Be Your Inspiration

Friday 18 August 2017

PEMBUKAAN BULAN PESONA LOMBOK SUMBAWA 2017 DALAM GAMBAR

Ketua Tim Penggerak PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi berbicara dengan salah satu peserta Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017
Ketua Tim Penggerak PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi melakukan sebuah ritual adat pada prosesi Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017 di Mataram

Ketua Tim Penggerak PKK Hj. Erica Zainul Majdi mengabadikan momen Bulan Pesona Lonbok Sumbawa 2017
Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin bersalaman dengan salah satu peserta karnaval Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dan Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin memukul gendang beleq sebagai tanda pembukaan Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi memberikan sambutan pada pembukaan Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017

Dokumen Foto : Humas dan Protokol Setda NTB

Share:

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Buka Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi memberikan sambutan pada pembukaan Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017

Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi mengajak seluruh masyarakat NTB menggali lebih dalam lagi, nilai -nilai dari agama dan kebudayaan sebagai modal dan sendi-sendi membangun NTB yang kental dengan budaya ke-islaman-nya. Karenanya,  Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB ini, meminta agar event tahunan bertajuk “Bulan Pesona Lombok Sumbawa (BPLS)” lebih menekankan aspek-aspek promosi yang bernuansa penguatan  agama dan kebudayaan daerah.

Dengan demikian, diharapkannya  festival  kebudayaan ini dapat menjadi filter terbaik dalam mencegah nilai-nilai asing yang bertentangan dengan jati diri bangsa dan masyarakat NTB yang religius. “Mari kita jadikan festival ini sebagai filter bagi masyarakat, khususnya generasi muda menghadapi perkembangan dunia yang semakin kompetitif ini,” ajak Gubernur Tuan Guru Bajang.

Ajakan tersebut disampaikan Gubernur TGB, saat membuka secara resmi BPLS  tahun 2017 yang ditandai pemukulan gendang beleq di Taman Sangkareang, Mataram, Jumat (18/8-2017). Pada saat itu, Gubernur TGB hadir didampingi Istri, Hj. Erica Zainul Majdi yang menggunakan busana adat Sasak. Juga hadir Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi NTB, di antaranya, Wakil Gubernur NTB beserta istri, Ketua DPRD NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda, Danrem 162 Wira Bhakti, Danlanal Mataram, Danlanud Rembiga. Hadir pula Wakil Walikota Mataram, Mohan Roliskana yang masing-masing juga menggunakan pakaian adat asli NTB yakni Sasak, Samawa dan Mbojo.

Lebih lanjut ditegaskan oleh Gubernur Tuan Guru Bajang bahwa beriman dan berbudaya adalah benteng terkuat dari modernitas kemajuan dunia. “Itulah sebabnya beriman dan berdaya saing menjadi visi yang senantiasa diusung dalam pembangunan Nusa Tenggara Barat,” terang gubernur dua periode itu. Sembari menegaskan bahwa promosi, inovasi dan kreasi pembangunan yang ramah budaya, akan membuat daeah kita  semakin atraktif untuk kunjugan wisatawan.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi didampingi Hj. Erica Zainul Majdi dan Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin menyaksikan salah satu atraksi pada pembukaan Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017 di Kota Mataram
 BPLS merupakan festival yang dilaksanakan selama satu bulan penuh dari tanggal 18 Agustus 2017 hingga 16 September 2017, dengan  menyuguhkan kolaborasi seni tradisional dan modern di berbagai destinasi wisata di Lombok dan Sumbawa. Kemeriahan masyarakat menyambut event kebudayaan Lombok dan Sumbawa tersebut, tampak  dari kehadiran 1.500 peserta mengikuti pawai “Lombok Sumbawa Karnival” tahun 2017. Peserta pawai tersebut merupakan perwakilan dari 10 Kabupaten/Kota se- NTB dan juga paguyuban-paguyuban dari berbagai daerah lain di Indonesia yang ikut berpartisipasi.

Sebelumnya, di tempat yang sama, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Bisnis Pasar dan Pemerintahan, Dr. Tazbir mengapresiasi komitmen Pemerintah Daerah Provinsi NTB dalam mempromosikan dan memajukan pariwisata NTB. “Dalam pantuan kami kontribusi NTB saat ini  tidak bisa dipungkiri dalam memajukan Pariwisata Nasional,”  jelasnya.

Salah satu contoh dari upaya Pemda NTB meningkatan  arus kunjungan wisata mancanegara, kata Tazbir seperti Charter flight dari korea yang  diharapkannya, pada saatnya nanti akan menjadi penerbangan reguler.  Sebanyak 28 acara utama dan 39 rangkaian acara disiapkan Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk para wisatawan yang datang berkunjung ke Lombok dan Sumbawa dalam pelaksanaan BPLS. Diantaranya : Lombok Sumbawa Karnival, Lombok Sumbawa Night Exhibition, Festival Kota Tua Ampenan, Festival Pesona Mandalika, Parade Kemerdekaan Indonesia, Idul Adha Religious Night Festival, GFNY Indonesia 2017, Tunaq Inter Fishing Contest, Kaliantan Kite Festival, Festival Moyo, International Halal Travel Fair, Sembalun Holtikultura Festival, Festival Gili Tramena Begawe, Festival Senggigi, Festival Film Pendek, Lombok Sumbawa Photo Contest. (Marham/Humas NTB)

Share:

Tuesday 15 August 2017

Ridwan Syah : Pemprov NTB Optimistis RPJMD Tercapai

Asisten II Setda NTB H. Chairul Mahsul dan Kepala Bappeda NTB H. Ridwan Syah

PEMPROV NTB optimistis target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB 2013-2018 bisa tercapai. Meski dihadapkan dengan sejumlah kendala, tidak menyurutkan langkah Pemprov NTB di bawah kepemimpinan Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan H. Muh. Amin, SH, MSi., melaksanakan program-program unggulan. Dalam RPJMD ada 31 indikator yang menjadi focus untuk dilaksanakan. Dari 31 indikator ini, 19 indikator atau 19 persen sudah  berhasil dilaksanakan, sementara  12 indikator atau 39 persen belum tercapai.
Demikian disampaikan Kepala Bappeda NTB Ir. H. Ridwan Syah, MSc, MM.TP., dalam jumpa pers di Ruang Rapat Sekda Kantor Gubernur NTB, Selasa (15/8). Hadir juga dalam jumpa pers ini, Asisten II Setda NTB H. Chairul Machsul, SH, MM, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB H. Irnadi Kusuma.
‘’Kenapa alasan 12? Karena ada 2 belum dirilis BPS. Bukannya tidak tercapai, tapi angkanya belum masuk. Yang belum dirilis, pengeluaran per kapita dan indeks kualitas pengolahan lingkungan hidup,’’ ungkapnya.
Rumah miskin milik salah satu warga di Lingkungan Dasan Geres Gerung Lombok Barat

Meski demikian, pihaknya optimistis sisa yang masih belum tercapai akan bisa dituntaskan. Sementara dari dari 10 indikator ini, ada 4 yang membutuhkan kerja ekstra dari pemerintah provinsi. Pertama, masalah kemiskinan. Di mana, target di RPJMD, angka penurunan kemiskinan 1 persen tiap tahun. Pada rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April, Pemprov sudah mencapai 16,07 persen.

‘’Sebenarnya target kita pada 2016 adalah 14,25 persen. Itu artinya, kita harus menyelesaikan, kalau mencapai target 2018 kita harus mencapai 12,25 persen, kita masih berutang, 3,07 persen,’’ terangnya.

 Selain itu, indikator lain usia harapan hidup, misalnya, prevalensi kurang gizi, buta huruf dari usia 15 tahun ke atas. Menurutnya, empat indikator ini saling berkaitan, karena kalau bicara kemiskinan, larinya ke arah pendidikan dan kesehatan, karena merujuk langsung tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Selain itu, ujarnya, masalah jalan provinsi mantap optimisis tercapai. Di RPJMD awal, panjang jalan provinsi mantap di angka 93 persen, tapi pihaknya merevisi menjadi 83 persen, karena tidak mungkin tercapai. Apalagi ada 300 km jalan provinsi mantap yang beralih status menjadi  jalan nasional. ‘’Seandainya jalan itu berstatus jalan provinsi, insyaallah, kita nyampai. Sehingga panjang jalan kita itu menjadi berkurang dan yang berkurang itu adalah yang mantap,’’ tambahnya.

Sehingga dengan alasan itu, pihaknya melakukan revisi. Untuk mengejar itu, pihaknya sudah menganggarkan jalan provinsi tahun jamak tahun 2017-2018 sebesar Rp 650 miliar. Dari hitungan-hitungan itu, pihaknya optimis kemantapan provinsi ini bisa sesuai harapan. Itu artinya, seluruh jalan provinsi yang strategis, termasuk lingkar utara di Pulau Sumbawa – lingkar Tambora, termasuk jalan lingkar selatan Pulau Lombok dan Sumbawa bisa mantap.

‘’Ada juga ada indikator lain, yang diusahakan, yakni pendaftaran HAKI. Tinggal didaftarkan saja. Indikator lain, PAD juga bias tercapai,’’ terangnya.

Laju pertumbuhan investasi juga jadi prioritas. Pihaknya yakin dengan perkembangan proyek di Mandalika bisa tercapai. Empat ini yang agak berat, tapi pihaknya akan berupaya. Namun, ada beberapa indkkator yang tidak ada kendalinya di provinsi. Ada di luar faktor-faktor eksternal yang bukan merupakan kewenangan gubernur menjadi penyebab, seperti penghapusan subsidi listrik 900 KVA. ‘’Itu berpengaruh sekali terhadap kemiskinan,’’ ujarnya.

Tidak hanya itu, terjadi bencana alam di beberapa daerah, termasuk di Bima, Sumbawa dan lainnya, karena sesungguhnya, kalau melihat angka yang dikeluarkan TNP2K dan BPS, yang fokus itu, bukan hanya miskin, tapi rentan miskin, karena batas miskin dan hampir miskin itu tipis. Tipis sekali. Jadi ada 2,4 juta penduduk NTB yang miskin dan hampir miskin dan inilah yang kita fokus untuk kita berikan sentuhan program. Karena dari hasil penelitian TNP2K, bahwa orang miskin di tahun 2017 itu adalah orang yang 50 persen sebelumnya tidak miskin. Jadi sebelumnya tidak miskin. Artinya, yang tadinya rentan miskin menjadi miskin, bergeser statusnya menjadi miskin. Dan ini kita fokuskan, termasuk tingkat kedalaman dan tingkat keparahannya, karena ini ketimpangan.


Soal kemiskinan, ujarnya, TNP2K memilih 2 provinsi untuk pilot project, yakni Sumatera Selatan dan NTB. Dipilih dua kabupaten, yakni Dompu dan Kabupaten Lombok Utara. Tujuannya mencari model untuk menyusun model penurunan angka kemiskinan. Ternyata biaya yang tinggi untuk penurunan kemiskinan belum menjamin penurunan kemiskinan angka kemiskinan. Ini terjadi di seluruh Indonesia, bukan hanya di NTB. (Marham)
Share:

Monday 14 August 2017

Berkreasi Buat Lampu Dinding Cantik dari Pipa Paralon

Perajin lampu dari pipa paralon di Karang Kemong Cakranegara Kota Mataram

IDE kreatif seseorang bisa datang secara kebetulan dengan melihat sesuatu benda di sekitarnya. Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Khota yang terinspirasi membuat kerajinan dari pipa paralon.


“Idenya setelah melihat mertua yang memiliki sisa paralon air yang terbuang sia-sia, makanya saya terpikir membuat kerajinan dari itu,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB di Karang Kemong, Cakranegara, Rabu (26/7/2017).

Dirinya mulai membuat kap lampu dinding dari paralon bulan April 2017. Namun, ide membuat kap lampu dinding sudah ada sejak Februari. Sebelum membuat kap lampu paralon ini, dirinya lebih dahulu membuat kerajinan ukiran menggunakan gabus.


Untuk membuat satu buah kap lampu dinding, Khota biasanya menggunakan pipa paralon berukuran 3 - 4 inchi. “Tetapi yang paling tepat digunakan yang berukuran 4 inchi karena diameternya lebih besar,” ujar pria 45 tahun ini.
Lampu dari pipa paralon buatan Karang Kemong Cakranegara Kota Mataram

Panjang kap lampu yang dibuat berukuran 35 cm yang kemudian diberikan berbagai macam ukiran untuk mempercantik tampilan. “Yang paling banyak saya buat adalah ukiran kaligrafi, hewan, sketsa, sesuai pesanan yang diinginkan pembeli,” katanya.

Dari semua jenis ukiran tersebut, yang paling diminati konsumen adalah ukiran sketsa, terutama sketsa diri sendiri. “Mengukir di paralon itu sama seperti mengukir di kayu dan gabus, membutuhkan keterampilan seni,” kata Khota.

Dalam membuat kap lampu paralon ini, ia dibantu oleh anak keduanya, Bagus Septianto, yang masih duduk di bangku SMK. “Agar nantinya ada yang melanjutkan usaha ini, juga karena dia memiliki kemampuan,” tukasnya.

Khota dan Bagus bisa menyelesaikan 1 buah kap lampu dalam waktu 3 jam saja. Untuk mempercepat proses pembuatan, dirinya membuat alat khusus agar proses mengukirnya menjadi mudah dan tidak memakan waktu yang lama.


Untuk mengukir sendiri, ia menggunakan alat ukir khusus. sehingga hasilnya terlihat rapi. “Paralon yang kita gunakan untuk kap lampu ini bukan paralon bekas, karena saya belum tahu di sini di mana bisa mendapatkannya,” jelasnya.

Harga untuk 1 kap lampu paralon ini sendiri berkisar antara Rp 125 – 150 ribu tergantung jenis ukiran dan lampu yang digunakan. Sementara ini, Khota menjual barang produksinya hanya melalui sosial media atau melalui pembeli yang sudah tahu sebelumnya. “Karena produksinya yang masih terbatas akibat mahalnya harga bahan baku, jadi belum sempat untuk promo ke toko oleh-oleh,” katanya. Selain itu, keterbatasan alat produksi menjadi kendalanya dalam membuat produk lebih banyak lagi. Tetapi produk kap lampunya ini sudah dikirim sampai Bandung.

“Tanggapan masyarakat sangat bagus akan produk ini. Karena kita pernah jualan di Sangkareang banyak yang terjual,” jelasnya.

Untuk itu, ia ingin ke depannya bisa memajukan usahanya kerajinannya ini. “Saya berencana membuat berbagai macam model dan bentuk kerajinan dari paralon ini sehingga bisa menjadi oleh-oleh khas Lombok,” tutupnya. (Uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)
Share:

Menghidupkan Kembali Topeng Labuapi Lombok Barat yang Nyaris Punah

Buat Topeng Labuapi Lombok Barat NTB

Memasuki Dusun Labuapi Utara, Desa Labuapi Lombok Barat (Lobar), terlihat aktivitas warga yang sedang mengukir kayu menjadi topeng. Ada juga yang bertugas mengamplas ukiran topeng tadi agar lebih halus yang biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Di Lombok, Labuapi sudah lama dikenal sebagai sentra pembuatan topeng terbaik.

Salah satu pembuat topeng, Rubai’i, mengaku, kerajinan topeng di daerahnya berkembang sejak tahun 1990-an. “Awalnya saya kerja sama orang, baru kemudian buat usaha sendiri,” ujarnya saat ditemui Ekbis NTB beberapa waktu lalu.

Ia menuturkan, jika dirinya termasuk yang paling akhir terjun membuat topeng. “Jadi pas saya mulai buat, orang-orang di sini memang sudah mahir buat,” akunya.

Topeng Labuapi Lombok Barat NTB

Model topeng khas Lombok sendiri berbeda dengan topeng-topeng dari daerah lain. Kalau dari daerah lain, matanya terbuka tetapi kalau Lombok matanya tertutup dan mulutnya terbuka dengan ukuran yang memanjang. Ia menambahkan jika ada konsumen yang meminta dibuatkan model lain, baru dibuat. “Ada juga topeng yang dibuat hanya sampai setengah mulutnya dan ditambahkan gigi. Itu untuk pementasan cupak gerantang, tapi sekarang sudah jarang,” tuturnya.

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan topeng adalah kayu. Apalagi hasil pembuatan topeng ini untuk diekspor ke beberapa negara tujuan. “Di sini kita buat topeng yang kualitas super. Ukuran dan bentuk kayu menentukan kualitasnya,” kata Ruba’i.

Perajin lainnya, Salman, menambahkan jika topeng biasanya terbuat dari kayu mahoni, kayu bajur dan kelapa. Menurutnya, yang paling bagus adalah kayu mahoni. ‘’Bajur juga bagus, yang beda hanya di seratnya saja,” ujarnya.

Dalam menyelesaikan 1 buah topeng berukuran 100 cm, Salman mengaku bisa menyelesaikan dalam kurun waktu 1 jam saja. Sementara topeng yang dibuat hanya 3 buah per hari. Adapun topeng yang paling kecil ukurannya adalah topeng berukuran 8 x 25 cm, sedangkan ukuran paling besar bisa mencapai 2 meter. ‘’Tetapi yang paing banyak diminati di sini yang ukuran 35 cm x 2 meter,” jelasnya.

Biasanya topeng buatannya digunakan sebagai pajangan rumah, kantor, maupun hotel. Harganya beragam, mulai dari Rp 12.500 – Rp 250.000 untuk topeng yang masih berbentuk setengah jadi.  “Sedangkan kalau sudah jadi harganya bisa sampai Rp 1,5 juta,” katanya.

Pemasaran topeng Labuapi sudah merambah skala nasional bahkan sampai luar negeri. Setiap 3 bulan sekali mereka mengirim ke Bali dengan omzet Rp 80 juta Rp 100 juta setiap kali pengiriman. Sementara untuk pasaran luar negeri, ia pernah mengirim ke Prancis bahkan sampai Jamaika. “Setelah bom Bali penjualan kita sempat menurun. Baru-baru ini banyak yang cari kembali,” ujarnya.

Ia menambahkan dulu setiap bulannya bisa mendapat keuntungan penjualan sampai Rp 25 juta. “Pasarnya masih ada, tetapi sekarang pengepulnya yang sedikit,” tukasnya.

Ruba’i juga menambahkan permasalahan yang dihadapi sekarang adalah mahalnya harga kayu. “Dulu harga 1 truk kayu hanya Rp 1 juta, tetapi sekarang beli 2 carry harganya Rp 5 juta,” ujarnya. Apalagi sekarang kayu yang dijual harus memiliki izin jual baru bisa dikirim. “Biasanya kita dapat kayu dari Lombok Tengah atau Sesaot. Sekarang kayu sudah sedikit jumlahnya,” tukasnya. (Uul Efriyanto Prayoba/Ekbis NTB)

Share:

Thursday 29 June 2017

GUBERNUR NTB TGH. M. ZAINUL MAJDI GELAR OPEN HOUSE

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dan keluarga menggelar open house di kediaman pribadi di Gelang Kelurahan Pancor Lombok Timur
Lebih dari 1000 warga dari berbagai penjuru NTB memadati kediaman pribadi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi di Gelang, Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Lombok Timur. Kediaman orang nomor satu di NTB ini dipadati ribuan warga sejak pagi hingga sore, Senin (26/6/2017).
Setiap tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Hari Raya Idul Fitri, gubernur beserta keluarga besar rutin menggelar open house. Juru Bicara Keluarga, H. M. Khairul Rizal, ST, M. Kom yang dikonfirmasi Suara NTB mengatakan, kegiatan open house ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk bertemu Tuan Guru Bajang (TGB) - sapaan akrab Gubernur NTB, yang menjadi pemimpin NTB sekaligus sebagai ulama.  ‘’Makanya tuan guru membuka, menggelar silaturahim setiap tanggal 2 Syawal,’’ jelasnya.
Kegiatan open house yang digelar gubernur di kediaman pribadinya itu dikhususkan bagi masyarakat umum. Sementara, untuk para pejabat, sudah digelar usai salat Idul Fitri di Pendopo Gubernur di Mataram.
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat open house di kediaman pribadi di Gelang Kelurahan Pancor Lombok Timur
Ketua DPRD Lombok Timur ini menjelaskan, tujuan digelarnya open house selama sehari di kediaman gubernur ini, supaya masyarakat secara langsung bertemu dengan pemimpinnya. Ia menyebutkan, warga yang datang bukan saja berasal dari Pulau Lombok. Tetapi juga dari Pulau Sumbawa.
‘’Supaya masyarakat bisa bertemu sama beliau, bersalaman, ramah tamah. Ini khusus untuk masyarakat saja,’’ ungkapnya.
Rizal memperkirakan ada ribuan bahkan belasan ribu warga yang datang untuk bersalaman dengan gubernur. Sejak pagi sampai sore, warga dari berbagai daerah di NTB berduyun-duyun datang ke kediaman gubernur tersebut.
‘’Ada ribuan orang. Ini sampai sore terus begini. Ndak berhenti-berhenti dari pagi sampai jam 5 sore. Bahkan kalau malam ada tokoh masyarakat dan tokoh agama yang datang,’’ katanya.
Salah seorang warga yang ditemui, Abdul Gafur mengatakan, ia bersama warga kampung lainnya rutin setiap tahun datang pada kegiatan open house di rumah gubernur. Pria asal Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru ini mengatakan, dia datang bersama 30 orang warga lainnya.
Mereka datang menggunakan mobil bak terbuka. Tetapi ada juga yang menggunakan sepeda motor. Ia menyebut, kegiatan open house ini rutin digelar sejak TGB menjadi gubernur 2008 silam. Gafur menambahkan, kegiatan open house ini menjadi momentum untuk dapat berjabat tangan dan bertemu secara langsung dengan gubernur.
Gubernur bersama istri, Hj. Erica Zainul Majdi dan keluarga besar Ummi Hj Siti Rauhun Zainuddin Abdul Madjid, seperti  Hj. Siti Rohmi Djalilah langsung menyapa setiap tamu yang datang. Open house di kediaman gubernur tersebut  untuk membangun silaturahmi antara masyarakat. Terlebih, gubernur yang akrab disapa TGB  ini  juga merupakan   Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (NW) Pancor.
Kesempatan open  house juga karena ingin lebih mendekatkan diri dengan  masyarakat. Momentum Idul Fitri dipandang sebagai waktu yang tepat untuk membangun komunikasi dan silaturahmi dengan baik. Sehari sebelumnya, acara open house gubernur dan Wakil Gubernur NTB, H.Muh.Amin, SH.M.Si diadakan di rumah dinas atau pendopo masing-masing  sejak  pukul  09.00- 12.00 Wita. Sorenya open house kembali dibuka di pendopo gubernur dari jam 19.00-21.00 Wita, sedangkan di pendopo wakil gubernur dibuka lebih awal dari jam 14.00- 17.00 Wita. (Muhammad Nasir/SuaraNTB)
Share:

Thursday 25 May 2017

BAZAR dan KAMPUNG RAMADHAN 1438 HIJRIAH DIBUKA WAGUB NTB


Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi Sekda NTB H. Rosiady Sayuti meninjau bazar dan kampung Ramadan di Kompleks Islamic Center NTB, Kamis (25/5/2017)

Mengawali rangkaian kegiatan  event Pesona Khazanah Ramadhan di Bumi Seribu Mesjid, sekaligus menyambut tibanya bulan suci Ramadhan tahun ini, Pemerintah Provinsi NTB mengadakan bazar  dan kampung Ramadhan yang diisi stand stand yang menjual sembako, ta'jil, perbankan syariah dan stand ekonomi kreatif.

Bazar dan kampung Ramadhan  tersebut dibuka Wakil  Gubernur NTB, H.Muh. Amin SH. M.Si, Kamis, 25/5-2017 di depan Gedung Pendidikan Islamic Center Nusa Tenggara Barat di jalan Udayana Mataram.

Pada saat itu Wagub mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Bulan Ramadhan sebagai sarana untuk menjaga dan merawat kebhinekaan dan memberikan kesempatan bagi semua pemeluk agama agar dapat menjalankan ibadahnya masing-masing.

Pembukaan Bazar dihadiri oleh Sekda  NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, Ph.D, Ketua BKOW Prov. NTB Hj. Syamsiah M. Amin, dan Kepala SKPD lingkup Prov. NTB.

Kepala Dinas Pariwisata melaporkan bazar ini merupakan pembukaan dari rangkaian Pesona Khazanah Ramadhan Tahun 2017 yang akan berlangsung selama 25 hari. "Bazar diisi stand-stand yang menjual sembako dan ta'jil, stand perbankan syariah, dan stand ekonomi kreatif," jelasnya.

Sementara itu, Wagub  menyampaikan pemerintah provinsi NTB sedang memajukan beberapa sektor unggulan, seperti pariwisata dan pertanian. Seperti kemarin, kami baru saja menerima kunjungan 4 menteri di Sembalun. Kunjungan 4 menteri tersebut dalam rangka membangun sentra bawang putih di Sembalun yang sempat jaya pada masa pemerintahan Soeharto, jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dalam membangun Provinsi NTB.

Untuk itu, Wagub berharap kegiatan selama bulan Ramadhan yang dikemas dalam Pesona Khazanah Ramadhan dapat membawa berkah. "Bazar ini bertujuan untuk mengembangkan ekonomi kreatif, dengan berkembangnya ekonomi kreatif akan membuka peluang kerja bagi masyarakat, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan, serta mengurangi angka kemiskinan yang masih menjadi PR kita bersama," pungkasnya. (Humas NTB)

Share:

NTB LUNCURKAN APLIKASI HALAL TOURISM PESONA LOMBOK SUMBAWA.

Launching Aplikasi Halal Tourism Pesona Lombok Sumbawa di Pendopo Wagub NTB, Kamis (25/5/2017)


Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meluncurkan aplikasi yang memudahkan wisatawan untuk menemukan letak Mesjid, rumah makan dan destinasi wisata terdekat. Aplikasi tersebut diberi nama APPS Lombok Sumbawa, merupakan kerjasama antara PT. Telkomsel dengan Dinas Pariwisata Provinsi NTB

Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si pada acara penandatanganan MoU dan Launching APPS, Kamis (25/5/17) di Pendopo Wagub NTB menegaskan kreativitas anak bangsa di bidang teknologi informasi telah berdampak pada kemajuan pada banyak sektor, termasuk di sektor pariwisata.

Ia menjelaskan seiring dengan majunya berbagai sektor industri di NTB, efek yang diterima oleh masyarakat adalah terbukanya lapangan kerja, berkurangnya angka pengangguran dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

"Ini merupakan momentum bagi kita untuk menumbuh kembangkan ekonomi kreatif di NTB. Kita semua di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok patut bersyukur," tambahnya

Suasana proses launching Aplikasi Halal Tourism Pesona Lombok Sumbawa

Di tempat yang sama, Ririn Widaryani selaku Excecutive Vice President (EVP) Telkomsel Area Jawa-Bali menyampaikan, kerjasama antara Telkomsel dengan NTB insya Allah akan terwujud sebentar lagi. "Ini merupakan kerjasama yang luar biasa antara Telkomsel dengan NTB", ungkapnya.

Dalam kerjasama tersebut, Telkomsel mempersembahkan aplikasi terbarunya, yakni aplikasi Halal Tourism "Pesona Lombok Sumbawa". Secara teknis, aplikasi ini dapat memudahkan wisatawan domestik dan mancanegara, dalam menemukan lokasi masjid terdekat, letak rumah makan, letak hotel yang berada di pusat kota dan lainnya. "Mudah-mudahan apa yang kami persembahkan bisa meningkatkan pariwisata di NTB", tambah Ririn.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, H. L. M. Faozal menyatakan, proses kerjasama ini sudah berjalan hampir tiga sampai empat bulan, aplikasi dan dukungan untuk pariwisata sangat membantu. Tentunya, semua berharap kehadiran aplikasi ini dengan beragam kemudahannya, dapat meningkatkan antusiasme kunjungan wisatawan ke NTB. (Humas NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive