTB |
Untuk itu, tugas pemerintah adalah memastikan lingkungan di daerah aman, nyaman, bersahabat serta menyenangkan bagi hadirnya dunia usaha untuk berinvestasi. Kenyamanan bekerja itu, dengan sendirinya akan membawa kemajuan bagi perusahaan.
Sebagai gubernur yang spesialisasinya di bidang ekonomi, gubernur berbagi resep langgengnya sebuah perusahaan. Umur perusahaan bisa panjang jika perusahaan itu memiliki empat karakter di dalamnya.
Pertama, harus sensitif dan bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Kedua, perusahaan harus memiliki identitas yang jelas. Ketiga harus memiliki conservative in finance, artinya selektif dalam membelanjakan uang perusahaan. Dan terakhir, harus bisa bertoleransi, memberikan peluang yang flexible pada individu marginal.
Menurutnya, dari semua faktor tersebut yang tak kalah penting untuk menjadi modal bagi keberlangsungan umur perusahaan adalah memandang perusahaan sebagai sebuah entitas yang hidup, yang akan tumbuh, berkembang dan suatu saat nanti akan mati.
Di situlah tugas bersama seluruh komponen perusahaan, untuk menjaga bagaimana agar perusahaan tetap bisa hidup sehat. Selayaknya mahluk hidup yang butuh pola hidup sehat melalui asupan makanan, olahraga, dan pikiran sehat untuk bisa berumur panjang. ‘’Kenapa seringkali perusahaan mati? Karena seringkali perusahaan dijadikan sebagai mesin penghasil uang. Profit atau keuntungan, diibaratkan seperti oksigen yang kita perlukan untuk hidup. Tapi, tujuan hidup bukan berarti untuk mencari oksigen,’’ jelas gubernur.
Untuk itu, ia mengajak seluruh jajaran BUMD untuk tidak memaknai bisnis BUMD sebagai sarana mencari profit. Bukan mencari oksigen tapi carilah tujuan yang lebih luas. Dengan begitu, keuntungan yang lebih besar pasti akan menyertainya.
Siapkan Rencana Bisnis
Sementara Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah meminta jajaran BUMD untuk menyiapkan business plan (rencana bisnis). Ia menegaskan, BUMD berhak menentukan nasibnya sendiri ke depan. Maka, perlu disusun business plan dan target yang ingin dicapai. ‘’BUMD yang ada sekarang harus dibenahi, dengan mempersiapkan business plan yang baik dan matang ke depannya,’’ katanya Sabtu (27/10/2018).
|
Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah |
Selain itu, Ummi Rohmi juga menyampaikan bahwa BUMD di NTB memiliki progress berbeda. Menurutnya, masa depan BUMD NTB yang diinginkan adalah masa depan yang cerah dan membuat bangga NTB terhadap BUMDnya. Oleh karena itu, BUMD tak perlu banyak. Asalkan dapat membanggakan dan diandalkan. Begitu pula orang yang mengelolanya, haruslah memiliki kecintaan dan kemampuan untuk mengelolanya.
Wagub berharap BUMD ke depan, melalui dukungan semua pihak, dapat ‘’berlari kencang’’ mengejar ketertinggalan. ’’Kalau orang lain bisa mengapa kita tidak? Itulah perlunya kita dengan kerendahan hati untuk selalu belajar dan belajar,’’ ujarnya mengingatkan.
Hal senada disampaikan Sekda NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, MSc., PhD. Menurutnya, BUMD di lingkup Pemprov NTB memiliki sejumlah tujuan. Tidak hanya untuk tujuan menghasilkan profit, namun juga untuk penciptaan lapangan kerja. Karena itulah BUMD tetap harus dibantu agar terus mampu berproduksi dengan baik dan memiliki nilai tambah bagi sosial.
Sekda mencontohkan, salah satu BUMD di Pemprov NTB adalah PT.Jamkrida. Kesuksesan Perusda ini bukan semata-mata diukur dari seberapa besar perusahaan ini memberikan kontribusi dalam bentuk PAD. Namun seberapa banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa difasilitasi oleh perusahaan ini. ‘’BUMD kita tidak semata-mata profit oriented ya. Namun lebih kepada penciptaan lapangan kerja,’’ kata Sekda.
Ia mengatakan, khusus untuk PT. Jamkrida, nantinya Pemprov NTB akan memberikan penyertaan modal sebesar Rp10 miliar di APBD Murni 2019 mendatang. Dana tersebut akan digunakan untuk membuat unit usaha syariah yang selama ini menjadi kebutuhan Jamkrida. Jika tidak memiliki unit penjaminan syariah, Jamkrida akan sulit untuk bermitra dengan BUMD lain yang sudah terlebih dahulu konversi ke syariah seperti PT.Bank NTB.
(Ekbis NTB)