Be Your Inspiration

Monday 22 January 2018

Kebun Raya Lemor, Tujuan Wisata Baru di Lombok Timur

Kebun Raya Lemor Lombok Timur menjadi salah satu tujuan wisata baru yang banyak dikunjungi wisatawan. 
KEBUN Raya Lemor menjadi salah satu tujuan wisata baru di Gumi Selaparang, Lombok Timur (Lotim). Kawasan seluas 124,9 hektar yang terdiri dari 82,9 kawasan hutan konservasi dan kawasan hutan dengan tujuan  khusus (KHDTK) seluas 42 hektar semakin banyak dikunjungi wisatawan.
Kepala Unit Pengelolaan Teknis  (UPT) Kebun Raya Lemor, Edi Hamdani, Jumat (19/1/2018) mencatat jumlah pengunjung dalam sebulan dicatat 400 - lima ribu orang. Bahkan bisa  tembus enam ribu orang saat musim liburan.

Kawasan Kebun Raya Lemor ini memiliki taman tematik. Antara lain taman anggrek dan taman buah lokal. Para pengunjung selain menikmati kesejukan alam kawasan, juga bisa belajar soal jenis-jenis angrek yang ada dalam kawasan.

Melihat definisi luasan kawasan, maka termasuklah kawasan kolam Lemor dalam Kebun Raya Lmor ini. Sejauh ini, diakui Kepala UPT belum bisa ditarik Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari penarikan karcis masuk kawasan. "Kita belum berani narik karena belum launching," ucapnya.

Potensi PAD di kawasan Lemor ini diakui cukup besar. Karenanya UPT dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Lotim siap mengambil hak pengelolaan seluruh kawasan, termasuk yang kini dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lotim.

Khusus kawasan kolam renang Lemor yang kini dikuasai Dinas Pariwisata akan diambil alih. Di mana, tanggung jawab pengelolaan kini di bawah wewenang UPT Kebun Raya Lemor sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 22 tahun 2012 tengang KHDTK. "Jadi kita sebenarnya bukan mengambil alih, tapi mengambil hak pengelolaan dari Dispar," terangnya.

Potensi PAD yang bisa diraup dari pengelolaan kawasan Lemor ini diyakni bisa  tembus Rp 500 juta per tahun. Diyakini bisa  tembus dengan jumlah yang cukup besar karena melihat potensi yang bisa dikembangkan.

Ditambahkan, Dinas Pariwisata saat ini sudah tidak memiliki kewenangan untuk mengelola kawasan Lemor. Mengacu pula pada UU Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, dimana seluruh kewenangan tentang kehutanan menjadi kewenangan pemerintah provinsi sebagai perwakilan pemerintah pusat di daerah.

Pengecualian bagi kawasan hutan di Lemor. Ada aturan khusus dari Menteri Kehutanan untuk kawasan Kebun Raya Lemor dikelola oleh UPT. Sehingga tidak beralasan jika Dinas Pariwisata menahan untuk tetap mengelola kolam renang Lemor yang sudah satu bagian dengan Kebun Raya Lemor.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Lotim, Muhammad Juhad menyebutkan kolam renang Lemor ini sudah memberikan PAD bagi Lotim dengan target setahun sebesar Rp 55 juta. Dinas Pariwisata sendiri sudah melakukan penataan kawasan. Mulai menata bangunan, areal parkir dan rencana akan menata kolam renang tempat pemandian. (Rusliadi/Lombok Timur)  
Share:

Sunday 21 January 2018

Gerupuk, Paling Tepat untuk Selancar di Lombok Tengah

 Pantai Gerupuk yang ada di Kabupaten Lombok Tengah dengan pesona pantainya. Selain cocok sebagai tempat liburan, pantai ini cocok untuk selancar. 
Pantai Gerupuk merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Tengah. Pantai ini banyak dikunjungi oleh wisatawan yang suka melakukan olahraga berselancar. Ombak yang menantang menjadikan pantai ini sebagai tujuan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara.
Pantai ini terletak di Desa Gerupuk, Kecamatan Lombok Tengah. Pantai ini juga memiliki nama internasional yang diberikan oleh para peselancar mancanegara. Yaitu Batu Teong (Dondon), Prigi (Inside), Giligoleng (Outside), Batu Lawang (Kids Point), dan Terasaq (Outside Left). Lima tempat di Pantai Gerupuk ini memang menjadi tempat favorit wisatawan yang datang untuk berselancar.

“Masing-masing spot itu diberikan nama tersendiri oleh wisatawan mancanegara yang pernah datang. Itu sesuai dengan jenis ombak yang ada di tempat itu. Kalau berselancar memang mereka (wisatawan) lebih suka di Pantai Gerupuk,” kata peselancar asal Lombok Tengah, Teguh, Kamis (18/1/2018).

Diketahui bahwa ombak di semua tempat tersebut sangat liar. Sehingga menantang penyuka olahraga selancar untuk menaklukkannya. Ombaknya bisa mencapai ketinggian hingga 3 Meter. Pantai ini juga berpasir putih dan dikelilingi pemandangan yang indah. Meski tidak berselacar, wisatawan tetap dapat menikmati suasana di Pantai Gerupuk ini.

“Pemandangan dari pantai ini juga tidak kalah menarik untuk diabadikan dengan ponsel. Kita bisa selfie (swafoto) dengan latar pantai yang indah,” ujarnya.

Pada sore hari, jika wisatawn ingin menikmati pemandangan Pantai Gerupuk dari sisi lain, bisa menaiki bukit kecil yang ada di sebelah timur. Dari tempat ini, wisatawan bisa melihat keseluruhan Pantai Gerupuk dengan latar belakang matahari terbenam.

“Kalau wisatawan yang tidak berselancar biasanya menaiki bukit kecil itu. Tapi memang kebanyakan wisatawan yang datang itu datang untuk berselancar, karena ombaknya yang cukup menantang,” ujarnya.

Pantai Gerupuk hanya berjarak sekitar 9 Kilometer dari Pantai Kuta. Wisatawan dapat mencapai Pantai Gerupuk dengan menggunakan kendaraan darat. Wisatawan dapat mengambil jalur Mataram-Cakranegara-Kediri-Praya-Penujak-Sengkol-Kuta-Desa Gerupuk. Namun jika memilih menggunakan kendaraan umum, wisatawan dapat menempuh rute Mataram-Bertais-Praya-Sengkol. Setibanya di Sengkol, wisatawan harus berganti angkutan dan mengambil jurusan Sengkol-Kuta. Setelah itu, wisatawan harus melanjutkan perjalanan menggunakan jasa ojek untuk bisa sampai di Pantai Gerupuk. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Inspektorat NTB Raih Kapabilitas APIP Level 3

Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuthi didampingi Inspektur pada Inspektorat NTB Ibnu Salim dan pejabat Inspektorat memberikan pengarahan pada staf Inspektorat Provinsi NTB, Jumat (19/1/2018) 

Suatu perjuangan tidak akan pernah sia-sia, terlebih jika didasari optimisme dan semangat pengabdian yang tinggi. Demikian pula keberhasilan meningkatkan kapabilitas APIP mencapai level 3 di institusi pengawasan internal Pemerintah Provinsi NTB tidaklah diraih begitu saja, melainkan melalui proses yang berliku dan panjang. Kapabilitas APIP adalah suatu kemampuan atau integritas yang harus dimiliki oleh setiap APIP dalam menunaikan peran pengawasan secara efektif dan efisien. Kapabilitas itu terdiri dari tiga unsur yang saling terkait yaitu kapasitas, kewenangan dan kompetensi SDM.
Inspektur Provinsi NTB, Ibnu Salim, SH. M.Si mengakui bertahun tahun lamanya, kapabilitas APIP di Inspektorat Provinsi NTB selalu berada di level 1 dan level 2 saja. Kapabilitas yang demikian menyebabkan para auditor atau APIP di Inspektorat dipandang sebelah mata dan tidak bergigi.
Menurutnya kapabilitas level 1 dalam penilaian kualifikasi APIP merupakan kategori terendah. Sebab pada level 1, APIP belum mampu memberikan jaminan atas proses tata kelola sesuai peraturan dan belum dapat mencegah korupsi.
Jadi APIP pada level ini, kata Abah Ibnu sapaan akrabnya hanya mampu melakukan pemeriksaan biasa. Namun pada Kapabilitas level 2 sudah sedikit lebih maju, yakni APIP sudah mampu menjamin proses tata kelola sesuai dengan peraturan dan mampu mendeteksi terjadinya korupsi. Hanya pada level inilah  APIP kita berada, dan bertahun-tahun lamanya, ujar Inspektur yang pernah merangkap sebagai Penjabat Bupati Lombok Tengah itu saat memberikan kata pengantar pada acara pembekalan dan pengarahan dari Sekda NTB, Ir. H. Rosiady Sayuti, M.Sc.P.hD kepada seluruh ASN Inspektorat Provinsi NTB, Jumat (19/1-2018).
Ia mengungkapkan untuk mencapai kapabilitas  APIP level 3  yakni APIP yang sudah memiliki kualifikasi kemampuan dan ilmu untuk  menilai sisi efisiensi, efektivitas dan keekonomisan suatu kegiatan, serta mampu memberikan konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pada seluruh OPD, dibutuhkan perjuangan panjang  sekaligus pengorbanan dan kerja keras dari seluruh jajarannya. 
Pengorbanan yang dimaksud Abah Ibnu adalah komitmen bersama untuk mau meninggalkan mindset dan cultureset yang cenderung mengartikan tugas APIP sekedar untuk mencari kesalahan semata. Bahkan bekerja sekedar untuk menggugurkan kewajiban semata. Padahal APIP sebenarnya juga punya peran besar  untuk membetikan bimbingan, konsultasi dan menawarkan solusi untuk menuju kebaikan, ujarnya.
Oleh karena itu, sejak diberi amanah sebagai Inspektur oleh Gubernur TGB, ia mengaku  aspek prioritas yang digarapnya adalah  pembenahan dan penguatan pada aspek-aspek fundamental yang dibutuhkan untuk pengawasan intern yang efektif di sektor publik. Yakni memperkuat, meningkatkan, mengembangkan kelembagaan, tata laksana/ manajemen dan kemampuan sumber daya manusia APIP sehingga memiliki  kapabilitas yang tinggi untuk mampu menjakankan tugas dan fungsi pengawasan intern yang kuat dan efektif.

‘’Alhamdulillah, ikhtiar itu kini mulai menampakkan hasil yang membuat APIP Inspektorat NTB semakin percaya diri (pede) dan kian bertaring dalam mengawal ikhtiar reformasi birokrasi bersih dan melayani yang dicanangkan Gubernur TGB dalam visi misi pemerintahannya,’’ ungkap Abah Ibnu. (Rilis Inspektorat)
Share:

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Suarakan Kemerdekaan Palestina

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi (kanan) bersama tokoh agama Yahudi saat menghadiri Konferensi Internasional Pembebasan Al-Quds di Kairo Mesir. 
Selama menghadiri konferensi Internasional Pembebasan Al-Quds, di Kairo, Mesir, (17-18/01/2018) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi atau yang lebih dikenal Tuan Guru Bajang (TGB) terus menyuarakan dan memberikan dukungan penuh atas kemerdekaan negara Palestina. Sebagai salah satu tokoh Islam Indonesia yang memiliki komitmen kuat pada permasalahan kemanusiaan secara universal, khususnya Palestina, TGB memandang masalah Palestina adalah persoalan besar kemanusiaan.

Gubernur TGB yang merupakan Ketua Organisasi Internasional Alumni (OIAA) Cabang Indonesia menegaskan dukungan itu di hadapan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, perwakilan otoritas 86 negara dan perwakilan dari berbagai organisasi lintas agama dan kemanusiaan. Termasuk Imam Besar Al-Azhar Prof. Ahmed At-Tayyeb, Sekjen Liga Arab, Sekjen OKI, Kepala Gereja Koptik Ortodoks Alexandria, Sekjen Dewan Gereja Sedunia dan juga Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin.

"Konferensi ini mengajak kita menyadari bahwa batu ujian kemanusiaan di abad ke-21 ini adalah masalah Palestina," ungkap Gubernur Ahli Tafsir tersebut.

Dalam pandangan Cucu Pahlawan Nasional, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tersebut, persoalan kompleks Palestina sebagai wujud penjajahan terakhir di abad ini, berujung pada ketidakadilan meluas yang dialami oleh rakyat Palestina. Konflik akut antara Palestina dan Israel harus dilihat sebagai persoalan besar kemanusiaan, walaupun terdapat dimensi keagamaan juga di dalamnya.


Oleh karenanya, konferensi ini menurut TGB menjadi tantangan kerja sama seluruh negara yang beradab termasuk Indonesia khususnya, untuk memberikan hak kebebasan, keadilan dan kesetaraan bagi rakyat Palestina melalui komitmen dukungan pengakuan dan perjuangan damai. (Humas NTB/rilis)
Share:

Friday 19 January 2018

Rinjani Jadi Universal Global Geopark. L. Faozal Akui Berat Mengawal

Kepala Dinas Pariwisata NTB L. Moh. Faozal

Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sudah ditetapkan sebagai salah satu Universal Global Geopark (UGG) oleh Unesco. Selama empat tahun ke depan, Rinjani akan menjadi salah satu geopark dunia. Pemerintah Provinsi NTB memiliki tugas untuk memberikan pelayanan yang terbaik berkelas dunia kepada wisatawan yang datang.

“Dari satu sisi saya bersyukur Rinjani menjadi geopark dunia, di sisi lain ini menjadi tugas berat kita untuk mengawal. Ini merupakan hasil dari perjuangan panjang Pemda NTB, namun tentu saja yang terpenting adalah mengawal ini semua,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H.L.Moh Faozal, S.Sos.,M.Si, di Mataram, Rabu (17/1/2018).

Ia mengatakan bahwa penetapan Rinjani sebagai geopark dunia ini merupakan sebuah berkah. Ini menjadi salah satu kesempatan bagi NTB untuk bisa mendatangkan banyak wisatawan. Terutama wisatawan minat khusus. Dalam hal ini pemeliharaan dan peningkatan kualitas destinasi menjadi hal utama yang harus dilakukan.

“Bagi saya ini adalah tantangan. Untuk itu, kita harus duduk bersama untuk merancang seperti apa Geopark Rinjani ini akan berjalan. Jangan sampai kita sibuk dengan euphoria kemudian lupa banyak hal yang harus kita lengkapi dan kerjakan,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa sumber daya manusia dan kesiapan destinasi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan saat ini. Sebelumnya, sudah dilakukan berbagai pelatihan kepada pelaku pariwisata di Rinjani termasuk trekking organizer, pemandu wisata hingga porter. Sehingga bisa melayani wisatawan dengan baik. Apalagi setelah penetapan Rinjani sebagai geopark dunia, tentu saja pelayanan juga harus berkelas dunia. “Kita sudah lakukan pelatihan dan pemberian lisensi kepada pelaku pariwisata atau industri di Rinjani. Sekarang tinggal memperbanyak jumlahnya saja,” ujarnya.

Rinjani yang terletak di empat kabupatan yang ada di Lombok ini memang menjadi salah satu daya tarik wisatawan minat khusus untuk berkunjung di NTB. Oleh sebab itu, Faozal juga mengajak kepada masing-masing daerah untuk aktif dalam pembenahan. Baik itu pembenahan sdm maupun destinasi.

“Memang otoritas pengelolanya itu Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. Tapi tentu saja BTNGR ini tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada keterlibatan semua elemen masyarakat termasuk pemerintah di masing-masing daerah,” ujarnya.

Ia berharap masing-masing daerah memiliki strategi khusus dalam meningkatkan pelayanan dan destinasi menuju dan di lingkar Rinjani. Persoalan sampah yang selama ini menjadi masalah di Rinjani juga diharapkan dapat tertangani. Sebab ini merupakan geopark dunia, dimana pengunjungnya sudah berekspektasi tentang destinasi yang berstandar dunia pula. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Ini Dia .. Kalender Event Wisata Kabupaten Sumbawa Tahun 2018

Seni Rantok yang dilakukan oleh warga Sumbawa pada sebuah acara wisata di Sumbawa.
Promosi destinasi wisata dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggelar berbagai kegiatan untuk mendatangkan banyak wisatawan. Kabupaten Sumbawa telah menetapkan setidaknya 24 kegiatan wisata tahun 2018 untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang dimilikinya.

“Kami sudah menetapkan banyak kegiatan dan waktunya juga sudah ada. Kami berharap ini bisa menjadi acuan untuk wisatawan bisa berkunjung pada dan menikmati setiap suguhan dari kegiatan itu,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumbawa, Junaidi.

Berbagai kegiatan itu diantaranya pesta rakyat pada Januari, Ponan dan Labangka Fiesta pada Februari, SAKA buffalo race championship 1 dan kemah wisata pada Maret. Pada Bulan April ada ekspedisi pulau kecil, Mei ada SAKA buffalo race championship 2 dan semalam di dalam Loka, Juni ada festival Teba Murin, Juli ada SAKA buffalo race championship 3 dan Festival Pesona Moyo dan Agustus ada Festival Kampung Syahdu, Samba dan MU. Sedangkan pada September ada Sail Moyo Tambora, SAKA buffalo race championship 4, Festival Melala dan Festival Teluk Saleh. Pada Oktober ada Rantok 1001 Denang, Festival Raja Kape dan Festival Gerbang Barat. Sedangkan pada November ada Festival Pesona Agal dan Festival Pesona Paraso.

Pelaku pariwisata dan wisatawan bisa menjadikan kalender event itu sebagai acuan saat ingin berkunjung ke Sumbawa. Tentu saja wisatawan tidak hanya dapat menikmati berbagai event itu saja. Banyak destinasi wisata yang dapat dikunjungi sebelum atau setelah menikmati berbagai event tersebut. “Semua kegiatan itu ada yang kegiatan nasional dan ada yang tidak,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa semua kegiatan itu merupakan kegiatan yang penting sebagai promosi pariwisata Sumbawa. Ini juga ajang untuk meningkatkan kearifan lokal warga setempat. Sebab pariwisata Sumbawa dirancang sebagai pariwisata berbasis masyarakat. Dengan harapan masyarakat Sumbawa dapat terlibat langsung dan menjadi bagian dari dunia pariwisata saat ini. “Semoga dengan berbagai kegiatan yang kita rancang ini kunjungan wisatawan bisa meningkat dari tahu sebelumnya,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Menikmati Ombak Lautan di Air Terjun Tiu Ngumbak Kawasan Gunung Rinjani

Air Terjun Tiu Ngumbak Kabupaten Lombok Utara.


Air Terjun Tiu Ngumbak merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Air terjun ini tidak terlalu terkenal di kalangan wisatawan. Lebih banyak wisatawan lokal yang berkunjung ke destinasi ini.

Air Terjun Tiu Ngumbak ini berada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Airnya jatuh dari ketinggian 40 meter dan air yang jatuh langsung mengenai bebatuan dan menghasilkan aliran air seperti ombak. Itulah mengapa air terjun ini dikatakan Air Terjun Tiu Ngumbak.

“Kalau ke air terjun ini harus banyak siapkan tenaga. Karena jalannya tidak terlalu bagus. Tapi air terjunnya yang bagus sekali. Ini tidak banyak yang tahu, karena letaknya yang akan susah dijangkau,” kata wisatawan asal Lombok Timur Hidayatullah, Rabu (17/1/2018).

Air Terjun Tiu Ngumbak terletak di Dusun Beleq, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Air Terjun Tiu Ngumbak ini sebenarnya masih berada satu jalur dengan Air Terjun Tiu Teja. Hanya karena letaknya yang tidak staregis membuatnya tidak banyak diketahui oleh wisatawan.

Jalur menuju air terjun ini akan melewati pemukiman warga. Ini juga menjadi pemandangan yang menarik, karena wisatawan akan disuguhkan oleh rumah adat khas Lombok. Ini juga bisa menjadi spot foto yang menarik bagi wisatawan.

“Kita bisa lihat rumah adat saat ke air terjun ini. Seperti yang dikatakan para traveller, semakin sulit medannya, semakin bagus destinasinya. Saya pikir itu juga berlaku bagi Air Terjun Tiu Ngumbak,” ujarnya.

Sementara itu, dari perkampungan ini wisatawan akan melalui jalanan yang agak sulit. Yaitu melintasi perkebunan kopi dan kakao. Setelah itu, wisatawan akan melalui jalanan yang curam dan agak licin serta jurang di sebelah kirinya. Setalah itu wisatawan bisa menikmati keindahan dan kesegaran Air Terjun Tiu Ngumbak ini.

“Jalan ke sana agak susah, jadi wajar saja tidak banyak wisatawan yang berkunjung. Kalau wisatawan yang memang suka tantangan, pasti sangat senang berkunjung ke air terjun ini,” ujarnya.
Wisatawan juga disarankan untuk membawa bekal sendiri. Sebab di air terjun ini tidak ada pedagang makanan. Wisatawan juga disarankan untuk membawa air sebagai bekal selama di perjalanan. Selain itu, wisatawan dilarang membuang sampah di air terjun ini. Hal ini untuk menjaga agar destinasi ini tetap asri. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Wednesday 17 January 2018

Tari Kecodak atau Tari Oncer Lombok Yang Semakin Tergerus Zaman


Sejumlah laki-laki membawa alat musik berupa gendang beleq untuk Tari Kecodak. (Dokumentasi Lombok  Network Holidays)
Tari Kecodak atau biasa disebut sebagai Tari Oncer merupakan salah satu kesenian asli masyarakat Lombok. Sayangnya kesenian ini kian dilupakan, karena digerus oleh perkembangan zaman yang semakin modern. Bahkan generasi muda tidak banyak yang tahu tentang tarian ini.

Tari Kecodak ini ditemukan dan dikembangkan  oleh masyarakat Desa Karang Pasangan, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Tari kecodak menggambarkan tentang peperangan yang dilakukan oleh dua orang kesatria yang sama-sama kuat dan perkasa. Pertunjukan Tari Kecodak dibagi menjadi empat bagian, yaitu Tari Bendera, Tari Gendang, Tari Copeh dan Lawakan.

Salah satu warga Kabupaten Lombok Utara Intan Nur Indraini mengaku bahwa dirinya tidak tahu tentang Tari Kecodak. Bahkan ia belum pernah mendengar nama tarian itu sebelumnya. Hal yang sama juga diungkapkan Andika. Ia mengaku belum pernah melihat Tari Kecodak sebelumnya.

“Saya hanya tahu Tari Rudat sebagai salah satu kesenian orang Lombok. Kalau Tari Kecodak, saya belum pernah lihat,” akunya, di Mataram, Senin (15/1/2018).

Dilansir dari Ditjen Kebudayaan RI, bahwa Tari Kecodak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Baik sebagai penari maupun pemain waditra. Sedangkan, pertunjukannya biasanya diadakan di halaman rumah atau tempat tertentu yang agak luas pada saat ada upacara-upacara. Seperti perkawinan, penyambutan tamu, panen raya dan memperingati hari-hari besar nasional.

Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Kecodak diantaranya adalah  sebuah petuk, sebuah oncer, empat buah teropong, tujuh pasang ceng-ceng yang terdiri dari enam pasang berukuran kecil dan satu pasang besar dan dua buah gendang besar yang terbuat dari kayu tap. Sedangkan busana yang dikenakan oleh penari adalah ikat kepala, baju berwarna hitam, celana seukuran tiga perempat, leang yang terbuat dari songket dan garus mungkur.

Pertunjukan Tari Kecodak diawali dengan Tari Bendera atau tari panji-panji yang dibawakan oleh dua orang penari. Dalam tarian ini gerakan-gerakan yang dilakukan hanyalah berbaris berbanjar dan melangkah maju-mundur. Sambil melakukan gerakan-gerakan tersebut, kedua kaki diangkat, berputar mundur atau jalan di tempat.

Setelah itu, kedua penari tadi akan berjajar sambil menyandang gendang besar di perut untuk menarikan tari gendang. Pada tarian ini gerakan-gerakan yang dilakukan diantaranya adalah menari sambil menepak gendang, membuat formasi saling berhadapan, berputar dengan satu kaki diangkat, meloncat, dan saling mendesak seakan-akan sedang terjadi pergulatan atau saling baku hantam.

Dalam “perkelahian” tersebut, secara bergantian mereka seakan-akan ada yang kalah dan ada yang menang. Pihak yang kalah akan berada dalam posisi jongkok, sementara pihak yang menang akan mengelilinginya sambil memukul gendang. Setelah melaksanakan gilirannya, mereka akan kembali pada posisi semula dan kemudian berjalan berjajar meninggalkan arena. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive