Disebut sebagai kawasan wisata literasi, Gubernur berharap agar gedung layanan ini melengkapi koleksi literasinya dari seluruh dunia.
"Juga menyediakan bentuk literasi non tradisional buku tapi juga audio visual dan sering sering menggelar seminar seminar literasi", ujarnya.
Ia juga mengapresiasi inovasi yang akan dikembangkan pengelola gedung layanan perpustakaan empat lantai ini dalam meningkatkan literasi masyarakat.
sementara Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando mengatakan, pendidikan atau edukasi dan sekolah akademis adalah dua hal berbeda. Melalui literasi, pengetahuan dan teori yang diperoleh dari membaca buku di sekolah dan kampus belum cukup melahirkan sumberdaya manusia yang kompetitif dengan kebutuhan dunia yang dimulai dengan literasi tentang lingkungan sendiri dan tuntutan zaman.
"Oleh karena itu tantangannya bagaimana meningkatkan kegemaran literasi untuk mengimbangi minat baca yng sudah tinggi melalui inovasi literasi sehingga menghasilkan produk produk yang mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi", jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB, H Mahdi mengatakan, gedung empat lantai tersebut telah mulai pelayanan sejak Juli lalu meski lantai tiga dan empat masih belum difungsikan. Sedangkan lantai satu diperuntukkan khusus bagi anak dan lantai dua untuk umum dengan 900 item koleksi literasi.
"Gedung layanan perpustakaan ini luasnya 3000 m2 berdiri di atas lahan 5000 m2 yang kami sebut kawasan wisata literasi", sebutnya.
Kegiatan tersebut juga menggelar workshop literasi dengan narasumber Wakil Gubernur Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Bunda Literasi NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah dan dihadiri para kepala OPD serta para pegiat literasi se NTB. (ham)