Be Your Inspiration

Wednesday 17 August 2016

Wagub NTB Kukuhkan Paskibraka NTB 2016

Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi istri mengukuhkan paskibraka NTB 2016
Sekitar pukul 19.30 WITA, Selasa (16/8/2016) bertempat di Pendopo Gubernur NTB, Wakil Gubernur NTB H. M. Amin, S.H., M.Si kukuhkan  32 orang petugas upacara  yang terdiri dari 28 anggota paskibraka tingkat Provinsi NTB dan 4 anggota TNI sebagai  komandan pasukan yang akan bertugas saat pengibaran dan penurunkan Bendera Merah Putih pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi tanggal 17 Agustus 2016 di Lapangan Bumi Gora.
Pengukuhan Paskibraka yang menjalani pelatihan mulai dari tanggal 6 Agustus 2016 sampai dengan 16 Agustus 2016merupakan salah satu unsur kegiatan wajib bagi seorang paskibraka sebelum mengibarkan duplikat Bendera Merah Putih. Dan pada malam hari nanti akan di selenggarakan Malam Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan Majeluk Mataram.
"Terpilih sebagai anggota paskibraka adalah suatu prestasi yang patut dibanggakan, karena untuk menjadi anggota paskibraka tentunya melalui proses seleksi ketat, latihan berat yang menyita perhatian, waktu dan energi. Semoga kebanggaan dan kehormatan sebagai anggota Paskibraka, menjadi motivasi tersendiri bagi saudara-saudara dalam meraih prestasi gemilang di masa depan," ujar Wakil Gubernur dengan penuh rasa bangga kepada anggota Paskibraka yang akan dikukuhkan.
Tak lupa Wagub berpesan kepada anak-anak yang mendapatkan kesempatan sebagai anggota paskibraka, hendaknya menjadikan kesempatan ini sebagai langkah awal untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan kompetisi. ”Latihan disiplin, kerjasama, dan ketangguhan fisik, serta penanaman jiwa nasionalisme yang tinggi, yang diperoleh di masa muda, saya yakini akan terpatri dalam hati sanubari setiap anggota paskibraka. kesemua itu kiranya dapat menjadi modal dasar saudara-saudara dalam meningkatkan kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan.
Acara pengukuhan juga dirangkai dengan Penganugerahan tanda kehormatan satya lencana karya satya yang diberikan kepada 3 Aparat Sipil Negara (ASN) . Adapun nama ASN yang disematkan tanda penghargaan tersebut yaitu H. Lalu Anwar, S.Pd., M.Si yang bertugas di Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi NTB masa bhakti 30 tahun, Dra. Hj. Rr. Sri Rahmatari, M.M bertugas di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi NTB  masa bhakti 20 tahun dan Wahyu Hidayat, S.STP., MAP yang bertugas di Biro Umum Setda Provinsi NTB masa bhakti 10 tahun. (*)
Share:

Gubernur NTB Serahkan Remisi pada Warga Binaan di Lapas Mataram

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi menyerahkan remisi pada warga binaan di Lapas Mataram, Rabu (17/8/2016)

Sebanyak 876 orang narapidana penghuni lembaga pemasyarakatan di seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat mendapatkan remisi dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-71, dengan perincian sebagai berikut: 858 orang remisi sebagian, 18 orang remisi seluruhnya/langsung bebas, dan 13 orang remisi tambahan. Hal tersebut dilaporkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Provinsi NTB Sevial Akmily, SH., MH pada saat upacara pemberian remisi di lapas IIA Mataram, Rabu (17/8/2016).
Pada kesempatan itu, Sevial Akmily juga menyampaikan pemecahan rekor dunia oleh MURI dalam menyanyikan lagu indonesia oleh warga binaan sebanyak 192.000 orang secara serentak seluruh Indonesia. “Saya ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam memberikan bantuan dalam pelaksanaan pembinaan warga binaan pemasyarakatan, seperti bimbingan teknis kepada warga binaan,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Kementerian Hukum dan Ham dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Gubernur NTB Dr. TGH M Zainul Majdi selaku inspektur upacara menyampaikan proklamasi kemerdekaan merupakan titik tertinggi dari perjuangan bangsa Indonesia. “Rasa syukur dalam memperingati kemerdekaan adalah milik segenap lapisan masyarakat khususnya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), sebab memberikan perlakuan yang manusiawi kepada WBP merupakan kewajiban kita sebagai warga yang beradab,” ucap Gubernur. Melalui remisi ini diharapkan dapat mempercepat proses kembalinya narapidana dalam kehidupan masyarakat yang akan memperbaiki kualitas hubungan antara narapidana dengan keluarganya.
Kemenhumkan mengeluarkan instruksi untuk mendukung program pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap, serta penyalahgunaan narkoba di lapas/rutan dengan cara melakukan pembinaan dan pengawasan secara terus-menerus melalui koordinasi aktif oleh pemangku amanah, sehingga semoga semua lapas dan rutan menuju kondisi zero narkoba dan zero handphone.
Lebih lanjut, Gubernur Menyampaikan Pos Bantuan Hukum di rutan dan lapas seluruh Indonesia adalah amanah konstitusi bahwa setiap warga negara berhak atas persamaan hukum dan diperlakukan adil, tidak terkecuali para tahanan dan narapidana. “Saya berharap pos bantuan hukum dalam memberikan pelayanan bantuan hukum berdampak positif terhadap optimalisasi penyelenggaraan bantuan hokum di lapas dan rutan,” harapnya.
Tak lupa juga Gubernur NTB mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah melaksanakan upaya pembinaan  warga NTB dan menyampaikan selamat kepada WBP yang mendapat remisi. “Inilah tanda bahwa Negara punya perhatian dan telah menunaikan hak kepada warga binaan.,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur menyampaikan orang yang bertobat adalah seperti orang yang tidak pernah salah. Jika memiliki kehendak kuat untuk memperbaiki diri, Insya Allah Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberikan bekal yang luar biasa untuk kehidupan kita selanjutnya.  Cobaan secara khusus dalam suatu penjara pada akhirnya akan meningkatkan derajat seseorang. “Oleh karena itu, saya mengajak kepada WBP untuk memaknai keberadaan di tempat ini sebagai suatu kesempatan untuk menata masa depan yang lebih baik lagi,” pungkasnya.

Serangkaian upacara Gubernur langsung menyalami warga binaan yang ikut upacara dan meninjau lapas, serta mengunjungi pusat rehabilitasi narkoba di dalam Lapas IIA Mataram. (*)
Share:

Bali Safari and Marine Park Presents Celebrate Indonesian Independence Day

Several elephant at Bali Safari and Marine Park followed nation-wide celebration of Indonesia's 71st Independence Day 

As part of the nation-wide celebration of Indonesia’s 71st Independence Day on August 17, 2016, the Bali Safari & Marine Park organized a whole range of activities to strengthen the bond shared between members of the Park’s team via a special flag-raising ceremony found only at the Gianyar, Bali 40-hectare nature park.

The actual celebration commenced one week before Independence Day with marching competitions held among the various divisions of the Park’s working staff. Like similar marching contests held in communities across the nation, the marches conducted at the Bali Safari & Marine Park were performed with heart-felt feelings of patriotic pride. Awards were presented for marching abilities and for participation in extracurricular sporting activities organized for Park employees.

The peak of the several events held to commemorates Indonesia’s 71st Independence Day was a unique flag-raising ceremony  on August 17th. Animals gathered below the flag pole and stood in neat lines, displaying the respect demanded by the solemnity of the occasion. On hand tosalute the raising of the red and white Indonesian flag were Sumtran elephants and snakes. As Park workers representing the rich cultural diversity of the Indonesian archipelago stood shoulder-to-shoulder with animals representing the 60 species that live at the Park beneath the National flag, the Indonesian motto of “Bhinneka Tunggal Ika” or “Unity in Diversity” couldn’t help but come to mind.

The flag-raising ceremony was also attended by members representing the communities surrrounding  the Park, officials from various government agencies and members of the Gianyar Regency Administraton.

The General Manager of the Bali Safari & Marine Park, William Santoso, added: “Ceremonies and contests such as these form a permanent part of the calendar of our company. The cooperation and teamwork reflected in these internal activities play a major role in the various awards for service and excellence won by the Bali Safri & Marine Park.”

Happy 71st Indonesian Independence Day to the Republic of Indonesia.One free. Forever free. Merdeka!
Share:

Khidmat, Upacara Peringatan HUT RI KE-71 di Kantor Gubernur NTB

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi menyerahkan duplikat bendera pusaka pada pengibar Bendera Merah Putih pada Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 71 di Kantor Gubernur NTB, Rabu (17/8/2016)

Upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi Republik Indonesia ke-71 tahun 2016, di Lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur NTB, Rabu (17/08/2016) berlangsung khikmat. Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi menjadi Inspektur Upacara pada saat itu.
Hadir saat itu, Istri Gubernur, Hj. Erica Zainul Majdi, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH.M.Si dan istri Hj. Syamsiah Muh. Amin. Ratusan unsur TNI/Polri, ASN Pelajar dan mahasiswa turut ambil bagian pada peringatan yang dilaksanakan sekali setahun tersebut. Sementara itu, yang menjadi Komandan upacara dipercayakan kepada Mayor Sus S. Anggoro Jati, SH.

Peringatan detik-detik proklamasi tersebut diawali dengan penekanan tombol sirine oleh Inspektur upacara selama 60 detik. Kemudian dilanjutkan Pembacaan Naskah Proklamasi oleh Ketua DPRD Provinsi NTB, Hj. B. Isvi Rupaedah, MH. Selanjutnya, diikuti dengan mengheningkan cipta oleh Inspektur upacara.

Pada pengibaran bendera merah putih, Islatul Umairah dipercaya sebagai pembawa Baki bendera saat itu. Siswa kelas 2 SMA Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima tersebut dengan bangga mengayunkan langkah menuju mimbar Inspektur Upacara untuk menerima penyerahan bendera yang akan dikibarkan tersebut. Sesaat sebelum diserahkan, Gubernur penghafal Al-Qur’an tersebut mencium bendera sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kepada bendera kebanggaan negara Indonesia.
Dengan sigap dan bangga, gadis berumur 16 tahun tersebut menerima bendera dan kemudian dikibarkan.

Di hadapan pejabat daerah, Pasukan Pengibar sukses melaksanakan tugas dengan baik.
Usai dilaksanakan upacara, Gubernur NTB yang didampingi Wakil Gubernur menyerahkan hadiah kepada putra-putri terbaik NTB yang telah berhasil mengharumkan nama daerah di ajang MTQ Nasional ke-26 beberapa waktu silam.

Gubernur menyerahkan hadiah uang tunai seratus juta untuk juara pertama, tujuh puluh lima juta untuk juara dua dan lima puluh juta untuk juara tiga. Sementara harapan satu, dua dan tiga juga mendapat uang tunai dari Gubernur NTB tersebut. (*)
Share:

Tuesday 16 August 2016

Peringati HUT RI Ke-71, Pemuda Masbagik Bangkitkan Belanjakan

Seni Beladiri Belanjakan Khas Lombok Timur

Dalam rangka memperingati HUT RI ke-71 yang jatuh pada 17 Agustus 2016 . Masyarakat menggelar berbagai lomba ataupun kegiatan. Salah satunya, kegiatan Festival Masbagik yang digagas kaum muda Masbagik yang diselenggarakan mulai 14 hingga 28 Agustus 2016 bertempat di Lapangan Gotong Royong Masbagik. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sekda Lotim, H. Rohman Farly.

Sekda Lotim,H. Rohman Farly mengatakan, seni beladiri belanjakan, murni milik Suku Sasak Lotim yang pada zaman dahulu kerap dipertontonkan dalam berbagai kesempatan. Tak jauh beda dengan peresean, belanjakan juga tidak mengandung nilai permusuhan di antara pelakunya. Belanjakan, katanya, jauh lebih aman karena tidak disertai pukulan. Akan tetapi, belanjakan hanya mengandalkan kelihaian dalam menerapkan teknik kuncian. Jika salah seorang petarung menyatakan diri menyerah, lawan tidak boleh menyerang lagi dan setiap pertarungan diakhiri dengan pelukan antara petarung yang menandakan tidak ada dendam di luar pertarungan.

Menurut Ketua Panitia Festival Masbagik, Mirzoan Ilhamdi mengungkapkan, seni beladiri belanjakan sudah hampir punah terlupakan oleh masyarakat Masbagik. Terakhir kalinya belanjakan dipertontonkan pada tahun 1985 dan baru sekarang mulai dimunculkan. Sehingga, Festival Masbagik yang digelar untuk pertama kalinya ini dimaksudkan untuk membangkitkan semangat kaum muda dalam membangun daerah melalui sektor budaya salah satunya belanjakan yang sudah sekian lama dilupakan masyarakat. 

Belanjakan merupakan jenis olahraga beladiri yang tidak bertujuan menciderai lawan, karena memiliki prinsip kesantunan dan kecerdasan seperti yang disampaikan Sekda Lotim H. Roman Farly.
"Kita mau hidupkan kembali warisan budaya nenek moyang ini. Alhamdulillah, Festival Masbagik atau Festival Belanjakan ini sudah dimasukkan sebagai salah satu agenda Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi NTB,”ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lotim, H. Hariyadi Djoewayni mengatakan, seni beladiri tradisional Sasak belanjakan akan dikembangkan agar dapat dimainkan oleh masyarakat secara luas. Menurutnya, belanjakan merupakan aset kesenian lokal Lotim yang sangat potensial. Namun, untuk dapat dimainkan oleh orang secara umum, harus diterbitkan aturan yang menjadi pakem dari belanjakan agar sama dengan pencak silat, begitu juga terkait arenanya.
 “Memang dari tata cara pertarungannya bisa menghindari cidera. Namun dari sisi arena pertandingan, perlu ada perubahan. Sebab, kalau dipertandingkan di tanah kering, seperti saat ini, resiko cideranya sangat tinggi. Hal-hal seperti ini akan terus dibenahi agar seni beladiri tradisional milik Lotim ini semakin dikenal masyarakat secara luas,”tegasnya. (Yoni Ariadi Lombok timur) 
Share:

L. M. Khaerurrazak Al Hafizi, Menghafal Al Qur'an Sambil Bermain


 
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi memberikan ucapan selamat pada L. M. Khaerurrazak Al Hafizi saat meraih juara pada MTQ Nasional 2016 di NTB
L. M. Khaerurrazak Al Hafizi, juara terbaik I Hafiz 10 Juz pada Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke XXVI. Putra kedua dari pasangan L. Muhibban Al Hafiz dan Hikmah Muhibban ini menjadi salah satu putra terbaik NTB yang mampu mengharumkan nama NTB di tingkat nasional.

KEPADA Suara NTB, Rabu (10/8/2016) , ayah Kandung Khaerurrazak mengatakan, hafalan Al Qur'an anak kandungnya itu sudah jadi. Dikatakan demikian karena Razak sudah menghafal 20 juz. Tinggal 10 juz lagi, siswa kelas II tingkat SMP pada Ponpes Baitul Qura Wal Huffaz Dusun Berangkak Desa Kerongkong Kecamatan Suralaga ini sudah bisa menghafal 114 surah. Isi keseluruhan  ayat yang tertuang dalam 30 juz.

Menurut Muhibban, Anaknya itu mempunyai metode khusus dalam menghafal. “Hafalannya anak kita ini sudah jadi, tinggal muraja’ah (mengulang saja),” terangnya. Metode mengulangnya ini pun dinilai unik. Mengulang sambil bermain. Seperti tidak ada waktu tanpa muraja'ah. “Seperti saat main bola, ketika dia terlihat merenung sendiri itu bukannya melamun, tapi mengulang-ulang bacaannya,” tuturnya.

Metode mengulang yang diterapkan sang anak ini dinilai cukup efektif. Menghafal tidak memaksakan diri. Dibuat santai namun hafalannya tetap terjaga. L. Muhibban sendiri selaku Bapak ternyata juga seorang hafiz. Pendiri dari Ponpes Baitul Qura Wal Huffaz, tempat mencetak para hafiz.

Saat memberikan bimbingannya terhadap anak, metode belajar sambil bermain ini pun diterapkan. “Alhamdulillah bisa berhasil dan ini lebih efektif. Kita tidak saklek mengajarkan anak. Menghafal Al Qur'an itu  tidak harus duduk bersila, karena memang tidak bisa dipaksakan,” terangnya. Bagi Razak, metode muraja'ah nya itu membuatnya mempu mengulang bacaannya 10 juz dalam sehari.

Menjadi Juara terbaik I tingkat nasional, jelas menjadi kebanggaan sendiri. “Saya sendiri kan juga mantan pemain ikut pada ajang yang sama sejak 1992-1998 berturut turut mewakili NTB di tingkat nasional,” tutur Muhibban.

Lingkungan keluarga yang Qurani, menjadi salah satu alasan yang kuat juga memilih Khaerurrazak sebagai sang juara. Karena itu, katanya untuk melahirkan generasi-generasi penghafal Qur'an, maka menjadi harga mati, para orang tua pun harus turut menghafal.

Ibu Kandung dari Khaerul Razak juga, Hikmah Muhibban pun saat beberapa tahun terakhir turut menjadi hafizah. Saat ini sang ibu, kata suaminya sudah menghafal hampir 20 juz. Pilihan sang ibu menjadi hafizah (penghafal perempuan-red) karena sang anak tidak mau disimak hafalannya dengan cara melihat Kitab Al Qur'an. “Tidak mau disimak hafalannya dengan melihat Al Qur'an, Akhirnya ibunya juga turut menghafal.

Kakak kandung dari Razak, Lalu. M. Massaf Nawawi Makmun yang kini duduk di bangku SMA sederajat pun sudah menghafal 30 juz. Adik-adik Razak, Baiq Sakinantul Muhimmah dan  Baiq Mujahidatul Mutmainnah pun akan diarahkan sebagai hafizah. Menjadi hafidz tegasnya merupakan pillihan yang harus tetap dijaga. Tidak boleh menjadi mantan hafidz.

Alumnus Perguruan Tinggi Ilmu Qur'an Jakarta tahun 2000 itu menambahkan, terpilihnya sang anak sebagai juara nasional jelas sangat membanggakan keluarga. Membanggakan Lotim dan NTB. Membawa nama daerah. Cita-cita dari Razak sendiri sebutnya, ingin membuat keluarga Al Qur'an. Semua menjadi penghafal dan pecinta kita Suci Al Qur'an.
 
“Menjadi keluarga hafizd, pasti senanglah,” ucapnya menggambarkan. Pasca meraih juara I nasional, tidak lantas sang anak ini menjadi sombong. Sebaliknya, tetap rendah diri dan terus belajar. Pergaulan sehari-harinya pun cukup luwes.

Teman-teman Khaerurrazak juga sangat senang bergaul dengannya. Salah seorang anak dari Pancor yang saat ini duduk di kelas 4 SD bernama Rafi, katanya sering datang mencarinya untuk muraja'ah bersama.

Khaerurrazak selain juara menghafal dengan lantunan bacaannya yang sangat menyentuh,ia juga berprestasi dalam sekolah. Sejak kelas 1 SMP sampai sekarang Razak selalu tampil sebagai juara umum. Bahkan, pada ajang-ajang lomba Olimpiade Siswa Nasional (OSN) Matematika dan IPA tingkat Provinsi beberapa waktu lalu juga menorehkan prestasi yang sangat membanggakan. (Rusliadi Lombok timur)
Share:

Monday 15 August 2016

Imbangi Seni Modern dengan Musik Hadrah

Hadrah khas Desa Sekarbela Kota Mataram NTB

HADRAH adalah seni tari yang merupakan  salah satu bagian dari kesenian dan kebudayaan yang kita miliki. Kita sebagai generasi penerus harus mempertahankan keberadaan seni tersebut.
Di tengah banyaknya muncul genre musik di tanah air membuat selera masyarakat pun ikut berubah. Hingga membuat jenis musik musik tradisional pun mulai terlupakan dan bahkan itu terlihat hanya di daerah daerah tertentu, di Sekarbela Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, salah satunya.
Sekarbela, selain terkenal sebagai daerah pengolah emas, ternyata masyarakatnya tidak melupakan peninggalan nenek moyang, khususnya hadrah.  
Hadrah yang dalam maknanya terkandung puisi puisi rakyat yang mempunyai unsur unsur keagamaan dan bahkan kebudayan. Di Sekarbela ternyata hadrah ini geluti oleh perkumpulan pemuda- pemuda yang dibimbing oleh salah satu senior yang telah lama bergelut di bidang ini.
Sangat luar biasa bukan, sederet pemuda yang masih menjunjung tinggi nilai agama dan budaya. Dengan jumlah hampir 40 orang, dan dalam setiap penampilan menggunakan 20 orang selaku pemain musik dan 9 orang sebagai penari ternyata mampu mengalihkan perhatian penikmat tarian hadrah. “Di mana ada hadrah di situ ada saya, tutur salah satu pecinta hadrah di Sekarbela.
Ketua Hadrah Arraisiyah Sekarbela Yuspi, menuturkan, selain sebagai hobi, hadrah juga memiliki nilai positif bagi para pemuda-pemuda sekitar. ‘’Karena dengan disibukkan dengan hal seperti ini para pemuda pun tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat,” tuturnya, Rabu (10/8/2016).
Yuspi menjelaskan, hadrah hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengimbangi berbagai macam jenis musik yang kini banyak mempengaruhi masyarakat hingga melupakan unsur budaya dan agama.
Dengan dukungan dari berbagai macam kalangan, Hadrah Arraisiyah Skarbela kini mempunyai jam terbang cukup padat, karena tidak jarang hadrah ini diundang untuk mengisi berbagai macam jenis acara, seperti penyambutan tamu (pejabat pemerintah), peringatan hari-hari besar Islam/nasional dan upacara perkawinan.
Dari segi alat musik pun hadrah masih menggunakan alat-alat musik yang sederhana seperti rebana, babun, tamborin  dan ketipung. Tetapi, dari setiap penampilan hadrah pun terkandung nilai agama, moral dan budaya yang sangat kental hingga para pecinta hadrah pun takkan pernah bosan.
Hadrah Arraisiyah Sekarbela yang mulai didirikan sejak tahun 2012 ini ternyata merupakan suatu perkumpulan yang independen. Bagaimana tidak, dari segi dana kostum dan kebutuhan lainnya hanya didapatkan dari kontribusi masyarakat sekitar. ‘’Jiwa muda yang penuh dengan kreasi seperti ini seharusnya dapat wadah yang lebih layak guna mengembangkan jiwa kreativitas dan karya karya anak bangsa,’’ harapnya. (Arifin Hamim)
Share:

YPH-PPD NW Pancor Luncurkan Program Stumosys


Pendidikan anak merupakan hal yang sangat penting untuk masa depan anak-anak dan keluarga. Banyak orang tua di Indonesia saat ini yang sadar dan mau melakukan apa saja agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikannya sampai ke tingkat pendidikan tinggi.
Saat anak-anak berada di sekolah, seringkali orang tua memberikan semua tanggung jawab kepada sekolah dan guru. Sementara itu, tanggung jawab perkembangan pendidikan anak seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. Untuk menjawab semua itu, Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Darunnahdlatain Nahdlatul Wathan (YPH-PPD) NW Pancor meluncurkan program Studen Monitoring System (Stumosys).
Pengurus YPH-PPD NW Pancor, Mohammad Farid Zaini menjelaskan, Stumosys adalah sebuah sistem yang dibuat dengan tujuan mengamati perkembangan anak didik di sekolah. Sistem ini menggunakan teknologi informasi terkini untuk memasukkan, mengolah dan menginformasikan data perkembangan anak didik secara real time. Informasi tersebut akan dikirimkan kepada orang tua/wali murid melalui SMS dan email. Orang tua/wali murid juga dapat melihat informasi perkembangan anaknya di sekolah melalui aplikasi Stumosys pada perangkat elektronik seperti smartphone, tablet dankomputer/laptop.
Selain itu, aplikasi Stumosys dapat diunduh dari smartphone melalui Google Play Store untuk smartphone berbasis Android dan AppStore untuk smartphone berbasis iOS. Aplikasi ini juga dapat dibuka dengan menggunakan komputer/laptop dengan alamat website sms.neotural.com. Orang tua/wali murid dapat masuk kedalam aplikasi Stumosys dengan memasukkan login ID dan password yang akan dikirimkan melalui SMS dan email kepada orang tua/wali murid yang terdaftar di sekolah masing-masing. Informasi perkembangan anak peserta didik yang dapat dilihat dan diinformasikan kepada orang tua/wali murid adalah jadwal matapelajaran, kehadiran di tiap matapelajaran, laporan akademik, tingkah laku dan penampilan, pengumuman, profil guru, orang tua dan murid, informasi pembayaran sekolah, informasi buku di perpustakaan dan pembelian online barang yang dijual di koperasi sekolah.
  “Denganmelibatkan orang tua di dalam pengawasan dan pengamatan perkembangan anak didik di sekolah, diharapkan prestasi dan tingkat kedisiplinan anak didik dapat meningkat,”jelasnya.
Dengan demikian, YPH PPD NW Pancor yang bekerjasama dengan PT Neotural Era Gemilang untuk mengimplementasikan program Stumosys di sekolah dan madrasah yang berada di bawah naungannya. Program Stumosys ini merupakan sistem pengawasan dan pengamatan perkembangan anak didikt erlengkap dan tercanggih yang pertama kali diimplementasikan di Indonesia.
Pada bulan Agustus 2016 ini, dalammemperingati Hultah NWDI yang ke-81, YPH PPD NW Pancor meluncurkan program ini untuk diimplementasikan pada 5 madrasah yang berada di bawah naungan YPH. Kelima madrasah ini adalah MA Muallimin NW Pancor, MA Muallimat NW Pancor, MA Plus Keterampilan NW Pancor, MTs Muallimin NW Pancordan MTs Muallimat NW Pancor. (Yoni Ariadi Lotim)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive