Be Your Inspiration

Tuesday, 19 March 2019

Lombok dan MotoGP, Interelasi Dua Kultur untuk Tingkatkan Ekonomi

Pengamat Ekonomi Universitas Mataram Dr. M. Firmansyah.

Dari perspektif ekonomi, kehadiran sirkuit dan event MotoGP di Lombok sudah pasti akan memberi efek ekonomi yang besar bagi daerah dan masyarakat. Namun memaksimalkan potensi MotoGP menjadi efek berganda bagi ekonomi yang lebih luas merupakan tugas bersama.
PENGAMAT Ekonomi dari Universitas Mataram Dr. M.Firmansyah kepada Ekbis NTB mengatakan, pemerintah daerah dan semua stakeholder sebaiknya membuat sebuah relasi antara Lombok dengan MotoGP. Upaya interelasi dua kultur ini bisa menjadi daya ungkit ekonomi yang lebih luas.
Menurutnya, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk interelasi dua kultur tadi, mulai dari mencari tagline baru untuk mempromosikan pariwisata hingga melatih UMKM untuk membuat suvenir menarik dari kehadiran MotoGP tersebut.
‘’Mulai sekarang kita buat relasi Lombok dengan MotoGP menjadi satu kesatuan promosi. Ini butuh sebuah sentuhan. Karena sebagian UMKM kita hanya memproduksi sesuatu apa yang sudah umum dikerjakan. Nah, keluar dari keumuman itulah yang kita akan lakukan,’’ jelasnya.
Ia mengatakan, kekayaan lokal yang selama ini menjadi daya tarik wisata sebaiknya mulai dikombinasikan dengan kehadiran MotoGP, karena event tersebut selama ini menjadi magnet bagi jutaan penggemar di dunia.
‘’Bukan hanya branding, juga implentasi dari apa yang sudah dihasilkan. Misalnya membuat suvenir Gendang Beleq dengan kombinasi MotoGP. Interelasi dua kultur, Lombok dan keberadan MotoGP,’’ terangnya.
Untuk itulah pemerintah daerah sebaiknya mulai dari sekarang memberi pelatihan kepada pelaku UMKM terutama yang terkait dengan pariwisata agar keterampilannya bisa meningkat. Terutama dalam membuat produk-produk yang dikaitkan dengan event MotoGP.
Secara umum ia melihat, ada dua kemanfaatan ekonomi dari hadirnya beragam investasi di KEK Mandalika dan sirkuit MotoGP yaitu modal yang masuk serta orang yang masuk. Modal yang masuk lewat investasi MotoGP tentulah sangat jumbo, baik berupa infrastruktur utama atau infrastruktur pendukung. ‘’Modal yang masuk itu harus disertai dengan keterlibatan tenaga kerja lokal dalam pengerjaan proyek sirkuit MotoGP tersebut,’’ katanya.
Master plan Mandalika Race Sircuit 
Selanjutnya, kemanfaatan besar berupa orang yang masuk untuk tujuan berwisata atau menyaksikan event balapan MotoGP. Agar penonton tidak hanya datang untuk menyaksikan para pembalap beraksi di lintasan. Maka harus dibuat sebuah cara agar mereka memberi manfaat bagi entitas ekonomi yang lain. Mulai dari kemanfaatan untuk UMKM setempat, penjual suvenir, pelaku usaha hotel, restoran. Kemudian transportasi lokal, penyedia atraksi, dan penyedia jasa lainnya.
‘’Kalau hanya sekadar nonton balapan. Tidak akan maksimal memberi kemanfaatan ekonomi. Namun bagaimana agar fasilitas lain bisa terangkat namanya gara-gara MotoGP itu,’’ saran Firmansyah.
Hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah kebersihan destinasi wisata dan pengelolaan sampah. Masalah kebersihan lingkungan wisata memiliki keterkaitan erat dengan tingkat kunjungan dan image sebuah destinasi wisata. Sehingga ia mendorong Pemda dan masyarakat untuk menjaga kebersihan destinasi untuk memaksimalkan potensi bisnis pariwisata yang besar ini.
 Indonesia Siap Gelar MotoGP
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kesiapan Indonesia untuk menyelenggarakan MotoGP tahun 2021 mendatang, di Mandalika, NTB. Kesiapan ini, selain organisasi, juga termasuk infrastruktur untuk penyelenggaraan MotoGP 2021 itu.
‘’Saya sampaikan bahwa kita siap,’’ tegas Presiden Jokowi kepada wartawan usai menerima Chief Executive Officer (CEO) Dorna, Carmelo Ezpeleta, dan Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer, dan beberapa Pembalap MotoGP, di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (11/3).
Menurut Presiden, kedatangan CEO Dorna itu ingin mendapatkan keyakinan kesiapan Indonesia, baik dalam organisasi maupun infrastruktur menuju ke sana, karena sudah ada tanda tangan kerja sama antara ITDC dan Dorna terkait penyelenggaraan MotoGP 2021 mendatang.
Presiden mengingatkan, menyelenggarakan event sebesar Asian Games yang diikuti peserta dari 35 negara saja kita siap. Karena itu, untuk MotoGP 2021 ini, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk optimistis. ‘’Kita harus optimis, harus optimis,’’ ujarnya.
Ditegaskan Presiden Jokowi, bahwa kesiapan Indonesia sudah rampung. Dengan pendekatan menunjukkan lokasinya seperti ini dan memberitahu pada mereka bahwa kita siap untuk berinvestasi di Mandalika dalam rangka untuk mendapatkan hak penyelenggaraan MotoGP.
Mengenai lokasi penyelenggaraan MotoGP 2021 yang merupakan street circuit di Mandalika, menurut Presiden Jokowi, telah dipuji oleh CEO Dorna Carmelo Ezpeleta. ‘’Pantainya indah dan sirkuitnya itu mepet dengan pantai. Ini berarti kita akan dapat dua kemanfaatan. Selain olahraga, pariwisata juga secara brand akan terangkat dan Mandalika mendapatkan manfaat karena investasi ini,’’ ujarnya.
Presiden menjelaskan, pemerintah sudah memutuskan mengenai pengembangan Mandalika itu, yang akan menjadi satu dari 10 destinasi wisata baru Indonesia selain Bali. Turut mendampingi.
Presiden Joko Widodo mencoba salah satu motor yang dipergunakan di ajang MotoGP di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. (Sekretariat Kabinet)
Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrowi mengemukakan, pemerintah betul-betul telah mengupayakan sebuah sejarah. Lahirnya sebuah sejarah MotoGP di Indonesia, dan ini betul-betul telah diupayakan secara maksimal oleh  ITDC sebagai pengelola dari kawasan Mandalika.
‘’Sekarang pihak Dorna Sport SL, Carmelo Ezpeleta betul-betul mendapat kepastian secara langsung dari Bapak Presiden bahwa pemerintah akan mendukung penuh persiapan baik infrastruktur, penyelenggaraan maupun prestasi sendiri,’’ katanya usai mendampingi Presiden menerima ITDC dan Dorna di Istana Kepresidenan Bogor.
Menpora menilai, ini adalah kabar gembira bagi seluruh penggemar Moto GP di Indonesia bahwa kita akan menjadi tuan rumah nanti di Moto GP Mandalika. Diakui Menpora, tentu banyak pertanyaan kenapa tidak di tempat lain yang dulu pernah jadi isu. Yang penting, menurut Menpora, sekarang Indonesia sudah memperoleh kepastian bahwa itu akan diselenggakan tahun 2021 nanti di kawasan Mandalika.
Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo  itu, Menpora Imam Nahrawi menjelaskan, bagaimana komitmen pemerintah nanti membantu ITDC karena ini bukan semata-mata Indonesia menjadi penyelenggara yang baik. Tetapi harus punya dampak yang lebih luas lagi bagi sektor ekonomi pariwisata maupun sektor prestasi olahraga.
Selain itu, juga disampaikan dari sisi pemenuhan infrastruktur seperti yang disampaikan oleh Presiden agar ada jalan tembus dari bandara ke Mandalika, kemudian perpanjangan runway di bandara. Juga soal pelabuhan karena nanti yang datang minimal 100 ribu orang tentu Lombok belum memungkinkan untuk ketersediaan kamar hotel, tetap dibutuhkan pelabuhan yang bisa akses langsung cepat ke Bali.
‘’Di Bali tentu dari sisi ketersediaan hotel itu pasti lebih banyak lagi. Jadi, itu tiga hal selebihnya ITDC tadi diminta koordinasi dengan Kementerian Pariwisata agar beberapa kewajiban-kewajiban sebelum dilaksanakannya 2021 itu bisa terpenuhi dengan baik,’’ terang Menpora. (Faris/Setkab)
Share:

Thursday, 14 March 2019

AirAsia Indonesia Tandatangani Kerjasama dengan Pemprov NTB


Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah (Kiri) dan Direktur Utama PT. AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menandatangani naskah kerjasama di Tangerang Banten, Kamis (14/3/2019) 
Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah menandatangani nota kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding)  dengan PT. Indonesia AirAsia yang diwakili Direktur Utamanya, Dendy Kurniawan, untuk tujuan pengembangan penerbangan dan dukungan peningkatan pariwisata di Nusa Tenggara Barat di Kantor Air Asia di Jalan Marsekal Suryadharma Kota Tangerang Banten, Kamis (14/03/2019).

Gubernur Zulkieflimansyah menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepakatan bersama itu  adalah tindak lanjut konkret dari dua pertemuan antara Pemprov NTB dengan PT. Indonesia AirAsia  sebelumnya. Pascapenandatanganan MoU, Air Asia akan menambah rute penerbangan langsung (direct flight) Perth (Australia) – Lombok dengan menempatkan dua pesawat di Bandara Internasional Lombok dan menambah frekuensi penerbangan Kuala Lumpur – Lombok menjadi lebih dari dua kali sehari.

“Ini ikhtiar cepat dan akselerasi untuk membangkitkan dan menggairahkan kembali perekonomian NTB pascabencana dari sektor pariwisata. Kerjasama dalam memperbanyak rute penerbangan domestik dan internasional, terutama direct flight, dengan AirAsia akan sangat membantu dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan asing ke Lombok dan Sumbawa,” kata Zulkieflimansyah dalam sambutannya sebelum penandatanganan MoU.

Bukti bahwa kerja sama itu konkret dan cepat, disebutkan oleh Zulkieflimansyah bahwa tiket penerbangan dari Perth ke Lombok sudah bisa dipesan mulai Kamis 14 Maret 2019.

“Mudah-mudahan dengan semakin banyaknya armada maskapai, rute dan frekuensi penerbangan, akan menurunkan harga tiket dan ujung-ujungnya bakal semakin banyak wisatawan nusantara dan mancanegara yang kembali berkunjung ke NTB” imbuh Gubernur Zul.

Hal senada dibenarkan Dirut PT. Indonesia Air Asia, Dendy Kurniawan. Bahkan, menurut Dendy Kurniawan, acara hari ini adalah sejarah baru bagi Air Asia Indonesia, karena pertama kalinya seorang gubernur datang dan menandatangani kerja sama bidang penerbangan.

“Kami merasa bangga dan terhormat karena ini baru pertama kalinya kantor kami dikunjungi gubernur dan sekaligus menandatangani sebuah kerjasama. Dan kami sepakat untuk mendukung kebangkitan perekonomian NTB pascabencana gempa bumi lalu, melalui sektor pariwisata dan tentunya kapasitas kami sebagai sebuah maskapai penerbangan dalam penyelenggaraan penerbangan ke NTB.” papar Dendy.

Dendy juga menekankan dalam waktu dekat akan menempatkan dua pesawat Air Asia di Lombok untuk melayani rute baru direct flight Perth – Lombok dan penambahan frekuensi baru Kuala Lumpur – Lombok. Selanjutnya juga akan membuka rute baru Yogyakarta dan Bali pada pertengahan tahun ini.
Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah didampingi Kepala Dinas Pariwisata L. Moh. Faozal pose bersama dengan jajaran AirAsia Indonesia
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Zulkieflimansyah juga berharap dukungan dari Air Asia terkait akan digelarnya balapan MotoGP di sirkuit Mandalika pada 2021.

“Lombok akan menjadi tuan rumah balapan MotoGP pada 2021, dan kontraknya akan berjalan selama 3 tahun atau 3 musim balapan. Saat ini kami juga sedang membangun sirkuit jalan raya berkelas internasional untuk balapan MotoGP. Kami berharap, jaringan luas Air Asia di lingkup global mau membantu dalam sosialisasi dan memperkenalkan Sirkuit Mandalika menjelang MotoGP Lombok 2021 nanti.” Sebut Zul.

Baca Juga :LIA Jadi Hub AirAsia

Pembangunan sirkuit dan gelaran balapan MotoGP Lombok, disebutkan Zul akan mampu menyerap tenaga kerja hingga 7 ribu orang. Sementara jumlah penonton diperkirakan mencapai 300 ribu dari domestik dan mancanegara. Itu menjadi potensi bagi maskapai penerbangan seperti Air Asia untuk turut mengambil kue penumpang pesawat ke Lombok.

Dendy merespon positif harapan Gubernur NTB, dengan menyatakan bakal menggerakkan 97 juta database jaringan Air Asia global untuk membantu sosialisasi Sirkuit MotoGP Mandalika Lombok.

“Kami sangat mendukung promosi sirkuit MotoGP di Lombok. Ada 97 juta database Air Asia yang bisa kami gerakkan untuk meningkatkan awareness publik dunia bahwa salah satu seri balapan MotoGP akan digelar di Lombok Indonesia pada 2021 mendatang.” tambah Dendy.

Sebagai informasi, balapan MotoGP di Indonesia pernah digelar pertama kali di Sirkuit Sentul Bogor Jawa Barat pada tahun 1997 silam. 24 tahun setelahnya, baru akan digelar kembali di Lombok NTB.

Dalam penandatanganan nota kesepakatan bersama tersebut, Gubernur NTB didampingi Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu M. Faozal dan ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB Anita Ahmad dan sejumlah pengurus lain. (Marham/Humas NTB)
Share:

Monday, 11 March 2019

Gubernur NTB Bahas Rencana Kerjasama dengan Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya

Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah (kiri) menerima Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Mark McGovern di ruang kerjanya, Senin (11/3/2019)
Gubernur NTB,  Dr.  Zulkieflimansyah menerima Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya Jawa Timur,  Mark McGovern, di Ruang Kerja Gubernur,  Senin (11/3/2019). Pertemuan yang berlangsung akrab itu membahas sejumlah hal. Termasuk rencana kerjasama antara Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Amerika Serikat.

Gubernur menjelaskan beberapa program yang bisa dikolaborasikan dengan negeri Paman Sam itu,  di antaranya pengiriman pemuda NTB untuk melanjutkan pendidikan ke USA dan Program Zero Waste. Gubernur akan menyambut baik apabila Pemerintah Amerika Serikat bisa memfasilitasi dan menyukseskan program tersebut.

"Kami mengirim pemuda NTB itu ke luar negeri agar mereka memiliki pengalaman yang berbeda. Sehingga rasa ke-Indonesia-an mereka itu betul-betul terasa, " jelas Doktor Zul,  sapaan akrabnya.

Selain,  pengiriman pemuda ke luar negeri,  Doktor Zul menyebut juga program Zero Waste berpotensi untuk dikerjasamakan.  Dirinya, bersama Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah bertekad untuk menyukseskan program ini, yaitu dengan menghadirkan industri pengolahan sampah di NTB.

"Kami sangat bahagia kalau ada wilayah di Amerika itu yang sukses mengolah sampah.  Kami akan studi banding ke sana, " kata Gubernur.


Sementara itu, Konsul Jenderal Amerika Serikat, yang berkantor di Surabaya,  Mark McGovern mengaku takjub dengan program yang dijalankan Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini. Apalagi jelasnya,  anak-anak yang dikirim tersebut bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat NTB yang lainnya. Bahkan, mendengar penjelasan gubernur terkait anak-anak NTB ini tidak mesti pulang ke NTB,  namun mengisi ruang-ruang penting di Jakarta,  ia mengaku itu sebagai ide yang luar biasa.

"It's fantastic. Kami di Kedutaan yang di Jakarta juga memiliki banyak program untuk NTB, " ungkapnya.

Terkait sejumlah program itu,  ia menjelaskan Pemerintah Amerika memiliki banyak program yang bisa dikerjasamakan. Termasuk di bidang pendidikan. Karena itu, dalam waktu dekat ia akan mencoba mendetailkan rencana tersebut,  dengan menyelaraskan dengan program pendidikan Pemerintah USA. Terkait Program Zero Waste,  peluang kerja sama juga bisa dilakukan. (Marham/Humas NTB)
Share:

ILO Dukung Pengembangan SDM Pariwisata NTB


Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah menerima tim join scoping mission Kemenko Bidang Kemaritiman di ruang kerjanya, Senin (11/3/2019)
Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyambut baik dukungan dari International Labor Organization (ILO) yang tergabung dalam tim join scoping mission Kemenko Bidang Kemaritiman yang akan membantu pemerintah dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pengembangan kepariwisataan di Provinsi NTB.
“Saat ini NTB juga telah memiliki sekolah pariwisata yakni Poltekpar, disamping beberapa sekolah pariwisata lainnya di beberapa tempat di NTB, yang tentunya untuk menunjang peningkatan SDM di bidang pariwisata”, ujarnya saat menerima tim ILO, di Ruang Kerjanya, Senin, (11/3/2019).

Pemerintah sangat menyambut baik hal ini, lanjut Wagub lebih-lebih, saat ini pemerintah sedang giat-giatnya membangun Desa Wisata sebagai destinasi baru wisatawan yang berkunjung ke NTB. Dengan adanya Tim ILO ini akan sangat membantu sekali dalam meningkatkan SDM pelaku-pelaku yang berkaitan dengan pariwisata.

Dijelaskan Wagub, salah satu program pendukung pariwisata NTB saat ini adalah Zero Waste, di mana ini merupakan impian pemerintah untuk membuat NTB bersih, indah dan sehat dengan bebas sampah. Hal ini harus dimulai dari hulu, yakni desa dengan pembentukan satu desa, satu bank sampah.

“Kita ingin membangun potensi desa, dengan rasa cinta kepada lingkungannya, sehingga sampah bisa mendatangkan berkah, ke depan kami tidak ingin sampah memenuhi sungai dan laut kita lagi”, ujarnya.
Ia menambahkan, NTB memiliki potensi pariwisata yang multidimensi, mulai dari wisata Pantai, Gunung, Seni, Budaya dan Handicraft. Lebih-lebih saat ini kawasan Mandalika dengan MotoGP pada tahun 2021, untuk menyambut itu kita memerlukan SDM masyarakat yang unggul. “Jangan sampai masyarakat kita jadi penonton dengan kemajuan-kemajuan di NTB ini,” tandasnya.

Sementara itu, pimpinan rombongan dari Kemenko Bidang Maritim Suhendar menjelaskan,  ILO yang tergabung dalam tim join scoping mission, Kemenko Bidang Kemaritiman akan membantu pemerintah dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), untuk pengembangan kepariwisataan di Provinsi NTB.

Di Indonesia tempatnya ada dua saat ini, yakni di Danau Toba dan Lombok, NTB. “Tujuannya untuk perbaikan SDM yang berkaitan dengan pariwisata”, jelasnya.

Untuk itu, tim ILO membutuhkan keterangan dan data terkait program-program kepariwisataan yang sedang berjalan di NTB. Selain memperoleh data, tim juga akan terjun langsung ke lapangan untuk melihat situasi pariwisata di NTB. (Humas NTB)

Share:

Sunday, 3 March 2019

Dukung Program Zero Waste, Warga Lingkar Kawasan Mandalika Dilatih Kelola Sampah


Pedagang di kawasan Pantai Tanjung A’an dilatih mengolah sampah.
Puluhan pedagang dan warga yang ada di kawasan Pantai Tanjung A’an, mendapat pelatihan khusus pengelolaan sampah dari Indonesia Tourism Development Corporatioan (ITDC) selaku pengelola kawasan The Mandalika Kuta, selama tiga hari sejak Kamis (28/2/2019). HarapanNya, masyarakat bisa mengelola sampah supaya tidak mengotori destinasi wisata yang ada. Bahkan bisa mendatangkan manfaatnya bagi warga lingkar kawasan.

Pelatihan tersebut sekaligus sebagai salah satu upaya mendukung program pemerintah provinsi dalam mewujudkan NTB Zero Waste. “Melalui pelatihan paradigma berpikir masyarakat soal sampah coba kita ubah. Bahwa sampah bisa menjadi barang yang bernilia jual dan bermanfaatnya,” Direktur Keuangan dan Strategi Korporat ITDC, Nusantara Suyono, Jumat (1/3/2019).

Ia menjelaskan total ada 25 pedagang dan warga yang dilatih Dengan menggandeng tim dari Bank Sampah NTB. Di mana nantinya, tim Bank Sampah NTB Mandiri akan terus mendampingi pedagang dan warga sampai pada terbentuknya bank sampah di kawasan tersebut, sehingga pelatihan diberikan ada keberlanjutannya dan tidak hanya sampai pelatihan saja.

Nusantara menjelaskan, persoalan sampah memang menjadi perhatian utama bagi pihak ITDC, karena bicara pariwisata tentu tidak akan bisa lepas dari persoalan kebersihan. Sementara sampah di kawasan The Mandalika Kuta sampai sejauh ini belum terkelola dengan baik.

Terlebih kawasan Pantai Tanjung A’an merupakan salah satu destinasi wisata andalan yang ada di kawasan The Mandalika Kuta. Untuk itu, diperlukan upaya kongkrit dalam mengelola sampah di kawasan tersebut. Supaya tampilan kawasan tersebut bisa semakin indah dan bisa memancing minat wisatawan untuk datang berkunjung.  

Camat Pujut Lalu Sungkul menambahkan, pemilahan sampah merupakan program yang positif dan harus segera diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat kebersihan merupakan tolak ukur utama dalam suatu kawasan destinasi pariwisata. Sampah tidak melulu menjadi hal yang tidak berguna, tapi bisa disulap menjadi suatu barang yang memiliki nilai ekonomi.

Selain bisa berguna bagi masyarakat, itu juga bisa mengurangi beban pemerintah terkait pengelolaan sampah di TPA, karena sebelum sampai di TPA, sampah dikelola terlebih dahulu. “Sampah yang dibuang ke TPA itu nantinya, memang benar-benar sampah yang sudah tidak bisa dikelola oleh masyarakat. Selama masih bisa dikelola dan didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat, sampah tidak perlu dikirim ke TPA,” tandasnya. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Sambut MotoGP di Indonesia, Blue Bird Siap Tambah Investasi

Mobil operasional Lombok Taksi dengan 7 tempat duduk
Banyak kalangan di Indonesia telah mengetahui Lombok akan menjadi tuan rumah pelaksanaan MotoGP di Indonesia pada 2021 mendatang. Optimisme akan kemajuan daerah ini sangat diyakini kedepannya. Karena itu, Blue Bird, sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa angkutan umum darat (taksi) akan ikut memberikan dukungan.


Direktur PT. Blue Bird Tbk, Andrianto Djokosoetono SP, MBA menyatakan komitmen tersebut. Blue Bird siap menambah investasinya di Lombok untuk mendukungnya sebagai tuan rumah pelaksanaan MotoGP.

“Kita mau partisipasi lebih banyak bukan taksi saja, rent car akan kami kembangkan, bus pariwsiata kami kembangkan, shuttle bus juga kami kembangkan. Kami akan sesuikan dengan kebutuhan di sini,” kata Andrianto saat peluncuran Taksi 7 Seater di Pool Lombok Taksi, Jumat (1/3/2019) .


Tidak disebut besaran investasi yang akan ditambahkan dari sisi nilainya untuk menyambut pelaksanaan MotoGP 2021. Blue Bird juga mempersiapkan teknologi layanan yang lebih baik. Terutama dalam hal pelayanan melalui aplikasi. Andrianto mengatakan NTB, Lombok di dalamnya adalah pariwisata sebagai salah satu industri utama. Blue Bird ingin menjadi catalis pelayanan pariwisata supaya pilihannya menjadi lebih lengkap.

“Saya di pesawat membaca berita yang sama di koran nasional, bahwa NTB akan semakin maju pembangunan pariwisatanya. Apalagi dengan adanya KEK Mandalika dan dibangunnya sirkuit MotoGP. Rasanya saya melihat Lombok itu terpesona,” ujarnya.


Hal itulah yang membuat Blue Bird semakin siap menambah investasinya untuk mengakseslerasikan pembangunan di daerah ini. Andrianto mengatakan , Blue Bird berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dari sisi keamanan dan kenyamanan pelanggan, siapa saja yang datang ke daerah ini. Terutama wisatawan.

Untuk memberikan yang terbaik, lanjut Andrianto, salah satunya komitmen yang dijalankan adalah menempatkan driver-driver taksi terbaik. Para driver ini tidak saja memberikan pelayanan sebagai pengemudi dan antar jemput penumpang.


Lebih luas lagi, driver difungsikan sebagai juru bicara tentang seluruh sektor-sektor potensial yang ada di daerah. Berbagai sisi, kata Andrianto untuk mendukung Lombok, NTB ini sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia.

“Kami di setiap pool menyediakan ruangan training untuk melaksanakan standar pelayanan yang aman dan nyaman kepada penumpang. Karena kesan pelayanan ini juga yang akan merepresentasikan daerah. Kami mantapkan terus attitude dan knowledge pengemudi untuk mendukung Lombok sebagai destinasi wisata internasional,” demikian Andrianto. (Bulkaini/Suara NTB)

Share:

Friday, 1 March 2019

Sesiru Matak Pade Rou, Tradisi Lokal Desa Beriri Jarak Jadi Daya Tarik Wisatawan

Wisatawan turut menumbuk padi saat acara Matak Pade Rau di Desa Beriri Jarak, kecamatan Wanasaba, Lotim,  Kamis (28/2/2019)

MATAK Pade Rau atau panen memetik padi sebuah tradisi lokal masyarakat Suku Sasak khususnya di Desa Beriri Jarak dihidupkan kembali. Aktivitas Sesiru Matak Pade Rau yang dirangkai dengan kegiatan menggiling padi hasil panen itu menjadi daya tarik bagi wisatawan.


Kepala Desa Beriri Jarak, Lalu Pauzi kepada Suara NTB mengatakan, kegiatan Matak Pade Rau ini menjadi tradisi warganya yang sudah turun temurun. Harapannya kegiatan ini tetap dilestarikan. Anak-anak muda sebagai generasi penerus diarahkan untuk terus digelar. Termasuk menjaga kondisi alam.

Kegiatan Matak Pade Rau ini coba dikemas Desa Beriri Jarak dengan kegiatan festival. Tujuannya untuk menggerakkan masyarakat untuk bisa mengubah pola pengolahan lahan. Utamanya mengolah yang tadah hujan dengan luasan 273 hektare. Dipilih komoditas yang ditanam adalah varietas beras merah.


Diterangkan ada budaya sesiru yang sudah melekat lama di tengah masyarakat. Sesiru kata Kades bermakna tolong menolong. Masyarakat yang memiliki petak sawah itu suatu waktu bersama-sama dengan yang lainnya saling bantu. ‘’Dibantu oleh tetangganya dalam satu lokasi,’’ terangnya.
Beriri Jarak merupakan desa penghasil beras merah. Beras merah ini diharapkan terus dikembangkan ke depan karena memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Di samping itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Setelah  panen, mengolah padi merah tidaklah sama dengan mengolah padi biasa. Padi beras merah ini tidak bisa digiling menggunakan mesin penggiling. Karenanya ada tradisi nujak atau menumbuk padi secara bersama-sama. Tidak digiling karena dikhawatirkan kualitas rasa akan hilang. ‘’Kalau digiling, warnanya akan putih,’’ terangnya.
Petani menggunakan baju adat saat Sesiru Matak Pade Rou di Desa Beriri Jarak Kecamatan Wanasaba Lombok Timur
Tradisi menumbuk padi secara beramai-ramai terus akan dikembangkan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan keaslian beras merah hasil panen lahan di Beriri Jarak. Ada media alat tradisional yang harus tetap dijaga.


Tradisi menumbuk padi diakui sudah terancam hilang seiring dengan kehadiran teknologi yang memudahkan warga untuk menghasilkan beras dalam waktu yang cepat. Produksi beras merah ala warga Beriri Jarak ini diharapkan bisa tetap bertahan. Apalagi melihat kualitas beras merah sangat baik untuk konsumsi. Di tengah gencarnya pemerintah mengampanyekan penanganan stunting, salah satu caranya  bisa dengan konsumsi beras merah.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Lotim, Muhir mengatakan aktivitas Matak Pade Rau yang digelar masyarakat Desa Beriri Jarak Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur (Lotim)  ini sangat bagus untuk dipertahankan. Nilai-nilai budaya yang sudah lama dan terancam punah harus diselamatkan. Salah satu caranya dengan menggelar acara yang dirangkai dengan berbagai kegiatan tradisional ala masyarakat Desa Beriri Jarak.

Lotim memiliki banyak nilai-nilai budaya lokal atau local wisdom yang belum digali. Nilai-nilai tersebut jika dituangkan dalam berbagai acara akan menjai daya tarik bagi wisatawan yang datang. Seperti terlihat saat wisatawan melakukan aktivitas menumbuk padi. Mereka sangat antusias dan cukup bersemangat. (Rusliadi/Lombok Timur)

Share:

Wednesday, 27 February 2019

BRT di Kota Mataram Terancam Jadi Besi Tua

BRT yang terparkir rapi di Pool Damri Sweta Mataram. BRT ini tidak difungsikan, karena tidak memiliki biaya operasional. 
Kota Mataram termasuk kota yang mulai mengalami persoalan transportasi. Khususnya transportasi darat, di beberapa titik. Kemacetan, ruas jalan yang sempit, ketidakdisiplinan berlalu lintas jadi masalah. Pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang jauh meninggalkan pertumbuhan jalan serta pertumbuhan pusat kegiatan yang tidak seiring dengan peningkatan kapasitas dan pembukaan akses, melengkapi persoalan transportasi darat.


Mencermati persoalan ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), akhirnya membantu NTB (Kota Mataram), mengatasi persoalan transportasi itu. Sebanyak 25 unit Bus Rapid Transit (BRT) didistribusikan tiga tahun yang lalu. Namun ironis, BRT tidak dimanfaatkan secara maksimal.  Awal-awal saja sempat difungsikan. Kini BRT sudah tidak terlihat lagi di jalan-jalan Kota Mataram. Keberadaan BRT, seolah-olah mubazir dan terancam jadi besi tua.

Pemerintah Pusat melalui Kemenhub mengajukan penyelenggaraan BRT  yang mulai uji coba penerapannya, salah satunya di Kota Mataram sejak tiga tahun lalu. Konsep BRT merupakan sistem angkutan massal yang terintegrasi di setiap koridor. Kehadiran BRT bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi dalam kota. Namun sayangnya kebijakan penerapan BRT ternyata belum dapat terselenggara dengan baik.

Awal penerapan BRT, Kemenhub menurunkan sebanyak 25 unit. BRT-BRT ini sempat terlihat lalu lalang mengisi jalanan di Kota Mataram. Secara bersamaan, untuk menunjang operasional BRT, pada setiap tempat pemberhentiannya disediakan halte.


Sejalan dengan tidak maksimalnya fungsi BRT ini, halte-halte yang tersebar di sejumlah titik di Kota Mataram nasibnya juga sama, mubazir. Halte-halte hanya jadi tempat bermain anak-anak sekolah, bahkan menjadi tempat peristirahatan bagi pejalan kaki. Bukan tempat menunggu untuk menanti BRT.

Ekbis NTB, Sabtu (23/2/2019) memantau langsung keberadaan BRT yang telah diserahkelolakan oleh pemerintah daerah kepada Perum Damri, karena keterbatasan pemerintah daerah dalam mengoperasikannya. Di pool Perum Damri di Sweta Mataram, 15 bus berukuran jumbo ini terparkir rapi. Ternyata dari 25 unit, 10 di antaranya sudah ditarik oleh Kemenhub dan dikirim ke Bandung karena beroperasi tak sesuai harapan di Kota Mataram. Bus-bus inilah yang paling besar di sana, ia dapat dikenal dari warnanya, seluruhnya biru. Pada bagian samping dan belakang bus, di tempel stiker ajakan kepada masyarakat untuk menggunakan angkutan umum ini.  ‘’Ayo Naik Bus, Biar Nggak Bikin Macet’’.

BRT-BRT ini diparkir berjejer melawan terik panas, dan embun. Bus-bus ini diparkir di halaman pool Perum Damri. Dilihat dari fisiknya, BRT ini masih bagus, mulus. Belum aca lecet , ataupun onderdil luar yang diganti. Meski tidak dioperasikan, Perum Damri harus merogoh biaya untuk maintenance. Setidaknya, untuk setiap kali memanaskan mesin-mesinnya setiap hari. ‘’Sementara ya kita panaskan mesinnya saja setiap hari,’’ kata Sumijan, General Manajer Perum Damri Mataram kepada Ekbis NTB.


Untuk mengoperasikan seperti hajatan pemerintah, tentu tak kuat bagi Damri. Sebab operasionalnya butuh biaya tak murah. BRT-BRT ini, menurut Sumijan--- biasa disapa Jajak---, sebelumnya dioperasikan untuk melayani penumpang anak-anak sekolah dan umum di Kota Mataram dan Lombok Barat dengan empat koridor. Narmada-Senggigi, Terminal-Ampenan, termasuk ke pusat-pusat perbelanjaan.  Karena beban operasionalnya, Perum Damri tam mampu melayani rute-rute yang telah sediakan fasilitas haltenya. ‘’BRT ini sebetulnya sangat dibutuhkan untuk anak-anak sekolah. Tapi belum ada subsidi untuk mengoperasikannya,’’ katanya.

Keinginan untuk tetap mengoperasikan BRT ini juga talah disampaikan ke Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Harapannya, Pemprov juga mendukung subsidi BRT dari Kementerian Perhubungan RI ini, sehingga apa yang dihajatkan pemerintah terwujud.

Mengapa harus menunggu subsidi? Kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan bagi Damri mengoperasikan BRT secara mandiri. Kondisi pariwisata yang belum pulih, serta minimnya pergerakan orang membuat Damri kehilangan pangsa pasar hingga lebih dari 50 persen. Yang dilakukan Damri sementara ini, bagaimana bisa bertahan. Orientasi bisnis dikesampingkan.
Sebelumnya, Perum Damri juga di Mataram telah melakukan modifikasi beberapa unit untuk bus pariwisata. Interiornya dibuat senyaman mungkin. Damri bahkan menawarkan harga fleksibel bagi yang ingin mencarternya. Tetapi tetap saja tak ada yang berminat.


Alternatif lain sedang dipertimbangkan, Damri berencana ingin membuat paket-paket tour wisata ke beberapa objek wisata di Pulau Lombok. Dengan jadwal tour bisa hingga seharian. Makan dan minum, serta snack ditanggung sepenuhnya.  ‘’Kita masih hitung-hitung dulu paketnya,’’ katanya. (Bulkaini/Ekbis NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive