Be Your Inspiration

Monday 27 November 2017

Presiden Jokowi Buka Munas Alim Ulama dan Konferensi Nasional NU di Mataram

Presiden Jokowi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi membuka Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Islamic Center Kota Mataram NTB, Kamis (23/11/2017

Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU merupakan forum permusyawaratan tertinggi kedua setelah Muktamar. Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo berharap seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan lancar sehingga menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi seluruh umat. Dari 18 pokok permasalahan yang akan dibahas pada Munas kali ini, rekomendasi terkait radikalisme agama dan penguatan ekonomi warga merupakan yang paling dinanti Presiden.

"Saya tunggu rekomendasi Munas dan Konbes untuk kami tindaklanjuti, terutama persoalan yang menyangkut pemerintah, seperti rekomendasi terkait pembahasan redistribusi aset dalam pandangan Islam," ujar Presiden di hadapan ribuan para ulama se-Indonesia yang hadir saat membuka Munas Alim Ulama Konferensi Besar Nahdlatul Ulama tahun 2017 di kompleks Masjid Hubbul Wathon Islamic Center Nusa Tenggara Barat, Kamis (23/11/2017).

Tepat pukul 13.50 wita Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi tiba di tempat acara disambut ribuan santri NU dengan lantunan Shalawat Badar. Hadir pula para menteri anggota kabinet kerja, sejumlah pejabat tinggi negara, para duta besar negara sahabat, tokoh dan sesepuh nasional.

Ditegaskan oleh Presiden Jokowi bahwa pandangan para ulama sangatlah penting agar apa yang menjadi kebijakan pemerintah terkait retribusi aset bisa sesuai aturan agama dan hukum yang ada. "Karena persoalan aset bukanlah menyangkut nominal kecil sehingga harus dipastikan adil dan sesuai aturan hukum,” terangnya.

Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB berharap, seluruh rangkaian acara Munas dan Konbes dapat berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang bermanfaat.

Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU), KH Said Aqil Sirajd mengatakan, Munas Alim Ulama & Konbes NU 2017 mengambil tema 'Memperkokoh Nilai Kebangsaan Melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga'. Tema ini dipilih mengingat perkembangan kekinian yang dihadapi bangsa Indonesia. "Mengapa tema ini penting? sebab akhir-akhir ini semangat nasionalisme kita agak pudar dan agak luntur, dengan adanya keterbukaan era reformasi dan teknologi yang sangat canggih, kemajuan yang luar biasa, banyak bangsa yang terpengaruh oleh provokasi radikalisme", jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, penyelenggaraan Munas Alim Ulama dan Konbes NU dilaksanakan dalam rangka menghasilkan keputusan-keputusan strategis dan fundamental bagi kemaslahatan umat, untuk keutuhan bangsa dan negara. Pada Munas kali ini, ungkapnya, akan dibahas 18 persoalan strategis bangsa dalam Bahtsul Masail oleh para kiai NU. Di antaranya pembahasan masalah undang-undang yang mengatur tentang penyandang disabilitas, agar mendapat perlakuan dan hak yang sama dari negara. (Humas Setda NTB)
Share:

Thursday 23 November 2017

Presiden Jokowi Ziarah ke Makam Maulana Syeikh di Pancor Lombok Timur


Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majd dan Ummi Hj. Sitti Rauhun Zainuddin Abdul Madjid tiba di Pancor, Kamis (23/11/2017)

Presiden RI Joko Widodo melakukan ziarah ke makam Pahlawan Nasional asal Nusa Tenggara Barat, Maulana Syeikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, di Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Kamis (23/11/2017). Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 10.15 WITA, disambut pengurus Yayasan Hamzanwadi, yaitu Ummi Hj. Siti Raihun, didampingi putra putri beliau diantaranya Muhammad Syamsul Lutfi, Dr. Hj. Sitti Rohmi Jalilah dan sejumlah  pengurus besar Nahdlatul Wathan Pancor lainnya. Presiden juga  disambut shalawat dan hadrah oleh ratusan santri ponpes setempat yang kemudian menuju ruang transit yang telah dipersiapkan panitia untuk sejenak mengadakan pertemuan.

Didampingi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan istri, Hj. Erica Zainul Majdi serta keluarga besar Maulana Syeikh, Jokowi kemudian begerak menuju kompleks makam dan langsung memanjatkan do'a untuk almarhum Maulana Syaikh. Ziarah tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap salah seorang putra terbaik NTB yang telah berjuang merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan bangsa ini.
Presiden Jokowi bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi berada di kompleks Makam Maulana Syeikh, Kamis (23/11/2017)

Usai berdoa kurang lebih 10 menit di makam tersebut, presiden kemudian menuju Mushala Al Abrar yang letaknya bersebelahan dengan makan tersebut. Di mushala yang menjadi pusat perjuangan Maulana Syaikh tersebut, Presiden menggelar pembacaan Al-Qur'an bersama ribuan santri dan santriwati yang memenuhi musalla.

Saat itu, Presiden menyampaikan bahwa sudah beberapa kali dirinya merencanakan untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar NW di Pancor. "Alhamdulillah,  baru kali bisa terlaksana," ungkap Jokowi disambut  tepuk tangan ribuan santri. Jokowi juga mengucapkan terima kasih, karena Ahli Waris Maulana Syaikh, Umi Hj. Sitti Raihun  telah hadir di istana negara pada penganugerahan gelar pahlawan Nasional Maulana Syeikh, 9 November 2017 lalu.

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan para santri bahwa Indonesia ini merupakan negara besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Jokowi meminta sejumlah santri dan santriwati untuk menghafal Pancasila dan nama nama pulau di Indonesia. Galak tawa para santri, termasuk presiden tidak bisa ditahan saat salah seorang santri salah mengucapkan Pancasila. "Ini bukan karena nggak bisa, tapi grogi berdiri di samping saya," ungkap Jokowi yang menambah riuhnya suara tawa para santri. Para santri yang dapat menghafal Pancasila dan  nama nama pulau, Jokowi memberinya hadiah sepeda.
Presiden Jokowi saat hendak ziarah di kompleks Maulana Syeikh di Pancor Lombok Timur, Kamis (23/11/2017)

Sebelumya, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas keluangan waktu Presiden Jokowi  mengunjungi dan bersitaurrahim dengan keluarga  besar ponpes NW.  Ponpes tersebut lanjut Gubernur  yang  lebih  dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) itu merupakan pusat perjuangan dan pengabdian  Maulana Syaikh  untuk bangsa dan negara. "Pak Presiden, di musholla ini, berpuluh puluh tahun, Maulana Syaikh mengajar dan berjuang. Mengisi hari harinya di sini dengan perjuangan," cerita TGB

Karena itu, atas nama keluarga besar NW dan masyarakat  NTB, TGB menyampaikan  terima kasih kepada presiden karena telah menetapkan Maulana Syaikh sebagai Pahlawan Nasional.  Seraya berdoa semoga Presiden  Jokowi diberikan kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan tugas. "Kehadiran Bapak Presiden ini merupakan penguat bagi kami" pungkasnya.

Presiden kemudian meninggalkan lokasi sekitar pukul 11.00 WITA, menuju Kota Mataram untuk membuka Munas dan Kongres Besar Ulama NU. (Humas Setda NTB)

Share:

Kunjungi Ponpes NW Anjani, Presiden Disambut Hj. Ummi Raihanun dan Tokoh Agama

Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi berkunjung ke Ponpes NW Anjani, Kamis (23/11/2017)

Agenda pertama Presiden Republik Indonesia, Ir.H.Joko Widodo dalam rangkaian  kunjungan kerjanya selama 2 (dua) hari di NTB adalah mengunjungi Pondok pesantren Nahdlatul Wathan (NW) Anjani di Desa Anjani, Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur, Kamis (23/11-2017).

Presiden didampingi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi tiba di Anjani tepat pukul 09.00 WITA, mengenakan busana kain sarung dipadukan kemeja putih dan jas warna hitam, disambut Bupati Lotim, H.Ali Bin Dachlan dan Pengurus Pondok pesantren Syaikh  Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani, Ummi Hj. Sitti Raihanun bersama Pengurus Besar NW Anjani lainnya, di antaranya H.Lalu Gde Wirasakti Amir Murni, Tuan Guru H.Lalu Gde Muhammad Zainuddin Atsani, Lalu  Gde Syamsul Mujahidin, Dr.H.Lalu Muhyi H.Abidin beserta istri masing-masing dan para Masyaikh Mahad PBNW Anjani.

Sekitar 15 menit  Presiden Joko Widodo mengadakan silaturahmi dengan Pengurus Besar (PBNW) Anjani di ruang transit Kantor Sekretariat PBNW Anjani. Usai silaturahmi kemudian didampingi Gubernur TGB dan Ummi Hj. Sitti Raihanun beserta sejumlah Pengurus PBBW Anjani lainnya, Presiden berjalan kaki menuju Aula Ponpes yang berjarak sekitar 50 meter di sebelah barat kantor sekretariat tersebut. Di tempat itu, presiden disambut salawat Nahdlatain oleh ribuan santri/santriwati yang sejak pagi sudah antusias menanti kedatangan presiden RI yang merakyat tersebut.
Presiden Jokowi selfie dengan latar belakang ribuan santri di Ponpes NW Anjani, Kamis (23/11/2017)

Dalam pidatonya Presiden Jokowi mengungkapkan sudah cukup lama ingin berkunjung di Ponpes Syaikh  Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani ini. Terlebih sebelumnya, kata  Presiden Jokowi bahwa Pimpinan Ponpes NW Anjani, Ummi Hj. Sitti Raihanun sudah tiga kali berkunjung dan  bersilaturrami menghadap presiden di Istana Negara di Jakarta. Terakhir kali Ummi Hj. Sitti Raihanun berkunjung ke Istana Negara, ungkap Presiden adalah pada tanggal 9 November 2017, saat pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan Nasional kepada Maulana Syaikh, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur hari ini diberi kesempatan untuk bisa bersilaturrahmi dengan pengurus besar NW Anjani," ujarnya. Berarti kunjungan pertama ini merupakan balasan atas kunjungan pimpinan NW Anjani sebelumnya,"  ujar presiden.
Presiden Jokowi bersama H.Lalu Gde Muhammad Zainuddin Atsani saat di Ponpes NW Anjani, Kamis (23/11/2017)

Pada kesempatan itu, presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa Ummi Hj. Sitti Raihanun telah mengundangnya untuk berkunjung kembali ke Anjani pada bulan Maret 2018 mendatang.
Dihadapan  ribuan santri dan pengurus besar NW Anjani, presiden  mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur kepada Tuhan yang telah mengkaruniai negara besar Indonesia.

Sebuah negara yang kaya raya, dengan penduduk 258 juta jiwa, 714 ribu pulau, 15 ribu bahasa, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Yakni 87 persen dari jumlah penduduk indonesia. Oleh karena itu Presiden mengajak seluruh santri dan masyarakat untuk menjaga persatuan dan merawat kebhinekaan di Negara Demokrasi Pancasila ini. "Contohnya dalam politik, baik dalam pemilihan bupati/walikota, gubernur dan presiden, "monggo pilih bupati/walikota yang terbaik, silahkan pilih gubernur yang terbaik dan silahkan pilih presiden yang terbaik menurut aspirasi masing-masing," ujarnya. Tetapi setelah itu mari kita bersatu kembali membangun bangsa dan daerah tercinta ini.

Selanjutnya Presiden Jokowi memberikan pertanyaan kepada para santri dan memberikan hadiah sepeda bagi santri yang mampu menjawab dengan tepat. Presiden juga membagikan buku tulis kepada ribuan santri/Santriwati yang hadir.

Dari Anjani, presiden dan rombongan melanjutkan kunjungan silaturahmi ke PBNW Pancor, sekaligus juga akan melakukan kunjungan ziarah ke makam Pahlawan Nasional Maulana Syaikh. (Humas Setda NTB)

Share:

Tuesday 21 November 2017

Sanggar Mantika Lestarikan Tarian Khas Bima di Ajang Inspiratif Expo

Remaja yang tergabung dalam Sanggar Mantika menampilkan tarian khas Bima di Inspiratif Expo Diskominfotik NTB, Minggu (19/11/2017. 

Melestarikan budaya dan tradisi menjadi satu prioritas utama mahasiswa asal Bima yang tergabung dalam Sanggar Mantika di Kota Mataram. Mereka  tidak ingin budaya dan tradisi peninggalan nenek moyang punah, hanya karena generasi muda tidak mau melestarikan budaya yang dimiliki.

Untuk itu, memanfaatkan ajang Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di ajang Car Free Day (CFD), Minggu (19/11/2017) pagi di Jalan Udayana Mataram, mahasiswa yang tergabung dalam Sanggar Mantika pun menunjukkan kebolehannya. Mahasiswa yang berada di bawah naungan Paguyuban Forum Mahasiswa Sila (Formasi) Kecamatan Bolo Kabupaten Bima ini menampilkan ‘’Tari Tenun dan Tari Wura Bongi Monca”.

Animo pengunjung yang hadir untuk menonton tarian ini cukup tinggi. Mereka menyaksikan tarian sampai berakhir.

Menurut Pendiri Sanggar Mantika Nurlaelah Fitria, Kelompok Sanggar Mantika sengaja dibentuk untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Bima yang hampir punah. Untuk itu, mereka sering tampil pada  berbagai forum-forum budaya, baik yang digelar Komunitas Bima atau komunitas lainnya. Bagi mereka, tarian ini ingin banyak dikenal oleh orang luar, khususnya wisatawan. “Tarian Bima dikenal sama orang luar (luar daerah Bima) merupakan suatu kebanggaan bagi kami,”  ujarnya bangga.
Sanggar Mantika usai tampil di Inspiratif Expo, Minggu (19/11/2017)

Meski demikian, mahasiswa Universitas Islam Negeri Mataram ini mengaku susah untuk membina atau menghidupkan kembali budaya Bima di kalangan mahasiswa. Pasalnya banyak mahasiswa yang tidak punya kepekaan terhadap budayanya sendiri. Di samping itu, mahasiswa juga banyak yang sibuk di berbagai aktivitas lain. Namun itu bukanlah kendala yang menghalangi semangat Nurlaelah untuk terus memperkenalkan budaya Bima.   “Saya merayu mereka dengan berbagai cara, saya datangi mereka ke kosnya supaya mereka mau latihan,” ujarnya.

Dirinya berharap tarian khas Bima didukung oleh berbagai kalangan, baik itu pemerintah daerah maupun maupun masyarakat luas.  (Marham)
Share:

Nikmati Pangan yang Aman Lewat Germas Sapa

Kepala Dinas Kominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, Kepala Dikes NTB Nurhandini Eka Dewi, Kepala BBPOM Mataram Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Hj. Budi Septiani melepas balon sebagai tanda pencanangan Gerakan Masyarakat "Sadar Pangan Aman" (Germas Sapa). 

Pangan yang aman adalah faktor penting untuk membentuk sumberdaya manusia berkualitas. Mewujudkan pangan aman adalah tanggungjawab bersama baik pemerintah, pelaku usaha maupun masyarakat.

Itu ditegaskan Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih. “BPOM  menginisiasi menggerakkan semua potensi yang ada pada kegiatan Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa) untuk meningkatkan kesadaran tentang pangan aman,” ujarnya di pekan ke 23, Minggu, (19/11/2017) pada acara Inspiratif Expo Diskominfotik NTB.

Acara Gerakan Masyarakat "Sadar Pangan Aman" (Germas Sapa) mengangkat tema Dengan Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman Kita Wujudkan Indonesia Yang Sehat. Sadar Pangan Aman (Germas Sapa)merupakan wujud dari aman dari cemaran mikroba, aman dari cematan kimia maupun aman dari cemaran fisik.

“Germas Sapa adalah gerakan yang mendukung kegiatan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang telah berjalan selama ini, Germas Sapa melibatkan semua sektor terkait dengan permasalahan pangan dan memiliki dampak yang sangat buruk apabila tidak di tangani secara komprehensif,” Kata Kepala BBPOM Mataram NTB.

“Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pangan yang aman melalui budaya keaman pangan meningkatkan sinegiritas pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat di dalam gerakan masyarakat sadar pangan aman meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dr.Nurhandini  Eka Dewi, Sp.A. mencanangkan secara resmi Acara Gerakan Masyarakat "Sadar Pangan Aman" (Germas Sapa) mengangkat tema Dengan Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman Kita Wujudkan Indonesia Yang Sehat.

"Masalah keamanan pangan perlu diperkenalkan dengan pendekatan dan pemberdayaan yang inovatif. Germas sapa adalah salah satu usaha Balai Besar POM untuk mewujudkan hal itu,"  ujar dr. Nurhandini  Eka Dewi, Sp.A.

Disaksikan Peserta Germas Sapa dari OPD terkait di kota Mataram, Anggota Pramuka, Siswa-siswi SMA dan perwakilan desa pangan aman dan pasar aman.

Kepala Dinas Kominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, Kepala Dikes NTB Nurhandini Eka Dewi, Kepala BBPOM Mataram Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Hj. Budi Septiani secara simbolik melepas balon bentuk pencanangan Germas Sapa di NTB. [Marham]





Share:

Monday 20 November 2017

Menpar dan Menteri Kominfo Berbagi di Ajang FGD Diskominfotik NTB

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan materi pada Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Hotel Aston Inn Mataram, Jumat (17/11/2017).
Melakukan promosi pariwisata sekarang ini tidak bisa hanya dilakukan secara konvensional atau biasa-biasa saja. Dalam melakukan promosi pariwisata harus ada terobosan-terobosan, sehingga mampu menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini.

Inilah yang menjadi kebijakan dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam mempromosikan potensi pariwisata yang dimiliki dengan merambah dunia digital. Menurutnya, pada era ini, promosi berbagai bidang sangat penting dengan mengandalkan digital. Digital sebagai salah satu sarana utama promosi pariwisata Indonesia.

Wonderful Indonesia go digital,”  ungkapnya dalam Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Mataram, Jumat (17/11/2017). Hadir juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Menpar mengaku, Indonesia berada pada deretan destinasi wisata yang digemari publik internasional. Di mana, publik dunia mengapresiasi Indonesia sebagai destinasi wisata dengan  pertumbuhan yang cepat.  Tidak hanya itu, ujarnya, Indonesia masuk dalam Top 20 fastest destination growing travel.

Kontribusi pariwisata bagi negara, ungkapnya, juga sangat besar. Pariwisata Indonesia pada tahun 2017, tambahnya, menjadi penghasil devisa nomor 1 bagi Indonesia. Termasuk di NTB, merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menyumbangkan devisa besar untuk Indonesia dengan pariwisata yang dimilikinya, sehingga perlu didukung melalui promosi pariwisata yang bagus dan terarah.

Dukungan terhadap perkembangan dan pembangunan pariwisata Indonesia  juga mendapat dukungan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.  Pada kesempatan ini, Rudiantara mengapresiasi kinerja Kementerian Pariwisata (Kemenpar), khususnya Generasi Pesona Indonesia (GenPI) yang merupakan komunitas yang dibentuk Kemenpar sebagai instrumen promosi pariwisata digital.

Di mana, GenPI aktif dalam melakukan promosi pariwisata melalui media sosial. Digital sebagai salah satu sarana pemasaran yang utama. Peran digital  sangat penting dalam keberhasilan promosi wisata Indonesia di dunia.


Keinginan Indonesia sebagai The Dancing Giant, ujarnya, dibuktikan melalui perkembangan pariwisata yang besar dan cepat. Untuk itu, ujarnya, dalam upaya semakin menonjolkan prestasi dalam bidang pariwisata, Indonesia melalui Kemenpar mencanangkankan digitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam bidang pariwisata khususnya travel agent agar dapat berkompetisi dalam dunia digital. (Marham)
Share:

Upaya Warga Menjeli Permai Lingsar Jadi Sentra Tenun di Lombok Barat Bagian Utara

Nurhayati, salah satu penenun di Desa Peteluan Indah Lingsar membuat kain pesanan. Bersama suami Sapoan, mereka ingin menjadikan Desa Peteluan Indah sebagai sentra tenun di Lobar bagian utara.
Selama ini, desa yang dikenal sebagai sentra tenun di Lombok adalah Desa Sukarara di Lombok Tengah dan Pringgasela di Lombok Timur. Di Lombok Barat (Lobar), usaha tenun bisa dijumpai di Gerung. Namun, di Lobar bagian utara, usaha kerajinan tangan dari alam, seperti ketak, bahan kelapa yang lebih banyak eksis.

Inilah yang melatarbelakangi Sapoan, warga Dusun Menjeli Permai, Desa Peteluan Indah, Lingsar, untuk memulai usahanya menjadikan desanya sebagai sentra tenun Lombok di Lobar“Saya memulai usaha ini sejak tahun 2013 silam setelah saya menikah dengan istri saya yang berasal dari Sukarara,” terang pria pemilik UD Galih Sasak ini saat ditemui di rumah sekaligus bengkel kerjanya.

Keterampilan istrinya, Nurhayati, menenun kain menjadi modal awalnya memulai bisnis tenun. “Dulu alatnya hanya 1, itu pun kita buat sendiri karena modal yang masih terbatas,” terang pria penyandang tunanetra ini. Tetapi meskipun begitu, dirinya tidak menyerah untuk mulai memperkenalkan tenun, terutama kepada masyarakat sekitar rumahnya.

“Awalnya mereka cuman nanya-nanya saja, baru lama-lama tertarik untuk belajar kepada saya,” kata Sapoan.

Tenun yang dibuatnya merupakan tenun yang biasa dibuat istrinya dulu saat masih menjadi penenun di Sukarara. “Motif-motifnya merupakan motif tradisional seperti Subahnala, Rangrang, dan lainnya,” ujarnya.
Nurhayati, salah satu penenun di Desa Peteluan Indah Lingsar 

Dalam menyusun motif kain, ia mengaku langsung pergi ke Sukarara untuk meminta penyusunan benang serta motif kain tenunannya. “Kalau di sini, kami belum bisa makanya ke sana langsung,” terangnya.

Sedangkan benang yang dipakainya, kata Sapoan, dibelinya di pasar terdekat. “Sama seperti yang lain, 1 buah kain tenun bisa menghabiskan waktu sampai 1 bulan untuk dikerjakan. Paling cepat 15 hari jika dikerjakan secara rutin,” tukasnya.

Ia menerangkan agar proses penenunan cepat selesai, dirinya membagi tugas dengan istrinya. “Dia yang menenun, saya yang merangkai benangnya,” tambahnya.

Untuk 1 buah kain tenun, Sapoan mematok harga mulai Rp 400 – 650 ribu tergantung motif dan tingkat kesulitan kain. “Sudah banyak yang memesan ke kami, mulai dari masyarakat sekitar sini sampai di sekitar Mataram,” ujarnya.

Niat awalnya yang ingin memperkenalkan tenun kepada masyarakat sekitar pun terbukti berhasil, dilihat dari banyaknya masyarakat yang ingin belajar menenun padanya. “Tingginya respons masyarakat itu, pihak desa pun memberikan bantuan 5 alat tenun yang kami gunakan untuk memberikan pelatihan tenun ke masyarakat,” terangnya.

Sapoan membagi 2 kelompok untuk pelatihan tenun tersebut, yaitu kelompok non difabel dan kelompok difabel. “Metode pengajaran untuk kelompok difabel dan non difabel ini berbeda sehingga harus dipisah,” katanya.

Kelompok non difabel seperti dari kalangan ibu-ibu dan remaja pengangguran ini, tambahnya, sudah mulai menunjukkan hasil karena kualitas tenunan mereka sudah cukup bagus. “Kelompok difabel juga begitu, tetapi karena keterbatasan alat jadinya mereka dilatih secara bergantian,” tukasnya.

Sapoan menceritakan bahwa beberapa waktu lalu dirinya pernah dikunjungi oleh instansi terkait untuk melihat usahanya. “Mereka datang untuk melihat langsung bagaimana kerja saya dan menjanjikan bantuan, semoga benar,” harapnya.


Ia mengaku sangat ingin desanya dikenal sebagai sentra tenun di Lombok Baratagar bukan hanya di daerah lain saja yang dikenal. “Bahkan pak bupati Lobar kaget saat tahu di Peteluan Indah ada tenun karena selama ini di Lobar belum ada, kecuali yang di Gerung itu,” jelasnya. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Wednesday 15 November 2017

Meriahnya Hari Kesehatan Nasional 2017 di Inspiratif Expo Diskominfotik NTB

Acara Inspiratif Expo yang ramai dan dinanti banyak pengunjung di Car Free Day di Jalan Udayana Kota Mataram

Dengan mengusung tema “Sehat Keluargaku Sehat Indonesiaku” peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ingin menyampaikan pesan bahwa sehat Indonesia bermula dari sehatnya keluarga.
Dikomandoi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, SpA., peringatan HKN ke 53 digelar di keramaian Jalan Udayana Saat Car Free Day bekerjasama dengan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB dalam Inspiratif Expo, Minggu (12/11/2017).

Dengan seragam biru dongker bertuliskan HKN-53, seribuan peserta memadati jalanan. Sejumlah pejabat berbaur dengan masyarakat yang diawali senam pagi. “Kami melibatkan sekitar 1500 orang dalam peringatan HKN ini,” jelas dr. Eka – sapaan akrabnya.
Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi Ketua Yayasan Jantung Provinsi NTB  H. M. Nur melepas balon pada peringatan HKN di Panggung Inspiratif Expo Diskominfotik NTB, Minggu (12/11/2017). 

Wakil Gubernur (Wagub)Provinsi NTB, H. Muh  Amin, yang hadir sejak pagi mengajak seluruh masyarakat untuk membiasakan diri menanamkan gerakan hidup sehat. “Melakukan gerakan fisik selama 30 menit, makan buah dan sayur dan sering mengontrol kesehatan secara rutin,” ujar Wagub.

Selain menjalin silaturrahim, peringatan HKN di NTB ini sekaligus mengawali peringatan hari lahir NTB yang ke 59 yang puncaknya pada 17 Desember 2017 mendatang. “Kita berkumpul di sini bukan saja meningkatkan silaturahmi, ini merupakan momentum memperingati hari lahir NTB yang ke 59 pada 17 Desember 2017 mendatang,” kata Wagub.
Penampilan DJ Didik dari Bongkies  DJ School SMKN 2 Mataram di sesi akhir Panggung Inspiratif Expo. 

Semua OPD jajaran Pemrov NTB turut meramaikan HKN. Dinas Perdagangan mengisi sejumlah stan dengan menggelar pasar murah. Dinas Perikanan dan Kelautan menampilkan ikan segar dalam aquarium. Dinas Pertanian dan Perkebunan menyediakan berbagai jenis sayur dan buah. Pemeriksaan mata dan kesehatan gratis dari RSUD Provinsi NTB. Pengenalan produk bermacam obat dari BBPOM Mataram.

Seperti juga gelaran Inspiratif Expo sebelumnya, di pekan ke 12 ini dimeriahkan sejumlah atraksi. Perpaduan peralatan perkusi dengan gamelan dari SMAN 3 Mataram mengisi segarnya udara pagi. 
Wagub NTB H. Muh. Amin bertanya pada salah satu pengunjung Inspiratif Expo Diskominfotik NTB. 

Dua musisi cilik Jingga dan Biru memainkan biola dan gitar yang memukau penononton.
Keunikan kali ini, diisi oleh atraksi Waras Band. Pemainnya adalah mantan pasien Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Mataram serta atraksi band dari Mahasiswa Kedokteran Universitas Al Azhar Mataram.

Warga masyarakat yang hadir memperoleh bermacam hadiah, seperti sepeda gayung, lemari es dan sejumlah alat elektronik lainnya. Peringatan HKN ini ditandai dengan pelepasan balon udara oleh Wakil Gubernur, H. Muh. Amin, Sekda Provinsi NTB Rosiady Sayuti dan H. M. Nur Ketua Yayasan Jantung Provinsi NTB. (Marham)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive