Be Your Inspiration

Monday, 12 November 2018

LIA Sabet Penghargaan Bandara Sehat dari Kementerian Kesehatan

Perwakilan Kementerian Kesehatan RI Kirana Pritasari, menyerahkan piagam penghargaan bandara sehat kepada GM PT. AP I LIA, di Jakarta, Sabtu (10/11/2018). 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menetapkan Lombok International Airport (LIA) sebagai bandara tersehat tahun 2018. Bersama dua bandara lainnya di bawah pengelolaan PT. Angkasa Pura (AP) I yakni Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dan Bandara Adi Soemarmo Solo. Pemberian predikat tersebut serangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-54 tahun 2018, di Jakarta, Sabtu (10/11/2018).  

“Predikat bandara sehat diberikan kepada LIA, karena LIA telah mampu memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor  44 tahun 2014, tentang Penyelenggaran Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat,” ungkap General Manager (GM) PT. AP I LIA, I Gusti Ngurah Ardita, Minggu (11/11/2018).

Ardita menjelaskan, Kemenkes RI setiap tahun memberikan penghargaan kepada pelabuhan dan bandara sehat. Hal ini sebagai wujud apresiasi terhadap pengelola pelabuhan maupun bandara yang dinilai berhasil dalam dalam menjaga lingkungan sehat di wilayah bandar udaranya dan memiliki dampak besar bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Dengan keberhasilan tersebut, kini LIA telah bisa mensejajarkan diri dengan bandara-bandara sehat lainnya yang telah lebih dulu mencapai prestasi tersebut. Seperti bandara Fisabilillah Tanjung Pinang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Termasuk dengan Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II.

Ia pun mengaku, keberhasilan tersebut tidak akan bisa diraih tanpa dukungan semua elemen terkait di LIA. Sehingga dukungan dari semua pihaknya untuk bisa terus mempertahankan prediket sebagai bandara sehat bisa terwujud. “Kami tentu tidak akan bisa sendiri mencapai prestasi ini. Untuk dukungan dari semua pihaknya sangat diharapkan di masa yang akan datang,”  ujarArdita. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Pengusaha Alang-alang Loteng Mengadu pada Gubernur NTB

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dan istri di acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi, Jumat (9/11/2018)

KEBERADAAN Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di NTB harus mendapatkan perhatian khusus dari Pemprov NTB, khususnya Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc., dan Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd.  UMKM memiliki peranan besar dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,

Hal ini disampaikan salah satu pelaku UMKM asal Lombok Tengah (Loteng) H. Mutawalli ditemui Ekbis NTB usai mengikuti Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Jumat (9/11/2018).  Masalah ini juga disampaikan pada Gubernur NTB saat diberikan kesempatan menyampaikan keluh kesahnya di acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi.

Diakuinya, banyak pelaku UMKM di Loteng yang butuh perhatian. Salah satunya, pelaku UMKM di Kecamatan Batukliang Loteng, khususnya perajin alang-alang atau ilalang. Diakuinya, alang-alang yang dibuat di Desa Barabali Kecamatan Batukliang banyak dikirim ke luar daerah dan luar negeri. Tingginya pemesanan terhadap produk alang-alang ini mengindikasikan kualitas alang-alang dari Pulau Lombok mendapat tempat di hati konsumen di luar negeri.
Perajin atap alang-alang di Lombok
Meski demikian, pihaknya dihadapkan dengan keterbatasan bahan baku alang-alang membuat pihaknya sering kewalahan menerima pesanan dari luar daerah. Untuk memenuhi kebutuhan alang-alang, pihaknya mendatangkan bahan baku dari Lombok Barat, Lombok Utara dan Lombok Timur.

Mutawalli juga mengaku alang-alang khas Lombok tidak ada. Padahal, saat pengiriman barang ke luar negeri lewat Bali. Untuk itu, pihaknya mengharapkan ada hak paten terhadap produksi alang-alang yang dikirim ke luar. ‘’Ini perlu perhatian dari Bapak Gubernur dan kita semua agar, jangan sampai kita punya barang. Daerah lain punya nama,’’ harapnya, seraya menagih janji gubernur saat kampanye pada pemilihan gubernur lalu.

Menanggapi hal ini, Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menegaskan komitmen untuk memperhatikan apa yang menjadi aspirasi rakyat. Untuk itu, pihaknya menyerahkan masalah ini pada pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersangkutan. Pada intinya pihaknya tetap memperhatikan masalah UMKM, termasuk merealisasikan apa yang menjadi janjinya pada saat kampanye dulu. (Marham)
Share:

Hj. Niken Saptarini Widyawati Didaulat Promosikan Kerajinan NTB

Hj. Niken Saptarini Widyawati foto bersama pelaku UKM di acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi. Pelaku UKM mengharapkan istri Gubernur NTB ini mempromosikan hasil kerajinan NTB.

AJANG Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi, Jumat (9/11/2018) dimanfaatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menyampaikan aspirasinya pada Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc ., dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd. Tidak hanya itu, kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh pengusaha untuk menjadikan orang nomor satu di NTB dan Ketua Tim Penggerak (TP) PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE., Msc., sebagai ‘’model’’ produk-produk yang dijual.


Bahkan, pemilik Ragenda Mop Jewelry Arar meminta Ketua TP PKK  Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menggunakan bros kerang dengan kerang mutiara di dalamnya sebagai model dadakan. Termasuk membantu memasarkan kerajinan khas NTB berbahan baku kerang dan mutiara. Dengan senang hati, istri Gubernur NTB ini memenuhi permintaan pemilik Ragenda Mop Jewelry memasang bros kerang mutiara di jilbabnya sebelah kanan dan berpose bersama.

Arar, mengakui, permintaan kerajinan berbahan baku kerang dari wisatawan cukup tinggi. Meski pariwisata NTB sedang dihadapkan dengan dampak gempa, sejumlah produknya masih banyak yang dipesan, baik pengusaha dalam dan luar daerah. ‘’Alhamdulillah masih ada saja yang dipesan,’’ ujarnya.


Disinggung mengenai bahan baku kerang untuk membuat produk, Arar mengaku tidak terlalu bermasalah. Meski beberapa waktu lalu bahan baku kerang sempat langka, dirinya tidak khawatir. Menurutnya, dalam memenuhi kebutuhan produksi di galerinya, pihaknya sudah berkomunikasi dengan pengusaha yang khusus menyediakan kerang sebagai bahan baku. Termasuk, kemungkinan mendatangkan bahan baku dari luar daerah. ‘’Kita tak perlu khawatir, bahan baku yang ada masih bisa kita penuhi,’’ klaim pengusaha yang membuka showroom di Pagesangan dan Kekalik ini.

Sementara terkait harga bros kerang cukup bervariasi, ada produk yang harganya Rp50.000 hingga Rp2 juta. Produk bros yang harganya murah, ujarnya, tergantung bahan baku. Sementara kalau bros yang menggunakan mutiara harganya lebih mahal lagi, yakni bisa mencapai Rp2 juta.  Untuk itu, dirinya mengharapkan pariwisata NTB cepat pulih dan kondisi kembali normal seperti dulu. (Marham)

Share:

Saturday, 10 November 2018

Asosiasi Dubes untuk Indonesia Bangun Masjid untuk Korban Gempa di KLU

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menerima asosiasi dubes untuk Indonesia di Pendopo Gubernur NTB, Jumat (9/11/2018) malam

Sebanyak 100 Duta Besar (Dubes) untuk Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Duta Besar untuk Indonesia, peduli recovery Lombok. Sebagai wujud dari program peduli yang bertajuk Ambassador's Diplomatic Tour For Lombok Recovery tersebut, sebayak 17 Duta Besar perwakilan yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dr. A.M. Fachir, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Darussalam, Karang Langu, Desa Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Jum'at, (9/11/2018).

Wamenlu mengatakan, dipilihnya pembangunan Masjid sebagai wujud kepedulian para Duta Besar, karena Lombok merupakan Pulau Seribu Masjid, dan Masjid merupakan salah satu fasilitas umum, yang menjadi tumpuan harapan masyarakat sebagai salah satu sarana untuk beribadah.

Fachir menjelaskan, dana untuk pembangunan Masjid tersebut bukan dari APBN atau APBD, namun bersumber dari dana yang dikumpulkan Asosiasi Duta Besar luar negeri yang ada di Indonesia.

"Ini merupakan bagian dari wujud kepedulian para Duta Besar terhadap recovery Lombok pasca dilanda musibah gempa. Dan ini juga merupakan salah satu wujud kepedulian luar negeri melalui duta besarnya yang ada di Indonesia", ujarnya.

Menurutnya kedatangan tamu dari luar negeri yang merupakan Duta Besar, merupakan bagian dari rahmat. Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk tidak pernah berburuk sangka, sembari mengajak masyarakat selalu sabar dan teguh dalam menghadapi musibah.

Selain itu, kepedulian tersebut juga merupakan bagian dari wujud solidaritas muslim, solidaritas sesama manusia, karena banyak saudara-saudara non muslim yang juga ikut menyumbang.

Dana sebesar 450 juta untuk pembangunan Masjid,  agar dapat dikawal oleh pemerintah. Selain pemerintah, masyarakat juga diminta untuk ikut menjadi pengawas dalam proses pembangunan Masjid.

"Saya minta dicarikan kontraktor yang bisa mengawal dan bertanggung jawab, masyarakat juga diminta ikut menjadi pengawas dalam proses pembangunan Masjid. Mari kita terus bersyukur dan terus membangun kemudian kita sayangi sesuai dengan motto KLU, Tioq Tata Tunak", tandasnya.

Selain pembangunan Masjid, sebagai wujud peduli recovery lombok, Wamenlu juga akan mengajak para duta besar untuk men-twit melalui akun twitter para Dubes, bahwa lombok aman untuk dikunjungi.

"Ini merupakan wujud kepedulian dalam rangka mempromosikan pariwisata Lombok melalui para Dubes negara, yang ada di Indonesia", pungkasnya.

Usai peletakan batu pertama Masjid Darussalam, para Duta besar yang tergabung Ambassador's Diplomatic Tour For Lombok Recovery, melakukan kunjungan ke lokasi terdampak gempa di KLU. (Humas NTB)
Share:

Di Hadapan 100 Dubes Negara Sahabat, Gubernur NTB Promosikan Potensi Daerah


Wamenlu AM Fachir menerima cinderamata dari Bupati KLU H. Najmul Akhyar saat berkunjung ke KLU, Jumat (9/11/2018).

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE., M.Sc. menggelar Gala Dinner dengan sejumlah Duta Besar, di Pendopo Gubernur NTB, Jum'at (09/11/2018).

Para Dubes yang hadir malam itu adalah, Dubes Austria, Helen Steinhausl, Dubes  Azerbaijan,Dr. Tamerlan Garayev, Dubes Serbia, Slobodan Marinkovic,  Dubes Thailand, SongPhol Sukchan, Dubes Vietnam, Pham Vinh Quang dan sejumlah diplomat.

Gubernur yang lebih akrab disapa Doktor Zul itu mengajak para Dubes tersebut untuk melirik potensi NTB sebagi lokasi berinvestasi. Sebab menurutnya, NTB memiliki banyak lokasi potensial untuk berinvestasi. Salah satunya adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

"Mandalika I think, is not only project for Indonesia but also for Internasional project," Jelas Gubernur.

Saat ini jelas Doktor Zul, Pemerintah Provinsi telah menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung para investor. Termasuk sejumlah infrastruktur, seperti jalan.

Doktor Zul berharap, kehadiran dubes ke NTB itu memberi pesan kuat bahwa NTB sudah mulai pulih. Ia merasa optimis, NTB pada saatnya akan kembali berbenah menjadi sebuah daerah yang maju.

"Enjoy and spend your time ini Lombok," Ungkap Gubernur.

Wakil Menteri Dalam Negeri, A.M. Fahir menyampaikan banyak Dubes yang ingin datang ke NTB. Namun, karena sejumlah agenda, para Dubes tersebut menunda kunjungannya.

Namun pesan kuat yang ia sampaikan saat itu adalah terkait cerita-cerita selama para Dubes itu berada di Lombok. Yaitu mengajak para Dubes itu menikmati keindahan Lombok, kemudian mengambil foto dan menyebarkannya melalui media sosial.

Ia juga menjelaskan kunjungan para Dubes itu, di samping untuk menyalurkan bantuan. Namun juga untuk menunjukkan bahwa NTB telah kembali pulih.

Hadir juga saat itu Danrem 162/WB, Wakapolda NTB, Kabinda NTB, sejumlah Kepala OPD Lingkup Pemprov. NTB. (Humas NTB)
Share:

Friday, 9 November 2018

Sulap Sampah Organik Jadi Pakan Ternak dengan Lalat Hitam

Lokasi pengolahan sampah di Lingsar Lombok Barat menggunakan lalat hitam

Pemprov NTB menggandeng mantan Deputi Menteri BUMN, Prof. Agus Pakpahan menyulap sampah organik menjadi pakan ternak. Proyek percontohan dilaksanakan di lahan milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat (Lobar).
Ditemui di sela-sela pembukaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan training pemuda peduli sampah di Unit Pengolahan Sampah Organik di Lingsar, Lobar, Kamis (8/11/2018), Agus Pakpahan mengatakan, patut disyukuri adanya makhluk tropika yang disebut lalat hitam. Dengan adanya lalat hitam ini, memberikan teknologi bagi kita.
‘’Bukan saja mendapatkan kompos, tapi juga protein, pakan ternak. Sumber pakan ternak itu mahal karena kita impor. Bayangkan, dari sampah bisa menjadi protein. Karena pemanfaatan lalat,’’ katanya.
Dengan adanya bioteknologi dengan memanfaatkan lalat hitam dalam pengolahan sampah. Berbagai penyakit yang dapat diakibatkan oleh sampah yang dibuang sembarangan dapat dicegah.
Dengan bantuan ’pasukan lalat hitam (black soldiers fly), bukan hanya mendekomposisi sampah. Tetapi juga menyehatkan. Karena bakteri-bakteri berbahaya dapat dibasmi. Hasil pengolahan sampah menggunakan teknologi lalat hitam ini kemudian dapat dikembangkan untuk pertanian organik.
Di Unit Pengolahan Sampah dengan teknologi pasukan lalat hitam ini, dapat menghasilkan bioteknologi. ‘’Kita di sini menghasilkan bakteri. Langsung saja dilepas, maka dia akan menghasilkan nitrogen dari udara,’’ terangnya.
Ia mengatakan, teknologi pengolahan sampah organik seperti ini dapat dikembangkan berskala rumah tangga dan desa. Tinggal mengorganisasikan pabrik penghasil telur lalat hitam dan penghasil sampah. ‘’Kalau penghasil sampah dan penghasil telur lalat disatukan, jadi tempat pengolahan sampah,’’ ujarnya.
Lalat-lalat hitam yang jadi pengurai sampah organik jadi pakan ternak.
Ia menyebutkan, pengolahan sampah organik menggunakan teknologi lalat hitam ini dapat membuka lapangan pekerjaan. Karena selain menghasikan pupuk kompos, juga menghasilkan pakan ternak.
Dari  kapasitas 4 ton sampah sehari, kata Agus, baru terpenuhi 5 kuintal. Pasokan sampah organik ke unit pengolahan itu masih terkendala pemilahan sampah. Banyak sampah-sampah yang belum dipilah masyarakat.
Terpisah, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc mengaku sangat bahagia dengan adanya unit pengolahan sampah organik dengan bantuan lalat hitam tersebut. Menurutnya, persoalan sampah kerap menjadi masalah terutama di kota-kota besar, termasuk NTB.
‘’Dengan kemajuan bioteknologi kita menemukan cara yang sangat baik, tidak menimbulkan efek negatif. Dengan lalat, mampu melahap sampah, untuk kemudian digunakan untuk peternakan,’’ katanya.
Menurut gubernur, teknologi seperti ini perlu digiatkan. Diharapkan apa yang dilakukan provinsi dapat menjadi inspirasi pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan hal serupa.
‘’Sehingga masalah sampah tidak lagi momok bagi kita semua. Kalau ini jalan, sukses,  masyarakat akan mudah mengikutinya. Harus dikembangkan, ini harus jadi contoh dulu. Baru dikembangkan di kabupaten, kecamatan, desa sampai rumah tangga,’’ tandasnya. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
Share:

Thursday, 8 November 2018

Garuda Indonesia Buka Kantor Layanan Kargo di Mataram


Supriyono dan manajemen Garuda Indonesia Branch Office Lombok beserta manajemen PT. Anugerah Kawitana Kargo meresmikan CSC Mataram, Rabu (7/11/2018)


PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk secara resmi membuka kantor Cargo Service Center (CSC) di Jalan Bung Karno Lingkungan Bukit Ngandang Pagutan Timur, berseberangan dengan SPMN 7 Mataram. Kantor layanan kargo pertama di luar bandara ini diharapkan akan mendekatkan maskapai penerbangan milik pemerintah ini dengan masyarakat penggunanya.

Kantor layanan kargo ini resmi dibuka Rabu (7/11/2018)  oleh General Manager Garuda Indonesia Branch Office Lombok, Supriyono, didampingi Novian, Manager Marketing,  Manager Sales dan Service, Novian.  Manager Sales dan Services Cargo Garuda Indonesia Branch Office Denpasar, Denny Perdana Wirawan, beserta stakeholders lainnya. Termasuk pelaku usaha juga turut hadir.


Dengan hadirnya CSC ini di Mataram, pemerintah daerah akan terbantu mendukung pengembangan pelaku usaha lokal, UMKM maupun eksportir memenuhi kebutuhan bahan baku dan pemasaran produknya.

Seluruh jenis barang dapat dikirimkan melalui CSC ini, selama barang-barang tersebut diperbolehkan lalu lalangnya oleh negara. Keberadaan CSC di Mataram ini, lanjut Supriyono, dapat menjadi angin segar baru para pelaku di sektor pertanian, perkebunan, hortikultura, kelautan perikanan maupun handicraft.

“Sekarang lagi musim durian. Bagi yang ingin menjualnya ke berbagai daerah. Bisa juga menggunakan cargo Garuda. Atau bisa juga kirim cabai. Asalkan kemasannya sesuai standar,” ujarnya.

Beberapa pilihan paket pengiriman disediakan. Misalnya, pengiriman dalam tempo sehari barang kiriman sampai, atau pilihan sampai dua tiga hari.  Pelayanan ditambah dengan pilihan, barang diterima di bandara tujuan, barang di terima langsung di rumah/kantor tujuan. Bisa juga barang diambil di rumah pengirim, dan diterima langsung di rumah tujuan pengiriman.


Banyak pilihan layanan kata Supriyono. Ada juga pertanyaan UMKM tentang tarif pengiriman, serta sistem pembayaran. Supriyono menjelaskan soal mekanisme pembayaran jasa pengiriman secara bulanan, menurutnya bisa – bisa saja dikomunikasikan. Termasuk untuk jam pelayanan. Sementara ini dibuka sesuai ketentuan waktu efektif. Dan bila mana permintaan pasar membutuhkan waktu pelayanan hingga malam hari, dapat disesuaikan kemudian.

Supriyono menjelaskan, Garuda Indonesia sedang memprioritaskan penambahan outlet  CSC di wilayah Indonesia tengah, salah satunya CSC Mataram.  Secara keseluruhan, total outlet CSC 97 buah. Dari 97 itu, 53 CSC itu ada di kantor dan sisanya 44 ada di bandara.

CSC Mataram ini kerjasama antara Garuda Indonesia dengan PT. Anugerah Kawitana Kargo sebagai pengelolanya. Kota Mataram adalah salah satu daerah yang terus berkembang. Sistem pemesanan barang dengan online sudah menjadi hal yang biasa. Hadirnya CSC di Mataram ini diharapkan akan memudahkan siapapun untuk pengiriman dan pemesanan barang-barang kebutuhannya. (Bulkaini/Suara NTB)

Share:

Wednesday, 7 November 2018

Proyek Mercusuar Zul-Rohmi Itu Bernama STIP Banyumulek

STIP Banyumulek yang akan dikembangkan menjadi pusat pengembangan sains, teknologi dan industri. Beberapa fasilitas sudah terbangun di STIP Banyumulek yang terletak di by pass BIL II Lombok Barat
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) mengaku pusing juga dengan menurunnya  target pendapatan dalam RAPBD 2019, mencapai Rp102 miliar dibandingkan APBD 2018. TAPD terpaksa akan mengorbankan program-program rutin Organisasi Perangkat Daerah (OPD), anggarannya akan diarahkan untuk program-program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc - Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd (Zul - Rohmi).


Sekda NTB yang juga Ketua TAPD, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.sc, Ph.D., pihaknya akan menyisir belanja-belanja rutin OPD. Seperti perjalanan dinas, alat tulis kantor (ATK) dan lainnya. ‘’Tentu banyak program yang tidak boleh tidak kita anggarkan. Sedang kita evaluasi dengan kawan-kawan di Bappeda,’’ kata Sekda dikonfirmasi di Mataram, Selasa (6/11/2018).

Dalam KUA-PPAS  2019. Dari sisi pendapatan, RAPBD NTB 2019 terjadi penurunan.  Pada APBD 2018, jumlah pendapatan Rp5,346 triliun. Sedangkan dalam RAPBD 2019, pendapatan ditargetkan  Rp5,243 triliun. Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami penurunan. Pada APBD 2018, PAD  NTB ditargetkan sebesar Rp 1,767 triliun, sedangkan  tahun 2019, PAD ditargetkan Rp1,682 triliun. Berkurang sebesar Rp85 miliar.


Dana perimbangan pada 2018 sebesar  Rp3,317 triliun. Sedangkan pada 2019 Rp3,475 triliun. Naik Rp157 miliar. Lain-lain pendapatan daerah  yang sah Rp260 miliar pada 2018. Dalam RAPBD 2019 sebesar Rp86 miliar, berkurang Rp174 miliar. Selanjutnya, belanja tidak langsung RAPB 2019 diproyeksi mengalami peningkatan. Pada APBD 2018, belanja tidak langsung sebesar  Rp 3,015 triliun. Sedangkan belanja tidak langsung dalam  RAPBD 2019 Rp3,092  miliar. Bertambah Rp77 miliar.

Sementara, belanja langsung APBD 2018 Rp2,763 triliun, sedangkan RAPBD 2019 Rp2,151 triliun. Berkurang sekitar  Rp611 miliar lebih. Kemudian pembiayaan daerah pada APBD  2018 sebesar Rp 432 miliar lebih. Dalam RAPBD 2019 hanya Rp 20 miliar. Selisihnya dibandingkan APBD 2018 sebesar  Rp412 miliar lebih. ‘’Memang pendapatan kita yang berkurang dari tahun lalu. Pertama, dulu kita dapat dari DMB, sekarang sudah tak ada. Terus ada pajak dari dana perimbangan, dulu ada sekarang ndak ada. Itu sekitar Rp100 miliar lebih itu (berkurang),’’ jelasnya.


Sekda menjelaskan, prioritas RAPBD 2019 adalah penanganan bencana dan mewujudkan visi misi gubernur dan wakil gubernur. ‘’Prioritasnya ke sana juga (pro gram gubernur baru). Kita harapkan tentu dengan keterbatasan anggaran, itu tetap menjadi prioritas. Sehingga yang kita korbankan program-program rutin di OPD,’’ jelasnya.

Dikatakan, anggaran perjalanan dinas, ATK dan lain-lainnya yang bersifat rutin  akan dilakukan rasionalisasi atau penghematan. Sekarang, TAPD sedang mengecek atau menyisir belanja-belanja rutin OPD yang dapat dilakukan penghematan. Mengenai program mencusuar pembangunan Science, Technology, Industrial Park (STIP) Banyumulek Lombok Barat, mantan Kepala Bappeda NTB ini mengatakan itu menjadi salah satu program prioritas yang akan dianggarkan dalam RAPBD 2019. Namun, alokasi anggaran untuk pembangunan STIP Banyumulek tak akan dilakukan sekaligus melihat keterbatasan fiskal daerah.


‘’STIP bertahap. Tentu ndak mungkin sekaligus kita anggarkan satu tahun. Tahun ini mungkin Rp30-40 miliar untuk memulai saja dulu,’’ katanya.

Dari desain yang sudah dibuat, kebutuhan anggaran pembangunan STIP Banyumulek sekitar Rp300 miliar. Menurut Sekda, Pemda akan mengalokasikan dana untuk tahap awal untuk memancing anggaran pusat. ‘’Apakah dari LIPI, Kemenristekdikti. Itu kita harapkan. Sehingga dari Rp300 miliar itu mungkin porsi NTB, daerah Rp50-60 miliar. Selebihnya kita harapkan dari pusat," tandasnya. (Muhammad Nasir/Suara NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive