Be Your Inspiration

Monday 14 August 2017

Berkreasi Buat Lampu Dinding Cantik dari Pipa Paralon

Perajin lampu dari pipa paralon di Karang Kemong Cakranegara Kota Mataram

IDE kreatif seseorang bisa datang secara kebetulan dengan melihat sesuatu benda di sekitarnya. Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Khota yang terinspirasi membuat kerajinan dari pipa paralon.


“Idenya setelah melihat mertua yang memiliki sisa paralon air yang terbuang sia-sia, makanya saya terpikir membuat kerajinan dari itu,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB di Karang Kemong, Cakranegara, Rabu (26/7/2017).

Dirinya mulai membuat kap lampu dinding dari paralon bulan April 2017. Namun, ide membuat kap lampu dinding sudah ada sejak Februari. Sebelum membuat kap lampu paralon ini, dirinya lebih dahulu membuat kerajinan ukiran menggunakan gabus.


Untuk membuat satu buah kap lampu dinding, Khota biasanya menggunakan pipa paralon berukuran 3 - 4 inchi. “Tetapi yang paling tepat digunakan yang berukuran 4 inchi karena diameternya lebih besar,” ujar pria 45 tahun ini.
Lampu dari pipa paralon buatan Karang Kemong Cakranegara Kota Mataram

Panjang kap lampu yang dibuat berukuran 35 cm yang kemudian diberikan berbagai macam ukiran untuk mempercantik tampilan. “Yang paling banyak saya buat adalah ukiran kaligrafi, hewan, sketsa, sesuai pesanan yang diinginkan pembeli,” katanya.

Dari semua jenis ukiran tersebut, yang paling diminati konsumen adalah ukiran sketsa, terutama sketsa diri sendiri. “Mengukir di paralon itu sama seperti mengukir di kayu dan gabus, membutuhkan keterampilan seni,” kata Khota.

Dalam membuat kap lampu paralon ini, ia dibantu oleh anak keduanya, Bagus Septianto, yang masih duduk di bangku SMK. “Agar nantinya ada yang melanjutkan usaha ini, juga karena dia memiliki kemampuan,” tukasnya.

Khota dan Bagus bisa menyelesaikan 1 buah kap lampu dalam waktu 3 jam saja. Untuk mempercepat proses pembuatan, dirinya membuat alat khusus agar proses mengukirnya menjadi mudah dan tidak memakan waktu yang lama.


Untuk mengukir sendiri, ia menggunakan alat ukir khusus. sehingga hasilnya terlihat rapi. “Paralon yang kita gunakan untuk kap lampu ini bukan paralon bekas, karena saya belum tahu di sini di mana bisa mendapatkannya,” jelasnya.

Harga untuk 1 kap lampu paralon ini sendiri berkisar antara Rp 125 – 150 ribu tergantung jenis ukiran dan lampu yang digunakan. Sementara ini, Khota menjual barang produksinya hanya melalui sosial media atau melalui pembeli yang sudah tahu sebelumnya. “Karena produksinya yang masih terbatas akibat mahalnya harga bahan baku, jadi belum sempat untuk promo ke toko oleh-oleh,” katanya. Selain itu, keterbatasan alat produksi menjadi kendalanya dalam membuat produk lebih banyak lagi. Tetapi produk kap lampunya ini sudah dikirim sampai Bandung.

“Tanggapan masyarakat sangat bagus akan produk ini. Karena kita pernah jualan di Sangkareang banyak yang terjual,” jelasnya.

Untuk itu, ia ingin ke depannya bisa memajukan usahanya kerajinannya ini. “Saya berencana membuat berbagai macam model dan bentuk kerajinan dari paralon ini sehingga bisa menjadi oleh-oleh khas Lombok,” tutupnya. (Uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive