Be Your Inspiration

Sunday 2 November 2014

Meriam Peninggalan Perang Jepang di Sekotong Lombok Barat Dijarah Warga




Meriam Jepang di Sekotong Lombok Barat dijarah warga
Sekitar 3,5 tahun bangsa Jepang menjajah Indonesia, sebelum dikalahkan sekutu ditandai dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Beberapa peninggalan bersejarah pada zaman penjajahan Jepang di Indonesia, khususnya di Pulau Lombok ditemukan di daerah Lombok Barat (Lobar) paling selatan, persisnya di Desa Batu Putih.


Di beberapa kawasan di daerah itu, diduga masih tersimpan peninggalan bangsa Jepang berupa senjata, gua tempat penyimpanan senjata dan gudang beras. Menelusuri keberadaan peninggalan bersejarah ini, wartawan ikut bersama tim Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) NTB Ibnu Salim, SH, MSi, ditemani warga setempat.
Meriam Jepang di Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Barat
Salah satu sasaran, mencari lokasi tempat senjata meriam. Konon di kawasan ini, ada enam senjata meriam, namun yang masih utuh hanya dua unit. Sementara sisanya hilang dijarah oknum warga tak bertanggung jawab. “Ada enam senjata meriam di sini, tapi dua yang masih ada. sedangkan sisanya dijarah warga,” tutur Amaq Selmah pada rombongan.

Diakuinya, senjata itu ditemukan tahun 1940-1941 setelah perang dunia II. Di mana Jepang menyerah atas  Sekutu. Saat perang, lokasi pesenjataan Jepang dipusatkan di kawasan Pemalikan persis di pinggir laut. Alasannya, karena lokasi itu dekat dengan laut sehingga ketika ada kapal musuh bisa diserang lewat darat.
Beberapa peninggalan Jepang yang masih utuh senjata meriam, gua penyimpananan senjata dan gudang beras. Namun yang masih utuh, hanya beberapa unit senjata meriam. Itupun satu meriam, sejumlah komponennya hilang dicuri warga.”Kasus pencurian besi senjata itu diproses oleh aparat, pelakunya waktu itu ditangkap,” tuturnya.

Meriam peninggalan tentara Jepang yang dicuri warga
di Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Barat

Rombongan ditemani seorang anak bernama Edy, membantu menunjukkan arah ke lokasi senjata meriam. Di tengah terik panas matahari siang itu, rombongan menyusuri jalan setapak, terjal dan berbatu mengitari lereng gunung.  Medan yang dilalui sangat sulit sebelum tiba di lokasi senjata tersebut berada. Di tengah perjalanan, rombongan menemukan banyak lahan hutan konservasi yang dirambah secara ilegal oleh warga luar.

Menempuh jarak sekitar beberapa kilometer dari kaki gunung, akhirnya rombongan menemukan lokasi senjata meriam dimaksud. Benar saja, senjata meriam itu kokoh berdiri di pinggir ditebing. Senjata ini sepertinya sengaja dibangun menjorok ke laut, tujuannya agar mempermudah menyerang musuh melalui jalur laut.

Di bagian pelindung senjata itu, tertera identitas senjata itu sendiri. Senjata yang diperkirakan berkekuatan 5-6 kiometer ini, merupakan buatan Jerman sekitar tahun 1901. Bagian cerobong senjata masih utuh, hanya saja sebagian komponen senjata ini terlihat tidak ada di tempat karena ulah tangan jahil. “Ini pasti ulah tangan tidak bertanggung jawab,”kata Abdul siri Petugas relawan Tagana NTB.
Meriam Tentara Jepang yang ditinggalkan di Sekotong Lombok Barat
ditelantarkan dan banyak dicuri warga.
Dikatakan, senjata ini merupakan peninggalan penjajah Jepang pada perang dunia II. Menurutnya, kemungkinan tidak hanya senjata ini saja di kawasan itu, namun pasti ada senjata lain yang masih ada namun belum ditemukan. Untuk melestarikan keberadaannya, di samping sebagai lokasi tujuan wisata ia berharap agar Pemda melakuan pemugaran peninggalan tersebut. Jangan sampai peninggalan bersejarah ini lenyap begitu saja, karena tak diurus pemerintah.

Pihaknya sendiri telah bersurat ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Gubernur NTB dan pihak terkait lainnya, namun belum direspons. Ia meminta agar Pemda melakukan pemugaran melibatkan warga setempat. Ia mengusulkan agar dibangun akses jalan dan pagar di sekitar senjata tersebut agar tidak dicuri warga.
 Usai dari lokasi meriam, rombongan menuju ke lokasi senjata meriam yang lain. senjata meriam yang satu ini, sudah tidak utuh lagi, karena bagian cerobong senjatanya dicuri oknum warga. Selain itu, sejumlah komponen banyak yang tidak utuh lagi.

Terpisah Kades Batu Putih Nurzaini menyatakan, senjata meriam yang ada di kawasan itu hanya tinggal 4 unit, itupun hanya ada dua yang masih utuh, sedangkan sisanya entah kemana. Terkait keberadaan peninggalan Jepang itu, seharusnya BKSDA yang berwenang mengelola karena lokasi itu kawasan konservasi. ”BKSDA ini kan tidak pernah memperhatikan itu,” sindirnya.

Kepala Satpol PP NTB, Ibnu Salim menambahkan penertiban peninggalan penjajah Jepang penting sebagai media wisata. Para wisatawan yang datang ke kawasan itu bisa diarahkan ke kawasan itu. “Khusus tamu dari Jepang kan bisa bernostalgia melihat senjata itu,” sarannya. (Heru/Suara NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive