Be Your Inspiration

Monday 4 April 2016

Rakornas KPI 2016, Semangat dari NTB untuk Penyiaran yang Lebih Baik

Logo Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Provinsi NTB sukses menjadi tuan rumah kegiatan nasional yaitu Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KPI 2016 dan Peringatan Hari Penyiaran Nasional ( Harsiarnas) yang ke 83. Rangkaian kegiatan digelar di kota Mataram dan Senggigi, Lombok Barat dari tanggal 31 Maret – 3 April 2016. Rakornas ini menghasilkan sejumlah poin-poin penting dalam rangka mewujudkan kulitas penyiaran di Indonesia yang lebih baik.

Kegiatan Rakornas KPI dan Peringatan Harsiarnas ke 83 dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara Jumat (1/4) lalu di Hotel Santosa, Senggigi Lombok Barat. Hadir dalam kegiatan itu Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi bersama Istri, Hj. Erica Zainul Majdi. Ketua KPI Pusat, Dr. Judhariksawan, Ketua DPRD NTB, H. Umar Said, S.Ag, pejabat Polri, sejumlah kepala daerah, KPID seluruh Indonesia dan pimpinan SKPD lingkup Pemprov NTB.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi menerima penghargaan
dari Menkominfo Rudiantara sebagai kepala daerah
yang peduli pada dunia penyiaran di NTB
Menkominfo meminta dunia penyiaran baik lokal dan nasional untuk memperbanyak siaran yang memberikan tuntunan daripada tontonan semata. Memang katanya, dunia penyiaran tak bisa lepas dari tontonan karena menyangkut bisnis. ‘’Tontonan boleh iya sekali-sekali. Tapi bagaimanapun itu adalah industri. Tapi tidak tontonan saja namun  tuntunan juga yang senantiasa memberikan nilai tambah bagi bangsa kita,” ujarnya

Ia mengatakan, KPI Pusat dan Kementerian Kominfo saat ini sedang bersama-sama membahas beberapa isu besar terkait dengan penyiaran. Seperti rencana revisi UU Penyiaran. Menurutnya, revisi UU Penyiaran ini merupakan proses yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, dalam revisi UU Penyiaran itu akan ditetapkan sejumlah hal yang bersifat strategis menyangkut penyiaran dalam 10 -15 tahun ke depan.
Menkominfo Rudiantara, Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi
memukul gendang beleq sebagai tanda pembukaan Rakornas KPI
dan peringatan Hari Penyiaran Nasional Tahun 2016 di NTB.
Disebutkan, jumlah lembaga penyiaran swasta di Indonesia sebanyak  8.334 buah, lembaga penyiaran berbayar 376 buah. Sedangkan lembaga penyiaran komunitas hanya  16 buah. Ke depan, kata Menkominfo, pihaknya mendorong agar lembaga penyiaran komunitas khususnya untuk pendidikan diperbanyak. Untuk itu, ia meminta KPID untuk mempermudah perizinan dan evaluasi terhadap lembaga penyiaran yang terkait dengan pendidikan. “Ini kita mendorong pendidikan yang menjadi konsen bangsa ini,”ujarnya.

Sementara itu Ketua KPI Pusat Dr.Judhariksawan mengatakan, rakornas ini menjadi  momentum untuk membahas langkah-langkah strategis bagi KPI untuk menata penyiaran. Rakornas bisa menjadi spirit baru bagi seluruh lembaga penyiaran serta  pemangku kepentingan untuk menjadikan penyiaran sebagai wahana komunikasi massa, mencerdaskan kehidupan bangsa dan memperkokoh integrasi nasional. “ Kami harapkan juga media siaran bisa membentuk karakter watak bangsa yang baik serta bisa membina generasi muda menjadi generasi yang unggul. “ katanya.

Sementara itu Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengharapkan KPI untuk menggunakan kewenangan yang dimilikinya untuk melakukan pengawasan terhadap lembaga penyiaran yang ada. Ia melihat, lembaga penyiaran memegang peranan penting untuk membentuk karakter bangsa.
“Saya ajak KPID NTB, kita jadikan amanah ini sebagai kesempatan kita untuk berkontribusi bagi bangsa kita. Tentu, kita semua maklum hal ihwal penyiaran itu penting untuk bangsa kita. Penyiaran itu berperan untuk membentuk karakter bangsa,’’ kata gubernur.

Dalam kesempatan itu KPI memberikan penghargaan kepada Pemprov NTB karena dinilai sangat peduli dengan penyiaran di daerah ini. Penghargaan diterima oleh Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.

Seminar Internasional Tentang Siaran Digital

Sebelum pembukaan Rakornas dan Harsiarnas, terlebih dahulu digelar seminar internasional dengan menghadirkan sejumlah pembicara dari luar negeri. Seminar ini menjadi ajang berbagi pengalaman KPI dengan lembaga penyiaran dan regulator penyiaran dari luar negeri.

Tampil sebagai pembicara dalam seminar itu adalah Dr. Hamit Ersoy dari komisi penyiaran Turki. Hadir juga Dr Natee Sukonrat yang menjadi Kepala Komisi Komunikasi dan Penyiaran Nasional atau NBTC Thailand serta Dian Islamiati Fatwa selaku Senior Manager Development and Distributor SE Asia, ABC Australia.

Dalam seminar itu banyak dibahas terkait dengan proses migrasi media penyiaran dari system analog ke system digital. Di Indonesia kini sedang menunggu payung hukum untuk melaksanakan media siaran digital dalam bentuk revisi UU Penyiaran. Payung hukum sangat ditunggu setelah konsep siaran digital yang disampaikan oleh Menkominfo ditolak oleh sejumlah kalangan.

Dian Islamiati Fatwa dari ABC Australia berbagi pengalamannya selama bekerja di Negara tersebut. Dia mengatakan, di Australia proses digitalisasi media siaran sudah berlangsung cukup lama . Butuh waktu sekitar 13 tahun untuk melengkapi media digital tersebut yang dimulai dari kota-kota besar seperti Sydney, Melbourne, Brisbane, Perth dan lainnya.

Sementara itu Dr. Hamit Ersoy dari komisi penyiaran Turki mengatakan, di negara Turki pertumbuhan media digital cukup cepat, terlebih generasi baru dengan kemampuan teknologi yang bagus. Sehingga di Negara tersebut warga sudah mulai beralih menonton TV dan mendengarkan radio di smartphonenya. Hamit juga banyak meladeni beragam pertanyaan dari komisiener KPID yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.

Dr Natee Sukonrat dari NBTC Thailand mengatakan, pihaknya menyediakan jaringan, fasilitas, layanan dan aplikasi bagi lembaga penyaiaran di Thailand. Di Negara tersebut persaingan TV semakin ketat seiring dengan mulai diberlakukannya televii digital. Bahkan sejumlah TV digital sudah mendapat rating yang bagus. Artinya jumlah penontonnya cukup banyak.

Sekolah P3/SPS

Menyemarakkan Harsiarnas 2016, KPI menggelar Bintek Penyiaran Sekolah P3/SPS untuk para awak media penyiaran yang ada di NTB. Sekolah P3/SPS ini berlangsung selama dua hari dari tanggal 30 -31 Maret lalu.

Bintek penyiaran sekolah P3/SPS atau Pedoman Perilaku Standar Penyiaran dan Standar Program Siaran ini, adalah program pengembangan standar kompetensi awak media dalam menjalankan tugasnya sebagai insan penyiaran. Sekolah P3/SPS kali ini mengambil tema Siaran Sehat untuk Rakyat. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 30 orang pelaku penyiaran di seluruh NTB.

Komisioner KPI pusat Sujarwanto Rahmat Arifin mengatakan, sekolah P3/SPS bertujuan untuk membekali awak media penyiaran dengan pemahaman mengenai regulasi dan etika penyiaran. Program inilah yang digunakan oleh KPI dan KPID untuk menilai apa yang boleh dan tidak boleh disiarkan di TV maupun di radio.

“ Jadi yang dari radio juga paham apa yang boleh diucapkan atau disiarkannya. Yang di TV pun demikian. Mengenai batasan program apa yang boleh dan tidak boleh.”, katanya.

Sementara itu, Ketua KPID NTB, Sukri Aruman mengatakan, kegiatan ini diharapkan memberikan out come kepada awak media penyiaran untuk menghasilkan program yang sehat dan berkualitas. Pasalnya, siaran yang sehat ini sangat penting untuk mencerdaskan masyarakat.

Salah satu pemateri dalam sekolah P3/SKS tersebut adalah presenter kondang Tina Talisa. Dia sangat antusias berbagi pengalaman kepada awak media penyiaran di NTB dan para peserta juga tertarik dengan presentasi yang diberikan oleh semua pamateri dalam kegiatan tersebut.

KPI juga menggelar acara Forum Literasi Media di kampus IAIN Mataram Kamis ( 31/3) lalu. KPI kembali mengajak masyarakat untuk memantau dan mengkritisi media penyiaran, karena banyak konten siaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan publik.

Ketua KPID NTB Sukri Aruman mengatakan, persaingan media siaran yang semakin ketat membuat lembaga penyiaran terutama televisi terkadang lebih mementingkan aspek bisnis dalam bentuk rating. Karena itulah kesadaran masyarakat untuk memantau isi siaran sangat penting.  Partisispasi masyarakat bisa dilakukan dengan melaporkan tayangan televisi atau siaran radio yang dinilai melanggar aturan ke KPI.

Dalam kegiatan literasi media tersebut, tampil sebagai narasumber adalah komisioner KPI Pusat Fajar Isnugroho, dosen IAIN Mataram DR Kadri dan Dr Suprawoto yang mewakili Kemnterian Kominfo. Hadir pula Rektor IAIN Mataram Dr Mutawalli pada saat pembukaan acara.

KPI juga menggelar pasar rakyat di Bumi Gora Udayana Mataram Minggu (3/4) pagi. Kegiatan itu dilakukan sebagai upaya untuk mengkampanyekan menonton sehat kepada masyarakat. Orang tua diminta untuk melindungi anak-anak dari pengaruh buruk tayangan yang tidak mendidik.

Ketua KPID NTB Sukri Aruman mengatakan, pemilihan lokasi di Udayana pada kegiatan Car Free Day dinilai sangat tepat karena pada kegiatan tersebut masyarakat Kota Mataram berkumpul. Seluruh penyiaran di NTB juga diharapkan bisa ikut memeriahkan kegiatan tersebut agar bisa lebih dekat dengan masyatakat.

Sementara itu Komisioner KPI Pusat Azimah Subagijo mengatakan, media televisi dan radio berperan sebagai diplomasi budaya. Selain memiliki banyak manfaat, media elektronik juga memiliki tayangan yang kurang mendidik. Sehingga, sebagai penonton harus kritis dalam menikmati media. Ia mengatakan, dalam menonton TV yaitu maksimal dua jam dalam sehari. Program-program yang ditonton harus yang mendidik.(faris/radio global)-
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive