Be Your Inspiration

Monday 2 April 2018

Bank BRI Mataram Ganti 9.900 PIN ATM Nasabah

Pimpinan Cabang BRI Mataram, Harsono 
PIMPINAN Cabang BRI Mataram, Harsono tidak memungkiri terjadinya penumpukan nasabah di kantor pelayanan Bank BRI. Bank harus memanggil nasabah, untuk melakukan pergantian PIN. Sebagai antisipasi bank agar nasabah tak menjadi korban. Mengingat adanya indikasi mesin-mesin milik Bank BRI yang diincar oknum pembobol ATM.

BRI Mataram bahkan harus melakukan penggantian nomor PIN ATM kepada 9.900 pemegang kartu, dari total sebanyak 68.000 jumlah nasabah pemegang kartu ATM di tiga wilayah yang dibawahi BRI Mataram.

‘’Kita menyampaikan SMS langsung kepada nasabah. Meminta langsung melakukan penggantian PIN kartu ATM. Semua sudah clear, 9.900 nasabah sudah diganti PIN ATMnya,’’ sebut Harsono pada Ekbis NTB, Rabu (27/3/2018).

Mengenai sistem pengamanan setelahnya, Harsono menyebut, sebelumnya ada ada 92 ATM terpasang yang dianggap berbahaya (terindikasi skimmer),dari total 118 unit mesin ATM BRI Mataram yang tersebar di tiga kota kabupaten. BRI Mataram bahkan telah memasang sistem pengamanan Deep Skimming untuk mengantisipasi maraknya kejahatan pembobolan dana nasabah melalui ATM.  “Selain itu, ada juga tim yang patroli pagi dan sore,” kata Harsono.

Ia meyakinkan, bahwa dana nasabah sudah cukup aman. Tak perlu khawatir, atau was-was untuk melakukan transaksi di manapun.

Dalam keterangan resmi BRI yang diteruskannya,  PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus melakukan penggantian kartu ATM nasabah yang terindikasi skimming. Para nasabah yang mendapatkan pesan singkat (SMS) dari Bank BRI dimohon agar segera mendatangi Kantor Cabang Bank BRI terdekat untuk melakukan penggantian kartu tanpa dikenakan biaya apapun.

Pemblokiran kartu dilakukan hanya pada kartu yang terindikasi skimming sebagai tindakan preventif untuk melindungi dana nasabah.  Corporate Secretary Bank BRI,  Bambang Tribaroto mengungkapkan bahwa  Bank BRI menonaktifkan sebagian kartu nasabah yang diduga pernah digunakan untuk bertransaksi di lokasi ATM yang diindikasikan terkena skimming.  Bank BRI akan mengutamakan pergantian kartu ATM secara gratis bagi nasabah yang mendapatkan pemberitahuan pemblokiran kartu melalui SMS Blast/SMS Notifikasi.

BRI memastikan, nasabah yang tidak mengalami pemblokiran kartu ATM ataupun tidak mendapatkan SMS Notifikasi, dijamin aman. Artinya, tak perlu harus mendatangi kantor layanan BRI.

Diimbau juga kepada nasabah yang telah mengganti nomor ponsel, agar segera mendatangi unit kerja Bank BRI untuk memperbarui data pribadi berupa nomor handphone agar dapat menerima SMS Blast atau SMS Notifikasi Bank BRI sewaktu-waktu. (Bulkaini)
Share:

Ketika Kejahatan Skimming Hantui Nasabah Bank di NTB

ATM BRI yang tidak bisa dipergunakan, karena sedang dalam perbaikan.
Kasus pembobolan dana milik nasabah bank atau skimming menjadi momok yang menakutkan. Kejahatan tersebut yang belakangan ini kerap terjadi, membuat nasabah khawatir melakukan transaksi di Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Kejahatan skimming pertama kali terungkap menimpa nasabah Bank BRI pada tahun 2016 silam. Kasus pertama itu, membuat masyarakat khususnya nasabah bank mulai meragukan keamanan bertransaksi melalui ATM.  Peristiwa serupa kembali terulang Maret 2018. Tak sedikit warga, khususnya nasabah Bank BRI di beberapa daerah di Indonesia mengalami hal yang sama. Tiba-tiba tanpa melakukan transaksi, dana mereka yang disimpan di bank hilang. Kasus skimming kembali terulang.

Setelah polisi memastikan bahwa kasus yang terjadi Maret 2018 lalu adalah kejahatan skimming, pihak perbankan pun bergerak cepat. Pihak perbankan, khususnya Bank BRI langsung mengirim SMS ke pada ribuan nasabahnya untuk mengganti pin ATM. Nasabah yang sangat tergantung pada transaksi di ATM pun ramai-ramai mendatangi Kantor Bank BRI untuk mengganti nomor pin.  

Seperti yang terlihat di Kantor Bank BRI Mataram, Kamis (29/3/2018). Ribuan nasabah rela antre hingga berjam-jam. Selain mengganti nomor pin, mereka juga menunggu penjelasan dari pihak bank mengenai nasib rekening mereka yang tiba-tiba terblokir sejak beberapa hari terakhir.

Lukman, salah seorang nasabah Bank BRI yang ditemui Ekbis NTB, mengaku, dirinya sebelumnya tidak mendapatkan pemberitahuan dari pihak bank akan pemblokiran rekeningnya. ‘’Tiba-tiba saja diblokir. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya,’’ terangnya.

Pemakaian semua kartu yang dimilikinya otomatis tidak bisa digunakan untuk bertransaksi. ‘’Makanya saya datang ke sini untuk minta penjelasan terkait hal ini,” imbuhnya.

Ia mengaku rekeningnya tidak bisa digunakan sejak beberapa waktu lalu. ‘’Katanya pemblokiran itu untuk menghindari skimming. Karena itu, saya datang ke sini sekarang untuk mengganti nomor PIN,’’ kata Lukman.

Ia mengaku proses penggantian nomor PIN memakan waktu cukup lama. Karena banyaknya nasabah yang juga melakukan hal sama. Namun, karena merasa penggunaan ATM sangat penting dan berharap jaminan uang yang disimpan di bank tetap aman, Lukman tidak mempermasalakan lamanya antre.
Antrean nasabah Bank BRI yang akan mengganti nomor PIN di BRI Cabang Mataram, Kamis (28/3/2018)
Hal senada juga diungkapkan nasabah lainnya, Asiah. Ia mengaku datang ke Kantor Bank BRI untuk meminta keterangan terkait rekeningnya yang diblokir. ‘’Kata pihak bank, ATM saya diblokir untuk antisipasi biar saldo tetap aman,’’ jelasnya.

Pemblokiran dilakukan oleh pihak Bank BRI langsung kepada nasabah yang terindikasi rawan terkena skimming kartu ATM. Pihak bank juga menyarankan Aisah agar mengganti nomor pin sehingga ATM nya bisa digunakan kembali. ‘’Katanya untuk antisipasi skimming itu,’’ kata Asiah.

Muliadin, nasabah lainnya mengaku ATM-nya mulai diblokir sejak tanggal 24 Maret 2018. Muliadin baru menyadari, ATM-nya diblokir setelah mengecek ATM-nya. ‘’Makanya saya datang ke sini, ngantre dari pagi,’’ ujarnya.

Sebelumnya, Muliadin mendapatkan pemberitahuan dari pihak bank akan pemblokiran nomor itu melalui pesan singkat. Alasannya, untuk menghindari kasus skimming yang sedang merebak. ‘’Saya pribadi tidak merasa terganggu dengan adanya pemblokiran rekening ini,’’ kata Muliadin.

Ia memang sengaja mendatangi kantor pusat Bank BRI di Jalan Pejanggik, Mataram. Ia berharap ke depannya keamanan terhadap dana nasabah yang tersimpan di bank bisa ditingkatkan. Sehingga kepercayaan masyarakat pada perbankan bisa lebih baik. ‘’Sebenarnya bukan dari Bank BRI saja, tetapi juga dari bank-bank lainnya,’’ imbuhnya.

Kondisi serupa juga dialami L. Dita. Ia adalah salah seorang nasabah yang mendapat kabar via SMS untuk mendatangi Kantor Pusat  Bank BRI Mataram. SMS tersebut jelas memintanya untuk sesegara mungkin menggantikan nomor PINnya. SMS itu juga diterima oleh nasabah-nasabah BRI lainnya, yang terindikasi berpeluang menjadi korban skimming.

Sebelum berangkat dinas, ia mendatangi Kantor BRI Mataram. Antreannya di atas nomor seribuan. Waktu mengantrenya sangat lama, dari pagi hari, nomor antreannya dapat dilayani oleh petugas bank, menjelang sore hari.  ‘’Sangat melelahkan, kerjaan saya jadi korban. Mau bagaimana lagi, dari pada kita rugi kemudian,’’ demikian L.  Dita.

Kasus ini patut menjadi perhatian serius perbankan. Agar nasabah dapat menempatkan dananya dengan nyaman. Tanpa ada rasa was-was, dan juga tidak direpotkan dengan waktu yang cukup lama, untuk mengurus ATM yang terindikasi berpeluang menjadi sasaran kejahatan perbankan.  (Uul EfriyantiPrayoba/EkbisNTB)
Share:

Investor Korea Tertarik Investasi Lapangan Golf di Gili Gede

Keindahan alam Pantai Gili Gede Kecamatan Sekotong Lombok Barat
Gili Gede, Sekotong, Lombok Barat benar-benar laris manis. Pulau kecil tersebut menjadi embrio Gili Trawangan kedua, dengan konsep pembangunan kawasan yang sedikit berbeda tentunya. Pemodal asal Korea, sedang membidik destinasi ini untuk membangun infrastruktur sport tourism.  


Gili Gede adalah salah  satu kawasan eksotis pariwisata yang akan menopang pembangunan sektor pariwisata NTB masa depan, selain KEK Mandalika di Lombok Tengah. Gili ini benar-benar akan hidup, apalagi setelah Marina Del Ray menanamkan investasinya untuk membangun pelabuhan khusus yacht pertama di Indonesia. Marina Del Ray telah memulai pembangunannya. Izin-izin dari pemerintah pusat telah dikantongi.

Sekretaris Camat Sekotong, Lalu Pardita Putra Utama, SE kepada Ekbis NTB mengatakan, pemodal asal Korea memiliki keinginan besar untuk menempatkan dananya di Gili Gede untuk pembangunan resort, dan lapangan golf ini. Komunikasi awal sudah mulai digelar, meskipun keinginan itu belum disampaikan secara resmi kepada pemerintah daerah. Sekitar 150 hektar lahan dibutuhkan dan saat ini sedang dilakukan penjajakan. Jika memungkinkan lahan seluas itu tersedia, dananya akan ditanamkan disana.


Dalam sebuah literatur pariwisata, Gili Gede adalah sebuah pulau kecil yang terletak 500 meter di sebelah barat laut Pulau Lombok. Gili Gede merupakan pulau terbesar yang dimiliki kabupaten Lombok Barat yaitu dengan panjang maksimum 4 Km.

“Sudah ada yang turun cek langsung lokasi. Kalau sudah pas, akan dilanjutkan dengan mengurus izin-izinnya. Yang penting terjamin keamanannya,” demikian L. Dita, panggilan akrabnya.

Ditemui media ini di Mataram, Minggu (1/4/2018), Lalu Pardita menegaskan, ada puluhan pemodal yang telah bercokol di Gili Gede. Seluruhnya bergerak di sektor pariwisata, dengan membangun fasilitas penginapan dan tempat tinggal bagi wisatawan. Marina Del Ray menjadi investor terbesarnya.


Terhadap keinginan besar investasi pemodal asal Korea untuk membangun  resort dan lapangan golf, jikapun tak memungkinkan di Gili Gede, tawarannya adalah Sekotong Barat. Dengan lokasi yang pemandangannya menghadap langsung ke Gitanada (Gili Tangkong, Gili Nanggu dan Gili Sudak). Sekotong Barat ini juga tak kalah strategisnya dengan Gili Gede. “Alternatifnya mana-mana sudah nanti, tergantung pilihan hati pemodalnya,” imbuhnya.

Dengan makin banyaknya investasi yang kepincut Gili Gede dan Sekotong pada umumnya, Lalu Pardita mengatakan bahwa SDM lokal harus dipersiapkan. Kegiatan – kegiatan pelatihan bagi masyarakat setempat harus digalakkan. Misalnya, pelatihan untuk persiapan tenaga keamanan (security), pelatihan sekretaris, akunting serta di sektor yang terkait dengan pariwisata lainnya.
“Kalau tidak segera dipersiapkan, SDM kita bisa disalip tenaga luar. Bisa saja perusahaan juga mengalokasikan dana CSR atau PKBLnya untuk mendukung pembangunan SDM berkelanjutan yang ada di Sekotong,” katanya. (Bulkaini/Ekbis NTB)
Share:

Tas Ketak Raisa, Eksistensi Kerajinan Lombok dengan Tren Terkini

Tas Ketak Raisa buatan warga Dusun Peresak Timur Desa Karang Bayan Lingsar Lombok Barat  (dokumentasi Uul)
BERAWAL dari sebuah unggahan artis nasional, Raisa Andriana, mengenakan sebuah tas anyaman ketak  beberapa bulan lalu, pamor tas ketak berbentuk bulat itu naik ke permukaan. Pesanan mulai berdatangan pada para perajin ketak, karena keinginan masyarakat untuk memiliki tas yang sekarang familiar disebut ‘tas Raisa’ itu.

Seperti yang dialami Awidi, perajin ketak sekaligus pemilik UD Nusa Indah di Dusun Peresak Timur, Desa Karang Bayan, Lingsar yang setiap harinya selalu kebanjiran pesanan tas Raisa ini.



Di rumah sekaligus bengkel kerjanya, tampak para pekerja membuat tas ketak ini dengan membagi tugas, mulai menganyam, mengoven, sampai mempercantik tampilan akhir tas sebelum sampai ke tangan konsumen. “Tas Raisa ini memang sekarang sedang jadi tren sejak 2 tahun belakangan. Ini trend yang paling lama, tanpa jeda,” terang Widi, panggilan akrabnya, saat ditemui di rumahnya, Kamis (29/3/2018).

Namun, diakuinya, tren ini semakin menjadi setelah digunakan Raisa dan efeknya meluas kepada masyarakat luas. “Sekarang perajin ketak semuanya sedang kebanjiran pesanan tas ini, mulai perajin di Lombok Tengah dan Lombok Barat,” jelasnya.

Di Lombok Barat sendiri, ada 2 desa yang dikenal sebagai sentra kerajinan ketak yaitu Karang Bayan dan Batu Mekar. Widi yang sudah memulai kerajinan ketak sejak tahun 1995 ini menerangkan jika ketak ini menjadi tulang punggung pencaharian masyarakat kedua desa tersebut, selain hasil bumi. “Total saya memiliki anggota perajin mencapai 341 orang se-Kecamatan Lingsar, yang 15 di antaranya adalah pengepul,” sebut pria 47 tahun ini.
Proses pembuatan tas ketak di Desa Karang Bayan Lingsar Lombok Barat (dokumentasi Uul)
Ketak yang menjadi bahan baku utama pembuatan tas ketak didapat Widi dari berbagai tempat. Mulai dari hasil hutan sekitar desanya, bahkan didatangkan dari Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan berbagai wilayah lainnya di Indonesia. “Dalam sebulan, saya bisa menghabiskan sampai 1.000 ikat ketak yang 1 ikat isinya 100 batang dengan harga Rp 25-50 ribu untuk ketak yang berkualitas terbaik,” akunya.



Kenaikan harga bahan baku, imbuhnya, disebabkan kenaikan pesanan yang berimbas pada harga bahan baku. Proses pembuatan tas ketak sendiri dimulai dengan membagi batang ketak menjadi 6 bagian yang kemudian ditipiskan menggunakan serut agar bisa dianyam.

“Setelah itu, baru kemudian dianyam sesuai ukuran tas yang diinginkan, biasanya ukuran yang paling umum dibuat diameter 20 cm,” papar Widi.

Dalam sehari, perajin bisa membuat 5 buah tas berukuran kecil, sedangkan tas berukuran besar bisa menghabiskan waktu sampai 1 minggu lamanya. “Itu tergantung dari ketekunan perajinnya juga, kalau dia tekun cepat jadinya,” ujarnya.

Untuk produksi tas Raisa, dirinya bisa memproduksi sampai 300 tas/harinya yang setiap harinya selalu diburu oleh para konsumen setianya. Ia menambahkan, ia bisa mengirim sampai 1.000 buah tas Raisa setiap minggunya ke Bali.



Harga untuk tas Raisa ini termasuk terjangkau berkisar Rp 150 – 250 ribu/buah tergantung ukuran tas. “Dalam sehari, alhamdulillah saya bisa jual sampai Rp 15 – 20 juta untuk para reseller yang memang sudah banyak,” kata Widi.

Pasarannya pun diakuinya sudah merambah pasar nasional bahkan luar negeri. “Dulu saat bom Bali, usaha saya sempat mati suri. Saat saya menghidupkan kembali, saya mencoba memasarkan melalui website dan dapat pesanan dari luar negeri yang bisa berlangsung sampai sekarang,” terangnya. Dibantu oleh anaknya, dirinya sekarang sudah memiliki langganan tetap terutama untuk pasar Jepang.


“Di Jepang, kami sudah memiliki pembeli tetap yang dalam setahun bisa pesan sampai 3 kali. Bahkan anak saya berencana untuk berkunjung ke Jepang dalam waktu dekat,” kata Widi.



Secara nasional, ia mengaku sudah banyak memiliki reseller yang tersebar di berbagai daerah yang memang mengambil barang di dirinya. Pembeli dari luar negeri, imbuhnya, lebih menyukai warna-warna kerajinan ketak yang natural sesuai warna aslinya. Tidak seperti pembeli lokal yang menyukai warna-warna cerah yang menarik perhatian. Makanya tas Raisa ini tersedia dalam berbagai warna sesuai pesanan dari konsumen. “Warna itu diperoleh dari proses pewarnaan yang dilakukan dalam tahap akhir,” ujar Widi.

Saat ditanyakan, lebih menguntungkan mana penjualan secara lokal atau ekspor, dirinya mengaku lebih untung yang ekspor. “Perbandingannya memang 75 : 25 untuk pasaran luar negeri, tetapi harga kan lebih tinggi kesana,” jelasnya.

Selain tas ketak, Widi juga memproduksi berbagai kerajinan ketak lainnya, mulai dari tatakan gelas sampai hiasan dekorasi interior rumah. “Harganya mulai dari Rp 5 ribu untuk tatakan gelas itu, sampai Rp 1 jutaan untuk keranjang laundry dan bola dekorasi interior rumah ukuran besar,” terangnya.

Ke depannya, ia berharap usaha ketak ini bisa semakin berkembang terutama saat pariwisata NTB yang sekarang sedang berkembang. “Keinginan terbesar saya memiliki galeri sendiri yang langsung nyambung dengan bengkel kerjanya, agar pengunjung yang datang bisa melihat langsung prosesnya,” tambahnya. (uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)
Share:

Oi Hodo, The Unique Beach at Dompu Regencey

A tourist  enjoying the atmosphere of Oi Hodo Beach at Dompu District. This beach consist of a unique beach in the world
Banyak destinasi wisata yang dimiliki Kabupaten Dompu. Tidak hanya Lakey dan Tambora. Ada pula Pantai Oi Hodo yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Pantai ini berada di  jalan utama lintas Dompu-Calabai di kaki Gunung Tambora. Pantai ini juga masuk dalam paket Tambora Historical Trail yang akan diluncurkan dalam waktu dekat ini.

“Tempatnya bagus, ada mata air juga di sini. Jadinya ini sangat unik, karena ada mata air dekat pantai,” kata warga Dompu Muhaemin, Senin (22/3).

Tempat wisata Oi Hodo dapat ditempuh selama tiga jam dari Kota Bima menggunakan kendaraan bermotor dan dari Kabupaten Dompu hanya satu jam dengan melintasi akses jalan yang baik. Keunikan pantai ini yaitu terdapat mata air tawar yang ada di dekatnya.

Pantai Oi Hodo juga menjadi salah satu tempat persinggahan bagi setiap orang yang akan ke Gunung Tambora. Sehingga tidak heran jika pantai ini sudah dikenal, terutama di kalangan pendaki. Meski demikian, banyak pula wisatawan lokal yang berkunjung ke pantai ini. Hanya saja belum ada fasilitas pendukung yang menunjang kenyamanan wisatawan.

Ia mengatakan, selama ini wisatawan lokal sudah banyak yang berkunjung. Pemda setempat belum mengelola pantai ini sebagai destinasi wisata yang dapat diandalkan. Padahal lokasinya yang berdekatan dengan Gunung Tambora bisa saja menjadi nilai jual.

“Kalau memang mau dibuatkan paket wisata saya pikir ini sangat bagus. Masyarakat juga harus mempersiapkan diri dengan baik. Karena kalau sudah ada paket wisata, pasti banyak wisatawan yang akan datang,” ujarnya.

Pantai ini memiliki pasir berwarna hitam dengan area yang luas dan panjang. Lokasinya juga sangat pas untuk mengambil gambar atau melakukan swafoto. Beragam aktivitas dapat dilakukan di pantai ini. Termasuk berenang hingga memancing. Banyak wisatawan yang membawa kail dari rumah untuk bisa menikmati sensasi memancing di pantai ini.

Pantai ini terletak di Desa Oi Hodo, Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu. Wisatawan juga akan menjumpai banyak kerbau di sekitar pantai. Karena pemiliknya kadang melewati pantai itu untuk kembali ke rumahnya. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Tuesday 27 March 2018

TGH. Fauzan Zakaria Pimpin BPPD NTB

Ketua BPPD NTB periode 2018-2022 TGH. Fauzan Zakaria
Sudah ada penentuan ketua dan anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB. TGH Fauzan Zakaria terpilih sebagai ketua, M. Nur Haedin sebagai wakil ketua dan JN Wirajagat sebagai Sekretaris. Ini diharapkan dapat memaksimalkan tugas dan peran BPPD sebagai badan yang bertugas untuk memperkenalkan potensi pariwisata NTB.

“Berdasarkan musyawarah bersama, terpilihlah ketua, wakil ketua dan sekretaris. Sementara yang lainnya menjadi anggota. Kita harapkan ini bisa membawa pariwisata NTB menjadi lebih baik di masa mendatang,” kata Fauzan di Mataram, Minggu (25/3/2018).

Ini merupakan kepengurusan untuk periode 2018-2022. Diharapkan pengurus baru BPPD ini dapat memaksimalkan semua potensi pariwisata yang ada. Selain itu juga diharapkan mampu menggali potensi pariwisata baru. Sehingga wisatawan bisa memiliki lebih banyak pilihan untuk dikunjungi.

“Pada saat musyawarah, tidak ada satupun yang menolak hasil musyawarah ini. Sehingga disepakati ketua dan anggotanya. Kami berharap pariwisata NTB bisa semakin dikenal. Apalagi NTB ini sudah bukan lagi persinggahan, tetapi destinasi wisata utama,” ujarnya.

Ia mengatakan beberapa program yang akan dijalankan diantaranya merawat pasar-pasar potensial dan menggali potensi pasar wisata baru. Salah satu potensi pasar wisata yang dianggap mampu menyumbang angka kunjungan adalah Arab Saudi.

“Pasar wisata yang sudah terbentuk ini harus kita jaga, seperti Malaysia, Cina, Eropa. Selain itu, kita juga perlu untuk menggali potensi-potensi pasar baru, seperti negara-negara Timur Tengah ini. salah satunya Arab Saudi,” ujarnya.

Promosi pariwisata harus dilakukan secara berkelanjutan. Sebab wisatawan harus terus diberikan informasi tentang pariwisata yang dimiliki NTB. Sehingga wisatawan bisa semakin terbiasa dengan menjadikan NTB sebagai destinasi berliburnya.

“Kita petakan lagi pariwisata yang kita punya. Contohnya Sembalun dan beberapa destinasi wisata lainnya. Ini sudah punya nama, sekarang tinggal bagaimana kita melakukan promosi dan meyakinkan wisatawan untuk datang berkunjung,” ujarnya.

Ia berharap dengan kepengurusan BPPD NTB yang baru dapat semakin memajukan kepariwisataan NTB. Promosi dapat dilakukan secara berkelanjutan dan wisatawan banyak yang datang. Ia berharap target kunjungan wisatawan tahun 2018 ini dapat tercapai. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Wings Air Buka Rute Lombok - Semarang

Maskapai penerbangan Wings Air saat peresmian penerbangan perdana LIA-Semarang, Minggu (25/3/2018) malam.

Satu demi satu rute penerbangan baru dibuka di Lombok International Airport (LIA). Terakhir, rute Lombok-Semarang yang dibuka. Ditandai dengan penerbangan perdana rute tersebut, Minggu (25/3/2018). Itu artinya, awal tahun ini sudah ada tiga rute penerbangan baru yang dibuka di LIA.

“Sebelumnya (penambahan) rute Lombok - Kuala Lumpur, Malaysia oleh maskapai Air Asia. Kemudian rute  Lombok-Bima oleh Nam Air dan sekarang rute Lombok-Semarang,” ungkap General Manager PT. AP I LIA, I Gusti Ngurah Ardita, Senin (26/3/2018). Rute tersebut akan dilayani oleh maskapai Wings Air setiap hari. 

Dengan pembukaan rute Lombok-Semarang tersebut, lanjut Ardita, maka semua kota-kota besar di Pulau Jawa sudah terkoneksi langsung dari Lombok. Dengan adanya penerbangan langsung dari dan menuju kota-kota besar tersebut, konektivitas antara Pulau Jawa dengan Pulau Lombok sekarang sudah semakin kuat.

Pesawat Wings Air (Airline Inform)
Masyarakat kini punya banyak pilihan penerbangan dari maupun menuju kota-kota besar di pulau Jawa. Sehingga mobilitas masyarakat sekarang jauh lebih mudah dan cepat. Namun ia memastikan, bahwa pembukaan rute Lombok-Semarang tersebut bukanlah yang terakhir. Masih akan ada rute-rute baru serta maskapai baru juga yang akan masuk di LIA.

Rute Lombok-Semarang sendir termasuk rute yang potensial. Penumpang di rute tersebut tergolong tinggi. Dan, masih akan potensi untuk terus bertambah. “Sementara untuk rute ini, pihak maskapai menggunakan pesawat ATR dengan penerbangan setiap hari,” pungkasnya.

Data yang diperoleh Suara NTB menyebutkan, saat  ini di LIA total sudah ada 12 rute penerbangan domestik yang tersedia. Dengan tujuan kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Bali, Sumbawa, Bima, Benete, Makassar, Banjarmasin dan terakhir Semarang.

Sementara untuk penerbangan internasional, baru ada dua rute, yakni Lombok-Kuala Lumpur serta Lombok-Singapura. “Khusus untuk rute Lombok-Kuala Lumpur, bahkan sekarang ada empat penerbangan dalam sehari,” timpal Ardita. (Munakir/Suara NTB)
Share:

Monday 26 March 2018

Tari Gegeruk Tandak, Tarian Tradisional Lombok Utara yang Harus Dilestarikan


 
Tarian Gegeruk Tandak yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara.
Salah satu tarian yang belakangan semakin jarang dipertontonkan adalah Gegeruk Tandak. Tarian ini merupakan kesenian tradisional asal Kabupaten Lombok Utara. Ini dianggap perlu dilestarikan sebab menjadi salah satu warisan budaya asal NTB.

Pada tahun 2016 lalu, pemerintah telah menetapkan puluhan warisan budaya tak benda dari berbagai daerah. Tarian Gegeruk Tandak yang merupakan warisan budaya masyarakat Lombok menjadi salah satunya.
“Sekarang memang jarang ada yang mau menarikan tarian tradisional. Namun demikian kita tetap berusaha untuk mengajarkan kepada anak-anak kita akan pentingnya melestarikan budaya leluhur kita,” kata penari asal Lombok Utara Ismail, di Mataram, Selasa (20/3/2018).

Gegeruk tandak merupakan yaitu tarian kesenian tradisional yang diperkirakan ada sejak abad 16 silam. Konon, tarian ini dilakukan oleh masyarakat adat Bayan Beleq untuk mengusir binatang yang akan menggangu tanaman para petani. Pada zaman dulu salah satu penghulu alim (tokoh agama) dapat menyamar menjadi salah satu binatang yang menyerupai Mayung Puteq (menjangan putih). Setelah penyamaran dilakukan Mayung Puteq tersebut mengumpulkan semua binatang buas yang akan merusak tanaman masyarakat.

Setelah itu, dilakukan begundem (musyawarah) yang diiringi dengan melakukan sebuah tarian (gegeruk). Berkat kesaktian yang dimiliki penghulu alim yang sedang melakukan penyamaran, semua binatang buas dapat dipengaruhi. Sehingga niat untuk merusak tanaman atau mengganggu manusia pun hilang.

Gegeruk Tandak ini biasa dilakukan pada acara atau ritual adat tertentu seperti, begawe beleq, begawe Alif, memayas dan nyunatang (khitanan). Bisa pula dilakukan pada saat bercocok tanam pare oma atau pare rau (padi bulu) yang dilakukan pada proses penanaman dan diperagakan dengan berbalas pantun.

“Ini adalah warisan budaya kita yang harus kita jaga. Jangan sampai perkembangan zaman ini membuat kita menjadi lupa tentang kewajiban kita melestarikan budaya yang sudah diwariskan turun temurun,” ujarnya.

Kesenian tradisional Gegeruk Tandak dimainkan oleh 13 orang yang menari membentuk formasi barisan memanjang atau lingkaran. Dimana semuanya menari dan melawas atau menembang, hingga saling berbalas pantun. Mereka tidak menggunakan alat musik pengiring. Musik pengiring hanya bunyi-bunyian yang ke luar dari bibir masing-masing. Tarian tersebut merupakan suatu gabungan ekspresi seni sastra, seni suara dan seni tari yang merupakan hasil olah pikir dan rasa. Dalam kesenian tersebut, satu orang berperan sebagai oncek yaitu orang yang dipercaya sebagai penyamaran penghulu alim yang berwujud sebagai mayung puteq. Sedangkan 12 orang penari lainnya hanya berperan sebagai penari pengiring semata. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive