Be Your Inspiration

Tuesday, 24 January 2017

Novotel Lombok Resort and Villa Dengan Desain Tradisional Lombok

Novotel Lombok Resort and Villa di waktu senja

MENGUNJUNGI Pantai Kuta atau Pantai Seger di Kawasan Mandalika tidak cukup hanya 1 hari saja. Deretan hotel, villa dan homestay bertebaran di daerah itu yang bisa dipilih sesuai keinginan untuk menginap. Tapi bagi Anda yang mampu, ada satu alternatif penginapan yang bisa dipilih, yakni Novotel Lombok Resort dan Villa.
Menurut Marti, Marketing and Public Relation Executive Novotel Lombok Resort dan Villa, Novotel Lombok sudah berdiri sejak 19 tahun yang lalu. “Novotel Lombok merupakan satu-satunya hotel berbintang empat di Lombok Selatan yang paling dekat dengan Lombok International Airport,” terangnya saat ditemui, Selasa ( 17/1/2017).
Novotel Lombok, jelas Marti, menempati luas areal mencapai 2 hektar dengan berkonsep natural tradisional. Ini bisa dilihat dari desain hotel yang tradisional dengan menggunakan bahan-bahan alami dari daerah sekitar.
Selain itu, Novotel Lombok dekat dengan pantai sehingga pengunjung hotel tidak keluar jauh-jauh untuk menikmati pantai. “Pantainya ini kesannya seperti private beach, yang memang sengaja dipilih karena kita memang konsepnya resort beach yang menjual pantai,” jelasnya.
Ada berbagai pilihan kamar yang disediakan Novotel Lombok Resort dan Villa sesuai keinginan. Mulai dari tipe Superior, Deluxe, Family Room, Private Sasak Vila,Garden Pool Villa, Private Pool Villa, dan Two Bed Rooms Villa. Marti menjelaskan Garden Pool Villa ini terdiri dari 5 vila yang saling berhadapan dengan 1 kolam untuk bersama. Sedangkan Private Pool Villa memiliki kolam sendiri di setiap villanya. “Total kita punya 25 vila dan 78 kamar , sehingga totalnya ada 103 kamar,” katanya.
Novotel Lombok Resort and Villa di tengah cantiknya Pantai Aan Lombok Tengah (Dokumentasi Novotel Lombok)

Harga yang ditawarkan untuk masing-masing kamar dan vila berbeda. Untuk kamar Superior dihargai Rp 1.761.000/hari, Deluxe seharga Rp 2.185.000/hari, dan Family Room seharga Rp 2.911.000/hari. Untuk Private Sasak Villa seharga Rp 3.112.00, Garden Pool Villa Rp 3.445.000/hari, Private Pool Villa Rp 4.302.000/hari, dan Two Bed Rooms Villa Rp 5.391.000/hari. Harga ini sudah termasuk sarapan pagi untuk 2 orang.
Fasilitas yang disediakan di Novotel Lombok Resort dan Villa terbilang lengkap. “Kita ada3 meeting room yaitu Rinjani, Segara, dan Gili yang bisa menampung 100 orang, kemudian ada 2 kolam renang, berugak, bar, beach soffa, supermarket, kids care, salon dan spa, dan lainnya,” terang Marti.
Selain itu, Novotel Lombok Resort dan Villa menyediakan lapangan volli dan futsal pantai yang berada di tepi pantai. Pasir pantai untuk beraktivitas pun tidak terasa mengganggu, karena adanya bajak sapi yang tiap pagi membajak pasir pantai.
“Kita juga menyediakan senam aerobik tiap pagi, gratis untuk semua pengunjung hotel dan senam yoga 2x sehari,” terangnya. Novotel Lombok Resort dan Villa juga, terang Marti, menawarkan promo di Januari ini dalam rangka perayaan Imlek dengan mengadakan buffet dinner dengan harga Rp 250 ribu/orang.
Novotel Lombok Resort dan Villa sendiri di tahun 2016 berhasil meraih World Best Beach Resort untuk World Halal Destination di Dubai. Hal ini, kata Marti, menjadi pemacu Novotel Lombok Resort dan Villa untuk lebih mengembangkan pasar ke Timur-Tengah. Juga Novotel Lombok Resort dan Villa akan membuka kerjasama dengan penyedia jasa booking hotel untuk destinasi hotel halal. (Uul/Ekbis NTB)



Share:

Kerajinan Bambu Bujak, Sederhana dan Jadi Ikon Lombok Tengah

Perajin bambu Bujak Batukliang Lombok Tengah

DESA Bujak Kecamatan Batukliang Lombok Tengah (Loteng) merupakan salah satu desa yang dipenuhi dengan kerajinan tangan, khususnya berbahan bambu. Banyak jenis kerajinan dari bambu yang bisa diperoleh di tempat ini. Misalnya, berugak, kandang ayam, kurungan atau pagar berbahan bambu.
Papuq Eman, salah seorang perajin bambu menuturkan, kerajinan bambu yang diproduksi di Bujak pemasarannya sudah sampai Flores, Nusa Tenggara Timur. “Biasanya bisa kirim sampai 1 Fuso dengan berbagai macam kerajinan yang diperoleh dari perkumpulan perajin di sini,” terangnya saat ditemui, Rabu (18/1/2017).
Pria 72 tahun yang sudah membuat kerajinan bambu sejak tahun 1980-an ini mengatakan, yang paling banyak diminati konsumen adalah kandang ayam serta kurungan ayam jantan dan ayam bangkok. Pembeli atau pengepul biasanya datang langsung untuk dijual kembali. Apalagi, bagi warga membuat kerajinan ini tidak memakan waktu lama dan masih bisa dikerjakannya sendiri.
“Kalau kandang 2 lokal bisa jadi dalam 1 hari, sedangkan yang 1 lokal bisa jadi 2 buah/hari. Yang kurungan ayam jantan bisa jadi 1 buah/hari soalnya sulit untuk merangkainya, kalau yang kurungan ayam bangkok bisa jadi 2 buah/hari,” terangnya.
Kerajinan bambu dari Bujak Lombok Tengah

Harganya pun bervariasi tergantung keinginan konsumen. “Kandang 2 lokal harganya Rp 80 ribu/buah, kandang 1 lokal Rp 30 – 40 ribu/buah, kurungan ayam jantan Rp 50 ribu/buah, kurungan ayam bangkok Rp 50 – 100 ribu/buah,” jelasnya.
Bahan baku bambu sendiri, kata papuq Eman, didapatkannya dari sekitaran Kecamatan Batukliang seperti di Aiq Beriq dan Aik Bukaq. “Pesannya bisa sampai 2 truk yang isinya 400 batang, itu pun bisa habis dalam seminggu soalnya dibagi dengan perajin yang lain. Saya hanya sebagai tengkulak/agennya saja,” akunya.
Ia menjelskan, harga bambu sekarang mencapai Rp 10 -15 ribu/batang tergantung dari besar bambunya. “Kalau bambu petung yang untuk buat berugak itu harganya Rp 100 ribu/batang dengan panjang 20 meter,” jelasnya.
Papuk Eman menceritakan kelompok perajin bambu di desanya sering mendapat uang pembinaan dari pemerintah dengan besaran Rp 25 juta yang digunakan untuk moda. “Kita juga pernah diberi bantuan alat, tetapi hasilnya tidak bagus dibandingkan alat manual yang dipakai,” katanya. Ia berharap, usaha kerajinan bambu di Bujak tetap terus ada karena selalu ada regenerasi, serta bisa terus mengembangkan usaha agar lebih maju. (Uul/Ekbis NTB)
Share:

Monday, 23 January 2017

Sampah Plastik yang Berubah Jadi Pohon Bonsai Cantik di Lombok Timur

Nurul Hikmah di Lombok Timur dengan hasil karya bonsai cantiknya

INSPIRASI bisa datang dari mana saja, termasuk dari lingkungan sekitar. Seperti yang dilakukan Nurul Hikmah, yang memanfaatkan sampah plastik bekas jualan orangtuanya yang diubahnya menjadi kerajinan miniatur bonsai yang cantik. Usaha yang dimula dari tahun 2010 ini , diawali dari membuat boneka sampah yang dibuatnya sejak SMA baru kemudian beralih ke bonsai.
Jika kita melihat sekilas pohon bonsai ini maka akan sulit membedakannya dengan yang asli, kecuali jika kita melongok ke bawah pohon. Maka akan terlihat bekas plastik yang menjadi bahan baku pembuatan pohon plastik ini. Daunnya pun terlihat terbuat dari kertas padahal terbuat dari plastik juga.
“Ide pohon bonsai dari plastik ini belum pernah saya lihat ada yang buat, paling yang ada dari kayu, terangnya saat ditemui di rumah sekaligus tempat usahanya di Desa Loyok, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Rabu (18/1/2017).
 Pembuatan pohon bonsai dari plastik ini pun dilakukan oleh seluruh keluarganya. “Untuk melelehkan plastiknya itu bapak, yang pasang ranting sama daun itu saya dan kakak, jadi bisa dibilang ini usaha keluarga juga,” kata Nurul.
Pembuatan pohon bonsai dari plastik ini, kata Nurul, dimulai dengan melilitkan plastik menjadi satu kemudian dibakar. “Hasil desain batang plastiknya ini selalu beda setelah dibakar, jadi setiap model tidak sama bentuknya,” terangnya. Setelah batang utama jadi, kemudian pekerjaan dilanjutkan dengan menempelkan ranting dan daun. Daunnya dibuat dari kertas kresek yang tebal dan diseterika. “Dulu untuk daunnya kita beli, tetapi sekarang sudah bisa buat sendiri. Ditempelinnya pun menggunakan lampu tempel, karena kalau pakai lilin tidak bisa bisa,” kata Nurul.
Pohon bonsai yang berukuran kecil bisa selesai dikerjakan dalam waktu 2 hari kalau dikerjakan berdua. “Kalau yang besar bisa lama waktunya, soalnya dikerjakan bapak setelah pulang berjualan,” kata Nurul.
Bonsai cantik produksi Lombok Timur hasil karya Nurul Hikmah

Ia juga mencoba-coba membuat miniatur karang yang belum selesai pengerjaannya, karena belum ditambahkan hiasan-hiasan. “Kita juga ada rencana mau buat kursi dan meja dari plastik, tapi masih belum bisa terealisasi,” tukasnya.
Pemasaran untuk produk pohon plastik ini sendiri lebih banyak melalui sosial media. Kalau mengharapkan warga sekitar, mereka maunya beli murah saja. Padahal harga pohon bonsai ditentukan dari lama pengerjaan, bentuk dan tingkat kesulitannya. Jadi, tidak heran harganya berkisar antara Rp 50 – 250 ribu untuk 1 pohon.
“Kita sudah pernah mengirim ke Kalimantan, Sumatera dan seluruh Indonesia. Mereka puas dengan karya kita karena banyak yang bilang hasilnya bagus,” terang Nurul.
Pohon bonsai plastik ini sendiri mulai dikenal, tukasnya, setelah salah seorang anggota MPR RI, Mukhlis Hasim, M.Si, menggunggahnya di sosmed miliknya. “Kalau dulu pemasarannya hanya lewat mulut ke mulut,” tambahnya.
Perhatian yang diterimanya untuk usahanya ini dari pemerintah daerah belum ada. “Baru dari pemerintah desa saja yang memberikan perhatian,” kata Nurul.
Selain itu, ia juga kesulitan memenuhi pesanan dan tawaran kerjasama karena proses pengerjaan yang masih dilakukan secara maksimal. Ia berharap pemerintah bisa memberi perhatian pada usaha miliknya ini. “Soalnya banyak bank sampah yang mau bekerja sama tetapi kita belum sanggup,” lanjutnya.
Ia juga berharap  ke depannya bisa membuka tempat pelatihan pembuatan pohon plastik ini agar masyarakat sekitar bisa ikut berpartisipasi sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan baru. (Uul/Ekbis NTB)
Share:

Geisha Semarakkan Peluncuran All New Honda CBR 250 RR di Mataram

Honda CBR 250 RR saat launching di Lombok Epicentrum Mall, Sabtu (21/1/2017) malam

PT Astra Motor Region NTB mendatangkan artis ibukota, Geisha pada peluncuran produk terbaru All New Honda CBR 250 RR di Lombok Epicentrum Mall (LEM) Mataram Sabtu (21/1/2017) malam. Lebih dari seribu pasang mata terhipnotis, sekaligus menyaksikan resminya motor sport ini dipasarkan di NTB.

LEM dibanjiri penonton. Mereka datang dari berbagai penjuru untuk menjawab rasa penasarannya pada Geisha dan CBR 250 RR.

Berbagai gelaran hiburan lain ikut disuguhkan, di antaranya Honda mengajak para penyuka fotografi dan fashionista untuk ikut serta pada lomba photography dan lomba fashion show berhadiah jutaan rupiah.

Bagi konsumen yang ingin merasakan secara langsung performa dinamisnya, Honda juga menggelar riding test untuk menjawab rasa penasaran dalam menaklukkan performa All New Honda CBR250RR saat berakselerasi, berbelok cepat dan berhenti di bawah kendali penuh pengendara.

Astra Honda Motor NTB pada moment ini sukses merebut simpati masyarakat. Seperti diketahui All New Honda CBR 250 RR Motor sport premium terbaru produksi pabrik AHM Karawang ini digadang gadang telah banyak menarik simpati para pehobi motor sport di NTB.

All New Honda CBR250RR menjadi salah satu produk yang berada di jajaran motor sport Honda premium Honda.
 
Grup Musik Geisha
Wendy Tenario, Marketing Manager Sub Dept Head Astra Motor Region NTB memaparkan  produk yang dilengkapi dengan beragam fitur dan teknologi terbaik di kelasnya ini, dipasarkan dalam 2 tipe dengan harga on the road NTB (OTR NTB ) Rp 65,5 juta untuk tipe standard an Rp 70,9 juta untuk tipe ABS dengan pilihan warna Anchor Graymetallic dan Mat Gunpowder Black Metallic. Selain itu ada pilihan warna Honda Racing Red tipe standar dipasarkan dengan harga Rp 66,5 juta, sedangkan tipe ABS Rp 71,5 juta.

All New Honda CBR250RR didesain melalui rangkaian komponen baru yang sangat compact dan mesin baru 250cc liquid-cooled 4-stroke DOHC 8-valve, paralel twin cylinder yang menghasilkan performa tinggi namun mudah dikendalikan untuk menghadirkan rasa aman dan percaya diri pengendara saat berkendara di berbagai kondisi jalan.

All New Honda CBR250RR menghasilkan tenaga maksimal 28,5 kW (38.7 PS) / 12.500 dan torsi maksimum hingga 23,3 Nm (2.4 kgf.m) / 11.000 rpm berkat penyematan mesin generasi terbaru 250cc liquid-cooled 4-stroke DOHC 8-valve, paralel twin cylinder.

All New Honda CBR250RR menjadi model teringan di kelasnya dengan bobot 165 kg untuk tipe standar (STD) dan 168 kg untuk tipe ABS berkat penyematan rangka teralis terbaru dan mesin compact.

Didukung dengan bobot ringan dan bertenaga, akselerasi All New Honda CBR250RR sangat luar biasa. Motor ini hanya butuh waktu 8,65 detik untuk mencapai jarak 200m dan mampu mencapai kecepatan puncak hingga 170 kpj (kilometer per jam). Keseluruhan konsep “Total Control” sebagai filosofi dasar dari pengembangan motor supersport Honda tidak hanya menghadirkan akselerasi tinggi namun juga memberikan pengendara performa yang menyenangkan.

Meski terbilang produk premium, Honda Astra Motor Mataram menjamin produk terbaru ini akan mampu merebut hati para pecinta sepeda motor. Didukung potensi pasar yang cukup besar di NTB.

Astra Honda pasca-launching telah mempersiapkan seluruh kebutuhan pendukung. Diantaranya soal onderdil service dan kebutuhan modifikasi. Disiapkan khusus di AHASS Astra Motor Ampenan, Krida Mataram, SPS Mataram dan SPS Lombok Timur. (Bulkaini/Ekbis NTB)
Share:

Sunday, 22 January 2017

Kerajinan Lontar Lombok Timur yang Bernilai Ekonomis Tinggi

Baiq Nursehan dengan tas berbahan baku daun lontar

Lontar merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan penduduk NTB untuk dijadikan kerajinan tangan. Kerajinan anyaman lontar ini sudah berkembang dari dulu secara turun-temurun. Peminatnya pun sangat banyak, karena nilai keeksotikan daun lontar yang didapat. Pesanan terhadap kerajinan lontar pun cukup banyak, baik dari dalam daerah maupun luar daerah.
Adalah Baiq Nursehan -- salah satu pengepul kerajinan lontar  di Desa Suradadi, Terara, Lombok Timur, mencoba menangkap peluang yang ada. Dengan melihat banyaknya perajin lontar yang ada di desanya, dia mencoba mengumpulkan hasil kerajinan dan menjualnya hingga luar daerah.  “Banyak juga pesanan lontar dari Bali,” terangnya, Rabu (11/1/2017).
Dalam mengumpulkan hasil kerajinan lontar, Sehan – nama panggilannya menerima dari 100 perajin yang ada di Desa Suradadi dan desa sekitarnya. Kerajinan ini kemudian diolah menjadi berbagai macam produk, seperti, keranjang telur, keranjang untuk botol tempat terasi dan keranjang oleh-oleh. 
“Modelnya bisa dipilih atau membawa desain sendiri. Nanti tinggal beritahu perajinnya mau yang seperti apa,” katanya.
Tas berbahan baku lontar dari Lombok Timur

Menurutnya, anyaman lontar bisa bertahan selama 1 tahun asalkan dirawat dengan baik. Konsumen bisa mengambil sendiri atau minta diantarkan untuk pesanan kerajinan lontar mereka. “Tapi kita sudah punya langganan, jadi selalu mereka yang datang ke sini. Yang di Sindu dan Bertais itu, kita tempatnya ngambil,” klaimnya.
Harga kerajinan lontar beragam, tergantung banyak sedikitnya jumlah pembelian. Kalau 1 kodi keranjang kecil harganya Rp 3.500/biji, kalau beli 1 keranjang ukuran sedang harganya Rp 6 ribu dan Rp 5 ribu/biji kalau beli banyak. Keranjang ukuran besar harganya Rp 8 ribu/biji. ‘’Kalau beli banyak, topi Rp 2.500/biji kalau beli banyak dan keranjang botol Rp 25 ribu/kodi,” jelas Sehan.
Ia selalu menyetok dalam jumlah banyak karena pesanan bisa datang tiba-tiba. Diakuinya, topi dan keranjang banyak yang cari, sehingga harus selalu distok.
Selain itu, wisatawan mancanegara banyak yang menyukai kerajinan ini, karena keunikannya. “Mereka lebih suka warna yang kalem, beda dengan orang sini yang lebih suka warna ngejreng,” katanya.
Meski demikian, usaha ini juga memiliki kendala besar terkait perajin. Jumlah penganyamnya kurang karena regenerasi kurang. Padahal kalau mereka serius, usaha ini bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Untuk itu, ia berharap bisa belajar tentang pemasaran karena yang sekarang dirasanya belum rapi. “Juga bisa mendapat dana hibah agar bisa memajukan usaha,” lanjutnya.
Daun lontar untuk membuat kerajinan didatangkan dari Bima, karena memiliki serat daun yang gampang dibentuk. “Kalau daun lontar di sini dia ndak bagus, cepat patah dan membuat tangan sakit, hanya bisa untuk buat topi saja,” terang Sehan.
Menganyam lontar hanya bisa dilakukan saat pagi sampai menjelang siang. “Kalau sore, daun lontarnya keras, susah dibentuk,” katanya. (Uul/Ekbis NTB)
Share:

Mangun Idi dan Bundaran Giri Menang Square yang Jadi Ikon Lombok Barat

Mangun Idi bersama relasi kerjanya

MELEWATI jalan By Pass Lombok International Airport (LIA) dari Kota Mataram, kita akan melewati Bundaran Giri Menang yang biasa dijadikan tempat nongkrong masyarakat seputaran Giri Menang dan sekitarnya. Jika kita perhatikan pada bundaran, terdapat replika masjid yang mengelilingi tempat tersebut. Sosok di balik replika adalah Mangun Idi yang memang dikenal sebagai seniman serba bisa di Lombok Barat.
Saat ditemui Ekbis NTB,Rabu (21/12/2016) di Desa Telagawaru, Labuapi Lombok Barat Mangun, panggilan akrabnya, mengaku, jika dirinya sebelumnya adalah perajin kerajinan kayu. "Dulu Labuapi terkenal sebagai sentra kerajinan kayu, di mana banyak dikirim ke Bali," ujarnya.
Usaha kerajinan kayu tersebut ada sejak tahun 1993 dan mencapai puncak kejayaannya antara 1997 - 2002. "Saat itu, bahan baku kayu masih mudah ditemui," terangnya. Kerajinan kayu yang paling terkenal, jelasnya, adalah kerajinan cicak dan topeng.
Pada masa jayanya, harga kerajinan cicak bisa mencapai Rp 17 ribu bahkan Rp 30 - 35 ribu jika kualitasnya bagus. " Kalau sudah dikirim ke Bali, bisa Rp 60 ribu harganya," kata Mangun. Sedangkan topeng khas Lombok ukuran 1 meter dihargai Rp 17 ribu dan ukuran 0,5 meter dihargai Rp 8.500.
Tetapi, setelah bom Bali tahun 2002, berimbas pada usaha kerajinan kayu di daerah Labuapi, karena pesanan yang tidak ada. "Sekarang masih ada pesanan, tapi sedikit (pesanannya)," ujar Mangun. Untuk itu, ia mulai beralih membuat kerajinan lain untuk menyambung hidup. "Yang penting dapur ngepul," ujar pria 40 tahun ini.
Mangun pun beralih ke usaha bengkel las "Tiga Mas"  sejak tahun 2011 dengan menerima berbagai pesanan seperti kanopi, terali, dan lainnya. "Saya sebenarnya buat apa saja dan menerima segala orderan," terang bapak 2 anak ini. Dalam bisnis las tersebut, ia juga mengkombinasikan antara kerajinan besi dan kayu, misalnya pada gerbang atau kursi.
Bundaran Giri Menang Square yang jadi ikon Lombok Barat hasil karya Mangun Idi (dokumentasi Bappeda Lobar)

Selain usaha las dan kerajinan kayu, Mangun juga sering mendesain mesin-mesin produksi untuk membantu pengusaha UKM. "Pada TTG (Teknologi Tepat Guna) di Sumbawa, saya membuat mesin kerupuk dan keripik, di mana kapasitas keripik yang dihasilkan bisa 1 kuintal dalam 1 jam sedangkan kerupuk bisa 0,5 kuintal dalam 1 jam," jelasnya.
Saat TTG di Bima, ia membuat mesin batu akik yang laris dibeli pengunjung. Keterampilannya membuat mesin ini, didapatkan lewat pelatihan di Posiantek. Masih banyak lagi mesin rancangannya, seperti mesin gergaji serbaguna untuk memotong desain kerajinan cicak.
Ke depannya, Mangun berharap bisa mengaktifkan kembali kerajinan kayu di Labuapi  agar perekonomian masyarakat bisa kembali. " Untuk itu, kita memulainya dengan mencari bahan, kualitas, teknologi, dan desain yang baru," katanya.
Ia melanjutkan, bahwa kekurangan perajin di Lombok adalah desain yang itu-itu saja tanpa adanya inovasi. Selain itu, juga perlu perubahan bentuk barang dan pelatihan SDM agar mengetahui kualitas barang
Share:

Ahmad Toyib, Ahli Ukir Es Asal Lombok di Arab Saudi

Ahmad Toyib dengan karya styrofoam yang mendunia.

AHLI mengukir buah, es atau styrofoam di NTB bisa dibilang tidak banyak. Jika ada, kebanyakan adalah orang luar yang bermukim di sini, sedangkan orang lokal sendiri jarang yang menekuni usaha ini. Melihat hal itu, H. Ahmad Toyib mulai menekuni dunia mengukir yang tidak banyak orang lokal melakukannya.
“Saya basicnya di perhotelan, tetapi kemudian dikirim ke Saudi Arabia selama 2 tahun sebagai seniman hotel untuk carving (mengukir),” terangnya saat ditemui Ekbis di kediaman sekaligus tempat kerjanya, Selasa (3/1/2017).
Toyib – nama panggilannya menerangkan, di Arab Saudi dirinya biasa mengukir makanan, es, styrofoam, serta face painting untuk anak-anak. Di Arab Saudi, Toyib sempat mengikuti lomba mengukir antar negara-negara Timur Tengah. “Hanya saya sendiri yang dari Indonesia. Lombanya sendiri mengukir buah dan es dengan batas waktu tertentu,” terang ayah 1 anak ini.
Ia berhasil mendapat juara dalam kategori fruit craving serta ice carving menyisihkan peserta lain. Piagam serta medali hasil lomba tersebut bisa dilihat berjajar memenuhi ruang kerjanya.
Ahmad Toyib dengan hasil karyanya

Namun, ia memutuskan untuk pulang dan mulai bekerja di dekorasi milik orang lain selama 1 tahun. Baru di tahun 2014, ia memberanikan diri membuka usaha dekorasi sendiri dengan nama ‘Alfa Deko’ yang menyasar kampung-kampung yang budgetnya rendah. “Baru kemudian ada yang menawarkan untuk dekorasi di gedung sampai sekarang,” kata Toyib. Untuk dekor, ia menggunakan bahan dari styrofoam yang bahannya mudah ditemui.
Dekor yang banyak dibuatnya sekarang adalah dekorasi untuk pelaminan. “Kita spesialis untuk dekor di gedung dan rumah, untuk semua kegiatan mulai dari akad sampai resepsi,” kata Toyib. Harganya tergantung dari besaran terop yang digunakan (untuk rumah) dan besarnya gedung. “Kisaran harganya mulai Rp 2,5 – 4 juta untuk acara di rumah, dan Rp 6 juta ke atas untuk di gedung,” terang pria 32 tahun ini.
Usaha dekorasinya ini sendiri pekerjanya adalah tetangga sekitarnya yang menganggur dan putus sekolah. “Kita ada 9 pekerja tetapnya, tetapi kalau banyak pesanan, ada pekerja panggilan yang totalnya bisa 16 orang,” kata Toyib. Model dekorasi sendiri, ia selalu melihat perkembangan baru lewat internet agar sesuai keinginan konsumen.
Toyib selalu menganggap setiap pekerjaan yang dilakukannya adalah untuk diri sendiri. “Sehingga kita harus puas dulu pada setiap pekerjaan,” terangnya. Setiap ada kritik dan saran yang diterimanya, ia menjadikannya penyemangat untuk lebih baik ke depannya. “Untuk membuat setiap pekerjaan dengan hasil yang besar jangan hanya berpikir untuk sendiri saja, tetapi bagaimana juga orang lain bisa bekerja,” terangnya. Untuk itu, diperlukan istiqomah dan dihayati setiap pekerjaan yang dilakukan. Ke depannya, ia ingin semakin bermanfaat bagi banyak orang dan bisa lebih luas lagi mengembangkan usahanya yang sekarang.  (Uul/Ekbis NTB)
Share:

Yunani, Sang Kaligrafer Andalan NTB

Yunani sedang mengerjakan kaligrafi di salah satu masjid di Pulau Lombok NTB

KALIGRAFI merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan keindahan yang terdapat pada bentuk-bentuk huruf yang telah dimodifikasi atau digayakan, sehingga mempunyai nilai estetika. Tulisan kaligrafi biasanya banyak kita temukan di masjid atau rumah. Profesi kaligrafer sendiri di Lombok belum terlalu banyak ditekuni oleh orang, karena membutuhkan kesabaran yang tinggi.
Salah satu kaligrafer yag sering menerima orderan melukis kaligrafi di Lombok adalah Yunani S.Pdi. Pria asal Telagawaru, Labuapi, Lombok Barat ini menuturkan ia belajar kaligrafi secara otodidak. "Tahun 1995 saat saya masih MTs, teman saya banyak yang buat kaligrafi dan saya ikut-ikutan buat. Terus banyak teman yang pesan sama saya," katanya saat ditemui Sabtu (31/12/2016) di Hotel Pratama, Mataram.
Yunani mulai secara serius menekuni dunia kaligrafi saat mulai kuliah. Baru pada tahun 2000, ia mulai mengikuti lomba MTQ dari tingkat kecamatan. "Kemudian ikut lomba ke tingkat kabupaten mewakili Lombok Tengah, terus lanjut ke tingkat provinsi dan nasional" kata Yunani. Di tingkat nasional sendiri, ia sudah 4 kali mengikuti lomba MTQ mewakili Provinsi NTB.
Karya kaligrafi yang dihasilkannya kebanyakan berupa kaligrafi kontemporer, di mana kaligrafi berbentuk lukisan menggunakan gaya ekspresionis. "Kaligrafi kontemporer ini, huruf atau ayat kaligrafi bebas dibentuk dengan berbagai model tetapi sesuai kaidah. Orang akan melihatnya sebagai bentuk benda tapi sebenarnya itu adalah huruf atau tulisan kaligrafi," jelas Yunani yang juga pengajar di Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri. Jadi, orang akan mendapat dua keuntungan yaitu lukisan dan tulisan kaligrafi.
Yunani dan hasil karya kaligrafinya. 

Kaligrafi kontemporer sendiri ditekuninya sejak 3 tahun lalu. "Saya terinspirasi oleh Amri Yahya yang lukisannya bisa terjual jutaan," kata pria 36 tahun ini.
Tidak heran ,ia banyak menerima pesanan dari berbagai pihak yang tertarik akan karyanya. "Salah satunya adalah di Masjid Menara Kembar Tunggal di Banyumulek itu,"terang pria Dewan Hakim Kaligrafi Provinsi NTB ini.
Biasanya untuk pengerjaan satu buah menara kubah, membutuhkan waktu hingga 5 minggu tergantung ukuran kubah. "Tapi kita bisa dapat Rp 25 juta sekali pengerjaan dengan ukuran 95 m2," kata Yunani. Untuk setiap meter kubah, harganya bisa mencapai Rp 400 ribu/meter tergantung besarnya kubah yang dikerjakan. Sedangkan jika untuk dinding masjid, harganya bisa Rp 300 ribu/meter.
Ia juga menjual lukisan kaligrafi yang dijualnya Rp 200 ribu untuk ukuran 60x40 cm dan Rp 400 ribu untuk ukuran 120 cm x 1 meter. "Dalam melukis harus memaknai dan tenang saat mengerjakannya," kata Yunani. Ia lebih suka melukis kaligrafi berdasar kreasi sendiri tanpa ada intervensi dari yang lain. "Kalau berdasarkan pesanan, susah untuk mengapresiasikannya ke dalam bentuk yang diinginkan," terangnya.
Menurut Yunani, perkembangan kaligrafi di NTB sangat bagus karena minat masyarakat yang tinggi terhadap kaligrafi karena mayoritas penduduk Muslim. "Tetapi di sini belum banyak kaligrafer yang membuat kaligrafi untuk konsumsi umum, hanya saat ada pesanan dan lomba saja baru buat," terangnya.
Ke depannya, ia ingin di setiap rumah memiliki tulisan kaligrafi agar terus mengingat Al Qur'an dan terus menggalakkan kaligrafi ke masyarakat umum. (Uul Ekbis NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive