Be Your Inspiration

Monday 2 April 2018

Ketika Kejahatan Skimming Hantui Nasabah Bank di NTB

ATM BRI yang tidak bisa dipergunakan, karena sedang dalam perbaikan.
Kasus pembobolan dana milik nasabah bank atau skimming menjadi momok yang menakutkan. Kejahatan tersebut yang belakangan ini kerap terjadi, membuat nasabah khawatir melakukan transaksi di Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Kejahatan skimming pertama kali terungkap menimpa nasabah Bank BRI pada tahun 2016 silam. Kasus pertama itu, membuat masyarakat khususnya nasabah bank mulai meragukan keamanan bertransaksi melalui ATM.  Peristiwa serupa kembali terulang Maret 2018. Tak sedikit warga, khususnya nasabah Bank BRI di beberapa daerah di Indonesia mengalami hal yang sama. Tiba-tiba tanpa melakukan transaksi, dana mereka yang disimpan di bank hilang. Kasus skimming kembali terulang.

Setelah polisi memastikan bahwa kasus yang terjadi Maret 2018 lalu adalah kejahatan skimming, pihak perbankan pun bergerak cepat. Pihak perbankan, khususnya Bank BRI langsung mengirim SMS ke pada ribuan nasabahnya untuk mengganti pin ATM. Nasabah yang sangat tergantung pada transaksi di ATM pun ramai-ramai mendatangi Kantor Bank BRI untuk mengganti nomor pin.  

Seperti yang terlihat di Kantor Bank BRI Mataram, Kamis (29/3/2018). Ribuan nasabah rela antre hingga berjam-jam. Selain mengganti nomor pin, mereka juga menunggu penjelasan dari pihak bank mengenai nasib rekening mereka yang tiba-tiba terblokir sejak beberapa hari terakhir.

Lukman, salah seorang nasabah Bank BRI yang ditemui Ekbis NTB, mengaku, dirinya sebelumnya tidak mendapatkan pemberitahuan dari pihak bank akan pemblokiran rekeningnya. ‘’Tiba-tiba saja diblokir. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya,’’ terangnya.

Pemakaian semua kartu yang dimilikinya otomatis tidak bisa digunakan untuk bertransaksi. ‘’Makanya saya datang ke sini untuk minta penjelasan terkait hal ini,” imbuhnya.

Ia mengaku rekeningnya tidak bisa digunakan sejak beberapa waktu lalu. ‘’Katanya pemblokiran itu untuk menghindari skimming. Karena itu, saya datang ke sini sekarang untuk mengganti nomor PIN,’’ kata Lukman.

Ia mengaku proses penggantian nomor PIN memakan waktu cukup lama. Karena banyaknya nasabah yang juga melakukan hal sama. Namun, karena merasa penggunaan ATM sangat penting dan berharap jaminan uang yang disimpan di bank tetap aman, Lukman tidak mempermasalakan lamanya antre.
Antrean nasabah Bank BRI yang akan mengganti nomor PIN di BRI Cabang Mataram, Kamis (28/3/2018)
Hal senada juga diungkapkan nasabah lainnya, Asiah. Ia mengaku datang ke Kantor Bank BRI untuk meminta keterangan terkait rekeningnya yang diblokir. ‘’Kata pihak bank, ATM saya diblokir untuk antisipasi biar saldo tetap aman,’’ jelasnya.

Pemblokiran dilakukan oleh pihak Bank BRI langsung kepada nasabah yang terindikasi rawan terkena skimming kartu ATM. Pihak bank juga menyarankan Aisah agar mengganti nomor pin sehingga ATM nya bisa digunakan kembali. ‘’Katanya untuk antisipasi skimming itu,’’ kata Asiah.

Muliadin, nasabah lainnya mengaku ATM-nya mulai diblokir sejak tanggal 24 Maret 2018. Muliadin baru menyadari, ATM-nya diblokir setelah mengecek ATM-nya. ‘’Makanya saya datang ke sini, ngantre dari pagi,’’ ujarnya.

Sebelumnya, Muliadin mendapatkan pemberitahuan dari pihak bank akan pemblokiran nomor itu melalui pesan singkat. Alasannya, untuk menghindari kasus skimming yang sedang merebak. ‘’Saya pribadi tidak merasa terganggu dengan adanya pemblokiran rekening ini,’’ kata Muliadin.

Ia memang sengaja mendatangi kantor pusat Bank BRI di Jalan Pejanggik, Mataram. Ia berharap ke depannya keamanan terhadap dana nasabah yang tersimpan di bank bisa ditingkatkan. Sehingga kepercayaan masyarakat pada perbankan bisa lebih baik. ‘’Sebenarnya bukan dari Bank BRI saja, tetapi juga dari bank-bank lainnya,’’ imbuhnya.

Kondisi serupa juga dialami L. Dita. Ia adalah salah seorang nasabah yang mendapat kabar via SMS untuk mendatangi Kantor Pusat  Bank BRI Mataram. SMS tersebut jelas memintanya untuk sesegara mungkin menggantikan nomor PINnya. SMS itu juga diterima oleh nasabah-nasabah BRI lainnya, yang terindikasi berpeluang menjadi korban skimming.

Sebelum berangkat dinas, ia mendatangi Kantor BRI Mataram. Antreannya di atas nomor seribuan. Waktu mengantrenya sangat lama, dari pagi hari, nomor antreannya dapat dilayani oleh petugas bank, menjelang sore hari.  ‘’Sangat melelahkan, kerjaan saya jadi korban. Mau bagaimana lagi, dari pada kita rugi kemudian,’’ demikian L.  Dita.

Kasus ini patut menjadi perhatian serius perbankan. Agar nasabah dapat menempatkan dananya dengan nyaman. Tanpa ada rasa was-was, dan juga tidak direpotkan dengan waktu yang cukup lama, untuk mengurus ATM yang terindikasi berpeluang menjadi sasaran kejahatan perbankan.  (Uul EfriyantiPrayoba/EkbisNTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive