Be Your Inspiration

Tuesday, 26 August 2014

TARI GANDRUNG SASAK LOMBOK






Tarian tradisional khas Sasak, tari Gandrung yang dipentaskan dalam rangka memeriahkan Bulan Citra Budaya ke XIX Tingkat Provinsi NTB Tahun 2014.




Share:

Festival Senggigi Didorong Masuk Kalender Event Nasional


 
Festival Senggigi 2013 unjuk kebolehan

Pemkab Lombok Barat mendorong agar festival Senggigi masuk kalender eventt nasional. Pasalnya kegiatan ini menjadi andalan pemda dan pemprov secara umum. Sejauh ini baru Pemprov NTB yang sudah memasukkan eventt ini dalam kalender event.

“Kami harapkan agar Festival Senggigi masuk event nasional,” ungkap Kadis Pariwisata Lobar, I Gde Renjana, Selasa (26/8/2014).

Upaya mendorong agar event ini masuk kalender nasional akan disampaikan kepada Kementerian terkait yang akan hadir dalam festival Senggigi.  Karena menurut rencana, pihak kementerian akan menghadiri festival tersebut.

Menurutnya, festival Senggigi layak masuk event nasional, karena menjadi salah satu lokomotif pariwissata di NTB dan Lobar khususnya. Karena itu, event ini memperoleh perhatian dari Pemprov dan pihak terkait lainnya. Dalam festival kali  ini diangkat tema, harmoni budayaku, lestari alamku.

Pada gelaran Festival Senggigi tahun lalu beberapa kesenian dan upacara adat yang dipertontonkan kepada masyarakat luas adalah prosesi adat pernikahan Sasak yakni Nyongkolan. Tidak hanya nyongkolan yang digelar namun bagian-bagian lain dari tata cara pernikahan yang banyak mengandung nilai budaya seperti midang yang direpresentasikan dengan tarian Ngujang Midang.

Kemudian ada prosesi Penangko dimana ada beberapa rombongan yang membawa aneka macam penangko yakni barang bawaan untuk acara begawe. Dalam masyarakat Sasak, begawe adalah proses selamatan atau tasyakuran yang dilakukan masyarakat dalam upacara pernikahan, khitanan atau acara-acara lainnya. Selain prosesi pernikahan, beberapa kesenian tradisional lainnya juga unjuk gigi seperti tari Rudat, tari Gandrung dan masih banyak lagi.

 
Festival ini tiap tahun dihadiri ribuan pengunjung, bahkan setiap kali pelaksanaan dihadiri 2.000 lebih peserta.
Gde Renjana mengatakan, dalam festival disiapkan puluhan parade seni dan budaya serta gelar seni budaya dari 10 kecamatan di Lobar. 

Kepala Dinas Pariwisata Lobar I Gde Renjana

Kegiatan festival yang dilaksanakan setiap tahun ini sebagai upaya  mempromosikan daerah Lobar dan Lombok secara umum. Karena keindahan alam, seni budaya dan kulinernya sangat kaya untuk menarik wisatawan.

Pelaksanaan festival kali ini mulai tanggal 24 hingga 27 September 2014 di Kerandangan Senggigi, jauh lebih variatif dari segi kegiatan. Hal ini tujuannya untuk melibatkan semua unsur, masyarakat, budayawan, pelajar, mahasiswa dan pihak hotel, PHRI, ASITA, pihak BPPD dan di-support dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB.

Sebelum kegiatan puncak, terlebih dahulu dilaksanakan sejumlah kegiatan pendahuluan digelar antara lain sarasehan budaya, wayang kulit dan sejumlah pameran.Dalam pembukaan kegiatan ini akan digelar sejumlah event antara lain tari kolosal, pameran kuliner khas sasak khususnya Lobar. Dalam pameran ini, di 24 stan kuliner. Ada juga kegiatan pameran bonsai pada siang hari dan saat malam hari ada nembang  Sasak. Selanjutnya hari kedua, dilaksanakan lomba band, debat bahasa Inggris diikuti pelajar, dan permainan Sasak Begangsing.  Ada juga peragaan busana Sasak. Sedangkan parade seni dan budaya sendiri dari masing-masing mengirim satu kelompok terdiri 100 orang. (Suara NTB)
Share:

Pencarian Warga Spanyol Tim SAR Temukan Koper Diduga Milik Korban




Helikopter SAR yang disiagakan mencari dua warga Spanyol yang hilang di perairan utara Bima NTB di Lapangan Sultan Salahuddin Bima.
Pencarian dua warga negara Spanyol masing-masing Jorge dan Victor kini menjadi perhatian pemerintah pusat. Tak tanggung-tanggung, pencarian ini dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistio. Namun dalam pencarian di hari pertama tersebut belum ditemukan tanda-tanda para korban ditemukan melainkan sebuah koper.

Kepala Kantor SAR Mataram Budiawan S.sos yang dikonfirmasi setelah mencarian, Selasa (26/8/2014) sore, menyebutkan pada hari pertama pencarian pihaknya telah menyisir lokasi, termasuk perairan sekitar Pulau Kelapa tempat ditemukannya dokumen milik salah satu korban, Jorge. Hanya saja, dalam pencarian tersebut tidak ditemukan adanya tanda-tanda para korban. Pihaknya hanya menemukan satu koper diduga milik para korban kapal karam tersebut di wilayah Gili Banta. “Tadi kita hanya nemukan satu buah koper,” tuturnya. Hanya saja, belum diketahui apakah milik korban asal spanyol tersebut atau milik korban lainnya yang telah selamat.

Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FHB Soelistio koordinasi dengan anggota SAR mengenai lokasi pencarian korban warga Spanyol.

Pencarian udara kemarin, ditutup pada sore hari. Namun pencarian di matra laut oleh KRI diperkirakan berlangsung hingga sore pukul 17.00 WITA. Pencarian tahap kedua ini pun akan kembali dilanjutkan pada Rabu dan berlangsung hingga Kamis. Dalam pencarian ini, satu perwakilan keluarga masing-masing korban juga dilibatkan.  

Sementara itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistio yang dikonfirmasi sebelumnya menyebutkan dalam konteks save and rescue Basarnas punya SOP operasi. Setelah menerima laporan, kemudian dilakukan operasi pencarian pokok selama 7 hari. Setelah 7 hari dilakukan, operasi ditutup dan dievaluasi. Namun, katanya, operasi pencarian tersebut tidak sampai di situ. Jika ada perkembangan baru, maka pihaknya bisa memperpanjang operasi selama 2 hingga 3 hari. Namun untuk pencarian kali ini, dirinya menetapkan operasi pencarian selama 3 hari, karena adanya perkembangan informasi baru yakni ditemukannya dompet milik salah satu korban. “Ini menjadi alasan kita memperpanjang operasi,” terang Soelistio didampingi Deputi Ops Basarnas Brigjen Tatang Zainudin serta jajaran lainnya.

Dalam pencarian sebelumnya, terang Soelistio, pihaknya menerjunkan SAR laut dari seluruh komponen mulai dari Basarnas, Syahbandar, Kodim, AL, Airud serta potensi SAR masyarakat yakni nelayan. Karena peristiwa tenggelam berlangsung malam hari, saat itu pihaknya langsung mengeluarkan maklumat kepada kapal-kapal agar siapa yang menemukan para korban agar langsung diselamatkan. Sehingga dalam pencarian 7 hari tersebut, pihaknya berhasil menemukan 23 dari 25. Di mana 5 diantaranya, ABK berkewarganegaraan Indonesia dan 20 orang lainnya dari berbagai negara. 4 dari 20 wisatawan berbagai negara tersebut diantaranya merupakan asal Spanyol di mana 2 diantaranya hingga kini masih hilang.

Selanjutnya, sesuai dengan informasi tambahan yang didapat, dalam operasi pencarian tahap ke II ini pihaknya memfokuskan ke bagian selatan perairan dengan fokus poin di Pulau Kelapa.  Di berharap pencarian lanjutan ini bisa membuahkan hasil yang memuaskan. Untuk itu guna mendukung pencarian, pihaknya mendatangkan sejumlah peralatan yakni dua helicopter Dhauphin, 1 Pesawat CN 259 dan KRI yang diperintahkan untuk menyisir di wilayah perairan utara. (Suara NTB)  


Share:

Sunday, 24 August 2014

Pencarian Warga Spanyol yang Hilang di Bima Dihentikan



Pencarian terhadap dua korban kapal karam asal Spanyol Victor dan George di Perairan utara Pulau Sangiang Kecamatan Wera Kabupaten Bima dihentikan. Pencarian tersebut resmi dihentikan pada Sabtu (23/8) sore. Namun dalam pencarian hari terakhir, Tim SAR berhasil menemukan dompet dan KTP salah satu korban, yakni George di Perairan Gili Banta.  

Kepala Basarnas NTB Bambang Budiawan saat dikonfirmasi Minggu (24/8/2014), menjelaskan, pencarian terhadap para korban sudah dilakukan maksimal selama 7 hari penuh dengan melibatkan unsur gabungan yakni Basarnas NTB, SAR Bima, Pos AL Bima, Sat Polair Bima, Orari, Dinas Kesehatan Bima, Petugas Pelabuhan, Kodim 1608/Bima yang jumlahnya antara 75 hingga 100 personel. Namun hingga Sabtu malam, hasil pencarian nihil.

Sementara karena sudah dilakukan pencarian selama 7 hari penuh, pihaknya secara resmi menghentikan dan masing-masing petugas tersebut dikembalikan ke instansi masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan kepastian hukum di mana SAR Indonesia hanya melakukan pencarian selama 7 hari. “Secara umum operasi kita sudah selesai pada Sabtu sore,” katanya.

Hanya saja, lanjutnya, sesuai dengan informasi yang dia terima dari KUPP bahwa dalam pencarian terakhir di wilayah Gili Banta, petugas sempat menemukan KTP milik salah seorang korban yakni George. Selanjutnya, mengenai KTP ini akan dikoordinasikan oleh KUPP ke keluarga korban. Mengenai adanya informasi pencarian Minggu, Bambang menyebutkan hal itu dilakukan kemungkinan karena masih ada keinginan dari pihak keluarga untuk menemukan korban, sehingga pencarian tersebut dilakukan bersama-sama aparat setempat. Sementara pihaknya, sejak resmi dihentikan tidak lagi terlibat.

Namun sesuai dengan SOP, jika ada informasi terbaru dari nelayan atau kapal yang melintas tentu akan ditindaklanjuti. Untuk pusat informasi sendiri langsung melalui SAR Bima yang tetap akan melakukan pemantauan.

Selama pencarian, lanjutnya, pihaknya telah menyasar sejumlah titik perairan dan wilayah terjauh yang disisir yakni wilayah perairan Sape, Gili Banta dan Tambora. Namun dua korban tersebut tak berhasil ditemui. Hal ini karena ada berbagai kemungkinan termasuk arus laut sendiri. Sebagai gambaran, di Selat Sape ada perputaran laut yang satu mengarah ke utara dan satu ke arah timur. Untuk itu, pihaknya melebarkan radius pencarian hingga Tambora dan Gili Banta. Dalam pencarian itu, pihaknya juga sempat berkoordinasi dengan petugas perairan Komodo dan Lantamal VIII. Mereka juga akan terus mengoordinasikan dengan pihaknya di NTB jika ada perkembangan terbaru.

Saat proses pencarian, sempat ada informasi wisatwan Spanyol yang ditemukan. namun ternyata peristiwanya berbeda. Yang di NTT, katanya, memang merupakan tiga wisatawan asal Spanyol. Namun ketiga wisatawan Spanyol tersebut terkait musibah penyelaman, satu di antaranya tewas dan dua lainnya berhasil diselamatkan. “Tapi walaupun beda musibah, kami sempat menyangka itu korban dari Sangiang, setelah kami koordinasikan ternyata mereka penyelam,” tandas Budiawan, 

Terakhir dia menegaskan kembali jika dalam peristiwa kapal tenggelam di perairan utara Pulau Sangiang ini tercatat 23 dari 25 penumpang serta awak berhasil diselamatkan. Sementara dua korban yang telah disebutkan tersebut dinyatakan masih hilang. (Suara NTB)


Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive