Be Your Inspiration

Friday 10 February 2017

Gubernur Ingatkan KPID NTB Awasi Konten Pornografi dan Hoax

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menerima Komisioner KPID NTB

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi berpesan, agar di tahun 2017 ini, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTB terus mengawal media agar masyarakat memperoleh informasi dari lembaga yang baik. Menurut gubernur, KPID harus lebih fokus menyorot konten siaran, seperti pornografi dan hoax yang akhir-akhir ini semakin marak dan bebas di akses di masyarakat.

“Konten siaran sangat perlu dipantau, karena dapat membentuk sikap dan perilaku manusia,” jelas gubernur saat menerima Ketua KPID, Sukri Aruman dan komisioner KPID NTB di ruang kerjanya, Kamis, (9/2/2017).

Gubernur juga menyebut, KPID yang sejatinya merupakan lembaga independen yang diberi kewenangan, ruang dan kesempatan sesuai amanat Undang-Undang, sehingga harus benar-benar berikhtiar maksimal, agar apa yang menjadi tanggung jawabnya dapat terwujud.

Gubernur juga menyebut, kebebasan mengakses media saat ini sangat rentan menimbulkan dampak yang tidak diharapkan, terutama bagi anak-anak. Padahal, untuk membangun karakter bangsa, harus diikuti dengan penanaman nilai dan budaya yang luhur. KPID diminta harus lebih massif untuk berkampanye melalui media massa, mengingat KPID merupakan instrumen vital yang baik untuk mensuarakan pentingnya pemanfaatan sarana komunikasi dan informasi dengan baik.

Pada kesempatan itu, Gubernur mengajak KPID bersama-sama mengkampanyekan gerakan satu hari tanpa menonton televisi. Ia menilai, saat ini terpaan media, baik media sosial maupun siaran televisi telah memberikan efek adiktif bagi audiensnya.  ‘’Anak- anak sekarang kalau tidak mengakses medsos, pasti akan gelisah. Cenderung mencari “layar”, karena sudah kecanduan,’’ katanya.

Adiksi inilah yang menimbulkan kekhawatirannya, sehingga orang tua juga dituntut lebih cerdas membimbing dan memantau putra putrinya dalam mengakses media. Demikian juga dengan beralihnya kewenangan pengelolaan SMA/SMK sederajat dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah provinsi, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, gubernur akan mengeluarkan larangan membawa handphone bagi siswa sekolah menengah ke atas, agar selama (­+) 8 jam berada di sekolah, siswa dapat sepenuhnya berkonsentrasi menerima pelajaran.


Ketua KPID NTB, Sukri Aruman mengungkap persaingan media yang semakin ketat membuat lembaga penyiaran terutama tv kadang  lebih mementingkan aspek bisnis. Karena itu dituntut kesadaran masyarakat untuk turut memantau isi siaran. Partisipasi masyarakat bisa dilakukan dengan melaporkan tayangan tv atau siaran radio yang dinilai melanggar aturan KPI, imbuhnya. (marham)
Share:

Monday 6 February 2017

Erica Zainul Majdi Canangkan Desa Wisata Sesaot sebagai Kampung Kreatif


 
Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi
KETUA Tim Penggerak PKK NTB Hj. Erica Zainul  Majdi mencanangkan Desa Wisata Sesaot Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat (Lobar), sebagai Kampung Kreatif, Minggu( 5/2). Hadir juga Ketua BKOW NTB Hj. Syamsiah Muh. Amin dan Ketua Dharma Wanita Persatuan NTB, Hj. Ikhsanti Komala Rimbun Rosiady. 

Ketua TP PKK berharap Desa Sesaot   dapat menjadi pendorong tumbuhnya usaha kecil menengah (UKM) melalui kreativitas, inovasi dan usaha di masyarakat, khususnya yang tinggal di kawasan desa wisata. Selain itu, Hj. Erica berharap para pemangku amanah khususnya yang bergerak pada bidang pariwisata dapat selalu menciptakan suasana wisata yang membuat para pengunjungnya merasa betah dan nyaman. Termasuk, tetap menjaga kebersihan. "Kebersihan itu sangat penting, karena bersih itu indah dan merupakan anugerah dari Allah SWT," ujarnya.
Objek Wisata Sesaot Narmada Lombok Barat
Selain pencanangan kampung kreatif, melalui kesempatan itu Ketua TP PKk mengajak masyarakat melakukan aksi bersih cipta pesona wisata. Ia juga menyerahkan bantuan berupa 1.000 bibit pohon, 5 unit terop jualan serta perlengkapan dagang untuk pedagang di tiga desa, masing-masing Desa Sesaot, Desa Pakuan dan Desa Buwun Sejati. (Marham)
Share:

Tibu Tereng, Wisata Alam Alternatif di Lombok Barat

Objek wisata Tibu Tereng yang jadi destinasi wisata baru di Gunungsari Lombok Barat.

MENJELAJAHI Pulau Lombok untuk destinasi wisata alam tidak ada habis-habisnya. Selalu ada tempat wisata yang baru yang bisa dijadikan rencana wisata selanjutnya untuk agenda liburan. Salah satunya adalah wisata alam Tibu Tereng dan Air Terjun Kelambun yang berada di Dusun Batu Kemali, Desa Bukittinggi, Gunungsari, Lombok Barat.
Nama Tibu Tereng dan Air Terjun Kelambun menurut Sadli, salah satu warga sekitar, dinamakan oleh orang dulu. “Nama Tibu Tereng itu karena ada kolamnya dan dikelilingi pohon bambu. Kalau Kelambun, tidak tahu ya karena sudah dikasi nama oleh orang dulu,” katanya saat ditemui, Selasa (24/1/2017).
Tempat wisata ini sudah ada sejak dulu, kata Sadli, tetapi fasilitas berupa tempat parkir dan berugak baru dibuat 2-3 bulan yang lalu. “Dananya dari pemerintah, tetapi tempatnya dikelola sama orang-orang sini,” katanya. Tempat wisata ini, lanjutnya, biasanya ramai pada hari minggu atau saat hari libur.
Pengunjung bisa menelusuri jalan setapak yang sudah bagus untuk mencapai kedua tempat wisata ini. Jika kita berbelok ke kiri, maka kita akan mencapai  Tibu Tereng dan belok kanan akan sampai ke Air Terjun Kelambun. Tibu Tereng ini sendiri berupa kolam yang berada di aliran sungai yang cukup deras. Kolamnya sendiri cukup dalam tetapi cocok untuk berenang ataupun hanya sekedar untuk berfoto ria.
Sedangkan wisata air terjun Kelambun sendiri bisa disusuri dari Tibu Tereng ini dengan mengikuti aliran sungai. Jalan menuju air terjun ini menyusuri kebun dan kita harus menuruni tangga yang terbuat dari kayu untuk mencapai air terjun ini. Air terjun Kelambun sendiri tidak terlalu tinggi, hanya memiliki tinggi 3 – 4 meter dengan adanya kolam di bawahnya yang cocok dijadikan sebagai tempat berenang.
Tempat wisata alam ini berada cukup dekat dengan pusat kota Mataram. Jika dari Mataram, maka bisa belok kiri dari Pasar Sayang-sayang dari arah Rembiga, kemudian tinggal mengikuti jalannya saja. Kondisi jalannya sudah diaspal dan nyaman dilewati, tetapi setelah memasuki kawasan Desa Bukittinggi jalannya mulai berubah, di mana jalannya berupa tanah dan jurang. Berwisata di tempat ini, tersedia warung yang menjual berbagai jajanan dan buah-buahan yang ada di sekitar. (Uul/Ekbis NTB)
Share:

Dusun Rentang, Penghasil Tenun Tradisional Selain Sukarara di Lombok Tengah

Inaq Narsih salah satu penenun di Dusun Rentang Desa Ganti Praya Timur Lombok Tengah

DESA tenun di Lombok Tengah yang paling terkenal adalah di Desa Sukarara yang menjadi tujuan wisata terkenal di kalangan wisatawan. Tetapi, sebenarnya di Desa Ganti Kecamatan Praya Timur tepatnya di Dusun Rentang juga dikenal sebagai desa tenun yang sejarahnya sama lamanya dengan Desa Sukarara.
Berbeda dengan Sukarara, dusun ini belum dikenal oleh wisatawan sebagai tujuan wisata. Menurut Kepala Dusun Rentang Desa Ganti H. Mutawalli, dusun ini mulai dikenal sebagai desa tenun sejak tahun 2008/2009. “Kalau menenunnya sudah ada dari dulu, tetapi dikenalnya sejak ada pegawai Dinas Pariwisata kabupaten yang membawa produk tenun dari sini untuk promosi ke Kuta dan lainnya. Diresmikan jadi desa tenun yaitu sejak tahun 2011,” tuturnya saat ditemui Ekbis NTB, Kamis (2/2/2017).
Hasil Tenun di Dusun Rentang Desa Ganti Praya Timur Lombok Tengah 

Menurutnya, di Desa Ganti ada 4 dusun yang menjadi sentra tenun, yaitu Rentang, Matek Maling, Gantar dan Batu Rintang. Motif kain tenun yang dibuat beragam, seperti opak-opak, lepang, kembang garis, anggrek dan lainnya.  Motif opak-opak dibuat sepasang yang kemudian nantinya disambung menjadi 1 kain.
Mutawalli mengatakan bahwa biasanya penenun di dusunnya menjual kain tenun pada para pengepul atau ke art shop di dusun Matek Maling. Hasil tenunan dusun Rentang ini banyak dibawa pengepul ke pasar atau dijual di artshop.
“Di Sukarara juga banyak yang ngambil di sini, bisa 3 kali seminggu kirimnya ke sana,” terang Mutawalli.
Harga yang murah ini, lanjutnya, diakibatkan ketidaktahuan penenun tentang harga jual tenun di luar sana.”Ini juga karena pemasarannya yang tidak pasti, penenun hanya menjualnya ke pengepul saja,” terangnya.
Hasil Tenun Dusun Rentang Desa Ganti Lombok Tengah

Pemerintah daerah sebenarnya berencana membangun artshop di Dusun Rentang. “Tetapi belum menemukan tempat yang cocok, kalau ada yang cocok harganya yang belum pas,” kata Mutawalli. Untuk itu, ia mengharapkan nantinya Dusun Rentang bisa dikenal luas, sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke dusunnya.
Sementara salah satu penenun, Inaq Narsih, di Dusun Rentang bisa buat semua motif, asal dibawakan gambarnya seperti apa. Selain itu, motif tenun juga berasal dari kreasi penenun sendiri.
Tenunan yang dibuat di dusun ini berukuran 2 meter dengan waktu pengerjaan bervariasi tergantung motif. “Motif opak-opak dan lepang itu 3 hari bisa jadi 2 meter. Jika motifnya lebih rumit bisa sampai 2 minggu pengerjaan,” kata Inaq Narsih.
Waktu pengerjaan yang lama juga diakibatkan jika penenun melakukan pekerjaan lain seperti ke sawah, terutama saat musim tanam dan panen.
Harga kain tenun di dusun ini bisa dibilang lebih murah dibandingkan dengan yang di Sukarara. Inaq Narsih menjelaskan harga per kain hanya Rp 80 ribu/kain untuk motif biasa, tetapi bisa mencapai Rp 250 – 500 ribu/kain untuk motif yang lebih rumit. “Kalau ada turis ke sini, baru jualnya Rp 400 – 700 ribu,” katanya. (uul/Ekbis NTB)
Share:

Kerajinan Kulit dan Kuningan Kreasi Hasil Siswa SLB Dharma Wanita Provinsi NTB

- Pembina keterampilan SLB Dharma Wanita Provinsi NTB Sukirin menunjukkan hasil kreasi siswa SLB yang terbuat dari kuningan

Anak-anak berkebutuhan khusus selama ini selalu mendapat stigma negatif dari masyarakat umum, karena ketidakmampuan mereka. Padahal banyak anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterampilan atau bakat yang tidak kalah dengan orang normal lainnya. Seperti apa keterampilan dan bakat yang dimiliki?
SLB Dharma Wanita Provinsi NTB yang berada di Jalan Transmigrasi Majeluk Mataram, mengajarkan pelajaran keterampilan yang dapat berguna bagi anak-anak didiknya setelah lulus nanti. Salah satunya adalah keterampilan kerajinan kulit, kuningan dan keset.
Menurut pembina pelajaran keterampilan ini, Sukirin S.Pd, pelajaran keterampilan sudah diajarkan di SLB ini sejak tahun 1980 saat SLB baru berdiri. “Tetapi untuk keterampilan kuningan baru ada tahun 2002, yang keset sejak tahun 2011, dan griya kulit sejak tahun 2015,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB, Senin (23/1/2017).
“Dari griya kulit ini anak-anak bisa membuat ikat pinggang, gantungan kunci, dan dompet. Kalau yang kuningan bisa membuat hiasan dinding kaligrafi, tulisan arab, miniatur kereta kencana dan lainnya,” jelas Sukirin. Keterampilan griya kulit ini, katanya, dipelajarinya di Yogyakarta yang kemudian diajarkannya kembali ke anak-anak didiknya. “Anak-anak SLB banyak yang tertarik di keteramipilan griya kulit dan kuningan ini karena bentuknya gambar,” jelas Sukirin.
Gantungan kunci hasil kreasi siswa SLB Dharma Wanita Provinsi NTB

Sedangkan untuk keset, banyak juga yang tertarik, karena cara pembuatannya yang mudah. “Saya menemukan alat pembuat keset yang gampang untuk anak-anak SLB kerjakan. Alatnya juga sudah banyak beredar di hampir seluruh Indonesia. Harganya Rp 2,5 juta,” terangnya. Penggunaannya yang mudah dan bisa menghasilkan keset dalam waktu yang tidak terlalu lama. “Dalam 1 jam bisa jadi 1 keset ukuran 40 x 60 cm. Satu kali pertemuan bisa jadi 2 keset,” lanjutnya.
Peminat mata pelajaran keterampilan ini sendiri cukup banyak. “Untuk kuningan ada 4 orang, yang kulit ada 3 orang dan keset ada 4 orang. Dulu banyak peminatnya, tetapi dibagi dengan keterampilan lain soalnya ada banyak keterampilan lain yang diajarkan di sini,” terangnya.
Bahan baku kerajinan ini didatangkan dari berbagai daerah, seperti Solo untuk kain perca pembuatan keset, kuningan dari Surabaya, dan kulit dari Yogyakarta.

Harga yang ditawarkan untuk produk kerajinan yang dibuat anak-anak SLB Dharma Wanita sendiri bervariasi. Untuk keset dihargai sebesar Rp 40 ribu, ikat pinggang dari kulit kambing seharga Rp 200 ribu, kaligrafi ukuran 30 x 40 cm seharga Rp 250 – 300 ribu dan hiasan dinding tulisan Arab dihargai Rp 3,5 juta. Pemasaran produk ini hanya dijual di dalam area sekolah saja. “Belum diedarkan di luar. Tetapi ini sudah banyak laku, karena kalau ada kunjungan ke sini pasti banyak yang laku kerajinan ini,” kata Sukirin.
Dengan diajarkannya keterampilan ini, Sukirin berharap anak-anak SLB nantinya dapat memiliki keterampilan yang mereka gunakan untuk bekerja. “Ada anak SLB di Praya yang bisa buat keset ini, setelah lulus dia pinjam alatnya di sekolah, karena belum bisa beli dan hasilnya dijual sendiri,”ceritanya.
Ia juga berencana membuka galeri kerja SLB Dharma Wanita ini terbuka untuk umum dengan membuka toko sekaligus memamerkan kerajinan-kerajinan anak-anak SLB. (uul/Ekbis NTB)
Share:

Wednesday 1 February 2017

Menikmati Indahnya Pulau ''Perawan'' Paserang di Sumbawa Barat

Pulau Paserang Sumbawa Barat NTB. (Dokumentasi Linggawuni Suara NTB)

Pulau Paserang. Mungkin nama pulau ini masih terkesan asing. Padahal, Paserang memiliki pemandangan dan pantai yang tidak kalah menarik dan masih perawan. Keindahan bawah lautnya sangat sayang untuk dilewatkan. Berbagai jenis ikan dan terumbu karang siap memanjakan wisatawan yang ingin menyelam.
Saat sampai di pulau ini, pengunjung akan disambut oleh hamparan pasir putih. Saat perahu bersandar, hal pertama yang ingin dilakukan adalah menyelami. Namun ada yang lebih menarik, yaitu pengunjung menelusuri pemandangan dari Bukit Paserang Sumbawa Barat yang sungguh indah.
Pengunjung tidak perlu khawatir. Untuk mendaki bukit itu tidaklah susah. Sebab jalannya sudah bagus, sehingga tidak susah didaki. Dari atas bukit pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan yang luar bisa indah. Hamparan lautan, bukit-bukit kecil yang cantik dan pulau-pulau kecil yang sangat menawan.
Di pulau ini tersedia beberapa fasilitas umum yang mulai dibangun pengembang, seperti cottage, saung, toilet, dermaga kecil serta penerangan listrik berbahan bakar diesel. Terdapat pula fasilitas air tawar yang dibawa dari Sumbawa menggunakan perahu. Dengan demikian, pengunjung tak perlu panik jika kehabisan air. Hanya perlu berhemat dan bijak saat menggunakan air, karena persediaannya memang terbatas.
Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan di pulau cantik ini. Pengunjung dapat mengitari dan menjelajahi pulau, hingga menemukan laguna (danau air tawar) tepat di sekitar pulau, lalu menyaksikan matahari terbit dan tenggelam dari atas bukit, sampai mencari ikan atau kerang untuk dimakan. Pengunjung juga dapat mendirikan tenda dan bermalam di dalam suasana yang sangat mengasyikkan.
Bukan hanya itu saja, pengunjung juga dapat bermain dengan ikan-ikan kecil, penyu dan lainnya saat menyelam. Tidak perlu jauh dari bibir pantai, di tepi pantai pun pengunjung sudah menemukan pemandangan bawah laut yang sangat cantik. Jangan pernah lupa dengan kamera bawah laut, serta alat menyelam lengkap dengan sepatu katak dan maskernya jika tidak ingin melewatkan keindahan terumbu karang dan cantiknya ragam biota laut Pulau Paserang.
Di pulau mungil yang eksotis ini, tidak ada helipad apalagi landasan pacu. Itu artinya pengunjung tidak bisa berkunjung dalam waktu singkat. Minimal persiapkan waktu 2-3 hari untuk bisa menikmati dan bersantai saat melakukan perjalanan ini. Untuk transportasi tidak jauh berbeda seperti saat mengunjungi Pulau Kenawa.
Biasanya, pengunjung menyewa perahu untuk satu paket pulang-pergi dengan penyeberangan ke Pulau Kenawa dan Paserang. Tidak ada patokan untuk harga sewa perahu. Itu disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas penumpang. Disarankan berangkat bersama rombongan untuk berbagi biaya dan logistik perjalanan. (Linggawuni/Suara NTB)
Share:

Menjelajah Indahnya Sembilan Gili di Lombok Timur Lewat Desa Paremas

 
Akses jalan menuju Gili Beleq di Lombok Timur lewat Desa Paremas Jerowaru Lombok Timur
Desa Paremas, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) adalah salah satu desa yang bisa ditetapkan sebagai destinasi wisata baru. Pasalnya, potensi wisata yang dimiliki desa ini mengundang decak kagum setiap orang yang baru mengunjunginya. Nikmatnya kuliner khas laut dan indahnya pemandangan di sembilan gili bisa menjadi maskot destinasi wisata ini.

PEMANDANGAN indah sederetan gili dan nikmatnya kuliner yang disuguhkan di Paremas ini membuat kesan sendiri. Jembatan bambu yang dikelilingi rerimbunan pohon bakau menyambut setiap tamu yang datang ingin mengunjugi spot paling menarik di Paremas ini.

Kepala Desa Paremas Sahman menguraikan, desanya ini menunggu sentuhan lebih serius  lagi dalam pengembangan potensi wisata. Kuliner yang bisa dinikmati adalah lobster goreng, rajungan atau kepiting besar, base dan ketengge, udang krispi dan cumi bakar goreng.
 
Lesehan terapung yang ada di Desa Paremas Jerowaru Lombok Timur
Semua sajian menu khas laut itu dapat dengan mudah ditemukan di Desa Paremas ini. Tak ayal, potensi alam laut yang dimiliki Paremas membuat desa yang beberapa tahun lalu yang dimekarkan dari Desa Pemongkong ini menjadi kaya. Namun sejauh ini belum mendapatkan sentuhan.   
 
Adapun pulau-pulau kecil atau gili di Desa Paremas ini antara lain Gili Mangkem, Gili Re, Gili Beleq,   Gili Kuri,  Gili Nusa , Gili Ganten, Gili Krata, Gili Surak, Gili Botak dan Gili Gempur. Tiga gili di antaranya sudah berpenghuni, yakni Beleq, Re dan Nusa.

Kekayaan alam yang dimiliki Paremas ini sejauh ini belum bisa  memberikan manfaat besar bagi kemajuan Desa Paremas. Pasalnya, pemanfaatannya belum bisa maksimal. Kuliner saja baru satu orang yang membuat warung terapung di kawasan Paremas ini. Rumah Makan Terapung Sadewa. Pun satu-satunya yang membuat homestay.

Melihat potensi tersebut,  hanya investor besar yang bisa membangun kawasan tersebut dan menyulapnya menjadi kawasan yang ramai dikunjungi wisatawan. Potensi wisata lanjutnya, menjadi daya tarik yang paling menggiurkan untuk dikembangkan dan Paremas ini menunggu investor tersebut.
 
Deretan Gili di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur yang bisa diakses lewat Desa Paremas
Kades Paremas ini memastikan, semua kawasan di desanya ini sangat aman dan nyaman bagi investor untuk menanamkan investasinya. Kelebihan lainnya, lokasi di sepanjang perairan Paremas ini bisa sebagai tempat jetsky.

Tawaran lainnya yang bisa diberikan Paremas ini, katanya bisa menjadikan kunjungan wisatawan ke Pantai Pink, Tanjung Ringgit dan sekitarnya melalui jalur Paremas. Di mana, jalur laut Paremas ini bisa lebih menarik dengan mengelilngi sederetan gili lewat perahu.

Pemkab Lotim katanya, sudah siap membangunkan dermaga tempat bersandar perahu-perahu nelayan yang siap mengantar para wisatawan keliling. Menikmati keindahan pulau-pulau yang eksotik dan menawan.  (Rusliadi/Suara NTB/Lombok Timur)
Share:

Menjadikan Kawasan Samota sebagai Pusat Sea Food di Indonesia

Kawasan masuk menuju Gunung Tambora Dompu

Kawasan Teluk Saleh mulai dicanangkan menjadi kawasan pengembangan budidaya bagi industri perikanan. Namun bukan hanya itu saja, Teluk Saleh juga berpotensi menjadi kawasan pusat sajian seafood alias makanan laut. Sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan dan dapat menjadi bagian dari promosi pariwisata daerah. Bukan hanya Teluk Saleh, namun juga Pulau Moyo dan Tambora juga dapat dijadikan sebagai kawasan pusat sajian makanan laut.
“Itu bisa saja, saya melihat potensinya memang ada. Tapi BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) NTB dapat melakukan promosi apabila disana sudah siap. Jangan kemudian kita sudah promosikan, tapi ternyata SDM belum siap. Nanti berpengaruh pada kenyamanan wisatawan,” kata Ketua BPPD NTB H. Afan Ahmad, M.Si  di Mataram, Selasa (31/1/2017).
Pembukaan Festival Moyo 2016

Afan mengatakan, kawasan Samota (Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora) sangat potensial dijadikan pusat sajian makanan laut. Apalagi Teluk Saleh dianggap memiliki banyak potensi hasil tangkap dan pengolahan yang cukup baik. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan nilai tambah dengan menjadikannya sebagai pusat kuliner khusus makanan laut.
“Jadi kalau wisatawan ke Pulau Moyo, bisa singgah di Teluk Saleh atau bisa menikmatinya di Pulau Moyo juga. Tergantung dibuatnya seperti apa, kalau sudah jelas dan sudah ada pusat kulinernya seperti itu baru kita bisa promosikan,” ujarnya.
Potensi ini juga harus diperhatikan oleh Pemkab setempat. Sehingga dapat diatur regulasi khusus yang mengatur tentang hal tersebut. Sebab perlu adanya keteraturan, apalagi untuk mendatangkan wisatawan dari luar daerah bahkan luar negeri untuk berkunjung. Sehingga perhatian dari Pemkab menjadi salah satu yang menentukan dapat atau tidaknya kawasan Samota dijadikan sebagai kawasan pusat sajian makanan laut terbesar di Indonesia.

Selain itu masyarakat di Sumbawa juga diminta mempersiapkan diri. Sebab jika investasi berjalan dengan baik, maka Sumbawa menjadi salah satu destinasi yang bisa saja diunggulkan. Sehingga masyarakat dianggap perlu untuk mempersiapkan diri. Sebab akan banyak wisatawan yang datang dan ingin mengetahui kebiasaan dan budaya masyarakat Sumbawa pada umumnya. (Linggawuni Suara NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive