Be Your Inspiration

Monday 5 December 2016

Legenda Mata Air Sari Gangga (26)

Sementara Putri Faradilla masih memainkan pedangnya. Setelah beberapa lama kemudian, dia istirahat dan pergi ke tempat pemandian yang sudah disediakan.

Waktu pun berlalu. Hari sudah beranjak malam. Putri Ambarwati sudah sampai di istana. Setelah mandi dan istirahat beberapa saat, dia memanggil dayang-dayang. Putri Ambarwati meminta dayang-dayang memanggil Putri Faradilla ke tempat pertemuan keluarga secepatnya.

Tak berapa lama kemudian Putri Faradilla sudah berada di ruang pertemuan.

"Maaf, hamba telat ibu," ujarnya sambil duduk di lantai. Kemudian sungkem pada ibunya.

"Tak apa-apa," jawabnya pendek. "Sekarang, kamu duduk dan kita bicara tentang pamanmu, Pangeran Sentanu," tambahnya.

"Emang kenapa dengan paman?" tanyanya.

"Kamu harus hati-hati dengan pamanmu! Saya curiga pamanmu, ingin membuat kerajaan kita tidak damai," jawabnya.

"Benar bunda. Tadi pas di Kopang hamba dijadikan umpan untuk membunuh Pangeran Kumara," ujarnya sambil menceritakan apa yang dialaminya di Kopang.

"Sudahlah bunda sudah tahu. Bahkan, bunda melihat langsung di sana,"

"Jadi bunda ikut juga ke Kopang?" tanyanya penasaran.

"Bunda cuma melihat dari kejauhan saja. Bahkan, bunda melihat langsung di kawasan Lendang Kekeh, situasi keamanan di sana terganggu,".

"Terganggu bagaimana?" tanyanya tambah penasaran.

"Ada kawanan menyerang dusun itu. Masyarakat jadi takut, sehingga mereka bersembunyi di tempat aman,"

"Jangan-jangan ini ulah paman?" celetuk Putri Faradilla.

"Bunda tidak tahu. Tapi yang jelas kita semua harus waspada. Kita harus hati-hati berbicara pada orang-orang di sekitar kita. Siapa tahu, mereka itu kaki tangan pamanmu,"

"Baik bunda. Makanya tadi, saya marahi Kacek yang membocorkan rencana pertemuan hamba dengan Pangeran Kumara di Kopang," (Bersambung)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive