Be Your Inspiration

Friday 26 July 2019

Wisatawan Mancanegara Bersihkan Pantai Senggigi dari Sampah Plastik

Wisatawan asing bersama warga lokal memungut sampah di tengah luat.  Sampah plastik mengotori  sepanjang pantai Senggigi dikeluhkan wisatawan

 Sampah plastik seperti bekas botol minuman, plastik kresek dan sisa bungkus makanan mengotori sepanjang pantai kawasan Senggigi. Kondisi ini menyebabkan keprihatinan dari sejumlah kalangan, termasuk wisatawan asing. Wisatawan asing  bersama warga lokal yang tergabung dalam komunitas pecinta lingkungan pun turun tangan membantu memungut sampah plastik di laut. Mereka berenang bahkan menyelam ke tengah laut untuk mengambil sampah plastik tersebut. 

Seperti yang dilakukan komunitas Lombok Ocean Care (LOC), salah satu komunitas yang peduli terhadap lingkungan. Di komunitas ini sudah bergabung puluhan orang dari warga lokal maupun warga asing (wisatawan asing).

Pada Minggu (21/7/2019), komunitas ini membersihkan sampah plastik di depan Hotel Kila. Warga lokal bersama wisatawan asing berenang ke tengah laut mengambil sampah yang berserakan.  Mereka menggunakan jaring untuk mengambil sampah yang mengapung di laut.


Sakinah, warga asing asal Jerman yang menginisiasi komunitas LOC menuturkan, pihaknya menginisiasi komunitas akibat keperihatinan terhadap kondisi sampah plastik di kawasan pesisir Pantai Senggigi. Pihaknya melakukan aksi kebersihan sampah plastik selama sebulan sekali.  "Lalu kami punya ide untuk mencari teman-teman yang snorkeling menyelam membersihkan sampah," jelas dia.  Pihaknya tiap hari minggu menyelam di lokasi pantai yang banyak sampah di laut.

Dalam melakukan aksi bersih sampah plastik ini, pihaknya kerjasama dengan Ikatan Bank Sampah Lombok. Mereka membeli sampah yang sudah bersih dan ikut aksi memberikan sosialisasi memilah serta mengolah sampah. Sampah yang berhasil diperoleh dalam sepekan mencapai 200 kilogram.

Diakui masih banyak sampah plastik di tengah laut.   Pihaknya tidak hanya mengambil sampah, namun pihaknya memiliki misi mensosialisasikan bahaya sampah plastik dan program zero waste agar masyakarat belajar bagaimana mengolah sampah. Sehingga masyakarat belajar mengolah sampah, sebab sampah bisa diolah menjadi kerajinan dan menghasilkan uang. "Karena kalau sekadar memungut sampah semua orang bisa, tapi kami punya misi mensosialisasikan bahaya sampah plastik," jelas dia. 


Front Office Manajer Kila Hotel dan Pool Villa Club, Ahmadi mengatakan adanya sampah plastik di sepanjang pantai ini dikeluhkan oleh wisatawan. Hal ini dilihat dari komentar wistawan tentang kebersihan di pantai. Wisatawan asing memberikan masukan agar persoalan sampah ini serius ditangani.  Dalam hal penanganan sampah ini perlu melibatkan semua pihak termasuk para pengusaha hotel.

Sementara itu, Camat Batulayar, Saharudin mengaku persoalan sampah memang menjadi masalah pelik. Masalah sampah inipun menjadi atensi nya awal menjabat camat Batulayar. "Kami sentuh dulu soal kebersihan, kami bergerak dan alhamdulillah diikuti oleh LCC sebelum jadi LOC," jelas dia. 

Kaitan dengan itu juga terbentuklah pokdarwis, sehingga geliat penanganan kebersihan semakin baik.  Bahkan penanganan sampah dilakukan selama sekali sepekan komunitas bersama kecamatan turun melakukan gotong royong. (Heru Zubaidi/Lombok Barat)

Share:

Desa Danger Tampilkan Inovasi Olah Sampah Jadi Bahan Bakar Minyak

Kepala Desa Danger, Kaspul Hadi, memantau proses ujicoba mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak di kantor desa setempat, Senin (22/7/2019)

Inovasi yang ditampilkan oleh Pemerintah Desa Danger Kecamatan Masbagik, Lotim berhasil menjadi juara I unggulan dalam pelaksanaan gelar teknologi tepat guna (TTG) tingkat Provinsi NTB yang dipusatkan di Lotim. Pemdes Danger menampilkan mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak, mulai dari minyak tanah, bensin dan solar.

Menurut Kepala Desa Danger, Kaspul Hadi, keberhasilan yang dicapai itu tidak terlepas dari kepedulian dan kerjasama semua pihak. Salah satunya kepedulian terhadap lingkungan untuk bagaimana sampah bernilai ekonomis. Dituturkannya, inisiatif pengolahan sampah dari kerajinan Gaharu yang ada di Danger menciptakan minyak wangi yang dikirim ke berbagai negara.

"Dari Gaharu yang menghasilnya minyak wangi inilah yang menginspirasi untuk membuat mesin pengolahan plastik menjadi bahan bakar," terangnya kepada Suara NTB, Senin (22/7/2019).

Adanya mesin pengolah sampah plastik ini kedepan bagaimana plastik-plastik yang ada di Desa Danger tidak lagi menjadi momok ditengah-tengah masyarakat. Melainkan sampah-sampah tersebut dapat menjadi sumber berkah. Sampah yang mampu menciptakan PADes untuk kembali pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Mesin yang kita ciptakan ini mampu memproduksi dari sampah plastik menjadi bahan bakar berupa bensin, solar dan minyak tanah," terangnya.

Keberadaan mesin pengolah sampah ini terus dilakukan ujicoba. Langkah ini dilakukan supaya inovasi yang dibuat oleh masyarakat dan Desa Danger ini betul-betul dapat berfungsi maksimal. Ini untuk menjawab persoalan sampah. Terciptanya mesin pengolah sampah ini sejalan dengan program Pemprov  NTB untuk mewujudkan NTB zero waste. "Dengan karya ini, apabila sudah berkembang dan sukses. Insya Allah mampu mendatang PADes dan mengatasi persoalan sampah menjadi berkah," jelasnya.

Ia berharap keberhasilan mesin pengolah sampah menjadi bahan bakar minyak menjadi juara I unggulan tingkat NTB tidak hanya sebatas juara. Namun bagaimana diharapkan pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi untuk mendukung dan mengawal inovasi TTG ini untuk dapat berkembang sehingga dapat berfungsi sebagaimana tujuannya.

Diketahui, terdapat empat penilaian pada gelar TTG ini, yaitu inovasi tepat guna yang juara pertama diraih alat pemotong kayu multi guna (KLU), sementara juara kedua adalah alat semprot (handsprayer) tenaga surya (Lombok Barat) dan juara ketiga alat pemupuk jagung (Dompu).

Sementara itu Lombok Timur meraih predikat sebagai Kabupaten Terbaik Tepat Guna Unggulan yang diraih oleh Desa Danger Kecamatan Masbagik, disusul Lombok Utara, dan Lombok Tengah. (Yoni Ariadi/Lombok Timur)
Share:

Tuesday 2 July 2019

Branding Wisata Halal di NTB Harus Ada Perangkat Hukum

Islamic Center, pusat wisata halal di NTB.
Branding NTB sebagai destinasi wisata halal sudah tak perlu diperdebatkan. Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menyarankan NTB, termasuk Lotim di dalamnya ini perlu segera menguatkan keberadaan branding wisata halal tersebut. Sarannya segera dibuat perangkat hukumnya.


Hal ini disampaikan Ketua BPPD Lotim, Akhmad Roji kepada Suara NTB, Senin (1/7/2019). Dia menjelaskan, perangkat hukum yang diperlukan ini bisa berupa Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati atau Peraturan Daerah (Perda).

Dukungan perangkat hukum yang jelas ini dinilai akan lebih mempercepat akselerasi pembangunan wisata di NTB. Branding wisata halal harapannya tidak lagi menjadi perdebatan publik. NTB sendiri sudah dinobatkan sebagai provinsi wisata halal.

Turunan dari predikat tersebut itulah yang harus dipersiapkan. Tidak lagi dimunculkan wacana baru mengenai apa yang akan dibuat sebagai branding baru. Saat ini yang perlu dilakukan bersama dengan seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata adalah aksinya. Wujud nyata dari upaya menciptakan wisata halal.

Menurut Akhmad Roji, kurang tepat jika terus-menerus saling menyalahkan soal branding apa yang akan dibuat untuk memajukan pariwisata Lombok - Sumbawa. Semua pihak harus bersama mempersiapkan diri menyongsong Lombok - Sumbawa sebagai destinasi wisata halal dunia.

Mengawalinya, bisa dimulai dengan membangun sistem kelembagaan wisata halal. Di antaranya memulai di tingkat satuan pendidikan dan perguruan tinggi. Bisa difungsikan madrasah dan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang memiliki ruh Muslim. Dengan demikian, kata Roji, akan lebih jelas apa yang menjadi capaiannya.


Konsep wisata halal ini bisa lebih didalami juga interpretasinya dalam sudut pandang wisata. Para ahli di bidang wisata juga bisa dilibatkan untuk membahasnya. Harus ada tolok ukur yang dibuat, sehingga bisa disimpulkan dalam waktu tertentu, bahwa destinasi wisata halal ini sudah benar-benar membumi di gumi Lombok - Sumbawa.

Mengisi konsep wisata halal ini bisa dilakukan dengan menggelar kegiatan-kegiatan yang bernuansa religi. Bisa digelar kegiatan sekala nasional bahkan internasional. Sejauh ini sebutnya branding wisata halal dengan penampilan khasanah budaya Islami di NTB belum pernah dilakukan. “Misalnya menggelar “Muslimah Fashion,” pameran barang kerajinan dari seluruh pesantren, tari zaman dan lainnya,” urainya.

Pemerintah daerah harapnya serius mengawal simbol Lombok - Sumbawa sebagai destinasi wisata halal. Diyakinkan, ketika semua elemen bergerak dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga kabupaten, maka akan lebih cepat membumikan Lombok - Sumbawa sebagai destinasi wisata halal dunia. (Rusliadi/Suara NTB)

Share:

Friday 28 June 2019

Berlayar dan Suasana Hening, Potensi Pariwisata yang Belum Digarap di NTB

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, saat bertemu Fremantle Sailing Club di Perth, Australia Barat, Jumat, 28 Juni 2019.
Lawatan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah ke Perth, Australia memberikan makna mendalam. Terutama, terkait sisi lain pariwisata yang selama ini belum dikembangkan. Pariwisata sebagai seni mengelola dan memfasilitasi berbagai minat manusia. Dari pelayaran yang menantang, hingga keheningan yang reflektif.

Hal itu dikemukakan Gubernur Doktor Zul, usai bertemu dengan Fremantle Sailing Club di Perth, Jumat, 28 Juni 2019. Fremantle Sailing Club adalah klub berlayar dengan ribuan anggota dari beragam usia dan minat.



Klub ini telah memiliki struktur kelembagaan yang sangat baik. Mereka memiliki kalender tahunan yang diisi dengan berbagai agenda pelayaran, termasuk yang bersifat kompetitif. Klub ini bahkan telah memiliki sistem regenerasi dengan membentuk keanggotaan junior dan akademi pelatihan. Dengan tujuan, membentuk generasi pelaut yang akan melanjutkan kiprah klub ini di masa depan.

“Mereka tiap tahun menyelenggarakan perlombaan berlayar dari Perth ke Bali yang diikuti banyak peserta dan pelancong,” ujar Doktor Zul. Dengan menjadi daerah persinggahan para anggota Fremantle Sailing Club, para pelaku wisata di Bali tentu akan menikmati manfaat dari aktivitas mereka selama di daerah tersebut.

Informasi ini menginspirasi Doktor Zul. Menurutnya, untuk memajukan pariwisata di NTB, semua pemangku kepentingan memang perlu banyak belajar dari Bali. Kesuksesan Bali dalam mengkreasikan tumbuhnya aktivitas semacam ini patut direnungkan bersama.

“Bali mengajarkan kita bahwa pariwisata bukan melulu persoalan pantai yang indah dan gunung-gunung yang menakjubkan. Tapi, lebih pada persoalan mengemas semuanya menjadi atraksi yang menawan hati dan memberi kesan dalam,” ujarnya.

Pemikiran ini membawa Doktor Zul pada pemaknaan lain akan pariwisata. Bahwa, di luar sana ada banyak orang yang memaknai pariwisata lebih dari pantai, gunung atau air terjun. Mereka membutuhkan hal yang selaras dengan minat-minat mereka. Beberapa orang lain juga memaknai pariwisata sebagai aktivitas yang memberikan mereka momentum untuk merefleksikan kehidupan.



Sebagian orang mungkin memiliki minat dalam pelayaran dan menginginkan tempat yang baik untuk menambatkan banyak perahu mereka. Tapi, tidak sedikit orang yang ingin melarikan diri dari rutinitas dunia. Mereka membutuhkan tempat yang hening, jauh dari keramaian. Sebuah tempat untuk berkontemplasi. Dan ada banyak lagi minat yang memotivasi orang untuk mengunjungi sebuah daerah.

Maka, untuk memenuhi beragamnya motivasi berwisata itu, dibutuhkan kreativitas para penentu kebijakan dan pengelola jasa wisata. Memberikan berbagai alternatif dan bentuk wisata yang memungkinkan banyak orang dengan beragam minat datang. Lalu, menemukan kebahagiaan sejati di daerah kita.

“Pariwisata sejatinya adalah seni dan kemampuan untuk menciptakan berbagai kegiatan-kegiatan yang membuat hidup kemudian jadi reflektif, penuh pilihan, bervariasi dan lebih punya makna dan penuh arti,” pungkas Doktor Zul.

Hal lain yang memberikan makna menyentuh bagi Doktor Zul adalah pertemuan dengan para perantau asal NTB di Perth. Di Perth, Doktor Zul bertemu dengan Rudy, seorang pemuda dari Dusun Klui, Lombok  Utara yang menurutnya luar biasa. Di Perth, Rudy memiliki dan mengelola sebuah restoran terkenal, yaitu Bintang Cafe. Menurutnya, Rudy merupakan bukti bahwa anak-anak muda NTB bisa berkiprah sukses di mancanegara. “Nggak ada yang mustahil. Asal berani aja. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan,” ujar politisi PKS ini.

Sore harinya, Doktor Zul juga bersilaturahmi dengan masyarakat NTB di Perth. Dari silaturahmi ini, Doktor Zul merasakan pentingnya membuat jarak psikologis antara Perth dan Lombok semakin dekat. “Direct flight Perth-Lombok mudah-mudahan membuat jarak psikologis jadi semakin dekat,” ujarnya.

Bertemu dengan warga NTB di berbagai negara, memperkuat keyakinan Doktor Zul bahwa NTB memang milik semua orang. “Cinta kita semua pada NTB sungguh dalam, lebih besar dari makna yang bisa diwakili oleh kata itu,” pungkasnya. (Humas NTB)

Share:

Dari Lombok, AirAsia Luncurkan Lima Rute Domestik


Pesawat AirAsia di Lombok International Airport
AirAsia dalam waktu dekat telah melayani tiga rute dari dan ke Lombok. Penjualan tiket di sistemnyapun telah mulai dilakukan. Humas AirAsia, Addin Wibowo menyampaikan keterangan resmi. AirAsia telah meluncurkan lima rute domestik terbaru. Ekspansi jaringan penerbangan AirAsia di tanah air merupakan bagian dari komitmen maskapai untuk terus mendukung pariwisata dan ekonomi melalui konektivitas antar destinasi dalam negeri.

Kelima rute pulang pergi domestik yang akan dilayani oleh maskapai AirAsia Indonesia (kode penerbangan QZ) ini adalah Jakarta - Lombok (frekuensi 11x seminggu), Bali - Lombok (7x seminggu), Yogyakarta Kulon Progo - Lombok (3x seminggu), Bali - Labuan Bajo (7x seminggu) serta Surabaya - Kertajati (3x seminggu). Kelima rute baru tersebut akan mulai beroperasi pada 1 Agustus 2019.

AirAsia menawarkan promo harga spesial antara lain untuk Jakarta - Lombok mulai Rp635.000, Bali - Lombok mulai Rp243.000, atau Surabaya - Kertajati mulai Rp626.000.Terbang mulai 1 Agustus sampai 26 Oktober 2019. Tiket penerbangan domestik AirAsia sudah termasuk bagasi gratis 15kg.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan, mengatakan sejak lama AirAsia ingin memperluas jaringan rute domestik, maka sejak hub terbaru AirAsia di Lombok diresmikan awal Mei lalu dan dengan tambahan armada Airbus A320 ke-25, AirAsia dinyatakan siap menghubungkan semakin banyak lagi destinasi terbaik tanah air untuk mendukung pariwisata serta perekonomian dalam negeri.

“Dengan akses yang diberikan untuk memperluas jaringan domestik ini, kami segera mewadahi aspirasi masyarakat akan tambahan pilihan layanan penerbangan yang terjangkau menjelajahi spot-spot wisata di nusantara,” imbuhnya. 

Peluncuran rute baru ini menambah daftar rute domestik AirAsia setelah sebelumnya maskapai telah melayani penerbangan pulang pergi langsung Jakarta - Bali, Jakarta - Yogyakarta, Jakarta - Surabaya, Bali - Yogyakarta, Bali - Surabaya, Bali - Solo, Yogyakarta - Medan Kualanamu, dan Bandung - Bali.

Pada awal Mei 2019, AirAsia meresmikan pusat operasi (hub) terbarunya di Lombok. Peresmian hub Lombok ini merupakan bagian dari upaya berkesinambungan AirAsia dalam mendukung inisiatif Pemerintah dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia untuk menyukseskan Lombok sebagai salah satu dari ‘10 Bali Baru’.

AirAsia saat itu sekaligus meluncurkan livery pesawat dengan desain yang didedikasikan guna mendukung promosi pariwisata Lombok. Desain livery istimewa ini menampilkan ikon-ikon pariwisata lokal, seperti Gunung Rinjani yang megah serta pesona bawah laut kepulauan Gili.

Pesawat Airbus A320 berkode registrasi PK-AXU ini akan melayani rute penerbangan langsung terbaru dari Bandara Internasional Lombok menuju Perth, Australia sejak 9 Juni 2019.

Lombok merupakan hub kelima AirAsia di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan dan Bali. AirAsia telah menghubungkan langsung Lombok dengan Kuala Lumpur, Malaysia sejak 2012 dan membawa lebih dari satu juta wisman sejak penerbangan perdananya. (Bulkaini)
Share:

Gubernur NTB Minta Kepala Dispar Realisasikan Penerbangan NTB-Darwin


Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah (kanan) saat bertemu dengan Peter Tinley, Menteri Urusan Asia di Perth, Australia Barat, Kamis, 27 Juni 2019. 
Secara geografis, Provinsi NTB dan Kota Darwin, Australia sebenarnya cukup dekat. Namun, akses transportasi berupa penerbangan langsung masih menjadi tantangan bagi kedua daerah ini. Jika penerbangan langsung berhasil dibuka dan berkembang, banyak mimpi besar yang bisa diwujudkan.

Gambaran itu disampaikan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah di sela lawatannya ke Darwin, Australia, Kamis (27/6/2019).

Gubernur menegaskan, untuk mendekatkan Darwin dengan NTB, ia telah meminta Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. L. Moh. Faozal, S. Sos, M.Si untuk mengupayakan rute penerbangan Darwin-Lombok segera dibuka. Gubernur berharap, hal ini sudah bisa terealisasi dalam waktu dekat.

Berhubung dekat secara geografis, maka waktu tempuh penerbangan langsung Darwin-Lombok tidak akan lama. ‘’Kalau direct flight Darwin-Lombok ini bisa terwujud maka penerbangan Darwin-Lombok hanya sekitar satu jam, sangat dekat,’’ ujar gubernur.

Menariknya lagi, jarak Darwin ke Lombok bahkan lebih dekat ketimbang Darwin ke Melbourne, atau Darwin ke berbagai kota lain di Australia. Gubernur meyakini, kedekatan ini bisa membuat warga Darwin memilih berlibur ke NTB ketimbang ke daerah-daerah lain di Australia.

Secara keseluruhan, ujar gubernur, keadaan alam di kawasan Australia Utara mirip dengan Moyo Hilir di Sumbawa. Atau, seperti Sape di Bima atau di Dompu. Kemiripan ini akan memudahkan banyak kemajuan di kawasan tersebut, untuk diadaptasi di daerah-daerah di NTB. Misalnya, kemajuan sektor peternakan di Australia Utara.

Terbukanya akses penerbangan langsung Darwin-Lombok memungkinkan transformasi keterampilan beternak, serta manajemen sektor peternakan dari Darwin ke daerah-daerah di Lombok dan Sumbawa.

Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul ini pun membayangkan berbagai kemungkinan yang bisa diwujudkan dengan semakin eratnya koneksi dua daerah ini. Kelak, ujarnya, bukan tidak mungkin peternak-peternak dari NTB akan lebih mudah membeli hewan ternak di Kawasan Utara Australia.

Bahkan, bisa jadi para peternak dari NTB justru bisa membuka usaha peternakan di Australia Utara. ‘’Saya membayangkan dalam waktu tidak terlalu lama, akan ada peternakan-peternakan sapi dan kerbau di Australia Utara ini dimiliki oleh peternak-peternak dari Pernek dan Raberas,’’ ujarnya.

Seperti yang selalu disampaikannya dalam berbagai kesempatan, gubernur menyerukan seluruh elemen masyarakat NTB untuk tidak takut bermimpi besar. Tentu saja, setiap mimpi besar pada awalnya akan ditertawakan orang. ‘’Tapi saya yakin mimpi ini dalam jangkauan kita semua,’’ ujarnya.

Untuk mewujudkan hal-hal besar, tentu dibutuhkan keberanian dan tekad yang ekstra. Keberanian dan tekad, bisa dibangun dengan mengubah atau membalik cara berpikir. ‘’Bukan hanya orang Australia bisa membeli properti dan tanah-tanah di tempat kita. Kita pun harus berani dan punya kemampuan membeli tanah-tanah di sini,’’ tegas gubernur.

Menurut Dr.Zul, harga tanah dan ternak di Australia tidak lebih mahal dari di NTB. Tanah-tanah di Utara Australia ini, menurutnya justru lebih murah dari harga tanah di Kawasan Mandalika dan Samota. ‘’Jauh lebih murah lagi tanah-tanah yang banyak buayanya,’’ seloroh gubernur.

Di hari keempat lawatannya ke Australia, Doktor Zul antara lain bertemu dengan Peter Tinley, Menteri Urusan Asia di Australia Barat (Western Australia) yang akan membantu memastikan penerbangan langsung Perth-Lombok yang telah dibuka dapat terus berkembang. Gubernur menegaskan, upaya mempromosikan daerah bukan hanya tugas pemerintah daerah semata. ‘’Ini tugas kita semua, terutama business community kita,’’ tandasnya.

Selain bertemu para penentu kebijakan setempat, gubernur juga tak lupa menyapa warga asal NTB di Australia. Salah seorang diantaranya adalah Renny Newall yang sudah 32 tahun menetap di Darwin. Renny berasal dari Kampung Bugis, Sumbawa. Kepada Doktor Zul, Renny telah mengutarakan kesiapannya untuk menjadi ‘orang tua’ bagi warga NTB yang ingin ke Darwin.

‘’Ada juga Ibu Mariatun dari Lombok yang sudah 30 tahun di Darwin. Jadi sudah ada yang meretas jalan baru,’’ ungkapnya.

Selain itu, gubernur juga bertemu Nico, salah seorang putra Gunung Sari, Lombok Barat. Nico dulunya kuliah di UGM Yogyakarta dan saat ini sedang ditugaskan di Perth oleh Kementerian Luar Negeri. ‘’Nico putra Lobar ini saya yakin suatu saat nanti akan jadi Dubes seperti seniornya Lalu Muhammad Iqbal dari Loteng,’’ harap Doktor Zul. (Humas NTB)
Share:

Tuesday 25 June 2019

Gubernur NTB Belajar Tangani Bencana ke Australia


Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah mengapit Direktur National Critical Care and Trauma Response Centre, Prof. Len Notaras (tengah) dalam lawatan ke Darwin, Northern Territory, Australia, Senin, 24 Juni 2019.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, Senin, 24 Juni 2019, memenuhi undangan Pemerintah Northern Territory (NT), Australia. Kunjungan ini digelar guna melihat kesiapan pemerintah setempat dalam menghadapi berbagai bencana.

Gubernur diagendakan akan berada di Australia hingga Jumat, 28 Juni 2019 mendatang. Di hari pertama kunjungannya, Gubernur berkunjung dan menggelar pertemuan di National Critical Care and Trauma Response Center, Darwin.

Doktor Zul pun menerangkan makna kunjungannya kali ini. Menurutnya Northern Territory merupakan salah satu daerah yang menjadi tetangga terdekat NTB. Penerbangan Lombok-Darwin hanya memakan waktu sekitar satu setengah jam saja.

Menurut Doktor Zul, agenda kunjungan ini memiliki makna penting sebagai sebuah proses pembelajaran mengenai kebijakan mitigasi bencana. Sebagai daerah yang rawan gempa, NTB tentunya membutuhkan kebijakan mitigasi bencana yang andal. Berkunjung ke Northern Territory, menurut Doktor Zul, telah memberikan gambaran mengenai berbagai pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana.

“Mereka sadar kawasan ASEAN sangat rawan bencana. Karenanya Australia menempatkan badan bencananya di Darwin yang sangat dekat dengan negara-negara ASEAN sebagai bentuk persiapan mereka kalau ada bencana di Australia dan negara-negara tetangganya,” ujar Gubernur.

Di National Critical Care and Trauma Response Centre, Darwin, Gubernur mendapatkan gambaran bagaimana kebijakan penanganan bencana benar-benar telah dipersiapkan. Berbagai kebutuhan warga di saat bencana, telah dipersiapkan. Nantinya, pasokan kebutuhan ini siap didistribusikan jika sewaktu-waktu bencana datang.

Gubernur juga melihat sendiri bagaimana makanan-makanan siap konsumsi telah disiapkan untuk tim dan warga dalam kondisi darurat bencana. Tidak hanya makanan, berbagai kebutuhan lain seperti tenda berbagai ukuran, obat-obatan, selimut dan kebutuhan lainnya sudah tersedia. Bahkan, kebutuhan seperti boneka untuk anak-anak kecil di daerah bencana juga sudah ada.

“Lengkap banget dan sudah ready dari sekarang. Jadi kalau ada bencana mereka sudah sangat siap,” tegas Gubernur.

Bagi Gubernur, kesiapan semacam ini tentu menjadi hal yang harus diadaptasi di daerah NTB yang juga merupakan daerah rawan bencana. Karenanya, agenda lawatan ke Northern Territory itu dimanfaatkan pula untuk meminta dukungan agar pemerintah setempat bisa memberikan edukasi dan pelatihan menghadapi bencana.

“Mereka akan dengan senang hati untuk melatih orang-orang kita di Darwin untuk sigap dan siaga bencana. Atau melatih orang-orang kita dalam jumlah lebih banyak di NTB,” pungkasnya.

Selain mengunjungi National Critical Care and Trauma Response Centre, Darwin, Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul ini juga menggelar kunjungan kehormatan ke Konsulat Jenderal RI di Darwin, Dicky D. Soerjanatamihardja. Lalu, berlanjut dengan agenda kunjungan serta pertemuan dengan jajaran civitas academica Charles Darwin University.

“Konjen Indonesia akan membantu untuk membuka akses pendidikan dan training di NT. Juga memberikan pelatihan agar anak-anak muda NTB bisa bekerja di NT,” sebutnya. Sementara, dari kunjungannya ke Charles Darwin University, Doktor Zul juga mengabarkan bahwa perguruan tinggi terkemuka itu membuka kesempatan bekerjasama dengan NTB. “Mereka memperlihatkan apa-apa saja yang mereka bisa lakukan untuk NTB,” tandasnya. (Humas NTB)
Share:

Sunday 23 June 2019

Gubernur Doktor Zul Umrahkan THL Lingkup Setda NTB

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah bersama THL paling senior lingkup Setda NTB Lalu Dahlan dan diberikan hadiah umrah gratis.
Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr Zulkieflimansyah, S. E., M. Sc memberikan hadiah Umrah Gratis kepada salah satu Tenaga Harian Lepas yang bertugas di  lingkungan Sekretariat Derah  Provinsi NTB, saat acara Halal Bihalal di Halaman Biro Umum Setda Provinsi NTB, Jumat (21/6/19).


Dalam acara yang juga dirangkaikan dengan peresmian Koperasi Serba Usaha Gumi Gora Gemilang NTB ini,  Gubernur NTB tak berbicara panjang lebar.

Beberapa pesan moral untuk saling menghargai, saling mengikat kebersamaan dan memanfaatkan hidup dengan sesuatu yang bernilai, beliau sampaikan dengan lugas dan penuh keakraban.
"Ingat masa luang sebelum masa sempit dan manfaatkan hidup sebelum masa mati," pesan Doktor Zul.

Di tengah sambutannya, Doktor Zul memanggil salah satu THL yang dianggap paling senior, dialah Pak Dahlan, untuk maju dan berdiri tepat di sampingnya.

Kebersamaan itulah yang dimanfaatkan Doktor Zul, untuk secara langsung memberikan hadiah umrah dan keistimewaan untuk memilih pasangan umrah bagi Pak Dahlan, bagi yang akan menemaninya beribadah.

"Jangan meremehkan orang diam di sekitar kita, karena di balik diamnya, mereka punya cerita," ujar doktor Zul menutup sambutannya.
Sementara itu, Pak Lalu Dahlan yang telah mengabdikan dirinya sejak tahun 1981 menjadi tukang kebun, cleaning service dan pelayan, mengaku terharu bahkan meneteskan air mata. Sebab, sejak Gubernur pertama hingga Gubernur yang saat ini menjabat, ia belum pernah mendapat hadiah atau penghargaan sebesar ini.

"Tadi waktu saya dipanggil, saya kaget saya kira bukan saya yang dipanggil oleh Pak Gubernur. Mendengar dapat hadiah umrah saya langsung menangis terharu," ungkap pria kelahiran 05 Februari 1945 ini.

Bukan hanya ia sendiri yang merasakan sedih, haru dan bahagia, bahkan anak, istri, cucu dan seluruh keluarganya juga merasa terharu ketika menceritakan Ia memperoleh hadiah umrah dari Gubernur NTB.

"Terimakasih kepada Bapak Gubernur, kami doakan pak Gubernur beserta keluarga diberikan kesehatan untuk melayani dan menebar senyum kepada masyarakat NTB," tutupnya

Setelah acara berlangsung Doktor Zul juga memanfaatkan kesempatan untuk berdialog langsung dan bersilaturrahmi langsung dengan stafnya di Bagian Arsip dan Klinik Setda sebagai bagian dari Biro Umum. (Humas NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive