Be Your Inspiration

Monday 7 March 2016

Pantai Ekas, Surga Tersembunyi di Selatan Lombok Timur

Pantai Ekas Lombok Timur dengan pesona matahari terbenamnya

Destinasi wisata di Pulau Lombok, secara keseluruhan sebenarnya ‘’surga’’ bagi para wisatawan. Keindahan gili, pantai dan air terjun kini jadi incaran. Tak heran, wisatawan lokal, domestik dan mancanegara berburu tempat - tempat eksotik ini.

SALAH satu pantai yang bisa menjadi destinasi wisata pilihan adalah Pantai Ekas yang berada Desa Ekas Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Sore itu, ombak terlihat landai meski angin bertiup kencang.


Permukaan Teluk Ekas berwarna orange oleh pantulan matahari terbenam (sunset). Pasir berwarna putih, menjadi ciri khas pantai di Lombok bagian Selatan. Deretan bukit seolah menjadi penyangga indahnya pantai di Selatan Kabupaten Lotim ini.

 Dengan potensi wisata menakjubkan, Pantai Ekas sebenarnya potensial menjadi destinasi wisata pilihan yang bisa menarik banyak para pelancong. Ini bisa jadi rekomendasi wisatawan untuk menikmati keindahan pantai di wilayah Selatan Pulau Lombok. Jarak tempuh dari Mataram menuju Pantai Ekas di Desa Ekas, Kecamatan Jerowaru, membutuhkan waktu sekitar dua jam.
 
Berugak di Pantai Ekas Lombok Timur
Jalan menuju lokasi tersebut relatif mudah. Akses jalan dari Keruak hingga Jerowaru sudah bagus. Meskipun di beberapa bagian ada rusak walaupun tidak rusak berat. Keindahan alam dengan view bukit yang ditumbuhi pohon jati, memberikan kesan tersendiri. Pengunjung bisa menikmati sunrise dan sunset dari bibir pantai. Pantai Ekas merupakan deretan dari Pantai Kuta, di Lombok Tengah (Loteng).

Pasirnya putih dengan air yang jernih serta pemandangan bawah laut yang indah. Tumbuh dengan berbagai varian warna. Kejernihan air laut Ekas, membuat para wisatawan tak rela jika tidak berendam. Menikmati sensasi kehangatan dengan view matahari terbenam. Sayangnya, Pantai Ekas belum dikelola dengan baik.

 Rina, wisatawan asal Kota Mataram ini mengaku, baru pertama kali berkunjung ke Pantai Ekas. Keindahan alam dan pasir putih tak jauh berbeda dengan pantai - pantai lainnya yang ada di Pulau Lombok. Deretan bukit ditumbuhi pohon jati menambah takjubnya pelancong. Sebab, sunset dan sunrise terlihat jelas dengan warna orange tersirat di atas permukaan laut. ‘’Saya pertama kali kemari. Ternyata tempat ini bagus dan ndak jauh beda dengan pantai lainnya,’’ ungkapnya, Sabtu (5/3/2016) sore.

 Rina yang berkunjung dengan keluarganya ini menilai, potensi objek wisata di Lotim bagian Selatan harus digarap maksimal oleh pemerintah. Penataan infrastruktur serta fasilitas lainnya harus dilengkapi. Tak kalah penting, persoalan keamanan dan kenyamanan wisatawan harus dikedepankan. Sebab, keteduhan Pantai Ekas akan jadi incaran para wisatawan. ‘’Saya pikir faktor keamanan itu paling penting. Percuma pantai bagus kalau banyak begal atau rampok. Ndak ada yang mau berkunjung,’’ tuturnya.

 Hal senada dikatakan Dewi. Ia mengaku sudah beberapa kali datang bersama keluarganya. Pantai Ekas lebih tenang, bersih dan asyik dijadikan tempat liburan. Lokasi ini menurut Dewi, sangat potensial jika digarap maksimal.

Pasalnya, pemandangan serta keindahan alamnya tidak jauh berbeda dengan pantai - pantai lain di Pulau Lombok. ‘’Di sini lebih tenang, air jernih dan asyik,’’ ujarnya. Siswi kelas IX di salah satu SMP Negeri di Selong ini berharap, pemerintah mengelola pantai tersebut. Dengan harapan, fasilitas serta infrastruktur lainnya dapat ditata maksimal. Sebab, tamu dari luar negeri dilihat sudah banyak berkunjung.

Hanya saja, jadi pekerjaan rumah (PR) bagaimana lokasi itu dipromosikan ke masyarakat, sehingga menarik perhatian. ‘’Kalau banyak yang tahu, pasti banyak yang kemari,’’ ujarnya. (Muhammad Kasim)

Share:

Sunday 6 March 2016

Film Kalam-Kalam Langit Diharapkan Mampu Dongkrak Pesona NTB

Dimas Seto Wardana saat memberikan keterangan
mengenai launching Film Kalam-Kalam Langit di Lombok
Film Kalam – kalam Langit yang disutradarai oleh Tarmizi Abka diharapkan tidak sekadar menjadi motivasi bagi para peserta Musabbaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Film yang pertama kali diputar di Bioskop XXI Lombok ini menjadi pupuk semangat peserta MTQ sekaligus sebagai media mempromosikan pariwisata.

Film yang diputar Kamis (3/3) ditonton Gubernur NTB, Dr. TGH. Zainul Majdi. Menurut produser Putaar Films Dony Ramadhan yang memproduksi film tersebut, Gubernur NTB sudah lama bercita – cita memiliki sebuah film yang mengangkat citra daerah ini. Film yang diinginkan seperti halnya Laskar Pelangi yang mendongkrak daerah Bangka Belitung.

Share:

Presiden IDB Mau Berkunjung ke NTB, Gubernur TGH. M. Zainul Majdi Temui Menteri Keuangan

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat bertemu
Menkeu Bambang Brodjonegoro membahas
mengenai rencana kedatangan Presiden IDB ke NTB
bulan April 2016.
Rencana kedatangan Presiden Islamic Development Bank (IDB) ke NTB bulan April mendatang segera ditindaklanjuti Gubernur NTB Dr. TGH. M.Zainul Majdi. Gubernur NTB didampingi Asisten II (Perekonomian Pembangunan) Setda NTB Drs. H.Lalu Gita Ariadi, MSi dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB H. Yusron Hadi, ST, MUM, menemui Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro di kantornya di Jakarta, Jumat (4/3/2016).

Share:

Ekspose Festival Pesona Tambora Dilakukan di Atas KRI Karang Pilang


Wagub H. Muh. Amin berlayar menggunakan KRI
Karang Pilang 981 serangkaian persiapan Festival
Pesona Tambora di dekat Pulau Satonda, Sabtu (5/3/2016)
Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH.M.Si beserta istri, Hj. Syamsiah Muh. Amin menghadiri Expose Festival Pesona Tambora dengan menaiki KRI Karang Pilang 981, berlayar dari Pelabuhan Badas, Sumbawa menuju Calabai Kabupaten Bima, Sabtu (5/3/2016).

Wakil Gubernur yang didampingi bupati dan walikota se-Pulau sumbawa, Kepala SKPD terkait serta awak media berlayar mengitari Pulau Moyo dan berlabuh di Calabai.
Share:

Mencari Misteri Jejak Kerajaan yang Tertimbun Akibat Letusan Gunung Samalas

Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari di Kompleks Pegunungan Rinjani yang diklaim sebagai salah satu peninggalan letusan Gunung Samalas Tahun 1257 masehi

Selama ini, banyak orang tidak tahu atau buta dengan peradaban Suku Sasak di Pulau Lombok. Ironisnya, orang Lombok sendiri tidak tahu dengan sejarah dan peradaban yang terjadi ribuan tahun yang silam. Apalagi di buku-buku sejarah masa orde baru hingga tahun 2016 nyaris tidak ada yang menyinggung seperti apa peradaban suku Sasak di masa lampau.

Namun, jika mengacu pada naskah lontar atau Babad Lombok, ternyata Pulau Lombok menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan, khususnya bagaimana pola kehidupan sebelum Gunung Samalas atau yang sekarang dikenal sebagai Danau Segara Anak di Gunung Rinjani. Dalam naskah Babad Lombok tertulis bagaimana dahsyatnya Gunung Samalas yang memaksa ribuan jiwa penduduk Lombok waktu itu harus mengungsi dari tempat tinggalnya, karena gunung tertinggi saat itu atau perkiraan ahli vulkanologi tahun 1257 masehi meletus dan sangat membahayakan keselamatan.

Baca Juga : Mengungkap Peradaban Lombok

Bahkan, ada kota atau wilayah kerajaan yang harus tertimbun akibat dahsyatnya letusan Gunung Samalas ini. Tertimbunnya kawasan ini kemudian menimbun sejarah peradaban yang ada di Lombok hingga ribuan tahun silam.

Selain menimbun sejarah Pulau Lombok, dampak dari letusan Gunung Samalas ini menyebabkan cuaca ekstrem di seluruh dunia. Termasuk kutub utara dan kutub selatan. Yang lebih parah lagi, akibat letusan ini puluhan ribu jiwa di Inggris tahun itu meninggal akibat musim dingin ekstrem yang merupakan dampak letusan Gunung Samalas

Bukti abu dari letusan yang tersebar hingga kutub selatan maupun kutub utara ini menurut ahli vulkanologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dr. Ir. Heryadi Rahmat, telah menunjuk kepada gunung berapi Samalas di Pulau Lombok.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh ahli geografi Franck Lavigne dari Université Paris 1 Panthéon - Sorbonne bersama sejumlah ahli kegunungapian Indonesia telah mempresentasikan di hadapan Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi bagaimana Gunung Samalas meletus dan mempengaruhi cuaca dunia.

Letusan Gunung Samalas yang terbesar di dunia versi Geographic News
Selain itu, jika melihat gambar yang dipublikasikan Geographic News, letusan Gunung Samalas merupakan yang terbesar di dunia. Disusul Gunung Tambora di Pulau Sumbawa. Itu artinya, jika melihat dampak dari letusan Gunung Api di dunia, maka nama NTB tidak bisa dipisahkan. Di mana, dua gunung yang ada di daerah ini, yakni Gunung Samalas di Pulau Lombok meletus 1257 (masih perkiraan) dan Gunung Tambora yang meletus tahun 1815 menyebabkan puluhan ribu orang mati di dunia. Bahkan, tak menutup kemungkinan yang menjadi korban lebih dari ratusan ribu jiwa. Karena yang terdata saja baru di Inggris puluhan ribu jiwa. Belum lagi di negara Eropa lainnya, Asia, Afrika, termasuk Indonesia. Apalagi sebaran abu vulkanik sudah mencapai kutub utara dan selatan.

Lombok memang masih penuh dengan misteri. Misteri yang masih belum terungkap hingga saat ini. (baca juga Mencari Jejak Misteri Kerajaan Besar di Lombok). Banyak misteri yang menimbulkan tanda tanya besar bagi ahli vulkanologi dan peneliti dunia. Apalagi, di beberapa lokasi ditemukan tembikar atau keramik di bahan galian batu apung. Keramik ini diyakini merupakan peninggalan peradaban di Pulau Lombok ribuan tahun silam.

Harus diakui, meletusnya Gunung Samalas ini terjadi saat peradaban manusia masih belum modern. Tidak ada dokumentasi resmi yang menyatakan pernah ada letusan Gunung Samalas di Pulau Lombok. Beda halnya, dengan Gunung Tambora yang meletus tahun 1815, peradaban sudah mulai berkembang. Di Benua Eropa sedang berlangsung perang antarnegara dan tingkat pendokumentasian peristiwa atau kejadian alam di dunia sudah cukup bagus. Belum lagi, negara-negara Eropa sedang giat-giatnya melakukan pencarian terhadap wilayah-wilayah atau negara yang akan dijadikan daerah jajahan.

Untuk itu, kita berharap para peneliti mampu menemukan sesuatu yang baru di balik letusan Gunung Samalas. Termasuk, mampu mengungkap misteri peradaban di Lombok, khususnya dan dunia umumnya. (Marham)
Share:

Friday 4 March 2016

Mengungkap Peradaban Lombok dengan Teliti Jejak Letusan Samalas


Perkiraan Letusan Samalas (Dokumentasi
Geographic News)
Para peneliti dari Badan Arkeologi Nasional dan Université Paris 1 Panthéon - Sorbonne akan menelusuri jejak letusan Gunung Samalas yang menjadi cikal bakal Gunung Rinjani saat ini. Para peneliti ini akan mengungkap bagaimana peradaban masyarakat di Pulau Lombok sebelum Gunung Samalas meletus.

Peneliti dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Dr. Ir. Heryadi Rahmat, MM, mengaku, letusan Gunung Samalas memiliki rahasia besar, khususnya mengenai peradaban Lombok ribuan tahun silam.

Ia menjelaskan, cerita tentang letusan Gunung Samalas terdapat dalam sebuah lontar atau babad Lombok yang saat ini berada di Museum Negeri NTB. Akibat letusan Gunung Samalas itu, ada sebuah kota di Pulau Lombok pada tahun 1257 yang terkubur. Hal inilah yang menjadi dasar untuk dilakukan penelitian oleh para ahli tersebut.

Bukti abu dari letusan yang tersebar hingga kutub selatan maupun kutub utara, telah menunjuk kepada gunung berapi Samalas di Pulau Lombok. Tim peneliti, yang dipimpin oleh ahli geografi Franck Lavigne dari Université Paris 1 Panthéon - Sorbonne, kini memperkirakan bencana besar itu terjadi antara Mei dan Oktober 1257.

Di Inggris, jumlah korban meninggal akibat letusan Samalas itu puluhan ribu orang. Pasalnya, akibat letusan Gunung Samalas yang sampai ke Benua Eropa itu menyebabkan musim dingin yang sangat ekstrim.

‘’Mereka yang hadir  ini para ahli yang kompeten dalam penelitian. Bisa mengungkap budaya Lombok seperti apa sebelum letusan. Itu menjadi bahan. Mengungkap peradaban sebelum terjadinya letusan Samalas seperti apa Lombok ini,”imbuh mantan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) NTB ini.

Ditanya seberapa lama penelitian ini akan dilakukan? Heryadi menyebutkan waktu yang dibutuhkan bisa puluhan tahun, tergantung apa yang mau diteliti. Dalam pemaparan di depan gubernur, katanya, para peneliti menceritakan ada temuan keramik-keramik yang posisinya berada di bawah batu apung yang banyak ada di Pulau Lombok. Pihaknya berharap, adanya penelitian ini mampu mengungkap peradaban Lombok yang masih jadi misteri. (Marham)


Share:

Wednesday 2 March 2016

Sensasi Dua Batu Payung di Pantai Batu Selayar Lombok Tengah

Pantai Selayar di Lombok Tengah yang menawan
Mungkin nama pantai ini masih sangat asing bagi para wisatawan baik lokal, domestik apalagi mancanegara. Pasalnya, pantai ini terletak di balik Gunung Prabu, tepatnya di Desa Prabu, Kecamatan Pujut, Lombok  Tengah (Loteng). Pantai ini lebih banyak yang menyebutkan dengan sebutan Pantai Batu Selayar.

PANTAI ini masih masih jarang dikunjungi. Banyak spot-spot menarik yang dapat menghilangkan penat di pantai ini. Jaraknya dari pusat Kota Mataram sekitar 65 - 70 Km dan dapat  ditempuh selama 1,5 - 2 jam.

Share:

Rencana Kedatangan Princess of Thailand ke NTB Dimatangkan

Ketua TP PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi
menerima pihak Kedutaan Besar Thailand
mengenai rencana kedatangan
Putri Thailand ke NTB, Rabu (2/3).
Rencana kedatangan Putri Thailand ke Pulau Lombok tanggal 9 hingga 11 Maret 2016 mendatang terus dimatangkan. Putri Thailand berencana akan berkunjung ke Museum Negeri NTB, Gunung Rinjani, Pura Meru, Kampung Sade dan Pura Batu Bolong.

Terkait hal ini, Pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Thailand di Jakarta terus melakukan koordinasi dengan jajaran Pemprov NTB mengenai rencana kedatangan Putri Thailand. Bahkan, Rabu (2/3), istri Wakil Duta Besar Thailand di Jakarta bertemu dengan Ketua Tim Penggerak PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi di Pendopo Gubernur NTB.

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive