Be Your Inspiration

Friday, 3 September 2021

Kiat Penenun Pringgasela Bertahan di Tengah Pandemi

Warga Pringgasela sedang menenun kain menggunakan alat tradisional yang masih banyak bisa ditemui di tengah warga.

Tenun Pringgasela terus berupaya bertahan di tengah situasi pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun ke dua ini. Akibat pandemi, usaha tenun Pringgasela  turut terkena dampaknya.

Sareh Erwin, salah seorang pemilik Art Shop Tenun Pringgasela kepada media ini akhir pekan kemarin menuturkan sampai sekarang produksi dan pemasaran tetap berlanjut. Meski tidak seperti pada situasi sebelum pandemi, saat ini sekadarnya saja produksi dan penjualan. "Ada juga beberapa klien yang order tapi sekadar lokalan  saja," sebutnya.

Menurutnya, masyarakat Pringgasela masih bisa bertahan hidup dengan hasil produksi dan penjualan. Soal bahan baku katanya tidak pernah kesulitan. "Hanya pemasaran saja yang seperti perahu terombang-ambing di lautan," ucap Sareh memberikan analogi. Akibat pandemi, dari sisi pendapatan hilang 99 persen.  "Everything is gone," keluhnya lagi.

Pasar daring melalui media-media sosial juga sudah dicoba. Namun pembelian melalui pasar internet ini masih belum maksimal. Belum ada pengiriman lagi sampai ke luar negeri. "Masih lokalan saja," imbuhnya.

Semua pelaku bisnis tenun Pringgasela ini sudah memasukkan produk kerajinan ke beberapa e-commerse. Pelaku usaha tenun Pringgasela ini sejauh ini tidak ada sampai mengalami kebangkrutan. Para penggiat wisata juga terus berusaha mendampingi masyarakat penenun untuk tetap bersemangat.

Sareh berharap, janji pemerintah akan menjadikan tenun Pringgasela sebagai baju kerja Aparatur Sipil Negar (ASN). Namun sampai sekarang, belum ada tindak lanjut.  Jika yang menjadi soal adalah harga, Sareh Erwin memberian keyakinan bahwa tenun Pringgasela sebenarnya tidaklah mahal. Harga di kisaran Rp 500 ribu ke atas itu masih tergolong murah karena kualitas enun Pringgasela yang sangat bagus.

Sareh Erwin menuturkan, ia sendiri pernah membeli tenun Sumba seharga Rp 5-12 juta per pcs. Menurutnya, konsumen berani membeli dengan harga tinggi karena di sana ada mutu dan kualitas. Dari segi motif dan pilihan bahan pewarnaan dan sistem pengerjaan itulah yang dibeli. Begitupun tenun Pringgasela yang menjual mutu dan kualitas. Meski demikian, harga jual tenun Pringgasela ini tidak pernah di atas Rp 1 juta. "Jadi sangat murah lagi, padahal kita tidak kalah saing loh dari sisi kualitas," tutupnya.  (Ekbis NTB)

Share:

Hati-hati Tawaran Pinjaman Mudah, Pinjol Ilegal Bisa Menjerat Anda

Tips waspadai pinjaman online ilegal. 
  
Meminjam uang pada pihak ketiga adalah suatu hal yang lumrah. Dalam meminjam uang mesti teliti dan cermat, agar tidak terjebak dalam bunga tinggi, intimidasi hingga teror dari pihak pemberi pinjaman dengan menebar data nasabah. 

Belakangan ini, banyak nasabah yang meminjam pada pinjaman online (pinjol) ilegal mengalami pengalaman buruk. Mereka diteror dengan perkataan yang tidak sepantasnya hingga data nasabah disebar. Seperti apa pengalaman buruk para nasabah pinjol ini saat telat membayar utang? 

 Banyak pengalaman buruk masyarakat yang menjadi nasabah aplikasi pinjol ini. Selain suku bunganya tidak ada perhitungan yang jelas, tenornya yang sangat pendek, juga aneka intimidasi dan pencemaran nama baik akan dilakukan oleh perusahaan pinjaman jika nasabahnya gagal bayar. 

Irw, salah seorang warga Lobar yang pernah berurusan dengan pinjol ini menuturkan, ia terjebak dalam skema pinjol sekitar dua bulan yang lalu. Dari sekitar 10 juta pinjaman yang diakses di beberapa aplikasi pinjol ilegal, kewajiban yang harus dia bayar saat ini sekitar Rp20 juta, karena terus berbunga. Lantaran gagal bayar, data diri beserta foto Irw disebar ke semua nomor kontak yang ada di HP miliknya. Karena saat mengakses pinjaman di pinjol ilegal mensyaratkan semua kontak di HP peminjam bisa diambil, maka mereka dengan leluasa melakukan teror dan menyebar data diri peminjam ke semua nomor kontak tersebut. 

“Bahkan risikonya kalau kita berurusan dengan pinjol ilegal itu, tiga hari sebelum jatuh tempo itu mereka sudah meneror. Bahkan mereka melakukan penyebaran data. Yang saya tahu itu ada lebih dari 500 nomor kontak di HP saya itu saya itu diambil semua dan di-share secara serentak,” tuturnya. 

Perusahaan pinjol ilegal itu, ujarnya, akan mengedit foto dan KTP peminjam dan ditambahkan dengan narasi-narasi yang sangat kasar, kemudian disebar ke semua nomor kontak yang ada di HP peminjam tersebut. Tidak hanya nomor kontak yang berhasil diambil oleh pinjol ilegal, namun semua data di HP juga bisa diambil, termasuk semua aplikasi yang pernah diunduh, sehingga tindakan mereka dinilai masuk dalam kategori pencurian data. Salah satu yang menjadi ciri khas pinjol ilegal adalah kemudahan dalam pencairan dana pinjaman namun dengan tenor waktu yang sangat pendek yaitu satu minggu. 

Kata Irw, pada hari kelima setelah mendapat dana pinjaman, perusahaan tersebut sudah mulai menagih dengan cara meneror bahkan melakukan penyebaran data. Saat berurusan dengan pinjol ilegal, tambahnya, suku bunga pinjaman sering tidak jelas. Sebab saat masyarakat mengakses pinjaman ke satu aplikasi tertentu, aplikasi ini kerap bertindak sebagai broker yang menghubungkan antara peminjam dengan pemberi dana. “Dalam satu aplikasi itu, ada lebih dari 20 link untuk melakukan peminjaman. 

Biasanya masyarakat akan terjebak di sana. Begitu masyarakat mengklik tanpa verifikasi konten, akan banyak link itu yang akan transfer dana ke peminjam,” katanya. Soal bunga pinjaman memang kerap tidak masuk akal. Irw mencontohkan, jika masyarakat mengakses pinjaman sekitar Rp 2 juta ke aplikasi pinjol itu, maka yang akan masuk ke rekening biasanya jauh berkurang dari itu misalnya Rp 1,2 juta dengan tenor tujuh hari. 

Sebelum hari ke tujuh, mereka sudah mengirim SMS peringatan bahkan teror agar pinjaman segera dikembalikan. Jika si nasabah tak mampu mengembalikan pinjamannya dengan cepat, maka aplikasi itu akan mengarahkan nasabah tersebut untuk mengakses pinjaman lagi ke link tertentu agar dana sebelumnya bisa terbayar. Begitulah seterusnya, seperti gali lubang tutup lubang, sehingga si nasabah benar-benar terjebak dalam skema pinjol ilegal tersebut. 

 “Saya sudah mengadu melalui email Kominfo mengenai pinjol ilegal ini. Minggunya saya mengadukan dan hari Senin itu ada berita saya dapat bahwa ada lima pihak yaitu OJK, BI, Polri, Kominfo dan Kemenkop UKM yang berkomitmen untuk memberantas aktivitas pinjol ilegal ini,” jelasnya. 

Dirinya memberi apresiasi terhadap upaya pemerintah pusat untuk memberastas perusahaan pinjol ilegal ini. Namun demikian ia masih melihat adanya aplikasi perusahaan pinjol ilegal ini yang masih lolos dari pemantauan Kominfo, sehingga ia berharap ketegasan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Pinjol ilegal semakin meresahkan lantaran diduga memperjualbelikan data pribadi seseorang. Data yang mereka ambil dari nasabahnya diduga dijual lagi ke perusahaan pinjol lainnya. 

Indikasinya yaitu para nasabah yang mengakses di satu perusahaan pinjol akan menerima penawaran dari perusahaan-perusahaan pinjol lainnya melalui nomor kontak. Selanjutnya pria yang bekerja di sektor swasta ini memberi saran kepada masyarakat yang belum pernah mencoba mengakses aplikasi pinjol ini agar menghindarinya. 

“Yang legal-pun sebenarnya kita diwanti-wanti agar jangan pernah melakukan. Bahkan yang legal saja mereka masih melakukan penagihan dengan bahasa yang kurang enak,” sarannya. 

Pengalaman pahit serupa juga dialami YN. Salah satu pengajar Taman Kanak-kanak di Kabupaten Lombok Barat ini meratap, menyesal, dan harus menanggung malu. Bagaimana tidak, dirinya dipermalukan secara sosial oleh layanan pinjaman online tempatnya meminjam dana. Awalnya YN tergitu menjadi nasabah, karena kemudahan yang ditawarkan. 

Cukup dengan memfoto diri dengan KTP, kemudian mengirim identitas KTP. Tak lama, dana sudah diterima di rekening. Siapa sangka, janji menolong pemberi pinjaman rupanya petaka sosial baginya. Seluruh kontak di nomor HP YN sudah menjadi senjata, semua diteror. Teman, kolega, keluarga, dan handai taulan. Sebuah pemberitahuan masuk ke WhatsApp, ke SMS. Mengaku dari Aplikasi Beruang, dan menyebut, seluruh nomor kontak di HP YN sudah dijadikan kontak darurat. 

Dalam pemberitahuannya, aplikasi ini menyampaikan atas nama YN, alamat, dan tempat bekerja sedang berutang. Dan diminta kepada pemilik kontak untuk mengingatkan YN agar segera menyelesaikan utang-utangnya di aplikasi YN. Dalam pemberitahuan aplikasi ini, dicantumkan juga foto wajah YN close up dengan menunjukkan KTP di bawah dagu. 

Aplikasi ini bahkan menyebut YN dengan istilah-istilah yang sangat kasar dan tidak manusiawi. Aplikasi ini juga menyatakan kepada seluruh nomor kontak yang ada di ponsel YN, jika tidak mengingatkan YN untuk melunasi utang-utangnya, maka akan terus diteror. Hal ini tentu sangat mengganggu bagi semua pemilik kontak yang tidak tahu menahu perihal pinjaman ini. 

YN kepada media ini bahkan memberikan klarifikasi. Ini bunyi klarifikasinya. “Saya mohon maaf atas ketidaknyaman semua ini, apabila ada yang WA ke kontak teman-teman dari pihak pinjol. Diakuinya, dirinya benar telah melakukan pinjaman di aplikasi pinjol. Dan ada yang WA, SMS, telepon menyebut nama saya,saya minta tolong dari hati saya paling dalam tolong jangan direspon. ‘’Saya begini karena saya sudah tidak mampu bayar pinjaman,’’ tuturnya. 

Awalnya Rp5 juta sudah membengkak ke Rp56 juta dalam tempo jarak ndak berbulan-bulan. Dirinya pinjam mulai bulan Juli 2021 dan  tidak mengira uang sangat banyak dan tidak menggunakan uang itu sepersen pun. Dirinya sudah berusaha membayarkanya hampir Rp30juta dan pinjamannya tidak semakin lunas, tapi semakin berkembang. ‘’Mereka menyebarkan data-data saya ke semua kontak yang ada di HP saya,’’ tambahnya. 

Untuk itu, secara pribadi dirinya mohon maaf sebesar-besarnya pada teman-teman yang ada di kontaknya, karena tidak nyaman menerima WA atau SMS dari pemberi pinjaman. Dirinya sangat menyesal dengan semua ini. ‘’Saya malu,sangat malu sama semuanya. Semua kontak, SMS, WA, telepon saya sudah disadap. Jadi mereka sudah tahu nomor ibu-ibu guru, teman dan lainnya,’’bunyi pemberitahuan terbuka yang disampaikan YN kepada semua kolega dan kontak ponselnya. 

Pinjol ilegal ini, ujarnya, membuatnya sangat terpukul. Psikisnya menurutnya terganggu, karena beban sosial yang harus ditanggung. Upaya yang sudah dilakukan YN adalah dengan melapor kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Harapannya, otoritas bisa membantu menyelesaikan persoalan yang sudah menjeratnya ini. (Ekbis NTB)
Share:

Thursday, 6 May 2021

Keren, Menparekraf Sandiaga Uno dan Gubernur Zulkieflimansyah Jajal Sirkuit Mandalika

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, bersama Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, Dirut ITDC Abdulbar M. Mansoer, Bupati Loteng H.L. Pathul Bahri, menjajal jalur lintasan balap Sirkuit Mandalika, menggunakan sepeda listrik, saat meninjau pembangunan sirkuit Mandalika, Kamis (6/5/2021) (dokumentasi : Suara NTB)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, bersama Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah, menjajal sirkuit Mandalika menggunakan sepeda listrik dalam kunjungan ke lokasi pembangunan sirkuit Mandalika, Kamis (6/5/2021). Menparekraf menjajal jalur track yang dipersiapkan untuk gelaran MotoGP sepanjang 4,3 km tersebut, bersama Gubernur NTB Dr.H. Zulkieflimansyah, Direktur Utama ITDC Abdul M. Mansoer, Bupati Loteng, H.L. Pathul Bahri, S.IP., beserta jajaran direktur ITDC lainnya.

 Uji coba tersebut dilakukan sekaligus memastikan bahwa proses pengerjaan lapisan pertama aspal lintasan balap Sirkuit Mandalika memang benar sudah tuntas dikerjakanya sesuai laporan yang masuk. ‘’Proses pengerjaan lapisan pertama aspal track sirkuit Mandalika sudah tuntas dikerjakan,’’ tegas Sandiaga Uno, kepada wartawan seperti dikutip dari Suara NTB.

 Untuk selanjutnya pengerjaan kini difokuskan pada pengerjaan lapisan kedua track sirkuit jalan raya pertama untuk gelaran MotoGP ini. Dengan seluruh pengerjaan pengaspalan jalur balapan ditargetkan rampung akhir Juni mendatang.

 Melihat progres pembangunan Sirkuit Mandalika yang cukup pesat tersebut, Sandiaga, pun mengaku optimis Sirkuit Mandalika siap menggelar balapan World Superbike (WSBK) pada bulan November mendatang dan MotoGP tahun depan. ‘’Mudah-mudahan semua berjalan sesuai rencana dan Mandalika siap untuk menyambut event WSBK dan MotoGP,’’ tegasnya.

 Secara khusus pihaknya memberikan apresiasi kepada semua pihaknya yang telah mendukung proses pembangunan Sirkuit Mandalika. Terutama pemerintah provinsi dan jajaran di bawahnya yang telah membantu menyelesaikan proses pembayaran tanah enklave untuk pembangunan fasilitas penunjang Sirkuit Mandalika.

 Pihaknya juga berharap ITDC bisa terus menjalani komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait, supaya pembangunan sirkuit jalan raya pertama dengan beberapa fitur terbaik di dunia ini bisa berjalan lancar sesuai rencana. ‘’Yang paling penting sekarang semua kita berusaha mengendalikan penyebaran Covid-19. Sehingga tidak sampai membahayakan acara-acara yang relatif menghadirkan kerumuman pada bulan November ini,’’ tambah Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, di tempat yang sama.

 Direktur ITDC Abdulbar M. Mansoer, menambahkan untuk pengerjaan aspal track lapis kedua Sirkuit Mandalika akan mulai dikerjakan dengan target selesai akhir Mei mendatang. Sementara untuk lapisan ketiga atau lapisan atas dikerjakan pada bulan Juni. Sehingga diharapkan pada akhir bulan Juni sirkuit Mandalika sudah bisa hand over ke ITDC.

 ‘’Untuk lapisan atas Sirkuit Mandalika itu nantinya akan dikerjakan selama tiga hari berturut-turut tanpa berhenti,’’ tandasnya.

 Abdulbar mengatakan, Sirkuit Mandalika memang memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan sirkuit MotoGP lainnya. Selain memiliki pemandangan alam yang sangat indah, Sirkuit Mandalika juga didukung dengan beberapa fitur yang tidak dimiliki oleh Sirkuit MotoGP lainya. Salah satunya, Sirkuit Mandalika memiliki gravel terpanjang dan merupakan sirkuit dengan lintasan tercepat di dunia. ‘’Sirkuit Mandalika memang didesain untuk menjadi sirkuit yang paling exciting,’’ pungkasnya. (Munakir/Suara NTB)

Share:

Kunjungi Gili Trawangan, Menparekraf Sandiaga Uno Berenang 100 Meter

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat berenang 100 meter menuju Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara Nusa Tenggara Barat, Kamis (6 Mei 2021) (Facebook, Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Zulkieflimansyah. 

Untuk memastikan eksistensi pariwisata kembali bergeliat di 3 Gili Kabupaten Lombok Utara,  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno dan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., memilih cara tidak biasa mengunjungi gugusan pulau tersebut, yaitu berenang sejauh 100 meter dari perahu yang ditumpanginya ketika akan bersandar di Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara (KLU).

"Kami berenang untuk menikmati keindahan spot air laut yang jernih dan bersih di 3 Gili, dan merasakan suasana yang nyaman untuk mendapatkan masukan dari pelaku pariwisata di sini," kata Menparekraf dan Gubernur Zul, dalam kunjungan kerjanya ke NTB dalam rangka dialog dengan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, Kamis (6/5/2021).

Itu artinya, saat semua pintu dibuka pada tanggal 17 Mei mendatang, wisatawan dapat berkunjung dan berlibur ke Gili dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam mencegah Covid-19.

"Kami berkomitmen untuk bangkitkan dan pulihkan pariwisata di Gili, dengan beberapa program dan langsung dirasakan oleh masyarakat,"jelasnya.

Beberapa strateginya adalah memperbanyak event yang diminati wisatawan dalam negeri. Selama ini yang dilakukan fokus terhadap wisatawan mancanegara. Padahal masih banyak wisatawan nusantara yang belum tersentuh.

Rombongan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dan Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Zulkieflimansyah saat mengunjungi Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara, Kamis 6 Mei 2021. (Facebook Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Zulkieflimansyah)

Upaya lain, akan dibangun travel pattern, karena Gili merupakan Zona hijau, yang dapat di interkoneksikan dengan zona hijau lain seperti di Sanur Bali. Membangun kerjasama untuk menjual paket agar bisa menjadi alternatif sementara saat pandemi.

Selain itu, upaya lainnya adalah membangun pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di NTB, sehingga harus ada dukungan dari semua pihak termasuk pelaku pariwisata ekonomi kreatif dan pemerintah.

"Termasuk berbagai fasilitas dan sarana prasarana dan penguatan ekonomi kreatif menjadi perhatian khusus kami, karena ini destinasi dunia,"tutupnya

Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Zulkieflimansyah, mengapresiasi semangat pemerintah pusat memberikan perhatian untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata di NTB. 

Diakui Doktor Zul -- sapaan akrabnya  kunjungan Menparekraf sudah kedua kalinya. Kepedulian ini harus benar-benar dijaga, sehingga ke depan banyak program yang dapat membantu pelaku pariwisata memulihkan kembali geliatnya.

"Saya juga memberikan apresiasi kepada Bupati dan Wakil Bupati KLU telah bersinergi bersama masyarakat setempat untuk dapat menjaga wilayahnya tetap dalam zona hijau. Ini menjadi modal untuk pariwisata," kata Doktor Zul.

Beberapa pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif menyambut baik kunjungan ini. Sehingga usulan konkrit dan masukan dapat segera dieksekusi oleh Pemda dan pusat.

Sebelumnya, dalam dialog Ketua Asosiasi Tiga Gili, Lalu Kusnawan mengaku sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin di area deetinasi wisata. Termasuk SOP untuk memasuki Gili telah dibuat bersama. "Bahkan kita sudah vaksin masal sebanyak 3.500 pelaku pariwisata," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan pelaku pariwata terus berbenah dalam rangka upaya menggeliatkan pariwisata di KLU.

Mewakili rekan-rekannya ia meminta pemerintah juga membangun fasilitas umum seperti puskesmas yang layak dan berstandar untuk wisatan dan masyarakat di 3 Gili.

Ditambahkan Lalu Suratman pelaku pariwisata 3 Gili, berbagai upaya dan langkah telah dilakukan untuk memulihkan pariwisara. Sehingga ia meminta kolaborasi dan sinergi bersama semua stakeholder baik pusat dan daerah merecovery pariwisata agar membangkitkan ekonomi masyarakat juga.

Menurutnya KLU terutama di 3 Gili harus memiliki kultur sebagai branding destinasi wisata. Misalnya sport tourism, untuk menggelar event motorcross. " Apalagi wilayah di KLU cukup layak untuk event itu,"pintanya.

Karena menurutnya, membranding destinasi itu perlu waktu. Minimal 4 tahun, sehingga nantinya akan terkenal. Turut hadir dalam kunjungan kerja Menparekraf, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Wakil Bupati KLU, Kapolres KLU dan rombongan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (Marham)

Share:

Wednesday, 5 May 2021

Dinas Pariwisata NTB Gagas Wisata Ramah Pandemi Covid-19

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat H. Yusron Hadi

Pandemi Covid-19 belum menunjukkan grafik menurun. Pariwisata dan ekonomi warga dirasakan paling terdampak dari virus mematikan ini. Namun pariwisata Lombok-Sumbawa ingin tetap eksis di masa pandemi. Ide menciptakan wisata ramah pandemi Covid-19 menjadi gagasan baru Dinas Pariwisata NTB. Menuju wisata Lombok-Sumbawa ramah pandemi covid-19.

"Kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) 6-7 Mei nanti kita harapkan memberi berkah tersendiri. Kami harapkan Menparekraf membangkitkan pariwisata nasional berdampak pertumbuhan ekonomi berawal dari NTB," harap Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. Yusron Hadi, S.T., M.U.M., Rabu (5/5/2021)

Pihaknya, lanjut mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB ini, ingin kedatangan Menparekraf ke Lombok nanti sekaligus me-launching sejumlah destinasi ramah pandemi covid-19. Kami beri nama bubble destination dan bubble island. Kami memberi jaminan di destinasi yang kami tetapkan sebagai destinasi ramah pandemi ini akan memberi rasa aman dan nyaman selama berwisata. 

"Semua yang menyangkut masalah kesehatan di masa pandemi ini, kami sudah siapkan protokol dan standar berwisata aman dan ramah Covid-19," imbuhnya merahasiakan destinasi yang dimaksud.

Untuk membenahi dan pemulihan pariwisata Lombok-Sumbawa pascapandemi, Yusron berharap percepatan dana hibah yang diperluas Kemenparekraf. Dinas Pariwisata, pelaku dan industri pariwisata di NTB, berharap dukungan Menparekraf menetapkan tiga gili, Sembalun dan kawasan Gunung Rinjani sebagai bubble destination.

Dari sisi pembenahan, Yusron merinci beberapa sektor untuk mendukung pemulihan pariwisata pasca pandemi. Salah satu sektor yang menjadi sorotan adalah sektor transportasi. Lombok-Sumbawa membutuhkan tambahan slot penerbangan langsung dari dalam maupun luar negeri (penerbangan internasional dan domestik).

Sektor pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung menjadi perhatian selanjutnya. Menciptakan destinasi buatan untuk memperkaya objek wisata di NTB menjadi sangat penting. "Pentingnya dukungan investor datang dan berinvestasi di NTB menciptakan destinasi buatan. Ini akan menjadi perhatian wisatawan karena ada tawaran paket wisata yang baru. Nah...kami harap Menparekraf bisa memfasilitasi kami mendatangkan investor atau memotivasi UMKM lokal mau berinvestasi di destinasi buatan ini," jelas Yusron panjang lebar.

Meski demikian, pihaknya menyiapkan banyak terobosan-terobosan baru yang akan dilakukan sebagai leader pariwisata NTB setelah menggantikan Kepala Dinas Pariwisata sebelumnya. Terutama dalam bidang promosi dan pemasaran. "Untuk tahap awal ini, kami menyiapkan sejumlah destinasi yang ramah pandemi covid-19. Jadi ayo ke Lombok-Sumbawa. Jangan takut. Kami menjamin selama Anda disiplin dengan protokol kesehatan semua akan aman dan nyaman selama berwisata di Lombok-Sumbawa," ajak Yusron Hadi berpromosi. (Marham)

Share:

Tuesday, 27 October 2020

Antisipasi Libur Panjang, Pengelola Tempat Wisata di NTB Harus Terapkan Standar Covid-19

Dr. Farid Said

Libur panjang di pekan ini mesti menjadi perhatian semua pihak, terutama pelaku pariwisata dan pemerintah. Jangan sampai akibat kelalaian kita bersama, libur panjang akan menjadi klaster baru dalam penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di NTB. Apa yang harus dilakukan pemerintah dan pelaku pariwisata dalam mengantisipasi liburan panjang pekan ini?

Pemerintah telah menetapkan hari Rabu tanggal 28 Oktober dan Jumat tanggal 30 Oktober sebagai cuti bersama. Sementara hari Kamis tanggal 29 Oktober 2020 adalah libur nasional serangkaian memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Sejak pekan lalu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengingatkan agar libur panjang di pekan terakhir Oktober tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Indonesia, termasuk di NTB.

Untuk itu, antisipasi harus dilakukan semua pihak agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas. Objek wisata yang menjadi tujuan wisata warga di saat libur panjang ini wajib menerapkan standar protokol kesehatan. Pengelola objek wisata wajib menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, termasuk melarang pengunjung yang tidak memakai masker. Tidak hanya itu, pengelola objek wisata juga meminta pengunjung agar menjaga jarak. Jika ada pengunjung yang tidak mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan, pengelola objek wisata bisa meminta mereka keluar dari objek wisata.

Begitu juga pada pengelola objek wisata yang tidak mematuhi atau menerapkan standar protokol kesehatan, pemerintah atau tim gugus tugas bisa menutup atau membubarkan aktivitas kegiatan wisata. Ketegasan ini penting dilakukan, sehingga penyebaran Covid-19 bisa diminimalisir.

Untuk itu, pemerintah pusat pada hari Kamis (22/10/2020) dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Moh. Mahfud MD, menggelar rapat koordinasi mengantisipasi libur panjang cuti bersama. Di NTB, rapat koordinasi ini diikuti Sekda NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., bersama unsur Forkompinda NTB.

Menurut Mahfud MD, setiap ada libur panjang selalu ada potensi  kerumunan atau tumpukan orang.  Misalnya di transportasi umum, atau di tempat-tempat seperti terminal, stasiun, bandara, tempat rekreasi dan sebagainya. Tentu semua potensi ini harus diantisipasi supaya jangan sampai menjadi pusat-pusat penularan baru. Ini akan  berakibat pada menurunnya tingkat kesembuhan pasien yang sudah bagus.

‘’Kemudian persentase penularan, tingkat kematian juga sudah bagus, karena sedikit. Di tingkat kematian itu tiga koma sekian persen. Masih lumayan meskipun tidak sama dengan rata-rata dunia, bisa menurun lagi. Nah itu semua harus diantisipasi,’’ katanya.

Penegasan serupa juga disampaikan Pengamat Pariwisata NTB Dr. Farid Said. Kepada Suara NTB, Senin (26/10), Pembantu Dekan I Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok ini, mengantisipasi liburan panjang ada 2 hal yang harus diperhatikan. Pertama, kelompok pembawa atau pengunjung dan kelompok yang dikunjungi. Dalam hal ini, ujarnya, dua-duanya harus memahami penerapan protokol Covid-19.

Jika kelompok pengunjung mengetahui dirinya sebagai pengidap Covid-19 disarankan tetap di rumah. Namun, kalau tetap harus rekreasi disarankan harus ke tempat terbuka, seperti pantai. ‘’Kalau di pantai kan tidak terlalu berkerumun banyak. Di Lombok, banyak pantai-pantai terbuka yang bisa dikunjungi. Karena refreshing juga perlu,’’ terang mantan Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini.

Selain itu, sarannya, bagi yang merasa kurang sehat untuk tidak masuk ke tempat wisata tertutup, seperti Desa Wisata Sade, Museum Negeri dan tempat tertutup lainnya. ‘’Kalau pun ada masih menerima wisatawan, harus ada kuota berapa orang per hari. Ini harus dipahami pengunjung. Jadi pengunjung harus pintar-pintar memilih tempat rekreasi dengan menghindari kerumunan,’’ tambahnya.

Bagi pengelola, ujarnya, harus membuat peraturan atau membatasi jumlah wisatawan. Cara  membatasinya seperti apa? Pertama, membuat zona parkir dengan kapasitas tertentu. Kedua, pengelola menyiapkan fasilitas untuk protokol Covid-19, seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer dan lainnya. Bagi pengelola yang tidak mematuhi standar Covid-19, ujarnya, pemerintah harus membubarkan kegiatan liburan. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas.

Sementara Manajer Eksekutif Divisi Taman Narmada Kamarudin, menegaskan kesiapan pihaknya menerapkan protokol kesehatan bagi wisatawan yang datang berkunjung. Pada wisatawan yang akan masuk harus menggunakan masker, mencuci tangan dan tetap menjaga jarak. Hal ini, katanya, penting dilakukan agar Taman Narmada tidak menjadi salah satu sumber penularan Covid-19. (ham)

Share:

Aktivitas Guru Pelosok di Masa Pandemi, Harus Jadi Guling dan Intens Sosialisasikan Standar Protokol Kesehatan

Guru di SMPN 1 Terara Lotim yang langsung datang ke rumah siswa untuk mengajar.

Guru adalah profesi yang mulia dan patut diperhitungkan di semua kondisi terlebih di masa Corona Virus Disease (Covid-19) sekarang ini. Saat pemerintah tidak mengizinkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, pembelajaran dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring) dan guru keliling (guling) menjadi alternatif. Hal ini bertujuan agar penyebaran Covid-19 di kalangan siswa dan guru bisa dicegah. Bahkan, di Lombok Timur (Lotim) ada seorang guru yang rela harus menjadi guling demi kelangsungan pendidikan anak didiknya.

Nyasar mencari rumah siswa tidak sekali dialami oleh guru SMPN 1 Terara Lotim Mursyid Azmy, S.Pd. Saat bertugas mengajar sejumlah siswa di rumahnya, dirinya harus rela nyasar ke lokasi yang cukup jauh dari tujuan. Namun, saat bertugas di lapangan tetap menerapkan protokol kesehatan saat bertugas, seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan cuci tangan.

Sebagai seorang guru yang bertugas langsung di lapangan, dirinya juga tetap menjadi juru bicara pemerintah agar masyarakat khususnya siswa yang dikunjungi tetap mematuhi protokol kesehatan. Siswa yang tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker atau mencuci tangan langsung diberikan nasihat agar tidak mengabaikan standar protokol kesehatan.

Terkadang dirinya sering menemukan siswa di saat belajar bersama atau tidak menjaga jarak di satu kampung dan tidak menggunakan masker langsung diberikan peringatan. Dirinya tidak ingin saat belajar bersama ada siswa dan guru yang tertular Covid-19, karena banyak orang tanpa gejala (OTG) yang bisa menularkan virus ke orang lain.

Untuk itu, semuanya ini dilakoni dengan penuh tanggung jawab, sehingga penyebaran Covid-19 di Lotim tidak semakin bertambah. Hal inilah juga, ujarnya, yang mendasari pihak SMPN 1 Terara dengan jumlah siswa yang lebih dari 1.000 orang memilih menerapkan sistem pembelajaran daring, luring dan guling.

Pada sistem pembelajaran cara daring, ujarnya, siswa dan guru berinteraksi dengan cara virtual, yakni menggunakan aplikasi Zoom, Google Classroom atau yang lainnya. Namun, kendalanya tidak semua siswa dan sekolah memiliki jaringan internet yang memadai.

‘’Terlebih di daerah pelosok, ada siswa punya HP Android, namun kendala di kuota, begitu juga dengan gurunya. Belum lagi jaringannya yang lelet,’’ tutur Guru Bahasa Inggris ini pada Suara NTB, Jumat (23/10/2020).

Namun, pada sistem pembelajaran daring ini tidak semua guru menguasai IT dan tidak semua siswa memiliki fasilitas HP Android/laptop, sehingga tingkat keaktifan siswa hanya 65. Di satu sisi, meski siswa punya fasilitas HP, kuota yang dimiliki siswa tidak cukup. ‘’Siswa punya HP Android jaringan kurang bagus,’’ ujarnya.

Sementara yang kedua, tambahnya, sistem pembelajaran dengan cara luring. Sistem ini diterapkan bagi sekolah dan siswa yang tidak memiliki jaringan internet yang memadai, sehingga guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah pada anak untuk dikerjakan di rumah.

Meski demikian, ujarnya, tidak semua siswa bisa dijangkau dengan sistem pembelajaran daring dan luring ini. Untuk itu, pihak sekolah dan guru harus siap turun langsung ke rumah-rumah siswa memberikan pelajaran agar siswa yang tidak bisa mengakses daring dan luring tidak ketinggalan mata pelajaran.

‘’Pilihan ketiga ini, yakni guling ini termasuk pilihan yang banyak diambil sekolah-sekolah yang tidak siap dengan daring dan luring. Prosesnya seperti belajar kelompok, namun didampingi oleh guru. Guru yang berkeliling mencari kelompok siswa ke kampung-kampung untuk dibimbing dan diberikan materi seperti proses belajar mengajar di kelas,’’ terangnya.

Nantinya, pada sistem belajar guling ini, siswa dan guru akan menumpang belajar di rumah salah satu siswa yang sudah disepakati oleh siswa sendiri. Di sinilah, ujarnya, saat guru turun lapangan, banyak kendala yang dihadapi, terutama saat guru nyasar ke desa lain akibat miskomunikasi siswa dan guru. Belum lagi, ujarnya, saat guru sampai di lokasi yang sudah disepakati, siswa secara sepihak memindahkan lokasi belajar ke tempat lain tanpa ada konfirmasi dengan sekolah.

Selain itu, tambahnya, kendala lainnya jika sekolah yang memiliki jumlah siswa lebih dari 1.000 orang, guling ini menjadi tidak efektif, karena materi pelajaran yang diberikan tidak maksimal. Tidak hanya itu,  secara administratif pihak sekolah kesulitan dalam mengumpulkan data siswa ataupun memberikan informasi kepada siswa secara menyeluruh.

‘’Di guling ini, intensitas pertemuan antara guru dan siswa terbatas hanya 2 kali seminggu, sehingga jika anak memiliki permasalahan dalam proses belajar mengajar agak sulit untuk menanyakan pada guru bina,’’ ujarnya.

Meski demikian, ujarnya, sebagus apapun sistem pembelajaran pada masa pandemi ini para siswa punya kerinduan yang mendalam untuk bersekolah dengan normal seperti biasanya.  ‘’Tak jarang terdengar pertanyaan mereka,  kapan kita mulai sekolah pak? Pertanyaan ini muncul ketika proses BDR( belajar di rumah) atau guling sedang berlangsung.  Sebagai seorang guru saya juga berharap pandemi ini cepat berlalu agar siswa siswi bisa belajar normal seperti sedia kala di bawah bimbingan para guru di sekolah,’’ harapnya. (ham)

Share:

Gubernur NTB Ingatkan Santri Terapkan Protokol Kesehatan di Ponpes

 

Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah menghadiri acara Adz-Zikrol Hauliyyah atau pelepasan santri NW ke-55 MDQH al-Majidiyyah Asy-Syafi'iah NW di Anjani, Lombok Timur.

Sejumlah lembaga pendidikan di NTB masih terus berjalan di masa pandemi Covid-19. Namun, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan tidak melupakan protokol kesehatan. Seperti Minggu (18/10), Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah menghadiri acara Adz-Zikrol Hauliyyah atau pelepasan santri NW ke-55 MDQH al-Majidiyyah Asy-Syafi'iah NW di Anjani, Lombok Timur.

Gubernur mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan di masa pandemi. Ia meminta masyarakat untuk tidak meremehkan Covid-19 agar risiko dari wabah pandemi ini dapat ditekan.

"Kita sedang berada pada situasi yang tidak biasa, oleh sebab itu, jangan meremehkan Covid-19 ini, tetap terapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, tetap mencuci tangan, dan menggunakan masker," pesannya.

Gubernur juga meminta masyarakat agar terus melakukan aktivitas positif guna meningkatkan imunitas tubuh agar dapat terhindar dari wabah ini. "Mari kita berolahraga, kemudian menghiasi pikiran kita dengan hal-hal positif, mudah-mudahan Allah melindungi kita semua," ajak Bang Zul – sapaan akrabnya.

Sementara itu Ketua Panitia Acara, M. Zainal Muhibbinallah, menegaskan, acara ini diadakan dengan konsep Internal Ma'had. Artinya tidak ada jama'ah dan wali yang hadir. Akan tetapi hanya dihadiri oleh Masyaikh, tamu undangan dan Thullab dan Tholibat.

"Acara berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini acara diadakan dengan jumlah jamaah terbatas, tidak mengundang para wali dan alumni sebelumnya, tapi acara bisa disaksikan melalui daring fanspage FB Nahdlatul Wathan Official," terangnya.(ham)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive