Be Your Inspiration

Monday, 17 September 2018

Tak Lagi Jadi Gubernur, TGB Kembali Jadi Pengajar


TGB dan istri Hj. Erica Zainul Majdi disambut santri saat balik ke rumahnya di Gelang Pancor, Senin (17/9/2018)

USAI tak menjabat sebagai gubernur, TGB akan kembali ke dunia pendidikan sebagai pengajar. Selain itu, ia juga akan melakukan kegiatan-kegiatan, diantaranya mengkampanyekan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo - KH. Ma'ruf Amin (Jokowi - Ma'ruf).

TGB mengatakan, ia  punya banyak rencana setelah tak lagi menjadi gubernur. Mulai dari memperbanyak interaksi dengan keluarga dan sahabat yang selama ini agak jarang berhubungan atau berinteraksi.

‘’Saya ingin menyegarkan kembali hubungan-hubungan sosial saya. Kemudian juga mengajar, mendidik. Dan tetap aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial keagamaan,’’ kata Gubernur NTB dua periode ini.

Pada periode pertama 2008-2013,TGB menjadi Gubernur NTB berpasangan dengan Wakil Gubernur NTB, Ir. H. Badrul Munir, MM. Kemudian di periode kedua 2013 - 2018, TGB berpasangan dengan Wakil Gubernur, H. Muh. Amin, SH, M.Si.

TGB menyatakan, banyak sekali jadwal yang ter-delay selama menjabat sebagai gubernur. Jadwal tersebut merupakan undangan dari sejumlah daerah di Indonesia dan juga di luar negeri sebagai narasumber, memberikan kuliah umum dan lainnya.

Setelah tak lagi menjabat sebagai gubernur, TGB berencana untuk memenuhi undangan-undangan tersebut.  Kemudian dalam waktu dekat, ada salah satu kandidat Calon Presiden yang punya kesungguhan membangan Indonesia, ia akan melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung hal tersebut.

‘’Saya akan melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung itu. Apapun namanya, kegiatan yang proporsional berdasarkan objektivitas dan akal sehat,’’ tandas mantan Politisi Demokrat ini. (Suara NTB)


Share:

Terima Kasih TGB Sudah Pimpin NTB Selama 10 Tahun

Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Gubernur NTB periode 2008-2018
Senin (17/9/2018), kepemimpinan Dr. TGH. M. Zainul Majdi sebagai Gubernur NTB berakhir setelah 10 tahun berkhidmat. Selama 10 tahun memimpin NTB, gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini, telah banyak berkiprah dengan beragam tantangan. Di antara banyak tantangan itu, tak sedikit penghargaan diraihnya. Namun ada tantangan terberat yang dihadapinya. Apa tantangan itu?

MENGAWALI pengkhidmatannya di periode pertama (2008-2013) memimpin NTB, TGB didampingi Wakil Gubernur, Ir. H. Badrul Munir,MM (BM). Tercatat sebagai gubernur termuda di Indonesia, apatisme masyarakat terpatahkan ketika mengawali pengabdiannya, TGB meluncurkan berbagai program terobosan. Di era TGB-BM lahir program-program unggulan. Ada Pijar (sapi, jangung dan rumput laut). Ada program Bumi Sejuta Sapi. Kemudian program 3 A (Absano, Akino dan Adono) serta sejumlah program unggulan lainnya.

Program-program teroboson itu, mampu secara perlahan tapi pasti menekan angka kemiskinan NTB yang tahun 2008 (pada awal pasangan TGB-BM memimpin) menyentuh angka 23,8 persen.

Program-program terobosan terus dimaksimalkan pada periode ke dua TGB berkhidmat untuk NTB, dengan memperkuat industri hilir. Di periode ke dua, TGB didampingi Wakil Gubernur H.Muh.Amin, SH.M.Si (TGB-Amin), semakin meyakinkan mampu menekan angka kemiskinan di daerah yang dipimpinnya.

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) periode September 2017 - Maret 2018, persentase angka kemiskinan di NTB turun menjadi 14,75 persen. Jadi selama 10 tahun berkhidmat untuk NTB, TGB mampu menekan angka kemiskinan dari 23,8 persen menjadi 14,75 persen. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa.

Tidak saja mampu menekan angka kemiskinan secara signifikan. Melalui program-program terobosan dan beragam inovasi, 10 tahun di era kepemimpinan TGB, angka pengangguran juga menurun  cukup besar. Tingkat pengangguran menurun dari 6,25 persen di tahun 2009 menjadi 3,32 persen di tahun 2017.
Pertumbuhan ekonomi juga melaju pesat. Bahkan pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 7,1 persen melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 5,6 persen. Sektor pariwisata menggeliat cukup meyakinkan. Seiring dengan pembangunan fasilitas pendukung, angka kunjungan wisatawanpun meningkat tajam.
kiri Wakil Gubernur NTB Ir. H. Badrul Munir, MM., (2008-2013), Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi (2008-2018), kanan (Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH., MSi., periode 2013-2018)

Buah dari ketekunan dan keseriusan menghadapi setiap tantangan di sektor pariwisata, hasilnya berbuah manis. Ketika dilantik sebagai Gubernur NTB periode pertama pada 17 September 2008,  angka kunjungan wisatawan ke NTB hanya 544.501 orang. Jumlah itu kini meningkat tujuh kali lipat dan pada 2017. Angka kunjungan wisatawan ke NTB pada 2017 mencapai 3.508.903 orang.

Apa yang telah dicapai itu, memang tidak diraih dengan mudah. Dalam wawancara khusus dengan Tim Redaksi Harian Suara NTB dan Radio Global FM Lombok, Kamis (13/9/2018) di Pendopo Gubernur, TGB mengakui bahwa di awal kepemimpinannya pada 2008 silam, deposit kepercayaan diri masyarakat NTB hampir kosong. Masyarakat NTB memilih  menerima apa adanya. Keadaan atau situasi yang ada  dianggap bahwa  itulah bagian dari nasibnya.

‘’Dari kondisi itu, tantangannya bagaimana menciptakan kepercayaan diri kita secara kolektif sebagai orang NTB melalui visi misi yang ada. Dan relatif dalam 10 tahun ini kita bisa bersyukur dan berbangga menjadi masyarakat NTB,’’ kata TGB.

Dengan pencapaian-pencapaian kolektif yang diikhtiarkan bersama-sama, kata TGB, selama 10 tahun terakhir mulai terbangun kepercayaan diri masyarakat NTB. Ke depan, dengan karakter dunia yang berubah cepat, TGB mengatakan perlu inisiatif-inisiatif dan kreativitas secara kolektif dilakukan, bukan individual.

Menurutnya, hal itu membutuhkan leadership atau kepemimpinan  yang terus menerus  menginspirasi. Leadership yang bisa menjadi role model. Kepemimpinan yang memanusiakan dan  menggerakkan. ‘’Saya yakin dari pemimpin yang akan segera didefenitifkan, kita berharap sifat-sifat itu ada. Saya optimis,’’ tegasnya.

TGB mengatakan bahwa setiap zaman ada orangnya. Dan setiap orang ada zamannya. Ia yakin dengan membangun kepercayaan diri secara kolektif itulah menjadi pendekatan yang terbaik.

Ke depan, dengan lingkungan strategis yang sangat dinamis, TGB berharap pendekatan kebijakan yang sudah baik dapat dilanjutkan. Begitu juga jika ada pendekatan kebijakan yang dianggap perlu untuk disesuaikan dengan tantangan yang ada.

Kepemimpinan adalah  menarik gerbong dari seluruh masyarakat NTB. Dari Ampenan sampai Sape yang punya harapan agar lebih sejahtera, makmur, berkeadilan. NTB diharapkan menjadi  rumah yang nyaman bagi semua dengan segala keberagaman dan kekayaan kultural yang ada.

Selama 10 tahun memimpin NTB, banyak pencapaian-pencapaian pembangunan dan prestasi tingkat nasional dan internasional yang ditorehkan. Namun, TGB mengatakan masih ada mimpi yang belum dicapai.

Ia berharap pertumbuhan ekonomi NTB lebih inklusif dari yang ada sekarang. Dalam arti, aktor-aktor ekonomi di daerah ini adalah masyarakat NTB. Selain pertumbuhan ekonomi yang inklusif, TGB juga berharap gini rasio terus ditekan.

Menurutnya, ketenteraman sosial tidak mungkin akan terwujud jika masyarakat belum merasakan keadilan. Atau adanya kesenjangan antara kaya dan miskin yang cukup lebar. ‘’Tidak berarti semua orang harus kaya. Tapi, dia merasa aturan main yang tidak hanya memfasilitasi yang besar. Tapi juga yang kecil,’’ terangnya.

Artinya, ada aturan atau norma-norma yang dirasakan masyarakat baik untuk semua. Yakni aturan  yang dapat memberikan peluang yang sama bagi siapapun. Meskipun gini rasio NTB lebih rendah dibanding rata-rata nasional, TGB berharap pemerataan ekonomi NTB ke depannya harus lebih baik dari sekarang.

Ia pun optimis, NTB di bawah kepemimpinan Gubernur NTB periode 2018 - 2023, Dr. H. Zulkieflimansyah yang berlatar belakang pendidikan ekonomi akan mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. (Suara NTB)
Share:

Wednesday, 12 September 2018

Prosesi Malala, Puluhan Sandro Bersama Meracik Minyak Sumbawa

Bupati Sumbawa, H. M. Husni Djibril, Wakil Bupati Sumbawa, H. Mahmud Abdullah dan Wakil Ketua DPRD Sumbawa, melihat langsung prosesi pembuatan minyak Sumbawa pada stand salah satu kecamatan.
Peringatan tahun baru Islam 1440 Hijriyah di Sumbawa dirangkaikan dengan Parade Prosesi Malala, Senin (10/9/2018) malam. Kegiatan di Lapangan Pahlawan tersebut diikuti oleh para sandro dan para asisten dari 24 kecamatan. Para sandro meracik minyak Sumbawa dengan berbagai khasiat, diantaranya untuk meningkatkan vitalitas pria.

Bupati Sumbawa, H. M. Husni Djibril, B.Sc dalam sambutannya menyampaikan, peringatan tahun baru Islam yang dilaksanakan memiliki makna yang sangat dalam. Tidak hanya bagi kehidupan umat Islam secara keseluruhan, melainkan juga bagi masyarakat Tana Samawa.

“Serangkaian dengan tahun baru Hijriyah ini, masyarakat Sumbawa selalu menyambutnya dengan antusias, karena kepercayaan banyak keistimewaan yang tersirat dalam bulan tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, ada satu tradisi yang lazim dilakukan masyarakat Sumbawa pada 1 Muharaam hingga berakhirnya bulan pertama di kalender Hijriyah, yakni Malala. Malala ini merupakan tradisi yang membuat minyak obat oleh para ahli minyak Sumbawa yang  biasa disebut Sandro. Dimana bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan minyak tidak lepas dari ketersediaan akar-akar kayu, ataupun kulit kayu serta buahnya.

Hal tersebut mengisyaratkan keanekaragaman tumbuhan yang sangat bermanfaat tersebut harus terus dilestarikan dan dikembangkan. Termasuk menggeliatkan apotik hidup di lingkungan keluarga dan rumah tangga.

Dari segi kesehatan, orang tua terdahulu  dengan segala ikhtiarnya mampu membuat berbagai macam ramuan minyak Sumbawa dengan berbagai macam khasiat. Antara lain untuk luka bakar, pegal linu, sakit perut, patah tulang dan khasiat lainnya. Selain bahannya dibuat dari tumbuhan obat, ketika ramuan digodok menjadi minyak para sandro juga mengawali dengan membaca doa. Tentunya keduanya sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.

“Saya sangat menghormati dan menghargai minyak Samawa. Ini hebatnya. Setiap digunakan obat Sumbawa, betapa nikmat tubuh kita,” jelas Bupati.

Keberadaan minyak Sumbawa juga membawa dampak yang cukup baik bagi kehidupan ekonomi. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan selain akar-akar, juga buah kelapa dan madu. Hal itu akan mampu mengangkat ekonomi masyarakat khususnya ekonomi menengah ke bahwa untuk memanfaatkan peluang tersebut. Hanya saja untuk menambah nilai ekonomisnya, minyak yang dihasilkan dikemas dan dibuatkan merk tertentu. Supaya pasarannya bisa mencakup daerah lainnya di luar NTB.

“Kenapa tidak kita berbuat seperti itu. Supaya minyak Sumbawa tidak hanya di lingkup itu saja. Kenapa tidak kita viralkan ke masyarakat lainnya. Ini yang paling penting dipikirkan oleh OPD saya berkaitan dengan tugas ekonomi. Ini perlu direspon,” tandasnya.

Dari sisi sosial, lanjut Bupati, khasanah budaya yang sudah ditetapkan oleh orang tua terdahuu harus terus dipelihara. Dan menjadi bagian dalam interaksi sosial yang memperkuat jati diri dan kebanggan sebagai Tau Samawa . Termasuk  menarik minat generasi muda untuk lebih mengenal dan melestarikan khasanah budaya masyarakat Sumbawa.

Camat Moyo Hilir, M. Lutfi Makky, menyatakan, minyak Sumbawa sudah lama terkenal dengan khasiatnya. Sandro Jamain dan Subri yang dibawa sebagai perwakilan sandro Moyo Hilir, memang selama ini sudah terkenal dengan pengobatannya. Hanya saja selama ini produk buatannya belum dikomersialkan. Hanya dibuat ketika masyarakat datang meminta pengobatan atas keluhan yang dialaminya. “Hanya untuk hajatan tertentu membantu yang membutuhkan,”terangnya.

Beberapa nama sandro dan minyak yang dibuat pada prosesi malala tersebut, diantaranya, minyak Sarat Babas sandro Jamain dan Subri untuk kejantanan pria. Dibuat dari bahan telur ayam kampung, madu kelapa, akar kayu, rempah rempah. Kemudian Labangka hadir dengan minyak Pasak Liang Dewa buatan Sandro Li Supriadi dan M. Nur berkhasiat untuk salah urat, keseleo, pusing, kejantanan. Selanjutnya, Moyo Utara tampil dengan nama minya,  Ai Sangar ciptaan Sandro Pisak untuk penambah stamina, obat bengik, obat leak, obat silu ngering dan lainnya. (Indra/Arnan/Suara NTB)  


Share:

Serunei, Tandai Pembukaan Sail Moyo Tambora 2018

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya, Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi, Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, Bupati Sumbawa Husni Djibril meniup serunei menandai pembukaan Sail Moyo Tambora 2018.

Meniup serunei (alat musik tradisional Sumbawa) secara bersamaan yang kemudian memecahkan Rekor MURI secara simbolis menandai pembukaan kegiatan Sail Moyo Tambora 2018 Menko Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan, Minggu (9/9/2018), di Pelabuhan Badas, Sumbawa. Ini merupakan momentum kebangkitan pariwisata NTB. Sekaligus upaya mempercepat pembangunan pariwisata yang lebih hebat di Pulau Sumbawa. Didukung kawasan Saleh Moyo Tambora (SAMOTA) yang bisa menjadi masa depan NTB dan kebanggaan Indonesia.
     
Opening Ceremony Sail Moyo Tambora berlangsung meriah. Selain Menko Kemaritiman, juga hadir Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata, Gubernur NTB, Bupati Sumbawa dan pejabat lainnya. Presiden RI, dalam mengawali sambutan resminya yang dibacakan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mendoakan para korban gempa bumi di NTB, untuk dapat beraktivitas kembali dengan lancar. 

Sail Moyo Tambora 2018 ini merupakan Sail ke 10 dari rangkaian Sail Indonesia yang dilaksanakan pertama kali di Bunaken, Manado tahun 2009. Yang pada awalnya bertujuan mempercepat pembangunan daerah-daerah tertinggal di Indonesia. Maka seiring perkembangannya dimulai Sail Sabang 2017 perjalananya lebih ditekan pada upaya pengembangan destinasi wisata termasuk Sail Moyo Tambora 2018 ini.

NTB merupakan salah satu  daerah yang memiliki kekayaan bahari yang melimpah. Jadi sangat tepat jika NTB menggelar event wisata bertaraf internasional mengingat destinasi wisata di NTB sudah menjadi destinasi internasional. Daerah NTB sebagai lokasi penyelenggaraan Sail Moyo Tambora 2018, terutama Pulau Moyo di perairan Sumbawa sudah sangat terkenal.
Satu aksi penerjun payung TNI yang membawa bendera merah putih di pembukaan Sail Moyo Tambora 2018

Mendiang Lady Diana pernah berlibur ke Pulau Moyo, juga artis legendaris Mick Jagger dan sejumlah tokoh terkenal pernah ke sana. Artinya Pulau Moyo sudah mendunia. Selain itu kawasan Gunung Tambora yang sudah sangat dikenal. “Dua ikon ini sangat tepat untuk mendorong promosi terkait pariwisata di Sumbawa,”sebut Luhut.

Sail Moyo Tambora 2018 ini justru menjadi awal dari recovery pariwisata Lombok dan Sumbawa pascagempa bumi yang menerpa NTB secara beruntun dalam beberapa waktu ini. Untuk itu, Presiden mengapresiasi terselenggaranya event ini yang diisi dengan  rangkaian kegiatan amal dan bhakti sosial. Sehingga dapat membangkitkan kembali semangat dan mengurangi beban para saudara yang terdampak gempa.

Sail Moyo Tambora memiliki arti penting. Peristiwa gempa bumi yang melanda kawasan ini telah mengakibatkan kerugian tidak hanya korban material, tetapi korban jiwa yang tentu menjadi duka mendalam. Pemerintah pusat  sangat menaruh perhatian terhadap kejadian ini. Demikian juga jajaran kementerian, lembaga pusat yang terus bersinergi dengan pemerintah daerah hadir di tengah masyarakat. Gempa ini turut berdampak terhadap sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan. 

“Saya ingin mengajak kita semua baik jajaran kementerian lembaga pusat dan daerah  serta seluruh masyarakat, mari kita jadikan Sail Moyo Tambora sebagai momentum kebangkitan di NTB. Secara khusus di jajaran Kementerian dan lembaga pusat, saya ingin menghimbau yang mempunyai kegiatan di luar kantor, mari kita arahkan kegiatan sebagai bentuk solidaritas kita untuk memangkitkan kepariwisataan di NTB.

“Tentu kekurangan dalam penyelenggaraan event ini dukungan kegiatan positif dari kementerian dan lembaga terkait seyogyanya kita lanjutkan pengembangan dan perbaikan infrastruktur pendukung di beberapa lokasi utama Sail Moyo Tambora mari kita pelihara. Nanti pascaacara Sail Moyo Tambora, pengembangan infrastruktur tersebut dapat dipergunakan sebagai tourism-tourism point. Mari kita jadikan event bertaraf internasional ini sebagai momentum bangkitnya pariwisata NTB,” tukasnya.
Aksi tari-tarian yang dipersembahkan di Sail Moyo Tambora 2018

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi selaku Ketua penyelenggara Sail Moyo Tambora 2018, juga menyampaikan duka yang mendalam atas kejadian gempa bumi di Lombok dan Sumbawa. Sail Moyo ini, upaya mempercepat pembangunan dan promosikan potensi wisata maritim Indonesia secara khusus Sumbawa. Sail Moyo diambil dari nama Moyo dan Gunung Tambora dari Bima. Menjadi bagian SAMOTA (Saleh, Moyo, dan Tambora) yang memiliki potensi maritim cukup besar dan terbukti keindahannya luar biasa.

Moyo Tambora diangkat sangat tepat mewakili destinasi wisata. Karena kedua destinasi ini adalah ikon kelas dunia. Sail Moyo dilaksanakan tanggal 9 sampai 23 September di Pulau Sumbawa merupakan satu dari 10 destinasi wisata unggulan Indonesia. Rangkaian kegiatan di antaranya Tambora Vulcano Tour, Internasional yacht Rally yang dikuti 140 yacht dari 38 negara melintasi Moyo Tambora di perairan Indonesia. Expo maritime, City Parade, Moyo Tambora fun run, Internasional Culinary Program dan bakti sosial. Selain itu Moyo juga ada kegiatan dialog budaya daerah, Investment forum, Seminar Internasional Asia Pasifik Geopark Network.

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, menyampaikan ucapan selamat datang di tanah indah, Sumbawa Intan Bulaeng, yang merupakan bagian dari NTB. Selain memiliki kekayaan sumberdaya mineral yang luar biasa, Sumbawa juga dikaruniai keindahan alam yang sangat eksotik. “Di belakang saya ada Tanjung Menangis, dan juga ada Pulau Moyo. Pulau yang  sangat dikenal keindahannya oleh siapapun. Pernah didatangi oleh Lady Diana, dan beragam pesohor dari seluruh dunia,” terangnya.

TGB, sapaan akrab Gubernur NTB, berharap momentum ini untuk memulai pembangunan pariwisata yang lebih hebat lagi di Pulau Sumbawa. Melengkapi potensi Pulau Lombok yang sudah berkembang  dan dikenal di seantero dunia. “Kalau orang ingin wisata khusus, dengan minat khusus yang di situ ada petualangan, eksotisme, ada hal yang istimewa yang spesifik, maka Pulau Sumbawa ini adalah surganya. Ada tempat surfing yang luar biasa indah di daerah Dompu, yaitu Hu’u dan Lakey. Kemudian Pulau Moyo dengan semua keindahannya. Ada Teluk Saleh dengan kekayaan ikannya, lautnya dan potensi kemaritimannya yang juga luar biasa,” sebutnya.

Keseluruhan Moyo Saleh dan Tambora ini diringkas dalam kawasan SAMOTA. Sebagai salah satu masa depan NTB dan diharapkan menjadi kebanggaan Indonesia. Kawasan Samota akan bisa memberikan kontribusi tidak hanya ekonomi tetapi juga kekokohan kita sebagai satu bangsa.
SAMOTA ini perlu disentuh dengan penanganan infrastruktur darat, laut dan juga bandara. Ditandai dengan peresmian terminal bandara Sultan Kaharudddin. “Ketika sentuhan infrastruktur ini datang,  diiringi juga dengan membangun kesadaran di tengah masyarakat,  maka daerah itu pasti bisa tumbuh. Daerah sekitar SAMOTA menjadi bukti bahwa daerah yang semula sangat minim kontribusi ekonominya, dengan sentuhan yang tepat, sekarang sudah menjadi sentra jagung utama di Indonesia. Dari Kabupaten Sumbawa dan Dompu.

TGB menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah pusat yang tetap menjalankan kegiatan ini. Meskipun sebelumnya NTB temasuk di Sumbawa dilanda gempa. “Jika dalam tugas saya sebagai pelayan  masyarakat menjadi Gubernur ada kesalahan, mohon maaf sebesar-besarnya,” kata TGB mengakhiri sambutannya.

Hastage welcome Sail Moyo Tambora menjadi trending topik nasional. Kemeriahan Opening Ceremony Sail Moyo Tambora terlihat terlihat sejak Menko Kemaritiman beserta pejabat lainnya disambut dengan tarian Sawit Bete Loto Kuning, tari tradisi Kabupaten Sumbawa. Dalam kegiatan para tamu juga disuguhkan dengan tarian pembuka yakni tari Nggahi Rawi Pahu yang merupakan tari tradisi Kabupaten Dompu.  

Secara simbolis, Sail Indonesia Moyo Tambora 2018 dibuka dengan peniupan serunei oleh Menko Kemaritiman, Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata, Gubernur NTB, Wakil Gubernur NTB, Bupati Sumbawa dan seluruh tamu undangan serta peserta sail juga ikut serta meniup serunei. Kemudian dilakukan penandatanganan prasasti peresmian sejumlah proyek. Di antaranya penandatanganan prasasti Jembatan Samota dan peresmian terminal penumpang Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa.

Gempita acara juga tergambar dari pertunjukan drama teater Tanjung Menangis. Pertunjukan lainnya, marching Band Politeknik Pelayaran Negeri Surabaya yang mengiringi kedatangan Sailing Pass ratusan perahu gabungan nelayan Kabupaten Sumbawa, yang start dari Pantai Goa. Tak kalah seru, saat atraksi penerjun payung dari TNI AL yang masing masing membawa merah putih, bendera Provinsi NTB, bendera 10 kabupaten/kota se-NTB, bendera Sail Indonesia Moyo Tambora 2018 dan bendera Wonderful Indonesia. Para penerjun membawa ikat kepala khas Sumbawa.


Usai pembukaan, Menko Kemaritiman bersama pejabat lainnya yang didampingi Gubernur NTB dan Bupati Sumbawa berkesempatan meninjau Maritim Expo. Malam hari sebelumnya juga telah dilakukan  welcome dinner bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja dan para tamu Sail di halaman Kantor Bupati. (Arnan/Indra/Suara NTB)  
Share:

Sail Moyo Tambora 2018, Samota Jadi Kebanggaan Masa Depan Pariwisata NTB

Perahu nelayan di Sumbawa memeriahkan Sail Moyo Tambora 2018
Menko Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan secara resmi membuka event Sail Moyo Tambora 2018 di Pelabuhan Badas, Kecamatan Labuan, Kabupaten Sumbawa, Minggu (9/9/2018). Ini merupakan sail Indonesia ke-10 kalinya dilakukan sejak tahun 2009 lalu. Event ini akan menunjukkan kesiapan Samota yang disebut sebagai kebanggaan masa depan pariwisata NTB.

‘’Pertama-tama kami ingin mengucapkan rasa duka yang mendalam terhadap musibah gempa yang melanda Provinsi NTB. Kedua, kami ucapkan selamat atas terselenggaranya event Sail Moyo Tambora 2018. Pulau Sumbawa memang memiliki banyak destinasi yang dapat dikunjungi oleh wisatawan,’’ ujarnya dalam pembukaan Sail Moyo Tambora 2018 di Pelabuhan Badas, Minggu (9/9/2018).

Berbagai kegiatan telah dipersiapkan untuk menyukseskan event ini. Dengan melibatkan hampir semua daerah di NTB, event ini diharapkan mampu menjadi ajang promosi wisata Pulau Sumbawa dan NTB pada umumnya. Selain itu, event ini juga diharapkan mampu mendatangkan wisatawan ke berbagai destinasi wisata di Pulau Sumbawa. Tentu saja yang paling diunggulkan ialah Pulau Moyo dan Gunung Tambora.

‘’Seperti kita ketahui bahwa Pulau Moyo sudah pernah dikunjungi oleh berbagai tokoh dunia. Seperti mendiang Lady Diana, Mick Jagger hingga Bill Clinton. Tentu karena pulau ini memiliki daya tarik keindahan yang memukau,’’ ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi juga menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai momentum bangkitnya pariwisata NTB setelah diguncang gempa dalam sebulan terakhir. Sebab NTB dalam hal ini Pulau Sumbawa memiliki banyak destinasi yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi wisatawan. Tidak hanya Tambora dan Moyo, tetapi Pulau Sumbawa juga memiliki banyak budaya yang dapat disaksikan oleh wisatawan. Ini menjadi atraksi yang menarik untuk dilihat dan dinikmati oleh semua pengunjung.

Gubernur juga menyebutkan bahwa Sumbawa dikenal dengan sebutan intan bulaeng. Intan itu berarti mineral, sementara bulaeng berarti bercahaya. Ini menggambarkan tentang kekayaan Sumbawa di mana tanahnya penuh dengan kekayaan emas dan mineral yang berharga.

‘’Perlu saya sampaikan, Pulau Sumbawa memiliki sebutan yaitu intan bulaeng. Intan di sini bukan berarti permata, tetapi berarti mineral. Karena tanah di Sumbawa ini kaya akan emas dan mineral,’’ ujarnya.

Sail Moyo Tambora 2018 ini merupakan ikhtiar untuk Wonderful Indonesia dan membangkitkan kembali pariwisata NTB. Event ini sangat penting berkaitan dengan target kunjungan wisatawan ke NTB.

‘’Bagi wisatawan yang suka surfing bisa mengunjungi Pantai Hu'u dan Pantai Lakey. Wisatawan juga dapat berkunjung ke Teluk Saleh dengan kekayaan ikan dan lautnya serta potensi kemaritimannya. Kami ringkas kawasan ini dengan sebutan kawasan Samota. Ini adalah salah satu kebanggaan masa depan NTB,’’ ujarnya.

Dalam kesempatan ini, gubernur juga menyebutkan tentang potensi ekspor jagung dari Dompu. Sebelumnya, telah dilakukan eskpor jagung ke Vietnam sebanyak 10.500 ton. Namun karena pengiriman itu harus melalui pelabuhan di Surabaya, sehingga ekspor itu tercatat merupakan eskpor dari Jawa Timur. Ia berharap pencatatan bea cukai dapat dilakukan di NTB. Sehingga itu tercatat sebagai ekspor nasional asal NTB.

‘’Selain pariwisata, kita punya sektor pertanian yang bisa kita ekspor yaitu jagung. Harapannya semua pencatatan dapat dilakukan di NTB sehingga tercatat sebagai ekspor dari NTB,’’ harapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Sail Indonesia Moyo Tambora 2018 yang juga Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menyebutkan ada belasan aktivitas event dalam kegiatan ini. Ada bakti sosial, welcome dinner dan pelayaran yacht yang sudah dilakukan. Sementara masih banyak kegiatan yang akan dilakukan dan termasuk dalam rangkaian acara. Diantaranya Kenawa Jazz Festival, Pacuan Kuda, Parade Budaya, Mantar Paragliding, Maritim Expo, pameran kuliner dan banyak lainnya.

‘’Banyak kegiatan yang akan dilakukan. Tujuannya untuk meningkatkan promosi tentang semua potensi pariwisata yang dimiliki di Pulau Sumbawa,’’ ujarnya.

Ini adalah sail ke 10 di Indonesia. Sail Indonesia bertujuan untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal. Seiring dengan perkembangannya, saat ini Sail Indonesia diupayakan untuk perkembangan pariwisata.

‘’NTB memiliki banyak destinasi wisata yang sangat indah dan bagus untuk dikunjungi wisatawan,’’ ujarnya. Dalam event ini juga dilakukan peniupan alat musik Serunai terbanyak dan masuk dalam Museum Rekor Dunia Indonesia. Serunai merupakan alat musik tradisional khas asal Sumbawa. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Friday, 27 July 2018

AIIB Siap Biayai Pengembangan KEK Mandalika

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi berkunjung ke Mandalika Lombok Tengah, Rabu (25/7/2018)
Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) siap membiayai pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika melalui skema pinjaman yang akan diberikan kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola kawasan. Nilai pinjaman yang akan diberikan juga tidak tanggung-tanggung yakni mencapai Rp 4 triliun lebih.

Demikian disampaikan Deputi Project Director The Mandalika ITDC, H. Adi Sujono, kepada wartawan, Rabu (25/7/2018)  di sela-sela penyambutan rombongan Torch Relay (pawai obor) Asian Games di The Mandalika.

Adi menjelaskan, pihak AIIB sudah empat kali datang ke kawasan The Mandalika untuk melakukan kajian soal rencana pemberian pinjaman untuk pengembangan kawasan The Mandalika. Hasilnya, pihak AIIB menilai pengembangan KEK Mandalika layak dibiayai. “Artinya, secara prinsip AIIB siap memberikan pinjaman kepada ITDC,” terangnya. Bahkan, AIIB sangggup memberi pinjaman antara 270 Dolar Amerika sampai 300 juta USD atau setara Rp 4 triliun lebih (kurs dolar Rp 13.000, red) dengan masa pinjaman antara 15 sampai 20 tahun. Namun, semuanya tergantung kesanggupan pihak ITDC, sehingga sekarang tergantung pihak ITDC, berapa kebutuhan anggarannya yang diajukan.

Lebih lanjut Adi menjelaskan, meski dapat peluang pinjaman cukup besar, pihak ITDC tidak begitu saja mengajukan pinjaman sesuai yang ditawarkan. Bahkan, bisa saja ITDC tidak mengajukan pinjaman. Tapi kalaupun jadi mengajukan pinjaman, kemungkinan secara bertahap.
Nantinya, dana yang diperoleh dari pinjaman akan digunakan untuk membangun fasilitas pendukung lainnya. Mengingat, kebutuhan anggaran pengembangan KEK Mandalika juga tidak sedikit. Karena luas kawasan yang harus dikembangkan sangat luas.

Tapi yang paling penting sebenarnya kalau pinjaman tersebut terealisasi, itu akan semakin menambah kepercayaan investor. Terutama investor asing, soal potensi kawasan The Mandalika. karena para investor tersebut pastinya bakal berpikir, kalau kawasan The Mandalika sebagai kawasan yang potensial, sehingga AIIB mau membiayai pengembangan kawasan The Mandalika, meski dengan skema pinjaman.

Dikonfirmasi terpisah, dikonfirmasi soal rencana pinjaman yang diajukan ITDC, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan pemerintah pusat tidak pernah mempermasalahkan rencana tersebut. ITDC tentu sudah memperhitungan kemampuannya, sebelum mengajukan pinjaman. “Tidak masalah itu. Karena ITDC tentu sudah ada bisnis plan-nya,” ujar Luhut. (Munakir/Suara NTB)
Share:

Torch Relay Asian Games di NTB, Momentum Benahi Olahraga Daerah


Torch relay Asian Games di Pendopo Kantor Gubernur NTB, Rabu (25/7/2018)
DIPILIH sebagai salah satu daerah yang disinggahi Torch Relay (kirab obor) Asian Games di Indonesia merupakan kebanggaan bagi NTB. Daerah-daerah atau kota yang disinggahi obor Asian Games ini tentu sudah melalui pertimbangan matang panitia pelaksana Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) dan kondisi daerah yang kondusif. Tidak hanya itu, atlet-atlet asal NTB juga banyak membela Indonesia di ajang olahraga terbesar di Asia ini.

Dipilihnya NTB juga bisa menjadi ajang promosi bagi potensi yang dimiliki daerah, khususnya objek wisata. Apalagi, lokasi singgahnya obor Asian Games ini adalah di The Mandalika Kuta Lombok Tengah yang sekarang jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kota Tua Ampenan hingga diinapkan di Pendopo Gubernur NTB di Kota Mataram. Kirab obor Asian Games di Pulau Lombok ini langsung dilakukan Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi bersama masyarakat di lapangan.

Tentunya, momen ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah daerah atau pelaku pariwisata untuk mempromosikan potensi yang dimiliki daerah. Termasuk meningkatkan gairah generasi muda di daerah ini untuk mencintai olahraga dan mendukung duta-duta Indonesia berprestasi di Asian Games.

Misalnya seperti disampaikan Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana, jika pelaksanaan Asian Games yang digelar di Jakarta dan Palembang Sumatera Selatan membawa dampak bagi daerah, terutama peningkatan prestasi atlet asal daerah ini. Setidaknya sebagai bagian dari daerah yang disinggahi obor Asian Games, NTB bisa diingat oleh peserta Asian Games dari seluruh Asia melalui pemberitaan media massa yang terus meng-update keberadaan obor Asian Games. Termasuk melalui booklet atau leaflet yang diberikan panitia Asian Games pada peserta di Palembang dan Jakarta. 

Tidak hanya itu, singgahnya obor Asian Games di NTB dan menginap semalam di Pendopo Gubernur NTB tentu merupakan sebuah kado manis bagi Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan H. Muh. Amin, SH., MSi., di akhir masa jabatannya. Itu artinya, saat pelaksanaan Asian Games yang digelar di Indonesia yang kedua kalinya tahun 2018 sejak tahun 1962, obor Asian Games pernah singgah di NTB di masa pemerintahan TGH. M. Zainul Majdi dan H. Muh. Amin. Hal ini juga yang disampaikan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat memberikan sambutan pada kirab obor Asian Games di NTB. Bahkan, mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM ini juga memuji NTB yang memiliki prospek cerah dan menjanjikan di masa mendatang.

Luhut Binsar Panjaitan menyebut pertumbuhan ekonomi di NTB lebih tinggi dari pertumbuhan nasional. Luhut yakin, jika di masa mendatang NTB akan menjadi provinsi yang maju, karena memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Tidak hanya itu, adanya KEK yang lagi dalam pengembangan bisa menjadikan NTB mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Kita berharap dengan momen kirab obor Asian Games di Pulau Lombok ini akan mampu memberikan semangat pada putra-putri NTB lebih berprestasi lagi di bidang olahraga. Prestasi yang ditunjukkan atlet atletik nasional asal NTB Lalu Muhammad Zohri di Kejuaraan Atletik U-20 di Tampere Finlandia sebagai atlet tercepat junior mampu menjadi motivasi berprestasi lebih baik lagi. 

Nantinya, akan lahir Zohri – Zohri baru lagi di berbagai cabang olahraga dan membawa harum nama bangsa di kancah internasional. Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan atlet yang telah membawa nama harum daerah dengan penghargaan dan apresiasi setelah tidak lagi aktif di dunia olahraga. Untuk itu, momen kirab obor Asian Games di Lombok harus dijadikan momentum untuk membenahi olahraga di NTB menjadi lebih baik. Termasuk, kita sebagai masyarakat NTB mendukung penuh kontingen Indonesia berprestasi di Asian Games dan menjadi tuan rumah yang baik, sehingga citra Indonesia di mata internasional tidak ternoda. (Marham) 
Share:

Thursday, 26 July 2018

UNESCO Tetapkan Rinjani sebagai Cagar Biosfer Dunia

Gunung Rinjani di Pulau Lombok
ORGANISASI Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)  menetapkan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sebagai cagar biosfer dunia. Dengan penetapan ini, maka Gunung Rinjani telah menyandang dua status, yakni Geopark Dunia dan Cagar Biosfer Dunia.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, M. Si kepada Suara NTB, Selasa (24/7/2018). Madani mengatakan, penetapan Rinjani sebagai cagar biosfer dunia diumumkan dalam Konferensi Internasional Cagar Biosfer UNESCO ke – 30 yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan.

“Rinjani Lombok ditetapkan sebagai cagar biosfer UNESCO dalam acara konferensi internasional cagar biosfer Unesco ke 30. Sehingga sekarang  punya  dua  status dunia, geopark  dan  cagar biosfer,” kata Madani.

Usulan cagar biosfer Rinjani diajukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Pemprov NTB dalam sidang The International Coordinating Council of The Man and The Biosphere Programme (ICC-MAB) ke-30 UNESCO, di Palembang, Sumatera Selatan, pada 23-28 Juli 2018.

Geopark Rinjani diusulkan menjadi cagar biosfer Unesco tahun 2018.  Ini merupakan salah satu capaian yang baik kaitannya dengan prestasi Rinjani di mata dunia. Sehingga diharapkan dapat menyedot lebih banyak kunjungan wisatawan.

Selain Gunung Rinjani, LIPI juga mengusulkan Berbak Sembilang di Sumatera Selatan dan Betung Kerihun dai Kalimatan Barat. Cagar Biosfer merupakan suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, ekosistem unik dan atau ekosistem.

Di mana semuanya itu telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan.  Saat ini tercatat ada 699 cagar biosfer tersebar di 120 negara di dunia, 11 di antaranya berada di Indonesia.

Setelah menerima dua predikat internasional dari Unesco, Rinjani juga ditunjuk menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan Asia Pasific Geopark Network Symposium pada September 2019. Lebih dari 1.500 peserta dari berbagai negara akan menghadiri kegiatan ini. Hal ini juga akan dijadikan sebagai ajang promosi Rinjani. (Muhammad Nasir/Suara NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive