Be Your Inspiration

Monday 24 September 2018

Gubernur NTB Doktor Zul Hadiri Acara Pujawali di Pura Jenggala Desa Jagaraga Lombok Barat

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah saat menghadiri acara Pujawali di Pura Jenggala Desa Jagaraga Lombok Barat, Senin (24/9/2018)
Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah memberikan motivasi kepada anak-anak muda di Dusun Tambang Eleh saat menghadiri Pujawali di Pura Jenggala Desa Jagaraga Kecamatan Kuripan Lombok Barat, Senin (24/9/2018).

Gubernur menjelaskan, program pemeliharaan ke depan adalah mengirim 1.000 anak muda NTB untuk belajar di Eropa, seperti di Polandia. Ia berharap, dari seribu anak muda yang dikirim itu, akan ada para pemuda dari Jenggala yang mengikuti program tersebut, sehingga, para pemuda itu dapat mempromosikan keindahan alam dan budaya NTB di Eropa.

"Saya melihat potensi anak-anak muda di sini luar biasa. Saya berharap ada yang bisa mendapatkan beasiswa ke Polandia nanti, sehingga bisa menjadi duta budaya dan menari di sana,"  harapnya

Karena itu, Doktor Zul mengajak masyarakat dan anak-anak muda Jenggala, untuk mencintai segala potensi yang dimiliki daerah. Karena menurutnya, dari sekian negara yang pernah ia kunjungi dan pernah belajar, Indonesia atau NTB,  tidak kalah indahnya dengan negera-negara di Eropa.

Oleh karena itu ia berharap, silaturrahmi dengan kalangan masyarakat di Desa Jenggala tidak hanya akan terjadi sekali saja, akan tetapi bisa terus berlanjut di masa-masa yang akan datang.

Sementara itu, tokoh masyarakat Dusun Tambang Eleh mengatakan bahwa kedatangan orang nomor satu di NTB di tempatnya merupakan hal yang sangat spesial. Kedatangan gubernur telah memberikan motivasi besar bagi segenap masyarakat di Jenggala, khususnya di Dusun Tambang Eleh. (Humas NTB)
Share:

Sunday 23 September 2018

Gubernur dan Wagub Serah Terima Jabatan dengan TGB dan H. Muh.Amin

Serah terima jabatan dari mantan Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi kepada Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Jumat (21/9/2018).

Gubernur dan Wakil NTB menggelar serah terima jabatan (sertijab). Sertijab, Gubernur dan Wakil Gubernur NTB periode 2013-2018, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan H. Muh. Amin., S.H., M.Si kepada Gubernur dan Wakil Gubernur masa jabatan 2018-2023, Dr. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc ., dan Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, berlangsung di Ruang Rapat Utama (RRU), Kantor Gubernur NTB, Jumat (21/9/2018). Sertijab itu digelar, setelah Gubernur NTB dan Wakil Gubernur NTB dilantik Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, Rabu 19 September 2018 lalu, di Istana Negara.

Disaksikan sejumlah Bupati/Walikota se-NTB, Sertijab tersebut diawali dengan Pembacaan petikan Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang Pengesahan Pemberhentian Gubernur dan Wakil Gubernur NTB periode 2013-2018 dan  Pengesahan Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur masa jabatan tahun 2018-2023. Kemudian acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara Sertijab serta dilanjutkan dengan penyerahan memori jabatan, oleh Dr. TGH. M. Zainul Majd kepada Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah.

Doktor Zul, sapaan akrab Gubenur NTB itu menegaskan, dirinya bersama seluruh parangkat pemerintah yang ada, akan langsung bekerja. Sebab, tugas dan pekerjaan yang akan dihadapi kedepan ini tidak mudah. Terutama menyangkut proses rehabiltasi dan rekonstruksi masyarakat terdampak gempa. Bahkan, diprediksikan pertumbuhan ekonomi NTB, akibat bencana gempa ini paling tinggi nol persen. “Kalau kita tidak cepat merespon pekerjaan ini, maka pertumbuhan ekonomi NTB bisa minus,” ungkap gubernur.

Karena itu, Gubernur kelahiran Sumbawa itu mangajak semua pihak untuk terus menunjukkan kebersamaan dan kekompakan demi memulihkan keadaan masyarakat NTB pasca gempa. Bahkan lanjut Gubernur, dirinya akan menggelar silaturrahim dengan Bupati/Walikota Se-NTB. Hal ini dilakukan untuk menyatukan kekuatan dan kebersamaan untuk membangun daerah.

Selanjutnya, Gubernur Doktor Zul menyampaikan terima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2013-2018, Tuan Guru Bajang dan Muh. Amin. Meski tidak menjabat secara formal, TGB dan Muh. Amin tetap memberikan saran, inspirasi dan gagasan untuk kemajuan NTB ke depan.

Hadir saat itu, Ketua DPRD Provinsi NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaedah, SH., MH, Anggota Forkopimda NTB dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lingkup Pemprov NTB. (Humas NTB)

Share:

Sehari Setelah Dilantik, Gubernur dan Wakil Gubernur Gelar Rakor Penanganan Gempa NTB

 
Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat Rakor Penangganan Gempa Lombok di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Kamis (20/9/2018)
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah langsung menggelar rapat koordinasi (Rakor) penanganan pascagempa Kamis (20/9/2018),  sehari setelah dilantik Presiden Ir.H.Joko Widodo (Jokowi). Gubernur minta penanganan pascagempa terus dilakukan percepatan. Ia meminta pembangunan hunian sementara (huntara) bagi masyarakat korban gempa dapat dipercepat, sebelum datang musim hujan, Oktober - November mendatang.

Rehabilitasi dan rekonstruksi rumah korban gempa ditargetkan tuntas semuanya pada Maret 2019 mendatang. Usai pelantikan di Istana Negara Jakarta, Rabu (19/8/2018), gubernur yang biasa disapa Dr. Zul ini mengaku dipanggil khusus Presiden Jokowi bersama Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah agar memprioritaskan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabenana.

‘’Karena kita tak punya kemewahan membiarkan masyarakat di Lombok dan Sumbawa ketika hujan mulai menyapa kita. Mereka masih berada di bawah tenda,’’  ujar Dr. Zul saat rapat evaluasi penanganan bencana gempa NTB di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur.

Bahkan, Presiden Jokowi, kata Dr. Zul memberikan pesan yang kuat kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei agar memperhatikan betul rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa.

‘’Ini harus diperhatikan betul, fokus. Dan mudah-mudahan sebelum hujan tiba. Entah namanya huntara atau apapun namanya. Masyarakat Lombok dan Sumbawa tak ada lagi di bawah tenda,’’ tegasnya.

Menurut gubernur, jika rehabilitasi dan rekonstruksi ini dipikirkan masalah yang besar, maka akan menjadi besar. Begitu juga sebaliknya, jika dipikir simple, maka akan menjadi sederhana.

Kaitan dengan pembangunan huntara bagi korban gempa, mantan Anggota DPR RI ini menyatakan beberapa menteri menyatakan kesiapannya untuk membantu. Seperti Menteri BUMN, yang sudah menyatakan siap menggerakkan BUMN-BUMN yang ada untuk membangun huntara. Yang terpenting, telah dilakukan pemetaan.

Untuk itu, rapat evaluasi tersebut diharapkan tak hanya bicara soal teori. Tetapi bagaimana masyarakat terdampak gempa pada tujuh kabupaten/kota di NTB dapat tinggal di tempat yang lebih layak, tidak lagi di bawah tenda. Sehingga pembangunan huntara harus segera dipercepat sebelum musim hujan datang.

‘’Saya sendiri sering ke lapangan. Mereka sudah capek, setiap ada gempa datang tim verifikasi terus. Tapi rumahnya tidak terbangun. Kalau huntara bisa dibangun, minimal mereka bisa tidur nyenyak untuk kemudian memikirkan hal produktif lainnya,’’ ujarnya.

Setelah penyiapan huntara,pembangunan rumah permanen korban gempa dapat menyusul. Presiden, kata Dr. Zul mengharapkan rehabilitasi sektor perumahan dapat segara dilakukan walaupun masih bersifat sementara atau huntara. ‘’Sehingga tak ada lagi, bulan Oktober - November ketika hujan datang, masyarakat kita masih berteduh di bawah tenda,’’ harapnya.

Sekretaris Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Sesmenko PMK), Y.B Satya Sananugraha menjelaskan, rapat koordinasi yang dilakukan dengan maksud mengevaluasi pelaksanaan penanangan pascabencana berjalan sesuai target. Termasuk mengetahui tantangan atau kendala yang dihadapi di lapangan. Serta mencari solusinya. Agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dilakukan percepatan sesuai perintah Presiden Jokowi.

Satya mengatakan, rapat koordinasi tingkat menteri telah dilakukan akhir Agustus lalu di Kantor Kemenko PMK. Kemudian ditindaklanjuti lagi dalam rapat koordinasi tingkat kementerian/lembga yang juga dihadiri Pemda kabupaten/kota terdampak.

‘’Kemenko PMK mengadakan rapat penyusunan rencana aksi rehab rekon dengan melibatkan Pemda NTB, kementerian/lembaga terkait,’’ terangnya.

Ia mengatakan, kebutuhan anggaran untuk pemulihan pascabencana sudah dibuat dan segera ditindaklanjuti kementerian/lembaga terkait dengan memperhatikan transparansi dan akuntabilitas. Ditargetkan pada Desember mendatang  fungsi pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar dan ekonomi harus berjalan normal. ‘’Bulan Maret 2019, kita upayakan semaksimal mungkin pembangunan perumahan dapat mencapai target,’’ katanya.

Permasalahan revisi DIPA untuk 2018 dan usulan  perubahan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019 juga sudah dibicarakan. Semua kebutuhan anggaran dalam pemulihan kembali NTB tertuang dalam rencana aksi tersebut. Diharapkan, pembangunan dapat berjalan tepat waktu, sesuai kebutuhan, administrasi dan tata kelola yang baik. ‘’Dan melaksanakannya dengan gotong royong,’’ katanya.

Rapat evaluasi tersebut dihadiri juga Wagub NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Kepala BNPB, Willem Rampangilei, perwakilan kementerian/lembaga, bupati/walikota yang daerahnya terdampak gempa dan stakeholders terkait lainnya. (Muhammad Nasir)

Share:

Presiden Joko Widodo Lantik Dr. Zulkieflimansyah sebagai Gubernur dan Hj. Sitti Rohmi Djalilah sebagai Wagub NTB

Presiden Joko Widodo berjalan bersama Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah dikirab sebelum pelantikan di Istana Negara Jakarta, Rabu (19/9/2018)
Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melantik pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) NTB periode 2018-2023, Dr. H. Zulkieflimansah – Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/9/208). Keduanya menggantikan pasangan Dr. TGH. M. Zainul Majdi – H. Muh. Amin, Sh, M. Si  yang telah habis masa jabataannya sebagai Gubernur dan Wagub NTB periode 2013-2018, Senin (17/9/2018).
Presiden Jokowi meminta pasangan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah yang baru dilantiknya sebagai Gubernur dan Wagub NTB agar segera langsung bekerja. Menurut Presiden, ada persoalan besar yang harus segera diselesaikan di NTB. Yakni rehabilitasi dan rekonstruksi rumah-rumah warga yang rusak akibat gempa beruntun beberapa waktu lalu.
Menurut Presiden, masalah rehabilitasi dan rekonstruksi korban gempa itu harus segera diselesaikan di lapangan. Diikuti prosesnya, baik untuk fasilitas umum, sekolah-sekolah, rumah sakit, puskesmas, dan rumah-rumah yang rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan. “Tugas utamanya ke sana dulu,” kata  Presiden.
Pemerintah pusat memberikan dana bantuan stimulan untuk perbaikan rumah korban gempa. Untuk rumah rusak berat mendapatkan bantuan Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta dan rusak ringan Rp 10 juta. Mengenai masalah dana bantuan yang belum cair, Presiden Jokowi mengatakan prosesnya bertahap.
“Ini masih step-nya satu per satu. Kalau sudah ada yang siap, sudah diverifikasi, tentu saja segera diberikan. Kalau belum, proses lapangan ada di verifikasi, nanti diberikan lagi,” jelasnya.
Menurut Presiden, dalam pencairan dana bantuan stimulan perbaikan rumah korban gempa ada prosedur yang harus dilalui. Artinya, pencairan dana bantuan bagi warga yang rumahnya rusak akibat gempa tak bisa langsung diberikan begitu saja. tetapi harus melalui proses dan prosedur yang ada.
“Memang prosesnya seperti itu. Ada proses. Masa langsung ini, ini, ini, ini, ini, ini. Iya kan ndak seperti itu, ada prosedurnya,” terang orang nomor satu di Indonesia ini.
Pelantikan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB periode 2018-2023 itu didahului dengan penyerahan petikan Keputusan Presiden kepada Gubernur dan Wakil Gubernur, di Istana Merdeka.
Gubernur Dr. Zulkieflimansyah dan Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat disumpah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTB di Istana Negara Jakarta, Rabu (19/9/2018)
Kemudian Presiden Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung berjalan dari Istana Merdeka menuju Istana Negara bersama pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang akan dilantiknya. Prosesi kirab tersebut diiringi oleh pasukan marching band.
Prosesi pelantikan di Istana Negara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan pembacaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 155/P Tahun 2018 tentang Pengesahan Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Masa Jabatan Tahun 2018-2023 oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara.
Prosesi pelantikan kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sumpah jabatan oleh rohaniwan dan dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi. Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan, penyematan tanda pangkat dan jabatan, dan pemberian ucapan selamat dari Presiden Jokowi, dan para tamu undangan yang hadir.
Hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pelantikan di antaranya Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, dan Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita. Dalam pemilihan Gubernur NTB, pasangan Zulkieflimansyag-Sitti Rohmi Djalilah meraih 811,945 suara. Sementara pesaingnya pasangan calon Moh Suhaili FT- Muhammad Amin (Suhaili-Amin) meraih 674,602 suara, pasangan Ahyar Abduh-Mori Hanafi (Ahyar-Mori) dengan 637,048 suara, dan pasangan Ali Bin Dahlan-TGH Lalu Gde Sakti Amir Murni (Ali-Sakti) meraih 430,007 suara. (Muhammad Nasir)
Share:

Tuesday 18 September 2018

Pascagempa Bumi, Pariwisata Lombok Optimis Pulih dalam Tiga Bulan

Kawasan Mandalika mulai ramai dikunjungi wisatawan pascamusibah gempa. Pemerintah menargetkan pariwisata di daerah ini pulih dalam tiga bulan ke depan. 

Pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi saat ini tengah berupaya memulihkan kondisi pariwisata NTB dan Pulau Lombok pada khususnya pasca musibah gempa yang meluluhlantakkan sebagai wilayah di Pulau Lombok. Targetnya, pemulihan dalam tiga bulan ke depan. Pemerintah provinsi pun mengaku optimis target tersebut bisa tercapai.

“Dengan upaya keras bersama-sama dengan semua stakeholder yang ada, kita optimis dalam tiga bulan ke depan kondisi pariwisata Lombok khususnya sudah kembali pulih,” tegas Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, H. L. Moh. Faozal, S.Sos, M.Si. Minggu (16/9/2018).

Untuk itu upaya perbaikan saat ini terus dilakukan, terutama yang berkaitan dengan fasilitas pendukung pariwisata, seperti penyeberangan ketiga gili dan fasilitas pendukung lainya. Sementara pelaku pariwisata di daerah ini juga ikut berbenah, khususnya di daerah-daerah yang terkena dampak gempa dengan turut memperbaiki fasilitas pariwisata yang rusak terkena dampak gempa, berupa hotel dan fasilitas yang lain. “Semu elemen sekarang mulai berbedah. Agar pariwisata Pulau Lombok khususnya bisa segera pulih,” terangnya.

Soal event, Faozal menegaskan semua tetap berjalan sesuai rencana. Ia menjelaskan, dalam masa pemulihan ini beberapa event besar tetap akan digelar, seperti Mekaki Marathon serta Senggigi Jazz Festival. Di Lombok Tengah (Loteng) tepatnya di Kawasan The Mandalika, event Mandalika Marathon yang digelar dalam rangka HUT TNI, juga tetap digelar, meski pelaksanaannya mundur dari jadwal semula tanggal 23 September ke tanggal 4 November. “Di samping event skala besar tersebut, sejumlah event lokal juga diintensifkan. Harapan, dengan keberadaan event-event tersebut bisa mendorong percepatan pemulihan pariwisata Lombok dan NTB pada umumnya,”  ujar Faozal. (Munakir) 


Share:

Monday 17 September 2018

Tak Lagi Jadi Gubernur, TGB Kembali Jadi Pengajar


TGB dan istri Hj. Erica Zainul Majdi disambut santri saat balik ke rumahnya di Gelang Pancor, Senin (17/9/2018)

USAI tak menjabat sebagai gubernur, TGB akan kembali ke dunia pendidikan sebagai pengajar. Selain itu, ia juga akan melakukan kegiatan-kegiatan, diantaranya mengkampanyekan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo - KH. Ma'ruf Amin (Jokowi - Ma'ruf).

TGB mengatakan, ia  punya banyak rencana setelah tak lagi menjadi gubernur. Mulai dari memperbanyak interaksi dengan keluarga dan sahabat yang selama ini agak jarang berhubungan atau berinteraksi.

‘’Saya ingin menyegarkan kembali hubungan-hubungan sosial saya. Kemudian juga mengajar, mendidik. Dan tetap aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial keagamaan,’’ kata Gubernur NTB dua periode ini.

Pada periode pertama 2008-2013,TGB menjadi Gubernur NTB berpasangan dengan Wakil Gubernur NTB, Ir. H. Badrul Munir, MM. Kemudian di periode kedua 2013 - 2018, TGB berpasangan dengan Wakil Gubernur, H. Muh. Amin, SH, M.Si.

TGB menyatakan, banyak sekali jadwal yang ter-delay selama menjabat sebagai gubernur. Jadwal tersebut merupakan undangan dari sejumlah daerah di Indonesia dan juga di luar negeri sebagai narasumber, memberikan kuliah umum dan lainnya.

Setelah tak lagi menjabat sebagai gubernur, TGB berencana untuk memenuhi undangan-undangan tersebut.  Kemudian dalam waktu dekat, ada salah satu kandidat Calon Presiden yang punya kesungguhan membangan Indonesia, ia akan melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung hal tersebut.

‘’Saya akan melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung itu. Apapun namanya, kegiatan yang proporsional berdasarkan objektivitas dan akal sehat,’’ tandas mantan Politisi Demokrat ini. (Suara NTB)


Share:

Terima Kasih TGB Sudah Pimpin NTB Selama 10 Tahun

Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Gubernur NTB periode 2008-2018
Senin (17/9/2018), kepemimpinan Dr. TGH. M. Zainul Majdi sebagai Gubernur NTB berakhir setelah 10 tahun berkhidmat. Selama 10 tahun memimpin NTB, gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini, telah banyak berkiprah dengan beragam tantangan. Di antara banyak tantangan itu, tak sedikit penghargaan diraihnya. Namun ada tantangan terberat yang dihadapinya. Apa tantangan itu?

MENGAWALI pengkhidmatannya di periode pertama (2008-2013) memimpin NTB, TGB didampingi Wakil Gubernur, Ir. H. Badrul Munir,MM (BM). Tercatat sebagai gubernur termuda di Indonesia, apatisme masyarakat terpatahkan ketika mengawali pengabdiannya, TGB meluncurkan berbagai program terobosan. Di era TGB-BM lahir program-program unggulan. Ada Pijar (sapi, jangung dan rumput laut). Ada program Bumi Sejuta Sapi. Kemudian program 3 A (Absano, Akino dan Adono) serta sejumlah program unggulan lainnya.

Program-program teroboson itu, mampu secara perlahan tapi pasti menekan angka kemiskinan NTB yang tahun 2008 (pada awal pasangan TGB-BM memimpin) menyentuh angka 23,8 persen.

Program-program terobosan terus dimaksimalkan pada periode ke dua TGB berkhidmat untuk NTB, dengan memperkuat industri hilir. Di periode ke dua, TGB didampingi Wakil Gubernur H.Muh.Amin, SH.M.Si (TGB-Amin), semakin meyakinkan mampu menekan angka kemiskinan di daerah yang dipimpinnya.

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) periode September 2017 - Maret 2018, persentase angka kemiskinan di NTB turun menjadi 14,75 persen. Jadi selama 10 tahun berkhidmat untuk NTB, TGB mampu menekan angka kemiskinan dari 23,8 persen menjadi 14,75 persen. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa.

Tidak saja mampu menekan angka kemiskinan secara signifikan. Melalui program-program terobosan dan beragam inovasi, 10 tahun di era kepemimpinan TGB, angka pengangguran juga menurun  cukup besar. Tingkat pengangguran menurun dari 6,25 persen di tahun 2009 menjadi 3,32 persen di tahun 2017.
Pertumbuhan ekonomi juga melaju pesat. Bahkan pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 7,1 persen melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 5,6 persen. Sektor pariwisata menggeliat cukup meyakinkan. Seiring dengan pembangunan fasilitas pendukung, angka kunjungan wisatawanpun meningkat tajam.
kiri Wakil Gubernur NTB Ir. H. Badrul Munir, MM., (2008-2013), Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi (2008-2018), kanan (Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH., MSi., periode 2013-2018)

Buah dari ketekunan dan keseriusan menghadapi setiap tantangan di sektor pariwisata, hasilnya berbuah manis. Ketika dilantik sebagai Gubernur NTB periode pertama pada 17 September 2008,  angka kunjungan wisatawan ke NTB hanya 544.501 orang. Jumlah itu kini meningkat tujuh kali lipat dan pada 2017. Angka kunjungan wisatawan ke NTB pada 2017 mencapai 3.508.903 orang.

Apa yang telah dicapai itu, memang tidak diraih dengan mudah. Dalam wawancara khusus dengan Tim Redaksi Harian Suara NTB dan Radio Global FM Lombok, Kamis (13/9/2018) di Pendopo Gubernur, TGB mengakui bahwa di awal kepemimpinannya pada 2008 silam, deposit kepercayaan diri masyarakat NTB hampir kosong. Masyarakat NTB memilih  menerima apa adanya. Keadaan atau situasi yang ada  dianggap bahwa  itulah bagian dari nasibnya.

‘’Dari kondisi itu, tantangannya bagaimana menciptakan kepercayaan diri kita secara kolektif sebagai orang NTB melalui visi misi yang ada. Dan relatif dalam 10 tahun ini kita bisa bersyukur dan berbangga menjadi masyarakat NTB,’’ kata TGB.

Dengan pencapaian-pencapaian kolektif yang diikhtiarkan bersama-sama, kata TGB, selama 10 tahun terakhir mulai terbangun kepercayaan diri masyarakat NTB. Ke depan, dengan karakter dunia yang berubah cepat, TGB mengatakan perlu inisiatif-inisiatif dan kreativitas secara kolektif dilakukan, bukan individual.

Menurutnya, hal itu membutuhkan leadership atau kepemimpinan  yang terus menerus  menginspirasi. Leadership yang bisa menjadi role model. Kepemimpinan yang memanusiakan dan  menggerakkan. ‘’Saya yakin dari pemimpin yang akan segera didefenitifkan, kita berharap sifat-sifat itu ada. Saya optimis,’’ tegasnya.

TGB mengatakan bahwa setiap zaman ada orangnya. Dan setiap orang ada zamannya. Ia yakin dengan membangun kepercayaan diri secara kolektif itulah menjadi pendekatan yang terbaik.

Ke depan, dengan lingkungan strategis yang sangat dinamis, TGB berharap pendekatan kebijakan yang sudah baik dapat dilanjutkan. Begitu juga jika ada pendekatan kebijakan yang dianggap perlu untuk disesuaikan dengan tantangan yang ada.

Kepemimpinan adalah  menarik gerbong dari seluruh masyarakat NTB. Dari Ampenan sampai Sape yang punya harapan agar lebih sejahtera, makmur, berkeadilan. NTB diharapkan menjadi  rumah yang nyaman bagi semua dengan segala keberagaman dan kekayaan kultural yang ada.

Selama 10 tahun memimpin NTB, banyak pencapaian-pencapaian pembangunan dan prestasi tingkat nasional dan internasional yang ditorehkan. Namun, TGB mengatakan masih ada mimpi yang belum dicapai.

Ia berharap pertumbuhan ekonomi NTB lebih inklusif dari yang ada sekarang. Dalam arti, aktor-aktor ekonomi di daerah ini adalah masyarakat NTB. Selain pertumbuhan ekonomi yang inklusif, TGB juga berharap gini rasio terus ditekan.

Menurutnya, ketenteraman sosial tidak mungkin akan terwujud jika masyarakat belum merasakan keadilan. Atau adanya kesenjangan antara kaya dan miskin yang cukup lebar. ‘’Tidak berarti semua orang harus kaya. Tapi, dia merasa aturan main yang tidak hanya memfasilitasi yang besar. Tapi juga yang kecil,’’ terangnya.

Artinya, ada aturan atau norma-norma yang dirasakan masyarakat baik untuk semua. Yakni aturan  yang dapat memberikan peluang yang sama bagi siapapun. Meskipun gini rasio NTB lebih rendah dibanding rata-rata nasional, TGB berharap pemerataan ekonomi NTB ke depannya harus lebih baik dari sekarang.

Ia pun optimis, NTB di bawah kepemimpinan Gubernur NTB periode 2018 - 2023, Dr. H. Zulkieflimansyah yang berlatar belakang pendidikan ekonomi akan mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. (Suara NTB)
Share:

Wednesday 12 September 2018

Prosesi Malala, Puluhan Sandro Bersama Meracik Minyak Sumbawa

Bupati Sumbawa, H. M. Husni Djibril, Wakil Bupati Sumbawa, H. Mahmud Abdullah dan Wakil Ketua DPRD Sumbawa, melihat langsung prosesi pembuatan minyak Sumbawa pada stand salah satu kecamatan.
Peringatan tahun baru Islam 1440 Hijriyah di Sumbawa dirangkaikan dengan Parade Prosesi Malala, Senin (10/9/2018) malam. Kegiatan di Lapangan Pahlawan tersebut diikuti oleh para sandro dan para asisten dari 24 kecamatan. Para sandro meracik minyak Sumbawa dengan berbagai khasiat, diantaranya untuk meningkatkan vitalitas pria.

Bupati Sumbawa, H. M. Husni Djibril, B.Sc dalam sambutannya menyampaikan, peringatan tahun baru Islam yang dilaksanakan memiliki makna yang sangat dalam. Tidak hanya bagi kehidupan umat Islam secara keseluruhan, melainkan juga bagi masyarakat Tana Samawa.

“Serangkaian dengan tahun baru Hijriyah ini, masyarakat Sumbawa selalu menyambutnya dengan antusias, karena kepercayaan banyak keistimewaan yang tersirat dalam bulan tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, ada satu tradisi yang lazim dilakukan masyarakat Sumbawa pada 1 Muharaam hingga berakhirnya bulan pertama di kalender Hijriyah, yakni Malala. Malala ini merupakan tradisi yang membuat minyak obat oleh para ahli minyak Sumbawa yang  biasa disebut Sandro. Dimana bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan minyak tidak lepas dari ketersediaan akar-akar kayu, ataupun kulit kayu serta buahnya.

Hal tersebut mengisyaratkan keanekaragaman tumbuhan yang sangat bermanfaat tersebut harus terus dilestarikan dan dikembangkan. Termasuk menggeliatkan apotik hidup di lingkungan keluarga dan rumah tangga.

Dari segi kesehatan, orang tua terdahulu  dengan segala ikhtiarnya mampu membuat berbagai macam ramuan minyak Sumbawa dengan berbagai macam khasiat. Antara lain untuk luka bakar, pegal linu, sakit perut, patah tulang dan khasiat lainnya. Selain bahannya dibuat dari tumbuhan obat, ketika ramuan digodok menjadi minyak para sandro juga mengawali dengan membaca doa. Tentunya keduanya sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.

“Saya sangat menghormati dan menghargai minyak Samawa. Ini hebatnya. Setiap digunakan obat Sumbawa, betapa nikmat tubuh kita,” jelas Bupati.

Keberadaan minyak Sumbawa juga membawa dampak yang cukup baik bagi kehidupan ekonomi. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan selain akar-akar, juga buah kelapa dan madu. Hal itu akan mampu mengangkat ekonomi masyarakat khususnya ekonomi menengah ke bahwa untuk memanfaatkan peluang tersebut. Hanya saja untuk menambah nilai ekonomisnya, minyak yang dihasilkan dikemas dan dibuatkan merk tertentu. Supaya pasarannya bisa mencakup daerah lainnya di luar NTB.

“Kenapa tidak kita berbuat seperti itu. Supaya minyak Sumbawa tidak hanya di lingkup itu saja. Kenapa tidak kita viralkan ke masyarakat lainnya. Ini yang paling penting dipikirkan oleh OPD saya berkaitan dengan tugas ekonomi. Ini perlu direspon,” tandasnya.

Dari sisi sosial, lanjut Bupati, khasanah budaya yang sudah ditetapkan oleh orang tua terdahuu harus terus dipelihara. Dan menjadi bagian dalam interaksi sosial yang memperkuat jati diri dan kebanggan sebagai Tau Samawa . Termasuk  menarik minat generasi muda untuk lebih mengenal dan melestarikan khasanah budaya masyarakat Sumbawa.

Camat Moyo Hilir, M. Lutfi Makky, menyatakan, minyak Sumbawa sudah lama terkenal dengan khasiatnya. Sandro Jamain dan Subri yang dibawa sebagai perwakilan sandro Moyo Hilir, memang selama ini sudah terkenal dengan pengobatannya. Hanya saja selama ini produk buatannya belum dikomersialkan. Hanya dibuat ketika masyarakat datang meminta pengobatan atas keluhan yang dialaminya. “Hanya untuk hajatan tertentu membantu yang membutuhkan,”terangnya.

Beberapa nama sandro dan minyak yang dibuat pada prosesi malala tersebut, diantaranya, minyak Sarat Babas sandro Jamain dan Subri untuk kejantanan pria. Dibuat dari bahan telur ayam kampung, madu kelapa, akar kayu, rempah rempah. Kemudian Labangka hadir dengan minyak Pasak Liang Dewa buatan Sandro Li Supriadi dan M. Nur berkhasiat untuk salah urat, keseleo, pusing, kejantanan. Selanjutnya, Moyo Utara tampil dengan nama minya,  Ai Sangar ciptaan Sandro Pisak untuk penambah stamina, obat bengik, obat leak, obat silu ngering dan lainnya. (Indra/Arnan/Suara NTB)  


Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive