|
Gasing Lombok dari Dusun Bangket Daya Desa Kumbang
Masbagik Lombok Timur |
Pada masa kini terdapat gasing yang dibuat dengan menggunakan
paku dan bahan plastik yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik. Namun, gasing
tradisional dibuat dengan menggunakan kayu yang diukir oleh tangan-tangan
pekerja yang andal dan memiliki kreativitas tinggi. Untuk saat ini, seni kayu
ukiran gasing memang tergolong musiman untuk dikerjakan, karena bersaing dengan
pesatnya pertumbuhan teknologi yang mampu membuat gasing dari plastik.
Misalnya di salah satu tempat pembuatan gasing di Bangket Daya
Desa Kumbang Kecamatan Masbagik Lombok Timur (Lotim). Para pekerja di sini
harus beralih profesi ketika tidak sedang musim “begasingan”. Mereka terpaksa
harus bekerja sebagai mekanik alat-alat kontraktor.
Namun, jika musim “begasingan” tiba seperti sekarang ini.
Mereka bisa meraup keuntungan yang sangat besar per harinya hingga jutaan.
“Kami sudah mengerjakaan pembuatan gasing ini sudah tiga keturunan,” ungkap Amaq
Kar salah satu pembuat seni kayu ukiran gasing di Lombok Timur.
|
Proses pembuatan gasing di Dusun Bangket Daya Desa Kumbang Kecamatan Masbagik Lombok Timur |
Siapapun yang berkunjung ke lokasi ini, mereka akan langsung
dimanjakan dengan teknik-teknik yang ditunjukkan oleh para tangan pengukir yang
memiliki kreativitas tinggi. Segala
macam model, jenis gasing yang diinginkan pemesan akan mampu disuguhkan oleh
mereka yang mampu menaklukkan kaum bermodal dengan kreativitas yang
dimilikinya.
Adapun, bahan yan digunakan untuk membuat gasing menggunakan
kayu bukanlah kayu sembarangan. Melainkan salah satu satu kayu yang biasa
digunakan adalah jenis kayu asam dan kayu-kayu yang bisa tahan banting jika
dipukul ataupun kena pukulan. Untuk mendapatkan kayu asam sebagai bahan baku,
Amaq Kar biasa mendapatkan dari beberapa tempat di Pulau Lombok bahkan Pulau
Sumbawa. Meski bahan baku ini sulit ditemukan, namun yang paling dijaga adalah
ketersediaan bahan baku berupa kayu.
Baginya, risiko tangannya terluka akibat membentuk kayu
menjadi gasing merupakan hal biasa, karena porses pembuatan satu unit gasing sangatlah
rumit dan membutuhkan waktu 1 sampai 3 jam.
|
Gasing Lombok |
Namun, sebelum proses pembuatan gasing dilakukan, kayu asam
yang sudah dipotong-potong akan langsung dijemur agar kering. Bahkan, proses
pengasapan juga akan dilakukan untuk menjamin kekeringan dan kepadatan dari
kayu. Jika tidak, maka gasing yang sudah jadi total akan retak dan mudah hancur,
jika terkena pukulan atau bantingan dari gasing lain. “Kayu harus benar-benar
dijamin kering agar kayu yang diukir menjadi gasing ini kuat dan tanah
banting,” tambah Adit salah satu perajin lainnya.
|
Gasing Lombok |
Jika satu unit gasing sudah jadil total disertai dengan
sampling dan pasaknya, maka harga gasing itu berkisar antara Rp 500 ribu sampai
jutaan lebih tergantung besar ukuran gasing itu. Jika gasing berukuran 18 cm,
maka harganya mencapapai Rp 600 ribu lebih. “Semakin besar, tentu harganya
semakin tinggi pula,” jelasnya.
Untuk menambah indah rupa parasnya, proses
pengecatan akan dilakukan oleh pemilik gasing sesuai dengan motif yang
diinginkan. Barulah gasing yang diukir itu bisa digunakan menggunakan tali
khusus yang terbuat dari pandan, benang dan lainnya. (Yoni Ariadi)