Be Your Inspiration

Monday 13 March 2017

Tungku Tanah Liat Khas Masbagik Lombok Timur Bertahan di Era Modern

Inaq Aris di Lombok Timur sedang membuat tungku dari tanah liat. 
BEBERAPA tahun lalu, peralatan rumah tangga terbuat dari tanah liat yang mudah ditemukan di mana saja. Seiring perkembangan zaman peralatan rumah tangga dari tanah liat mulai ditinggalkan karena kalah saing dengan peralatan modern yang lebih praktis. Lantas bagaimana nasib peralatan masak tradisional sekarang ini?

Sebut saja, setelah pemerintah melakukan konversi dari bahan bakar minyak tanah ke elpiji, penggunaan alat masak tradisional tidak banyak digunakan lagi. Bahkan, penggunaan kompor juga jarang kita temukan. Jika dulu banyak warung, usaha-usaha kecil hingga kalangan rumah tangga menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah, kini semakin jarang ditemukan, khususnya di kota-kota besar.

Meski demikian, di pedesaan, alat masak tradisional masih digunakan. Misalnya, penggunaan tungku tanah liat. Harus diakui, penggunaan tungku tanah liat untuk memasak masih banyak ditemukan. Bahkan, perajin tungku tanah liat masih terus berproduksi, meski dalam jumlah yang tidak besar.

Inaq Aris, salah satu perajin tungku tanah liat di Dusun Lantan, Desa Masbagik Timur, Lombok Timur, mengaku, tungku tanah liat masih banyak diminati. Alasan masih banyaknya masyarakat menggunakan tungku tanah liar, karena rasa masakan yang dihasilkan.

“Beda rasanya yang dimasak dengan tungku dengan tungku tanah liat. Jadi orang-orang lebih pilih pakai ini, juga karena banyak tersedia kayu yang sayang jika tidak dimanfaatkan,” terangnya pada Ekbis NTB, Rabu (8/3/2017).
Jejeran tungku tanah liat yang dibuat di Dusun Lantan Desa Masbagik Timur Lombok Timur.
Selain itu, dalam acara-acara pesta atau hajatan pernikahan tungku lebih banyak digunakan karena bisa memasak lebih cepat dan praktis. Terlebih, kayu yang dipergunakan untuk memasak banyak tersedia di tengah masyarakat.

Diakuinya, dalam sehari, Inaq Aris bisa membuat 25 tungku tanah liat. Proses pembuatannya bisa memakan waktu 2 hari. 1 hari untuk buat dan 1 harinya untuk dihaluskan, dijemur dan dibakar,” tukasnya. Tungku tanah liat memiliki berbagai model, tapi yang paling umum dikenal yaitu 1 tungku dan 2 tungku.

“Ada yang namanya tungku sampak, karena sudah ada sampaknya, jangkih jembatan karena ada jembatannya, tungku bongkang yang polos, dan tungku belo,” jelasnya.

Harga tungku tanah liat sendiri bervariasi, tergantung model yang dipilih. Kalau yang 1 tungku harganya Rp 10 -15 ribu. Sedangkan yang dua tungku harganya Rp 25-30 ribu. Tungku buatan ini dijual kepala rumah tangga ke pasar atau keliling kampung untuk menawarkannya. “Tungku ini bisa bertahan lama tergantung pemakaian penggunanya soalnya semakin lama semakin kuat dia,” jelasnya.

Hasil dari membuat tungku ini, diakuinya, mampu menghidupi kehidupannya sehari-hari. "Hasilnya dipakai untuk menyekolahkan kedua anak saya. Sampai anak saya tamat SMA dari uang buat ini," terangnya. (uul/Ekbis NTB)
Share:

1 komentar:

lukman said...

dimana bisa beli tungku ini

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive