Be Your Inspiration

Sunday 22 January 2017

Yunani, Sang Kaligrafer Andalan NTB

Yunani sedang mengerjakan kaligrafi di salah satu masjid di Pulau Lombok NTB

KALIGRAFI merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan keindahan yang terdapat pada bentuk-bentuk huruf yang telah dimodifikasi atau digayakan, sehingga mempunyai nilai estetika. Tulisan kaligrafi biasanya banyak kita temukan di masjid atau rumah. Profesi kaligrafer sendiri di Lombok belum terlalu banyak ditekuni oleh orang, karena membutuhkan kesabaran yang tinggi.
Salah satu kaligrafer yag sering menerima orderan melukis kaligrafi di Lombok adalah Yunani S.Pdi. Pria asal Telagawaru, Labuapi, Lombok Barat ini menuturkan ia belajar kaligrafi secara otodidak. "Tahun 1995 saat saya masih MTs, teman saya banyak yang buat kaligrafi dan saya ikut-ikutan buat. Terus banyak teman yang pesan sama saya," katanya saat ditemui Sabtu (31/12/2016) di Hotel Pratama, Mataram.
Yunani mulai secara serius menekuni dunia kaligrafi saat mulai kuliah. Baru pada tahun 2000, ia mulai mengikuti lomba MTQ dari tingkat kecamatan. "Kemudian ikut lomba ke tingkat kabupaten mewakili Lombok Tengah, terus lanjut ke tingkat provinsi dan nasional" kata Yunani. Di tingkat nasional sendiri, ia sudah 4 kali mengikuti lomba MTQ mewakili Provinsi NTB.
Karya kaligrafi yang dihasilkannya kebanyakan berupa kaligrafi kontemporer, di mana kaligrafi berbentuk lukisan menggunakan gaya ekspresionis. "Kaligrafi kontemporer ini, huruf atau ayat kaligrafi bebas dibentuk dengan berbagai model tetapi sesuai kaidah. Orang akan melihatnya sebagai bentuk benda tapi sebenarnya itu adalah huruf atau tulisan kaligrafi," jelas Yunani yang juga pengajar di Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri. Jadi, orang akan mendapat dua keuntungan yaitu lukisan dan tulisan kaligrafi.
Yunani dan hasil karya kaligrafinya. 

Kaligrafi kontemporer sendiri ditekuninya sejak 3 tahun lalu. "Saya terinspirasi oleh Amri Yahya yang lukisannya bisa terjual jutaan," kata pria 36 tahun ini.
Tidak heran ,ia banyak menerima pesanan dari berbagai pihak yang tertarik akan karyanya. "Salah satunya adalah di Masjid Menara Kembar Tunggal di Banyumulek itu,"terang pria Dewan Hakim Kaligrafi Provinsi NTB ini.
Biasanya untuk pengerjaan satu buah menara kubah, membutuhkan waktu hingga 5 minggu tergantung ukuran kubah. "Tapi kita bisa dapat Rp 25 juta sekali pengerjaan dengan ukuran 95 m2," kata Yunani. Untuk setiap meter kubah, harganya bisa mencapai Rp 400 ribu/meter tergantung besarnya kubah yang dikerjakan. Sedangkan jika untuk dinding masjid, harganya bisa Rp 300 ribu/meter.
Ia juga menjual lukisan kaligrafi yang dijualnya Rp 200 ribu untuk ukuran 60x40 cm dan Rp 400 ribu untuk ukuran 120 cm x 1 meter. "Dalam melukis harus memaknai dan tenang saat mengerjakannya," kata Yunani. Ia lebih suka melukis kaligrafi berdasar kreasi sendiri tanpa ada intervensi dari yang lain. "Kalau berdasarkan pesanan, susah untuk mengapresiasikannya ke dalam bentuk yang diinginkan," terangnya.
Menurut Yunani, perkembangan kaligrafi di NTB sangat bagus karena minat masyarakat yang tinggi terhadap kaligrafi karena mayoritas penduduk Muslim. "Tetapi di sini belum banyak kaligrafer yang membuat kaligrafi untuk konsumsi umum, hanya saat ada pesanan dan lomba saja baru buat," terangnya.
Ke depannya, ia ingin di setiap rumah memiliki tulisan kaligrafi agar terus mengingat Al Qur'an dan terus menggalakkan kaligrafi ke masyarakat umum. (Uul Ekbis NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive