Be Your Inspiration

Tuesday 24 January 2017

Kerajinan Bambu Bujak, Sederhana dan Jadi Ikon Lombok Tengah

Perajin bambu Bujak Batukliang Lombok Tengah

DESA Bujak Kecamatan Batukliang Lombok Tengah (Loteng) merupakan salah satu desa yang dipenuhi dengan kerajinan tangan, khususnya berbahan bambu. Banyak jenis kerajinan dari bambu yang bisa diperoleh di tempat ini. Misalnya, berugak, kandang ayam, kurungan atau pagar berbahan bambu.
Papuq Eman, salah seorang perajin bambu menuturkan, kerajinan bambu yang diproduksi di Bujak pemasarannya sudah sampai Flores, Nusa Tenggara Timur. “Biasanya bisa kirim sampai 1 Fuso dengan berbagai macam kerajinan yang diperoleh dari perkumpulan perajin di sini,” terangnya saat ditemui, Rabu (18/1/2017).
Pria 72 tahun yang sudah membuat kerajinan bambu sejak tahun 1980-an ini mengatakan, yang paling banyak diminati konsumen adalah kandang ayam serta kurungan ayam jantan dan ayam bangkok. Pembeli atau pengepul biasanya datang langsung untuk dijual kembali. Apalagi, bagi warga membuat kerajinan ini tidak memakan waktu lama dan masih bisa dikerjakannya sendiri.
“Kalau kandang 2 lokal bisa jadi dalam 1 hari, sedangkan yang 1 lokal bisa jadi 2 buah/hari. Yang kurungan ayam jantan bisa jadi 1 buah/hari soalnya sulit untuk merangkainya, kalau yang kurungan ayam bangkok bisa jadi 2 buah/hari,” terangnya.
Kerajinan bambu dari Bujak Lombok Tengah

Harganya pun bervariasi tergantung keinginan konsumen. “Kandang 2 lokal harganya Rp 80 ribu/buah, kandang 1 lokal Rp 30 – 40 ribu/buah, kurungan ayam jantan Rp 50 ribu/buah, kurungan ayam bangkok Rp 50 – 100 ribu/buah,” jelasnya.
Bahan baku bambu sendiri, kata papuq Eman, didapatkannya dari sekitaran Kecamatan Batukliang seperti di Aiq Beriq dan Aik Bukaq. “Pesannya bisa sampai 2 truk yang isinya 400 batang, itu pun bisa habis dalam seminggu soalnya dibagi dengan perajin yang lain. Saya hanya sebagai tengkulak/agennya saja,” akunya.
Ia menjelskan, harga bambu sekarang mencapai Rp 10 -15 ribu/batang tergantung dari besar bambunya. “Kalau bambu petung yang untuk buat berugak itu harganya Rp 100 ribu/batang dengan panjang 20 meter,” jelasnya.
Papuk Eman menceritakan kelompok perajin bambu di desanya sering mendapat uang pembinaan dari pemerintah dengan besaran Rp 25 juta yang digunakan untuk moda. “Kita juga pernah diberi bantuan alat, tetapi hasilnya tidak bagus dibandingkan alat manual yang dipakai,” katanya. Ia berharap, usaha kerajinan bambu di Bujak tetap terus ada karena selalu ada regenerasi, serta bisa terus mengembangkan usaha agar lebih maju. (Uul/Ekbis NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive