|
Paket Pilkada NTB 2018 |
KPU NTB menggelar rapat pleno terbuka pencabutan undian nomor urut pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang akan berkompetisi di Pilkada 2018. Empat paslon hadir dalam acara tersebut. Rapat pleno ini diselenggarakan di Hotel Lombok Raya, Mataram, Selasa (13/2/2018). Agenda pencabutan undian nomor urut ini ramai dihadiri masing-masing pendukung dari ke empat Paslon.
Dalam pencabutan nomor urut tersebut,masing-masing paslon mengambil kertas yang digulung. Dalam pencabutan nomor tersebut, nomor urut 1 diperoleh pasangan Suhaili-Amin yang diusung Partai Golkar, Nasdem, dan PKB. Kemudian nomor urut 2 diperoleh oleh pasangan Ahyar-Mori yang diusung enam partai, yaitu Gerindra, PAN, PPP, PDI Perjuangan, PBB, dan Hanura.
Sementara nomor urut 3 didapat pasangan Zul-Rohmi yang diusung dua partai, yaitu Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pasangan Ali-Sakti yang maju melalui jalur independen memperoleh nomor urut 4. Setelah penetapan nomor urut paslon ini, selanjutnya paslon sudah bisa memulai masa kampanye secara resmi. Batas masa kampanye akan dimulai Kamis 15 Februari sampai 23 Juni 2018.
Arti
Nomor Urut
Berbagai terjemahan dibuat oleh
para Paslon memaknai nomor urut yang telah mereka peroleh dalam pengundian nomor urut kemarin.
Ada yang memaknai sebagai nomor keberuntungan, ada juga calon yang memaknai
nomor urutnya biasa-biasa saja.
Pasangan Suhaili-Amin yang
memperoleh nomor urut satu (1), memaknai nomor urut satu mengisyaratkan bahwa
ia akan memenangi Pilkada serentak NTB 2018. ‘’Ini isyarat bahwa kami akan memenangi Pilkada NTB
2018,’’ katanya yakin.
Bupati Lombok Tengah dua periode
ini berkata demikian, bukan tanpa alasan. Menurutnya, nomor urut satu yang ia
peroleh merupakan pertanda akan terjadi pengulangan sejarah Pilkada
NTB 2013 silam. Dimana pasangan calon nomor urut satu, yakni pasangan Dr. TGH. M.
Zainul Majdi-Muh. Amin (TGB-Amin) keluar sebagai pemenangnya. Demikian juga
halnya dalam Pilkada NTB 2018 ini, pemegang nomor urut satu juga akan keluar sebagai
pemenangnya, kata Suhaili dengan penuh keyakinan.
Cagub yang diusung oleh koalisi
tiga partai ini yakni Golkar, PKB dan Nasdem ini mengatakan, adapun hal yang
mengikat dua peristiwa antara Pilkada 2013 dan pilkada 2018 ini, yakni
sosok Muh. Amin.
Di mana saat ini Muh.Amin sedang menjabat sebagai Wakil Gubernur NTB hasil Pilkada 2013. Untuk itu ia berkesimpulan
bahwa nomor urut 1 merupakan angka hoki yang dibawa oleh sosok Amin, untuk
kembali menjadi Wakil Gubernur NTB pada Pilkada 2018 ini.
“Jadi ini akan ada pengulangan
sejarah untuk NTB. Pilkada 2013, itu pasangan TGB-Amin yang menang dengan nomor
urut 1. Sepertinya hari ini juga, karena masih ada Pak Amin bersama saya, sehingga tetap akan
terjadi pengulangan sejarah, bahwa Pilkada NTB 2018 akan dimenangkan oleh
TGB-Amin juga, Tuan Gendut Bodak (TGB)- Amin,” ujar Suhaili yang menyebut
dirinya sebagai TGB akronim dari Tuan Gendut Bodak.
Bagaimana dengan pasangan Ahyar Abduh-Mori Hanafi
(Ahyar-Mori)? Pasangan ini juga tidak mau kalah dalam memaknai nomor urut 2 yang
mereka peroleh. Pasangan ini malah lebih kreatif lagi menerjemahkan arti nomor
urut yang mereka dapatkan.
Menurut Ahyar, nomor
urut 2 yang diperolehnya sudah diprediksi sebelumnya. Karena nomor urut 2 menurutnya
menjadi simbol dari pasangan Ahyar-Mori sendiri, yakni yang memaknai Dwi
tunggal Ahyar-Mori. Selanjutnya, nomor 2 juga menggambarkan keterwakilan dua
pulau, Sumbawa dan Lombok dalam pasangan ini, dan juga sekaligus menyimbolkan
perwujudan dari dua generasi dalam pasangan Ahyar-Mori, yakni tua-muda.
“Alhamdulillah kita dapat snomor dua, sudah ada firasat
saya sebelumnya.Bagi saya nomor dua itu sangat baik bagi kami, pertama lebih
gampang untuk diingat. Nomor dua juga sebagai simbol, perwujudan dari
perimbangan dua pulau,’’ cetus Ahyar sambil mengangkat salam dua jari.
Sementara pasangan dengan nomor
urut 3, Dr. Zulkieflimansyah-Dr. Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) justru
berpendapat berbeda dengan dua pasangan calon lainnya itu. Menurut Dr.
Zul, tidak ada hal yang dianggapnya
luar biasa dan istimewa dari nomor urut 3 yang ia peroleh.
“Biasa-biasa saja, semua nomor
sama saja. Ndak ada yang aneh-aneh,
saya kira kita harus mulai mengajak
masyarakat agar tidak fanatik dengan nomor-nomor, karena
banyak mistik bahaya juga itu,” ucap politisi PKS yang dikenal kalem dan santun
ini.
Meski demikian, bukan berarti ia
tidak percaya soal keberuntungan. Hanya saja ia ingin memberikan edukasi politik kepada
masyarakat untuk berpolitik menggunakan akan sehat. Sehingga proses demokrasi
berjalan dengan sehat, tidak diciderai oleh fanatisme yang berlebihan.
“Ya keberuntungan tentu ada, ya tapi kita lihat masyarakat harus
semua dicerdaskan. Semua calon bersahabat, dan tinggal tim sukses jangan bikin
panik dan buat kondisi tidak kondusif karena kefanatikan masing-masing. Semua (calon)
kami bersahabat baik,’’ ujarnya.
Lalu bagaimana dengan nomor urut 4, pasangan Ali BD-Gede Sakti (Ali-Sakti). Pasangan ini malah sangat optimistis dengan makna di balik angka 4 yang menjadi nomor urut. Nomor 4 sebagai simbol yang menandakan bahwa ia akan memperoleh dukungan paling
besar dari tiga kandidat lawannya. Dengan dukungan paling besar yang akan ia
peroleh itu akan mengantarkannya menjadi pemenang dalam Pilkada
NTB 2018.
‘’Oh
itu angka yang menang ya.
Itu angka yang paling besar,
(dari nomor urut yang lain).
Ini menandakan, saya
dipilih oleh masyarakat yang paling besar (banyak). Karena itu saya pasti
menang dan akan kalah semua yang tiga itu ya,” ucap politisi yang dikenal
nyentrik dan penuh kontroversi ini. (Hiswandi)