Be Your Inspiration

Thursday 22 December 2016

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Resmikan Panin Dubai Syariah Bank Cabang Lombok

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi di peresmian Panin Dubai Syariah Bank di Mataram NTB

Grand opening dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. TGH. M. Zainul Majdi, pada Rabu,(21/12/2016) di Lantai 3 Gedung bank Panin Dubai Sariah Jl. Sandubaya No. 18 Mataram. Hadir pada kesempatan itu Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTB, Yusri, Deputi Kepala Perwakilan Bank BI  Dirut Bank Panin Deni hendrawati, Ketua MUI NTB serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Grand opening ditandai dengan pengguntingan pita oleh Gubernur NTB didampingi Dirut PT. Bank Panin Dubai Syariah dan di aksikan oleh undangan yang hadir

Pada  kesempatan tersebut, Deputi kepala Perwakilan bank BI Wahyu menyampaikan LDR industri perbankan di Indonesia saat ini mencapai 89 %, sementara itu di NTB jumlah dana yang disalurkan mencapai 158,10 % melampaui jumlah dana yang dihimpun.

Wahyu juga menambahkan bahwa jika dibandingkan dengan tahun 2015 jumlah aset pihak ketiga di perbankan mengalami peningkatan dari 10 % pada tahun 2015 menjadi 22 % sampai November 2016. Di saat pasar perbankan nasional  hanya tumbuh sebesar 8% sampai November 2016 di NTB mengalami peningkatan hampir dua kali lipatnya yaitu sebesar 4,97 %. Aset bank syariah di NTB juga mengalami kenaikan dari  5 % pada tahun 2015 telah mencapai  9 % sampai  November 2016. Pembiayaan bank syariah didominasi oleh tabungan sebesar 68 %.

Sementara itu Kepala OJK Yusri melaporkan jumlah Kantor Perbankan Syariah yang ada di NTB saat ini sebanyak 55 buah dan menjadi 56 buah setelah Bank Panin Dubai Syariah.

Menurutnya, perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan positif ditengah –tengah melemahnya pertumbuhan Ekonomi Indonesia  walaupun peningkatan jumlah aset maupun dana dari pihak ketiga serta kualitas pembiayaan mengalami penurunan sedikit. Yang menjadi perhatian dirinya berkaitan dengan pembiayaan bank syariah yaitu  masih mendominasinya pembiayaan sektor konsumsi di banding sektor produktif, sehingga menurutnya, pembiayaan saat ini kurang memberikan magnetut terhadap pengurangan angka kemiskinan di NTB.  
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi didampingi Kepala OJK NTB Yusri dan perwakilan Panin Dubai Bank memotong pita sebagai tanda peresmian Panin Dubai Bank Syariah di Mataram NTB

Ia berharap ke depannya perbankan di NTB terutama perbankan syariah lebih banyak menyalurkan pembiayaan pada sektor produksi. Pertumbuhan ekonomi NTB yang mencapai 9 % melampaui pertumbuhan ekonomi nasional menururtnya seharusnya bisa menjadi peluang pasar oleh dunia perbankan, pertumbuhan pariwisata menyebabkan pertumbuhan ekonomi kreatif di NTB tumbuh dengan baik juga menjadi pasar potensial bagi bank syariah untuk menyalurkan sejumlah pembiayaan.

Selain itu, penduduk NTB yang mayoritas muslim serta komitmen NTB menjadi kiblat ekonomi syariah Nasional cukup menjadi modal berkembangnya perbankan sayariah di NTB. Sementara itu, Gubernur NTB dalam sambutannya menyampaikan ekonomi syariah merupakan suatu sistem bukan berbicara orang-perorang atau kelompok tertentu, ekonomi syariah untuk semua kelompok bahkan lintas agama.

Gubernur NTB yang kerap dipanggil Tuan Guru Bajang sebagai panggilan  akrabnya menceritakan pengalaman seorang ekonom syariah Syafi’i Antonio yang diminta berbicara di Universitas Vatikan bahwa sistem ekonomi yang tidak memperbolehkan riba tidak hanya terdapat pada Al Qur’an tetapi tertulis dalam Bibel. Artinya menurut TGB bahwa tradisi non ribawi juga terdapat dalam tradisi Katolik. Ada harapan bahwa hubungan-hubungan yang terbangun di tengah masyarakat dalam kerangka keuangan itu harus berlandaskan azas keadilan, tidak saling mengeksploitasi.
Ini  berarti bahwa sebenarnya sistem berbasis non riba bukan monopoli umat islam tetapi ada di semua agama samawi lainnya. Sehingga basis teologisnya jelas, juga ada di agama lain. Argumen lain menurut  Gubernur NTB bahwa  lembaga keuangan syariah dapat bertumbuh baik di negara-negara non muslim. Artinya menurut Gubernur secara empirik ada keberterimaan negara negara non muslim terhadap ekonomi syariah. 

“Jadi tidak perlu dibahasakan sistem ekonomi syariah hanya utuk umat islam tetapi untuk semua umat, disitulah tantangannya bahwa islam adalah rahmatan lil alamin,” tegasnya

Disampaikan juga menurut Gubernur NTB eksploitasi  pada masyarakat menyebabkan tingkat Gini Ratio naik. Saat ini Gini ratio di indonesia mencapai 4,1 % yang berarti terjadi  ketimpangan sosial semakin besar di tengah masyarakat. Hal tersebut yang memicu revolusi Mesir saat Husni Mubaraq berkuasa dimana terjadi ketimpangan social yang lebar antara kaum miskin dan kelompok kaya, dimana Gini ratio di mesir saat itu 4,7 %.


Salah satu sumbangsih perbankan dalam mengurangio Gini Ratio di indonesia menurut Gubernur NTb salah satunya dengan memperbaiki sistem perbankan yang berkeadilan melalui sistem ekonomi syariah. (Humas NTB)
Share:

Gunung Sangiang Akan Jadi Branding Internasional

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H. L. Moh. Faozal

Gunung Sangiang merupakan salah satu gunung yang ada di Pulau Sumbawa, tepatnya di Kabupaten Bima. Gunung Sangiang akan dibuatkan brand internasional, sehingga dapat diketahui oleh wisatawan. Hal ini juga berkaitan dengan potensi pariwisata yang dimiliki oleh gunung ini. Terlebih gunung ini juga memiliki sejarah yang dapat dijadikan untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi untuk berkunjung.
“Kita melihat bahwa di Kabupaten Bima itu belum ada branding untuk wisatanya. Jadi kita ingin buatkan branding Gunung Sangiang Volcano Festival, seperti halnya Tambora. Pelaksanaanya setelah Festival Tambora,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H.L.Moh.Faozal, S.Sos.,M.Si di Mataram, Selasa (6/12/2016).
Faozal mengatakan bahwa Festival Gunung Sangiang sudah masuk dalam kalender event 2017. Sehingga akan dilakukan sejumlah persiapan untuk menjadikan Gunung Sangiang sebagai salah satu destinasi wisata baru pada wisata minat khusus.
“Kita akan lihat juga ujung Sangiang itu seperti apa. Kita lihat itu potensinya ada, modelnya nanti kita rumuskan bersama. Kita lihat apa yang bisa kita jual dari sana. Yang jelas kita siap untuk membranding Gunung Sangiang di Bima ini,” ujarnya.
Salah satu yang dianggap dapat menjadi daya tarik dari gunung ini yaitu sejarahnya. Diketahui bahwa legenda tentang dua buah kapal yang memuat garam bertabrakan di perairan Pulau Sangiang. Garam yang dimuat tumpah di lautan sehingga menyebabkan air laut menjadi asin. Kapal tersebut adalah kapal milik Dua saudagar bernama Safiri Gadi dan Safiri Sango.
Safiri Gadi datang dari arah timur sedangkan Safiri Sango dari arah Barat. Tak berapa lama setelah kejadian itu, timbulah perang antara keduanya. Seluruh anak buah kapal yang merupakan babi dan rusa mati akibat perang tersebut. Melihat seluruh ABK-nya mati, Safiri Gadi dan Safiri Sango menghentikan peperangan. Usai perang, keduanya baru menyadari bahwa mereka bersaudara setelah setengah butir kelapa milik mereka disatukan kembali. Setelah kejadian itu, hewan-hewan ABK mereka hidup kembali dan dua kapal mereka berubah menjadi gunung yang ada di Pulau Sangiang.
“Sejarah dan legendanya itu cukup menarik, sehingga bisa menjadi nilai jual untuk memperkuat brandingnya,” kata Faozal. (Linggauni)
Share:

Novotel Lombok Resort Ramah Wisatawan Muslim

Kawasan Hotel Novotel Lombok

NOVOTEL merupakan salah satu resort yang ada di Kawasan Ekonomi Eksklusif (KEK) Mandalika. Hotel ini merupakan salah satu hotel yang banyak dikunjungi wisatawan. Hotel ini menyediakan fasilitas yang komplit bagi wisatawan yang menginap. Sehingga wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk mencari tempat di luar hotel untuk sekadar menikmati spa dan lainnya.
Semua persyaratannya komplit. Di tingkat nasional Novotel Lobok Resort & Villas pernah meraih predikat excellent dari supervisor nasional di 2015. Dan tahun ini, hotel berbintang empat itu berhasil memenangkan Best Halal Friendly yang digelar Kementerian Pariwisata RI. Desain hotelnya unik. Ada struktur dan gaya Sasak yang dimasukkan di bagian atapnya. Ilalang yang biasa digunakan sebagai atap rumah bagi penduduk masyarakat Sasak di pulau Lombok, dipilih jadi etalase bagian luarnya.
“Novotel Lombok Resort & Villas juga telah menyediakan setup kamar hotel yang bisa dinikmati dan digunakan wisatawan Muslim, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Kami juga menyediakan fasilitas lainnya seperti spa, pemandangan pantai yang indah, fitnes area dan lain-lain,” Kata General Manger Novotel Lombok Resort and Villas, Charles Choi, Rabu (30/11/2016).
Ia mnegatakan bahwa Novotel Lombok Resort & Villas sudah menyediakan segala kebutuhan wisatawan. Semua fasilitas yang disediakan sudah termasuk dalam world class (berkelas dunia). Dari mulai antar-jemput bandara, penitipan anak, kursi berjemur pantai, payung pantai, sarapan, pusat kebugaran, WiFi di area umum, took, layanan pijat, dan fasilitas rapat.
“Kami juga menyediakan kolam renang outdoor, penyewaan sepeda, fasilitas bisnis, kafe, concierge/layanan tamu, laundry, restoran, layanan kamar, brankas hingga pantai privat. Semuanya tersedia disini,” ujarnya.
Bukan hanya itu saja, di hotel ini juga telah disediakan berbagai makanan halal. Sehingga wisatawan tidak perlu merasa khawatir ketika mencicipi kuliner dari hotel ini.
Hotel ini juga berada di sekitar destinasi wisata unggulan NTB. Misalnya Pantai Seger yang jaraknya hanya 0,40 km dari Novotel. Pantai tersebut memiliki arus yang tenang dan air yang jernih. Tidak jauh dari sana juga terdapat Pantai Kuta, Tanjung Aan, Batu Payung dan lainnya.
“Kami memberikan fasilitas dan pelayanan yang maksimal bagi setiap tamu yang datang. Kami berharap setiap tamu merasa aman dan nyaman saat berkunjung ke sini,” harapnya. (Linggauni Suara NTB)
Share:

GM Golden Palace Ernanda Agung Jadi Ketua AHM

Roof Garden, Golden Palace Hotel Lombok

General Manager (GM) Golden Palace Hotel Mataram, Ernanda Agung D. Resmi menjabat sebagai Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM). GM yang sempat ditunjuk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua AHM ini, berjanji akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya di bidang pariwisata.

Peningkatan kualitas SDM akan diwujudkan melalui program kerja yang akan disusunnya. Sebagai daerah pariwisata unggulan, NTB harus tetap meningkatkan standar pelayanan terhadap wisatawan. Rendahnya kualitas SDM menjadi kelemahan sekaligus kendala pengembangan industri bidang jasa ini.

“Tentunya, hal utama yang harus dilakukan AHM ialah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kita akan meningkatkan SDM untuk menjamin mutu pelayanan melalui pelatihan – pelatihan,” tuturnya, usai dilantik sebagai Ketua AHM, Jumat (9/12/2016).

Selain menggerakkan AHM agar terlibat meningkatkan kualitas SDM, Ernanda juga akan mengarahkan organisasi tersebut supaya menjadi lembaga yang peduli sosial. AHM sedang menggalang dana bantuan untuk dialokasikan kepada pengelola SMP N Satu Atap Suela yang terletak di lingkungan SDN 6 Perigi. Sekolah tersebut akan dibantu atas inisiatif Mantan Ketua AHM, Reza Bovier. GM Hotel Santika ini merasa prihatin setelah melihat kondisi sekolah tersebut.
“Kita akan berupaya mengumpulkan dana CSR – CSR, untuk kita serahkan ke sekolah seperti yang disampaikan pak Reza,” tegas Ernanda.

Sebelumnya, Reza Bovier sempat menjelajah di pelosok Suela, Kabupaten Lombok Timur, dengan tujuan melihat secara langsung kondisi sekolah dimaksud. Saat mendatangi lokasi, pihaknya juga melihat potret kemiskinan yang begitu buram. Lebih – lebih, ketika mendengan cerita tentang salah satu murid di SMP tersebut mengungsi bersama keluarganya di tengah hutan.

“Anak itu, menurut cerita dari kepala sekolahnya merupakan anak yang cerdas. Dia sangat antusias bersekolah, meski perjalanan dari tempat tinggal menuju sekolahnya memiliki jarak tempuh yang relatif jauh,” tuturnya.

Reza yang turut andil dalam upaya penggalangan amal ini, berencana untuk merelokasi keluarga miskin yang mengungsi ditengah hutan itu. Pihaknya akan membantu dengan menyewakan rumah keluarga tersebut di lokasi perkampungan. Hal itu akan dilakukan supaya kepala keluarga yang bermukim di tempat terisolir itu bisa mencari nafkah di pedesaan.


“Bantuan dari kita yang swasta ini, sifatnya tidak bisa berkelanjutan. Kita hanya sanggup untuk mencarikan mereka kontrakan yang bisa mereka tempati sementara. Setelah itu, ya tentu kepala keluarga, ayah dari anak tersebut harus mencari nafkah untuk menyambung kehidupan mereka,” tandasnya. (Sahmat Darmi)
Share:

Monday 5 December 2016

Legenda Mata Air Sari Gangga (26)

Sementara Putri Faradilla masih memainkan pedangnya. Setelah beberapa lama kemudian, dia istirahat dan pergi ke tempat pemandian yang sudah disediakan.

Waktu pun berlalu. Hari sudah beranjak malam. Putri Ambarwati sudah sampai di istana. Setelah mandi dan istirahat beberapa saat, dia memanggil dayang-dayang. Putri Ambarwati meminta dayang-dayang memanggil Putri Faradilla ke tempat pertemuan keluarga secepatnya.

Tak berapa lama kemudian Putri Faradilla sudah berada di ruang pertemuan.

"Maaf, hamba telat ibu," ujarnya sambil duduk di lantai. Kemudian sungkem pada ibunya.

"Tak apa-apa," jawabnya pendek. "Sekarang, kamu duduk dan kita bicara tentang pamanmu, Pangeran Sentanu," tambahnya.

"Emang kenapa dengan paman?" tanyanya.

"Kamu harus hati-hati dengan pamanmu! Saya curiga pamanmu, ingin membuat kerajaan kita tidak damai," jawabnya.

"Benar bunda. Tadi pas di Kopang hamba dijadikan umpan untuk membunuh Pangeran Kumara," ujarnya sambil menceritakan apa yang dialaminya di Kopang.

"Sudahlah bunda sudah tahu. Bahkan, bunda melihat langsung di sana,"

"Jadi bunda ikut juga ke Kopang?" tanyanya penasaran.

"Bunda cuma melihat dari kejauhan saja. Bahkan, bunda melihat langsung di kawasan Lendang Kekeh, situasi keamanan di sana terganggu,".

"Terganggu bagaimana?" tanyanya tambah penasaran.

"Ada kawanan menyerang dusun itu. Masyarakat jadi takut, sehingga mereka bersembunyi di tempat aman,"

"Jangan-jangan ini ulah paman?" celetuk Putri Faradilla.

"Bunda tidak tahu. Tapi yang jelas kita semua harus waspada. Kita harus hati-hati berbicara pada orang-orang di sekitar kita. Siapa tahu, mereka itu kaki tangan pamanmu,"

"Baik bunda. Makanya tadi, saya marahi Kacek yang membocorkan rencana pertemuan hamba dengan Pangeran Kumara di Kopang," (Bersambung)
Share:

Penenun di Batujai Pertahankan Warna Alami di Hasil Produksi


 
bahan alami untuk tenun di Dusun Montong Batujai Lombok Tengah
SELAMA ini kita mengetahui tenunan Lombok identik dengan warna terang seperti merah atau warna emas. Penggunaan bahan ini menggunakan benang dengan pewarna buatan pabrik. Padahal orang-orang dulu, jika menenun mereka menggunakan benang yang warnanya dibuat dengan bahan-bahan di sekitarnya. Bahan-bahan yang gampang ditemui tersebut memiliki warna yang lebih kalem, sehingga mereka bisa hemat biaya.

Untuk melestarikan budaya ini, kelompok Tenun Tenar di Dusun Montong, Desa Batujai, Praya Barat, Lombok Tengah mengembangkan tenunan pewarna alami. Kelompok yang dibina oleh Perkumpulan Pancakarsa di bawah Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPUK) ini sejak 2013 mengembangkan benang dengan pewarna alami.

“Sejak awal Januari 2016, kita dibimbing oleh Maybank,” terang Jelita Sukrama, pendamping kelompok Tenun Tenar saat ditemui Ekbis NTB, Rabu (30/11/2016).

Jelita mengatakan, pembuatan pewarna alami menggunakan bahan-bahan yang banyak tumbuh di sekitar seperti pohon mangga, asem, jambu, tarum dan lain-lain. “Tarum sendiri menghasilkan warna indigo, sedangkan yang lainnya menghasilkan warna coklat, hijau, dan lainnya tergantung prosesnya,” terangnya. Proses pewarnaan benang sendiri menghabiskan waktu 3 – 7 hari tergantung lamanya penjemuran yang berhubungan dengan panas matahari.
 
Seorang penenun di Dusun Montong, Desa Batujai Praya Barat sedang menenun menggunakan pewarna alami yang terbuat dari bahan-bahan di sekitarnya
“Paling lama itu untuk warna indigo, karena warna tersebut difermentasi,” kata Jelita. Ia juga pernah eksperimen dengan menggunakan daun pandan, tetapi tidak berhasil karena warnanya yang luntur.  Selain itu, walau bahannya sama, tetapi hasil warnanya beda di setiap daerah. Pewarnaan  dilakukan sebulan sekali yang bisa menghasilkan 1 – 2 bal yang dapat untuk membuat 6 kain tergantung tebal tipisnya suri dan pakan kain untuk ukuran 120 cm  x 2 m.

Proses pengerjaan tenunan dengan benang pewarna alami memakan waktu yang lebih lama tergantung ketelatenan penenun sendiri. “Kalau rutin dikerjakan paling lama 2 minggu, tetapi kalau ditinggal kerja di tempat lain paling lama 1 bulan,” jelas Jelita. Menenun dengan benang pewarna alami memerlukan kesabaran yang tinggi, karena jika salah sedikit, maka benang akan terputus.

Kain tenun dengan pewarna alami sendiri harganya lebih mahal dibandingkan dengan kain tenunan dengan benang tekstil. “Kalau pakai benang rayon harganya dari Rp 700 – 800 ribu, misraise Rp 1,5 juta, dan benang sutra harganya Rp 2 juta,” kata Jelita.

Tenunan dengan pewarna alami ini bisa menambah pemasukan ibu-ibu yang menjadi kelompok tenun. Setiap tenunan, mereka dibayar Rp 350 ribu – Rp 600 ribu/kain yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ke depannya, Jelita berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk pembuatan galeri agar bisa memamerkan hasil produksi penenun di dusun tersebut. (Uul Efriyanti Prayoba - Ekbis NTB)
Share:

Menikmati Objek Wisata Terasering Tetebatu Lombok Timur

Areal persawahan di Tetebatu Lombok Timur. Areal ini sangat cocok untuk wisata alam, karena memiliki terasering menarik seperti di Bali

Destinasi atau kawasan wisata Tetebatu Kecamatan Sikur merupakan salah satu potensi wisata andalan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Sejumlah hotel dan homestay di kawasan ini terus tumbuh dan berkembang dengan baik. Ada beragam pilihan yang ditawarkan pelaku wisata kawasan Tetebatu ini kepada para wisatawan, di antaranya trekking ke Gunung Sangkareang, black monkey, traditional coffee process dan kesejukan serta pemandangan alam yang indah.

TERIRING dengan pertumbuhannya, tidak ditampik masih banyak yang perlu dibenahi. Hal ini terungkap dalam diskusi Pengembangan Kawasan Wisata Tetebatu di kantor Desa Kembang Kuning, Sabtu (3/12/2016).

Kepala Bidang Objek Daya Tarik dan Sarana Wisata (ODTSW) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lotim, Ahyak Mudin, mengaku, tidak ingin Tetebatu rusak, karena tidak tertata dengan baik. Dalam proses pembenahannya, perlu master plan.     

Adanya Organisasi Perangkat Daerah (OPD), 2017 mendatang dari Disbudpar menjadi Dinas Pariwisata. Struktur OPD di Dinas Pariwisata Lotim saat ini diyakinkan memberikan atensi yang besar pada kemajuan pariwisata. Di mana, semua lini disentuh, termasuk sumber daya manusia (SDM) yang bergerak pada bidang pariwisata.

Lotim juga merupakan satu-satunya daerah yang sudah menyusun Rencana Induk Pengembangan  Pariwisata Daerah (Riparda) sejak tahun 2015 lalu. Kebijakan Pemkab Lotim diterangkan sangat serius dalam pengembangan pariwisata ke depan. Termasuk Tetebatu dan sekitarnya merupakan salah satu yang masuk dalam rencana pengembangan.

Kementerian Pariwisata, GIZ dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB saat ini telah mencoba mencari pola pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Pola tersebut sudah dilaksanakan lama oleh pelaku wisata kawasan Tetebatu. Menurutnya, pembangunan pariwisata harus mengarah sesuai dengan hajatan dari komunitas pelaku wisata.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lotim, Widiyanto memandang, Tetebatu menjadi salah satu destinasi yang kaya potensi. BPPD berkomitmen terus mendorong kemajuan pariwisata daerah melalui aspek promosi.

Tetebatu lanjutnya memiliki alam pegunungan, hamparan sawah yang tercetak indah. Para pelaku wisata Tetebatu diakui sudah cukup pengalaman dan memahami pengembangannya ke depan.

Terpenting  kata Widiyanto, dalam memajukan wisata dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Diketahui di kawasan Tetebatu dan sekitarnya ada Desa Kembang Kuning, Jeruk manis, Joben, Loyok dan desa-desa di sekitar Tetebatu. Kehadiran investasi wisata di dalam kawasan itu harus memberikan dampak kesejahteraan.

Sementara itu, para pelaku wisata di Tetebatu ini terbilang sudah sangat profesional dalam menggerakkan potensi. Seperti dikemukakan Fadli, salah satu pelaku wisata yang menyebut Kawasan Tetebatu ke depan bisa menjadi tempat wisata masa depan. Upaya yang sudah dilakukan para pelaku ini, menghadirkan Youtuber se Asia Fasific untuk membuat video dan turut mempromosikan Tetebatu. Rencana juga akan hadir Google Traker.  ‘’Sejumlah event pun siap di gelar, antara lain East Lombok Summer Fest 2017 yang akan menghadirkan Menteri Pariwisata,’’ klaimnya.  (Rusliadi - Suara NTB)
Share:

Berugak Atap Ijuk Gunung Sari Tahan Hingga Ratusan Tahun

Udin dengan berugak atap ijuk hasil karyanya di Desa Kekait Gunung Sari Lombok Barat

DESA Kekait Gunung Sari Lombok Barat memiliki banyak potensi sumber daya alam (SDA). Pemanfaatan SDA ini tergantung dari kreativitas masyarakat sekitar. Jika masyarakat kreatif, maka mereka akan mampu bersaing dalam berusaha. Sebaliknya, jika tidak kreatif, masyarakat sekitar akan jadi penonton atau malahan akan tersingkir dari kampung halaman.

Besarnya potensi SDA yang dimiliki desanya dan desa tetangganya melatarbelakangi Udin, salah satu pengusaha ijuk atau atap ijuk di Desa Kekait dalam berusaha. Semula Udin hanya fokus  mengirim ijuk dalam jumlah yang cukup besar ke Bali. Namun, melihat potensi usahanya berjalan stagnan dan tidak terlalu berkembang, Udin pun mencoba mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan ijuk. Apalagi ijuk di sekitar Kekait dan daerah lain di Gunung Sari mudah didapat. Sebagai salah satu penampung ijuk di Kekait, dirinya tinggal memesan pada masyarakat yang mencari ijuk ke tengah hutan.

Atas dasar itu, Udin kemudian membuat atap berugak dari ijuk dan dipajang di rumahnya. Melihat tampilan berugak yang cukup modis membuat banyak orang tertarik dan memesan, baik untuk perumahan, tempat ibadah, khususnya pura, rumah makan, cottage dan hotel.  Bahkan, pada tahun 2015 lalu, Udin mengaku tidak pernah sepi pemesan. Setiap hari selalu ada saja orderan atau pesanan yang masuk ke tempatnya.

‘’Tapi pada tahun ini, pemesan tidak terlalu banyak. Saya tidak tahu penyebabnya. Mudah-mudahan pada tahun depan, pemesannya lebih banyak lagi,’’ tuturnya di Desa Kekait Gunung Sari, Minggu (4/12/2016).
 Ijuk yang siap dikirim ke Bali untuk atap pura dan berugak atap ijuk Gunung Sari Lombok Barat
Udin mengaku, saat ini hanya dirinya yang menggeluti atap ijuk di Gunung Sari. Apalagi, ada beberapa asesoris yang tidak mampu dibuat pengusaha lain. Di mana, asesoris ini diklaim mampu membuat tampilan berugak atau tempat ibadah menjadi lebih cantik dan enak dipandang. Namun, masyarakat atau pengusaha yang memesan atap ijuk masih terbatas, yakni untuk rumah ibadah dan pengusaha hotel.
‘’Terkadang pihak hotel mikir-mikir juga menggunakan atap ijuk. Apalagi, dibandingkan dengan atap ilalang lebih murah. Sementara atap ijuk sangat mahal,’’ ujarnya, seraya menambahkan, baru-baru ini sudah mengerjakan pembuatan atap berugak hotel di Sekotong dan Senggigi.


Untuk satu berugak ukuran sekepat (tiang empat), pembeli harus membayar yakni sebesar Rp 4 juta. Sementara berugak ukuran sekenam (tiang enam) biaya atapnya mencapai Rp 6 juta. Lain halnya, jika menggunakan atap ilalang, pembeli hanya membayar Rp 1,5 juta. Malahan di tempat lain, pembeli dengan uang Rp 4 juta bisa mendapatkan 1 berugak. Mahalnya, penggunaan ijuk sebagai atap, karena sebagai pengusaha membeli berdasarkan kilogramnya. Di tempatnya di Kekait, dirinya harus membeli Rp 3.000 per kilogram dari masyarakat. Sementara kalau dijual atau dibawa ke Bali harganya jauh lebih mahal, karena pertimbangan biaya distribusi.
Seorang pekerja sedang menganyam ijuk untuk dijadikan atap berugak atau atap pura
Bagi masyarakat yang menggunakan ijuk sebagai atap berugaknya, tambah Udin, bisa bertahan lama. Udin mencontohkan, atap Pura Mayura yang menggunakan atap ijuk mampu bertahan ratusan tahun dan diganti beberapa waktu lalu menggunakan genteng. Beda halnya, jika masyarakat menggunakan ilalang sebagai atap berugak atau rumah hanya bertahan selama lima tahun. ‘’Kalau gunakan atap ijuk, bisa tahan lama. Malahan, kayu penyangga atau bagian yang lain duluan lapuk atau diganti,’’ klaimnya.

Meski demikian, ujarnya, untuk membuat atap ijuk harus melalui proses. Di mana, sebelum anyaman atau engkelan atap ijuk ditaruh di atap harus dibersihkan dan dicari ijuk yang bagus. Setelah itu dianyam menggunakan tali ijuk yang sudah diolah, kemudian dipotong sesuai batas yang telah ditentukan dan disisir, sehingga menjadi lebih rapi. ‘’Jadi kenapa atap dari ijuk mahal, karena kuat dan tahan lama. Termasuk prosesnya juga beda,’’ terangnya.

Di satu sisi, Udin juga mengharapkan pemerintah memperhatikan usaha yang digeluti pengusaha kecil di Desa Kekait. Dirinya tidak ingin, janji pemerintah yang akan memberikan bantuan modal atau peralatan di tahun 2000 lalu terulang kembali. Baginya, dukungan pemerintah terhadap usaha masyarakat sangat diharapkan dan tidak hanya janji-janji semata. (Marham)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive