-
Nanggu, Sudak dan Kedis, Tiga Gili Nan Memesona di Sekotong Lombok Barat
Pemandangan alam di tiga gili di Sekotong yang begitu memesona.
-
Tiga Ribu Dulang Warnai Pesona Budaya Desa Pengadangan Lombok Timur
Sebanyak 3.000 dulang tengah diarak (betetulak) dari empat arah dalam Pesona Budaya II Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lotim, Rabu (30/10/2019)
-
Usaha Masker, Yang Untung Selama Pandemi Corona
Seorang penjahit di Rumah Produksi Sasambo Bumi Gora Lombok Barat sedang membuat masker berbahan baku kain).
-
Sabut Kelapa Desa Korleko Lombok Timur Diekspor ke Cina
Sabut kelapa dari Desa Korleko Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur yang dijadikan coco fiber untuk bahan baku pembuatan jok mobil dan diekspor ke Cina .
-
Gubernur dan Wagub Serah Terima Jabatan dengan TGB dan H. Muh.Amin
Serah terima jabatan dari mantan Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi kepada Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Jumat (21/9/2018).
Tuesday, 26 August 2014
Festival Senggigi Didorong Masuk Kalender Event Nasional
![]() |
Festival Senggigi 2013 unjuk kebolehan |
Pemkab Lombok Barat mendorong agar festival Senggigi
masuk kalender eventt nasional. Pasalnya kegiatan ini menjadi andalan pemda dan
pemprov secara umum. Sejauh ini baru Pemprov NTB yang sudah memasukkan eventt
ini dalam kalender event.
“Kami harapkan agar Festival Senggigi masuk event
nasional,” ungkap Kadis Pariwisata Lobar, I Gde Renjana, Selasa (26/8/2014).
Upaya mendorong agar event ini masuk kalender
nasional akan disampaikan kepada Kementerian terkait yang akan hadir dalam
festival Senggigi. Karena menurut
rencana, pihak kementerian akan menghadiri festival tersebut.
Menurutnya, festival Senggigi layak masuk event
nasional, karena menjadi salah satu lokomotif pariwissata di NTB dan Lobar
khususnya. Karena itu, event ini memperoleh perhatian dari Pemprov dan pihak
terkait lainnya. Dalam festival kali ini
diangkat tema, harmoni budayaku, lestari alamku.
Pada gelaran Festival Senggigi tahun lalu beberapa
kesenian dan upacara adat yang dipertontonkan kepada masyarakat luas adalah
prosesi adat pernikahan Sasak yakni Nyongkolan.
Tidak hanya nyongkolan yang digelar
namun bagian-bagian lain dari tata cara pernikahan yang banyak mengandung nilai
budaya seperti midang yang
direpresentasikan dengan tarian Ngujang
Midang.
Kemudian ada prosesi Penangko dimana ada beberapa rombongan yang membawa aneka macam penangko yakni barang bawaan untuk acara
begawe. Dalam masyarakat Sasak, begawe adalah proses selamatan atau
tasyakuran yang dilakukan masyarakat dalam upacara pernikahan, khitanan atau
acara-acara lainnya. Selain prosesi pernikahan, beberapa kesenian tradisional
lainnya juga unjuk gigi seperti tari Rudat, tari Gandrung dan masih banyak
lagi.
Festival ini tiap tahun dihadiri ribuan pengunjung,
bahkan setiap kali pelaksanaan dihadiri 2.000 lebih peserta.
Gde Renjana mengatakan, dalam festival disiapkan
puluhan parade seni dan budaya serta gelar seni budaya dari 10 kecamatan di
Lobar.
![]() |
Kepala Dinas Pariwisata Lobar I Gde Renjana |
Kegiatan festival yang dilaksanakan setiap tahun ini
sebagai upaya mempromosikan daerah Lobar
dan Lombok secara umum. Karena keindahan alam, seni budaya dan kulinernya
sangat kaya untuk menarik wisatawan.
Pelaksanaan festival kali ini mulai tanggal 24
hingga 27 September 2014 di Kerandangan Senggigi, jauh lebih variatif dari segi
kegiatan. Hal ini tujuannya untuk melibatkan semua unsur, masyarakat,
budayawan, pelajar, mahasiswa dan pihak hotel, PHRI, ASITA, pihak BPPD dan di-support dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
NTB.
Sebelum kegiatan puncak, terlebih dahulu
dilaksanakan sejumlah kegiatan pendahuluan digelar antara lain sarasehan
budaya, wayang kulit dan sejumlah pameran.Dalam pembukaan kegiatan ini akan digelar sejumlah event
antara lain tari kolosal, pameran kuliner khas sasak khususnya Lobar. Dalam
pameran ini, di 24 stan kuliner. Ada juga kegiatan pameran bonsai pada siang
hari dan saat malam hari ada nembang Sasak. Selanjutnya hari kedua, dilaksanakan
lomba band, debat bahasa Inggris diikuti pelajar, dan permainan Sasak Begangsing. Ada juga peragaan busana Sasak. Sedangkan parade seni dan budaya sendiri dari
masing-masing mengirim satu kelompok terdiri 100 orang. (Suara NTB)
Pencarian Warga Spanyol Tim SAR Temukan Koper Diduga Milik Korban
Helikopter SAR yang disiagakan mencari dua warga Spanyol yang hilang di perairan utara Bima NTB di Lapangan Sultan Salahuddin Bima. |
Pencarian dua warga negara Spanyol masing-masing Jorge dan
Victor kini menjadi perhatian pemerintah pusat. Tak tanggung-tanggung,
pencarian ini dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB
Soelistio. Namun dalam pencarian di hari pertama tersebut belum ditemukan
tanda-tanda para korban ditemukan melainkan sebuah koper.
Kepala Kantor SAR Mataram Budiawan S.sos yang dikonfirmasi
setelah mencarian, Selasa (26/8/2014) sore, menyebutkan pada hari pertama pencarian
pihaknya telah menyisir lokasi, termasuk perairan sekitar Pulau Kelapa tempat
ditemukannya dokumen milik salah satu korban, Jorge. Hanya saja, dalam
pencarian tersebut tidak ditemukan adanya tanda-tanda para korban. Pihaknya
hanya menemukan satu koper diduga milik para korban kapal karam tersebut di
wilayah Gili Banta. “Tadi kita hanya nemukan satu buah koper,” tuturnya. Hanya
saja, belum diketahui apakah milik korban asal spanyol tersebut atau milik
korban lainnya yang telah selamat.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FHB Soelistio koordinasi dengan anggota SAR mengenai lokasi pencarian korban warga Spanyol. |
Pencarian udara kemarin, ditutup pada sore hari. Namun pencarian
di matra laut oleh KRI diperkirakan berlangsung hingga sore pukul 17.00 WITA.
Pencarian tahap kedua ini pun akan kembali dilanjutkan pada Rabu dan
berlangsung hingga Kamis. Dalam pencarian ini, satu perwakilan keluarga
masing-masing korban juga dilibatkan.
Sementara itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistio
yang dikonfirmasi sebelumnya menyebutkan dalam konteks save and rescue Basarnas
punya SOP operasi. Setelah menerima laporan, kemudian dilakukan operasi
pencarian pokok selama 7 hari. Setelah 7 hari dilakukan, operasi ditutup dan
dievaluasi. Namun, katanya, operasi pencarian tersebut tidak sampai di situ.
Jika ada perkembangan baru, maka pihaknya bisa memperpanjang operasi selama 2
hingga 3 hari. Namun untuk pencarian kali ini, dirinya menetapkan operasi
pencarian selama 3 hari, karena adanya perkembangan informasi baru yakni
ditemukannya dompet milik salah satu korban. “Ini menjadi alasan kita
memperpanjang operasi,” terang Soelistio didampingi Deputi Ops Basarnas Brigjen
Tatang Zainudin serta jajaran lainnya.
Dalam pencarian sebelumnya, terang Soelistio, pihaknya
menerjunkan SAR laut dari seluruh komponen mulai dari Basarnas, Syahbandar,
Kodim, AL, Airud serta potensi SAR masyarakat yakni nelayan. Karena peristiwa
tenggelam berlangsung malam hari, saat itu pihaknya langsung mengeluarkan
maklumat kepada kapal-kapal agar siapa yang menemukan para korban agar langsung
diselamatkan. Sehingga dalam pencarian 7 hari tersebut, pihaknya berhasil
menemukan 23 dari 25. Di mana 5 diantaranya, ABK berkewarganegaraan Indonesia
dan 20 orang lainnya dari berbagai negara. 4 dari 20 wisatawan berbagai negara
tersebut diantaranya merupakan asal Spanyol di mana 2 diantaranya hingga kini
masih hilang.
Selanjutnya, sesuai dengan informasi tambahan yang didapat,
dalam operasi pencarian tahap ke II ini pihaknya memfokuskan ke bagian selatan
perairan dengan fokus poin di Pulau Kelapa.
Di berharap pencarian lanjutan ini bisa membuahkan hasil yang memuaskan.
Untuk itu guna mendukung pencarian, pihaknya mendatangkan sejumlah peralatan
yakni dua helicopter Dhauphin, 1 Pesawat CN 259 dan KRI yang diperintahkan
untuk menyisir di wilayah perairan utara. (Suara NTB)
Sunday, 24 August 2014
Pencarian Warga Spanyol yang Hilang di Bima Dihentikan
Pencarian terhadap dua korban kapal karam asal
Spanyol Victor dan George di Perairan utara Pulau Sangiang Kecamatan Wera
Kabupaten Bima dihentikan. Pencarian tersebut resmi dihentikan pada Sabtu
(23/8) sore. Namun dalam pencarian hari terakhir, Tim SAR berhasil menemukan
dompet dan KTP salah satu korban, yakni George di Perairan Gili Banta.
Kepala Basarnas NTB Bambang Budiawan saat
dikonfirmasi Minggu (24/8/2014), menjelaskan, pencarian terhadap para korban
sudah dilakukan maksimal selama 7 hari penuh dengan melibatkan unsur gabungan
yakni Basarnas NTB, SAR Bima, Pos AL Bima, Sat Polair Bima, Orari, Dinas
Kesehatan Bima, Petugas Pelabuhan, Kodim 1608/Bima yang jumlahnya antara 75
hingga 100 personel. Namun hingga Sabtu malam, hasil pencarian nihil.
Sementara karena sudah dilakukan pencarian selama 7
hari penuh, pihaknya secara resmi menghentikan dan masing-masing petugas
tersebut dikembalikan ke instansi masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan
kepastian hukum di mana SAR Indonesia hanya melakukan pencarian selama 7 hari.
“Secara umum operasi kita sudah selesai pada Sabtu sore,” katanya.
Hanya saja, lanjutnya, sesuai dengan informasi yang
dia terima dari KUPP bahwa dalam pencarian terakhir di wilayah Gili Banta,
petugas sempat menemukan KTP milik salah seorang korban yakni George.
Selanjutnya, mengenai KTP ini akan dikoordinasikan oleh KUPP ke keluarga
korban. Mengenai adanya informasi pencarian Minggu, Bambang menyebutkan hal itu
dilakukan kemungkinan karena masih ada keinginan dari pihak keluarga untuk
menemukan korban, sehingga pencarian tersebut dilakukan bersama-sama aparat
setempat. Sementara pihaknya, sejak resmi dihentikan tidak lagi terlibat.
Namun sesuai dengan SOP, jika ada informasi terbaru
dari nelayan atau kapal yang melintas tentu akan ditindaklanjuti. Untuk pusat
informasi sendiri langsung melalui SAR Bima yang tetap akan melakukan
pemantauan.
Selama pencarian, lanjutnya, pihaknya telah menyasar
sejumlah titik perairan dan wilayah terjauh yang disisir yakni wilayah perairan
Sape, Gili Banta dan Tambora. Namun dua korban tersebut tak berhasil ditemui.
Hal ini karena ada berbagai kemungkinan termasuk arus laut sendiri. Sebagai
gambaran, di Selat Sape ada perputaran laut yang satu mengarah ke utara dan
satu ke arah timur. Untuk itu, pihaknya melebarkan radius pencarian hingga
Tambora dan Gili Banta. Dalam pencarian itu, pihaknya juga sempat berkoordinasi
dengan petugas perairan Komodo dan Lantamal VIII. Mereka juga akan terus
mengoordinasikan dengan pihaknya di NTB jika ada perkembangan terbaru.
Saat proses pencarian, sempat ada informasi wisatwan
Spanyol yang ditemukan. namun ternyata peristiwanya berbeda. Yang di NTT,
katanya, memang merupakan tiga wisatawan asal Spanyol. Namun ketiga wisatawan
Spanyol tersebut terkait musibah penyelaman, satu di antaranya tewas dan dua
lainnya berhasil diselamatkan. “Tapi walaupun beda musibah, kami sempat
menyangka itu korban dari Sangiang, setelah kami koordinasikan ternyata mereka
penyelam,” tandas Budiawan,
Terakhir dia menegaskan kembali jika dalam peristiwa
kapal tenggelam di perairan utara Pulau Sangiang ini tercatat 23 dari 25
penumpang serta awak berhasil diselamatkan. Sementara dua korban yang telah
disebutkan tersebut dinyatakan masih hilang. (Suara NTB)