Be Your Inspiration

Thursday 22 December 2016

Gunung Sangiang Akan Jadi Branding Internasional

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H. L. Moh. Faozal

Gunung Sangiang merupakan salah satu gunung yang ada di Pulau Sumbawa, tepatnya di Kabupaten Bima. Gunung Sangiang akan dibuatkan brand internasional, sehingga dapat diketahui oleh wisatawan. Hal ini juga berkaitan dengan potensi pariwisata yang dimiliki oleh gunung ini. Terlebih gunung ini juga memiliki sejarah yang dapat dijadikan untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi untuk berkunjung.
“Kita melihat bahwa di Kabupaten Bima itu belum ada branding untuk wisatanya. Jadi kita ingin buatkan branding Gunung Sangiang Volcano Festival, seperti halnya Tambora. Pelaksanaanya setelah Festival Tambora,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H.L.Moh.Faozal, S.Sos.,M.Si di Mataram, Selasa (6/12/2016).
Faozal mengatakan bahwa Festival Gunung Sangiang sudah masuk dalam kalender event 2017. Sehingga akan dilakukan sejumlah persiapan untuk menjadikan Gunung Sangiang sebagai salah satu destinasi wisata baru pada wisata minat khusus.
“Kita akan lihat juga ujung Sangiang itu seperti apa. Kita lihat itu potensinya ada, modelnya nanti kita rumuskan bersama. Kita lihat apa yang bisa kita jual dari sana. Yang jelas kita siap untuk membranding Gunung Sangiang di Bima ini,” ujarnya.
Salah satu yang dianggap dapat menjadi daya tarik dari gunung ini yaitu sejarahnya. Diketahui bahwa legenda tentang dua buah kapal yang memuat garam bertabrakan di perairan Pulau Sangiang. Garam yang dimuat tumpah di lautan sehingga menyebabkan air laut menjadi asin. Kapal tersebut adalah kapal milik Dua saudagar bernama Safiri Gadi dan Safiri Sango.
Safiri Gadi datang dari arah timur sedangkan Safiri Sango dari arah Barat. Tak berapa lama setelah kejadian itu, timbulah perang antara keduanya. Seluruh anak buah kapal yang merupakan babi dan rusa mati akibat perang tersebut. Melihat seluruh ABK-nya mati, Safiri Gadi dan Safiri Sango menghentikan peperangan. Usai perang, keduanya baru menyadari bahwa mereka bersaudara setelah setengah butir kelapa milik mereka disatukan kembali. Setelah kejadian itu, hewan-hewan ABK mereka hidup kembali dan dua kapal mereka berubah menjadi gunung yang ada di Pulau Sangiang.
“Sejarah dan legendanya itu cukup menarik, sehingga bisa menjadi nilai jual untuk memperkuat brandingnya,” kata Faozal. (Linggauni)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive