Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi di peresmian Panin Dubai Syariah Bank di Mataram NTB |
Grand opening dihadiri oleh
Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. TGH. M. Zainul Majdi, pada Rabu,(21/12/2016) di Lantai 3 Gedung bank Panin Dubai Sariah Jl. Sandubaya No. 18 Mataram. Hadir pada
kesempatan itu Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTB, Yusri, Deputi Kepala Perwakilan Bank BI Dirut
Bank Panin Deni hendrawati, Ketua MUI NTB serta tokoh agama dan tokoh
masyarakat.
Grand opening ditandai dengan
pengguntingan pita oleh Gubernur NTB didampingi Dirut PT. Bank Panin Dubai
Syariah dan di aksikan oleh undangan yang hadir
Pada kesempatan tersebut, Deputi kepala Perwakilan
bank BI Wahyu menyampaikan LDR industri perbankan di Indonesia saat ini mencapai
89 %, sementara itu di NTB jumlah dana yang disalurkan mencapai 158,10 %
melampaui jumlah dana yang dihimpun.
Wahyu juga menambahkan bahwa jika
dibandingkan dengan tahun 2015 jumlah aset pihak ketiga di perbankan mengalami
peningkatan dari 10 % pada tahun 2015 menjadi 22 % sampai November 2016. Di
saat pasar perbankan nasional hanya
tumbuh sebesar 8% sampai November 2016 di NTB mengalami peningkatan hampir dua
kali lipatnya yaitu sebesar 4,97 %. Aset bank syariah di NTB juga mengalami
kenaikan dari 5 % pada tahun 2015 telah
mencapai 9 % sampai November 2016. Pembiayaan bank syariah didominasi
oleh tabungan sebesar 68 %.
Sementara itu Kepala OJK Yusri
melaporkan jumlah Kantor Perbankan Syariah yang ada di NTB saat ini sebanyak 55
buah dan menjadi 56 buah setelah Bank Panin Dubai Syariah.
Menurutnya, perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan positif ditengah –tengah
melemahnya pertumbuhan Ekonomi Indonesia
walaupun peningkatan jumlah aset maupun dana dari pihak ketiga serta
kualitas pembiayaan mengalami penurunan sedikit. Yang menjadi perhatian dirinya berkaitan dengan pembiayaan bank syariah yaitu masih mendominasinya pembiayaan sektor
konsumsi di banding sektor produktif, sehingga menurutnya, pembiayaan saat ini
kurang memberikan magnetut terhadap pengurangan angka kemiskinan di NTB.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi didampingi Kepala OJK NTB Yusri dan perwakilan Panin Dubai Bank memotong pita sebagai tanda peresmian Panin Dubai Bank Syariah di Mataram NTB |
Ia berharap ke depannya perbankan di NTB
terutama perbankan syariah lebih banyak menyalurkan pembiayaan pada sektor
produksi. Pertumbuhan ekonomi NTB yang
mencapai 9 % melampaui pertumbuhan ekonomi nasional menururtnya seharusnya bisa
menjadi peluang pasar oleh dunia perbankan, pertumbuhan pariwisata menyebabkan
pertumbuhan ekonomi kreatif di NTB tumbuh dengan baik juga menjadi pasar
potensial bagi bank syariah untuk menyalurkan sejumlah pembiayaan.
Selain itu, penduduk NTB yang
mayoritas muslim serta komitmen NTB menjadi kiblat ekonomi syariah Nasional
cukup menjadi modal berkembangnya perbankan sayariah di NTB. Sementara itu, Gubernur NTB dalam
sambutannya menyampaikan ekonomi syariah merupakan suatu sistem bukan
berbicara orang-perorang atau kelompok tertentu, ekonomi syariah untuk semua
kelompok bahkan lintas agama.
Gubernur NTB yang kerap dipanggil Tuan Guru Bajang sebagai panggilan
akrabnya menceritakan pengalaman seorang ekonom syariah Syafi’i Antonio
yang diminta berbicara di Universitas Vatikan bahwa sistem ekonomi yang tidak
memperbolehkan riba tidak hanya terdapat pada Al Qur’an tetapi tertulis dalam
Bibel. Artinya menurut TGB bahwa tradisi non ribawi juga terdapat dalam tradisi Katolik. Ada harapan bahwa hubungan-hubungan yang terbangun di tengah
masyarakat dalam kerangka keuangan itu harus berlandaskan azas keadilan, tidak
saling mengeksploitasi.
Ini berarti bahwa sebenarnya sistem berbasis non
riba bukan monopoli umat islam tetapi ada di semua agama samawi lainnya.
Sehingga basis teologisnya jelas, juga ada di agama lain. Argumen lain
menurut Gubernur NTB bahwa lembaga keuangan syariah dapat bertumbuh baik
di negara-negara non muslim. Artinya menurut Gubernur secara empirik ada
keberterimaan negara negara non muslim terhadap ekonomi syariah.
“Jadi tidak perlu dibahasakan
sistem ekonomi syariah hanya utuk umat islam tetapi untuk semua umat, disitulah
tantangannya bahwa islam adalah rahmatan lil alamin,” tegasnya
Disampaikan juga menurut Gubernur
NTB eksploitasi pada masyarakat
menyebabkan tingkat Gini Ratio naik. Saat ini Gini ratio di indonesia mencapai
4,1 % yang berarti terjadi ketimpangan
sosial semakin besar di tengah masyarakat. Hal tersebut yang memicu revolusi
Mesir saat Husni Mubaraq berkuasa dimana terjadi ketimpangan social yang lebar
antara kaum miskin dan kelompok kaya, dimana Gini ratio di mesir saat itu 4,7
%.
Salah satu sumbangsih perbankan
dalam mengurangio Gini Ratio di indonesia menurut Gubernur NTb salah satunya
dengan memperbaiki sistem perbankan yang berkeadilan melalui sistem ekonomi syariah. (Humas NTB)