Be Your Inspiration

Monday 14 August 2017

Berkreasi Buat Lampu Dinding Cantik dari Pipa Paralon

Perajin lampu dari pipa paralon di Karang Kemong Cakranegara Kota Mataram

IDE kreatif seseorang bisa datang secara kebetulan dengan melihat sesuatu benda di sekitarnya. Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Khota yang terinspirasi membuat kerajinan dari pipa paralon.


“Idenya setelah melihat mertua yang memiliki sisa paralon air yang terbuang sia-sia, makanya saya terpikir membuat kerajinan dari itu,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB di Karang Kemong, Cakranegara, Rabu (26/7/2017).

Dirinya mulai membuat kap lampu dinding dari paralon bulan April 2017. Namun, ide membuat kap lampu dinding sudah ada sejak Februari. Sebelum membuat kap lampu paralon ini, dirinya lebih dahulu membuat kerajinan ukiran menggunakan gabus.


Untuk membuat satu buah kap lampu dinding, Khota biasanya menggunakan pipa paralon berukuran 3 - 4 inchi. “Tetapi yang paling tepat digunakan yang berukuran 4 inchi karena diameternya lebih besar,” ujar pria 45 tahun ini.
Lampu dari pipa paralon buatan Karang Kemong Cakranegara Kota Mataram

Panjang kap lampu yang dibuat berukuran 35 cm yang kemudian diberikan berbagai macam ukiran untuk mempercantik tampilan. “Yang paling banyak saya buat adalah ukiran kaligrafi, hewan, sketsa, sesuai pesanan yang diinginkan pembeli,” katanya.

Dari semua jenis ukiran tersebut, yang paling diminati konsumen adalah ukiran sketsa, terutama sketsa diri sendiri. “Mengukir di paralon itu sama seperti mengukir di kayu dan gabus, membutuhkan keterampilan seni,” kata Khota.

Dalam membuat kap lampu paralon ini, ia dibantu oleh anak keduanya, Bagus Septianto, yang masih duduk di bangku SMK. “Agar nantinya ada yang melanjutkan usaha ini, juga karena dia memiliki kemampuan,” tukasnya.

Khota dan Bagus bisa menyelesaikan 1 buah kap lampu dalam waktu 3 jam saja. Untuk mempercepat proses pembuatan, dirinya membuat alat khusus agar proses mengukirnya menjadi mudah dan tidak memakan waktu yang lama.


Untuk mengukir sendiri, ia menggunakan alat ukir khusus. sehingga hasilnya terlihat rapi. “Paralon yang kita gunakan untuk kap lampu ini bukan paralon bekas, karena saya belum tahu di sini di mana bisa mendapatkannya,” jelasnya.

Harga untuk 1 kap lampu paralon ini sendiri berkisar antara Rp 125 – 150 ribu tergantung jenis ukiran dan lampu yang digunakan. Sementara ini, Khota menjual barang produksinya hanya melalui sosial media atau melalui pembeli yang sudah tahu sebelumnya. “Karena produksinya yang masih terbatas akibat mahalnya harga bahan baku, jadi belum sempat untuk promo ke toko oleh-oleh,” katanya. Selain itu, keterbatasan alat produksi menjadi kendalanya dalam membuat produk lebih banyak lagi. Tetapi produk kap lampunya ini sudah dikirim sampai Bandung.

“Tanggapan masyarakat sangat bagus akan produk ini. Karena kita pernah jualan di Sangkareang banyak yang terjual,” jelasnya.

Untuk itu, ia ingin ke depannya bisa memajukan usahanya kerajinannya ini. “Saya berencana membuat berbagai macam model dan bentuk kerajinan dari paralon ini sehingga bisa menjadi oleh-oleh khas Lombok,” tutupnya. (Uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)
Share:

Menghidupkan Kembali Topeng Labuapi Lombok Barat yang Nyaris Punah

Buat Topeng Labuapi Lombok Barat NTB

Memasuki Dusun Labuapi Utara, Desa Labuapi Lombok Barat (Lobar), terlihat aktivitas warga yang sedang mengukir kayu menjadi topeng. Ada juga yang bertugas mengamplas ukiran topeng tadi agar lebih halus yang biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Di Lombok, Labuapi sudah lama dikenal sebagai sentra pembuatan topeng terbaik.

Salah satu pembuat topeng, Rubai’i, mengaku, kerajinan topeng di daerahnya berkembang sejak tahun 1990-an. “Awalnya saya kerja sama orang, baru kemudian buat usaha sendiri,” ujarnya saat ditemui Ekbis NTB beberapa waktu lalu.

Ia menuturkan, jika dirinya termasuk yang paling akhir terjun membuat topeng. “Jadi pas saya mulai buat, orang-orang di sini memang sudah mahir buat,” akunya.

Topeng Labuapi Lombok Barat NTB

Model topeng khas Lombok sendiri berbeda dengan topeng-topeng dari daerah lain. Kalau dari daerah lain, matanya terbuka tetapi kalau Lombok matanya tertutup dan mulutnya terbuka dengan ukuran yang memanjang. Ia menambahkan jika ada konsumen yang meminta dibuatkan model lain, baru dibuat. “Ada juga topeng yang dibuat hanya sampai setengah mulutnya dan ditambahkan gigi. Itu untuk pementasan cupak gerantang, tapi sekarang sudah jarang,” tuturnya.

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan topeng adalah kayu. Apalagi hasil pembuatan topeng ini untuk diekspor ke beberapa negara tujuan. “Di sini kita buat topeng yang kualitas super. Ukuran dan bentuk kayu menentukan kualitasnya,” kata Ruba’i.

Perajin lainnya, Salman, menambahkan jika topeng biasanya terbuat dari kayu mahoni, kayu bajur dan kelapa. Menurutnya, yang paling bagus adalah kayu mahoni. ‘’Bajur juga bagus, yang beda hanya di seratnya saja,” ujarnya.

Dalam menyelesaikan 1 buah topeng berukuran 100 cm, Salman mengaku bisa menyelesaikan dalam kurun waktu 1 jam saja. Sementara topeng yang dibuat hanya 3 buah per hari. Adapun topeng yang paling kecil ukurannya adalah topeng berukuran 8 x 25 cm, sedangkan ukuran paling besar bisa mencapai 2 meter. ‘’Tetapi yang paing banyak diminati di sini yang ukuran 35 cm x 2 meter,” jelasnya.

Biasanya topeng buatannya digunakan sebagai pajangan rumah, kantor, maupun hotel. Harganya beragam, mulai dari Rp 12.500 – Rp 250.000 untuk topeng yang masih berbentuk setengah jadi.  “Sedangkan kalau sudah jadi harganya bisa sampai Rp 1,5 juta,” katanya.

Pemasaran topeng Labuapi sudah merambah skala nasional bahkan sampai luar negeri. Setiap 3 bulan sekali mereka mengirim ke Bali dengan omzet Rp 80 juta Rp 100 juta setiap kali pengiriman. Sementara untuk pasaran luar negeri, ia pernah mengirim ke Prancis bahkan sampai Jamaika. “Setelah bom Bali penjualan kita sempat menurun. Baru-baru ini banyak yang cari kembali,” ujarnya.

Ia menambahkan dulu setiap bulannya bisa mendapat keuntungan penjualan sampai Rp 25 juta. “Pasarnya masih ada, tetapi sekarang pengepulnya yang sedikit,” tukasnya.

Ruba’i juga menambahkan permasalahan yang dihadapi sekarang adalah mahalnya harga kayu. “Dulu harga 1 truk kayu hanya Rp 1 juta, tetapi sekarang beli 2 carry harganya Rp 5 juta,” ujarnya. Apalagi sekarang kayu yang dijual harus memiliki izin jual baru bisa dikirim. “Biasanya kita dapat kayu dari Lombok Tengah atau Sesaot. Sekarang kayu sudah sedikit jumlahnya,” tukasnya. (Uul Efriyanto Prayoba/Ekbis NTB)

Share:

Thursday 29 June 2017

GUBERNUR NTB TGH. M. ZAINUL MAJDI GELAR OPEN HOUSE

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dan keluarga menggelar open house di kediaman pribadi di Gelang Kelurahan Pancor Lombok Timur
Lebih dari 1000 warga dari berbagai penjuru NTB memadati kediaman pribadi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi di Gelang, Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Lombok Timur. Kediaman orang nomor satu di NTB ini dipadati ribuan warga sejak pagi hingga sore, Senin (26/6/2017).
Setiap tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Hari Raya Idul Fitri, gubernur beserta keluarga besar rutin menggelar open house. Juru Bicara Keluarga, H. M. Khairul Rizal, ST, M. Kom yang dikonfirmasi Suara NTB mengatakan, kegiatan open house ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk bertemu Tuan Guru Bajang (TGB) - sapaan akrab Gubernur NTB, yang menjadi pemimpin NTB sekaligus sebagai ulama.  ‘’Makanya tuan guru membuka, menggelar silaturahim setiap tanggal 2 Syawal,’’ jelasnya.
Kegiatan open house yang digelar gubernur di kediaman pribadinya itu dikhususkan bagi masyarakat umum. Sementara, untuk para pejabat, sudah digelar usai salat Idul Fitri di Pendopo Gubernur di Mataram.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat open house di kediaman pribadi di Gelang Kelurahan Pancor Lombok Timur
Ketua DPRD Lombok Timur ini menjelaskan, tujuan digelarnya open house selama sehari di kediaman gubernur ini, supaya masyarakat secara langsung bertemu dengan pemimpinnya. Ia menyebutkan, warga yang datang bukan saja berasal dari Pulau Lombok. Tetapi juga dari Pulau Sumbawa.
‘’Supaya masyarakat bisa bertemu sama beliau, bersalaman, ramah tamah. Ini khusus untuk masyarakat saja,’’ ungkapnya.
Rizal memperkirakan ada ribuan bahkan belasan ribu warga yang datang untuk bersalaman dengan gubernur. Sejak pagi sampai sore, warga dari berbagai daerah di NTB berduyun-duyun datang ke kediaman gubernur tersebut.
‘’Ada ribuan orang. Ini sampai sore terus begini. Ndak berhenti-berhenti dari pagi sampai jam 5 sore. Bahkan kalau malam ada tokoh masyarakat dan tokoh agama yang datang,’’ katanya.
Salah seorang warga yang ditemui, Abdul Gafur mengatakan, ia bersama warga kampung lainnya rutin setiap tahun datang pada kegiatan open house di rumah gubernur. Pria asal Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru ini mengatakan, dia datang bersama 30 orang warga lainnya.
Mereka datang menggunakan mobil bak terbuka. Tetapi ada juga yang menggunakan sepeda motor. Ia menyebut, kegiatan open house ini rutin digelar sejak TGB menjadi gubernur 2008 silam. Gafur menambahkan, kegiatan open house ini menjadi momentum untuk dapat berjabat tangan dan bertemu secara langsung dengan gubernur.
Gubernur bersama istri, Hj. Erica Zainul Majdi dan keluarga besar Ummi Hj Siti Rauhun Zainuddin Abdul Madjid, seperti  Hj. Siti Rohmi Djalilah langsung menyapa setiap tamu yang datang. Open house di kediaman gubernur tersebut  untuk membangun silaturahmi antara masyarakat. Terlebih, gubernur yang akrab disapa TGB  ini  juga merupakan   Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (NW) Pancor.
Kesempatan open  house juga karena ingin lebih mendekatkan diri dengan  masyarakat. Momentum Idul Fitri dipandang sebagai waktu yang tepat untuk membangun komunikasi dan silaturahmi dengan baik. Sehari sebelumnya, acara open house gubernur dan Wakil Gubernur NTB, H.Muh.Amin, SH.M.Si diadakan di rumah dinas atau pendopo masing-masing  sejak  pukul  09.00- 12.00 Wita. Sorenya open house kembali dibuka di pendopo gubernur dari jam 19.00-21.00 Wita, sedangkan di pendopo wakil gubernur dibuka lebih awal dari jam 14.00- 17.00 Wita. (Muhammad Nasir/SuaraNTB)
Share:

Thursday 25 May 2017

BAZAR dan KAMPUNG RAMADHAN 1438 HIJRIAH DIBUKA WAGUB NTB


Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi Sekda NTB H. Rosiady Sayuti meninjau bazar dan kampung Ramadan di Kompleks Islamic Center NTB, Kamis (25/5/2017)

Mengawali rangkaian kegiatan  event Pesona Khazanah Ramadhan di Bumi Seribu Mesjid, sekaligus menyambut tibanya bulan suci Ramadhan tahun ini, Pemerintah Provinsi NTB mengadakan bazar  dan kampung Ramadhan yang diisi stand stand yang menjual sembako, ta'jil, perbankan syariah dan stand ekonomi kreatif.

Bazar dan kampung Ramadhan  tersebut dibuka Wakil  Gubernur NTB, H.Muh. Amin SH. M.Si, Kamis, 25/5-2017 di depan Gedung Pendidikan Islamic Center Nusa Tenggara Barat di jalan Udayana Mataram.

Pada saat itu Wagub mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Bulan Ramadhan sebagai sarana untuk menjaga dan merawat kebhinekaan dan memberikan kesempatan bagi semua pemeluk agama agar dapat menjalankan ibadahnya masing-masing.

Pembukaan Bazar dihadiri oleh Sekda  NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, Ph.D, Ketua BKOW Prov. NTB Hj. Syamsiah M. Amin, dan Kepala SKPD lingkup Prov. NTB.

Kepala Dinas Pariwisata melaporkan bazar ini merupakan pembukaan dari rangkaian Pesona Khazanah Ramadhan Tahun 2017 yang akan berlangsung selama 25 hari. "Bazar diisi stand-stand yang menjual sembako dan ta'jil, stand perbankan syariah, dan stand ekonomi kreatif," jelasnya.

Sementara itu, Wagub  menyampaikan pemerintah provinsi NTB sedang memajukan beberapa sektor unggulan, seperti pariwisata dan pertanian. Seperti kemarin, kami baru saja menerima kunjungan 4 menteri di Sembalun. Kunjungan 4 menteri tersebut dalam rangka membangun sentra bawang putih di Sembalun yang sempat jaya pada masa pemerintahan Soeharto, jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dalam membangun Provinsi NTB.

Untuk itu, Wagub berharap kegiatan selama bulan Ramadhan yang dikemas dalam Pesona Khazanah Ramadhan dapat membawa berkah. "Bazar ini bertujuan untuk mengembangkan ekonomi kreatif, dengan berkembangnya ekonomi kreatif akan membuka peluang kerja bagi masyarakat, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan, serta mengurangi angka kemiskinan yang masih menjadi PR kita bersama," pungkasnya. (Humas NTB)

Share:

NTB LUNCURKAN APLIKASI HALAL TOURISM PESONA LOMBOK SUMBAWA.

Launching Aplikasi Halal Tourism Pesona Lombok Sumbawa di Pendopo Wagub NTB, Kamis (25/5/2017)


Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meluncurkan aplikasi yang memudahkan wisatawan untuk menemukan letak Mesjid, rumah makan dan destinasi wisata terdekat. Aplikasi tersebut diberi nama APPS Lombok Sumbawa, merupakan kerjasama antara PT. Telkomsel dengan Dinas Pariwisata Provinsi NTB

Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si pada acara penandatanganan MoU dan Launching APPS, Kamis (25/5/17) di Pendopo Wagub NTB menegaskan kreativitas anak bangsa di bidang teknologi informasi telah berdampak pada kemajuan pada banyak sektor, termasuk di sektor pariwisata.

Ia menjelaskan seiring dengan majunya berbagai sektor industri di NTB, efek yang diterima oleh masyarakat adalah terbukanya lapangan kerja, berkurangnya angka pengangguran dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

"Ini merupakan momentum bagi kita untuk menumbuh kembangkan ekonomi kreatif di NTB. Kita semua di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok patut bersyukur," tambahnya

Suasana proses launching Aplikasi Halal Tourism Pesona Lombok Sumbawa

Di tempat yang sama, Ririn Widaryani selaku Excecutive Vice President (EVP) Telkomsel Area Jawa-Bali menyampaikan, kerjasama antara Telkomsel dengan NTB insya Allah akan terwujud sebentar lagi. "Ini merupakan kerjasama yang luar biasa antara Telkomsel dengan NTB", ungkapnya.

Dalam kerjasama tersebut, Telkomsel mempersembahkan aplikasi terbarunya, yakni aplikasi Halal Tourism "Pesona Lombok Sumbawa". Secara teknis, aplikasi ini dapat memudahkan wisatawan domestik dan mancanegara, dalam menemukan lokasi masjid terdekat, letak rumah makan, letak hotel yang berada di pusat kota dan lainnya. "Mudah-mudahan apa yang kami persembahkan bisa meningkatkan pariwisata di NTB", tambah Ririn.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, H. L. M. Faozal menyatakan, proses kerjasama ini sudah berjalan hampir tiga sampai empat bulan, aplikasi dan dukungan untuk pariwisata sangat membantu. Tentunya, semua berharap kehadiran aplikasi ini dengan beragam kemudahannya, dapat meningkatkan antusiasme kunjungan wisatawan ke NTB. (Humas NTB)

Share:

DUKUNG SEMBALUN SEBAGAI SENTRA BAWANG NASIONAL, BUMN SERAHKAN CSR Rp 2,49 Miliar,


Pembagian CSR yang dilakukan jajaran BUMN dihadiri Menteri BUMN, Menteri Pertanian dan Menteri Desa PDT dan Transmigrasi di Sembalun Lombok Timur, Rabu (24/5/2017)
Dalam rangka membangun kejayaan Sembalun sebagai salah satu sentra bawang di Indonesia, Menteri BUMN Rini M. Soemarno bersinergi dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri  Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, melakukan kunjungan kerja ke Sembalun, Lombok Timur (Rabu, 24/5/2017).

Dalam kunjungan tersebut, Kementerian BUMN menyerahkan bantuan CSR sebesar Rp 2,49 miliar.
Wakil Gubernur NTB, H.Muh Amin, SH.M.Si menyambut kunjungan ketiga menteri di Desa Sembalun Lawang, tepatnya di halaman kantor camat  Sembalun, Lombok Timur, lokasi pendaratan helikopter yang ditumpangi oleh Ketiga menteri.
Dari lokasi ini ketiga menteri didampingi Wagub NTB dan Wakil  Bupati Lombok Timur menuju Dusun Lebak Daya Desa Sembalun Lawang untuk melakukan penanaman bawang putih bersama sama petani bawang setempat.

Menteri  Rini M. Soemarno mengatakan, Lombok Timur khususnya daerah Sembalun, memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi sentra bawang putih. Namun dewasa ini potensi Sembalun tersebut tertutup oleh berubahnya fungsi lahan pertanian dari bawang putih ke komoditas yang dianggap lebih menjanjikan oleh masyarakat setempat.

“Saat ini tingkat konsumsi bawang putih kita mencapai sekitar 400.000 ton per tahun. Dengan luas lahan pertanian bawang putih saat ini seluas 2.563 ha, produksi bawang putih kita baru 20.295 ton per tahun. Dengan demikian kapasitas produksi bawang putih dalam negeri belum mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat. Untuk itulah Kementerian BUMN bersinergi dengan Kementerian Pertanian, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dalam rangka mendorong dan membangun kejayaan Sembalun menjadi sentra bawang putih nasional,” terang Rini.

Dalam kunjungan kerja tersebut BUMN berkomitmen untuk menyalurkan sejumlah bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) BUMN Hadir Untuk Negeri. Sejumlah BUMN antara lain Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Pupuk Indonesia, Angkasa Pura II, Sang Hyang Seri, Bulog dan Pertani pada acara itu menyerahkan  bantuan CSR senilai lebih dari Rp2,49 miliar kepada masyarakat Sembalun.

“BUMN siap  memberikan dukungan bagi para petani untuk semangat mengembangkan lagi bawang putih. BUMN akan berikan Kartu Tani dan Kredit Usaha Rakyat meningkatkan produksi. Dari sisi pemasaran, Bulog juga akan menyerap hasil produksi sehingga petani mendapatkan keuntungan yang cukup. Jadi kami berharap bantuan ini dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat petani bawang di sini. Dengan demikian Sembalun dapat tampil menjadi sentra bawang putih di Indonesia,” ujar Rini.

Share:

Menteri BUMN, Menteri Desa PDT dan Transmigrasi dan Menteri Pertanian Tanam Bawang Putih di Sembalun


Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertanian Andy Amran Sulaiman, Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin menanam bawang putih di Sembalun Lombok Timur

Sembalun, kawasan Gunung Rinjani Kabupaten Lombok Timur akan dijadikan lumbung penyangga produksi bawang putih nasional. Hal ini ditegaskan Menteri Pertanian RI, Andy Amran bersama Menteri BUMN, Rini Soemarno, dan Menteri PDT & Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo didampingi  Wakil Gubernur NTB, H.Muh. Amin, SH. M.Si dan Wakil Bupati Lombok Timur, saat melakukan penanaman bawang putih bersama di Dusun Lebak Daye  Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Rabu, 25/5/2017.

"Tiga menteri sekaligus datang ke sini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap Sembalun ini," tegas Mentan yang melanjutkan perjalanan dari  Lombok International Airport (LIA) menuju Sembalun mengunakan helikopter.

Sembalun ditetapkan sebagai lumbung bawang putih nasional cukup beralasan bagi pemerintah pusat, Sembalun memiliki  4000 hektar lahan potensial. Sedangkan saat ini, sebanyak 300 ha lahan akan digunakan untuk menanam bawang putih. Selain bawang putih, berbagai tanaman holtikultura juga dikembangkan di daerah ini.

Sembalun juga menjadi destinasi wisata. Dengan perpaduan pertanian dan pariwisata, maka Sembalun menjadi destinasi andalan NTB sekaligus menjadi sentra dan penyokong pertanian nasional. Kedua potensi tersebut dapat mendorong kesejahteraan masyarakat NTB, khususnya di Lombok Timur.

Kegiatan yang mengusung tema Bersama Membangun Kejayaan Sembalun tersebut menjadi komitmen pemerintah, dengan memberikan dukungan peralatan pertanian berupa kultivator, traktor, KUR dan kartu tani.
Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertanian, Menteri Desa PDT dan Transmigrasi, Wagub NTB H. Muh,. Amin saat menanam bawang putih di Sembalun, Rabu (24/5/2017)
Selain itu, Mentan menargetkan dalam waktu dua tahun, swasembada bawang putih dapat tercapai. Namun, Mentan menyampaikan beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu membangun embung dan pemanfaatan lahan selama ini belum dilakukan secara optimal.

"Kami targetkan 10.000 hektar di Sembalun ini untuk tanaman bawang putih. Kalau ini tercapai, maka stok bawang putih nasional akan aman," ungkapnya di hadapan ratusan masyarakat Sembalun.
Dengan pencapaian Terget tersebut menurut Mentan, tidak akan ada impor bawang putih, bahkan yang ada Indonesia akan mengexport komoditas tersebut.

Sementara itu, Menteri BUMN dan PDT berkomitmen menjadikan Lombok Timur sebagai daerah zero miskin. Artinya, dengan pemberdayaan lahan pertanian dan pariwisata, maka akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Wagub NTB, H. Muh. Amin, SH. M.Si yang mendampingi para menteri menyampaikan kunjungannya tersebut akan memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Ini  membanggakan dan sejarah bagi masyarakat

Sembalun menyimpan berbagai kekayaan dan potensi, khususnya bagi holtikultura. Rinjani menjadi tempat wisata. Kunjungan wisatawan 3,5 juta. Berbagai infrastruktur sangat dibutuhkan, seperti dam dan bendungannya untuk mendukung produksi pertanian dan mendukung pengambilan nasional. 2017 merupakan tahun akslerasi. Potensi lahan di NTB masih luas untuk pengembangan hortikultura dan komoditas lainnya. (Humas Setda NTB)



Share:

Wednesday 17 May 2017

Konsulat Jenderal India Tawarkan Beasiswa Program Penuh ke Gubernur NTB

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi (kiri) dan Konjen India di Bali R. O Sunil Babu  di ruang kerja Gubernur NTB, Rabu 17/5/2017 
Konsulat Jenderal India di  Bali, R.O. Sunil Babu melaksanakan kunjungan kerja selama 2 (dua)  hari di Nusa Tenggara Barat. Mengawali kunjungan kerja di Bumi Seribu Masjid ini, Sunil Babu yang didampingi sekretarisnya  menemui Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi di ruang kerjanya, Rabu (17/5/2017).

Tujuannya adalah untuk menawarkan program beasiswa pendidikan penuh bagi putra putri NTB yang berminat melanjutkan pendidikan jenjang S1, S2 dan S3 di India. Pemerintah India akan menyediakan beasiswa penuh untuk biaya pendidikannya hingga  selesai.

Gubernur  NTB, saat itu didampingi Asisten  Perekonomian, H. Chairul Mahsul dan Kadis Pendidikan  dan Kebudayaan, Drs. H. Suruji menyambut baik  dan mengapresiasi kunjungan Konjen India tersebut. Dengan bahasa  Inggris, Gubernur  TGB menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan program beasiswa pendidikan yang disediakan oleh Pemerintah India.

Gubernur mengungkapkan, pendidikan merupakan aspek yang mendasar dalam pembangunan bangsa, termasuk di NTB.  Oleh karena itu, Pemda NTB saat ini terus mendorong sektor pendidikan, dengan  mengembangkan berbagai inovasi  untuk  mempercepat progres atau kemajuan pendidikan. Bahkan TGB juga menceritakan, pekan lalu mengunjungi mahasiswa NTB di Jateng dan Yogyakarta, guna  memotivasi mereka agar giat belajar dan menempa  diri.

Gubernur TGB menyampaikan kekagumannya pada kemajuan pendidikan di india, dimana india  memiliki banyak inventor. Bahkan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, India mengalami perkembangan teknologi sangat cepat, ujarnya.

Dilihat dari sejarah, kata TGB, Indonesia dan India telah memiliki hubungan erat sejak sebelum kemerdekaan. Dan bahkan masyarakat Indonesia dan India dalam beberapa sisi memiliki banyak kesamaan. Dalam proses kemerdekaan RI, negara India adalah negara pertama yang memberi pengakuan. Namun bedanya India dalam sejarah kolonialisme, Inggris mengajarkan India, sedangkan apa yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia adalah benar-benar menjajah.  "Kami berharap  program beasiswa yang ditawarkan India  akan dapat dimanfaatkan memperkuat kemajuan pendidikan di NTB," harapnya.

Komjen India, Sunil Babu  mengungkapkan hubungan India Indonesia, selain diwujudkan dalam bidang kerjasama pendidikan dan kebudayaan, juga hubungan antar masyarakat kedua negara semakin erat, dengan makin berkembangnya sektor pariwisata. Masyarakat India yang melancong ke Indonesia, termasuk NTB terus meningkat. (Humas Setda NTB)


Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive