Be Your Inspiration

Sunday, 18 November 2018

Pahami Tentang Pariwisata, Khatib Masjid di Lingkar KEK Mandalika Dilatih Kepariwisataan

Para khatib masjid di lingkar KEK Mandalika mendapat pembekalan dan pengetahuan kepariwisataan, Jumat (16/11/2018). 

Belasan khatib masjid yang ada di lingkar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Jumat (16/11/2018) mendapat pelatihan kepariwisataan sekaligus pembekalan khatib dari Majelis Ulama Indonesia (MU) Lombok Tengah (Loteng). Adanya bekal pengetahuan soal kepariwisataan ini diharapkan para khatib masjid bisa menularkan kepada para jemaahnya.


“Agama penting dalam pengembangan pariwisata. Sebagai filter bagi masyarakat. Sehingga tidak terpengaruh dari dampak buruk pariwisata itu sendiri,” ujar Ketua MUI Loteng, TGH. Minggre Hamy.

 Peran itulah yang diharapkan bisa diambil oleh para khatib untuk memberikan pemahaman yang baik tentang agama. Namun tidak sampai berbenturan dengan pariwisata, karena banyak aspek pendukung kemajuan pariwisata ternyata, masuk dalam ajaran-ajaran agama.

 Contoh paling kecil, soal kebersihan. Dalam ajaran agama, perilaku bersih itu merupakan bagian dari iman. Sementara kebersihan salah satu faktor pendukung utama dari kemajuan pariwisata itu sendiri. ‘’Jadi tidak semua hal dalam ajaran agama bertentangan dengan pariwisata. Banyak juga yang justru menjadi pendukung kemajuan pariwisata,’’ terangnya.


 Hal-hal itulah yang perlu dibahas oleh para khatib masjid, terutama yang ada di lingkar kawasan The Mandalika melalui ceramah-ceramah umum ataupun di khotbah Jumat. Itu semua baru bisa diaplikasikan, jika para khatib memiliki pengetahuan yang baik soal kepariwisataan.

 Di tempat yang sama, Deputy Project Director The Mandalika, H. Adi Sujono, mengungkapkan, pelatihan dan pembekalan bagi khatib masjid di lingkar kawasan tersebut dimaksudkan untuk memperkayaan pemahaman para khatib soal kepariwisataan sekaligus rencana pengembangan kawasan The Mandalika. Nantinya bisa dibahasakan kepada para jemaahnya, sehingga punya pemahaman yang sama soal pariwisata. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Menunggu Dampak Tetes Beroperasinya Hotel Wyndham Sundancer Resort Sekotong

 General Manager Hotel Wyndham Sundancer Resort Nanang Supriadi (kiri) saat bertemu Bupati Lobar H. Fauzan Khalid

Hotel Wyndham Sundancer Resort Sekotong Lombok Barat (Lobar) mulai beroperasi. Dengan beroperasinya hotel ini pun diharapkan mempercepat pengembangan wisata kawasan selatan Lobar ini. Apalagi jika melihat investor yang menanamkan investasi di kawasan ini cukup tinggi. Selama tahun ini saja, terdapat 20-23 investor yang sudah membangun vila, homestay di Gili Gede.

General Manager Wyndham Sundancer Resort Lombok, Nanang Supriadi, menjelaskan, di sektor pariwisata view sunrise di Sekotong tak kalah dengan pantai-pantai di luar negeri, seperti di Maladewa, sehingga menjadi daya jual dan keunikan yang sangat luar biasa. Untuk sektor pariwisata, katanya, Sekotong memiliki daya dukung, seperti garis pantai yang cukup panjang dengan dihiasi pasir putih dan dengan sebagian besar wilayah pantai yang alami. “Potensi ini lah yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestic dan dan juga wisatawan mancanegara,” katanya.

Ke depan, dia berharap Sekotong bisa terus bangkit, sehingga bisa bersaing dengan kawasan-kawasan wisata di Indonesia bahkan di luar negeri. Tentu saja, kolaborasi di semua lini harus tetap dikedepankan, baik itu antara pelaku usaha wisata, pemerintah, masyarakat sekitar, termasuk juga pihak keamanan. “Faktor keamanan memiliki pengaruh besar. Namun kami bersyukur, saat ini Sekotong sudah menjadi daerah yang aman dengan masyarakat yang ramah-ramah,” sambungnya.

Kepala Desa Gili Gede H. Musdan mengatakan investor yang masuk di desanya hampir 23 orang baik dari dalam dan luar negeri. Namun kebanyakan katanya investor luar negeri. "Ada sekitar 23 lah Investor yang masuk di desa Gili gede," jelasnya.

Diakui beberapa kendala yang dihadapi di desanya menyangkut air bersih yang belum ada. Warga sejauh ini hanya membeli dari daerah seberang untuk bisa minum. Kesulitan air bersih ini disebabkan dua unit mesin penyuling air laut tak bisa difungsikan oleh warga. Padahal awalnya mesin penyuling air ini diharapkan mampu memberi solusi. Pihaknya sudah melaporkan kondisi mesin ini ke dinas terkait, namun belum ada tindaklanjut.

Tokoh muda asal Desa Pelangan Sekotong, I Made Sumada mengharapkan perlu dipikirkan bagiamana mengawal, dan mengemas potensi yang dimiliki Sekotong ini. Lobar, memiliki banyak potensi sumber daya alam di sektor pertanian dan pariwisata. "Kita punya banyak pulau kecil atau gili-gili, kita juga punya panjang garis pantai yang luar biasa. Artinya potensi ini sangat besar, dan ini juga yang harus digali ke depan," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Lobar Ispan Junaidi mengatakan sejauh ini minat investor untuk berinvestasi di Lobar khususnya Sekotong cukup tinggi. Terbukti kata dia, sebanyak 20 lebih investor usaha membangun di kawasan Sekotong khususnya Gili Gede. "Ada 20 lebih investor yang sudah membangun di Gili Gede itu," jelasnya. Tingginya minat investor ini ditunjang oleh kepercayaan bahwa kawasan ini sudah aman dan didukung infrastruktur. Lebih-lebih dengan adanya event Mekaki Marathon menambah minat investor. (Heruzubaidi/Lombok Barat)
Share:

Recovery Pasca Gempa, Penerbangan Internasional dari Lombok Diprediksi Pulih 2019

Pesawat Garuda Indonesia mendarat di LIA. Tahun 2019, penerbangan internasional dari Lombok diprediksi pulih pasca gempa. 
Pascagempa yang melanda NTB beberapa waktu lalu, maskapai penerbangan internasional seperti Air Asia dan Silk Air mengurangi frekuensi penerbangan ke Lombok. Maskapai penerbangan Air Asia rute Lombok - Kuala Lumpur yang semula tiga kali sehari, sekarang menjadi satu kali sehari.
Kemudian Silk Air yang melayani penerbangan langsung Lombok - Singapura empat kali seminggu. Pascagempa, frekuensi penerbangan Silk Air rute Lombok - Singapura dikurangi menjadi tiga kali semingu.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, H. L. Moh. Faozal, S. Sos, M. Si mengatakan penerbangan internasional menuju ke Lombok akan kembali normal awal Februari 2019 mendatang. Faozal mengatakan pihaknya bersama sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bertemu dengan CEO Air Asia Malaysia beberapa hari lalu di Kuala Lumpur.
"Air Asia akan mengamankan dulu normalisasi jalur. Setelah itu kita dorong lagi penambahan flight Silk Air. Sekarang tiga kali. Kita akan dorong empat lagi per awal Februari 2019," kata Faozal dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Jumat (16/11/2018).
Faozal mengatakan penerbangan internasional ke Lombok International Airport (LIA) paling cepat normal kembali Januari tahun depan. Sementara untuk penerbangan rute domestik, akan kembali normal awal Desember mendatang.
Saat ini, maskapai Garuda Indonesia mengurangi frekuensi penerbangan rute Lombok - Jakarta. Semula, frekuensi penerbangannya empat kali sehari, menjadi dua kali sehari. Pengurangan frekuensi penerbangan ini, jelas Faozal karena maskapai Garuda Indonesia sedang melakukan maintenance pesawatnya.
"Diambil ketika low season, sehingga pengurangan dari empat menjadi dua. Tapi per Desember balik lagi," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda NTB, Ir. H. Ridwansyah, MM, M. Sc, M.TP yang ikut dalam delegasi Pemprov NTB ke Malaysia, mengatakan pihaknya juga bertemu dengan Owner Lion Air Group yang juga Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana. Lion Air Group akan membantu NTB untuk pembukaan rute-rute baru penerbangan internasional yang akan menggunakan Batik Air.
Ridwan mengatakan Lion Air Group akan membuka rute Lombok - Madinah dan Lombok - Cina. "Dia akan membantu kita membuka rute Madinah - Lombok dan Cina - Lombok. Dua rute internasional yang akan dibuka. Ada kerjasama nanti dengan Pemprov," ujarnya.
Selain itu, kata Ridwan, maskapai nasional Garuda Indonesia juga akan membantu Pemprov  untuk mempromosikan pariwisata NTB. "Garuda akan mempromosikan kita di semua jaringan medsosnya," tandasnya. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
Share:

Thursday, 15 November 2018

Polandia Siap Tampung Mahasiswa Asal NTB di Kampus Terbaik

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menerima rombongan Dubes Republik Polandia di ruang kerjanya, Kamis (15/11/2018)
USAHA Pemprov NTB untuk mengirimkan putra putri daerah menempuh pendidikan di luar negeri, kian hari semakin menunjukkan hasil. Setelah bulan Oktober lalu 13 siswa diberangkatkan ke Polandia melalui program beasiswa, pada Kamis (15/11/2018) bak gayung bersambut, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc menerima kunjungan Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia, Beata Stockzynska, di ruang kerjanya.


Kerjasama pendidikan, yang menjadi  fokus kerjasama yang telah dan akan digagas terus antara NTB- Polandia menjadi topik pertemuan Gubernur dan Dubes Polandia, yang saat itu datang bersama perwakilan tiga universitas besar di negaranya.  Kepada gubernur, Beata menyatakan, pihaknya sangat menyambut baik rencana Pemprov NTB,  untuk mengirim seribu siswa per tahun, untuk belajar ke luar negeri, melalui program beasiswa.

‘’Kami menjadikan NTB sebagai daerah prioritas penerima  beasiswa. Universitas terbaik kami di Polandia, siap menerima  siswa asal NTB. Berbagai program jurusan dapat dipilih, seperti ilmu budaya, ekonomi, keuangan, ilmu teknik informatika, teknik mesin dan kelautan,” jelasnya.

Di hadapan sejumlah rektor universitas dan sekolah tinggi di NTB yang saat itu hadir mendampingi gubernur,  Dubes Polandia saat itu juga meyakinkan bahwa, Polandia adalah negara yang nyaman sebagai tujuan belajar. Di samping itu warga negaranya juga ramah dan penuh toleransi atas perbedaan suku bangsa dan agama. Hingga saat ini, berbagai negara di Asia seperti Malaysia, Jepang, Thailand juga mempercayakan siswanya untuk menempuh pendidikan tinggi di sana.


Di samping kerjasama pendidikan, Dubes juga menyatakan, pihaknya sangat tertarik dengan segala potensi yang dimiliki NTB, serta kesiapannya membuka peluang kerjasama. Bukan hanya di bidang pendidikan (peningkatan SDM saja), tapi juga berharap kerjasama bisa diperluas di berbagai sektor seperti investasi dan bisnis.

Menyambut baik, gubernur meyakinkan kepada Dubes, bahwa putra putri  NTB yang dikirimkan adalah bukan murid biasa melainkan murid spesial, yang ia yakin, mampu dan pasti akan jadi pemimpin Indonesia di masa depan.

Gubernur juga menjelaskan, mengapa pihaknya memilih Polandia karena negara itu siap dan memiliki program kuliah gratis untuk tingkat S2. Di samping biaya hidup di Polandia yang terbilang cukup terjangkau. ‘’Polandia juga terletak di jantung Eropa, maka bersekolah di sana, akan memperluas cakrawala terhadap beberapa negara besar di eropa sekaligus,’’ terangnya.


Sementara untuk teknis penyaringan awardee, gubernur menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing kampus. Silakan kampus yang memutuskan, siapa yang akan dikirim. Nanti bersama tim seleksi dari provinsi kita akan persiapkan dan pastikan bahwa yang dikirim merupakan siswa terbaik.
‘’Setiap kampus diberi jatah 10-20 siswa penerima beasiswa. Bagian saya adalah membantu “student prepare english” , supaya dapat memenuhi  persyaratan.  Kita akan beri pelatihan bahasa. Saya juga berharap, sesegera mungkin bisa disusun draf kerjasama antara universitas kita di NTB, dengan kampus di Polandia. Sehingga target kita untuk mengirim sebanyak mungkin siswa, guru maupun dosen ke luar negeri,  melalui program S2 maupun doktor, bisa segera tercapai. (Humas NTB)

Share:

Wednesday, 14 November 2018

Horeee.... Jalur Trekking ke Rinjani Kembali Dibuka 19 November

Tim survei TNGR yang sedang mensurvei jalur-jalur yang akan diperbaiki tahun 2019.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) memastikan  segera membuka jalur trekking (pendakian) Gunung Rinjani, melalui Desa Aik Berik pada 19 November 2018 . Semua persiapan yang dibutuhkan untuk launching jalur pendakian tersebut, saat ini terus dipersiapkan. 

Demikian diungkapkan Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Setda Loteng, Drs. H.L. Herdan, M.Si., Selasa (13/11/2018).


Kepada wartawan, Herdan menjelaskan, pembukaan jalur trekking Gunung Rinjani melalui Loteng tersebut sebagai respon terhadap penutupan jalur pendakian lainnya. Pasalnya, untuk jalur pendakian melalui Sembalun Lombok Timur (Lotim) maupun Senaru Lombok Utara masih ditutup pascagempa beberapa bulan yang lalu sampai sekarang. Hingga kini kepastian pembukaanya belum jelas.

Di satu sisi, minat wisatawan untuk mendaki ke Gunung Rinjani cukup tinggi. “Dari pihak TNGR sudah memberikan sinyal positif kalau jalur pendakian Gunung Rinjani melalui Loteng sudah bisa dilalui. Sehingga bisa segera dibuka untuk pendakian umum,” tambahnya. 


Untuk jalur pendakian tersebut, akan disiapkan lima pos peristirahatan. Namun secara teknis di mana saja pos tersebut, pihak TNGR yang paham.

Herdan menjelaskan, dari dua jalur pendakian yang sudah ada jalur pendakian melalui Loteng memiliki banyak unggulan. Misalnya, terkait rute pendakian yang lebih landai serta teduh. Karena hampir sepanjang perjalanan itu melalui kawasan hutan lindung.


Di sepanjang jalur pendakian juga tersedia beberapa mata air. Yang bisa dimanfaatkan oleh para pendaki, sehingga pendaki tidak terlalu kesulitan memperoleh air bersih. “Ditambah kondisi hutan lindung yang masih bagus, memungkinkan para pendaki bisa menemukan berbagai spesies hewan maupun tanaman langka khas Pulau Lombok,” tandasnya.

Sebelum memulai pendakian, wisatawan bisa lebih dulu menikmati pemandangan indah air terjun Benang Kelabu serta Benang Stokel. Dikawasan wisata tersebut juga ada beberapa homestay yang siap melayani para pendaki. “Saat ini jumlah homestay-nya memang masih terbatas. Tapi seiring dengan waktu, jumlahnya bakal semakin bertambah,” pungkas mantan Camat Praya Barat ini. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Tuesday, 13 November 2018

Stafnya Dipindah Tiba-tiba, Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Tegur Kepala BKD NTB

Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah memimpin rapat pimpinan, Senin (12/11/2018)
WAKIL  Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd menegur keras Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) karena memutasi dua staf tanpa sepengetahuannya. Sementara Kepala BKD NTB, Drs. H. Fathurahman, M. Si menyatakan mutasi dua staf Wagub tersebut ada dasarnya, yakni  menindaklanjuti disposisi dari Sekretaris Daerah (Sekda).

Wagub menyampaikan, teguran tersebut dalam rapat pimpinan (Rapim) di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Senin (12/11/2018). Wagub kecewa lantaran dua stafnya dipindah BKD tanpa koordinasi terlebih dahulu.

Wagub mengungkapkan dia mengetahui  dua stafnya ‘’hilang’’  usai balik dari Jakarta. Di mana saat dicari ternyata sudah tidak ada. Ia   meminta BKD agar mengubah SOP terkait pemindahan staf di lingkup Pemprov NTB.

Ia juga  meminta agar kasus yang sama jangan sampai terulang kembali. Ia menegaskan pemindahan karyawan di lingkup Pemprov  tidak bisa  seperti barang yang lain. Apalagi ada istilah disediakan tempat pembuangan. ‘’Ini kejadian pertama dan terakhir. SOP-nya diubah,’’ tegas Wagub.

Hj. Sitti Rohmi  meminta setiap pemindahan staf  agar dikomunikasikan terlebih dahulu.  Apalagi sampai sekarang dua staf yang hilang tiba-tiba  belum ada penggantinya. Koordinasi, kata Wagub  mencerminkan suatu sinergitas yang baik dalam pemerintahan.

BKD  diminta agar tidak main-main meski hanya memindahan staf. Sebab, kata Wagub ia  lebih mengetahui mana staf yang kapabel membantu wagub dalam bekerja.

Dikatakan,  jika ada staf yang bermasalah seharusnya dibina bukan malah dibuang. Hal ini menjadi catatan disampaikan Wagub bagi seluruh Kepala OPD agar jika ada staf yang bermasalah jangan asal membuangnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala  BKD NTB, Drs. H. Fathurrahman, M. Si mengatakan pemindahan atau mutasi dua staf Wagub tersebut ada dasarnya. BKD dalam memindahkan staf  tentu telah sesuai dengan prosedur. ‘’Kita kerja sesuai dengan alas, ada dasarnya. Itu disposisi Sekda,’’ jelasnya.

Sebelum memindahkan staf, kata Fathurahman tentunya BKD mengacu pada aturan. Pengisian jabatan di tempat vital seperti di ruang gubernur dan wakil gubernur harus dihadapkan dengan pimpinan. ‘’Ada penggantinya, namun tidak secepat itu, harus dihadapkan ke gubernur atau wakil gubernur dulu apakah disukai atau tidak,’’ katanya. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
Share:

Dampak Gempa dan Tanpa Pertambangan, Ekonomi NTB Melaju Negatif

Deputy Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Wahyu Ari

Pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2018 ini oleh Bank Indonesia (BI) diproyeksikan minus 2,5 persen sampai 3 persen. Diperkirakan, pertumbuhannya akan minus lebih dalam dari proyeksi ini. Apa dampaknya bagi masyarakat jika kondisinya demikian?

SEJAK akhir Juli 2018, musibah gempa bumi beruntun mengguncang NTB. Lebih dari 500 korban meninggal dan lebih dari 1000 korban luka-luka. Tidak hanya itu, ribuan bangunan hancur dan rusak parah.

Menurut Deputy Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Wahyu Ari, bencana ala mini (gempa) inilah yang menjadi pemicu yang paling besar pada minusnya pertumbuhan ekonomi NTB. Berdasarkan tracking indikator dan survei terkini, bisa jadi pertumbuhan ekonomi NTB 2018 kontraksi lebih dalam. Dampaknya, kata dia, tentu akan dirasakan oleh semua pihak.

Di sisi dunia usaha, omzet penjualan ataupun occupation rate juga turun. Masyarakat terdampak gempa juga mengalami penurunan pendapatan. Dari sisi pemerintah, PAD juga akan turun serta alokasi anggaran akan terserap untuk pemulihan pascagempa dalam bentuk rehabilitasi maupun rekonstruksi. ‘’Tapi Lombok masih cukup prospektif. Potensi pertanian dan pariwisatanya cukup besar. Kalau kepercayaan investor dalam hal easy of doing business tidak akan terpengaruh,’’ jelasnya memberi harapan.

Wahyu mencontohkan, saat kasus gempa Yogyakarta pengaruh terkontraksi cukup dalam terhadap pertumbuhan ekonomi. ‘’Hal serupa juga kemungkinan besar terjadi di NTB, selain karena pengaruh sektor tambang,’’ imbuh Wahyu Ari.
Lokasi pengolahan konsentrat di lokasi tambang PT. AMNT Sumbawa Barat. 
Dalam hal ini, ujarnya, insentif fiskal melalui anggaran pemerintah pusat untuk rekonstruksi /rehabilitasi, perbaikan infrastruktur, ataupun bantuan-bantuan lainnya diharapkan bisa menjadi stimulus pemulihan ekonomi NTB lebih terakselerasi.  Selain itu, sektor-sektor yang menjadi potensi besar NTB ini diharapkan dikawal dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Serta, semua pihak harus turun tangan membantu pemerintah, sesuai tupoksinya masing-masing.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB mengundang seluruh stakeholdersnya, merapatkan barisan menyikapi ancaman pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan tak baik tahun 2018 ini.  Provinsi NTB menyimpan potensi yang sangat besar untuk bangkit paska gempa bumi. Karena itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB baru – baru ini telah menyelenggarakan Diseminasi Kajian Ekonomi Regional yang bertajuk Pariwisata dan Momentum Kebangkitan Ekonomi NTB, dengan menghadirkan seluruh unsur dan stakeholders terkait.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani ,mengatakan ekonomi global kondisinya tidak seperti yang diharapkan. Ekspor nasional ternyata juga terpengaruh terhadap kondisi global tersebut. Provinsi NTB yang menderita kerugian kurang lebih Rp18 triliun akibat gempa harus bangkit dan menggali potensi yang sangat besar di bidang pariwisata.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Achris Sarwani 
‘’Kehilangan kekayaan sebesar Rp18triliun bukan angka yang kecil,’’ kata Achris. Sementara untuk mendongkraknya dari sisi pertambangan, tak juga bisa diharapkan. Karena PT. AMNT tak sanggup memenuhi kuota ekspornya yang telah diturunkan menjadi 400.000 ton tahun 2018 ini.

Meski daya beli masih cukup bagus, beberapa sektor lainnya mengalami penurunan. Misalnya perdagangan. Berkaca dari keadaan yang dipaparkan, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB tahun ini melaju negatif sebesar minus 2,5 persen sampai 3 persen (termasuk tambang dan non tambang). Sementara pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi NTB dengan tambang dan non tambang tumbuh sebesar 0,11 persen.

‘’Karena faktor-faktor pertumbuhannya melaju negatif ini. Bagaimana kita ke depan menyiapkan strategi mengatasi angka-angka ini, kalau tidak bisa lebih parah dari proyeksi kita,’’ demikian Achris.(Bulkaini/Ekbis NTB)
Share:

Hutan Mangrove Sugian, Objek Wisata Baru Tersembunyi di Lombok Timur

Pantai Sugian Lombok Timur yang memiliki potensi besar untuk kawasan wisata hutan mangrove.

Hutan mangrove di Pantai Sugian yang dulu menjadi Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) saat ini terlihat seperti tidak terurus. Pemandangan indah yang tersembunyi di dalam kawasan ini coba akan disentuh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur (Lotim). "Itu bisa jadi objek wisata baru, wisata mangrove," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Lotim, Moh Juhad.

Dia menjelaskan, kawasan yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Lotim ini saat ini tidak terurus.  Pascapelimpahan kewenangan penanganan laut ke provinsi, kawasan ini menjadi sepi tidak ada penunggu dan tidak lagi ada aktivitas pengelolaan. Dinas Pariwisata Lotim kemudian mencoba akan menjadikannya sebagai sebuah kawasan yang ramai dikunjungi wistawan.
Diketahui, Desa Sugian Kecamatan Sambelia ini kaya dengan keindahan laut. Tidak jauh dari Pantai Sugian, ada Gili Sulat yang juga menampilkan pemandangan tanaman mangrove di sepanjang bibir pantai.

Kawasan yang akan dikelola Dispar Lotim ini pun luasnya katanya sekitar 80 are. Di dalam kawasan ini akan dibuatkan tempat-tempat peristirahatan. Rencana akan ada juga rumah panggung yang diyakini bisa menarik wisatawan asing.

Menurutnya, wisatawan mancanegara ini sangat suka dengan hal-hal yang unik dan menarik. Kawasan hutan mangrove Sambelia ini bisa menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. "Wisatawan asing kan maunya yang unik, dan keunikan yang ada di Pantai Sambelia ini akan dibuat agar wisatawan betah datang ke Pantai Sugian," paparnya.

Beberapa waktu lalu, mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengunjungi lokasi tersebut. Dari hasil penelitian, terdapat  25 jenis mangrove yang tidak ditemukan di lokasi lain. Daya tarik itu, katanya bisa menjadikan tempat tersebut menjadi lokasi wisata studi. "Mangrove-mangrove ini kan perlu dilestarikan," ungkap Juhad menambahkan.

Daya tarik Gili Sulat juga akan menambah ketertarikan para wisatawan yang datang. Bisa dibuatkan paket wisata keliling hutan mangrove dan mengunjungi gili. "Rencana kita tahun 2 019 mulai kita akan tata," ucap Juhad.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, M. Tasywiruddin mengakui sebelumnya memang menjadi milik Dinas Kelautan. Akan tetapi karena sudah tidak ada kewenangan, aset ini kemudian diserahkan ke Dispar Lotim untuk dijadikan lokasi pengembangan wisata bahari. (Rusliadi/Lombok Timur)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive