Besarnya
potensi yang dimiliki pariwisata NTB, masih belum diimbangi dengan promosi
intensif di luar negeri. Harus diakui, gaung pariwisata NTB, khususnya yang ada
di Lombok dan Sumbawa masih baru sebatas dikenal di dalam negeri, sehingga
belum mampu menarik banyak kunjungan wisatawan mancanegara.
Kondisi
ini diakui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB H. L. Moh.
Faozal, S.Sos, MSi, dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Strategi
Destinasi Branding untuk Lombok Sumbawa di Hotel Lombok Raya, Jumat (3/6/2016). FGD
ini menghadirkan motivator dari Universitas Indonesia Dr. Hery Margono dan
jajaran Kementerian Pariwisata.
Faozal
mengaku, jika branding Pesona Lombok Sumbawa yang selama ini dikenal belum
mampu go international. Menurutnya,
branding Pesona Lombok Sumbawa baru sampai Cengkareng (Jakarta, red), sehingga
gaung pariwisata ke luar negeri masih belum seperti diharapkan. Dalam hal ini,
ujarnya, Pemprov NTB bersama Kementerian Pariwisata menginginkan branding
Pesona Lombok Sumbawa mampu go
international dan dikenal di mancanegara.
Dicontohkannya,
bagaimana sejumlah ikon pariwisata dunia yang mampu menyedot tingkat kunjungan
wisatawan mancanegara, karena branding pariwisatanya sudah cukup mendunia.
Padahal, ikon yang dijual tersebut tidaklah kalah indah atau menarik dengan
potensi pariwisata yang ada di Indonesia, khususnya di NTB.
Untuk
itu, pihaknya mengajak pelaku pariwisata dan pemerintah kabupaten/kota di NTB memanfaatkan
‘’kapal besar’’ yang disediakan Kementerian Pariwisata, yakni branding
Wonderful Indonesia dalam mempromosikan potensi yang dimiliki. Jika
memanfaatkan promosi pariwisata yang dilakukan melalui Wonderful Indonesia,
pihaknya yakin target kunjungan wisatawan mancanegara ke NTB akan semakin
meningkat. Belum lagi, sejumlah penerbangan langsung dari NTB menuju beberapa
negara di dunia akan dibuka dalam waktu dekat ini.
Selain
itu, pihaknya juga akan menjajaki kerjasama dengan beberapa maskapai
internasional, salah satunya Emirate Airline, yang merupakan salah satu
maskapai terbesar di dunia.
Jika
semakin banyak penerbangan yang melayani rute Lombok menuju beberapa negara,
maka target kunjungan 3 juta wisatawan
tahun 2016 akan tercapai, bahkan terlampaui.
Sementara
Wakil Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, SH, MSi, mengingatkan, pariwisata bukanlah sektor yang
berdiri sendiri, melainkan berada satu rangkaian dengan sektor lain. ‘’Kita
juga harus melihat bahwa inti dari industri pariwisata adalah kreativitas sebab
tanpa kreativitas maka pariwisata akan mati,” ujar wagub dalam sambutan
pembukaannya.
Wagub
memberikan apresiasi pada Disbudpar NTB, karena banyak event yang digelar.
Bahkan, akhir Mei lalu melakukan direct promotion di Makassar Sulawesi Selatan,
berupa parade kebudayaan Lombok Sumbawa dan table top antara pelaku pariwisata
yang ada di NTB dan Sulawesi Selatan. Untuk itu, wagub mengharapkan agar
masalah pariwisata mendapat dukungan positif dari banyak pihak, sehingga target
kunjungan bisa tercapai.
Pada kesempatan ini, peserta FGD mendapat
motivasi dari Hery Margono. Hery Margono mengingatkan agar jajaran pemerintah
daerah di NTB bersatu membangun pariwisata, tanpa berprasangka buruk.
Menurutnya, jika semua komponen bersatu memajukan pariwisata, ujarnya, apa yang
tidak mungkin menjadi mungkin. Untuk itu, dosen komunikasi Universitas
Indonesia ini meminta pemerintah daerah, pelaku pariwisata menyamakan persepsi
dalam memajukan pariwisata di daerah ini. (*)