Be Your Inspiration

Wednesday 6 April 2016

Begasingan di Lombok Dijadikan sebagai Sarana Pengikat Persaudaraan

Proses pembuatan gasing  Lombok di Lombok Timur
Mengenang permainan anak yang biasa dimainkan saat masih kecil merupakan kenangan terindah dan lucu. Beberapa permainan yang mungkin kita mainkan saat masih kecil, misalnya seperti permainan “begasingan” jika ditelusuri saat ini, maka akan sangat mudah ditemukan.

Bahkan, permainan yang semula digemari oleh anak-anak kecil saat ini digemari pula oleh kalangan remaja bahkan orang dewasa. Kayu asam yang diukir menjadi gasing diyakini dapat menjadi sarana olahraga, termasuk pengikat persaudaraan.


Share:

Seni Kayu Ukiran Gasing Lombok Timur yang Berbeda dengan yang Lain

Gasing Lombok dari Dusun Bangket Daya Desa Kumbang
Masbagik Lombok Timur
Pada masa kini terdapat gasing yang dibuat dengan menggunakan paku dan bahan plastik yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik. Namun, gasing tradisional dibuat dengan menggunakan kayu yang diukir oleh tangan-tangan pekerja yang andal dan memiliki kreativitas tinggi. Untuk saat ini, seni kayu ukiran gasing memang tergolong musiman untuk dikerjakan, karena bersaing dengan pesatnya pertumbuhan teknologi yang mampu membuat gasing dari plastik.

Misalnya di salah satu tempat pembuatan gasing di Bangket Daya Desa Kumbang Kecamatan Masbagik Lombok Timur (Lotim). Para pekerja di sini harus beralih profesi ketika tidak sedang musim “begasingan”. Mereka terpaksa harus bekerja sebagai mekanik alat-alat kontraktor.
Namun, jika musim “begasingan” tiba seperti sekarang ini. Mereka bisa meraup keuntungan yang sangat besar per harinya hingga jutaan. “Kami sudah mengerjakaan pembuatan gasing ini sudah tiga keturunan,” ungkap Amaq Kar salah satu pembuat seni kayu ukiran gasing di Lombok Timur.
Proses pembuatan gasing di Dusun Bangket Daya
Desa Kumbang Kecamatan Masbagik
Lombok Timur
Siapapun yang berkunjung ke lokasi ini, mereka akan langsung dimanjakan dengan teknik-teknik yang ditunjukkan oleh para tangan pengukir yang memiliki kreativitas tinggi.  Segala macam model, jenis gasing yang diinginkan pemesan akan mampu disuguhkan oleh mereka yang mampu menaklukkan kaum bermodal dengan kreativitas yang dimilikinya. 
Adapun, bahan yan digunakan untuk membuat gasing menggunakan kayu bukanlah kayu sembarangan. Melainkan salah satu satu kayu yang biasa digunakan adalah jenis kayu asam dan kayu-kayu yang bisa tahan banting jika dipukul ataupun kena pukulan. Untuk mendapatkan kayu asam sebagai bahan baku, Amaq Kar biasa mendapatkan dari beberapa tempat di Pulau Lombok bahkan Pulau Sumbawa. Meski bahan baku ini sulit ditemukan, namun yang paling dijaga adalah ketersediaan bahan baku berupa kayu.
Baginya, risiko tangannya terluka akibat membentuk kayu menjadi gasing merupakan hal biasa, karena porses pembuatan satu unit gasing sangatlah rumit dan membutuhkan waktu 1 sampai 3 jam.
Gasing Lombok
Namun, sebelum proses pembuatan gasing dilakukan, kayu asam yang sudah dipotong-potong akan langsung dijemur agar kering. Bahkan, proses pengasapan juga akan dilakukan untuk menjamin kekeringan dan kepadatan dari kayu. Jika tidak, maka gasing yang sudah jadi total akan retak dan mudah hancur, jika terkena pukulan atau bantingan dari gasing lain. “Kayu harus benar-benar dijamin kering agar kayu yang diukir menjadi gasing ini kuat dan tanah banting,” tambah Adit salah satu perajin lainnya.
Gasing Lombok
Jika satu unit gasing sudah jadil total disertai dengan sampling dan pasaknya, maka harga gasing itu berkisar antara Rp 500 ribu sampai jutaan lebih tergantung besar ukuran gasing itu. Jika gasing berukuran 18 cm, maka harganya mencapapai Rp 600 ribu lebih. “Semakin besar, tentu harganya semakin tinggi pula,” jelasnya.
Untuk menambah indah rupa parasnya, proses pengecatan akan dilakukan oleh pemilik gasing sesuai dengan motif yang diinginkan. Barulah gasing yang diukir itu bisa digunakan menggunakan tali khusus yang terbuat dari pandan, benang dan lainnya. (Yoni Ariadi)
Share:

Tuesday 5 April 2016

Gubernur NTB Minta Regulasi Penghambat Sektor Pariwisata Harus Dipangkas

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi meminta bupati/walikota di daerah ini untuk memangkas regulasi-regulasi yang dapat menghambat pengembangan sektor pariwisata. Ia mengharapkan, Pemda kabupaten/kota jangan terlalu banyak membuat regulasi yang menyulitkan tumbuhnya sektor pariwisata termasuk ekonomi kreatif termasuk di masing-masing kabupaten/kota di NTB.
“Kita Pemda, bagian kita adalah memfasilitasi. Saya minta bupati/walikota, agar untuk sektor pariwisata ini minimkanlah regulasi di tingkat kabupaten/kota,’’ harap gubernur dihadapan bupati/walikota yang hadir pada pembukaan Musrenbang NTB 2016 di Mataram, Senin (4/4/2016).

Share:

Swiss, Siap Bantu Pengembangan Politeknik Pariwisata NTB

Duta Besar Indonesia untuk Swiss Linggawati Hakim didampingi
Kepala Disbudpar NTB H. L. Moh. Faozal meninjau lokasi
pembangunan Politeknik Pariwisata di Lombok Tengah,
Senin (4/4/2016)
Politeknik Pariwisata Negeri akan segera dibangun  di Kecamatan Puyung, Kabupaten Lombok Tengah. Duta Besar Indonesia untuk Swiss Linggawati Hakim, telah mendatangi lokasi dengan membawa pihak yang akan membantu untuk mengembangkan capacity building politeknik ini.

"Model pendidikan di Swiss bisa diadopsi terkait aktivitas belajarnya atau disiplinnya. Nanti Swiss akan bantu untuk TOT dan sejumlah pelatihan untuk tenaga pengajar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H. Lalu Moh. Faozal S.Sos, M.Si.

Share:

Monday 4 April 2016

Rakornas KPI 2016, Semangat dari NTB untuk Penyiaran yang Lebih Baik

Logo Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Provinsi NTB sukses menjadi tuan rumah kegiatan nasional yaitu Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KPI 2016 dan Peringatan Hari Penyiaran Nasional ( Harsiarnas) yang ke 83. Rangkaian kegiatan digelar di kota Mataram dan Senggigi, Lombok Barat dari tanggal 31 Maret – 3 April 2016. Rakornas ini menghasilkan sejumlah poin-poin penting dalam rangka mewujudkan kulitas penyiaran di Indonesia yang lebih baik.

Share:

Hadiri Dharma Santi Nyepi, Wagub Minta Keberagaman Dipelihara

Wagub NTB H. Muh. Amin memberikan sambutan
pada acara Perayaan Dharma Shanti Nyepi Isaka Warsa 1938
WAKIL Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, SH., M.Si menghadiri perayaan dharma santi Nyepi Isaka Warsa 1938 yang diselenggarakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTB. Berlokasi di Taman Mayura – Mataram, kegiatan ini merupakan rangkaian dari perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1938 yang jatuh pada tanggal 9 Maret 2016 lalu.

Acara dharma santi itu dihadiri juga oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Prof. Drs. I Ketut Widnya, MA., M.Phil., Phd, Ketua PHDI NTB Drs. I Gede Mandra, M.Si, Ketua MUI NTB, Ketua Forum Kerukunan 

Share:

Friday 1 April 2016

Tambora Jadi Taman Nasional, Pulau Satonda Jadi Zona Pemanfaatan

Kepala Disbudpar Dompu Hj. Sri Suzana

Pulau Satonda telah berubah menjadi zona pemanfaatan dari sebelumnya dilindungi. Perubahan status menjadikan pulau Satonda bisa dikelola untuk kemajuan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Perubahan ini juga sebagai danpak dari perubahan status gunung Tambora menjadi Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT) tahun 2015.

Share:

Satonda, Pulau Kecil yang Indah dan Unik di Dunia

Jalan menuju Danau Satonda
Pulau Satonda merupakan pulau kecil dengan berbagai keunikan dan keindahan alam di dalamnya. Pulau yang memiliki luas 4,8 km2 dan gunung yang memiliki ketinggian 289 mdpl serta membentuk danau pada bagian tengah pulau. Danau dengan keasaman tinggi dan hanya hidup ikan
berukuran maksimal 5 cm ini tidak terhubung dengan laut.

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive