Wisatawan turut menumbuk padi saat acara Matak Pade Rau di Desa Beriri Jarak, kecamatan Wanasaba, Lotim, Kamis (28/2/2019) |
MATAK
Pade Rau atau panen memetik padi sebuah tradisi lokal masyarakat Suku Sasak
khususnya di Desa Beriri Jarak dihidupkan kembali. Aktivitas Sesiru Matak Pade Rau yang dirangkai dengan kegiatan menggiling padi hasil panen itu menjadi
daya tarik bagi wisatawan.
Kepala Desa Beriri Jarak, Lalu Pauzi kepada Suara NTB mengatakan, kegiatan Matak Pade Rau ini menjadi tradisi warganya yang sudah
turun temurun. Harapannya kegiatan ini tetap dilestarikan. Anak-anak muda
sebagai generasi penerus diarahkan untuk terus digelar. Termasuk menjaga
kondisi alam.
Kegiatan Matak Pade Rau ini coba dikemas Desa Beriri Jarak dengan kegiatan festival. Tujuannya
untuk menggerakkan masyarakat untuk bisa mengubah pola pengolahan lahan. Utamanya mengolah yang tadah hujan
dengan luasan 273 hektare. Dipilih komoditas yang ditanam adalah varietas beras merah.
Diterangkan ada budaya sesiru yang sudah melekat lama di tengah masyarakat. Sesiru kata Kades bermakna tolong
menolong. Masyarakat yang memiliki petak sawah itu suatu waktu bersama-sama
dengan yang lainnya saling bantu. ‘’Dibantu oleh tetangganya dalam satu lokasi,’’ terangnya.
Beriri Jarak merupakan desa penghasil beras merah. Beras merah
ini diharapkan terus dikembangkan ke depan karena memiliki nilai gizi yang
cukup tinggi. Di samping itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Setelah
panen, mengolah padi merah tidaklah sama dengan mengolah padi biasa. Padi beras merah
ini tidak bisa digiling menggunakan mesin penggiling. Karenanya ada tradisi nujak atau menumbuk padi secara
bersama-sama. Tidak digiling karena dikhawatirkan kualitas rasa akan hilang. ‘’Kalau digiling, warnanya
akan putih,’’ terangnya.
Petani menggunakan baju adat saat Sesiru Matak Pade Rou di Desa Beriri Jarak Kecamatan Wanasaba Lombok Timur |
Tradisi menumbuk padi secara beramai-ramai
terus akan dikembangkan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan keaslian
beras merah hasil panen lahan di Beriri Jarak. Ada media alat tradisional yang
harus tetap dijaga.
Tradisi menumbuk padi diakui sudah terancam
hilang seiring dengan kehadiran teknologi yang memudahkan warga untuk
menghasilkan beras dalam waktu yang cepat. Produksi beras merah ala warga
Beriri Jarak ini diharapkan bisa tetap bertahan. Apalagi melihat kualitas beras
merah sangat baik untuk konsumsi. Di tengah gencarnya pemerintah mengampanyekan
penanganan stunting, salah satu caranya
bisa dengan konsumsi beras merah.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata
Lotim, Muhir mengatakan aktivitas Matak Pade Rau yang digelar masyarakat Desa Beriri Jarak Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur (Lotim) ini sangat bagus untuk dipertahankan.
Nilai-nilai budaya yang sudah lama dan terancam punah harus diselamatkan. Salah
satu caranya dengan menggelar acara yang dirangkai dengan berbagai kegiatan tradisional ala
masyarakat Desa
Beriri Jarak.
Lotim memiliki banyak nilai-nilai budaya lokal
atau local wisdom yang belum digali. Nilai-nilai tersebut jika dituangkan dalam berbagai acara akan menjai
daya tarik bagi wisatawan yang datang. Seperti terlihat saat wisatawan melakukan
aktivitas
menumbuk padi. Mereka sangat
antusias dan cukup bersemangat. (Rusliadi/Lombok Timur)