Be Your Inspiration

Showing posts with label INFRASTRUKTUR. Show all posts
Showing posts with label INFRASTRUKTUR. Show all posts

Sunday 24 March 2019

ITDC dan Dorna Sport Matangkan Desain Sirkuit MotoGP di KEK Mandalika


Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer
Persiapan pembangunan sirkuit MotoGP di kawasan The Mandalika saat ini terus dimatangkan. Terutama terkait desain sirkuit yang akan dibangun tersebut. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) bersama Dorna Sport, selaku pemegang hak penyelenggaraan MotoGP tengah memulai proses homologasi sirkuit. Supaya benar-benar memenuhi standar yang ada.


‘’Homologasi ini merupakan proses akhir dari persiapan pembangunan sirkuit. Sebelum sirkuit tersebut mulai dibangun,’’ ungkap Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer, kepada wartawan, di Praya, Kamis (21/3/2019).

Homologasi dilakukan supaya desain sirkuit yang dibangun di kawasan The Mandalika itu nantinya memenuhi standar. Tapi bukan berarti desain sirkuit yang sudah dibuat belum memenuhi standar. Tetapi lebih pada bagaimana menyesuaikan desain yang ada dengan kondisi riil lapangan.


Karena pihak Dorna Sport sendiri sejauh ini belum begitu mengetahui kondisi di lapangan, baru melihat desain saja, sehingga pihak Dorna Sport juga ingin mengetahui secara detail kondisi lapangan apakah sudah sesuai dengan desainnya.  

Proses homologasi sendiri diperkirakan butuh waktu sekitar 4 sampai 5 bulan. Begitu proses homologasi selesai dilakukan, sekitar bulan Agustus mendatang barulah keluar Detail Engineering Detail (DED) dari sirkuit MotoGP tersebut. Baru setelah itu, pada bulan September proses pembangunan sirkuit sudah bisa dimulai.    
  
Ia menegaskan, kalau yang dibangun ini nantinya adalah trek (jalan) balapan. Bukan kawasan secara menyeluruh. Jalan yang dibangun itu juga khusus. Yang hanya dalam jangka waktu tiga jam saja sudah kering dengan panjang 4,3 km dan akan memiliki sekitar 18 tikungan.


Soal tanggal penyelenggaraan balap MotoGP sendiri, Abdulbar menegaskan sampai saat ini belum ada. Jadwal pelaksanaan balapan sendiri akan diberikan setahun sebelum balapan digelar atau tahun 2020 mendatang. Tapi kalau soal penyelenggaraan sudah pasti di kawasan The Mandalika.

‘’Waktu (balapan) apakah setelah (MotoGP) Sepang Malaysia ataukah sebelum Australia. Itu nanti akan diberikan pada tahun 2020 mendatang. Namun kalau soal hak penyelenggaran itu sudah pasti,’’ tandasnya. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Tuesday 19 March 2019

Lombok dan MotoGP, Interelasi Dua Kultur untuk Tingkatkan Ekonomi

Pengamat Ekonomi Universitas Mataram Dr. M. Firmansyah.

Dari perspektif ekonomi, kehadiran sirkuit dan event MotoGP di Lombok sudah pasti akan memberi efek ekonomi yang besar bagi daerah dan masyarakat. Namun memaksimalkan potensi MotoGP menjadi efek berganda bagi ekonomi yang lebih luas merupakan tugas bersama.
PENGAMAT Ekonomi dari Universitas Mataram Dr. M.Firmansyah kepada Ekbis NTB mengatakan, pemerintah daerah dan semua stakeholder sebaiknya membuat sebuah relasi antara Lombok dengan MotoGP. Upaya interelasi dua kultur ini bisa menjadi daya ungkit ekonomi yang lebih luas.
Menurutnya, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk interelasi dua kultur tadi, mulai dari mencari tagline baru untuk mempromosikan pariwisata hingga melatih UMKM untuk membuat suvenir menarik dari kehadiran MotoGP tersebut.
‘’Mulai sekarang kita buat relasi Lombok dengan MotoGP menjadi satu kesatuan promosi. Ini butuh sebuah sentuhan. Karena sebagian UMKM kita hanya memproduksi sesuatu apa yang sudah umum dikerjakan. Nah, keluar dari keumuman itulah yang kita akan lakukan,’’ jelasnya.
Ia mengatakan, kekayaan lokal yang selama ini menjadi daya tarik wisata sebaiknya mulai dikombinasikan dengan kehadiran MotoGP, karena event tersebut selama ini menjadi magnet bagi jutaan penggemar di dunia.
‘’Bukan hanya branding, juga implentasi dari apa yang sudah dihasilkan. Misalnya membuat suvenir Gendang Beleq dengan kombinasi MotoGP. Interelasi dua kultur, Lombok dan keberadan MotoGP,’’ terangnya.
Untuk itulah pemerintah daerah sebaiknya mulai dari sekarang memberi pelatihan kepada pelaku UMKM terutama yang terkait dengan pariwisata agar keterampilannya bisa meningkat. Terutama dalam membuat produk-produk yang dikaitkan dengan event MotoGP.
Secara umum ia melihat, ada dua kemanfaatan ekonomi dari hadirnya beragam investasi di KEK Mandalika dan sirkuit MotoGP yaitu modal yang masuk serta orang yang masuk. Modal yang masuk lewat investasi MotoGP tentulah sangat jumbo, baik berupa infrastruktur utama atau infrastruktur pendukung. ‘’Modal yang masuk itu harus disertai dengan keterlibatan tenaga kerja lokal dalam pengerjaan proyek sirkuit MotoGP tersebut,’’ katanya.
Master plan Mandalika Race Sircuit 
Selanjutnya, kemanfaatan besar berupa orang yang masuk untuk tujuan berwisata atau menyaksikan event balapan MotoGP. Agar penonton tidak hanya datang untuk menyaksikan para pembalap beraksi di lintasan. Maka harus dibuat sebuah cara agar mereka memberi manfaat bagi entitas ekonomi yang lain. Mulai dari kemanfaatan untuk UMKM setempat, penjual suvenir, pelaku usaha hotel, restoran. Kemudian transportasi lokal, penyedia atraksi, dan penyedia jasa lainnya.
‘’Kalau hanya sekadar nonton balapan. Tidak akan maksimal memberi kemanfaatan ekonomi. Namun bagaimana agar fasilitas lain bisa terangkat namanya gara-gara MotoGP itu,’’ saran Firmansyah.
Hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah kebersihan destinasi wisata dan pengelolaan sampah. Masalah kebersihan lingkungan wisata memiliki keterkaitan erat dengan tingkat kunjungan dan image sebuah destinasi wisata. Sehingga ia mendorong Pemda dan masyarakat untuk menjaga kebersihan destinasi untuk memaksimalkan potensi bisnis pariwisata yang besar ini.
 Indonesia Siap Gelar MotoGP
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kesiapan Indonesia untuk menyelenggarakan MotoGP tahun 2021 mendatang, di Mandalika, NTB. Kesiapan ini, selain organisasi, juga termasuk infrastruktur untuk penyelenggaraan MotoGP 2021 itu.
‘’Saya sampaikan bahwa kita siap,’’ tegas Presiden Jokowi kepada wartawan usai menerima Chief Executive Officer (CEO) Dorna, Carmelo Ezpeleta, dan Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer, dan beberapa Pembalap MotoGP, di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (11/3).
Menurut Presiden, kedatangan CEO Dorna itu ingin mendapatkan keyakinan kesiapan Indonesia, baik dalam organisasi maupun infrastruktur menuju ke sana, karena sudah ada tanda tangan kerja sama antara ITDC dan Dorna terkait penyelenggaraan MotoGP 2021 mendatang.
Presiden mengingatkan, menyelenggarakan event sebesar Asian Games yang diikuti peserta dari 35 negara saja kita siap. Karena itu, untuk MotoGP 2021 ini, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk optimistis. ‘’Kita harus optimis, harus optimis,’’ ujarnya.
Ditegaskan Presiden Jokowi, bahwa kesiapan Indonesia sudah rampung. Dengan pendekatan menunjukkan lokasinya seperti ini dan memberitahu pada mereka bahwa kita siap untuk berinvestasi di Mandalika dalam rangka untuk mendapatkan hak penyelenggaraan MotoGP.
Mengenai lokasi penyelenggaraan MotoGP 2021 yang merupakan street circuit di Mandalika, menurut Presiden Jokowi, telah dipuji oleh CEO Dorna Carmelo Ezpeleta. ‘’Pantainya indah dan sirkuitnya itu mepet dengan pantai. Ini berarti kita akan dapat dua kemanfaatan. Selain olahraga, pariwisata juga secara brand akan terangkat dan Mandalika mendapatkan manfaat karena investasi ini,’’ ujarnya.
Presiden menjelaskan, pemerintah sudah memutuskan mengenai pengembangan Mandalika itu, yang akan menjadi satu dari 10 destinasi wisata baru Indonesia selain Bali. Turut mendampingi.
Presiden Joko Widodo mencoba salah satu motor yang dipergunakan di ajang MotoGP di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. (Sekretariat Kabinet)
Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrowi mengemukakan, pemerintah betul-betul telah mengupayakan sebuah sejarah. Lahirnya sebuah sejarah MotoGP di Indonesia, dan ini betul-betul telah diupayakan secara maksimal oleh  ITDC sebagai pengelola dari kawasan Mandalika.
‘’Sekarang pihak Dorna Sport SL, Carmelo Ezpeleta betul-betul mendapat kepastian secara langsung dari Bapak Presiden bahwa pemerintah akan mendukung penuh persiapan baik infrastruktur, penyelenggaraan maupun prestasi sendiri,’’ katanya usai mendampingi Presiden menerima ITDC dan Dorna di Istana Kepresidenan Bogor.
Menpora menilai, ini adalah kabar gembira bagi seluruh penggemar Moto GP di Indonesia bahwa kita akan menjadi tuan rumah nanti di Moto GP Mandalika. Diakui Menpora, tentu banyak pertanyaan kenapa tidak di tempat lain yang dulu pernah jadi isu. Yang penting, menurut Menpora, sekarang Indonesia sudah memperoleh kepastian bahwa itu akan diselenggakan tahun 2021 nanti di kawasan Mandalika.
Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo  itu, Menpora Imam Nahrawi menjelaskan, bagaimana komitmen pemerintah nanti membantu ITDC karena ini bukan semata-mata Indonesia menjadi penyelenggara yang baik. Tetapi harus punya dampak yang lebih luas lagi bagi sektor ekonomi pariwisata maupun sektor prestasi olahraga.
Selain itu, juga disampaikan dari sisi pemenuhan infrastruktur seperti yang disampaikan oleh Presiden agar ada jalan tembus dari bandara ke Mandalika, kemudian perpanjangan runway di bandara. Juga soal pelabuhan karena nanti yang datang minimal 100 ribu orang tentu Lombok belum memungkinkan untuk ketersediaan kamar hotel, tetap dibutuhkan pelabuhan yang bisa akses langsung cepat ke Bali.
‘’Di Bali tentu dari sisi ketersediaan hotel itu pasti lebih banyak lagi. Jadi, itu tiga hal selebihnya ITDC tadi diminta koordinasi dengan Kementerian Pariwisata agar beberapa kewajiban-kewajiban sebelum dilaksanakannya 2021 itu bisa terpenuhi dengan baik,’’ terang Menpora. (Faris/Setkab)
Share:

Thursday 14 March 2019

AirAsia Indonesia Tandatangani Kerjasama dengan Pemprov NTB


Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah (Kiri) dan Direktur Utama PT. AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menandatangani naskah kerjasama di Tangerang Banten, Kamis (14/3/2019) 
Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah menandatangani nota kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding)  dengan PT. Indonesia AirAsia yang diwakili Direktur Utamanya, Dendy Kurniawan, untuk tujuan pengembangan penerbangan dan dukungan peningkatan pariwisata di Nusa Tenggara Barat di Kantor Air Asia di Jalan Marsekal Suryadharma Kota Tangerang Banten, Kamis (14/03/2019).

Gubernur Zulkieflimansyah menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepakatan bersama itu  adalah tindak lanjut konkret dari dua pertemuan antara Pemprov NTB dengan PT. Indonesia AirAsia  sebelumnya. Pascapenandatanganan MoU, Air Asia akan menambah rute penerbangan langsung (direct flight) Perth (Australia) – Lombok dengan menempatkan dua pesawat di Bandara Internasional Lombok dan menambah frekuensi penerbangan Kuala Lumpur – Lombok menjadi lebih dari dua kali sehari.

“Ini ikhtiar cepat dan akselerasi untuk membangkitkan dan menggairahkan kembali perekonomian NTB pascabencana dari sektor pariwisata. Kerjasama dalam memperbanyak rute penerbangan domestik dan internasional, terutama direct flight, dengan AirAsia akan sangat membantu dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan asing ke Lombok dan Sumbawa,” kata Zulkieflimansyah dalam sambutannya sebelum penandatanganan MoU.

Bukti bahwa kerja sama itu konkret dan cepat, disebutkan oleh Zulkieflimansyah bahwa tiket penerbangan dari Perth ke Lombok sudah bisa dipesan mulai Kamis 14 Maret 2019.

“Mudah-mudahan dengan semakin banyaknya armada maskapai, rute dan frekuensi penerbangan, akan menurunkan harga tiket dan ujung-ujungnya bakal semakin banyak wisatawan nusantara dan mancanegara yang kembali berkunjung ke NTB” imbuh Gubernur Zul.

Hal senada dibenarkan Dirut PT. Indonesia Air Asia, Dendy Kurniawan. Bahkan, menurut Dendy Kurniawan, acara hari ini adalah sejarah baru bagi Air Asia Indonesia, karena pertama kalinya seorang gubernur datang dan menandatangani kerja sama bidang penerbangan.

“Kami merasa bangga dan terhormat karena ini baru pertama kalinya kantor kami dikunjungi gubernur dan sekaligus menandatangani sebuah kerjasama. Dan kami sepakat untuk mendukung kebangkitan perekonomian NTB pascabencana gempa bumi lalu, melalui sektor pariwisata dan tentunya kapasitas kami sebagai sebuah maskapai penerbangan dalam penyelenggaraan penerbangan ke NTB.” papar Dendy.

Dendy juga menekankan dalam waktu dekat akan menempatkan dua pesawat Air Asia di Lombok untuk melayani rute baru direct flight Perth – Lombok dan penambahan frekuensi baru Kuala Lumpur – Lombok. Selanjutnya juga akan membuka rute baru Yogyakarta dan Bali pada pertengahan tahun ini.
Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah didampingi Kepala Dinas Pariwisata L. Moh. Faozal pose bersama dengan jajaran AirAsia Indonesia
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Zulkieflimansyah juga berharap dukungan dari Air Asia terkait akan digelarnya balapan MotoGP di sirkuit Mandalika pada 2021.

“Lombok akan menjadi tuan rumah balapan MotoGP pada 2021, dan kontraknya akan berjalan selama 3 tahun atau 3 musim balapan. Saat ini kami juga sedang membangun sirkuit jalan raya berkelas internasional untuk balapan MotoGP. Kami berharap, jaringan luas Air Asia di lingkup global mau membantu dalam sosialisasi dan memperkenalkan Sirkuit Mandalika menjelang MotoGP Lombok 2021 nanti.” Sebut Zul.

Baca Juga :LIA Jadi Hub AirAsia

Pembangunan sirkuit dan gelaran balapan MotoGP Lombok, disebutkan Zul akan mampu menyerap tenaga kerja hingga 7 ribu orang. Sementara jumlah penonton diperkirakan mencapai 300 ribu dari domestik dan mancanegara. Itu menjadi potensi bagi maskapai penerbangan seperti Air Asia untuk turut mengambil kue penumpang pesawat ke Lombok.

Dendy merespon positif harapan Gubernur NTB, dengan menyatakan bakal menggerakkan 97 juta database jaringan Air Asia global untuk membantu sosialisasi Sirkuit MotoGP Mandalika Lombok.

“Kami sangat mendukung promosi sirkuit MotoGP di Lombok. Ada 97 juta database Air Asia yang bisa kami gerakkan untuk meningkatkan awareness publik dunia bahwa salah satu seri balapan MotoGP akan digelar di Lombok Indonesia pada 2021 mendatang.” tambah Dendy.

Sebagai informasi, balapan MotoGP di Indonesia pernah digelar pertama kali di Sirkuit Sentul Bogor Jawa Barat pada tahun 1997 silam. 24 tahun setelahnya, baru akan digelar kembali di Lombok NTB.

Dalam penandatanganan nota kesepakatan bersama tersebut, Gubernur NTB didampingi Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu M. Faozal dan ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB Anita Ahmad dan sejumlah pengurus lain. (Marham/Humas NTB)
Share:

Sunday 3 March 2019

Sambut MotoGP di Indonesia, Blue Bird Siap Tambah Investasi

Mobil operasional Lombok Taksi dengan 7 tempat duduk
Banyak kalangan di Indonesia telah mengetahui Lombok akan menjadi tuan rumah pelaksanaan MotoGP di Indonesia pada 2021 mendatang. Optimisme akan kemajuan daerah ini sangat diyakini kedepannya. Karena itu, Blue Bird, sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa angkutan umum darat (taksi) akan ikut memberikan dukungan.


Direktur PT. Blue Bird Tbk, Andrianto Djokosoetono SP, MBA menyatakan komitmen tersebut. Blue Bird siap menambah investasinya di Lombok untuk mendukungnya sebagai tuan rumah pelaksanaan MotoGP.

“Kita mau partisipasi lebih banyak bukan taksi saja, rent car akan kami kembangkan, bus pariwsiata kami kembangkan, shuttle bus juga kami kembangkan. Kami akan sesuikan dengan kebutuhan di sini,” kata Andrianto saat peluncuran Taksi 7 Seater di Pool Lombok Taksi, Jumat (1/3/2019) .


Tidak disebut besaran investasi yang akan ditambahkan dari sisi nilainya untuk menyambut pelaksanaan MotoGP 2021. Blue Bird juga mempersiapkan teknologi layanan yang lebih baik. Terutama dalam hal pelayanan melalui aplikasi. Andrianto mengatakan NTB, Lombok di dalamnya adalah pariwisata sebagai salah satu industri utama. Blue Bird ingin menjadi catalis pelayanan pariwisata supaya pilihannya menjadi lebih lengkap.

“Saya di pesawat membaca berita yang sama di koran nasional, bahwa NTB akan semakin maju pembangunan pariwisatanya. Apalagi dengan adanya KEK Mandalika dan dibangunnya sirkuit MotoGP. Rasanya saya melihat Lombok itu terpesona,” ujarnya.


Hal itulah yang membuat Blue Bird semakin siap menambah investasinya untuk mengakseslerasikan pembangunan di daerah ini. Andrianto mengatakan , Blue Bird berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dari sisi keamanan dan kenyamanan pelanggan, siapa saja yang datang ke daerah ini. Terutama wisatawan.

Untuk memberikan yang terbaik, lanjut Andrianto, salah satunya komitmen yang dijalankan adalah menempatkan driver-driver taksi terbaik. Para driver ini tidak saja memberikan pelayanan sebagai pengemudi dan antar jemput penumpang.


Lebih luas lagi, driver difungsikan sebagai juru bicara tentang seluruh sektor-sektor potensial yang ada di daerah. Berbagai sisi, kata Andrianto untuk mendukung Lombok, NTB ini sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia.

“Kami di setiap pool menyediakan ruangan training untuk melaksanakan standar pelayanan yang aman dan nyaman kepada penumpang. Karena kesan pelayanan ini juga yang akan merepresentasikan daerah. Kami mantapkan terus attitude dan knowledge pengemudi untuk mendukung Lombok sebagai destinasi wisata internasional,” demikian Andrianto. (Bulkaini/Suara NTB)

Share:

Wednesday 27 February 2019

BRT di Kota Mataram Terancam Jadi Besi Tua

BRT yang terparkir rapi di Pool Damri Sweta Mataram. BRT ini tidak difungsikan, karena tidak memiliki biaya operasional. 
Kota Mataram termasuk kota yang mulai mengalami persoalan transportasi. Khususnya transportasi darat, di beberapa titik. Kemacetan, ruas jalan yang sempit, ketidakdisiplinan berlalu lintas jadi masalah. Pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang jauh meninggalkan pertumbuhan jalan serta pertumbuhan pusat kegiatan yang tidak seiring dengan peningkatan kapasitas dan pembukaan akses, melengkapi persoalan transportasi darat.


Mencermati persoalan ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), akhirnya membantu NTB (Kota Mataram), mengatasi persoalan transportasi itu. Sebanyak 25 unit Bus Rapid Transit (BRT) didistribusikan tiga tahun yang lalu. Namun ironis, BRT tidak dimanfaatkan secara maksimal.  Awal-awal saja sempat difungsikan. Kini BRT sudah tidak terlihat lagi di jalan-jalan Kota Mataram. Keberadaan BRT, seolah-olah mubazir dan terancam jadi besi tua.

Pemerintah Pusat melalui Kemenhub mengajukan penyelenggaraan BRT  yang mulai uji coba penerapannya, salah satunya di Kota Mataram sejak tiga tahun lalu. Konsep BRT merupakan sistem angkutan massal yang terintegrasi di setiap koridor. Kehadiran BRT bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi dalam kota. Namun sayangnya kebijakan penerapan BRT ternyata belum dapat terselenggara dengan baik.

Awal penerapan BRT, Kemenhub menurunkan sebanyak 25 unit. BRT-BRT ini sempat terlihat lalu lalang mengisi jalanan di Kota Mataram. Secara bersamaan, untuk menunjang operasional BRT, pada setiap tempat pemberhentiannya disediakan halte.


Sejalan dengan tidak maksimalnya fungsi BRT ini, halte-halte yang tersebar di sejumlah titik di Kota Mataram nasibnya juga sama, mubazir. Halte-halte hanya jadi tempat bermain anak-anak sekolah, bahkan menjadi tempat peristirahatan bagi pejalan kaki. Bukan tempat menunggu untuk menanti BRT.

Ekbis NTB, Sabtu (23/2/2019) memantau langsung keberadaan BRT yang telah diserahkelolakan oleh pemerintah daerah kepada Perum Damri, karena keterbatasan pemerintah daerah dalam mengoperasikannya. Di pool Perum Damri di Sweta Mataram, 15 bus berukuran jumbo ini terparkir rapi. Ternyata dari 25 unit, 10 di antaranya sudah ditarik oleh Kemenhub dan dikirim ke Bandung karena beroperasi tak sesuai harapan di Kota Mataram. Bus-bus inilah yang paling besar di sana, ia dapat dikenal dari warnanya, seluruhnya biru. Pada bagian samping dan belakang bus, di tempel stiker ajakan kepada masyarakat untuk menggunakan angkutan umum ini.  ‘’Ayo Naik Bus, Biar Nggak Bikin Macet’’.

BRT-BRT ini diparkir berjejer melawan terik panas, dan embun. Bus-bus ini diparkir di halaman pool Perum Damri. Dilihat dari fisiknya, BRT ini masih bagus, mulus. Belum aca lecet , ataupun onderdil luar yang diganti. Meski tidak dioperasikan, Perum Damri harus merogoh biaya untuk maintenance. Setidaknya, untuk setiap kali memanaskan mesin-mesinnya setiap hari. ‘’Sementara ya kita panaskan mesinnya saja setiap hari,’’ kata Sumijan, General Manajer Perum Damri Mataram kepada Ekbis NTB.


Untuk mengoperasikan seperti hajatan pemerintah, tentu tak kuat bagi Damri. Sebab operasionalnya butuh biaya tak murah. BRT-BRT ini, menurut Sumijan--- biasa disapa Jajak---, sebelumnya dioperasikan untuk melayani penumpang anak-anak sekolah dan umum di Kota Mataram dan Lombok Barat dengan empat koridor. Narmada-Senggigi, Terminal-Ampenan, termasuk ke pusat-pusat perbelanjaan.  Karena beban operasionalnya, Perum Damri tam mampu melayani rute-rute yang telah sediakan fasilitas haltenya. ‘’BRT ini sebetulnya sangat dibutuhkan untuk anak-anak sekolah. Tapi belum ada subsidi untuk mengoperasikannya,’’ katanya.

Keinginan untuk tetap mengoperasikan BRT ini juga talah disampaikan ke Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Harapannya, Pemprov juga mendukung subsidi BRT dari Kementerian Perhubungan RI ini, sehingga apa yang dihajatkan pemerintah terwujud.

Mengapa harus menunggu subsidi? Kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan bagi Damri mengoperasikan BRT secara mandiri. Kondisi pariwisata yang belum pulih, serta minimnya pergerakan orang membuat Damri kehilangan pangsa pasar hingga lebih dari 50 persen. Yang dilakukan Damri sementara ini, bagaimana bisa bertahan. Orientasi bisnis dikesampingkan.
Sebelumnya, Perum Damri juga di Mataram telah melakukan modifikasi beberapa unit untuk bus pariwisata. Interiornya dibuat senyaman mungkin. Damri bahkan menawarkan harga fleksibel bagi yang ingin mencarternya. Tetapi tetap saja tak ada yang berminat.


Alternatif lain sedang dipertimbangkan, Damri berencana ingin membuat paket-paket tour wisata ke beberapa objek wisata di Pulau Lombok. Dengan jadwal tour bisa hingga seharian. Makan dan minum, serta snack ditanggung sepenuhnya.  ‘’Kita masih hitung-hitung dulu paketnya,’’ katanya. (Bulkaini/Ekbis NTB)
Share:

Friday 1 February 2019

Persiapan Pembukaan Rute Lombok-Perth Hampir Tuntas


General Manager Lombok International Airport Nugroho Jati 
Persiapan pembukaan rute penerbangan internasional Lombok-Perth Australia sudah hampir tuntas. PT. Angkasa Pura (AP) I Lombok International Airport (LIA) memastikan semua kebutuhan dan dukungan fasilitas penunjang di bandara sudah siap.  Tinggal menunggu kepastian jadwal penerbangan perdana dari pihak maskapai AirAsia.

“Kalau dari sisi bandara sudah tidak ada masalah. Semua yang dibutuhkan sudah dipersiapkan,” tegas General Manager (GM) PT. AP I LIA, Nugroho Jati, kepada wartawan, Kamis (31/1/2019).

Sebelumnya, pihaknya sempat terbentur dengan pengaturan slot time untuk rute internasional tersebut, karena untuk menemukan slot time yang pas, bukan perkara mudah. Mengingat, untuk slot time itu harus dikomunikasikan dengan pihak bandara tujuan. Tidak menutup kemungkinan, ujarnya, di LIA slot time yang tersedia banyak, namun di bandara tujuan, slot time-nya minim.

“Di sinilah biasanya yang jadi kendala untuk rute penerbangan baru, menentukan slot time yang pas. Karena itu berkaitan dengan ketersediaan slot time di masing-masing bandara,” jelasnya.


BACA JUGA :  LIA JADI HUB AIRASIA


Tapi untuk slot time, ujarnya, sudah tidak jadi masalah. Tinggal urusan administrasi dan izin rute penerbangan saja, karena kewenangannya masalah itu bukan di tangan pihaknya, tapi menjadi kewenangan pemerintah pusat. “Prinsipnya dari sisi bandara sudah tidak ada masalah. Tinggal menunggu kepastian dari pihak maskapai,” ujar Jati.


Disinggung soal rencana penerbangan perdana akhir bulan Februari mendatang, Jati mengaku belum bisa memastikan, karena sekali lagi, keputusan soal itu ada di tangan pihak maskapai. Pihaknya hanya berkewajiban menyiapkan dukungan dari sisi bandara. Soal kapan akan dibuka, semua tergantung kesiapan pihak maskapai. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Sehari di Akhir Januari 2019, 40 Penerbangan di LIA Dibatalkan

Penumpang memasuki terminal LIA untuk melakukan boarding, Kamis (31/1/2019). Saat ini kondisi penumpang di LIA menurun. Kondisi tersebut membuat banyak penerbangan akhirnya dibatalkan oleh pihak maskapai.
Jumlah penumpang pesawat di Lombok International Airport (LIA) awal tahun ini, mengalami penurunan cukup signifikan. Akibatnya, banyak penerbangan yang dibatalkan oleh pihak maskapai. Jika dikalkulasikan rata-rata hingga 40 penerbangan di LIA dibatalkan setiap hari.



“Kondisi memang sedang lesu. Akibat menurunnya jumlah penumpang pesawat,” aku General Manager (GM) PT. Angkasa Pura (AP) I LIA, Nugroho Jati, saat coffee morning dengan awak media di terminal LIA, Kamis (31/1/2019).

Dikatakannya, pada kondisi normal jumlah penerbangan di LIA bisa mencapai 95 pergerakan (penerbangan) setiap harinya. Namun saat ini, dengan menurunnya jumlah penumpang pesawat hampir 40 penerbangan dibatalkan setiap harinya.

Pihaknya pun mengaku tidak bisa berbuat apa-apa, karena memang kondisinya sedang lesu. Dan, itu bukan hanya karena satu faktor saja. Tapi banyak hal yang jadi penyebabnya. Bisa karena memang faktor harga tiket pesawat yang mahal, penurunan jumlah wisatawan dan hal-hal lainnya.

“Jadi soal banyaknya penerbangan yang dibatalkan, kita juga tidak bisa salahkan pihak maskapai. Karena mereka juga tentu punya hitungan-hitungan bisnis dan jelas tidak mau merugi,” terangnya.



Lagi pula kondisi saat ini sedang masuk low season, sehingga penumpang pesawat menurun. Belum lagi kegiatan-kegiatan pemerintahan juga belum banyak yang berjalan. Karena diakui atau tidak, salah satu pendorong jumlah penumpang ialah dari kegiatan perjalanan dinas dan kunjungan kerja.

Selain itu, trauma akan gempa juga masih dirasakan oleh masyarakat, sehingga banyak yang kemudian memilih menunda kedatangan ke Pulau Lombok. “Persoalan menurunnya jumlah penumpang pesawat harus dilihat secara lengkap. Tidak bisa hanya dilihat dari satu aspek saja,” tambah Jati.  

Pihaknya berharap dengan mulai menggeliatnya kegiatan pemerintahan, kemudian dengan akan segera masuknya musim liburan, geliat penumpang pesawat bisa kembali meningkat. Sejauh ini tanda-tanda ke arah itu sudah mulai terlihat. “Tentu kita berharap kondisi ini tidak berlangsung lama. Karena memang target kunjungan wisatawan yang dicanangkan pemerintah provinsi cukup tinggi tahun ini. Mencapai 4 juta wisatawan,” tandasnya. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Sunday 20 January 2019

LIA Jadi Hub AirAsia, Rute Lombok-Australia Dibuka Akhir Februari 2019

 
Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah saat menggelar rapat dengan pihak AirAsia
Maskapai AirAsia akan mulai membuka rute penerbangan langsung Lombok-Perth Austarlia, akhir Februari 2019 mendatang. Kepastian tersebut disampaikan CEO AirAsia Grup, Dendy Kurniawan usai menggelar rapat terbatas dengan Gubernur NTB Dr. H. Zukliefliemansyah, di Kantor ITDC The Mandalika, Kamis (17/1/2019).
Saat ini proses persiapan untuk keperluan pembukan rute baru tersebut masih terus dimatangkan. Terutama untuk kepastian jadwal serta slot penerbangan yang ada. ‘’Koordinasi dengan pihak pengelola bandara termasuk dengan Kementerian Perhubungan terkait pembukaan rute penerbangan baru ini terus dilakukan. Untuk memastikan, rencana pembukaan rute baru ini bisa sesuai rencana,’’ katanya.



Untuk melayani rute penerbangan internasional tersebut pihak AirAsia akan menggunakan pesawat Airbus A320 dengan kapasitas penumpang sekitar 180 penumpang dengan branding khusus oleh pihak AirAsia.

‘’Dengan pembukaan rute baru ini bisa mendongkrak pariwisata Lombok dan NTB pada khususnya, pascagempa Lombok. Sehingga pariwisata Lombok pada khususnya bisa semakin bergairah,’’ tegasnya.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkifliemansyah, menegaskan kesiapannya untuk mendukung rencana pembukaan rute penerbangan baru tersebut. Apapun yang dibutuhkan pihak maskapai selama bisa dipenuhi pemerintah provinsi akan dipenuhi. Termasuk fasilitas-fasilitas promosi yang dibutuhkan siap digunakan.


Bahkan pemerintah pusat sendiri luar biasa mendukung. Buktinya, pemerintah pusat telah menyiapkan stimulus bagi rute-rute penerbangan baru. Termasuk rute Lombok-Perth Australia ini. “Berapa besaran stimulus yang disiapkan, segera akan dimatangkan dengan pemerintah pusat,” tandasnya.  

Diakuinya pembuka rute baru tersebut lebih cepat dari yang diperkirakan. Artinya, ada komitmen yang kuat dari pihak maskapai untuk mewujudkan rute tersebut. Dengan adanya rute baru tersebut, diharapkan bisa memancing wisatawan untuk lebih banyak datang ke Pulau Lombok dan NTB pada umumnya. 

Sementara CEO AirAsia Grup Dendy Kurniawan, mengatakan pihaknya telah menetapkan Lombok International Airport (LIA) sebagai bandara hub (penghubung) mulai tahun ini. Nantinya, sejumlah penerbangan yang dilayani AirAsia akan melalui LIA. Baik itu untuk rute internasional maupun domestik.



Dendy mengatakan, saat ini AirAsia sudah memiliki empat bandara hub di empat kota. Yakni Jakarta, Surabaya, Denpasar serta Medan. Dan, LIA bakal menjadi bandara hub ke lima yang dimiliki AirAsia. ‘’Lombok ini akan menjadi bandara hub ke lima kita,’’ terangnya.

Dikatakannya, sebagai bandara hub beberapa rute penerbangan yang dilayani oleh AirAsia nanti akan melalui LIA. Seperti rute Kuala Lumpur dan Singapura untuk rute internasional. Sedangkan untuk rute domestik, seperti Yogyakarta, Denpasar dan beberapa rute lainnya.

“Penetapan LIA sebagai bandara hub bersamaan dengan pembukaan rute internasional Lombok- Perth Australia. Karena rute penerbangan dari bandara lain yang menuju Australia juga akan melalui LIA,” terangnya.

AirAsia sendiri nantinya akan menyiapkan dua pesawat setiap hari. Untuk melayani penerbangan penghubung tersebut.  ‘’Kalau sudah jadi bandara hub, maka intensitas penerbangan di LIA tentu akan semakin meningkat. Mobilitas penumpang dengan sendiri juga akan ikut meningkat,’’ katanya. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Wednesday 16 January 2019

Dampak Pendakian ke Rinjani Ditutup, Warga Sembalun Pilih jadi Buruh Tani

 Salah satu hotel ternama di Sembalun, yakni Hotel Nusantara yang sepi akibat tidak ada kunjungan wisatawan pascagempa. Masyarakat Sembalun sekarang beralih bertani sambil menunggu pariwisata pulih.

Bencana gempa yang terjadi di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) bulan Juli, Agustus dan September 2018 membuat kondisi masyarakat terdampak gempa terpuruk. Akses perekonomiannya lumpuh. Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Sembalun. Masyarakat yang mengandalkan sektor pariwisata jadi sumber pendapatannya saat ini gigit jari.


UNTUK memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat yang tinggal di bawah kaki Gunung Rinjani ini memilih bertani maupun buruh tani. Hal demikian disampaikan Camat Sembalun, Usman, kepada Suara NTB, Selasa (15/1/2019).

Menurutnya, masyarakat pada mulanya lebih mengandalkan sektor pariwisata untuk pendapatan mereka, baik dari penginapan hotel, homestay, maupun jasa porter dan lainnya. Namun kini, aktivitas itu sudah tidak terlihat lagi, kunjungan wisatawan mancanegara hampir tak ada lagi seiring dengan ditutupnya jalur pendakian ke Gunung Rinjani.

"Memang dampak gempa ini cukup dirasakan oleh masyarakat kami. Hotel-hotel, penginapan dan sejenisnya kosong. Pendakian tidak ada. Ini tentu berpengaruh terhadap sumber pencaharian masyarakat," jelas Usman.



Kendati demikian, katanya, persoalan itu tidak membuat masyarakat setempat pasrah. Dengan kondisi alam yang potensial, masyarakat yang sebelumnya bergelut pada dunia pariwisata saat ini mengantungkan rizkinya pada sektor pertanian. Selain bertani bagi masyarakat yang memiliki lahan. Masyarakat juga memilih menjadi buruh tani untuk mengangkut hasil pertanian dari areal persawahan masyarakat.

Dengan memanfaatkan sektor pertanian, secara perlahan roda perekonomian masyarakat terpenuhi dan sudah normal meskipun belum 100 persen. Bahkan sejumlah pasar yang terdapat di Kecamatan Sembalun, beberapa minggu setelah gempa kembali ramai dipadati masyarakat yang datang membeli berbagai kebutuhan dan keperluan hidup. "Intinya sekarang akses perekonomian mulai pulih. Hanya saja sumber pencarian dari sektor pariwisata masih menjadi persoalan," ujarnya. (yoni ariadi/Suara NTB)

Share:

TNGR Targetkan Pendakian ke Rinjani Normal Tahun 2021


KEPALA Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Sudiyono 
KEPALA Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Sudiyono mengatakan, pendakian Rinjani akan normal pada 2021 mendatang. Tahun ini, TNGR akan melakukan kajian untuk perbaikan jalur-jaur pendakian yang rusak akibat gempa, termasuk menghitung kebutuhan anggarannya.

Selanjutnya, kebutuhan anggaran perbaikan jalur-jalur pendakian Rinjani akan diusulkan dalam APBN 2020. Jika jalur pendakian Rinjani diperbaiki tahun depan, maka pada 2021, pendakian ke Rinjani sudah mulai normal.

Dikonfirmasi usai bertemu Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Selasa (15/1/2019), Sudiyono mengatakan akibat penutupan jalur pendakian Rinjani di Senaru dan Sembalun, sebanyak 1.702 porter/guide dan trekking organiszer yang menganggur. Terdiri dari 90 trekking organizer dan 1.612 porter dan guide.

‘’Dampaknya bukan hanya itu. Ketika ada wisatawan kan mereka butuh transportasi, makan, penginapan. Saya kira efeknya sangat banyak. Kemudian juga hasil-hasil pertanian, kuliner juga berpengaruh. Ribuan kena dampak akibat penutupan pendakian Rinjani,’’ ujarnya.

Sampai saat ini, kata Sudiyono, usaha-usaha yang berkembang di sekitar kawasan Gunung Rinjani belum normal. Karena pendakian lewat jalur Senaru Lombok Utara dan Sembalun Lombok Timur masih ditutup.

Kedua jalur pendakian tersebut masih ditutup karena kondisinya  masih rusak dan tanahnya labil. Ketika diinjak satu orang saja, maka akan terjadi longsor.

Dengan musim hujan diharapkan tanah yang labil bisa hilang. Tidak menutup kemungkinan, kata Sudiyono, jika jalur yang ada sekarang tak bisa diperbaiki maka akan dilakukan pembukaan jalur baru. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
Share:

Thursday 10 January 2019

Nugroho Jati Gantikan Gusti Ngurah Ardita sebagai GM PT. AP I LIA


Nugroho Jati (kanan) dilantik sebagai GM PT. AP I LIA mengantikan I Gusti Ngurah Ardita di Mataram, Selasa (8/1/2019) malam.
Posisi General Manager (GM) PT. Angkasa Pura (AP) I Lombok International Airport (LIA) resmi berganti, dengan ditunjuknya Nugroho Jati sebagai pejabat yang baru. Ia menggantikan posisi pejabat sebelumnya, I Gusti Ngurah Ardita yang masuk purna bakti, akhir tahun 2018 lalu. Setelah memimpin perubahan besar-besaran di LIA sejak akhir tahun 2015 lalu. 

Pasca ditunjuk sebagai GM PT. AP I LIA yang baru, Nugroho mengaku kalau bebas tugas yang bakal dipikulnya tidaklah ringan. Selain dihadapkan dengan tugas melanjutkan pembenahan di LIA yang tidaklah mudah. Tugas berat berupaya mempercepat recovery pascagempa tidak kalah berat. 

"Kalau soal pembenahan kita tinggal melanjutkan saja. Yang berat sekarang bagaimana mengupayakan supaya recovery pasca gempa bisa lebih cepat. Sehingga kondisi penumpang di LIA bisa kembali ke kondisi normal. Bahkan lebih baik lagi," ungkap Nurgroho, saat ditemui di sela-sela pisah sambut GM PT. AP I LIA, di Hotel Lombok Raya Mataram, Selasa (8/1/2019) malam. 

Diakuinya, musibah gempa beruntun yang melanda Pulau Lombok dan Sumbawa beberapa bulan yang lalu, tidak hanya berdampak pada menurunnya angka kunjungan wisatawan di daerah ini.  Tapi juga berdampak pada turunnya jumlah penumpang pesawat di LIA pascamusibah gempa. 

Meski secara kumulatif, angka penumpang di LIA selama tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Walaupun peningkatannya tidak terlalu tinggi. Itu akibat dari menurunnya jumlah penumpang di LIA pasca gempa yang ternyata cukup signifikan. Padahal jika tidak ada musibah gempa, peningkatan jumlah penumpang di LIA diprediksi bakal cukup tinggi. 

Tentunya, upaya mempercepat recovery tidak bisa dilakukan pihaknya saja. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat di daerah ini juga sangat diharapkan. Termasuk kalangan pers, peran sertanya dalam mendukung percepatan recovery pasca gempa sangat diharapkan. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Friday 4 January 2019

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Sumbang bagi Korban Gempa KLU

Bupati KLU H. Najmul Akhyar menerima bantuan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jumat (4/1/2019)
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menerima Silaturrahim dan Kunjungan Kerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Kabupaten Lombok Utara, Jumat (4/1/2019). Silaturrahim dan kunjungan kerja Gubernur DKI Jakarta itu, dalam rangka menyerahkan bantuan keuangan dan hibah provinsi DKI Jakarta kepada Pemda Kabupaten Lombok Utara dan Pemda Lombok Timur.

Dalam sambutannya, Gubernur NTB menyampaikan terima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta beserta seluruh rombongan yang telah berkenan mengunjungi NTB, khususnya di KLU sekaligus untuk menyerahkan bantuan.

“Selamat datang Mas Anies, anggap seperti di rumah sendiri,” kata Gubernur Zulkieflimansyah. Gubernur menjelaskan, ketika musibah gempa melanda NTB beberapa waktu lalu, sebenarnya masyarakat NTB belum siap secara mental. Sehingga menurutnya, trauma masyarakat di daerah ini membekas cukup lama. Namun, ketika musibah gempa yang lebih besar melanda daerah lain, seperti yang terjadi di Palu dan Donggala, masyarakat NTB seperti melupakan penderitaan yang ada.

“Mereka mengumpulkan apa yang mereka punya, untuk kemudian mereka sumbangkan ke saudara-saudaranya di Palu. Misalnya warga Gumantar dari Lombok Utara, yang mengumpulkan panen hasil bumi mereka untuk kemudian dijual dan hasilnya disumbangkan ke korban gempa di Palu dan Donggala beberapa waktu lalu. Padahal mereka juga masih pada tinggal di tenda ataupun hunian sementara,” jelas Gubernur seraya menyampaikan apa yang dilakukan oleh Gubernur DKI beserta masyarakatnya, yang memberikan bantuan, merupakan hal yang luar biasa.

Sementara itu, Gubernur DKI, Anies Baswedan menjelaskan bahwa saat ini masyarakat NTB, khususnya di Lombok sudah mulai bangkit, bergeliat dan memulai babak baru. “Kebangkitan masyarakat Lombok adalah kebangkitan masyarakat Indonesia,” Ungkap Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut.

Ia menyampaikan bahwa hikmah tidak pernah datang di hari kemarin. Justru hikmah itu datang di hari esok. Sehingga, apa yang terjadi di NTB ini merupakan musibah yang pasti ada hikmahnya dari Allah SWT. “Allah sedang merencanakan sesuatu yang tidak pernah kita ketahui,” Jelasnya. Karena itu, Ia memotivasi masyarakat KLU untuk tetap tangguh menghadapi cobaan dan musibah tersebut. Menurutnya, meski gempa bumi meluluhlantakkan bangunan, namun tidak akan pernah menghancurkan semangat masyarakatnya. Bahkan gempa bumi justru menambah ketangguhan masyarakat NTB.

Sebelum menyerahkan bantuan, Gubernur NTB dan Gubernur DKI Jakarta menyempatkan diri menyapa masyarakat Dusun Lendang Brore, Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Kab. Lombok Utara. Pada kesempatan yang sama, keduanya meninjau puluhan rumah yang sudah dibangun menggunakan bahan baku bambu, dengan anggaran dari swadaya masyarakat dan bantuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta lembaga yang bekerjasama dengan pemerintah, seperti Baznas (Badan Amil Zakat Nasional)
Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah (2 dari kanan) berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berkunjung ke KLU, Jumat (4/1/2019).
Di dusun tersebut, kedua Gubernur yang bersahabat sejak di bangku kuliah tersebut disambut antusias masyarakat. Mereka berebut salaman sembari menunjukkan rumah mereka yang sudah dibangun maupun rumah yang masih dalam tahap pembangunan.

Ditemani Bupati Lombok Utara, TGH. Nazmul Ahyar, dua Gubernur tersebut kemudian bertolak ke SMP Negeri 2 Tanjung, tepatnya di Dusun Dusun Cupek Sigar Penjalin,  Kabupaten Lombok Utara. Di sekolah yang sudah rata dengan tanah tersebut, Gubernur Doktor Zul dan Gubernur Anies, disambut puluhan guru dan ratusan siswa.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Anies menitipkan pesan kepada guru-guru di sekolah tersebut untuk selalu mendongeng. Sebab, dengan cara seperti itu akan memantik kecerdasan para siswa. Termasuk, pada puluhan tahun yang akan datang, anak-anak yang menuntut ilmu di sekolah tersebut akan menjadi pemimpin. Dan akan menceritakan kejadian gempa bumi kepada anak dan cucunya pada saat itu.

Kemudian, Gubernur Anies menyerahkan bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur. Menurut Anies, Pemprov DKI telah menganggarkan hibah dan bantuan keuangan kepada Pemda Lombok Timur dan Lombok Utara untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Bantuan tersebut rencananya akan dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Lombok Utara Rp. 19,2 miliar untuk membangun 16 sekolah dari jenjang TK sampai SMP.
2. Lombok Timur Rp. 10 miliar untuk membangun sanitasi lingkungan, rehabilitasi sarana pendidikan dan normalisasi jaringan air bersih.

Melalui Bazis (Badan Amil, Zakat, Infak dan Sedekah) DKI, lanjut Anies, Pemprof Dki juga turut membantu membangun 25 hunian sementara dan fasilitas MCK bagi warga desa Sigar Penjalin, Lombok Utara. Selain itu ditambah donasi dari jajaran PNS DKI, yang telah mengumpulkan sumbangan sebesar Rp. 4,4 miliar untuk membangun SMP 2 Tanjung Mas, Lombok Utara dan fasilitas pendukungnya. (Humas NTB/Marham)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive