Be Your Inspiration

Thursday 8 February 2018

NAM Air Pun Mendarat Mulus di LIA

Pesawat Boeing 737 seri 500 milik makapai NAM Air mendarat perdana di LIA, Rabu (7/2/2018). 


Maskapai NAM Air, Rabu (7/2/2018)  resmi membuka rute penerbangan Lombok – Bima. Maskapai yang merupakan member dari Sriwijaya Air Group ini menjadi maskapai kesembilan yang beroperasi di Lombok International Airport (LIA). Selain Garuda Indonesia, Lion Air, Citilink, Wings Air, Travira Air, Silk Air, AirAsia Malaysia dan AirAsia Indonesia.



Direktur Operasional NAM Air, (Capt) Danil Aditya, saat penerbangan perdana NAM Air di LIA, mengatakan, pihaknya membuka rute penerbangan di Lombok karena melihat perkembangan penumpang pesawat yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Ia pun memastikan, ke depan NAM Air tidak hanya akan melayan rute penerbangan Lombok-Bima saja. Tetapi rute-rute lainnya juga berpotensi untuk digarap.

‘’Melihat potensi yang besar, kita tidak hanya akan terpaku di satu rute saja. Beberapa rute penerbangan lainnya juga tengah kita pertimbangkan untuk kita buka,’’ terangnya. Menurutnya, banyak rute penerbangan dari dan menuju Lombok yang potensial untuk digarap NAM Air. Namun tentu itu bertahap. Tidak bisa sekaligus.



Ia mencontohkan, untuk rute penerbangan perdana sekarang ini saja tingkat keterisian penumpang mencapai 99 persen, untuk rute Bima-Lombok. Sedangkan untuk rute sebaliknya, Lombok-Bima mencapai 95 persen. ‘’Penumpang yang datang sekarang sebanyak 119 orang. Sementara penumpang yang berangkat mencapai 113 orang. Artinya, keterisian penumpang di atas 90 persen,’’ sebutnya.

Sehingga menurutnya, rute penerbangan dari dan menuju Lombok merupakan pasar potensi yang sangat bagus untuk digarap. “Kita tidak akan berhenti sampai di sini. Rute penerbangan yang potensial, ke depan juga akan kita isi,’’ tegasnya.

Sementara itu, General Manager (GM) PT. Angkasa Pura (AP) I LIA, I Gusti Ngurah Ardita, menambahkan, masuknya NAM Air ke Lombok membuat masyarakat kini punya banyak pilihan maskapai penerbangan. Terutama bagi masyarakat yang hendak terbang ke Bima atau sebaliknya. 

Yang tentunya akan semakin mempermudah dan memperlancar mobilitas masyarakat.
Tentu pihaknya berharap, NAM Air tidak terpaku pada satu rute saja. Masih banyak rute lainnya yang bisa dibuka. “Salah satunya rute Bali-Lombok. Dan, pihak maskapai sendiri sudah mengatakan ketertarikannya untuk membuka rute tersebut,” ujar Ardita.

Tinggal sekarang menunggu ketersedian slot time di Bandara Ngurah Rai Denpasar. Karena slot time di Bandara Ngurah Rai terbatas. Kalau untuk slot time di LIA, tidak jadi persoalan. “Kalau untuk slot time di LIA tidak jadi masalah. Yang jadi soal slot time di Bandara Ngurah Rai,’’ pungkasnya. (Munakir/Lombok Tengah)


Share:

Tuesday 6 February 2018

Wisatawan Asal Malaysia Timur Puji Keindahan Lombok


Keindahan Pantai Pink yang menjadi salah satu destinasi wisata favorit wisatawan Malaysia.

Malaysia memang menjadi salah satu pasar wisatawan potensial bagi Lombok. Wisatawan asal Malaysia ini selain menyukai keindahan Lombok juga menyukai makanan khas Lombok. Tidak heran jika banyak wisatawan yang rela berkunjung kembali karena merasa kagum dengan keindahan Lombok.

"Ini kedua kalinya saya berkunjung ke Lombok. Entah kenapa Lombok ini seperti memilik magnet yang membuat saya ingin kembali lagi. Saya sangat senang karena Lombok ini indah dan makanannya juga sedap," kata wisatawan asal Malaysia Timur, Samuel, di Mataram, Minggu (4/2/2018).

Ia melihat destinasi wisata di Lombok ini unik dan indah. Sangat berbeda dengan wisata di berbagai tempat di Indonesia. Selain itu ia juga mengagumi budaya masyarakat Lombok yang dinilai unik dan menarik. Apalagi penduduknya juga sangat ramah kepada wisatawan yang datang.

"Orang di sini sangat baik kepada wisatawan. Saya senang karena memiliki banyak teman di sini, mereka menunjukkan saya destinasi wisata yang bagus untuk dikunjungi. Mereka semua orang-orang yang baik. Pantainya juga sangat bagus,” ujarnya.

Ia berencana untuk kembali lagi dengan membawa keluarga dan kerabatnya. Sebab menurutnya Lombok merupakan destinasi yang sangat cocok dijadikan sebagai destinasi berlibur bagi keluarga. Meski saat ini merupakan kunjungan kedua kalinya, namun ia tetap berencana untuk berkunjung kembali.

“Saya akan merekomendasikan siapapun untuk berkunjung ke Lombok. Di Lombok, alamnya sangat indah, warganya sangat ramah dan makanannya sangat sedap. Sesuai dengan selera saya. Saya berharap pariwisata di Lombok bisa terus maju,” ujarnya.

Sebagai pelaku pariwisata Malaysia, ia bisa mengetahui destinasi yang benar-benar bagus. Sebab selama ia berkunjung ke berbagai negara dan berbagai destinasi, terdapat berbagai hal yang menjadi catatannya. Meski pariwisata di Lombok belum seperti Bali, namun ia memiliki keyakinan bahwa pariwisata Lombok ini akan terus berkembang.

“Saya sebelum bekerjasama dengan berbagai travel agent dari berbagai negara, saya akan pergi melihat dan melakukan pengecekan terlebih dahulu. Pertama kali ke Lombok, pada awal tahun 2017 lalu saya sudah senang. Akhirnya saya mulai membuat paketnya dan bekerjasama dengan travel agent Lombok,” ujarnya.

Ia melihat kebutuhan pariwisata yang diinginkan oleh wisatawan Malaysia dapat terpenuhi oleh pariwisata di Lombok. Sehingga ia selalu menawarkan Lombok terlebih dahulu kepada wisatawan yang ingin berwisata ke Indonesia. “Banyak yang ingin ke Bandung dan Bali. Tapi saya selalu rekomendasikan Lombok terlebih dahulu,” ujarnya (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Menikmati Sensasi Air Terjun Batu Perau di Sekotong

Lokasi wisata Air Terjun Batu Perau Desa Cendimanik Sekotong

Lokasi wisata lokal di daerah Sekotong Lombok Barat terus bermunculan. Lokasi wisata ini kebanyakan berupa air terjun dan wisata religi. Baru baru ini, sebuah tempat pemandian berupa air terjun ramai dikunjungi oleh warga Desa Cendimanik Kecamatan Sekotong. Bahkan semenjak boming melalui media sosial,  warga luar desapun banyak yang berdatangan untuk berwisata merasakan segarnya percikan air yang jatuh dari  ketinggian sekitar 10 meter tersebut. Pengunjung pun memanfaatkan momen di lokasi wisata itu dengan berswafoto.

Adalah wisata air terjun Batu Perau menyedot perhatian warga sekitar. Konon nama lokasi wisata ini diambil dari legenda perjalanan seorang pedagang Cina yang singgah melepas lelah di lokasi air terjun, setelah berjualan pinang ke rumah warga desa. Untuk tiba di lokasi air terjun yang kini ramai ini, harus menempuh jarak sekitar 1 kilometer dari jalan raya. Untuk sampai ke sana masih melalui jalan setapak yang masih rusak. Lokasi wisata  ini  berbatasan langsung dengan Desa Mareje Kecamatan Lembar di sebelah selatan.

Sekretaris Desa Cendi Manik, Sanilah, S.Pd., mengatakan Air Terjun Batu Perau ini sudah ada sejak lama dengan debit airnya tetap ada meskipun di musim kemarau. Namun sejak booming di media sosial banyak warga kemudian datang untuk berwisata ria. "Insya Allah untuk jalan ke lokasi air terjun akan kami buka melalui DD," kata Sanilah lewat pesan singkat.

Sekdes juga mengatakan akan mengupayakan bersama warga agar debit Air Terjun Batu Perau ini tidak berkurang di musim kemarau. Sehingga bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata alam di Kecamatan Sekotong. "Untuk itu sangat kami harapkan dukungan semua pihak terutama warga sekitar agar menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung," harap Sekdes yang baru beberapa bulan dilantik ini. (Heru Lombok Barat) 


Share:

Monday 5 February 2018

Nyale Tunggak Muncul di Awal Februari 2018

Seorang gadis menunjukkan nyale yang berhasil ditangkap di Pantai Seger Lombok Tengah, Minggu (4/2/2018)

NYALE, binatang laut berupa cacing yang merupakan bagian utama dari perayaan Bau Nyale, event tahunan ternyata sudah banyak diburu warga di pesisir pantai bagian selatan daerah ini. Nyale Lebih cepat satu bulan keluar dari prediksi para pemangku adat yang sebelumnya memperkirakan nyale bakal keluar pada awal Maret mendatang.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, nyale yang menurut kepercayaan masyarakat Loteng bagian selatan merupakan jelmaan dari Putri Mandalika sudah banyak yang keluar. Warga sendiri sudah mulai turun ke lokasi-lokasi yang selama ini menjadi tempat menangkap nyale, sejak Minggu (4/2/2018) pagi. Seperti di Pantai Kuta, Pantai Seger dan beberapa lokasi lainnya.

Tahun ini, prediksi keluarnya nyale sendiri ada dua versi yakni pada tanggal 5 dan 6 Februari sesuai versi Blok Pujut yang menggunakan sistem penanggalan Rowok. Sedangkan versi kedua yakni tanggal 6 dan 7 Maret, sesuai hasil sangkep warige para pemangku adat yang digelar oleh Pemkab Loteng awal Januari 2018.   

Versi kedua inilah yang dijadikan pedoman oleh pemerintah dalam menetapkan agenda perayaan event Bau Nyale yang tahun ini sudah ditetapkan menjadi Festival Bulan Pesona Bau Nyale, oleh pemerintah pusat. Karena Bau Nyale sendiri tahun ini sudah resmi masuk event pariwisata nasional.

‘’Memang sudah ada yang keluar nyale-nya, tapi masih sedikit,” aku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Loteng, H.L. Putrie, kepada Suara NTB, Minggu sore. Ia pun mengaku sempat turun ke Pantai Seger Kuta untuk melihat langsung apakah nyale sudah keluar atau tidak.

‘’Tidak masalah nyale keluar lebih awal. Tapi yang jelas untuk event Bau Nyale tetap sesuai agenda yang sudah disusun oleh pemerintah,’’ tegasnya.

Ia mengatakan, rangkaian event Bau Nyale sendiri oleh Pemkab Loteng sebenarnya sudah dimulai sejak tanggal 3 Februari. Dengan puncak perayaannya akan digelar sesuai rencana awal yakni tanggal 6 dan 7 Maret mendatang. Karena memang tahun ini, rangkaian event Bau Nyale bakal digelar selama satu bulan penuh.

 Tidak kalah penting, tegasnya meski ada perbedaan tanggal pelaksanaan Bau Nyale, hal itu tidak sampai mengurangi makna dari Bau Nyale itu sendiri. Karena memang, bagi masyarakat di daerah ini  Bau Nyale itu digelar dua kali. Hanya memang yang dijadikan event oleh pemerintah daerah sekali saja. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Bebubus Batu Desa Sapit Lombok Timur, Tradisi Budaya yang Terpendam

Tradisi Bebubus warga Desa Sapit Kecamatan Suela Lombok Timur

Selasa (31/1/2018), warga Desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menggelar sebuah ritual budaya, namanya Bebubus Batu. Ini adalah sebuah ritual yang digelar untuk selamatan lahan pertanian. Tradisi ini dinilai merupakan salah satu yang lama terpendam di suku bangsa Sasak.



Ketua Badan Promosi Pariwsata Daerah (BPPD) Lotim, Akmad Roji mengutarakan, tradisi Bebubus Batu ini harus dipertahankan. Katanya tradisi nenek moyang tersebut harus dikelola secara modern dan professional dengan melibatkan masyarakat secara menyeluruh dan tidak sebatas digelar di tingkat dusun.

Tradisi Bebubus Batu ini dinilai bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Terbukti saat ritual digelar, banyak wisatawan asing yang datang melihat proses ritual berlangsung. Menurut Roji, acara serupa sejatinya ada di sejulah desa-desa lain di Lotim, akan tetapi belum terungkap.

Adanya ritual-ritual adat budaya di tengah masyarakat ini dinilai cukup membantu dalam mempromosikan wisata daerah. Membantu pemerintah juga untuk menggali potensi-potensi adat yang sudah lama terpendam.
Warga Sapit saat mengikuti rangkaian Tradisi Bebubus Batu

BPPD Lotim terus mendorong eksistensi dan membantu proses tumbuh kembangnya program di tingkat desa. Atraksi budaya dan seni tradisi dalam setiap kegiatan perlu ditumbuh kembangkan menjadi lebih baik. "Budaya yang selama ini terpemdam dibangkitkan kembali,"  paparnya

Desa Sapit sendiri dikenal sebagai satu-satunya desa yang sudah lama mempertahankan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Beberapa ritual adat sering digelar. Sapit memiliki Balai Beleq sebagai sentra kegiatan adat.

Kepala Desa Sapit, H. Suherjan mengutarakan tradisi Bebubus Batu ini sebagai sebuah tradisi yang sudah lama digelar masyarakat Sapit. Tradisi ini sebenarnya masih skala kecil yaitu ntuk kegiatan keluarga.

Bebubus Batu katanya dilakukan oleh keluarga mangku adat. Disebut mangku yakni orang yang dituakan. Prosesinya dengan mendatangi areal pemakanan yang ada di Sapit. Ada juru makam mangkunya dan digelar dengan menggunakan media arca.


Ketua Panitia Acara Bebubus Batu, Sukiman menyampaikan kegiatan ini merupakan ritual adat yang digelar dua kali dalam satu tahun. Setelah melalui proses ritual adat, dilakukan proses keliling sawah dan menyebar tetaburan di lahan-lahan sawah. Bebubus Batu ini erat kaitannya dengan upaya mempertahankan kelestarian alam pertanian desa Sapit yang subur makmur. (Rusliadi/Lombok Timur)
Share:

Friday 2 February 2018

NAM Air, Anak Perusahaan Sriwijaya Air Buka Rute Lombok - Bima

NAM Air 

Salah satu maskapai nasional, NAM Air dipastikan bakal masuk melayani penerbangan di Lombok International Airport (LIA) mulai tanggal 7 Februari 2018. Maskapai yang merupakan grup dari Sriwijaya Air ini akan membuka rute penerbangan Lombok-Bima. Demikian disampaikan District Manager Sriwijaya Air Group Bali, Ahmad Yani, kepada wartawan di Praya, Jumat (2/2/2018).

Ia mengatakan, pembukaan rute penerbangan tersebut untuk menjawab kebutuhan pasar akan moda transportasi udara. Khususnya untuk rute Lombok-Bima. Mengingat, di rute tersebut belum banyak maskapai yang menggarapnya. Sementara kebutuhan transportasi udara di rute tersebut cukup tinggi.

“Kita melihat potensi penumpang di rute Lombok-Bima ini sangat potensial. Karena menghubungkan dua pulau di dalam satu provinsi. Sehingga kita memberanikan diri untuk membuka penerbangan di rute ini,” terangnya.

Terlebih pemerintah daerah setempat sangat mendukung pembukaan rute penerbangan tersebut. Karena tentunya akan semakin memberikan banyak pilihan maskapai penerbangan bagi masyarakat di daerah ini, khususnya soal transportasi udara.

Ia mengatakan, secara umum prospek pasar di rute Lombok-Bima cukup besar. Apalagi dengan banyaknya agenda dan kegiatan di daerah tersebut. Baik kegiatan pemerintahan maupun pariwisata, tentunya akan semakin mendorong mobilitas masyarakat antar kedua daerah.

“Bagi Sriwijaya Air Grup, pembukaan rute penerbangan Lombok-Bima ini sebagai pancingan bagi pembukaan rute-rute lainnya dari maupun menuju Lombok,” tegasnya. Dengan kata, ekspansi yang akan dilakukan pihaknya tidak hanya sampai pembukaan rute penerbangan Lombok-Bima saja. Tetapi akan diikuti pula dengan pembukaan rute-rute penerbangan lainnya.

Untuk melayani penerbangan di rute tersebut, pihak NAM Air akan menggunakan pesawat jenis Boeing 737 seri 500. Dengan kapasitas penumpang sampai 180 orang, setiap hari.

Awalnya pihak NAM Air mempertimbangkan akan menggunakan pesawat jenis ATR untuk rute tersebut. Namun akhirnya diputuskan menggunakan Boeing 737 seri 500. Karena dari sisi kapasitas dan panjang run way Bandara Bima, sudah memadai untuk jenis pesawat ini. (Munakir)


Share:

Thursday 1 February 2018

Air Terjun Agal, Destinasi Alternatif Objek Wisata Selain Moyo di Sumbawa

Air Terjun Agal Sumbawa NTB (source : Google Site)


Air Terjun Agal merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah banyak dikunjungi wisatawan di Pulau Sumbawa. Kendati demikian, belum banyak wisatawan dari luar Sumbawa yang berkunjung ke destinasi ini. Air terjun ini bisa menjadi alternatif kunjungan, selain berwisata ke Pulau Moyo di Kabupaten Sumbawa.



Belum banyak pelaku pariwisata yang membuat paket wisata ke air terjun ini. Padahal keindahannya tidak kalah jika dibandingkan dengan air terjun lain yang sudah terkenal. Air Terjun Agal merupakan salah satu dari sekian banyak air terjun indah tak terjamah yang ada di Kabupaten Sumbawa. Terletak di Kecamatan Alas, kurang lebih 70 kilometer dari Kota Sumbawa Besar.

“Sebagai warga Sumbawa, kurang rasanya kalau belum berkunjung ke Air Terjun Agal. Karena air terjun ini sangat indah dan eksotis. Saya berharap banyak wisatawan yang datang, termasuk bule-bule (wisatawan mancanegara),” kata warga Sumbawa, Amiruddin, di Mataram, Selasa (30/1/2018).



Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumbawa Junaidi mengatakan, pihaknya tengah berupaya melengkapi fasilitas pada Air Terjun Agal. Dengan harapan banyak wisatawan yang berkunjung. Tidak saja wisatawan lokal, tapi juga wisatawan yang berasal dari luar Sumbawa.

“Kita punya Agal yang kita rasa sudah siap untuk dikunjungi wisatawan. Keindahan alamnya itu tidak kalah dari air terjun lainnya,” kata Junaidi belum lama ini.

Air Terjun Agal pada dasarnya memiliki daya tarik bagi wisatawan. Air jernih yang mengalir dari sungai di atasnya membelah puncaknya menjadi dua bagian. Karena tingginya,  seakan air jatuh dari langit menyeruak dinding tebing. Deburan airnya adalah satu-satunya suara yang memecah kesunyian Hutan Marente. Di sekitarnya menjadi sangat lembab karena percikan airnya terbang dibawa angin.

Suasana yang berbeda dari air terjun pada umumnya akan dirasakan oleh wisatawan saat sampai di tujuan. Pasalnya tempat ini tidak dekat dari pemukiman penduduk. Sehingga wisatawan dapat bersantai dan menikmati suasana dengan nyaman. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Bali - Lombok Kolaborasi Jual Paket Pariwisata

Wisatawan yang berkunjung ke Gili Trawangan. Sebagian besar wisatawan yang datang ke Gili Trawangan banyak lewat Bali dan dijual pelaku wisata yang ada di Bali.
Paket wisata Bali-Lombok tidak hanya dijual oleh pelaku pariwisata dari NTB saja. Para pelaku pariwisata dari Bali pun menjual paket serupa. Ini merupakan kerjasama yang saling menguntungkan antardaerah. Sebab berpengaruh pula pada lama tinggal wisatawan.

“Kalau soal pasar, teman-teman di industri pariwisata jauh lebih detail. Pelaku pariwisata di Bali pun menjual Lombok dalam paket wisata mereka. begitu pula teman-teman pelaku pariwisata yang di Lombok, juga menjual Bali,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H.L.Moh Faozal, S.Sos.,M.Si, di Mataram, Selasa (30/1/2018).

Ia melihat bahwa paket wisata ini merupakan paket yang menguntungkan kedua daerah. Tidak hanya Bali, Labuan Bajo pun masuk dalam paket wisata pelaku pariwisata di NTB. Sehingga diharapkan ada penerbangan langsung dari Bali ke Labuan Bajo dan sebaliknya. Ini dianggap akan menguntungkan Lombok, sebab tidak sedikit dari wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo juga ingin berkunjung ke Lombok.

“Ini masih menunggu (maskapai) penerbangan dari dan ke Labuan Bajo. Jadi wisatawan yang langsung ke Bajo itu bisa juga diajak ke Lombok. Intinya para pelaku pariwisata inilah yang paling mengerti pasar,” ujarnya.

Selama ini memang banyak pelaku pariwisata dari Bali yang menjual Lombok, termasuk Trawangan. Namun hal itu justru dianggap menguntungkan bagi masyarakat Lombok. Sebab wisatawan yang datang pastinya akan membelanjakan uangnya. Sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat yang tinggal di lingkar destinasi wisata.

“Ya tidak masalah kan mereka (pelaku pariwisata Bali) menjual Lombok. Kita juga melakukan hal yang sama. Kalau sifatnya saling menguntungkan kenapa tidak. Yang penting masyarakat bisa merasakan manfaat dari kunjungan wisatawan itu,” ujarnya.

Ia berharap para pelaku pariwisata dapat semakin banyak menjual paket wisata ke Lombok. Sehingga kunjungan wisatawan juga bisa semakin meningkat. Entah itu wisatawan nusantara ataupun mancanegara. Baik yang datang dari Bali, Labuan Bajo maupun daerah lainnya.

“Teman-teman industri kan lebih cerdas dalam hal ini. Kita percayakan saja soal kunjungan wisatawan atau paket wisata apa saja yang dibuat untuk mendatangkan wisatawan ke NTB ini pada mereka. Semoga kunjungan wisatawan kita bisa terus meningkat,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive