Be Your Inspiration

Friday 19 January 2018

Menikmati Ombak Lautan di Air Terjun Tiu Ngumbak Kawasan Gunung Rinjani

Air Terjun Tiu Ngumbak Kabupaten Lombok Utara.


Air Terjun Tiu Ngumbak merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Air terjun ini tidak terlalu terkenal di kalangan wisatawan. Lebih banyak wisatawan lokal yang berkunjung ke destinasi ini.

Air Terjun Tiu Ngumbak ini berada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Airnya jatuh dari ketinggian 40 meter dan air yang jatuh langsung mengenai bebatuan dan menghasilkan aliran air seperti ombak. Itulah mengapa air terjun ini dikatakan Air Terjun Tiu Ngumbak.

“Kalau ke air terjun ini harus banyak siapkan tenaga. Karena jalannya tidak terlalu bagus. Tapi air terjunnya yang bagus sekali. Ini tidak banyak yang tahu, karena letaknya yang akan susah dijangkau,” kata wisatawan asal Lombok Timur Hidayatullah, Rabu (17/1/2018).

Air Terjun Tiu Ngumbak terletak di Dusun Beleq, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Air Terjun Tiu Ngumbak ini sebenarnya masih berada satu jalur dengan Air Terjun Tiu Teja. Hanya karena letaknya yang tidak staregis membuatnya tidak banyak diketahui oleh wisatawan.

Jalur menuju air terjun ini akan melewati pemukiman warga. Ini juga menjadi pemandangan yang menarik, karena wisatawan akan disuguhkan oleh rumah adat khas Lombok. Ini juga bisa menjadi spot foto yang menarik bagi wisatawan.

“Kita bisa lihat rumah adat saat ke air terjun ini. Seperti yang dikatakan para traveller, semakin sulit medannya, semakin bagus destinasinya. Saya pikir itu juga berlaku bagi Air Terjun Tiu Ngumbak,” ujarnya.

Sementara itu, dari perkampungan ini wisatawan akan melalui jalanan yang agak sulit. Yaitu melintasi perkebunan kopi dan kakao. Setelah itu, wisatawan akan melalui jalanan yang curam dan agak licin serta jurang di sebelah kirinya. Setalah itu wisatawan bisa menikmati keindahan dan kesegaran Air Terjun Tiu Ngumbak ini.

“Jalan ke sana agak susah, jadi wajar saja tidak banyak wisatawan yang berkunjung. Kalau wisatawan yang memang suka tantangan, pasti sangat senang berkunjung ke air terjun ini,” ujarnya.
Wisatawan juga disarankan untuk membawa bekal sendiri. Sebab di air terjun ini tidak ada pedagang makanan. Wisatawan juga disarankan untuk membawa air sebagai bekal selama di perjalanan. Selain itu, wisatawan dilarang membuang sampah di air terjun ini. Hal ini untuk menjaga agar destinasi ini tetap asri. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Wednesday 17 January 2018

Tari Kecodak atau Tari Oncer Lombok Yang Semakin Tergerus Zaman


Sejumlah laki-laki membawa alat musik berupa gendang beleq untuk Tari Kecodak. (Dokumentasi Lombok  Network Holidays)
Tari Kecodak atau biasa disebut sebagai Tari Oncer merupakan salah satu kesenian asli masyarakat Lombok. Sayangnya kesenian ini kian dilupakan, karena digerus oleh perkembangan zaman yang semakin modern. Bahkan generasi muda tidak banyak yang tahu tentang tarian ini.

Tari Kecodak ini ditemukan dan dikembangkan  oleh masyarakat Desa Karang Pasangan, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Tari kecodak menggambarkan tentang peperangan yang dilakukan oleh dua orang kesatria yang sama-sama kuat dan perkasa. Pertunjukan Tari Kecodak dibagi menjadi empat bagian, yaitu Tari Bendera, Tari Gendang, Tari Copeh dan Lawakan.

Salah satu warga Kabupaten Lombok Utara Intan Nur Indraini mengaku bahwa dirinya tidak tahu tentang Tari Kecodak. Bahkan ia belum pernah mendengar nama tarian itu sebelumnya. Hal yang sama juga diungkapkan Andika. Ia mengaku belum pernah melihat Tari Kecodak sebelumnya.

“Saya hanya tahu Tari Rudat sebagai salah satu kesenian orang Lombok. Kalau Tari Kecodak, saya belum pernah lihat,” akunya, di Mataram, Senin (15/1/2018).

Dilansir dari Ditjen Kebudayaan RI, bahwa Tari Kecodak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Baik sebagai penari maupun pemain waditra. Sedangkan, pertunjukannya biasanya diadakan di halaman rumah atau tempat tertentu yang agak luas pada saat ada upacara-upacara. Seperti perkawinan, penyambutan tamu, panen raya dan memperingati hari-hari besar nasional.

Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Kecodak diantaranya adalah  sebuah petuk, sebuah oncer, empat buah teropong, tujuh pasang ceng-ceng yang terdiri dari enam pasang berukuran kecil dan satu pasang besar dan dua buah gendang besar yang terbuat dari kayu tap. Sedangkan busana yang dikenakan oleh penari adalah ikat kepala, baju berwarna hitam, celana seukuran tiga perempat, leang yang terbuat dari songket dan garus mungkur.

Pertunjukan Tari Kecodak diawali dengan Tari Bendera atau tari panji-panji yang dibawakan oleh dua orang penari. Dalam tarian ini gerakan-gerakan yang dilakukan hanyalah berbaris berbanjar dan melangkah maju-mundur. Sambil melakukan gerakan-gerakan tersebut, kedua kaki diangkat, berputar mundur atau jalan di tempat.

Setelah itu, kedua penari tadi akan berjajar sambil menyandang gendang besar di perut untuk menarikan tari gendang. Pada tarian ini gerakan-gerakan yang dilakukan diantaranya adalah menari sambil menepak gendang, membuat formasi saling berhadapan, berputar dengan satu kaki diangkat, meloncat, dan saling mendesak seakan-akan sedang terjadi pergulatan atau saling baku hantam.

Dalam “perkelahian” tersebut, secara bergantian mereka seakan-akan ada yang kalah dan ada yang menang. Pihak yang kalah akan berada dalam posisi jongkok, sementara pihak yang menang akan mengelilinginya sambil memukul gendang. Setelah melaksanakan gilirannya, mereka akan kembali pada posisi semula dan kemudian berjalan berjajar meninggalkan arena. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Tuesday 16 January 2018

Akhirnya, Gunung Rinjani Jadi Geopark Dunia

Gunung Rinjani yang telah disetujui UNESCO sebagai Geopark Dunia
Setelah melalui perjuangan yang panjang, Gunung Rinjani akhirnya dinyatakan lolos sebagai salah satu geopark dunia oleh UNESCO. Penyerahan sertifikat Rinjani sebagai geopark dunia akan dilaksanakan April mendatang.

‘’Sudah ada pengumuman dari Unesco. Penyerahan sertifikatnya menjadi geopark dunia nanti bulan April,’’ kata Sekda NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M. Sc, Ph.D ketika dikonfirmasi Suara NTB di Kantor Gubernur, Senin (15/1/2018).

Dengan ditetapkannya Rinjani sebagai geopark dunia, kata Sekda maka akan ada perubahan-perubahan yang akan terjadi. Misalnya, Rinjani akan lebih terkenal lagi menjadi daerah yang akan ramai dikunjungi wisatawan mancanegara. Kemudian dari sisi infrastruktur, pemerintah dan Taman Nasional Gunung Rinjani akan memperbaiki fasilitas yang ada termasuk pengelolaannya.

‘’Supaya betul-betul layak untuk dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Termasuk akses menuju ke sana masih banyak yang belum baik,’’ katanya.

Dengan masuknya Rinjani sebagai geopark dunia, maka otomatis pembangunan akomodasi pariwisata di Sembalun akan tumbuh. Apalagi menyongsong konferensi Asia Pasific Geopark Networks (APGN) pada 2019 yang akan dilaksanakan di NTB. “Terutama infrastruktur, fasilitas penginapan dan sebagainya,” ujarnya.

Mantan Kepala Bappeda NTB ini menambahkan, pemerintah pusat maupun daerah tentu akan memperhatikan infrastruktur di kawasan geopark Rinjani. Sehingga, penetapan Rinjani sebagai geopark dunia ini akan menjadi perhatian kementerian terkait untuk mengucurkan APBN ke NTB.  
Kawasan Gunung Rinjani diusulkan menjadi calon geopark dunia ke UNESCO karena memiliki beberapa hal pokok untuk menjadi geopark global. Pertama, Gunung Rinjani memiliki nilai-nilai warisan geologi penting dari aspek kegunungapian, situs warisan alam berupa kaldera, kerucut-kerucut gunung api muda, lapangan solfatara, mata air panas, dan bentangan lainnya yang mempunyai nilai estetika tinggi seperti air terjun.

Kedua, situs-situs geologi gunung api mempunyai makna bagi pengembangan ilmu pengetahuan kebumian dan pendidikan. Ketiga, penyelenggara pariwisata berbasis geologi yang telah banyak memberi manfaat berupa pertumbuhan ekonomi lokal melalui jasa pemandu, penginapan, rumah makan, transportasi, dan penjualan cendera mata.

Selanjutnya, sebagai bentuk keberhasilan pengembangan pariwisata karena Gunung Rinjani telah memperoleh tiga penghargaan internasional yakni "World Legacy Award" untuk kategori "Destination Stewardship" dari "Conservation International and National Geographic Traveler" 2004, finalis "Tourism for Tomorrow Award" masing-masing tahun 2005 dan 2008.

Kawasan Gunung Rinjani  mencakup sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat seluas 12.360 hektar meliputi dua kecamatan dengan 15 desa, Lombok Tengah seluas 6.824 hektar yang mencakup dua kecamatan tersebar pada lima desa dan Kabupaten Lombok Timur pada tujuh kecamatan yang tersebar pada 17 desa dengan luas kawasan 22.146 hektar.

Salah satu pesona unggulan TNGR adalah Danau Segara Anak yang berada pada ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut. Danau Segara Anak berada di sebagian Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter dari permukaan laut. (Muhammad Nasir/Suara NTB) 
Share:

Mencari Sepeda Bekas di Kota Toea Ampenan

Sepeda bekas yang ada di balik bangunan peninggalan zaman Belanda di Kota Toea Ampenan. 
SEPEDA merupakan salah satu alat transportasi yang masih banyak diminati karena dapat digunakan juga untuk berolahraga. Harga barunya yang cukup mahal menjadikan masyarakat banyak yang tertarik untuk membeli sepeda bekas.

Salah satu tempat yang biasa dikunjungi untuk mencari sepeda bekas adalah di kawasan kota tua Ampenan atau sebelum lampu merah Simpang Lima Ampenan. Deretan sepeda bermacam merk dengan berbagai kualitas, mulai dari sepeda anak-anak sampai sepeda gunung, dapat dengan mudah kita temukan disini.

Lukman, salah satu penjual sepeda bekas di tempat tersebut mengatakan, tempat penjualan sepada bekas telah ada sejak puluhan tahun lalu. “Dari di Mataram masih mengandalkan cidomo sebagai kendaraannya sampai sekarang berganti jadi motor,” selorohnya.

Ia sendiri mengaku sudah belasan tahun berjualan sepeda bekas, turun-temurun dari orangtuanya yang juga dulunya berjualan sepeda bekas di lokasi yang sama.

Sepeda-sepeda ini, kata Lukman, diperolehnya langsung dari tangan pertama atau pemilik asli sepedanya. “Itu dilakukan agar barang yang dijual jelas asal-usulnya, takutnya kalau beli dari sembarang tempat terjadi hal yang tak diinginkan,” jelasnya.

Jika ada pemilik sepeda yang ingin menjual sepeda miliknya, maka mereka akan langsung menghubunginya. “Kan kita ada punya kartu nama, jadinya kalau ada yang mau jual tinggal telepon dan langsung kita ambil di rumahnya,” terangnya.

Kebanyakan sepeda bekas yang dijualnya, imbuh Lukman, berasal dari sekitar wilayah kota Mataram.”Paling dari daerah Lingkar, soalnya di sana kan banyak perumahan terus sampai Lombok Timur juga ada,” tukasnya.

Untuk peminat sepeda bekas, tambahnya, tetap selalu ada meskipun sekarang orang lebih memilih menggunakan sepeda motor. “Cuman sejak akhir bulan Maulid kemarin, pasarannya agak sepi. Ini saja dari tadi pagi belum ada yang laku sepedanya,” terangnya.

Peminat sepeda bekas ini, aku Lukman, berasal dari berbagai kalangan mulai pekerja kantoran sampai anak sekolah. “Anak kuliah juga banyak yang beli untuk kuliah, biasanya yang perempuan belinya yang sepeda keranjang," jelasnya.

Harga untuk sepeda bekas ini, tambahnya, tergantung keadaan pembeli. "Kalau lagi ramai, harganya untuk sepeda keranjang ini paling murah Rp 750 ribu, sedangkan sepeda gunung bisa mencapai Rp 1,5 juta. Kalau lagi sepi seperti sekarang, paling murah kita beri Rp 450 ribu, yang penting laku," jelasnya.

Lukman mengatakan pasaran sepeda bekas ini bukan hanya di sekitar Mataram saja, tetapi peminatnya datang dari seluruh pulau Lombok. "Bahkan ada yang dari Bangko-Bangko, Sekotong beli ke sini dan dibawa sendiri," jelasnya. (Uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)
Share:

Tradisi Bekayak, Tradisi Masyarakat Lombok yang Masih Eksis


Penyanyi dan beberapa pemain musik saat bekayak di sebuah acara di Lombok Timur
Salah satu tradisi yang mungkin tidak terkenal di kalangan anak muda adalah Bekayak. Namun tradisi ini masih sering dilakukan oleh masyarakat yang ada di desa. Sehingga tradisi ini masih lestari di tengah berkembangnya musik modern yang tren di kalangan anak muda.

Bekayak pada dasarnya berarti bernyanyi. Nyanyiannya dibawakan dengan nada seperti nyaer. Bedanya nyaer menggunakan kitab dan tidak menggunakan musik. Sementara bekayak merupakan lirik lagu dengan menggunakan musik. Namun cara pelafalan kedua tradisi ini hampir sama. Sehingga, kadang sulit dibedakan bagi pendengar yang tidak banyak tahu tentang nyaer dan bekayak.

“Kalau Bekayak itu biasanya lagunya kita yang buat. Ada juga lagu yang memang sudah ada dan kita nyanyikan. Liriknya bermacam-macam. Ada tentang kehidupan, kematian, tentang perasaan, cinta dan sebagainya,” kata penyanyi Bekayak asal Lombok Timur, Ismi, di Selong, Minggu (14/1/2018).

Bekayak diiringi dengan tabuhan gendang, bunyi seruling dan alat musik lainnya. Penyanyi biasanya bernyanyi tanpa tarian. Namun biasanya ada penari khusus yang disiapkan untuk membuat suasana menjadi lebih meriah. Biasanya bekayak diadakan pada acara pernikahan dan perayaan-perayaan tertentu suku Sasak di Lombok.

Sayangnya jenis musik yang satu ini sudah jarang dilakukan. Hanya segelintir masyarakat suku Sasak yang masih melakukan tradisi ini. Sehingga perlu untuk dilestarikan dan diperkenalkan kepada anak muda atau generasi penerus. Sebab tradisi ini merupakan salah satu warisan yang harus dilestarikan agar tidak punah atau digerus oleh perkembangan zaman.

“Sekarang memang sudah jarang orang bekayak, kalaupun ada itu jumlahnya sedikit. Dari 10 pernikahan, hanya satu yang menggunakan tradisi bekayak. Jadi bisa dibilang kurang diminati atau tidak banyak yang tahu,” ujarnya.

Ia berharap tradisi bekayak tidak hanya dilakukan di desa, namun juga pada masyarakat yang ada di kota. Sebab tradisi ini sangat penting untuk menjaganya agar tetap lestari. Selain itu, generasi muda juga diharapkan bisa lebih familiar dengan budaya atau tradisi yang dimilikinya.

“Yang hadir di acara pernikahan kan banyak anak muda. Kami berharap dengan adanya bekayak di suatu acara bisa meningkatkan pengetahuan anak muda tentang tradisi yang satu ini,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Sunday 14 January 2018

Fedi Nuril, Ingin Mendaki Gunung Rinjani

Pemeran Fahri dalam Ayat-Ayat Cinta 2 Fedi Nuril dan artis pemeran Ayat-Ayat Cinta 2 saat menunjukkan Suara NTB pada Meet and Greet Film ini di CGV Sinema Transmart Mataram, Kamis (11/1/2018)
Lombok masih menjadi salah satu tujuan pencinta wisata ketinggian. Rinjani masih memiliki pesona yang bagus untuk memikat wisatawan. Tidak terkecuali bagi artis Fedi Nuril yang mengutarakan keinginannya ingin mendaki gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia ini. Pemeran Fahri dalam film Ayat-ayat Cinta ini sudah lama ingin berada di puncak Rinjani.

“Belakangan aku memang banyak dengar tentang wisata Lombok. Aku pernah datang dulu sekali tahun 2000an, dan sekarang aku datang lagi. Nanti aku juga akan datang lagi, tapi untuk mendaki Rinjani. Itu salah satu keinginan terbesar aku,” aku Fedi Nuril saat Meet and Greet Film Ayat-Ayat Cinta 2 di CGV Sinema Transmart Mataram, Kamis (11/1/2018).
Danau Segara Anak yang ada di Gunung Rinjani menjadi salah satu daya tarik dari para pendaki. Termasuk, artis pemeran Ayat-Ayat Cinta 2 yang ingin mendaki Gunung Rinjani
Fedi Nuril mengatakan bahwa itu merupakan keinginannya sejak lama. Namun belum sempat terwujud karena padatnya aktivitas di Jakarta. Jika ada kesempatan, ia akan mengajak rekannya untuk mendaki Gunung Rinjani. Menurutnya, Rinjani adalah salah satu gunung yang wajib didaki bagi pencinta ketinggian.

“Rinjani itu kata orang indah. Dan aku lihat di foto-foto orang juga memang indah. Tidak saja di puncak, tapi pemandangan selama mendaki juga terlihat indah. Aku sangat ingin mendaki Rinjani,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa Rinjani memang menjadi salah satu gunung yang banyak diimpikan oleh para pendaki. Keindahan alamnya membuat wisatawan atau pendaki merasa terpanggil untuk menaklukkan gunung berapi ini. Wajar jika Fedi Nuril juga memiliki keinginan yang sama.

Rinjani memang tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang indah, namun juga memberikan kesan yang mendalam bagi setiap pendaki. Apalagi Danau Segara Anak yang ada di kawah Rinjani yang membuat setiap pendaki selalu terpanggil untuk kembali berkunjung. Tidak heran jika banyak artis yang memasukkan Rinjani sebagai salah satu daftar destinasinya saat berkunjung ke NTB dan Lombok pada khususnya.

Meski demikian, ia juga mengutarakan keinginannya untuk berkunjung ke destinasi lain di Lombok. Menurutnya pariwisata di Lombok sudah maju dan wisatawan bisa menikmati suasana di Lombok yang terkenal dengan keindahan alamnya. “Lombok bagus banget, lain kali memang harus jalan-jalan,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Bawa Potasium, Warga Korea Selatan Diamankan Polisi di Lombok Tengah

Potasium (dokumentasi : Bukalapak.com)
Seorang warga negara Korea Selatan, Jungchun Kuk (62) diamankan anggota Polres Lombok Tengah (Loteng), Rabu (10/1). Pria yang bertempat tinggal di Denpasar ini diamankan setelah kedapatan membawa satu drum potasium. Belum diketahui peruntukan potasium tersebut.

Informasi yang diperoleh Suara NTB, Jumat (12/1/2018), pelaku diamankan di Dusun Nangkanya Desa Prabu Kecamatan Pujut. Awalnya, polisi mendapat informasi kalau ada warga negara asing yang aktivitasnya cukup mencurigakan. Polisi kemudian bergerak begitu mendapat informasi tersebut.

Sekitar pukul 13.00 wita, polisi mendapati pelaku sedang menaikkan potasium tersebut ke dalam mobil yang dibawanya. Saat ditanya aparat, pelaku mengaku hendak mengantar potasium tersebut rencananya ke rumah Hurni, di Dusun Bangkang desa setempat. Karena curiga atas apa yang dibawanya, polisi kemudian mengamankan pelaku ke Mapolres Loteng.

Pjs. Kasubag Humas Polres Loteng Aipa Taufik, seizin Kapolres Loteng, AKBP Kholilur Rochman, S.H.SIK.M.H., menjelaskan, fokus penyelidikan pihaknya terkait peruntukan potasium tersebut. Termasuk aktivitas yang dilakukan warga negara asing bersangkutan. 

Pihaknya curiga warga negara asing ini melakukan aktivitas terlarang di wilayah hukum Polres Loteng, mengingat, penggunaan potasium tidak sembarang. Penggunaan potasium dilakukan hanya untuk kegiatan-kegiatan tertentu saja.

Terkait dokumen kependudukan, pelaku merupakan pemegang paspor M72280638 dengan masa berlaku sampai Oktober tahun 2023 mendatang. Sedangkan untuk Kartu Izin Tinggal Sementara (Kitas) masih berlaku sampai Bulan Mei tahun 2018 mendatang. “Sementara kasusnya masih kita kembangkan,”  tegasnya. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Thursday 11 January 2018

Air Terjun Tiu Pupus Lombok Utara yang Membangkitkan Semangat Hidup Anda

Air Terjun Tiu Pupus di Kabupaten Lombok Utara.

Air Terjun Tiu Pupus merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Destinasi ini menyajikan kesegaran bagi pengunjung yang datang. Ini menjadi salah satu pilihan destinasi wisata di KLU selain kawasan tiga gili. 

Air Terjun Tiu Pupus berada di Dusun Kerurak Desa Genggelang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Air terjun ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Baik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan dari luar negeri. Air terjun ini juga beberapa kali dijadikan sebagai lokasi pengambilan gambar bagi pasangan sebelum menikah. 

"Air terjunnya bagus. Tinggal kita promosikan saja. Biar banyak yang tahu tentang Air Terjun Tiu Pupus. Karena selama ini wisatawan hanya tahu Air Terjun Sendang Gila," kata warga Desa Genggelang Ahmad.

Air Terjun Tiu Pupus memiliki ketinggian sekitar 50 meter dengan kedalaman kolam 4 meter dan luas 100 meter persegi.  Nama Tiu Pupas berarti Tiu yang artinya genangan air dalam jumlah besar dan Pupus yang artinya sebuah akar yang tumbuh dari sebuah batang pohon yang biasanya hidup di tebing - tebing sungai dan juga hidup di daerah - daerah pegunungan yang memiliki suhu dingin.

Sayangnya di destinasi ini belum ada fasilitas dasar. Sehingga wisatawan tidak dapat menikmatinya dalam waktu yang lama. Hal ini yang harus menjadi perhatian Pemda, sebab fasilitas pendukung merupakan hal yang penting bagi wisatawan. Ini menjadi penentu kenyamanan wisatawan yang datang.

Destinasi ini berjarak sekitar 3,5 km dari jalan raya Ledang Bagian atau 5 km dari Gondang.  Jika dari Kota Mataram berjarak sekitar 70 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan baik roda dua atau empat.  Kondisi jalan menuju lokasi air terjun ini dari Gondang sudah cukup bagus dan mudah ditemukan karena ada petunjuk arahnya. Untuk menuju ke sana sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi atau sewa karena belum tersedia angkutan umum.  Rute perjalanan yang dapat ditempuh ke air terjun ini adalah Mataram-Pemenang-Tanjung-Gondang-Ledang Bagian-Kerurak.

Sesampainya di lokasi parkir yang terletak dekat Bendungan, perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki sekitar 15 menit  menyusuri jalan setapak melewati bendungan, perkampungan dan hutan lindung hingga tiba di lokasi air terjun berada. Wisatawan dapat menikmati kesegaran air terjun ini. Wisatawan juga bisa menghabiskan waktu dengan mandi atau melakukan swafoto. 
“Wisatawan sudah lumayan yang datang. Sebagai warga desa, kami ingin memberikan yang terbaik kepada wisatawan yang datang,” ujarnya.

Ia menyarankan agar wisatawan yang ingin berkunjung hendaknya bersama pemandu wisata. Sehingga bisa dengan lebih leluasa menjelaskan tentang Air Terjun Tiu Pupus dan berbagai kisah yang dipercaya oleh masyarakat setempat. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive