Be Your Inspiration

Sunday 6 March 2016

Film Kalam-Kalam Langit Diharapkan Mampu Dongkrak Pesona NTB

Dimas Seto Wardana saat memberikan keterangan
mengenai launching Film Kalam-Kalam Langit di Lombok
Film Kalam – kalam Langit yang disutradarai oleh Tarmizi Abka diharapkan tidak sekadar menjadi motivasi bagi para peserta Musabbaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Film yang pertama kali diputar di Bioskop XXI Lombok ini menjadi pupuk semangat peserta MTQ sekaligus sebagai media mempromosikan pariwisata.

Film yang diputar Kamis (3/3) ditonton Gubernur NTB, Dr. TGH. Zainul Majdi. Menurut produser Putaar Films Dony Ramadhan yang memproduksi film tersebut, Gubernur NTB sudah lama bercita – cita memiliki sebuah film yang mengangkat citra daerah ini. Film yang diinginkan seperti halnya Laskar Pelangi yang mendongkrak daerah Bangka Belitung.


“Film ini bukan sekadar motivasi untuk memacu semangat para peserta MTQ. MTQ nasionalnya kan akan berlangsung disini Agustus nanti. Saya kira, film ini juga menjadi bagian dari pada doa sehingga MTQ Nasional 2016 nanti berlangsung dengan lancar,” tuturnya ketika ditanya Suara NTB usai menyaksikan film yang diproduksinya itu.

“Dalam pertemuan saya dengan Pak Gubernur sekitar 2 tahun yang lalu, beliau menyampaikan kepada saya. Beliau sangat mengharapkan adanya film yang mengangkat daerah ini sebagaimana film Laskar Pelangi mendongkrak Pamor Bangka Belitung,” lanjutnya.

Syuting pengambilan film bernuansa islami tersebut berlangsung di Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Kapek, Gunung Sari. Selain itu, film ini juga mengambil pelataran sejumlah objek – objek wisata yang memukau di wilayah Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Demikian juga film yang skenarionya ditulis oleh Faozan Rizal ini mengambil pelataran salah satu pondok pesantren di Lombok Timur. “Lokasi syutingnya ada Bukit Marese, Pantai Batu Payung, kemudian Malimbu dan di Pondok Pesantren Al-Aziziyah,” terangnya.
Aelyzia Mulachela dan pemeran Film
Kalam-Kalam Langit saat launching di Lombok
awal Maret 2016

Lokasi syuting Pondok Pesantren Al-Aziziyah dikisahkan menjadi sebuah pondok pesantren yang ada di Cirebon. Alasanya, sudut – sudut di pondok pesantren tersebut relatif mirip dengan pondok pesantren di Jawa Tengah itu.

Film ini bercerita tentang kisah perjalanan seorang santri yang menelusuri jejak hidup ke dua orang tuanya. Bintang film yang bernama Jafar yang diperankan oleh Dimas Seto diceritakan berasal dari Pulau Lombok. Kedua orang tua Jafar merupakan sosok Qorik - Qoriah yang sangat pandai melantunkan ayat – ayat suci Al-Qur’an dengan tartil yang matang.

Jafar hidup dan besar di Pulau Jawa bersama ayahnya setelah ibunya wafat. Sejak kecil, Jafar menimba ilmu di pesantren yang ada di Cirebon. Di lingkungan pesantren tersebut, Jafar menemukan sosok perempuan yang mampu menggetarkan hatinya. Ia adalah Azizah tokoh yang diperankan oleh Henidar Amroe. Lantas, setelah orang ayah Jafar wafat kemudia Azizah menerima lamaran pria lain, Jafar ahirnya pulang kampung ke tanah Lombok. “Ini benar – benar bercerita tentang kisahnya orang Lombok. Bahkan beberapa artis pemainnya juga orang Lombok. Contohnya Aelyzia Mulachela yang berperan sebagai Anisa, dia merupakan artis papan atas yang lahir di Ampenan,” kata Dony.

Selain itu, ada juga Nusron Azizan dan Amira Syakira. Dua artis cilik, cucu Alm. TGH. Mustofa Umar Abdul Aziz, ini memerankan tokoh Jafar kecil dan Anisa kecil. Nusron Azizan yang menjadi peserta didik di Pondok Pesantren Al-Aziziyah itu merupakan peraih Juara Nasional MTQ tahun 2015 di Bekasi.

“Nusron adalah cucu tuan guru pendiri Ponpes Al- Aziziyah. Dia merupakan tahfidz yang sudah mampu menghafal 20 Juz ayat suci Al-Qur’an. Dia disini memerankan tokoh Jafar sebagai kilas yang bercerita tentang kisah tokoh utama semasa kecil,” bebernya.

Film yang akan menjadi penghiasi sinema ramadhan tahun ini akan mulai diluncurkan serta ditayangkan di seluruh Indonesia pada 14 April Mendatang. Sementara tanggal 5 – 6 Maret mendatang, film ini ditaksir akan sudah disaksikan oleh 1.104 penonton. Film ini tidak hanya akan tersebar di tataran nasional, namun akan meluas ke beberapa negara Islam di dunia. (Sahmat Darmi)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive