Be Your Inspiration

Showing posts with label INFRASTRUKTUR. Show all posts
Showing posts with label INFRASTRUKTUR. Show all posts

Friday 28 June 2019

Gubernur NTB Minta Kepala Dispar Realisasikan Penerbangan NTB-Darwin


Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah (kanan) saat bertemu dengan Peter Tinley, Menteri Urusan Asia di Perth, Australia Barat, Kamis, 27 Juni 2019. 
Secara geografis, Provinsi NTB dan Kota Darwin, Australia sebenarnya cukup dekat. Namun, akses transportasi berupa penerbangan langsung masih menjadi tantangan bagi kedua daerah ini. Jika penerbangan langsung berhasil dibuka dan berkembang, banyak mimpi besar yang bisa diwujudkan.

Gambaran itu disampaikan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah di sela lawatannya ke Darwin, Australia, Kamis (27/6/2019).

Gubernur menegaskan, untuk mendekatkan Darwin dengan NTB, ia telah meminta Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. L. Moh. Faozal, S. Sos, M.Si untuk mengupayakan rute penerbangan Darwin-Lombok segera dibuka. Gubernur berharap, hal ini sudah bisa terealisasi dalam waktu dekat.

Berhubung dekat secara geografis, maka waktu tempuh penerbangan langsung Darwin-Lombok tidak akan lama. ‘’Kalau direct flight Darwin-Lombok ini bisa terwujud maka penerbangan Darwin-Lombok hanya sekitar satu jam, sangat dekat,’’ ujar gubernur.

Menariknya lagi, jarak Darwin ke Lombok bahkan lebih dekat ketimbang Darwin ke Melbourne, atau Darwin ke berbagai kota lain di Australia. Gubernur meyakini, kedekatan ini bisa membuat warga Darwin memilih berlibur ke NTB ketimbang ke daerah-daerah lain di Australia.

Secara keseluruhan, ujar gubernur, keadaan alam di kawasan Australia Utara mirip dengan Moyo Hilir di Sumbawa. Atau, seperti Sape di Bima atau di Dompu. Kemiripan ini akan memudahkan banyak kemajuan di kawasan tersebut, untuk diadaptasi di daerah-daerah di NTB. Misalnya, kemajuan sektor peternakan di Australia Utara.

Terbukanya akses penerbangan langsung Darwin-Lombok memungkinkan transformasi keterampilan beternak, serta manajemen sektor peternakan dari Darwin ke daerah-daerah di Lombok dan Sumbawa.

Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul ini pun membayangkan berbagai kemungkinan yang bisa diwujudkan dengan semakin eratnya koneksi dua daerah ini. Kelak, ujarnya, bukan tidak mungkin peternak-peternak dari NTB akan lebih mudah membeli hewan ternak di Kawasan Utara Australia.

Bahkan, bisa jadi para peternak dari NTB justru bisa membuka usaha peternakan di Australia Utara. ‘’Saya membayangkan dalam waktu tidak terlalu lama, akan ada peternakan-peternakan sapi dan kerbau di Australia Utara ini dimiliki oleh peternak-peternak dari Pernek dan Raberas,’’ ujarnya.

Seperti yang selalu disampaikannya dalam berbagai kesempatan, gubernur menyerukan seluruh elemen masyarakat NTB untuk tidak takut bermimpi besar. Tentu saja, setiap mimpi besar pada awalnya akan ditertawakan orang. ‘’Tapi saya yakin mimpi ini dalam jangkauan kita semua,’’ ujarnya.

Untuk mewujudkan hal-hal besar, tentu dibutuhkan keberanian dan tekad yang ekstra. Keberanian dan tekad, bisa dibangun dengan mengubah atau membalik cara berpikir. ‘’Bukan hanya orang Australia bisa membeli properti dan tanah-tanah di tempat kita. Kita pun harus berani dan punya kemampuan membeli tanah-tanah di sini,’’ tegas gubernur.

Menurut Dr.Zul, harga tanah dan ternak di Australia tidak lebih mahal dari di NTB. Tanah-tanah di Utara Australia ini, menurutnya justru lebih murah dari harga tanah di Kawasan Mandalika dan Samota. ‘’Jauh lebih murah lagi tanah-tanah yang banyak buayanya,’’ seloroh gubernur.

Di hari keempat lawatannya ke Australia, Doktor Zul antara lain bertemu dengan Peter Tinley, Menteri Urusan Asia di Australia Barat (Western Australia) yang akan membantu memastikan penerbangan langsung Perth-Lombok yang telah dibuka dapat terus berkembang. Gubernur menegaskan, upaya mempromosikan daerah bukan hanya tugas pemerintah daerah semata. ‘’Ini tugas kita semua, terutama business community kita,’’ tandasnya.

Selain bertemu para penentu kebijakan setempat, gubernur juga tak lupa menyapa warga asal NTB di Australia. Salah seorang diantaranya adalah Renny Newall yang sudah 32 tahun menetap di Darwin. Renny berasal dari Kampung Bugis, Sumbawa. Kepada Doktor Zul, Renny telah mengutarakan kesiapannya untuk menjadi ‘orang tua’ bagi warga NTB yang ingin ke Darwin.

‘’Ada juga Ibu Mariatun dari Lombok yang sudah 30 tahun di Darwin. Jadi sudah ada yang meretas jalan baru,’’ ungkapnya.

Selain itu, gubernur juga bertemu Nico, salah seorang putra Gunung Sari, Lombok Barat. Nico dulunya kuliah di UGM Yogyakarta dan saat ini sedang ditugaskan di Perth oleh Kementerian Luar Negeri. ‘’Nico putra Lobar ini saya yakin suatu saat nanti akan jadi Dubes seperti seniornya Lalu Muhammad Iqbal dari Loteng,’’ harap Doktor Zul. (Humas NTB)
Share:

Sunday 23 June 2019

MotoGP Mandalika 2021, Wagub Sitti Rohmi Undang Investor Prancis Berinvestasi di NTB

Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah (kanan) memberikan keterangan dalam jumpa pers bersama wartawan Prancis di Kedutaan Besar RI di Paris, Kamis (20/6/2019) 
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, meluangkan waktu khusus untuk mempresentasikan gelaran MotoGP Mandalika di Provinsi NTB pada 2021 mendatang. “NTB juga ingin mengadopsi pariwisata olahraga sebagai salah satu daya tariknya,” ujar Wagub di hadapan puluhan pelaku bisnis perjalanan wisata di Prancis, Kamis, 20 Juni 2019.

Wagub menerangkan, Pemerintah Indonesia dan Pemprov dan pemerintah kabupaten/kota di NTB menyadari bahwa daerah ini cocok sebagai tempat berkembangnya wisata olahraga atau sport tourism.

“Dengan potensi dan karakteristik yang dimiliki, dan investasi besar ke MotoGP dan potensi investasi di masa depan ke dalam Formula 1, kami yakin kami dapat mengembangkan platform pariwisata olahraga yang hebat,” ujar Wagub.

Untuk itulah, serangkaian agenda wisata olahraga telah mulai digelar di NTB. “Kami mengadakan ultra-marathon pertama kami di Sumbawa tahun lalu dan memiliki peserta dari seluruh dunia. Selain olahraga motor dan lari, kami juga ingin menjelajah ke olahraga bersepeda,” ujarnya. Di daerah ini juga telah digelar turnamen bersepeda Tour de Lombok pada tahun 2017 yang rutenya membentang sepanjang 480 km, dari Mandalika ke Mataram.

Khusus untuk MotoGP, Wagub menegaskan bahwa penyelenggaraannya akan mulai digelar pada tahun 2021 mendatang. “Kegiatan ini akan menarik lebih dari 120.000 pengunjung dengan lebih dari 400 juta orang akan menonton melalui siaran televisi di lebih dari 207 negara. Bayangkan dampak yang akan dihasilkan setelah kami menggelar kegiatan ini di provinsi kami,” sebut Wagub.

Selain MotoGP, ada pula rencana menggelar balapan Formula 1 (F1) di Lombok. Formula 1 telah terbukti menjadi acara olahraga ketiga yang paling banyak ditonton di dunia setelah Piala Dunia FIFA dan Olimpiade. Dengan 21,1 juta pengikut media sosial, disiarkan televisi di 159 negara, dan rata-rata 200.000 orang menghadiri setiap perlombaan, F1 hampir dipastikan akan melahirkan dampak positif yang menakjubkan.

Untuk itulah, Wagub menegaskan potensi ini akan melahirkan peluang bisnis bagi para pelaku bisnis yang hadir di pertemuan tersebut. “Ini adalah peluang besar bagi Anda, investor masa depan kami, untuk menciptakan bisnis Anda di sini, di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat,” pungkas Wagub. (Humas NTB)


Share:

Monday 10 June 2019

Pasang PJU, Pemkab Lombok Barat Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid

PEMKAB Lombok Barat (Lobar) mengaku Penerangan Jalan Umum (PJU) di kawasan wisata, khususnya di kawasan Senggigi menjadi prioritas untuk ditangani. Bahkan, dalam membangun PJU ini, Pemkab Lobar bekerjasama dengan pihak ketiga memasang 15 ribu titik PJU di seluruh Lobar, khususnya di kawasan wisata.

Seperti disampaikan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, jika penanganan PJU khusus di kawasan Senggigi sudah ada. Namun pihaknya ingin berpikir lebih jauh, tidak hanya Senggigi, sehingga pihaknya pun membuat terobosan dengan kerjasama dengan pihak ketiga. Saat ini tengah berjalan kerjasama tersebut, di mana akan dipasang 15 ribu lampu di seluruh Lobar. “Bulan Agustus sudah kita mulai eksekusi pemasangan 15 ribu  lampu PJU . Kita sudah jalan,” jelasnya belum lama ini.


Terkait kerjasama pemasangan PJU ini pun sudah disampaikan ke Bappenas dan mendukung program ini. Pemda kata dia tidak bisa parsial dalam melaksanakan program, hal ini yang kurang dipahami oleh masyarakat. “Begitu turun, warga beranggapan bisa langsung cepat dikerjakan,” jelas dia.


Pihaknya menegaskan PJU di kawasan Senggigi masuk prioritasnya pada program kerjasama pemasangan 15 ribu titik PJU nanti. Bahkan kata dia, tim sudah melakukan survei titik lampu PJU yang dibutuhkan di Senggigi. Ia menambahkan saat ini posisi PJU di Lobar mencapai 7.500 titik, namun dari jumlah ini diperkirakan yang menyala 50 persen. “Terobosan yang kami lakukan nanti itu  ada 15 ribu titik lampu dipasang se Lobar dengan investasi Rp80-90 miliar,” jelasnya.


Pihaknya mencari terobosan kerjasama karena kalau dianggarkan melalui APBD dana sebesar itu maka akan jadi sorotan di tengah kondisi fiskal. Di samping itu untuk efisiensi sebab bisa dipangkas biaya PJU yang saat ini mencapai Rp18 miliar, namun jika dikerjasamakan bisa ditekan menjadi Rp 11 miliar. ‘’Artinya ada surplus Rp7 miliar yang menjadi PPJ,’’ klaimnya. (Heru/Ekbis NTB)

Share:

Jalur Gelap Destinasi, Rugikan Pariwisata NTB

PJU di kawasan wisata Senggigi yang masih hidup. Banyak, PJU di jalur destinasi wisata di Pulau Lombok tidak berfungsi. 

Pariwisata merupakan salah satu program unggulan di NTB. Namun, tidak sedikit fasilitas pendukung sektor unggulan ini belum memadai. Mulai dari infrastruktur jalan, termasuk  lampu penerang jalan. Seperti fasilitas Penerangan Jalan Umum (PJU) di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat  hingga wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara (KLU), belakangan ini banyak dikeluhkan. Jalan menuju destinasi wisata unggulan ini dikeluhkan gelap gulita.

Senggigi, sudah sangat populer di kalangan wisatawan nusantara dan mancanegara. Meski menjadi destinasi wisata potensial, penataan serta infrastruktur pendukung kawasan wisata ini masih belum memadai.

Mengapa? Senggigi memiliki nama besar. Ia masih kuat menyedot penasaran wistawan dari dalam negeri dan mancanegara. Pantainya masih menggoda, meskipun kerap dikritik karena roi pantai yang seharusnya leluasa di akses masyarakat umum menjadi terbatas, akibat penguasaan kawasan oleh pemodal. Senggigi tetap memiliki daya tarik.

Destinasi wisata ini sangat berpeluang untuk terus menjadi destinasi wisata unggulan, jika saja pemerintah daerah serius memolesnya. Setidaknya, fasilitas yang membuat nyaman wisatawan menjadi perhatian utama. Senggigi masih dikeluhkan sebagai tempat yang belum nyaman.
Kontur wilayah berbukit, tanjakan dan tikungan di jalan-jalan utamanya di sepanjang pinggir pantai Meninting, hingga Lombok Utara yang pada siang hari menjadi lintasan yang eksotis, di malam harinya menjadi titik yang menakutkan.

Sejumlah PJU yang dipasang oleh pemerintah daerah hanya menjadi pajangan. Di malam hari, banyak di antaranya yang tak lagi menjadi penerang di kegelapan. Sebelumnya, objek wisata Senggigi gelap gulita akibat banyaknya PJU yang tak berfungsi. Saat ini kondisinya konon sudah  lebih baik.



Meski begitu, keberadaan PJU-PJU di sepanjang jalan Senggigi patut menjadi perhatian. Pantauan Ekbis NTB dari gapura utama Meninting-Batu Layar-Senggigi hingga ujung Kerandangan, terdapat sekitar 161 PJU dan tiang listrik yang dipasangkan perangkat PJU. Tidak terhitung tiang-tiang listrik yang tidak dilengkapi PJU.
Dari total jumlah tersebut, di malam hari sekitar kurang lebih 132 PJU yang menyala. 29 di antaranya tak berfungsi. PJU yang tak berfungsi ini, di antaranya ada di titik-titik strategis, bahkan di titik rawan (lakalantas). Yaitu  di tanjakan, dan di tikungan tajam. Bahkan di tempat berkumpulnya pedagang-pedagang asongan, PJU justru tak berfungsi. Titik-titik ini menjadi gelap di sepanjang jalan di Batulayar-Senggigi.

Juga yang patut menjadi perhatian, tidak seluruhnya PJU yang menyala terang benderang. Kebanyakan nyalanya remang-remang. Ada juga tiang-tiang PJU yang tertutupi dedaunan dan ranting pohon di pinggir jalan. Akibatnya, cahayanya tak tembus di jalanan. Kondisi ini sangat merugikan Senggigi sebagai destinasi wisata potensial.

Bagaimana wisatawan merasa nyaman? Beberapa pedagang asongan yang dijumpai juga menyampaikan harapan yang sama. Agar jalan-jalan di sepanjang objek wisata Senggigi terang benderang. Mereka yang berjualan di pinggir jalanpun terpaksa harus menggunakan listrik aliran yang dibayar swadaya setiap bulan. Mereka berkelompok mengeroyok satu meter KWh.
‘’Inginnya kami, jalan-jalan ini terang. Supaya wisatawan yang jalan kaki banyak. Kan bisa belanja,’’ kata Wahab, salah satu pedagang jagung bakar dan minuman di Senggigi.

Sebelumnya, PJU-PJU di Senggigi tidak sedikit yang tak berfungsi. Apalagi saat hujan, suasananya mengkhawatirkan. Tentu tak nyaman bagi pengunjung. Harapannya, PJU – PJU yang ada dibenahi. Dan tiang-tiang listrik yang ada dipasangkan PJU.
PJU di kawasan Senggigi yang tidak berfungsi
Hal senada disampaikan Kepala Desa Batulayar Muhammad Taufiq. Menurutnya, banyaknya PJU yang tidak berfungsi dari Desa Batulayar hingga Senggigi, dikeluhkan pengguna jalan, termasuk wisatawan. Ia mengaku, tidak semua PJU di kawasan Senggigi menyala, sebagian katanya mati. Sebagian juga belum dipasangkan PJU.



Sangat tidak layak menurutnya, jika akses pariwisata tidak terang benderang. Paling tidak, lanjutnya, terdapat PJU dari gapura perbatasan dengan Kota Mataram hingga KLU. Selama ini, keluhan masyarakat terkait tidak ada lampu penerang menyebabkan potensi kecelakaan lalu lintas. Bila penerangan minim, cahaya lampu kendaraan dari arah berlawanan kerap membuat silau pengendara di depannya.

Di sisi lain, Kepala Desa Senggigi, Muhammad Ilham mengaku sering meminta kabupaten untuk memfasilitasi sarana PJU di akses pariwisata. Tapi tidak mendapat respons positif. Jalan Raya Senggigi tidak semuanya diterangi PJU. “Usulan kami tidak direspons,”akunya beberapa waktu lalu.
Pihaknya sudah bersurat resmi hingga menelepon pihak Pemda untuk menyampaikan persoalan ini, namun tak direspons. Sejauh ini apa yang diusulkan desa, tidak pernah terealisasi, hal ini menyebabkan ia bosan meminta Pemkab untuk menyediakan PJU di jalan raya Senggigi. Menurut Ilham, minimnya penerangan jalan menimbulkan efek tidak bagus bagi wisatawan. ‘’Lampu penerang ini seharusnya menjadi fasilitas yang harus diutamakan,’’ harapnya.

Warga Senggigi, Mastur mengatakan Senggigi sebagai kawasan wisata dunia sebenarnya tidak layak menjadi lokasi wisata, karena kondisi infrastuktur pendukungnya minim. Daerah ini hanya menyetor PAD ke daerah, namun justru kondisi infrastruktur tidak diperhatikan. ‘’Di luar saja megah, tapi coba masuk ke dalam (dusun) di Senggigi kondisi jalannya semua rusak parah,’’ terang Ketua Karang Taruna Senggigi ini.

Menurutnya, banyaknya lampu PJU yang mati sepanjang jalur Senggigi hingga Mangsit sekitar lima kilometer menambah buramnya kondisi infrastruktur di daerah itu. Warga setempat sendiri berharap ada perlakuan khusus dari Pemda karena sebagai daerah penghasil PAD terbesar di Lobar. Karena tidak adanya dana khusus dari Pemda untuk membiayai itu, maka hal ini mendasari warga Senggigi mengusulkan Perdes pungutan hotel yang diambil dari CSR sekitar 10 persen. Karena, sejauh ini CSR hotel tidak disetor ke desa, namun tidak jelas ke mana? Terkait Perdes ini sendiri sudah dikoordinasikan dengan Pemda dan berharap bisa disetujui. (Bulkaini/Heru/Ekbis NTB)

Share:

Perth-Lombok Kembali Beroperasi, AirAsia Gantikan Peran Jetstar

Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat tiba di LIA dengan menggunakan penerbangan perdana AirAsia dari Perth-Lombok, Minggu (9/6/2019) 

Maskapai AirAsia, resmi mengoperasikan rute penerbangan yang menghubungkan Lombok dengan Australia. Hal ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat AirAsia jurusan Perth - Lombok di Lombok International Airport (LIA), Minggu 9 Juni 2019 malam,. Sebelumnya, rute ini sempat dilayani maskapai asal Australia Jetstar. Tapi karena minimnya penumpang, Jetstar memutuskan berhenti melayani rute ini. 

Pendaratan perdana ini tidak saja menandai terbukanya rute baru untuk wisatawan dari Australia ke NTB. Lebih dari itu, rute baru ini juga memperlihatkan kuatnya komitmen  Pemprov NTB untuk mendongkrak arus kunjungan wisatawan ke NTB.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah ikut serta dalam rombongan pendaratan perdana pesawat bernomor QZ471 itu.



Selain Wakil Gubernur, hadir pula jajaran manajemen PT Indonesia AirAsia, Konjen RI di Perth, Dewi Gustina Tobing, beserta sejumlah pelaku pariwisata.

Ratusan penumpang AirAsia yang ikut serta dalam penerbangan perdana ini tampak antusias mendapat sambutan hangat di pintu kedatangan LIA. Terlebih, mereka langsung mendapatkan suguhan atraksi Gendang Beleq yang memang telah disiapkan untuk menerima para peserta penerbangan perdana tersebut. Juga, serangkaian suvenir dan penganan lokal.

Rod David, salah seorang penumpang pesawat AirAsia jurusan Perth-Lombok mengaku gembira dengan dibukanya rute baru ini. "Penerbangannya sangat nyaman, dan saya sangat senang bisa mendapatkan akses yang bagus ke Lombok," ujarnya.

Rod mengaku baru pertama kali ke Lombok. Ia akan menghabiskan waktu sepekan berlibur di Lombok dan setelah itu akan kembali ke Perth.



Dalam kesempatan tersebut, Wagub menegaskan bahwa dibukanya rute penerbangan Lombok - Perth merupakan buah kerja keras bersama antara pemerintah, maskapai penerbangan dan semua pihak terkait. Ia juga menegaskan bahwa di masa yang akan datang pihaknya bersama maskapai penerbangan terus mengupayakan dibukanya rute penerbangan baru ke Lombok, dari daerah-daerah lain di Indonesia. "Untuk koneksinya, kita juga lagi dorong Lombok - Surabaya, Lombok - Jakarta dan Lombok - Denpasar," ujarnya.

Wagub menegaskan, antusiasme masyarakat di Perth terhadap dibukanya rute baru ini cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan terpenuhinya kapasitas penumpang di penerbangan perdana malam itu. "Alhamdulillah, full 171 penumpang. Yang berikutnya juga udah mau 150-an," imbuhnya.

Wagub mengaku mendapatkan sambutan yang menggembirakan dari publik di Australia. Karenanya, ia sangat optimis akan pertumbuhan arus kunjungan ke NTB dari Australia. "Saya ketika kita perkenalkan NTB di sana responsnya luar biasa," ungkapnya.



Menurut Wagub, sambutan ini cukup wajar mengingat NTB memiliki banyak destinasi yang mampu memikat wisatawan. Wisatawan mancanegara, menurutnya bisa menikmati beragam destinasi. Mulai dari wisata pantai, air terjun yang indah, gunung Rinjani, Tambora dan destinasi lainnya.
"Belum lagi kerajinannya yang luar biasa. Belum lagi potensi sport tourism juga, kemudian juga ke depan ada MotoGP, yang potensialnya juga di-improve jadi F1 benar-benar menjadi sesuatu yang menarik bagi mereka."

Optimisme mengenai akan ramainya rute penerbangan ini juga ditunjang dengan tarif penerbangan yang dinilai cukup terjangkau. Wagub berharap, problem tingginya harga tiket pesawat yang terjadi saat ini bisa segera tuntas seiring adanya serangkaian kebijakan yang diambil pemerintah. "Mudah-mudahan harga tiket ini tidak menjadi isu lagi. Karena, kan sedang dibenahi juga oleh pemerintah," tandasnya.

Pembukaan rute penerbangan AirAsia yang menghubungkan Lombok dan Australia ini didahului dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Dirut PT Indonesia AirAsia, Dendy Kurniawan dengan Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah di kantor Air Asia di Tangerang, Kamis 14 Maret 2019 lalu.

Tiket AirAsia dengan rute Perth - Lombok sudah tersedia mulai Kamis 14 Maret 2019 hingga 24 Maret 2019 lalu.  Pengguna rute ini juga berkesempatan menikmati tarif murah untuk perjalanan mulai 9 Juni hingga 26 Oktober 2019. Tiket Perth - Lombok dijual dengan tarif mulai dari Aus $ 99 atau Rp599 ribu. AirAsia akan terbang melintasi rute Lombok - Perth sebanyak empat kali sepekan. Penerbangan ini akan tersedia di hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu. (Humas Setda NTB)

Share:

Monday 29 April 2019

Danone Hadirkan Kebutuhan Dasar Korban Gempa di Lombok



Presiden Direktur Danone Aqua, Corine Tap

Gempa yang mengguncang Lombok sejak 29 Juli 2018 lalu telah menimbulkan kerusakan. Infrastruktur air yang merupakan kebutuhan pokok rusak. Sanitasi bermasalah dan mengancam kondisi kesehatan para korban gempa. 


PT Tirta Investasma-Danone Aqua mengandeng Yayasan Masyarakat Peduli (YMP) NTB mencoba hadir untuk meringankan beban para korban gempa. Utamanya kebutuhan paling mendasar bagi para korban gempa, yakni air dan sanitasi tersebut.

Menurut Direktur YMP NTB, Hj. Ellena Khusnul Rahmawati dalam Diskusi Refleksi Program Respon Bencana Lombok dari Danone Indonesia di Hotel Kila Senggigi  Jumat (26/4), mengaku apa yang telah diberikan oleh Danone ini sangat bermanfaat dan bisa digunakan hingga saat ini. Apalagi Pemkab Lotim di bawah komando Bupati H. M. Sukiman Azmy juga telah menyatakan komitmennya untuk mendukung program penanganan bencana.

Selain itu, tambahnya, kemitraan YMP dengan Danone telah memberikan dampak yang sangat positif. Danone juga telah mendukung pembuatan Detail Engineering Design (DED) sistem air bersih. Dukungan DED ini telah membuat 8 desa di Lotim sudah mendapatkan respons dari UNICEF dan ada empat desa mendapatkan dukungan pendanaan untuk pembangunan air bersih.


Hal ini, tambahnya menyebabkan perilaku masyarakat banyak berubah tentang sanitasi. Masyarakat saat ini sangat memahami pentingnya higienitas dan sanitasi. Hal ini terlihat di desa-desa yang ditangani, apalagi masyarakat membangun sendiri infrastruktur sanitasi yang menjadi kebutuhan dasarnya. “Masyarakat saat ini sudah ada yang iuran sendiri membangun jamban,” urainya.
Direktur YMP NTB, Hj. Ellena Khusnul Rahmawati
 Presiden Direktur Danone Aqua, Corine Tap, menjelaskan, sebagai perusahaan yang sudah lama beroperasi secara luas di Indonesia disadari musibah bencana dapat terjadi kapan saja. Danone siap menghadapi musibah tersebut dan membantu masyarakat yang terdampak.


Danone Aqua menanggapi musibah ini dengan menyediakan bantuan di masa tangap bencana dan pemulihan pascabencana, terutama penyediaan hidrasi sehat serta sarana sanitasi yang layak bagi masyarakat.
Di antara yang dilakukan Danone adalah mendistribusikan 3.000 botol air minum dalam kemasan ukuran 1.500 ml. Menyalurkan 75.000 liter air bersih dengan menggunakan mobil tangki air, membangunkan 30 unit WC darurat.

Dalam masa pemulihan telah dilakukan Danone bersama YMP NTB program Water Access, Sanitation and Hygiene (WASH), yakni berupa pengadaan 25 tangki kapasitas 1.050 liter, pembangunan 50 fasilitas MCK, melakukan promosi kesehatan serta memfasilitasi pelatihan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).  


Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, Purnama Hadi menyampaikan terima kasihnya kepada Danone Aqua atas segala bantuannya. Musibah gempa yang terjadi sejak Juli 2018 lalu telah mengakibatkan rumah 28.498 kepala keluarga di Lotim hancur. 10.170 rusak berat belum lagi ditambah kejadian gempa pada 17 Maret 2019 lalu yang menambah ribuan juga rumah rusak.

Menurutnya,sanitasi memang menjadi salah satu kebutuhan paling mendasar dan menjadi masalah berat pascagempa. Masyarakat korban gempa juga masih banyak mengalami krisis air bersih. Bantuan dari Danone dinilai sangat bermakna. Purnama Hadi mengharapkan bantuan dari Danone ini bisaberkelanjutan. “Tidak berhenti di sini, utamanya kesiapan air bersih dan pemerintah kabupaten Lotim siap kerjasama demi kemaslahatan umat,”  harapnya. (Rusliadi/Lombok Timur)

Share:

Monday 22 April 2019

Belum Maksimal, Pengelolaan Taman Wisata Aik Bukak Lombok Tengah


 Kondisi taman wisata Aik Bukak Lombok Tengah belum dikelola maksimal.
Taman wisata Aik Bukak merupakan salah satu aset potensial milik Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Namun sayang, pengelolaanya sejauh ini masih belum maksimal. Sehingga belum bisa optimal memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah. Hal itu diungkapkan Kepala Desa Aik Bukak, Hamdan, Sabtu (20/4/2019).



“Kalau dari sisi potensi, taman wisata ini sangat potensial. Tapi belum bisa berkontribusi maksimal, karena memang pengelolaanya yang belum maksimal,” ujarnya. Sehingga pihaknya sangat berharap Pemkab Loteng bisa menyerahkan pengelolaan aset tersebut pemerintah desa dengan tujuan agar lokasi ini dikelola dan dikembangkan sebaik-baiknya oleh pemerintah desa.

Dengan pengelolaan diserahkan ke pemerintah desa, maka pemerintah desa bisa mengalokasikan anggaran penataan taman wisata tersebut. Pemerintah desa berencana akan merapikan dan menata kawasan Aik Bukak, sehingga wisatawan semakin banyak yang tertarik untuk datang ke taman wisata ini.

“Kalau pemerintah kabupaten menyerahkan pengelolaan taman wisata Aik Bukak ke pemerintah desa, sedikit tidak bisa meringankan beban pemerintah kabupaten terkait penataan taman ini,” sebutnya.



Hamdan mengatakan, banyak hal yang harus dipikirkan oleh pemerintah kabupaten, sehingga pihaknya khawatir kalau tetap dikelola pemerintah kabupaten, taman wisata Aik Bukak semakin tidak terurus ke depanya. “Buktinya, dua tahun yang lalu pemerintah kabupaten sudah merencanakan untuk menata taman wisata Aik Bukak. Tapi sampai sekarang belum bisa terlaksana,” sebut Hamdan.

Tapi kalau diserahkan pengelolaannya ke pemerintah desa, setidaknya pemerintah desa bisa menyiapkan anggaran penataan taman wisata tersebut secara bertahap. Tinggal pemerintah kabupaten menyiapkan masterplan penataan taman wisata ini, nanti pemerintah desa yang akan menggarap.

Tidak kalah penting, jika desa yang mengelola maka pemberdayaan masyarakat setempat bisa lebih maksimal. Sehingga pada akhirnya bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Yang dengan sendirinya turut meringankan beban pemerintah. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Thursday 11 April 2019

Rusak Pascagempa, Dermaga Gili Trawangan Dibangun Dua Tahap

Kondisi dermaga Gili Trawangan hingga 11 April 2019 yang rusak akibat gempa dan harus segera diperbaiki.  
Keberadaan dermaga Gili Trawangan hingga saat ini masih amburadul. Pascarusaknya dermaga lama, para pengusaha transportasi nyaris tak punya tempat tambat boat/fastboat yang layak.

Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Lombok Utara (KLU), M. Iwan Maret Asmara, S.Sos., Selasa (9/4/2019) mengatakan, rekonstruksi dermaga Gili Trawangan sangat diharapkan masyarakat. Tidak hanya warga setempat, tetapi juga pengunjung dan pengusaha. "Dermaga ini harapan semua masyarakat, dan terkait itu memang tahun ini akan dibangun. Jeti yang di Trawangan, makanya kita doakan saja mudahan segera tahun ini dibangun yang di Trawangan itu," kata Iwan.

Informasi terkait kapan dimulainya pembangunan dermaga Gili Trawangan tersebut, aku Iwan, belum ada petunjuk. Informasi terakhir menyebut, bahwa proyek tersebut masih dilelang oleh Kementerian.
Disebutkan, anggaran untuk Dermaga Gili Trawangan senilai Rp 17 miliar. Anggaran ini sedikit lebih banyak dari pagu anggaran pembangunan dermaga Gili Air, sebesar Rp 16,6 miliar.

Dermaga Trawangan disebutkan akan dibangun dalam dua tahap. Pertama, pusat akan membuat dermaga apung (jeti). Tahap berikutnya akan dibangun dermaga tambat versi beton. "Dan ini bukan perbaikan, dan rencananya akan dibangun baru di lokasi yang sama, tapi bergeser sedikit," imbuhnya.

Proses pelaksanaan pembangunan dermaga diperkirakan memakan waktu antar 6-7 bulan. Melihat waktu di mana sudah memasuki bulan April, diharapkan agar proyek tersebut dapat dikerjakan lebih cepat. Namun demikian, kontrak proyek tentunya menjadi ranah pemerintah pusat. "Tapi karena inikan pelaksanaannya oleh pusat maka tidak bisa kita jelaskan secara detail," sebut mantan Kalak BPBD KLU ini.

Pengusaha Gili Trawangan, Lalu Kusnawan, menambahkan dermaga Gili Trawangan, sangat diharapkan segera diperbaiki. Pengusaha tidak memiliki tempat tambat yang nyaman dan aman saat melayani tamu. Setiap fast boat yang datang dari Bali, hanya bisa tambat seadanya di pinggir pantai.
"Kita berharap dermaga Gili Trawangan dibangun lebih cepat, karena ini akses satu-satunya. Sebagai destinasi wisata internasional, sangat disayangkan kita tidak punya sarana pendukung, " katanya. (Johari/Lombok Utara)
Share:

Dukung MotoGP Indonesia, Runway Lombok International Airport Diperpanjang 500 Meter


Ruang tunggu penumpang di Lombok International Airport 
Panjang run way atau landasan pacu Lombok International Airport (LIA) direncanakan akan diperpanjang sekitar 500 meter. Itu artinya, total panjang run way LIA nantinya menjadi 3.300 meter. Pengerjaan perpanjangan run way direncanakan akan dimulai akhir tahun ini juga.  


Demikian disampaikan General Manager (GM) PT. Angkasa Pura (AP) I LIA, Nugroho Jati, kepada wartawan, di kantor Bupati Loteng, Rabu (10/4/2019).

Sebelumnya, Nugroho Jati mengaku, pihaknya sudah melakukan studi kelayakan perpanjangan run way. Hasilnya, run way LIA layak secara teknis maupun ekonomi untuk diperpanjang.

Saat ini, rencana perpanjangan run way LIA dalam proses kajian teknis di tingkat pusat untuk menghitung berapa kebutuhan anggaran serta kebutuhan teknis lainnya terkait rencana ini, sehingga
untuk saat ini pihaknya belum bisa memberikan gambaran secara detail terkait rencana ini, terutama soal berada kebutuhan anggaran untuk mendukung rencana perpanjangan landasan pacu LIA tersebut. “Kalau kepastian rencana perpanjangan run way sudah masuk dalam program. Tapi teknis dan kebutuhan anggarannya, itu yang sedang dikaji,” ujarnya.


Ia menjelaskan, dengan perpanjangan run way, ujarnya, maka LIA ke depan sudah bisa didarati pesawat-pesawat berbadan lebar, walaupun dengan panjang run way yang sekarang yakni 2.700 meter, LIA sebenarnya sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar. Namun, untuk lebih meyakinkan pihak maskapai, LIA benar-benar siap untuk didarati dengan pesawat berbadan lebar, sehingga perpanjangan run way memang harus dilakukan. Terlebih itu juga menjadi salah satu komitmen Presiden Joko Widodo saat mengunjungi NTB beberapa waktu lalu.


Di mana, ada tiga fasilitas yang akan dibangun untuk menyongsong gelaran MotoGP di kawasan The Mandalika, yakni revitalisasi dermaga Lembar Lombok Barat (Lobar), jalur by pass bandara – KEK Mandalika serta perpanjangan run way LIA

Untuk pelaksanaanya perpanjangan run way LIA itu sendiri, Jati mengaku pihaknya berharap bisa dimulai akhir tahun ini, walaupun hanya 5 atau 6 persen saja dan bisa dilanjutkan di tahun 2020 mendatang. “Keputusan soal kapan pengerjaan perpanjangan run way LIA dimulai tergantung pusat. Tapi kita berharap bisa direalisasi mulai tahun ini,” tandasnya. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Monday 1 April 2019

Objek Wisata Baru Telaga Biru Montong Gading yang Mulai Diminati Wisatawan

 Objek wisata Telaga Biru TNGR Desa Perian Kecamatan Montong Gading tawarkan konsep wisata alam.

Kolam Biru di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di dekat Desa Perian Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. Warga setempat pun menyebutnya Telaga Biru. Telaga alami yang dulu seperti tidak digubris keberadaannya ini kini menjadi ramai dikunjungi.


Lokasi Telaga Biru ini tepatnya di Dusun Gunung Paok Desa Perian. Desa yang berbatasan langsung dengan kawasan TNGR. Dari perbatasan hutan TNGR, pengunjung harus berjalan kaki melintasi rimbuan pohon kayu hutan yang lebat. Setelah berjalan sekitar 250 meter, telaga biru ini terlihat dari ketinggian.

Sepintas telaga ini terlihat dari kejauhan warna biru kehijau-hijauan memancar dari dasarnya. Pemandangan itu pun menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjung yang ingin sekadar berswafoto di atas kolam.

Oleh para pemuda pecinta wisata Desa Perian sudah menyulap kawasan tersebut menjadi lebih menarik. Adalah Hasbi dan kawan-kawannya membuat beberapa wahana tempat berswafoto dari bambu dan kayu-kayu hutan.


Dituturkan Telaga Biru ini mulai ramai dikunjungi setelah setahun terakhir. Bermula dari upload video pendek lucu-lucuan tentang Telaga Biru yang dibuat oleh para pemuda. Belakangan, setiap liburan Telaga Biru ini tidak pernah sepi dari pengunjung, termasuk wisatawan asing.

Bagi pengelola, kata Hasbi sejauh ini hanya mengambil uang parkir Rp 2 ribu untuk sepeda motor dan Rp 5 ribu untuk kendaraan roda empat. Belum ada diberlakukan karcis atau sejenisnya untuk setiap pengunjung. Pemuda Perian mengaku belum berani terlalu jauh mengambil jasa dari objek wisata Telaga Biru itu.

Harapannya, ada sentuhan penataan dari pemerintah. Bersama dengan pihak Balai TNGR sendiri klaimnya  sudah ada izin.  Dulunya, kendaraan bisa masuk sampai ke atas dekat langsung dengan telaga. Akan tetapi belakangan sudah tidak diperbolehkan karena dikhawatirkana kan merusak kawasan hutan, sehingga areal parkir pun ditaruh di luar kawasan TNGR.


Sebagai objek wisata baru dikenal, diperlukan penataan lebih jauh. Lebih lengkap lagi sarana dan prasarana penunjangnya agar pengunjung bisa lebih nyaman datang. Objek wisata Telaga Biru sejauh ini hanya menawarkan konsep wisata alam. Oleh pengelola ada wahana bebek renang yang dipajang di atas Telaga yang disediakan khusus bagi pengunjung. Namun diakui hal itu masih sangat terbatas.

Hal lainnya yang menjadi catatan, kondisi infrastruktur menujju kawasan objek wisata Telaga Biru ini terlihat sangat jelek. Saat hujan mengguyur, sudah tidak memungkinkan jalan satu-satunya ke lokasi ini bisa dikunjungi menggunakan kendaraan, karena jalan becek dan berlubang.

Bagi pecinta suasana wisata di dalam kawasan hutan, Telaga Biru bisa menjadi salah satu alternatif wisata. Seperti pengakuan Guru Ani dari Terara saat berkunjung ke Telaga Biru Sabtu (30/3) lalu bersama dengan keluarganya, Telaga Biru ini menawarkan konsep wisata alam yang menenangkan. (Rusliadi/Suara NTB Lombok Timur) 

Share:

Masih Berbahaya, Jalur Pendakian Rinjani Batal Dibuka April 2019

Tim survei gabungan di jalur pendakian Sembalun menuju Pelawangan Rinjani, Sabtu (16/3/2019) yang menemukan longsor dan kerusakan jalur di 14 titik. (Dokumen Istimewa TNGR)
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) memutuskan membatalkan pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani April mendatang. Kesimpulan tersebut, berdasarkan hasil rapat gabungan Rabu (27/3/2019).  Sebab survei , jalur Senaru dan Sembalun berbahaya bagi aktivitas pendakian karena kerusakan akibat gempa dan potensi bahaya longsor susulan. 


Kepastian itu disampaikan Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani  (TNGR) Sudiyono, Kamis (28/3/2019). Sehari sebelumnya ia menggelar rapat bersama sejumlah pihak, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pariwisata, Basarnas, TNI dan Polri, juga Trakking Orgnizer (TO). Rapat isinya mengevaluasi hasil survei jalur pada Sabtu (16/3/2019)  yang juga melibatkan semua pihak yang hadir dalam rapat. 

‘’Kesimpulannya, kami belum bisa buka April ini. Jalurnya masih berbahaya. Kami belum bisa putuskan kapan dibuka sampai dilakukan survei berikutnya,’’ kata Sudiyono. 

Sebelumnya TNGR sempat memastikan akan membuka jalur Rinjani pada April mendatang, sembari melakukan penataan. Empat jalur yang siap dibuka di Senaru, Sembalun, Timbanuh dan Aik Berik. Namun dari hasil survei, kondisi jalur belum memungkinkan dibuka. Terlebih saat tim gabungan turun, tiba tiba gempa terjadi, sehingga perjalanan peninjauan jalur dihentikan.    


Setidaknya dua garis besar kesimpulan dalam rapat itu. Pertama, kondisi jalur dari Sembalun hingga Pelawangan terjadi kerusakan 14 titik, tiga titik diantaranya rusak berat. Hasil survei itu sudah dapat gambaran bahwa untuk diputuskan dibuka, diperlukan survei ulang.  

Sementara hasil pengecekan sebelumnya, didapat kesimpulan, jalur Sembalun sebelum menuju Pelawangan 200 meter rusak parah.  kerusakan ditemukan di jalur menuju Pos 3 dan Pos 4 dan dianggap masih berbahaya. ‘’Kita ingin tutup jalurnya yang berbahaya ini. Kemudian dalam survei berikutnya kita akan buka jalur lain,’’ terangnya. 

Dalam pengecekan jalur berikutnya, akan dilakukan survei potensi jalur sekaligus akan memasang rambu- rambu untuk para pendaki agar tidak melalui jalur berbahaya. Kesimpulan lain, jalur menuju danau tidak layak untuk dilalui karena terjal dan berbahaya pascalongsor. ‘’Sudah sangat tidak memungkinkan menuju danau, ada retakan-retakan dan sangat berisiko,’’ jelasnya. 


Pendakian belum bisa dibuka juga karena pertimbangan belum ditemukan mata air di dua jalur tersebut.  Demikian juga jalur Senaru  menuju Danau Segara Anak, masih terjal dan berisiko. Jalur ini harus dilakukan survei ulang karena belum tuntas sampai ke danau. ‘’Kemarin saat pengecekan jalur, PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi) belum dilibatkan. Nanti pada saat survei berikutnya, akan kami ajak juga supaya hasilnya lebih maksimal,’’ ujarnya.  

Sementara survei ulang untuk jalur Sembalun ke Pelawangan juga akan dilakukan pengecekan ulang bersama tim yang sama, sembari memastikan cuaca berdasarkan informasi dari BMKG. 
Sementara rekomendasi yang disampaikan sesuai kesepakatan rapat, harus ada jembatan antara Pos 2 dan Pos 3 karena jalurnya putus akibat longsor. Butuh solusi untuk suplai air bersih ke Sembalun, papan informasi di arah tiga titik jalur alternatif dan papan informasi untuk jalur berbahaya atau rawan longsor sepanjang jalur. 

Kemudian perbaikan jalur pendakian 150 meter sebelum pelawangan, penanaman pohon berakar di sepanjang jalur, semua guide harus memiliki Handtalky (HT) yang bisa terhubung ke pusat informasi. Terakhir, membatasi  jumlah pendaki karena semakin berkurannya kawasan aman. (Haris Mahtul/Suara NTB) 
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive