Be Your Inspiration

Wednesday 21 February 2018

Puyung, Sentra Tahu Tempe Pertama di Pulau Lombok

Proses pembuatan tahu Puyung Lombok Tengah


Sentra pembuatan tahu dan tempe cukup banyak di Pulau Lombok. Jika selama ini, masyarakat atau wisatawan mengetahui, Kekalik dan Abian Tubuh adalah sentra pembuatan tahu dan tempe di Pulau Lombok. Namun, ada satu lagi lokasi yang sentra pembuatan tahu tempe yang nyaris tidak pernah disebut, yakni Desa Puyung di Kecamatan Jonggat Lombok Tengah. Padahal, desa ini diklaim sebagai sentra tahu tempe pertama di Pulau Lombok.



SEBAGAI sentra pembuatan tahu dan tempe, Desa Puyung tidak jauh beda dengan sentra tahu tempe di Kekalik dan Abian Tubuh di Mataram. Deretan rumah yang dilengkapi tempat proses produksi tahu dan tempe dengan mudah bisa ditemukan, terutama di Dusun Lingkung Daye. Di dusun ini, rata-rata warganya berprofesi sebagai produsen tahu-tempe yang sudah secara turun-temurun mewarisi usaha keluarga ini. Sehingga tidak heran, dari pagi sampai malam akan kita temukan aktivitas warga yang sedang mengolah kedelai menjadi tahu dan tempe.



Seperti yang dituturkan salah satu produsen tahu, Fitri, jika Puyung lebih dulu dikenal sebagai sentra tahu tempe dibandingkan dengan Kekalik dan Abian Tubuh. “Dulu orang dari Sumpak (salah satu dusun di Puyung) yang pergi merantau ke Kekalik dan Abian Tubuh yang pertama kali buat di sana. Mereka balik ke sini untuk melihat proses produksinya, baru kemudian produksi sendiri. Itu cerita orang tua dulu,” tuturnya saat ditemui Ekbis NTB belum lama ini.

Fitri menerangkan di Desa Puyung, khususnya di dusunnya, sudah mulai membuat tahu tempe bahkan sebelum orangtuanya lahir. “Sekarang saya yang melanjutkan usaha keluarga ini bersama ibu saya, menggantikan bapak saya yang sekarang fokus jadi kepala dusun,” jelasnya seraya mengaduk adonan tahu.
Bahan pembuatan tahu di Puyung Lombok Tengah
Perempuan 33 tahun ini dibantu seorang pekerjanya setiap hari mulai berproduksi mulai dari siang sampai malam untuk kemudian dijual keesokan harinya. “Prosesnya cukup lama, mulai dari direndam terus digiling, direbus, dicetak sampai direbus kembali,” tukas ibu 1 anak ini.

Kedelai yang digunakan Fitri untuk tahu buatannya menggunakan kedelai impor dan lokal yang diperoleh dari penjual di dusunnya. “Setiap hari bisa menghabiskan 40-60 kg kedelai untuk buat tahunya,” akunya.



Ia biasanya menjual 1 loyang tahu berukuran tebal dengan harga Rp 50 ribu atau Rp 10 ribu/3 buah dan Rp 40 ribu untuk tahu berukuran tipis atau Rp 5 ribu/7 buah. “Keuntungan buat tahu ini hitungannya, dalam 100 kg kedelai dapatnya bisa Rp 150 kg, nah yang 50 kg itu sudah keuntungan bersih kita setelah dipotong ini itu,” jelasnya.

Tahu buatannya biasa dijual sendiri oleh Fitri atau diambil oleh para langganannya langsung ke tempatnya. “Saya jualnya ke Rensing, Lombok Timur, soalnya kalau di Renteng sudah terlalu banyak yang jual dari sini. Orang juga sudah tahu bagaimana kualitas tahu Puyung, berani dijamin,” terangnya.

Hampir sama dengan yang diceritakan Fitri, Sumarni, produsen tempe di dusun ini, ia lebih menjual produknya di luar Pasar Renteng karena banyaknya saingan di sana. “Saya titip tempe buatan saya ke saudara yang jualan di Pasar Mujur. Kalau ke Renteng terlalu banyak yang jualan tahu-tempe disana,” ceritanya.

Setiap hari, ujarnya, dirinya bisa memproduksi sampai 40 kg kedelai untuk diolah menjadi tempe. “Prosesnya sebenarnya tidak sulit tetapi lama menunggu untuk fermentasinya, makanya harus produksi tiap hari agar dapat penghasilan,” kata Sumarni.

Ibu 3 anak ini melakukan pekerjaan seorang diri kecuali saat membungkus tempe, ia dibantu oleh iparnya. “Ada 2 ukuran yang saya buat, yaitu ukuran kecil dan ukuran besar. Tempe ukuran kecil segini cuman saya saja yang buat,” jelasnya.

Harga untuk tempe berukuran kecil biasa Rp 10 ribu/15 buah dan Rp 5 ribu/3 buah di pasaran. “Hasilnya cukuplah untuk makan sama biaya sekolah anak-anak soalnya kalau ndak buat begini, tak ada pekerjaan lainnya,” terang perempuan 27 tahun ini. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Monday 19 February 2018

Khidmat Perayaan Imlek Tahun 2018 di Mataram

Imlek 2018 di Klenteng Ampenan 

Perayaan Imlek 2018 yang berlangsung Jumat (16/2/2018) berlangsung khidmat. Imlek yang dirayakan tahun ini bertepatan dengan tahun Anjing Tanah. Perayaan kali ini dilakukan dengan harapan kehidupan umat penuh dengan kedamaian.

Sehari sebelumnya, tim penjinak bahan peledak Brimob Polda NTB menyisir sejumlah vihara menjelang persembahyangan perayaan Imlek 2569. Penyisiran dalam bentuk sterilisasi itu untuk mengantisipasi gangguan keamanan umat konghucu yang beribadah.

Polisi lengkap bersenjata memeriksa setiap sudut vihara Budi Dharma. Kamis (15/2/2018) sore, tim dari Brimob Polda NTB meyakinkan tak ada benda mencurigakan. Pun demikian di vihara lain.
Sejumlah vihara lainnya yang mendapat pengamanan ketat kepolisian antara lain, Avoletiswara di Selagalas, Cakranegara, Kong Tee di Sweta, Sandubaya; Sanata Dharma Maitresya di Cakranegara Barat, Cakranegara; dan Vinalakirthi di Abian Tubuh, Cakranegara.

Kapolres Mataram, AKBP Muhammad menyebutkan, di wilayah Kota Mataram terdapat lima vihara yang akan diamankan.  ‘’Sudah kita siapkan rencana pengamanan dan pengerahan personel pengamanan di masing-masing vihara atau klenteng tersebut,’’ ujarnya dikonfirmasi Kamis (15/2/2018).
Sterilisasi klenteng di Mataram sebelum perayaan Imlek
Sterilisasi tersebut, kata dia, untuk mengantisipasi gangguan khususnya kerawanan terorisme dan konflik sosial. Sterilisasi untuk juga mencegah kerawanan penyerangan pemuka agama.
‘’Kita tetap waspada. Begitu juga di tempat ibadah lainnya. Apabila ada indikasi gangguan segera sampaikan ke aparat keamanan agar segera dapat ditangani,’’ pesan Muhammad.

Terpisah, sementara Kabid Humas Polda NTB, AKBP Tri Budi Pangastuti memastikan pelaksanaan ibadah umat yang merayakan Imlek di NTB berjalan lancar dan nyaman. Dia mengatakan, sejumlah personel Brimob tetap disiagakan di vihara. ‘’Untuk memberi rasa nyaman kepada umat yang melaksanakan ibadah. Kita patut bersyukur pelaksanaan berjalan kondusif,’’ tandasnya.

Di Kota Mataram, perayaan Imlek tidak jauh berbeda dengan perayaan dari daerah lainnya. Yang berbeda hanya hidangan yang disajikan saja. Sebab ini berkaitan dengan budaya dari masing-masing daerah, termasuk budaya yang ada di Kota Mataram dan NTB pada umumnya.

Sementara itu, menurut penjaga klenteng di Ampenan, Mangku Nengah Mudra perayaan imlek dilakukan dengan harapan semua orang diliputi dengan kebahagiaan dan penuh kedamaian. Di klenteng ini, ia sudah biasa mempersiapkan berbagai kebutuhan menjelang dan pada saat Imlek.
“Yang dipersiapkan itu ada air, kembang, lilin, dupa dan beberapa hal lainnya. Semuanya memiliki makna tersendiri,” ujarnya, di Mataram.

Imlek pada dasarnya merupakan tradisi pergantian tahun. Sehingga yang merayakan Imlek ini merupakan seluruh etnis Tionghoa meskipun memiliki keyakinan atau agama yang berbeda. Sebab pada tahun baru ini ada banyak pengharapan yang diinginkan oleh umat. “Di sini yang datang itu ada juga yang memiliki keyakinan yang berbeda. Karena ini adalah perayaan tahun baru dan setiap orang punya harapan untuk itu,” ujarnya.

Klenteng Ampenan ini sudah ada sejak tahun 1908 dan kerapkali dijadikan sebagai tempat sembahyang bagi umat yang merayakan Imlek. Biasanya orang yang merayakan Imlek akan datang sembahyang sejak pagi hari hingga sore. Perayaan ini akan berakhir hingga pada hari Cap Go Meh nantinya.

Sri Wiratih salah seorang warga yang merayakan Imlek mengatakan bahwa tahun ini ia berharap semua hal baik terjadi pada umat manusia dimanapun. Ia berharap kedamaian selalu mendekati setiap orang. Semua dalam keadaan baik dan semua keinginan baik dari setiap umat bisa tercapai di Tahun Anjing Tanah ini.

Sementara itu, perayaan Imlek juga identik dengan warna merah. Ini memiliki filosofi yang mendalam bagi warga Tionghoa di seluruh dunia. Biasanya mereka menghias rumah, pakaian, dan aksesori berwarna merah. Sebab itu diyakini dapat mengusir rasa takut dan menimbulkan keberanian bagi setiap orang.

Selain identik dengan warna merah,Imlek juga sangat dekat dengan kue keranjang. Kue keranjang mulai ramai dicari. Kue keranjang mulai digunakan sebagai sesaji dalam upacara persembahan kepada leluhur saat tujuh hari menjelang tahun baru Imlek, dan pada malam menjelang tahun baru Imlek. Kue ini biasanya juga tidak disajikan hingga hari Cap Go meh atau malam ke-15 setelah tahun baru Imlek. (Linggauni dan Wahyu Widiantoro)
Share:

Sunday 18 February 2018

Suhaili-Amin Nomor 1, Ahyar - Mori Nomor 2, Zul-Rohmi Nomor 3 dan Ali-Sakti Nomor 4

Paket Pilkada NTB 2018
KPU NTB menggelar rapat pleno terbuka pencabutan undian nomor urut pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang akan berkompetisi di Pilkada 2018. Empat paslon hadir dalam acara tersebut. Rapat pleno ini diselenggarakan di Hotel Lombok Raya, Mataram, Selasa (13/2/2018). Agenda pencabutan undian nomor urut ini ramai dihadiri masing-masing pendukung dari ke empat Paslon.

Dalam pencabutan nomor urut tersebut,masing-masing paslon mengambil kertas yang digulung. Dalam pencabutan nomor tersebut,  nomor urut 1 diperoleh pasangan Suhaili-Amin yang diusung Partai Golkar, Nasdem, dan PKB.  Kemudian nomor urut 2 diperoleh oleh pasangan Ahyar-Mori yang diusung enam partai, yaitu Gerindra, PAN, PPP, PDI Perjuangan, PBB, dan Hanura.

Sementara nomor urut 3 didapat pasangan Zul-Rohmi yang diusung dua partai, yaitu Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pasangan Ali-Sakti yang maju melalui jalur independen memperoleh nomor urut 4. Setelah penetapan nomor urut paslon ini, selanjutnya paslon sudah bisa memulai masa kampanye secara resmi. Batas masa kampanye akan dimulai Kamis 15 Februari sampai 23 Juni 2018.

Arti Nomor Urut



Berbagai terjemahan dibuat oleh para Paslon memaknai nomor urut yang telah mereka peroleh dalam pengundian nomor urut kemarin. Ada yang memaknai sebagai nomor keberuntungan, ada juga calon yang memaknai nomor urutnya biasa-biasa saja.

Pasangan Suhaili-Amin yang memperoleh nomor urut satu (1), memaknai nomor urut satu mengisyaratkan bahwa ia akan memenangi Pilkada serentak NTB 2018. ‘’Ini isyarat bahwa kami akan memenangi Pilkada NTB 2018,’’ katanya yakin.

Bupati Lombok Tengah dua periode ini berkata demikian, bukan tanpa alasan. Menurutnya, nomor urut satu yang ia peroleh merupakan pertanda akan terjadi pengulangan sejarah Pilkada NTB 2013 silam. Dimana pasangan calon nomor urut satu, yakni pasangan Dr. TGH. M. Zainul Majdi-Muh. Amin (TGB-Amin) keluar sebagai pemenangnya. Demikian juga halnya dalam Pilkada NTB 2018 ini, pemegang nomor urut satu juga akan keluar sebagai pemenangnya, kata Suhaili dengan penuh keyakinan.

Cagub yang diusung oleh koalisi tiga partai ini yakni Golkar, PKB dan Nasdem ini mengatakan, adapun hal yang mengikat dua peristiwa antara Pilkada 2013 dan pilkada 2018 ini, yakni sosok Muh. Amin. Di mana saat ini Muh.Amin  sedang menjabat sebagai Wakil Gubernur NTB hasil Pilkada 2013. Untuk itu ia berkesimpulan bahwa nomor urut 1 merupakan angka hoki yang dibawa oleh sosok Amin, untuk kembali menjadi Wakil Gubernur NTB pada Pilkada 2018 ini.

“Jadi ini akan ada pengulangan sejarah untuk NTB. Pilkada 2013, itu pasangan TGB-Amin yang menang dengan nomor urut 1. Sepertinya hari ini juga, karena masih ada Pak Amin bersama saya, sehingga tetap akan terjadi pengulangan sejarah, bahwa Pilkada NTB 2018 akan dimenangkan oleh TGB-Amin juga, Tuan Gendut Bodak (TGB)- Amin,” ujar Suhaili yang menyebut dirinya sebagai TGB akronim dari Tuan Gendut Bodak.

Bagaimana dengan pasangan Ahyar Abduh-Mori Hanafi (Ahyar-Mori)? Pasangan ini juga tidak mau kalah dalam memaknai nomor urut 2 yang mereka peroleh. Pasangan ini malah lebih kreatif lagi menerjemahkan arti nomor urut yang mereka dapatkan.

Menurut Ahyar, nomor urut 2 yang diperolehnya sudah diprediksi sebelumnya. Karena nomor urut 2 menurutnya menjadi simbol dari pasangan Ahyar-Mori sendiri, yakni yang memaknai Dwi tunggal Ahyar-Mori. Selanjutnya, nomor 2 juga menggambarkan keterwakilan dua pulau, Sumbawa dan Lombok dalam pasangan ini, dan juga sekaligus menyimbolkan perwujudan dari dua generasi dalam pasangan Ahyar-Mori, yakni tua-muda.

“Alhamdulillah kita dapat snomor dua, sudah ada firasat saya sebelumnya.Bagi saya nomor dua itu sangat baik bagi kami, pertama lebih gampang untuk diingat. Nomor dua juga sebagai simbol, perwujudan dari perimbangan dua pulau,’’ cetus Ahyar sambil mengangkat salam dua jari.

Sementara pasangan dengan nomor urut 3, Dr. Zulkieflimansyah-Dr. Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) justru berpendapat berbeda dengan dua pasangan calon lainnya itu. Menurut Dr. Zul,  tidak ada hal yang dianggapnya luar biasa dan istimewa dari nomor urut 3 yang ia peroleh.

“Biasa-biasa saja, semua nomor sama saja. Ndak ada yang aneh-aneh, saya kira kita harus  mulai mengajak masyarakat agar tidak fanatik dengan nomor-nomor, karena banyak mistik bahaya juga itu,” ucap politisi PKS yang dikenal kalem dan santun ini.

Meski demikian, bukan berarti ia tidak percaya soal keberuntungan. Hanya saja ia ingin memberikan edukasi politik kepada masyarakat untuk berpolitik menggunakan akan sehat. Sehingga proses demokrasi berjalan dengan sehat, tidak diciderai oleh fanatisme yang berlebihan.

“Ya keberuntungan tentu ada, ya tapi kita lihat masyarakat harus semua dicerdaskan. Semua calon bersahabat, dan tinggal tim sukses jangan bikin panik dan buat kondisi tidak kondusif karena kefanatikan masing-masing. Semua (calon) kami bersahabat baik,’’ ujarnya.

Lalu bagaimana dengan nomor urut 4, pasangan Ali BD-Gede Sakti (Ali-Sakti). Pasangan ini malah sangat optimistis dengan makna di balik angka 4 yang menjadi nomor urut. Nomor 4 sebagai simbol yang menandakan bahwa ia akan memperoleh dukungan paling besar dari tiga kandidat lawannya. Dengan dukungan paling besar yang akan ia peroleh itu akan mengantarkannya menjadi pemenang dalam Pilkada NTB 2018.

‘’Oh itu angka yang menang ya. Itu angka yang paling besar, (dari nomor urut yang lain). Ini menandakan, saya dipilih oleh masyarakat yang paling besar (banyak). Karena itu saya pasti menang dan akan kalah semua yang tiga itu ya,” ucap politisi yang dikenal nyentrik dan penuh kontroversi ini. (Hiswandi)
Share:

Sunday 11 February 2018

Vena Melinda Dorong NTB Bangun Perpustakaan Manuskrip Keagamaan Islam

Koleksi Al Qur'an kuno di Desa Sapit Kecamatan Suela Lombok Timur

Komisi X DPR RI mendorong agar Provinsi NTB membangun perpustakaan manuskrip keagamaan Islam. Itu sejalan dengan konsep pengembangan wisata halal yang kini tengah dikembangkan pemerintah daerah.

Anggota DPR RI Komisi X Venna Melinda mendorong agar NTB segera memiliki sebuah perpustakaan manuskrip keagamaan Islam. Menurutnya, NTB yang kini sudah punya brand wisata halal, perlu membangun perpustakaan manuskrip keagamaan agar tujuan wisata halal tidak saja ke pantai, namun juga bisa ke koleksi manuskrip keagamaan Islam.

Lebih jauh dikatakan Vena Melinda, ada banyak contoh pembangunan manuskrip keagamaan Islam yang dapat dijadikan contoh. Seperti di Mesir, Afrika, dan Turki. Mereka memiliki perpustakaan manuskrip keagamaan Islam yang merupakan bagian kekayaan lokal masyarakat setempat. Melihat hal itu, NTB kata dia punya potensi besar memiliki sebuah perpustakaan manuskrip keagamaan Islam tersebut terlebih banyak ulama lahir di NTB ini.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengaku, kekayaan literasi di Indonesia luar biasa. Baik itu perjuangan masyarakat NTB di Indonesia maupun di luar negeri. Seperti Imam Abdullah Qadi Abdus Salam. Salah seorang Imam yang membangun masjid pertama di Afrika Selatan pada tahun 1794.

Bangsa Indonesia harus bangga karena masjid ini dibangun oleh orang Indonesia yang bernama Imam Abdullah Kadi Abdus Salaam, atau yang lebih terkenal dengan julukkan tuan guru. Saat ini manuskripnya sedang dijajaki. Dia pun mengajak agar masyarakat Indonesia lebih mengenal tokoh dan figur sejarah masa lalu melalui manuskrip yang terkumpul. "Jadi kekayaan kita luar biasa, namun cuma bagaimana merawatnya," tuturnya.


Menurutnya, untuk mengumpulkan manuskrip dan membangun sebuah perpustakaan ini harus didiskusikan dengan pihak terkait. Tidak hanya pemerintah pusat atau provinsi saja. Kemudian tidak hanya lintas sektoral saja. Ia menyebutkan, minat baca bisa saja muncul dari taman belajar masyarakat (TBM), sementara yang memproduksi TBM Kemendikbud. (Darsono)
Share:

Penundaan Pilrek Unram Jadi Atensi Komisi X DPR RI akan Panggil Menristek Dikti

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Fakih
Pemilihan Calon Rektor Universitas Mataram (Unram) yang mengalami penundaan hingga dua kali sangat disayangkan. Pasalnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) tidak memberikan penjelasan apapun terkait penundaan itu.

Komisi X DPR RI pun siap memanggil Menristek Dikti guna meminta keterangan lebih jauh. Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKS, Dr. Abdul Fikri Fakih, MM., saat datang ke Mataram, Rabu (7/2/2018).

Dikatakan Fikri, banyak catatan diberikan Komisi X DPR RI terhadap kinerja Menristek Dikti. Tidak saja di Unram, penundaan pemilihan rektor hingga pelaksana tugas (Plt) terjadi di berbagai tempat. "Memang Kemendikti banyak PR, di UNJ juga terpaksa di PLT kemudian di sini kita juga dengar ada penundaan," ungkapnya.

Salah satu sebab yang nanti akan digali ialah besarnya kewenangan yang dimiliki menteri sebesar 35 persen dari jumlah suara. Sehingga berakibat pada adanya calon rektor yang menang di pemilihan tahap pertama, namun tidak dilantik menteri. "Nah suara menteri diarahkan kemana.  Itu kemenangan menteri, meskipun bukan pemenang di situ, sehingga bagi pemenang bisa jadi lain dilantik," ungkapnya.

Untuk sementara, pihaknya masih menampung satu demi satu persoalan yang muncul di dunia pendidikan tinggi. Termasuk persoalan saat pemilihan rektor berlangsung. "Dikumpulkan jadi satu. Di NTB, Papua, Jakarta dan sebagainya," ujarnya.

Dia pun meminta agar civitas akademika Unram membuat surat protes yang ditujukan terhadap Menristek Dikti yang ditembuskan ke Komisi X DPR RI. Dengan demikian akan mempermudah lembaga legislatif itu memanggil dan mengevaluasi segala persoalan di dunia pendidikan tinggi.  "Kalau perlu nanti disampaikan, kalau tidak ada aspirasi, dari Komisi X (sulit). Kebetulan ada Panja Evaluasi Pendidikan Tinggi," sambungnya.

Dia pun enggan berkomentar jika ada anggapan Menteri bermain politik saat pemilihan rektor. "Bisa saja asumsi seperti itu, bisa saja kita gali nanti pada evaluasi menyeluruh pada pendidikan tinggi. Termasuk mengevaluasi kewenangan itu. Kita minta secara tertulis itu disampaikan. Untuk dibahas saat raker bersama menteri," tukasnya. (Darsono)


Share:

Friday 9 February 2018

Pantai Pasir Seperti Merica Hanya Ada di Pantai Serangan Lombok Tengah

Pantai Serangan yang ada di Kabupaten Lombok Tengah.memiliki pasir seperti merica


Pantai Serangan merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Tengah. Pantai dengan pasir putih berbentuk merica ini memiliki panorama yang indah. Meski saat ini belum banyak wisatawan yang datang berkunjung.



“Pantainya masih sepi. Sedikit wisatawan yang datang. Ini juga karena jalan ke pantai ini tidak bagus. Jadi mungkin orang malas datang. Tapi kalau sudah sampai, serasa di surga. Pantainya bagus sekali,” kata wisatawan asal Kota Mataram, Ririn, Selasa (6/2/2018).

Panorama di pantai ini memang tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan pantai lainnya. Wisatawan dapat mengambil gambar sepuasnya. Selain itu, wisatawan juga dapat bermain air dan menikmati keindahan bawah laut dengan melakukan snorkeling. Banyak hal yang dapat dilakukan setelah sampai di pantai ini.

Bagi wisatawan yang berniat untuk melihat dari dekat keindahan pantai Serangan, harus bersiap untuk menghadapi terjalnya jalan menuju pantai ini. Jalanan kecil yang berdebu dan dengan kelokan tajam. Tidak hanya itu, beberapa ruas jalan tak beraspal dengan kondisi menurun juga perlu untuk diantisipasi. Pastikan juga mesin kendaraan yang digunakan dalam kondisi yang baik agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan saat perjalanan. Terlebih jalan yang dilalui menuju pantai ini rusak parah.

“Harus kuat di perjalanan. Karena jalannya rusak berat. Tapi karena jalannya yang rusak inilah jarang ada yang datang. Hasilnya, destinasinya terlihat masih sangat alami,” ujarnya.

Pasirnya yang putih seperti biji merica sama dengan di Pantai Tanjung Aan. Garis pantainya panjang dengan ombak tidak terlalu besar. Di pantai ini juga ada sebuah resort bernama Umbak Segare. Sehingga bisa menjadi pilihan tempat menginap saat berlibur ke destinasi ini.

Wisatawan dapat menempuh perjalanan selama 2 jam dari Kota Mataram menuju pantai ini. Wisatawan direkomendasikan menggunakan kendaraan roda dua. Sebab akses ke pantai ini jauh lebih mudah menggunakan kendaraan roda dua daripada menggunakan kendaraan roda empat.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah Lalu Putria mengatakan bahwa masih banyak potensi pariwisata yang dimiliki Lombok Tengah. Hanya saja belum terekspos semua. Ia berharap wisatawan bisa menikmati waktu berliburnya di destinasi wisata yang ada di Lombok Tengah saat ini.  (Linggauni/Suara NTB)




Share:

Bangun Sirkuit MotoGP di Lombok, Vinci Construction Grand Projects Siapkan Rp 6 Triliun

Dirut ITDC menandatangani MoU dengan Perwakilan Vinci terkait pembangunan Sirkuit Moto GP di KEK Mandalika. 
Salah satu perusahaan terbesar asal Perancis, Vinci Construction Grand Project (VCGP) siap menginvestasikan dananya hingga Rp 6 triliun untuk membangun sirkuit MotoGP di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Memorandum of Understanding (MoU) dengan Indonesia Toursim Development Corporation (ITDC) selaku pengelola KEK Mandalika, terkait pembangunan sirkuit tersebut sudah dilakukan. 

 Deputi Project Director KEK Mandalika, H. Adi Sujono Purwanto, kepada Suara NTB, Selasa (6/2/2018) menjelaskan, MoU pembangunan sirkuit Moto GP di dalam kawasan Mandalika sudah ditandatangani awal Bulan Januari lalu antara ITDC dengan Vinci. Itu artinya, sirkuit Moto GP sudah hampir pasti bakal dibangun,’’ terangnya.

Setelah MoU ditandatangani, Vinci selanjutnya akan mengajukan rancangan dan desain sirkuit Moto GP yang akan dibangun tersebut. Untuk kemudian akan dikaji dan disesuikan dengan masterplan pengembangan KEK Mandalika serta ketentuan lainnya yang ada.

Selain itu, Vinci akan membentuk Special Purpose Vehicles (SPV), sebuah perusahaan dengan tujuan khusus bersama ITDC serta Operating Company yang ditempatkan di KEK Mandalika. Yang nantinya akan mengelola sirkuit Moto GP tersebut. Baru setelah semua persyaratan disepakati, pembangunan fisik sirkuit Moto GP bisa dimulai.

‘’Target kita tahun ini, pembahasan soal rencana pembangunan sirkuit Moto GP tuntas. Sehingga tahun 2019 mendatang, pembangunan fisik sirkuit Moto GP sudah dimulai oleh investor bersangkutan,’’ terangnya.

Sebagai persiapan, tahun ini pihak ITDC akan memulai proses pembuatan badan jalan untuk keperluan sirkuit Moto GP tersebut. Karena untuk pembangunan jalan sirkuit itu menjadi tanggung jawab pihak investor. Termasuk semua fasilitas pendukung lainya.


Pasalnya, standar jalan untuk sirkuit jelas berbeda dengan standar jalan yang ada pada umumnya. ‘’Seperti untuk jenis aspal yang digunakan, beda dengan yang lain. Itu ada standarnya. Tidak sembarang seperti aspal untuk jalan pada umumnya,’’ terang Adi seraya menambahkan, untuk lokasi pembangunan sudah disepakati antara kedua belah pihak. Tinggal pembahasan detail kesepakatan saja.

Lebih lanjut Adi menjelaskan, nilai investasi yang akan ditanamkan oleh Vinci menjadi yang terbesar di KEK Mandalika nantinya. Mencapai angka Rp 6 triliun lebih. Hanya untuk satu sirkuit Moto GP saja. Sehingga akan menjadikan KEK Mandalika sebagai satu-satunya KEK di Indonesia yang memiliki sirkuit Moto GP di dalamnya.

Soal event balapan Moto GP sendiri, sudah bisa dipastikan akan digelar di KEK Mandalika. Mengingat, Vinci sendiri merupakan operator utama dari gelaran Moto GP dunia. ‘’Setelah sirkuit terbangun, pastinya akan diikuti dengan event balapan. Karena buat apa investor membangun dengan anggaran begitu besar, kalau tidak ada event nantinya. Terlebih Vinci merupakan operator yang mengatur agenda balapan Moto GP dunia,’’ tandasnya. (Munakir/Lombok Tengah)



Share:

Tahun 2030, KEK Mandalika Ditarget Serap 56 Ribu Tenaga Kerja

Kawasan KEK Mandalika Lombok Tengah

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang saat ini tengah dikembangkan oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) ditargetkan bisa menyerap tenaga kerja hingga 56 ribu orang pada tahun 2030 mendatang. Target ini bisa terealisasi, jika prediksi jumlah kamar hotel yang terbangun mencapai 12 ribu kamar.

“Rencana pengembangan KEK Mandalika itu ditarget selama 15 tahun sampai tahun 2030 mendatang. Dengan prediksi tenaga kerja yang mampu diserap mencapai lebih dari 56 ribu orang. Itupun tenaga kerja di dalam kawasan saja. Belum termasuk tenaga kerja yang terserap di lingkar luar kawasan,’’ ungkap Deputi Project Director KEK Mandalika, H. Adi Sujono Purwanto, kepada Suara NTB, Selasa (6/2/2018).

Artinya, kata dia, KEK Mandalika ke depan bisa menjadi ladang bagi para pencari kerja di daerah ini. Syaratnya, masyarakat di daerah ini tentunya harus mempersiapkan diri dengan skill dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengisi lapangan kerja yang ada di KEK Mandalika nantinya.

Jika tidak, maka bersiap-siaplah masyarakat luar bakal masuk dan menyerbu kawasan Mandalika. Sehingga bisa jadi, masyarakat di daerah ini hanya akan jadi penonton di tengah kemajuan KEK Mandalika nantinya. “Jadi jangan sampai hal itu terjadi. Untuk itu, mulai sekarang masyarakat di daerah ini harus mempersiapkan diri. Supaya bisa menjadi pelaku tidak hanya penonton nantinya,” jelas Adi.

 Saat ini proses pengembangan KEK Mandalika terus berjalan. Sejumlah investor yang telah menandatangani kesepakatan investasi tahun ini sudah mulai membangun fasilitas pariwisata. Seperti hotel dan fasilitas lainya. Untuk itu, di akhir tahun 2020 mendatang, di kawasan Mandalika nantinya sudah terbangun sebanyak 2 ribu kamar hotel.

Dari sisi fasilitas pendukung kawasan, juga terus dipacu oleh pihak ITDC. Bahkan, pembangunan Masjid Agung Mandalika sudah selesai. Pembenahaan kawasan Pantai Kuta pertengahan tahun ini juga sudah tuntas. Termasuk pembangunan akses jalan utama dibeberapa lokasi juga akan tuntas tahun ini.


 “Kalau fasilitas penunjang kawasan sudah selesai, maka akan diikuti pula dengan proses pembangunan lainnya di dalam kawasan,” terangnya. Dan, selama proses pengembangan berjalan itu juga butuh tenaga kerja yang tidak sedikit. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive