Be Your Inspiration

Tuesday 22 November 2016

Setelah Malaysia, BPPD NTB Rambah Pasar Brunei Darussalam

Ketua BPPD NTB H. Affan Ahmad didampingi anggota DPRD NTB H. Umar Said dan pelaku wisata asal NTB Awanadi Aswinabawa pose bersama salah satu peserta Sales Mission di Bandar Seri Begawan, Selasa (22/11/2016). 

Menjajaki pasar baru wisata Lombok Sumbawa menjadi kejutan tersendiri bagi tim Sales Mission Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB. Sales mission di negara Sultan Hassanal Bolkiah ini, dihadiri sekitar 30 buyer dan 10 orang investor. Travel agent memiliki minat besar untuk mengunjungi Lombok Sumbawa.
Salah seorang buyer dari Brunei Darussalam, Mak Jia Wei, mengaku terkejut Lombok berdekatan dengan Bali. "Hanya 30 menit dari Bali? Benarkah?," tanya Mak Jia heran dalam acara pembukaan di Bandar Seri Begawan, Selasa (22/11/2016).
Tidak saja Mak Jia, travel agent lain, Syahirah, juga terkejut dan takjub melihat destinasi halal Lombok saat pemutaran video wisata halal Lombok. Namun, disayangkan Syahriah, karena tidak adanya penerbangan langsung menuju Lombok dari Brunei Darussalam.
Ketua BPPD NTB, H. Affan Ahmad, sebelum membuka acara table top ini, mengaku potensi mendatangkan wisatawan Brunei Darussalam ke Lombok Sumbawa sangat berpeluang. Mayoritas Muslim dan potensi makanan halal menjadi jaminan wisatawan Brunei datang ke Lombok. "Ada kedekatan emosional antara Brunei dan Indonesia yang sama-sama rumpun Melayu. Lombok memiliki potensi besar untuk wisata halal. Dan ini seperti gayung bersambut jika kita lihat dari minat pelaku usaha di Brunei Darussalam untuk membawa tamu-tamunya ke Lombok Sumbawa. Memang kita masih kesulitan di akses penerbangan langsung dari Brunei-Lombok," kata Affan Ahmad.
Affan Ahmad menambahkan, kedatangan tim sales mission ke Brunei ini dimaksudkan untuk meningkatkan citra Pariwisata Nusa Tenggara Barat, khususnya memperkenalkan wisata halal Lombok Sumbawa. Selebihnya, sebagai upaya untuk mengejar target kunjungan wisatawan ke Lombok Sumbawa tahun 2016 mencapai 3 juta wisatawan.
Ketua BPPD NTB H. Affan Ahmad didampingi pelaku wisata asal NTB Awanadi Aswinabawa menggalungkan selendang pada perwakilan pariwisata Brunei Darussalam dalam acara Sales Mission di Bandar Seri Begawan, Selasa (22/11/2016).
Presidenti Association of Travel Agents Brunei, Sabli Arsad, yang turut hadir dalam acara ini berjanji akan membawa investor dan travel agent Brunei segera mengunjungi Lombok. Pengusaha berbagai bidang usaha ini juga menyatakan minatnya bisa berinvestasi di Lombok Sumbawa. "Melihat potensi yang luar biasa tentang Lombok, Insya Allah saya akan bawa investor dan travel agent ke Lombok Sumbawa. Kami sangat kagum dengan keindahan Lombok. Kami ingin tahu lebih banyak tentang Lombok Sumbawa dari dekat. Tidak saja lewat tayangan video tadi, " ujarnya.
Jika dibandingkan dengan Malaysia, potensi pasar wisata untuk Brunei selama ini masih sangat kecil. Kendala ini terjadi karena Lombok Sumbawa kurang diperkenalkan kepada wisatawan Brunei Darussalam. Saat dijelaskan Lombok hanya ditempuh 20 sampai 30 menit dari Bali, minat mereka datang ke Lombok cukup besar. Terbukti, dari table top ini bahkan sudah terjadi transaksi langsung dalam temu bisnis to bisnis ini. Table top yang dilakukan kemarin (Senin 22/11) di Malaysia juga sudah terjadi transaksi untuk 200 pax bulan depan. (BPPD NTB)
Share:

Promosi Pariwisata, BPPD NTB Sasar Malaysia

Peserta table top dari NTB sedang menjalin transaksi dengan buyer dari Malaysia.

Sales mission dalam rangka menjual paket wisata Lombok Sumbawa di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (21/11/2016) berlangsung akrab. Malaysia menjadi sasaran pasar wisatawan mancanegara, karena dinilai sangat potensial untuk mendukung tingkat kunjungan wisatawan ke Lombok Sumbawa. Target transaksi dari sales mission Malaysia ini adalah Rp 2 miliar lebih.
Lebih dari 60 buyer dari berbagai pelaku industri Pariwisata di Malaysia memenuhi meja seller asal Lombok Sumbawa. Kedua belah pihak melakukan transaksi untuk penjualan paket tour ke Lombok Sumbawa. Selain bernilai ekonomis, table top yang digelar di Malaysia ini adalah untuk mendukung kunjungan wisatawan mancanegara ke Nusa Tenggara Barat.
"Kami tidak terlalu muluk-muluk, satu buyer melakukan satu transaksi bernilai Rp 50 juta saja dikalikan 60 atau setengah dari buyer yang hadir sudah bisa kita prediksi. Namun, setidaknya Rp 2 miliar kami optimis bisa tercapai," ujar Tim Pelaksana Sales Mission, M. Basri.
Malaysia menjadi pasar wisata Lombok Sumbawa yang masih potensial untuk 'menjual' NTB. Dari beberapa catatan dan data kunjungan wisatawan Malaysia, rata-rata perbaikan mencapai antara seribu sampai seribu lima ratus wisatawan.  

Karena alasan ini, ujar Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB, Affan Ahmad, menjaga hubungan penting dengan sejumlah negara ASEAN yang potensial harus tetap dirawat. Salah satunya Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam sebagai pasar baru wisata halal Lombok Sumbawa.
"Kami berkeyakinan tiga negara di atas cukup potensial untuk dijadikan pasar wisata Lombok Sumbawa yang harus terus dirawat. Terbukti respons kalangan buyer di Malaysia sangat positif. Bisa melebihi target buyer yang kami harapkan. Sisi positif ini kami tangkap sebagai pasar wisata cukup potensial untuk Lombok," jelas Affan Ahmad. ‘’Sales mission ini dilakukan sebagai bagian dari ihktiar untuk memenuhi target kunjungan 3 juta wisatawan ke Lombok,’’ tambahnya.
Ketua BPPD NTB H. Affan Ahmad didampingi Wakil Ketua DPRD NTB Mori Hanafi memukul gong sebagai tanda pembukaan Sales Mission di Malaysia, Senin (21/11/2016). 

Pelaku Pariwisata asal Lombok, Awanadi Aswinabawa dalam presentasinya di hadapan buyer mengakui harga paket di Lombok masih cukup mahal jika dibandingkan Bali. Namun semua itu karena Lombok dinilai cukup kompetitif bersaing dengan paket wisata di Bali. "Kami tahu itu, tapi kami berusaha menjadi pesaing yang kompetitif dengan Bali dalam hal paket-paket wisata yang kami jual," ujar pelaku wisata yang akrab disapa Awan ini.
Dalam kesempatan yang sama, disampaikan Awan bahwa destinasi wisata di Lombok Sumbawa cukup beragam. Bukan saja wisata alam namun destinasi lain yang menantang andremalin juga cukup banyak. Terlebih pasca Lombok Sumbawa mendapat dua penghargaan dunia sebagai pusat wisata halal, cukup memberi warna dan variasi paket-paket wisata untuk wisatawan muslim.

 Sales mission ke Malaysia ini diikuti 20 seller dari berbagai pelaku industri Pariwisata. Tujuh orang mewakili asosiasi perhotelan, 7 travel agent dan 6 unsur pelaku industri lainnya. Diharapkan dari kegiatan ini dapat menguntungkan kedua belah pihak dan bekerjasama dalam meningkatkan wisatawan ke negara masing-masing. "Kami berharap kedua belah pihak bisa memberikan manfaat yang baik lah untuk kemajuan pariwisata masing-masing," pungkas Affan Ahmad. (*)
Share:

Tuesday 25 October 2016

Menikmati Pesona Lombok dari Bukit Pelolat

Bukit Pelolat di Batulayar. Dari ketinggian bukit ini bisa melihat Kota Mataram
dan daerah lain di Pulau Lombok. 

Jika ingin merasakan sensasi bertualang dan menikmati pemandangan Kota Mataram dan sekitarnya dari ketinggian, tidak salahnya mendatangi Bukit Pelolat. Bukit yang berlokasi di Dusun Bengkaung Desa Batulayar Lombok Barat ini menawarkan pemandangan Kota Mataram dan sekitarnya dari ketinggian.
Garis pantai yang panjang, mulai dari Batulayar sampai Lembar tersaji di depan mata. Ditambah dengan kapal besar yang sedang bersandar di tengah laut Ampenan akan terlihat jelas dari bukit ini. Saat Ekbis NTB mengunjungi tempat ini, Senin (17/10/2016) terlihat jelas seluruh Kota Mataram dari ketinggian kawasan perbukitan ini. Bangunan Islamic Center terlihat menonjol di antara bangunan lainnya, seperti perumahan dan persawahan.
Tidak hanya dapat melihat pemandangan kota dan pesisir pantai, kita juga dapat melihat deretan perbukitan, seperti Pusuk Pass, bahkan Gunung Rinjani jika cuaca sedang cerah. Selain keindahan yang ditawarkan, menurut warga setempat, Haris, Jan dan Endy, pada puncak bukit Pelolat terdapat batu besar yang penuh kisah mistis. “Di batunya ada jejak kaki raksasa bekas jin. Orang-orang tua asli sini tahu ceritanya,” tuturnya. Selain itu, batu tersebut memiliki ‘’saudara‘’ yang berada di Pusuk.
Pelolat dalam Bahasa Sasak sendiri berarti licin, karena sehabis hujan jalanan bukit menjadi licin.  Bukit ini biasanya ramai oleh pengunjung saat sore hari untuk menikmati pemandangan. Tidak hanya itu, Bukit Pelolat ini sering dijadikan sebagai lokasi syuting video klip lagu Sasak.
Jalan Bukit Pelolat ini dapat menembus Senggigi, tetapi jaraknya cukup jauh. Di samping bukit Pelolat, juga terdapat Bukit Cinta yang sering dikunjungi pengunjung. Suasana perbukitan yang asri serta banyaknya hotspot untuk dijadikan lokasi foto, menjadi daya tarik lain Bukit Pelolat.
Bukit Pelolat dapat ditempuh kurang lebih 30 – 45 menit perjalanan dari Kota Mataram. Rute perjalanannya, dari Mataram lalu Batulayar kemudian setelah sampai perempatan Sandik belok kanan lalu lurus. Nanti bertemu pertigaan masjid ke kanan, lalu lurus saja. Jalan naik ke bukit ini sudah dihotmix, tetapi karena jalannya yang mendaki, maka disarankan menggunakan kendaraan yang kuat nanjak agar bisa mencapai puncak bukit. Jika tidak kuat, cukup sampai sisi bukit saja, toh kita sudah dapat menikmati pemandangan Mataram dari ketinggian. (uul Efriyanti Prayoba)

Share:

Friday 21 October 2016

Pantai Batu Sekotong Masih Perawan

Keelokan Pantai Surat di Sekotong yang masih alami. Pantai ini cocok bagi Anda yang ingin menikmati akhir pekan bersama keluarga. 

Sekotong merupakan salah satu kecamatan di Lombok Barat (Lobar) yang memiliki banyak tujuan wisata pantai. Biasanya orang-orang lebih mengenal Sekotong dengan tujuan Gili yang banyak terdapat di sana. Tetapi wisata pantai juga tak kalah menarik, salah satunya adalah Pantai Batu Surat.
Menurut Suhendra, salah satu warga lokal, pantai ini diberi nama begitu sejak zaman dahulu. “Ceritanya dulu raja sering berkirim surat untuk semua keperluan lewat sana, makanya dinamakan begitu. Selain raja, orang-orang dahulu juga suka berkirim surat lewat sana,” jelasnya pada Ekbis NTB, Sabtu (15/10/2016).
Pantai ini mudah ditempuh, karena berada di seberang jalan, hanya butuh 5 menit dari pintu masuk untuk sampai ke pantainya. Jalan ke pantai ini masih jalan tanah tetapi jarak yang tidak jauh membuatnya tidak terasa. Sesampai di sana kita akan menemukan palang pintu masuk untuk masuk ke pantai ini. Sayang, saat Ekbis NTB berkunjung palang tertutup rapat dan hanya ada sebuah motor terparkir di luar tanpa pemilik. Tetapi kita bisa masuk ke dalam pantai walau harus meninggalkan motor terparkir di luar palang.
Pemandangan di pantai sangat indah. Kita akan menemukan bukit yang dibangun sedemikian rupa untuk kenyamanan berwisata. Bukit tersebut dibuat seperti undakan-undakan yang memiliki tangga menuju bibir pantai. Bibir pantai dipenuhi dengan batu-batu halus yang cocok dijadikan tempat berfoto-foto. Terdapat sebuah bangunan di bukit itu, entah itu vila atau penginapan, yang kelihatannya sepi.
Pasir di tempat ini berwarna kuning ditambah laut yang jernih menambah indahnya pemandangan. Dari jauh kita dapat melihat gili-gili yang banyak ada di sepanjang pantai Sekotong. Panjang garis pantai yang tidak terlalu luas juga membuat pantai ini cocok untuk bersantai. Ombak di pantai juga tidak terlalu besar, sehingga cocok untuk berenang bersama keluarga.
Pantai ini bisa dibilang cukup terkelola, hanya sayangnya sekarang kesannya sudah ditinggalkan karena sepi. Pantai ini berjarak hampir 70 km dari Kota Mataram dan dapat ditempuh dengan perjalanan 1,5 – 2 jam. Rute perjalanannya dari Mataram – Gerung – Lembar – Sekotong Barat. Nanti di samping jalan besar, terlihat bangunan kecil yang sekelilingnya ditumbuhi semak dan kebun singkong, belok kanan ke sana atau bisa bertanya pada penduduk sekitar jika sulit menemukannya. (uul Efriyanti Prayoba)


Share:

Thursday 6 October 2016

Gubernur Promosi Potensi NTB pada Investor Tiongkok

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi membuka Forum Kerjasama Investasi Daerah NTB dengan pihak Konjen RRT di Hotel Santika Mataram, Kamis (6/10/2016)
Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi membuka Forum Kerja Sama Investasi Daerah Provinsi NTB dan Seminar Promosi Investasi Wilayah Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Denpasar di Hotel Santika, Kamis (6/10/2016). 
“Forum ini adalah lanjutan dari pertemuan sebelumnya dalam upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Pemerintah RRT dengan Pemerintah Indonesia, khususnya Provinsi NTB,” ujar Gubernur NTB.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyampaikan, Provinsi NTB memiliki 3 kawasan yang sedang dikembangkan, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, KEK Samota (Saleh, Moyo, dan Tambora), dan Global Hub di Lombok Utara. Sedangkan untuk pendekatan bidang, Provinsi NTB akan terus mengembangkan bidang pariwisata, agrikultur, pertambangan dan bidang jasa.
Hadir pada kesempatan itu, Konjen RRT Hu Yin Quan, Atase Wang Li Ping, Kadin Pengusaha RRT di Indonesia Zhang Min, Kepala BKPM RI Dr. Indra Darmawan, M.Sc, Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB Mori Hanafi, dan 40 wakil dari 20 perusahaan yang terdiri dari berbagai bidang dan termasuk perusahaan yang unggul tidak hanya di Tiongkok tetapi juga di seluruh dunia.
Konjen RRT Hu Yin Quan melaporkan Pemerintah RRT dan Pemerintah Indonesia sedang memasuki hubungan masa emas, tidak hanya kalangan pemerintah tetapi juga rakyat. Hal ini ditunjukkan belum lama ini, Presiden Jokowi hadir pada acara Konferensi Tingkat Tinggi di Tiongkok untuk memperluas kerja sama strategis dan membangun poros maritim dunia. Ia juga mengatakan saat ini Pemerintah Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk merintis jalur pariwisata baru ke NTB.
Hu Yin Quan berharap melalui acara ini dapat menjadi wadah untuk saling mengenal dan memahami, yang nantinya semakin meningkatkan peluang kerja sama atau antara pemerintah RRT dengan tiga Provinsi di Indonesia, yaitu Provinsi Bali, NTB, dan NTT. Ketiga ini adalah lokasi yang strategis karena dapat menghubungkan wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Timur.
Sepanjang tahun 2016 kerja sama ekonomi meningkat dengan pesat, dapat dilihat sejak bulan Januari sampai bulan Juli 2016 Investasi dari RRT di Indonesia lebih dari $ 1 miliar, naik 534%. Berdasarkan data statistik BKPM RI, Investasi langsung dari RRT pada tahun 2015 menduduki peringkat 10, sedangkan pada masa Januari-Juli tahun 2016 Investasi dari RRT menduduki peringkat 4.
Sementara itu, Ketua Kadin Pengusaha RRT di Indonesia Zhang Min dalam sambutannya menjelaskan Kadin Pengusaha RRT di Indonesia adalah lembaga non profit yang menaungi perusahaan-perusahaan terbaik dari tiongkok dan termasuk nomor 500 di dunia perusahaan, baik BUMN maupun non BUMN. Menurut data statistik, jumlah perusahaan dari tiongkok yang investasi di Indonesia sebanyak 1000. “Beberapa tahun ini kerja sama antara pemerintah Tiongkok dengan Pemerintah Indonesia berkembang dengan pesat. Saat ini Tiongkok menjadi mitra perdagangan terbesar di Indonesia dan menjadi Negara yang menanamkan modal terbesar nomor 4 di Indonesia,” ujarnya.
Atase Perdagangan Kedutaan pengusaha RRT Wang Li Ping menyampaikan ada satu fenomena bahwa megaproyek seringkali ada di Jakarta. Oleh karena itu, acara ini diselenggarakan untuk memperbaiki fenomena tersebut. “Kali ini Kadin RRT membawa 20 perusahaan dari Tiongkok. Saya harap tahun depan Kadin dapat membawa lebih banyak pengusaha RRT untuk berinvestasi di Indonesia terutama di NTB,” harapnya.

Kepala BKPM RI Dr. Indra Darmawan, M.Sc menjelaskan potensi besar yang dimiliki oleh Provinsi NTB untuk meraih banyak investor dari Tiongkok. “Investor Tiongkok bisa menanamkan modalnya di pulau terluar Indonesia sebesar $ 600 juta, maka di NTB yang memiliki infrastruktur baik, pemerintah lokal sangat mendukung, dan pemandangan yang indah bayangkan apa yang bisa dicapai oleh Provinsi NTB dengan investasi dari Tiongkok,” jelasnya. Hal ini ditambah dengan hubungan yang sangat baik dilihat dari konglomerat Tiongkok pemilik Ali Baba yang diangkat menjadi penasihat oleh Presiden Joko Widodo untuk pengembangan e-Commerce.  (Humas NTB)
Share:

Gubernur NTB Canangkan Desa Benderang Informasi Publik

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi mencanangkan Desa Benderang Informasi Publik 2016.

Nusa Tenggara Barat memenuhi Rinjani Ballroom, Hotel Lombok Raya untuk mengikuti kegiatan Pencanangan Desa Benderang Informasi Publik (DBIP) bagi 995 Desa se-NTB, Kamis (6/10/2016). Kegiatan yang digelar Komisi Informasi Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut juga diikuti seluruh Camat. Tidak Ketinggalan, Seluruh Bupati se-NTB turut hadir menyaksikan kegiatan yang pertama di Indonesia tersebut.
Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi mencanangkan program tersebut dan berpesan kepada seluruh kepala desa untuk membangun komitmen dalam membangun daerah, khususnya menyampaikan informasi pembangunan secara terbuka kepada khalayak umum.
“Bapak/ibulah yang menjadi ujung tombak yang melaksanakan semua program pembangunan, sehingga sukses atau tidak suksesnya pembangunan di Nusa Tenggara Barat ini sangat bergantung pada Bapak/Ibu sekalian,” ungkap gubernur yang disambut tepuk tangan ratus kepala desa tersebut.
Menurut Gubernur, bentuk komitmen yang dapat dilakukan dengan menyediakan sarana-sarana keterbukaan informasi, seperti menyediakan papan informasi atau membuat website untuk menyampaikan perkembangan desa, baik keuangan maupun infrastruktur kepada masyarakat.
“Komitem itu harus mulai dari kesadaran bahwa keterbukaan informasi itu sangat membantu melaksanakan tugas. Keterbukaan informasi itu tidak menyulitkan tapi justru membantu. Karena dengan keterbukaan informasi tersebut akan tumbuh pertisipasi publik,” tutur orang nomor satu di NTB tersebut.
Gubernur berharap pencanangan program tersebut dapat berjalan sukses dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk kepentingan pembangunan. Sebagai bentuk komitmen tersebut, seluruh Bupati se-NTB bersama Gubernur menandatangani MUO untuk keterbukaan informasi, yang disaksikan Dirjen Pembangunan Daerah Tertentu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Dr.Ir Suprayoga Hadi, M.S.P.
Sementara itu, Dirjen Pembangunan Daerah Tertentu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Dr.Ir Suprayoga Hadi, M.S.P. menyampaikan keterbukaan informasi tersebut akan memberikan peluang bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

“Mayarakat dapat ikut dalam pembangunan-pembangunan kemasyarakatan, promosi pembangunan desa serta pembangunan-pembangunan lain yang berkembang di desa,” jelasnya di hadapan gubernur dan peserta yang hadir. (Humas NTB)
Share:

Dampak Penutupan Rinjani, Porter dan Guide Nganggur

Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari dan Danau Segara Anak. Akibat penutupan pendakian ke Rinjani akibat Gunung Baru Jari meletus, guide dan porter menganggur. (Dokumentasi Sahmat Darmi)
Ditutupnya akses wisata menuju puncak RInjani oleh Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mendapat kritik dari Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) Sarifudin, SH. Pasalnya, penutupan akses itu tidak hanya memberi dampak menganggurnya ratusan porter dan guide di kawasan wisata Senaru, tetapi tidak adanya koordinasi TNGR dengan Pemda KLU.
"Seyogyanya, mereka (TNGR) berkoordinasi dengan Pemda KLU. Karena akses ini ditutup, maka masyarakat kita yang menerima dampaknya," cetus wabup di ruang kerjanya, Selasa (4/10/2016).
Wabup menilai, dalam pengelolaan kawasan wisata Rinjani sepenuhnya merupakan kewenangan TNGR. Namun demikian, keputusan yang diambil TNGR seharusnya disertai dengan pemberian solusi bagi ratusan, bahkan ribuan warga KLU yang bergantung dari aktivitas wisata Rinjani itu.
Menurut dia, banyak hal yang harusnya dikomunikasikan dengan Pemda. Misalnya, menyangkut penanganan sampah yang masih dikeluhkan wisatawan, serta minimnya sarana dan prasarana pendukung. Di KLU, khususnya di Kecamatan Bayan, pihaknya telah berupaya maksimal dalam menata kebersihan di pintu masuk. Namun demikian, minimnya partisipasi TNGR dan Pemprov NTB dalam membantu Pemda KLU menyebabkan penanganan sampah belum optimal.
Menyikapi permintaan warga yang melakukan aksi demo ke TNGR untuk membuka akses ke Rinjani beberapa waktu lalu, Wabup menilai aspirasi tersebut tak bisa dianggap sepele. Pasalnya masyarakat setempat diperkirakan dalam kondisi kesulitan ekonomi. karena sudah beberapa hari tak memperoleh manfaat.
Para porter dan guide di Gunung Rinjani. Saat Gunung Baru Jari meletus dan pendakian ditutup TNGR, mereka menganggur. (Dokumentasi Sahmat Darmi)

Terpisah, Kepala Seksi Wilayah I TNGR, Seno Pramudita kepada wartawan mengatakan, pihaknya belum bisa memenuhi tuntutan warga dikarenakan Status Rinjani menurut BMKG berada pada level II Waspada. Dalam hal ini, pertimbangan keselamatan warga yang lebih diutamakan. “Kita masih mengacu kepada status yang ditetapkan BMKG, terkait aksi demo kemarin itu, kita meminta agar pelaku pariwisata bersurat ke Kepala Balai. Namun hingga saat ini belum juga dikirim. Pada prinsipnya kami akan membuka jalur pendakian Senaru namun kalau situasinya sudah normal," ungkap Seno.
Sementara itu, kalangan Porter dan Guide di Desa Senaru, Kecamatan Bayan KLU kembali menyuarakan dibukanya akses ke Rinjani pascaaksi demo pada hari Minggu lalu. Warga bahkan mengancam, akan menggelar aksi lebih besar jika akses masih juga ditutup.
Kepala Desa Senaru, Isa Rahman, membenarkan ancaman warga. Desakan warga tidak lepas dari kondisi terkini versi warga, jika guide dan porter melihat kondisinya tidak berbahaya lagi. "Menurut warga, kondisi terkini Gunung Rinjani tidak membahayakan. Itu dari hasil pantauan mereka yang sering ke sana. Kalau ini tetap tidak dibuka saya khawatir mereka akan menggelar aksi lagi,” kata Isa. (Johari KLU)
Share:

Bangunan Kampu Selesai, Warga Karang Bajo Bayan Menjemput Pembekel Adat

Ritual yang dilakukan warga adat Desa Karang Bajo untuk menjemput pembekel dengan iring-iringan warga dari kediamannya menuju tempat tinggal baru, Senin (3/10/2016) sore

 Pergantian pembekel adat lingkup masyarakat adat Desa Karang Bajo, berlanjut pascadilakukannya gotong–royong memperbaiki kampu (tempat tinggal pembekel). Kali ini, ritual yang dilakukan adalah menjemput pembekel dengan iring-iringan warga dari kediamannya menuju tempat tinggal baru – dalam kampu.

Seiring telah ditentukannya Perusa Perumbak Tengah oleh masyarakat adat, mereka pun melanjutkan ritualnya, Senin (3/10/2016) sore. Masyarakat Karang Bajo menjemput pembekel baru, atas nama Kudralam (65 tahun). Warga Dusun Koq Sabang, Desa Bayan itu dinobatkan sebagai Mak Lokaq Gantungan Rombong yang mengayomi Pembekel Loloan, Pembekel Karang Bajo, Pembekel Sukadana, Pelabasari, Tanak Petak Lauk, Batu Menjangkong, Karang Tunggul, Telaga Bagek dan Mak Lokak Senaru di Kampu Karang Bajo.

Kepala Desa Karang Bajo, Kertamalip, menjelaskan prosesi pergantian Maq Lokaq di masyarakat adat sedikit memakan waktu. Penobatan Amaq Kudralam sebagai Mak Lokaq Gantungan Rombong dilaksanakan secara bersama - sama oleh masyarakat. Mulai dari gundem (rapat) pertama untuk mencari perusa (keturunan), gundem kedua untuk menentukan mencari bahan rumah yang akan dibangunkan ketiga menentukan waktu untuk membongkar rumah Maq Lokaq yang telah mengundurkan diri lalu dibangun lagi (harus selesai 1 hari). Sementara terakhir gundem ke empat untuk mengumpulkan dana pembelian kerbau dan kebutuhan sehari-hari pesangon Maq Lokak, hingga Maq Lokaq diiringi masuk ke dalam kampu.

Kali ini, masyarakat adat telah mengumpulkan sejumlah dana pembelian 1 ekor kerbau, senilai Rp 9 juta. Ritual kemudian dilanjutkan dengan oleh masyarakat adat wet Kepembekelan Karang Bajo. Warga menjemput Maq Lokaq yang baru dengan berjalan kaki sejauh 3 km. Iring-iringan warga dipimpin Inaq Lokaq Pande disusul masyarakat adat menuju rumah calon Mak Perusa Perumbak Tengah di Koq Sabang dengan membawa pebuan. (Pebuan adalah wadah yang terbuat dari kayu serupa seperti piring berisikan sekapur sirih dan tembako).

“Setibanya di rumah Perusa Perumbak Tengah, Mak Lokak (Kudralam beserta istri) menerima Pebuan dari masyarakat adat. Seluruh kebutuhan sehari-harinya disiapkan. Setelah semua siap maka rombongan penjemput tadi kembali pulang dengan berjalan kaki pula melalui jalur yang disebut Rurung (jalan) Agung,” terang Kertamalip.

Setibanya di dalam Kampu Karang Bajo, para Toak Turun mulai menyiapkan prosesi pemotongan kerbau. Dimaksudkan agar Perusa yang akan mengemban tugas bisa bertahan lama. Pemotongan kerbau jantan dilakukan oleh Kiyai Lebe bersama masyarakat adat, dilanjutkan dengan bedak keramas calon Mak lokak, kemudian diiring kembali ke Kali (sungai) Muntur untuk dimandikan.

Dalam prosesi itu, masyarakat adat Karang Bajo juga mengundang para tamu dari berbagai wet adat. Mereka dihadirkan guna menyaksikan penobatan Maq Lokaq. Dalam hal ini berupa, pengambilan sumpah janji, pemasangan Kagungan atau atribut seperti kain, sapuk dan dodot - warna biru langit. “Sumpah jabatan ini berkaitan dengan masa jabatan sebagai mak Lokak Gantungan Rombong yaitu minimal selama 3 (tiga) tahun dan maksimal seumur hidup,” imbuhnya.

Sebagai seorang Maq Lokaq Gantungan Rombong, terdapat beberapa hal yang menjadi tugas pokok maupun larangan yang harus ditaati. Yang bersangkutan harus sanggup menjalankan tugas sesuai batas Wet Wilayah Kerja, pakaian keagungan harus tetap dikenakan selama menjabat baik di dalam lingkungan kampu maupun di luar kampu. Maq lokaq dilarang menginap di rumah orang lain, melainkan harus kembali ke rumah adat jam berapapun.

Dalam hal tutur kata, Maq Lokaq tidak boleh berkata kasar. Dalam pergaulan, ia dilarang melakukan pekerjaan yang sifatnya membunuh atau menghilangkan nyawa binatang lain seperti memanah, menangkap hewan buruan, memotong ayam dan sebagainya. Ia juga tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang sifatnya merugikan orang lain seperti mencuri, berjudi dan menipu.

“Hingga adab dalam menyantam makanan dan minuman, Maq Lokaq diatur. Jika memakan jajan atau minum tidak boleh dilakukan dengan cara berjalan, harus duduk. Selanjutnya, apabila duduk bertamu ke rumah orang lain tidak boleh dengan cara menurunkan kaki harus dengan cara duduk bersila. Dalam hal demokrasi, Maq Lokaq juga dilarang terlibat dalam politik praktis apapun bentuknya,” jelas Kertamalip. (Johari KLU)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive